Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

HALUSINASI

Disusun Oleh:

Bryan Adam (C1AA19014)


Cindy Amelia Agustine (C1AA19016)
Dalilah Qudrotillah Rahman (C1AA19018)
M Irsal Fauji (C1AA19050)
Mansyur (C1AA19051)
Muh Ilham Sulaeman (C1AA19058)
Naufal Firyal Fadila (C1AA19070)
Siti Mariam Nopitasari (C1AA19100)
Yesica Tiur Maulina Sitorus (C1AA19116)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI

2021
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

A. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah terapi non farmakologi yang diberikan oleh
perawat terlatih terhadap pasien dengan masalah keperawatan yang sama. Halusinasi
adalahi suatu tanggapan dari panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus)
eksternal. Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Dampak dari halusinasi yang diderita klien
diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan
fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi
Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan
mengontrol halusinasi yang dialaminya. Berdasarkan kasus gangguan jiwa yang ada
di RSJ Bakti sebagian besar pasien menderita halusinasi. Oleh karena itu, perlu
diadakan Terapi Aktivitas Kelompok tentang halusinasi.
B. Landasan Teori
Peran perawat sangatlah penting didalam terapi modalitas karena perawat merupakan
terapis yang akan merubah perilaku maladaftif pasien menjadi adaptif serta
meningkatkan potensi yang dimiliki pasien. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas yang menggunakan
aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan  pengalaman dengan
kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa
kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi dalam
kelompok secara bertahap.
2. Tujuan Khusus:
a. Klien dapat mengenal halusinasi
b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
c. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain
d. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
terjadwal
e. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat
TUJUAN TEORI

A. Halusinasi
1. Pengertian
Stuart & Laraia (2009) mendefinisikan halusinasi sebagai suatu tanggapan dari
panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal Halusinasi merupakan
gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak
terjadi.Ada lima jenis halusinasi yaitu pendengaran, penglihatan, penghidu,
pengecapan dan perabaan. Halusinasi pendengaran merupakan jenis halusinasi
yang paling banyak ditemukan terjadi pada 70% pasien,kemudian halusinasi
penglihatan20%, dan sisanya 10% adalah halusinasi penghidu, pengecapan dan
perabaan.
2. Gejala Klinis
a. Halusinasi penglihatan
Penderita halusinasi penglihatan akan melihat sesuatu yang sebenarnya tidak
ada. Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartoon, melihat
hantu atau monster.
b. Halusinasi pendengaran
Penderita halusinasi pendengaran akan mendengar suara-suara atau
Kegaduhan, mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap, mendengar
suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya.
c. Halusinasi penciuman
Penderita halusinasi penciuman akan membaui bau-bauan seperti bau darah,
urin, feses, kadang-kadang bau itu menyenangkan.
d. Halusinasi pengecapan
Penderita halusinasi jenis ini akan mengecap rasa yang aneh, misalnya rasa
logam, pada makanan atau minuman yang ia konsumsi, merasakan rasa
seperti darah, urin atau feses, padahal rasa tersebut sebenarnya tidak ada.
e. Halusinasi sentuhan
Penderita merasa seakan-akan ada seseorang yang meraba atau
menyentuhnya, atau merasa seperti ada hewan yang merayap di kulitnya,
padahal sebenarnya tidak ada.
3. Penyebab dari Halusinasi
a. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi halusinasi terdiri dari

1) Faktor Biologis :
Adanya riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
(herediter), riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat penggunaan
NAPZA.
2) Faktor Psikologis
Memiliki riwayat kegagalan yang berulang. Menjadi korban, pelaku
maupun saksi dari perilaku kekerasan serta kurangnya kasih sayang dari
orang-orang disekitar atau overprotektif.
3) Sosiobudaya dan lingkungan
Sebahagian besar pasien halusinasi berasal dari keluarga dengan sosial
ekonomi rendah, selain itu pasien memiliki riwayat penolakan dari
lingkungan pada usia perkembangan anak, pasien halusinasi seringkali
memiliki tingkat pendidikan yang rendah serta pernahmmengalami
kegagalan dalam hubungan sosial (perceraian, hidup sendiri), serta tidak
bekerja.
b. Faktor Presipitasi
Stressor presipitasi pasien gangguan persepsi sensori halusinasi ditemukan
adanya riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak,
adanya riwayat kekerasan dalam keluarga, atau adanya kegagalan-kegagalan
dalam hidup, kemiskinan, adanya aturan atau tuntutan dikeluarga atau
masyarakat yang sering tidak sesuai dengan pasien serta konflik antar
masyarakat.

B. Terapi Aktivitas Kelompok


1. Pengertian
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai
target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling
bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien
berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang
maladaptif.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
 Meningkatkan kemampuan uji realitas
 Membentuk sosialisasi
 Meningkatkan fungsi psikososial kesadaran tentang hubungan
antara reaksi emosional dengan perilaku defensive
 Membangkitkan motivasi bagi kemampuan fungsi kofnitif dan
afektif
b. Tujuan Khusus
 Meningkatkan identitas diri
 Menyalurkan emosi
 Keterampilan hubungan sosial
 Bersifat rehabilitatif: meningkatkan kemampuan ekspresi diri,
keterampilan sosial, kepercayaan diri, kemampuan empati, dan
meningkatkan kemampuan tentang masalah-masalah kehidupan
dan pemecahannya.
c. Jenis-jenis TAK
a. TAK Sosialisasi
Tujuan umum dari terapi aktifitas kelompok sosialisasi adalah
meningkatkan kemampuan sosialisasi pada pasien dengan isolasi
sosial.
b. TAK Stimulus Sensori
Untuk klien yang mengalami gangguan sensori.
c. TAK Orientasi Realita
Untuk klien halusinasi yang telah dapat mengontrol halusinasi, klien
waham yang telah dapat berorientasi kepada realita dan sehat secara
fisik.
d. TAK Stimulus Persepsi
Stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan akivitas sebagai
stimulus yang terkait dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok. Terapi ini sangat efektif untuk pasein
yang mengalami gangguan persepsi; halusinasi, menarik diri ,
gangguan orientasi realitas, kurang inisiatif atau ide.

C. Klien
1. Kriteria Klien
a. Klien yang mengalami perubahan persepsi
b. Klien orientasi realita yang mulai terkontrol
2. Proses Sleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk yang masuk kriteria
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
d. Membuat kontrak dengan klien yang mengikuti TAK, meliputi :
 Menjelaskan tujuan TAK
 Menjelaskan kegiatan TAK

D. Susunan Organisasi
SESI 1
Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Kamis 21 Januari 2021
b. Waktu : 10.00 – 10.30 WIB
c. Alokasi Waktu : Pembukaan (5 menit)
Terapi Kelompok (15 menit)
Penutupan (5 menit)
d. Tempat : Aula Rumah Sakit Bakti
e. Jumlah Klien : 3 orang
Tim Terapi
Leader : Syawallya Sunaras
Tugas :
1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2. Memimpin jalannya terapi kelompok
3. Memimpin diskusi
Observer : Nafa Ananda Putri
Tugas :
1. Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat, dan
berjalannya acara
2. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dengan evaluasi kelompok
Fasilitator : Suci Fitriyani Amanda Kartini
Muhammad Rizki Resa Nopaldi
Ira Anggraeni
Tugas :
1. Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2. Mengatur posisi kelompok dalam melakukan aktivitas kelompok
3. Membimbing kelompok selama permainan dan diskusi
4. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan

Tujuan
1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mencegah munculnyahalusinasi
2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah
halusinasi
Setting
Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang.
Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama b.
b. Evaluasi/ validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi
setelahmenggunakan tiga cara yang telah di
pelajari{mengardik, menyibukkandiri dengan kegiatan terarah
dan bercakap-cakap}
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap dan minum obat.
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta ijin kepada terapis
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai
Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan untungnya bercakap-cakap
b. Terapis menjelaskan kerugian bila tidak bersosialisasi
c. Terapis meminta tiap klien bersosialisasi
d. Berikan pujian pada klien yang benarg.
e. Diskusikan perasaan klien sebelum bersosialisasi
f. Diskusikan perasaan klien setelah teratur bersosialisasi
g. Menjelaskan keuntungan bercakap-cakap yaitu salah satu cara
mencegahhalusinasi/kambuh
h. Menjelaskan akibat/kerugian tidak bercakap-cakap,yaitu halusinasi kambuhk.

Tahap Terminasia.
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
2) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih
3) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi
yaitu,menghardik, melakukan kegiatan harian dan bercakap-cakap dan
minumobat
c. Kontrak yang akan dating
1) Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk
mengontrolhalusinasi
2) Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan
indikasiklien.
Evaluasi
Evaluasi di lakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja.aspek
yang dinilaiadalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK

SESI 2

Pelaksanaan

a. Hari/Tanggal : Kamis 21 Januari 2021

b. Waktu : 10.30 – 11. 00 WIB

c. Alokasi Waktu : Pembukaan (5 menit)

Terapi Kelompok (15 menit)

Penutupan (5 menit)

d. Tempat : Aula Rumah Sakit Bakti

e. Jumlah Klien : 3 orang

Tim Terapi

Leader : Dede Ari Shafar

Tugas :

1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan

2. Memimpin jalannya terapi kelompok

3. Memimpin diskusi

Observer : Khoerun Nisa Fitri

Tugas :

1. Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat, dan berjalannya
acara

2. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dengan evaluasi kelompok

Fasilitator : Dea Nanda Bahri

Rifani Dwi Maharani


Dara Fuji Nur Ilahi

Tugas :

1. Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok

2. Mengatur posisi kelompok dalam melakukan aktivitas kelompok

3. Membimbing kelompok selama permainan dan diskusi

4. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan

Tujuan

1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah


munculnyahalusinasi

2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi

Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang.

Orientasi

a. Salam terapeutik

1) Salam dari terapis klien

2) Klien dan terapis pakai papan nama b.

b. Evaluasi/ validasi

1) Menanyakan perasaan klien saat ini

2) Menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelahmenggunakan tiga cara yang


telah di pelajari{mengardik, menyibukkandiri dengan kegiatan terarah dan bercakap-cakap}

c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dan
minum obat.

2) Terapis menjelaskan aturan main berikut

 Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada terapis
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

Tahap Kerja

a. Terapis menjelaskan untungnya menghardik

b. Terapis menjelaskan kerugian bila tidak menghardik

c. Terapis meminta tiap klien menghardik

d. Berikan pujian pada klien yang benarg.

e. Diskusikan perasaan klien sebelum menghardik

f. Diskusikan perasaan klien setelah teratur menghardik

g. Menjelaskan keuntungan menghardik yaitu salah satu cara mencegahhalusinasi/kambuh

h. Menjelaskan akibat/kerugian tidak menghardik,yaitu halusinasi kambuhk.

Tahap Terminasia.

a. Evaluasi

1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti

2) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih

3) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak lanjut

Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi yaitu,menghardik,


melakukan kegiatan harian dan bercakap-cakap dan minumobat

c. Kontrak yang akan dating


1) Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrolhalusinasi

2) Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasiklien.

Evaluasi

Evaluasi di lakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja.aspek yang
dinilaiadalah kemampuan klien sesuai denga

Anda mungkin juga menyukai