Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

TN. S DENGAN HIPERTENSI PADA TN. T


JALAN PULAU ENGGANO NO 34 BR/LINK. BEGAWAN
KELURAHAN PEDUNGAN DENPASAR SELATAN

OLEH:
NI PUTU DIAH PRADNYA PARAMITHA
2214901093

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2022
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
TN. S DENGAN HIPERTENSI PADA TN. T
JALAN PULAU ENGGANO NO 34 BR/LINK. BEGAWAN
KELURAHAN PEDUNGAN DENPASAR SELATAN

A. Pengkajian
Pengumpulan data dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Oktober 2022 pukul 16.00
WITA. Data diperoleh dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik
dan dokumentasi.
a. Data umum
1) Kepala Keluarga
a) Nama : Tn. S
b) Umur : 45 Tahun
c) Jenis kelamin : Laki-Laki
d) Pendidikan : Tamat SD/Sederajat
e) Pekerjaan : Buruh Harian Lepas
f) Agama : Hindu
g) Suku/Bangsa : Indonesia
h) Alamat : Jalan Pulau Enggano No.34
Br/Link. Begawan, Kel. Pedungan
Denpasar Selatan
i) Tanggal pengkajian : 12 Oktober 2022
2) Komposisi Keluarga
Tabel 1
Komposisi Keluarga Tn. S
No Nama L/P Umu Hub. dg Pendidikan Pekerjaan Imunisasi Kondisi Ket
r (th) KK

1. Tn. S L 45 KK SD Buruh Lengkap Sehat


Harian Lepas

2. Ny. S P 43 Istri SD IRT Lengkap Sehat

3. An. M P 26 Anak SLTA Pelajar Lengkap Sehat


4 Tn. T L 87 Orang Tidak Tidak Lengkap Sakit
Tua Sekolah bekerja

5 Ny. R P 85 Orang SD IRT Lengkap Sehat


Tua

3). Genogram

Gambar 1 : Genogram Keluarga Tn. S dengan Hipertensi pada Tn. T


Keterangan:
: Laki-Laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal dalam satu rumah
Penjelasan :
Tn. T adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Tn. T sebelumnya
bekerja sebagai peternak dan istri Tn. T tidak bekerja hanya mengurus
rumah tangga. Tn. T memiliki empat orang anak, dua orang anak
perempuan dan dua orang anak laki-laki. Anak perempuan pertama
klien sudah meninggal, anak kedua Tn. T tidak menikah, anak ketiga
sudah menikah dan sudah tidak tanggal bersama Tn. T, dan anak ke-
empat klien sudah menikah dan memiliki empat anak perempuan. Tn. T
memiliki empat cucu perempuan. Tn. T tanggal dalam satu pekarangan
rumah dengan istri, anak ke-empat dan cucu perempuan. Tn. T saat ini
sedang mengalami sakit hipertensi.
4) Tipe Keluarga
Keluarga Tn. T dalah keluarga dengan tipe keluarga inti (Nuclear
family) yaitu dalam keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak yang
diperoleh dari keturunannya.
5) Latar Belakang Budaya (Etnis)
Latar belakang budaya keluarga Tn. T adalah berlatar belakang budaya
Bali, dalam kehidupan sehari-hari menggunakan bahasa daerah Bali dan
Bahasa Indonesia dalam berinteraksi dengan anggota keluarga maupun
masyarakat. Keluarga Tn. T tinggal di lingkungan yang homogen.
6) Agama
Keluarga Ny. P beragama Hindu, biasanya mereka sembahyang setiap
hari dirumah dan pada hari-hari tertentu seperti purnama, tilem, dan hari
raya hindu lainnya mereka sembahyang di tempat suci (Pura).
7) Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn. T saat ini sudah tidak bekerja, namun sebelumnya bekerja sebagai
peternak, sedangkan istrinya Ny. R hanya sebagai ibu rumah tangga.
Tn. S dan Ny. P mengatakan kebutuhan ekonominya dibantu oleh
anaknya yang tinggal bersama, penghasilan anaknya cukup untuk
memenuhi kebutuhannya.
Tabel 2
Rata-Rata Pendapatan dan Pengeluaran Keluarga Tn. S
No Nama Pekerjaan Pendapatan Pengeluaran Keterangan

1 Tn. S Buruh Rp. Pengeluaran Pembayara


harian selama 1 bulan n
yaitu air, turunan
Rp. banjar,
listrik,
biaya
sekolah
anak,
makanan
dan
kebutuhan
sehari-hari.
2 Ny. S IRT - - -
3 An. M Pelajar - - -

4 Tn. T Tidak - - -
bekerja

5 Ny. R IRT - - -

Total Rp. Rp.

Penjelasan:
Pendapatan keluarga Tn. S didapatkan dari pendapatan kerja Tn. S.
Pendapatan dalam satu bulan keluarga Tn. S yaitu Rp. tidak tetap.
Untuk total pengeluaran keluarga Tn. P dalam satu bulan yaitu Rp. dan
pengeluaran ini bisa berubah tiap bulan (tidak tetap). Jika ada
pendapatan yang bersisa maka sisa pendapatan tersebut akan ditabung
oleh keluarga Tn. S.
8) Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn. T tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk berekreasi,
tetapi apabila ada waktu luang dan acara keluarga besar bersama cucu
maka Tn. T sekeluarga akan berekreasi ke pantai. Selain itu, biasanya
hanya berkumpul di rumah sambil bercerita.
b. Tahap dan Riwayat Perkembangan Keluarga
1) Tahap perkembangan saat ini
Keluarga Tn. T saat ini dalam tahap VIII. Tahap terakhir perkembangan
keluarga ini adalah dimulai pada saat pensiunan salah satu atau kedua
pasangan, berlanjut sampai kehilangan salah satu pasangan, dan
berakhir dengan kematian pasangan yang lain. Tugas perkembangan
keluarga pada tahap terakhir ini adalah mempertahankan penataan
kehidupan yang memuaskan dan kembali kerumah setelah individu
pensiun/berhenti bekerja dapat menjadi problematik. Tahap
perkembangan keluarga Tn. T tidak ada yang belum terpenuhi.
2) Riwayat keluarga sebelumnya
a) Tn. S sebagai kepala keluarga jarang sekali sakit, tidak mempunyai
masalah kesehatan yang serius, tidak ada masalah istirahat, makan
maupun kebutuhan dasar yang lain, mempunyai keturunan
hipertensi. Merokok.
b) Ny. S sebagai istri jarang sekali sakit, tidak mempunyai masalah
kesehatan yang serius, tidak ada masalah istirahat, makan maupun
kebutuhan dasar yang lain, tidak mempunyai keturunan hipertensi.
Tidak merokok.
c) An. M jarang sakit tidak mempunyai masalah kesehatan
d) Tn. T memiliki riwayat penyakit hipertensi lebih dari 5 tahun yang
lalu, belum pernah cek kesehatan ke pelayanan kesehatan, tidak
minum obat, hanya saja selalu dibuatkan jus seledri oleh cucunya
jika klien mengeluh sakit kepala. Tn. T terkadang mempunyai
masalah dengan istirahat biasanya sulit tidur di malam hari, Tn. T
untuk kebutuhan sehari-hari dibantu oleh istri, anak atau cucu yang
tanggal bersama. Hipertensi menurun dari keluarganya selain itu
dulu saat Tn. T masih bisa beraktivitas/produktif Tn. T memiliki
kebiasaan merokok sebagai gaya hidupnya.
e) Ny. R jarang sekali sakit, tidak mempunyai masalah kesehatan yang
serius, tidak ada masalah istirahat, makan maupun kebutuhan dasar
yang lain, tidak mempunyai keturunan hipertensi. Tidak merokok.
c. Data Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati keluarga Tn. T adalah rumah warisan keluarga
dengan luas rumah ± 2 are. Denah rumah bagian depan terdapat kamar
Tn. T di bagian selatan sebelah kanan dan tugu karang diselatan sebelah
kiri. Tiga kamar tidur di bagian tengah dan didepannya terdapat kamar
tamu. Sedangkan denah di bagian utara sebelah timur terdapat merajan
dan didepannya terdapat bale dangin. Dapur, toilet dan Gudang berada
disebelah barat. Rumah terdiri atas satu lantai dan menggunakan
keramik dalam keadaan bersih. Halaman rumah sudah di semen.
Penataan peralatan rumah tangga tertata rapi. Memiliki sirkulasi udara
yang baik, memiliki sistem sanitasi yang baik, dan memiliki sistem
penerangan ruang yang baik.
Gambar 2. Denah Rumah Keluarga Tn. S

1 2 7
3
6
8
4 5 9
10

8
Keterangan :
Pintu Masuk : 10 Teras depan :3 Merajan :7
Kamar :1 Seka nem :5 Bale dangin :8
Kamar :2 Dapur :4 Toilet :9
Tugu Karang : 6

2) Karakteristik lingkungn dan komunitas


Dari segi geografis, rumah keluarga Tn. S terletak di lingkungan yang
ramai. Lingkungan rumah cukup padat penduduk dan mayoritas
penduduknya bersuku Bali. Sarana atau pelayanan kesehatan yang
berada didekat lingkungan rumah keluarga Tn. S yaitu Puskesmas
Pembantu, praktek dokter dan bidan swasta. Kehidupan antar keluarga
terjalin baik dan saling mengunjungi.

3) Mobilitas geografi keluarga


Tn. T mengatakan tinggal di tempatnya sekarang di Jalan Pulau
Enggano, no. 34 Br/Link. Begawan, Kelurahan Pedungan, Denpsar
Selatan, sudah sejak Tn. T menikah. Keluarga Tn. T merupakan orang
asli dari wilayah tersebut.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn.T mengatakan keluarganya selalu ikut serta dalam semua kegiatan
yang ada di Banjar yaitu suka duka, keagamaan dan kegiatan lain.
Interaksi keluarga dengan masyarakat disekitarnya cukup baik.
5) Sistem pendukung atau jaringan sosial keluarga
Disaat keluarga mendapat kesusahan, banyak mendapat bantuan dan
dukungan dari kerabat dekat dan tetangga.
d. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi
Anggota keluarga menggunakan bahasa Bali dan bahasa Indonesia
dalam berkomunikasi sehari-harinya. Keluarga mendapatkan informasi
kesehatan dari petugas kesehatan dan telivisi. Selain itu komunikasi
antara anggota keluarga dan tetangga sekitar lingkungan cukup baik,
begitu juga kepada petugas kesehatan saat dikunjungi baik, terbukti
sikap keluarga yang kooperatif.
2) Struktur Kekuasaan
Keluarga Tn. S adalah anggota keluarga yang saling menghargai satu
sama lain, saling membantu serta saling mendukung. Tn. S merupakan
kepala keluarga dan apabila terdapat masalah dalam kelurga maka Tn.
S sebagai pengambil keputusan.
3) Struktur Peran
Tn. S saat ini adalah sebagai kepala keluarga dan bekerja sebagai buruh
harian. Ny. R tidak bekerja hanya mengurus rumah tangga untuk
membantu mengurus kebutuhan sehari-hari keluarga.

4) Nilai dan Norma Keluarga


Keluarga mengatakan nilai-nilai yang diterapkan dala keluarga
mengutamakan musyawarah mufakat dengan tidak mengesampingkan
adat dan budaya serta selalu menghormati orang yang lebih tua.
e. Fungsi Keluarga
1) Fugsi Afektif
Keluarga mengatakan saling menghormati, menyayangi dan selalu
menjaga kehormatan dalam keluarga serta mempertahankan nilai-nilai
yang ada, mendukung bil ada yang sakit langsung dibawa ke petugas
kesehatan atau rumah sakit.
2) Fungsi Sosialisasi
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam
keluarga baik dan selalu mentaati norma yang baik.
3) Fungsi Perawatan Kesehatan
a) Keyakinan, nilai dan perilaku keluarga
Keluarga mengatakan sehat adalah keadaan dimana tubuh tidak ada
yang terganggu dan sakit adalah keadaan dimana ada salah satu
anggota tubuh yang terganggu atau terasa sakit. Tn. S mengatakan
tidak mengetahui lebih jelas tentang penyakit hipertensi yang
diderita oleh ayahnya yaitu Tn. T dan tentang cara perawatannya.
b) Definisi keluarga tentang sehat dan sakit
Keluarga mengatakan sehat adalah biasa melakukan aktivitas
dengan baik dan sakit adalah tidak bisa melakukan sesuatu atau
beraktivitas. Tn. S dan Tn. T dan keluarga belum mengetahui lebih
jelas tentang penyakit hipertensi yang diderita oleh ayahnya yaitu
Tn. T dan tentang cara perawatannya.
c) Status kesehatan dan kerentanan sakit yang dirasakan oleh keluarga
Keluarga Tn. T mengatakan status keluarga dalam keadaan sehat
kecuali Tn. T yang menderita penyakit hipertensi sejak lebih dari 5
tahun yang lalu. Tn. T mengatakan bahwa tidak pernah minum obat
hipertensi. Tn. T juga kadang-kadang sering merasakan pusing atau
sakit kepala dan kaki tangannya sering kesemutan. Tn. S
mengatakan kesulitan untuk menjalankan perawatan kepada Tn. T
akibat tidak memahami penanganan penyakit hipertensi secara
tepat.
d) Praktek diet keluarga
Dalam keluarga Tn. T tidak ada pembatasan atau pantangan
terhadap suatu makanan. Tn. T yang mengalami hipertensi juga
tidak melakukan diet hipertensi dan biasanya sering makan-
makanan yang asin seperti ikan asin.
e) Kebiasaan tidur dan istirahat
Tn. T mengatakan kadang-kadang mengalami gangguan tidur,
terbangun pada malam hari. Tn. S mengatakan keluarganya biasa
tidur mulai pukul 21.00 – 05.00 WITA. Serta tidur siang ± 1
jam/hari. Tn. T mengatakan tidurnya kadang terganggu akibat
gelisah, sering terbangun untuk BAK + 2 kali setiap malam.
f) Latihan dan rekreasi
Ny. P mengatakan tidak rutin untuk rekreasi, apabila ada waktu
luang maka keluarga akan pergi ke pantai. Ny. P mengatakan biasa
berkumpul dengan keluarga di ruang keluarga untuk menonton
televisi dan saling mengobrol bersama.
g) Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga
Keluarga Tn. S tidak ada yang mengkonsumsi jamu atau obat-
obatan kecuali Tn. T yang mengkonsumsi jus seledri untuk
kondisinya yang memiliki penyakit hipertensi.
h) Perawatan diri
Masing-masing anggota keluarganya mampu merawat diri dengan
baik, mandi 2 x sehari, gosok gigi pagi dan malam, keramas 2 hari
sekali dan mengganti pakaian setiap hari begitu pula saat makan
tetap mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
i) Praktek lingkungan
Dalam keluarga Tn. T tidak ditemukan pencemaran lingkungan
seperti udara, air dan tanah.
j) Pemeriksaan kesehatan secara teratur
Tn. S mengatakan keluarganya tidak mengecek kesehatannya secara
teratur. Namun jika ada anggota keluarganya yang sakit akan
diperiksakan ke Puskesmas atau ke dokter swasta yang dekat
dengan rumah. Tn. T mengatakan sudah tidak pernah diajak kontrol
oleh keluarga karena sibuk bekerja dan situasi pandemi covid-19
yang mengharuskan keluarganya untuk meminimalisir aktivitas
keluar rumah/berpergian.
k) Kesehatan gigi
Keluarga mengatakan pada keluarganya tidak memiliki gangguan
pada gigi seperti sakit gigi dan mengatakan gosok gigi pada pagi
dan malam.
l) Riwayat kesehatan keluarga
Tn. S mengatakan di keluarganya hanya ayahnya saja yaitu Tn. T
yang memiliki penyakit Hipertensi.
m) Pelayanan perawatan kesehatan yang diterima
Tn. S mengatakan ayahnya Tn. T menggunakan pelayanan
kesehatan melalui asuransi kesehatan yang didapatkan dari tempat
pemerintah yaitu di Puskesmas IV Denpasar Selatan. Apabila ada
keluhan dari Tn. T, keluarga hanya lebih sering mengantar ke
praktik dokter terdekat.
n) Perasaan atau persepsi terhadap pelayanan kesehatan
Tn. T mengatakan selama berobat ke pelayanan kesehatan
mendapatkan pelayanan yang optimal dari petugas.
o) Sumber pembiayaan pelayanan kesehatan
Tn. S mengatakan biaya pengobatan untuk ayahnya Tn. T diambil
dari penghasilannya dan menggunakan asuransi kesehatan yang
didapatkan dari pemerintah yaitu Puskesmas.
p) Logistik untuk mendapatkan perawatan
Keluarga Tn. T mengatakan jarak dari rumah ke dokter swasta ± 1
km dan jarak ke Puskesmas I Denpasar Timur ± 2 km di tempuh
dengan menggunakan sepeda motor.
f. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Tn. S Ny. P An. A An. G

Bentuk tubuh Bentuk tubuh Bentuk tubuh Bentuk tubuh


tegak, bangun tegak, bangun tegak, bangun tegak, bangun
Keadaan tubuh sedang, tubuh sedang, tubuh sedang, tubuh sedang,
Umum kesadaran kesadaran kesadaran kesadaran
Compos Compos Compos Compos
Mentis (CM). Mentis (CM). Mentis (CM). Mentis (CM).
TD : 120/80 TD : 150/80 TD : 110/70 TD: 110/60
mmHg mmHg mmHg N : 86 x/mnt
Gejala
N : 78 x/mnt N : 84 x/mnt N : 82 x/mnt Suhu : 36o C
Kardinal
Suhu : 36o C Suhu : 36,7o C Suhu : 36o C RR : 20 x/mnt
RR : 20 x/mnt RR : 20 x/mnt RR : 18 x/mnt
BB/TB BB= 60 kg BB= 50 kg BB= 48 kg BB= 58 kg
TB= 165 cm TB= 158 cm TB= 155 cm TB= 160 cm
(Kondisi (Kondisi (Kondisi (Kondisi
Normal) Normal) Normal) Normal)

Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk


kepala kepala kepala kepala
normosephali, normosephali, normosephali, normosephali,
rambut hitam rambut hitam rambut hitam rambut hitam
sedikit sedikit sedikit sedikit
Kepala beruban, beruban, beruban, beruban,
bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak
rontok, tidak rontok, tidak rontok, tidak rontok, tidak
ada benjolan, ada benjolan, ada benjolan, ada benjolan,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
Mata simetris, Mata simetris, Mata simetris, Mata simetris,
lensa mata lensa mata lensa mata lensa mata
jernih, jernih, jernih, jernih,
Mata konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva
tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis,
sklera tidak sklera tidak sklera tidak sklera tidak
ikterus, ikterus, ikterus, ikterus,

Keadaan Keadaan Keadaan Keadaan


hidung bersih, hidung bersih, hidung bersih, hidung bersih,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
Hidung
secret, secret, secret, secret,
penciuman penciuman penciuman penciuman
baik baik baik baik

Bibir simetris, Bibir simetris, Bibir simetris, Bibir simetris,


mukosa bibir mukosa bibir mukosa bibir mukosa bibir
lembab, lidah lembab, lidah lembab, lidah lembab, lidah
Mulut
bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak
ada gusi ada gusi ada gusi ada gusi
berdarah, berdarah, berdarah, berdarah,
Telinga Telinga Telinga Telinga
simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak
ada ada ada ada
Telinga pengeluaran pengeluaran pengeluaran pengeluaran
cairan, cairan, cairan, cairan,
pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran
baik baik baik baik

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada


pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
vena vena vena vena
jungularis, jungularis, jungularis, jungularis,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
Leher
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid, kelenjar tiroid, kelenjar tiroid, kelenjar tiroid,
reflek menelan reflek menelan reflek menelan reflek menelan
baik, tidk ada baik, tidk ada baik, tidak ada baik, tidk ada
luka luka luka luka

Dada simetris, Dada simetris, Dada simetris, Dada simetris,


tidak ada luka, tidak ada luka, tidak ada luka, tidak ada luka,
tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri
tekan tekan tekan tekan
Paru: Paru: Paru: Paru:
Thorax Vesikuler, Vesikuler, Vesikuler, Vesikuler,
sonor sonor sonor sonor
Jantung : Jantung : Jantung : Jantung :
S1S2 tunggal S1S2 tunggal S1S2 tunggal S1S2 tunggal
reguler, reguler, reguler, reguler,
dullness dullness dullness dullness
Abdomen Abdomen Abdomen Abdomen
simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak
ada luka, tidak ada luka, tidak ada luka, tidak ada luka, tidak
ada nyeri ada nyeri ada nyeri ada nyeri
Abdomen tekan, bising tekan, bising tekan, bising tekan, bising
usus = usus = usus = usus =
20x/mnt 22x/mnt 19x/mnt 20x/mnt
perkusi suara perkusi suara perkusi suara perkusi suara
tymphani tymphani tymphani tymphani

Tidak ada luka, Tidak ada luka, Tidak ada luka, Tidak ada luka,
kulit lembab, kulit lembab, kulit lembab, kulit lembab,
tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri
Ekstremitas tekan tekan tekan tekan
555 555 555 555 555 555 555 555
555 555 555 555 555 555 555 555
Genetalia
Tidak Terkaji Tidak Terkaji Tidak Terkaji Tidak Terkaji
dan Anus

Anus Tidak Terkaji Tidak Terkaji Tidak Terkaji Tidak Terkaji

g. Koping Keluarga
1) Stresor jangka pendek dan panjang
Stresor jangka pendek: Tn. T mengatakan dirinya menderita penyakit
hipertensi.
Stresor jangka panjang: Tn. S khawatir karena Tn. T mengidap penyakit
tekanan darah tinggi. Tn. S juga mengungkapkan kesulitan dalam
merawat Tn. T karena tidak mengetahui cara merawat yang benar.
2) Kemampuan keluarga untuk berespon terhadap situasi/stressor
Tn. T dan keluarga mampu bertindak ojektif dan realistis bilamana
menghadapi keadaan yang stress dengan cara berekreasi dengan
berjalan-jalan di pekarangan rumah.

3) Penggunaan strategi koping


Keluarga mengatakan jika ada masalah selalu mendiskusikan dalam
keluarga sehingga masukan dari keluarga dapat membantu
menyelesaikan masalahnya dan dapat mencari pemecahan masalah
yang tepat.
4) Strategi adaptasi disfungsional
Di dalam keluarga tidak ada yang bersifat otoriter dan melakukan
tindakan kekerasan terhadap anggota keluarga.
h. Analisa Data
Tabel 3
Analisa Data Asuhan Keperawatan Keluarga
Tn. S Dengan Hipertensi Pada Tn. T di Jalan Pulau Enggano no. 34
Br/Link. Begawan, Kelurahan Pedungan, Denpasar Selatan
No Data Subjektif Data Objektif Penyebab Masalah Keperawatan
1 - Tn. T - Hasil pemeriksaan Ketidakmampuan Ketidakefektifan
mengatakan tekanan darah Tn. keluarga merawat Manajemen
tidak pernah di T pada saat anggota keluarga Kesehatan Keluarga
ajak kontrol oleh pengkajian yaitu dengan hipertensi.
keluarga karena 190/100 mmHg.
semua sibuk - Keluarga tampak
bekerja dan tidak mampu
keluarga takut melakukan
karena minim tindakan untuk
pengetahuan. mengurangi faktor
- Ny. P. resiko hipertensi
mengatakan dengan tidak
bahwa tidak melakukan diet
pernah minum hipertensi
obat hipertensi
kadang-kadang
minum jus
seledri yang
dibuatkan
cucunya jika
kepala pusing.
serta tidak
melakukan diet
hipertensi.
- Tn. S dan
keluarga belum
mengetahui lebih
jelas tentang
penyakit
hipertensi yang
diderita oleh
ayahnya yaitu
Tn. T dan
tentang cara
perawatannya.
- Tn. T
mengatakan suka
makanan yang
asin karena
sudah cukup sulit
merasakan
makanan.
2 - Tn. S tidak - Tn. S tampak Ketidakmampuan Defisien pengetahuan
memahami bertanya-tanya keluarga merawat keluarga
bagaimana mengenai anggota keluarga
penanganan penyakit Tn. T dengan hipertensi
penyakit - Tn. S tampak
hipertensi secara kebingungan dan
tepat. tidak memahami
- Tn. S masalah
mengatakan kesehatan yang
khawatir diderita ayahnya
terhadap kondisi
ayahnya yaitu
Tn. T karena
hanya tidak
mengetahui
tentang penyakit
hipertensi.
- Tn. S juga
mengungkapkan
kesulitan dalam
merawat Tn. T
karena tidak
mengetahui cara
merawat yang
benar.

- -

i. Rumusan Masalah
1) Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga
2) Defisien pengetahuan keluarga

Skoring Masalah Keperawatan Keluarga Tn. S dengan Hipertensi pada Ny. P


1) Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga
Perhit
No Kriteria Score Pembenaran
ungan
Tn. T tidak minum obat
hipertensi hanya kadang-
Sifat masalah
1 3
/3 x 1 1 kasdang minum jus seledri jika
(aktual)
kepala pusing dan klien tidak
melakukan diet hipertensi
Kemungkinan Keluarga mampu membantu
masalah dapat Tn. T untuk menjalani diet dan
2 diubah
2
/2 x 1 2 teratur minum obat untuk
penyakit hipertensi.
(mudah)
3 Potensi 2
/3 x 1 2
/3 Ada keinginan keluarga untuk
masalah untuk tahu tentang cara pencegahan
dicegah dari penyakitnya serta praktek
diet tentang penyakitnya
(cukup)
Hasil Pemeriksaan tekanan
Menonjolnya darah Tn. T yaitu 190/100
masalah mmHg. Keluarga menyadari
4 2
/2 x 1 1 adanya masalah yang harus
(segera ditangani yaitu Tn. T taat
ditngani) menjalani diet untuk penyakit
hipertensi.
Jumlah 4 2/3

2) Defisien pengetahuan keluarga


Perhit
No Kriteria Score Pembenaran
ungan

Sifat masalah Anak Tn. T. tidak memahami


1 2
/3 x 1 2
/3 cara merawat keluarga dengan
(resiko) penyakit hipertensi secara benar

Kemungkinan Tn. T dan keluarga sangat


masalah dapat antusias dan kooperatif saat
2 diubah
2
/2 x 1 2 pengkajian, keluarga juga ingin
mengetahui lebih jelas mengenai
(mudah) hipertensi.
Masalah masih dapat diatasi
agar tidak berlanjut dan
memperparah kondisi Tn. T
Potensi mengingat Hipertensi masih
masalah untuk dapat memodifikasi gaya hidup
3 dicegah
2
/3 x 1 2
/3
yang didukung oleh keluarga
(cukup) agar mempertahankan tekanan
sistolik dan diastolik dengan
pengaturan pola makan dan
konsumsi obat.
Menonjolnya Tn. T mengatakan terkadang
masalah sering merasa sakit kepala.
4 2
/2 x 1 1
(segera keluarga menyadari adanya
ditngani) masalah yang harus ditangani

Jumlah 4 1
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat dan mengenal masalah anggota
keluarga dengan hipertensi ditandai dengan Tn. T mengatakan tidak pernah
diajak control kesehatan oleh keluarga karena semua sibuk bekerja. Tn. T
mengatakan tidak minum obat hipertensi, kadang-kadang minum jus seledri
jika kepala pusing yang dibuatkan oleh cucunya, serta tidak melakukan diet
hipertensi. Tn. S dan keluarga belum mengetahui lebih jelas tentang
penyakit hipertensi yang diderita oleh ayahnya yaitu Tn. T dan tentang cara
perawatannya. Tn. T mengatakan suka makanan yang asin seperti ikan asin.
Hasil pemeriksaan tekanan darah Tn. T pada saat pengkajian yaitu 190/100
mmHg. Keluarga tampak tidak mampu melakukan tindakan untuk
mengurangi faktor resiko hipertensi dengan tidak melakukan diet hipertensi.
2. Defisien pengetahuan keluarga berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga
dalam mengenal masalah Hipertensi ditandai dengan Tn. S tidak memahami
bagaimana penanganan penyakit hipertensi secara tepat, Tn. S mengatakan
khawatir terhadap kondisi ayahnya yaitu Tn. T karena hanya mengetahui
sedikit tentang penyakit hipertensi, Tn. S juga mengungkapkan kesulitan
dalam merawat Tn. T karena tidak mengetahui cara merawat yang benar.
Tn. S tampak bertanya-tanya mengenai penyakit Tn. T. Tn. S tampak
kebingungan dan tidak memahami masalah kesehatan yang diderita
ayahnya.
C. Rencana Keperawatan
1) Prioritas Diganosa Keperawatan
Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat dan mengenal
masalah anggota keluarga dengan hipertensi ditandai dengan Tn. T
mengatakan tidak pernah di ajak kontrol oleh keluarga karena semua
sibuk bekerja, Tn. T. mengatakan bahwa tidak minum obat hipertensi
kadang-kadang diberikan jus seledri oleh cucunya jika kepala pusing.
serta tidak melakukan diet hipertensi, Tn. S dan keluarga belum
mengetahui lebih jelas tentang penyakit hipertensi yang diderita oleh
ayahnya yaitu Tn. T dan tentang cara perawatannya Tn. T mengatakan
suka makanan yang asin seperti ikan asin. Hasil pemeriksaan tekanan
darah Tn. T pada saat pengkajian yaitu 190/100 mmHg. Keluarga
tampak tidak mampu melakukan tindakan untuk mengurangi faktor
resiko hipertensi dengan tidak melakukan diet hipertensi
2) Rencana Keperawatan
Perencanaan Keperawatan Pada Keluarga Tn. S Dengan Hipertensi
Pada Tn. T di Jalan Pulau Enggano No. 34 Br/Link. Begawan
Kelurahan Pedungan Denpasar Selatan

DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI


NO INTERVENSI
KEPERAWATAN TUPAN TUPEN KRITERIA STANDAR

1 Ketidakefektifan Setelah diberikan 1. Selama 1x 60 Respon verbal. Kelurga 1) Jelaskan secara


Manajemen askep keluarga menit memahami detail dengan
Kesehatan Keluarga selama 3 kali kunjungan, hipertensi dan menggunakan
berhubungan dengan kunjungan rumah keluarga mampu cara merawat bahasa yang mudah
ketidakmampuan dengan interval mengenal klien dengan untuk dipahami
keluarga merawat waktu 3 minggu masalah hipertensi mengenai
dan mengenal diharapkan Dengan cara: hipertensi dan cara
masalah anggota Ketidakefektifan merawat anggota
Memahami
keluarga dengan Manajemen keluarga dengan
pengertian
hipertensi. Kesehatan Keluarga hipertensi
hipertensi dan
kembali efektif
cara
perawatannya
2. Selama 1 x 30 Respon afektif. Keluarga 2) Diskusikan
menit kunjungan, mampu masalah-masalah
keluarga mampu mengatasi atau hambatan
DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI
NO INTERVENSI
KEPERAWATAN TUPAN TUPEN KRITERIA STANDAR

mengambil masalah dalam pengobatan


keputusan untuk kesehatan sesuai klien kemudian
merawat anggota dengan anjuran berikan beberapa
keluarga yang perawat pilihan sebagai
menderita solusi dalam
Hipertensi mengatasi masalah
Dengan cara: tersebut
- menyebutkan diet
apa saja yang harus
diberikan pada
keluarga dengan
hipertensi

3. Setelah 1 x 60 Respon verbal a) Klien 3) Jelaskan


menit kunjungan, mampu komplikasi yang
keluarga mampu menghindari dapat terjadi
merawat anggota faktor resiko dalam jangka
keluarga dengan kekambuha waktu Panjang
hipertensi. n hipertensi 4) Diskusikan dengan
Dengan cara: b) Klien keluarga tentang
- Menyebutkan cara mampu cara
DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI
NO INTERVENSI
KEPERAWATAN TUPAN TUPEN KRITERIA STANDAR

perawatan Menyebutka mengendalikan


hipertensi dirumah n cara hipertensi.
mengendali 5) Motivasi keluarga
kan untuk
hipertensi: menyebutkan cara
- Diet rendah mengendalikan
garam hipertensi.
- Olah raga 6) Beri
dan aktivitas reinforcement
fisik positif atas usaha
- Obat yang dilakukan
- Istirahat yang keluarga.
cukup
- Hindari
alcohol dan
rokok

Menggunakan Psikomotor Keluarga dapat 7) Mende


Teknik rendam mendemonstrasi montrasikan pada
kaki dengan air kan Teknik keluarga teknik
hangat untuk rendam kaki rendam kaki
DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI
NO INTERVENSI
KEPERAWATAN TUPAN TUPEN KRITERIA STANDAR

menurunkan dengan baik dengan air hangat


hipertensi 8) Berika
n kesempatan
pada keluarga
untuk melakukan
teknik rendam
kaki
9) Beri
reinforcement
positif atas usaha
yang dilakukan
keluarga.
10) Pastika
n keluarga akan
melakukan
tindakan tersebut
secara rutin.

4. Setelah 1 x 30 Psikomotor. Keluarga 11) Gali


menit kunjungan, mampu tingkat
keluarga mampu mendukung pengetahuan
memodifikasi kesehatan keluarga tentang
DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI
NO INTERVENSI
KEPERAWATAN TUPAN TUPEN KRITERIA STANDAR

lingkungan yang lingkungan penataan


mendukung terutama bagi lingkungan yang
kesehatan anggota anggota sehat.
keluarga yang keluarga yang 12) Diskusi
sakit hipertensi. sakit. kan tentang
memodifikasi
lingkungan yang
mendukung
kesehatan
anggota keluarga
yang menderita
hipertensi.
13) Jelaska
n pada keluarga
tentang
pentingnya
lingkungan yang
sehat.
14) Motiva
si keluarga agar
dapat
mempertahankan
DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI
NO INTERVENSI
KEPERAWATAN TUPAN TUPEN KRITERIA STANDAR

lingkungan yang
sehat.
5. Setelah 1 x 60 Respon verbal. Manfaat 15) Inform
menit kunjungan, kunjungan ke asikan mengenai
keluarga mampu fasilitas pengobatan dan
memanfaatkan kesehatan: pendidikan
fasilitas pelayanan - Mendapatkan kesehatan yang
kesehatan. pelayanan dapat diperoleh
Dengan cara: kesehatan keluarga di
- Menyebutkan pengobatan klinik/puskesmas.
manfaat kunjungan hipertensi. 16) Motiva
ke fasilitas - Mendapatkan si keluarga untuk
kesehatan. pendidikan menyebutkan
kesehatan kembali hasil
tentang diskusi.
hipertensi. 17) Beri
reinforcement
positif atas hasil
yang dicapainya.

3) Implementasi
Implementasi Keperawatan Pada Keluarga Tn. S Dengan Hipertensi
Pada Tn. T di Jalan Pulau Enggano No. 34 Br/Link. Begawan
Kelurahan Pedungan Denpasar Selatan

NO Hari/Tgl/Jam No. Implementasi Evaluasi Paraf


Dx

1 Rabu, 12 I Tupen 1 DS: Diah


Oktober 1. Menjelaskan secara detail dengan - Keluarga mengatakan paham
2022 menggunakan bahasa yang mudah untuk dan mengerti mengenai
16.00 s/d dipahami mengenai hipertensi dan cara penjelasan yang diberikan
17.00 WITA merawat anggota keluarga dengan hipertensi perawat tentang diet pada
2. Mendiskusikan masalah-masalah atau pasien hipertensi
hambatan dalam pengobatan klien kemudian - Keluarga mengatakan tidak
berikan beberapa pilihan sebagai solusi dalam tidak tahu tentang diet yang
mengatasi masalah tersebut tepat pada pnderita hipertensi
3. Mengukur TTV Tn. T dan Keluarga Tn. S - Keluarga dan klien
mengatakan tidak tahu
makanan apa saja yang boleh
dan tidak boleh untuk penyakit
hipertensi
DS:
- Keluarga dan klien tampak
bingung ketika ditanya tentang
pengertian hipertensi dan diet
apa saja yang baik diberikan
- keluarga tampak aktif ketika
berdiskusi dengan perawat,
keluarga tidak meninggalkan
tempat saat berdiskusi
Tanda- tanda Vital:
a. Tn. T
TD : 190/100 mmHg
RR : 22x/menit
N : 80x/menit
S : 36,70C
b. Tn. S
TD : 120/80 mmHg
RR : 20x/menit
N : 78 x/menit
S : 360C

2 Kamis, 13 I Tupen 2 DS: Diah


Oktober 1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang cara - keluarga mengatakan akan
2022 mengendalikan hipertensi. merawat Ny. P
16.00 s/d 2. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan cara DO:
17.00 WITA mengendalikan hipertensi. - keluarga tampak antusias
3. Memberi reinforcement positif atas usaha yang untuk melaksanakan anjuran
dilakukan keluarga. perawat
Tupen 3 DS:
1. Mendemontrasikan pada keluarga cara langkah - Ny. P mengatakan sangat
untuk merendam kaki menggunakan air hangat senang dan paham cara
untuk menurunkan Tekanan darah. langkah untuk merendam kaki
2. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk menggunakan air
tetap menyarankan kepada keluarga yang sakit DO:
dengan rutin merendam kaki menggunakan air - Ny. P tampak kooperatif dan
hangat untuk menurunkan Tekanan darah. mau mengikuti step demi step
3. Memberi reinforcement positif atas usaha yang cara atau Langkah merendam
dilakukan keluarga. kaki menggunakan air hangat
4. Pastikan keluarga akan melakukan tindakan untuk menurunkan Tekanan
tersebut secara rutin. darah.
- Ny. P tampak paham terkait
cara atau Langkah merendam
kaki menggunakan air hangat
untuk menurunkan Tekanan
darah

4 Jumat, 14 I Tupen 4: DS: Diah


Oktober - keluarga mengatakan akan
1. Menggali tingkat pengetahuan keluarga tentang
2022 melaksanakan anjuran yang
penataan lingkungan yang sehat.
16.00 s/d diberikan oleh perawat
2. Mendiskusikan tentang memodifikasi
17.00 WITA - klien dan keluarga akan
lingkungan yang mendukung kesehatan anggota
mempertahankan lingkungan
keluarga yang menderita hipertensi.
yang sehat seperti menghindari
3. Menjelaskan pada keluarga tentang pentingnya
lingkungan dengan asap rokok
lingkungan yang sehat.
DO:
4. Memotivasi keluarga agar dapat - Keluarga tampak termotivasi
mempertahankan lingkungan yang sehat. untuk mempertahnkan
lingkungan yang mendukung
Tupen 5 kesehatan klien
DS:
1. Mengukur tanda- tanda vital pasien dan
- keluarga Tn. S tampak paham
keluarga mengenai pelayanan kesehatan
yang tersedia dan akan
2. Menginformasikan mengenai pengobatan dan
memeriksakan Ny. P ke
pendidikan kesehatan yang dapat diperoleh fasilitas kesehatan tersebut
DO:
keluarga di klinik/puskesmas.
- keluarga tampak paham
3. Memberi reinforcement positif atas hasil yang mengenai penjelasan yang
diberikan perawat
dicapainya.
- Tanda- tanda Vital:
4. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan a. Ny. P
TD : 120/90 mmHg
fasilitas kesehatan untuk kontrol tekanan darah
RR : 22x/menit
secara rutin. N : 82/menit
S : 36,50C
b. Tn. S
TD : 120/70 mmHg
RR : 18x/menit
N : 78 x/menit
S : 360C
c. An. A
TD : 110/80 mmHg
RR : 18x/menit
N : 80 x/menit
S : 36,50C
d. An. G
TD : 110/70 mmHg
RR : 19x/menit
N : 80 x/menit
S : 36,40C
PENGARUH RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh
darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi sering kali
disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena termasuk penyakit yang
mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan
bagi korbannya (Sustrani, 2007).
Implementasi yang diberikan berupa terapi rendam kaki dengan air hangat,
sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi khusunya
lansia. Berdasarkan penelitian dari Dewi. EU, (2017) dari 16 responden dengan
penderita hipertensi denganmerendam kaki pada suhu 38℃ selama 20-30 menit
terdapat pengaruh terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di RT
7 RW 5 Kelurahan Wonoteto Kecamatan Wonokromo Surabaya. Penelitian diatas
juga didukung oleh penelitian dari Arafah. S (2019) sebanyak 15 responden yang
tidak menggunakan obat anti Hipertensi didapatkan hasil rendam kaki dengan
menggunakan air hangat sangat efektif menurunkan tekanan darah pada kasus
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pattallassang Kab. Takalar. Penelitian dari
Istiqomah (2017) dari 19 responden lansi diberikan terapi rendam kaki air hangat sore
hari dalam waktu 15 menit didapatkan hasil terapi rendam kaki air hangat efektif
menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Dusun Depok,
Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan oleh
Daulay, NM (2017) dengan jumlah sampel 15 orang dilakukan di Kelurahan
Timbangan Kecamatan Padangsidimpuan Utara didapatkan hasil ada Pengaruh
rendam kaki menggunakan air hangat terhadap penururnan tekanan darah pada
penderita hipertensi di kelurahan Timbangan Tahun 2017. Penelitian diatas juga
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Santoso, DA (2015) dengan jumlah
sampel 16 orang. Terapi dilakukan antara pukul 09.00–11.00WIB. Tindakan terapi
rendam kaki air hangat ini dilakukan 1 kali untuk setiap responden dengan suhu
400C. Pengukuran tekanan darah dilakukan sebelum dan setelah dilakukan terapi
didapatkan hasil terdapat pengaruh terapi rendam kaki air hangat terhadap penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Khatulistiwa
Kota Depok.
Salah satu cara untuk menurunkan tekanan darah adalah dengan terapi rendam
air hangat, merendam bagian tubuh ke dalam air hangat dapat meningkatkan sirkulasi,
mengurangi edema, meningkatkan relaksasi otot. Air dimanfaatkan sebagai pemicu
untuk memperbaiki tingkat kekuatan dan ketahanan terhadap penyakit. Pengaturan
sirkulasi tubuh dengan menggunakan terapi air dapat menyembuhkan berbagai
penyakit seperti demam, radang paru-paru, sakit kepala, dan insomnia. Terapi air
adalah cara yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh, melancarkan peredaran
darah dan memicu pembuangan racun.
Menurut Syafiyirrahman dalam Ningtiyas (2014), air dengan suhu antara
31℃ sampai 37℃ mempunyai manfaatbagi tubuhyakniantara lain meningkatkan
aliran darah ke bagian tubuh yang mengalami cedera, meningkatkan pengiriman
nutrisi dan pembuangan zat sisa, mengurangi kongesti vena di dalam jaringan yang
mengalami cedera, meningkatkan pengiriman leukosit dan antibiotikke daerah luka,
meningkatkan relaksasi otot dan mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan,
meningkatkan aliran darah, memberi rasa hangat lokal. Air hangat mempunyai
dampak fisiologis bagi tubuh pertama berdampak pada pembuluh darah dimana
hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi lancar yang ke dua adalah faktor
pembebanan didalam air yang akan menguatkan otot-otot dan ligament yang
mempengaruhi sendi tubuh. Rendam air hangat bermanfaat untuk vasodilatasi aliran
darah sehingga diharapkan dapat mengurangi tekanan darah. Dengan rendamkaki
atau badan dalam air hangat dapat memberikan efek fisiologis terhadap beberapa
bagian tubuh organ manusia. Tekanan hidrostatik air terhadap tubuh mendorong
aliran darah dari kaki menuju ke rongga dada dan darah akan berkumpul di pembuluh
darah besar di jantung. Kerja air hangat pada dasarnya adalah meningkatkan aktivitas
(sel) dengan metode pengaliran energi melalui konveksi (pengaliran lewat medium
cair). Selain itu juga dengan terapi rendam kakiair hangat dapat terjadi mekanisme
konduksi dimana terjadi perpindahan hangat dari air hangat ke dalam tubuh, sehingga
dapat juga berfungsi seperti teknik akupuntur. Air hangat juga dapat mendorong
vasodilatasi pembuluh darah dan meningkatkan denyut jantung.
Analisa statistik dengan menggunakan Uji T berpasangan (paired t test) pada
hari pertama diperoleh Pvalue = 0.002 (<0,05), serta pada hari ke duadi peroleh
Pvalue + 0.001 (<0,05), berarti Ho ditolak dan Ha diterima artinya bahwa ada
pengaruh rendam kaki menggunakan air hangat terhadap penurunan tekanan darah
pada penderita hipertensi di Kelurahan Timbangan Tahun 2017.
4) Evaluasi
Evalusai Asuhan Keperawatan keluarga Tn. S Dengan Hipertensi
Pada Ny. P Di Jalan Akasia XVI A Kesiman Denpasar Timur

N Hari/Tgl/jam Dx Evaluasi Paraf


o Kep

1. Senin 17 I S: Diah
Oktober - Ny. P dan keluarga mengatakan
2022 sudah mengerti penyakit
Pukul 16.00 hipertensi.
s/d 17.00 - Ny. P dan keluarga mengatakan
WITA mengerti bagaimana pentingnya
istirahat, diet yang tepat.
- Keluarga mengatakan sudah
mengerti tentang perawatan diet
pasien hipertensi.
- Keluarga dan Ny. P mengatakan
paham dan mengerti tentang
manfaat mengetahui cara
melakukan terapi rendam kaki
dengan air hangat.

O:

- Keluarga dan Ny. P tampak


kooperatif dan antusias dalam
memberikan Ny. P terapi rendam
kaki dengan air hangat.

- TD pretest 190/100 mmhg, TD


posttest 130/80 mmHg.

- Keluarga tampak mampu


mendemontrasikan cuci tangan 6
langkah.

A: tupen 1 tercapai

Tupen 2 tercapai

Tupen 3 tercapai

Tupen 4 tercapai

Tupen 5 tercapai

P: Pertahankan dan motivasi Ny. P dan


keluarga untuk tetap menjalankan terapi
rendam kaki dengan air hangat,
meningkatkan derajat kesehatan, dan
tetap melakukan kontrol ke pelayanan
kesehatan, dan jika ada anggota keluarga
sakit segera kepelayanan kesehatan
terdekat.
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
Arafah, S. 2019. Pengaruh Rendam Kaki dengan Air Hangat terhadap Terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada Hipertensi di Wilayah kerja Puskesmas
Pattallassang Kab. Takalar. Jurnal Keperawatan

Daulya, NM. 2017. Pengaruh Rendam Kaki dengan Air Hangat Terhadap Penurunan
Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Kelurahan Timbangan Tahun
2017. Jurnal Kesehatan.

Dewi, UE. 2017. Pengaruh Terapi Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Perubahan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di RT 7 RW 5 Kelurahan
Wonoteto Kecamatan Wonokromo. Jurnal keperawatan.

Hardianti, I. 2018. Manfaat Metode Perendaman dengan Air Hangat dalam


Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi. Jurnal Kesehatan

Istiqomah (2017). Pengaruh Hidroterapi Rendam Kaki Air Hangat Terhadap


Tingkatan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi di Dusun Depok
Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta. Jurnal Keperawatan.

Ningtiyas AP. Pengaruh Rendam Kaki dengan Air Hangat terhadap Kualitas Tidur
Usia Lanjut di Dusun Mangiran Trimurti Srandakan Bantul[Skripsi].
Yogyakarta; 2014

Santoso, DA. 2015. Pengaruh Terapi Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Penurunan
Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja UPK
Puskesmas Khatulistiwa Kota Pontianak. Jurnal Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai