Anda di halaman 1dari 11

KASUS MALPRAKTEK PERAWAT DAN PEMBAHASANNYA BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG KESEHATAN DAN UNDANG-UNDANG KEPERAWATAN

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan I

Dosen Pengampu: Rosliana Dewi, S.Kep., M.H.Kes., M.Kep

Oleh :

Dea Nanda Azizah Bahri

(C1AA19022)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayatnya kepada Saya,
sehingga Saya dapat menyelesaikan ini dengan baik. Penulisan ini bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan I.

Saya menyadari bahwa penulisan ini masih memiliki banyak kekurangan yang jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, Saya mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan makalah yang akan Saya buat selanjutnya, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa adanya saran yang membangun.

Saya meminta maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam pembuatan makalah ini.
Semoga penulisan ini dapat memenuhi tugas dan bermanfaat bagi kita semua terutama
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan aamiin.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profesi perawat dapat bekerja pada pelayanan di Puskesmas, Rumah sakit, dan fasilitas
kesehatan lainnya, oleh karena profesi perawat harus memiliki standar yang baku yang
dikeluarkan oleh pengambil kebijakan dalam hal ini adalah Pemerintah (Kementerian
Kesehatan). Standar Profesi Perawat telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor HK.01.07/MENKES/425/2020. Perawat profesional berperan aktif dalam upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan, serta
pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama
(Primary Health Care), sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan etika profesi
keperawatan.
Perawat profesional meyakini bahwa, praktik keperawatan merupakan tindakan
keperawatan yang bertujuan membentuk seseorang dalam bidang fisiologi, psikologi,
sosiologi dan spiritual menuju keadaan sehat yang optimal. Perawat profesional mampu
membuat diagnosa keperawatan dari himpunan data keadaan kesehatan seseorang,
kemudian mampu membuat rencana keperawatan berdasarkan diagnosa itu, dengan
memanfaatkan pengetahuannya dalam ilmu-ilmu sosial, perilaku, biologi, fisika, medik
dan ilmu keperawatan sendiri.
Tindakan keperawatan yang bertanggungjawab dan bertanggung gugat dilakukan secara
manusiawi. Tindakan-tindakan  dilaksanakan dengan integritas tinggi yang
dikembangkan oleh profesi, didasari kemampuan dan keterampilan yang telah
didapatnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Malpraktek?
2. Apa unsur Malpraktek?
3. Sebutkan jenis-jenis Malpraktek?
4. Apa klasifikasi kegagalan medis?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian Malpraktek
2. Menjelaskan jenis-jenis Malpraktek
3. Menjelaskan cara-cara pembuktian Malpraktek
4. Menjelaskan tanggung jawab secara hukum
5. Memahami upaya pencegahan Malpraktek

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Malpraktek
Menurut Amencan Wurses Association (ANA). "Standar Praktik Keperawatan
Profesional adalah pernyataan berwibawa dari tugas bahwa semua perawat terdaftar,
terlepas dari peran, populasi atau Keahlian khusus diharapkan. Tampil dengan
kompeten" (2010, hal 2). ANA selanjutnya menyatakan bahwa standar dapat berubah
karena dinamika keperawatan keperawatan profesional berevolusi dan keadaan klinis
atau kondisi spesifik dapat mempengaruhi penerapan standar pada waktu tertentu
(ANA, 2010). Pada tahun 2010, ANA mendukung perawatan WOC sebagai praktik
khusus (wound, ostomy and continence Nurses society, 2010). Oleh karena
itu,penting bagi perawat WOC untuk menyadari standar dan cakupan praktik sebagai
panduan dasar untuk mencapai kesempurnaan dalam praktik dan untuk mengenali
implikasi dari standar dan definisi lingkup praktik.
Aspek hukum keperawatan memiliki dampak pada cara perawatan diberikan kepada
pasien oleh perawat. Masalah hukum membentuk lingkungan dimana keperawatan
dipraktikan dan menentukan bagammana dokumen disimpan atau dibagi. Pada
akhirnya,perawat dan asuhan keperawatan yang mereka berikan dinilai berdasarkan
definisi hukum untuk standar perawatan bagiperawat. "Standar Keperawatan" tertulis
dan "pedoman"tersedia sebagai sumber untuk menentukan bagaimana asuhan
keperawatan disampaikan dan kualitas asuhan. Namun,definisi hukum tentang standar
perawatan untuk perawat bukanlah "pedoman" atau "kebijakan" yang ditetapkan oleh
seseorang atau institusi manapun. Sebaliknya,ini adalah perwujudan pengetahuan
kolektif untuk apa yang dibutuhkan perawat rata- rata dan menetapkan kriteria
minimum untuk kemahiran.

Malpraktik itu sendiri merupakan kelalaian,kesalahan, atau pelanggaran tugas oleh


profesional yang mengakibatkan cedera/kerusakan pada pasien. Menurut Reising dan
Allen, klaim malapraktik muncul terhadap perawat saat perawat gagal:
 Menilai dan memantau
 Mengikuti standar keperawatan
 Menggunakan peralatan secara bertanggung jawab
 Menyampaikan
 Mendokumentasikan
 Bertindak sebagai advokat pasien dan mengikuti rantai komando

2. Unsur Malpraktik
Kelalaian medis terdapat 4 kriteria "AD" yang secara kumulatif semuanya harus
terbukti untuk menjatuhkan sanksi bagi tenaga kesehatan untuk membayar ganti rugi
kepada pasien/keluarganya dalam forum pengadilan. Ke 4 D tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Duty of care by the doctor to the injured patient (kewajiban) yaitu tenaga kesehatan
yang digugat memang mempunyaikewajiban (duty) sebagai akibat adanya hubungan
kontraktual
2. Dereliction of duty (pelanggaran kewajiban) yakni, adanya wanprestasi atau
melalaikan kewajiban (dereliction of duty)
3. Damage (kompensasi kerugian) yang foresecable, yakni telah terjadi kerugian
(Damage atau compensable injury)
4. Direct Cause (sebab langsung) yakni pelanggaran kewajiban mengakibatkan
kerugian,adanya hubungan langsung antara kerugian itu dengan kelalaian
melaksanakan kewajiban (Direct causation)

3. Jenis jenis Malpraktik


Berpikir pada hakekat malpraktik adalah praktik yang buruk atau tidak sesuai dengan
standar profesi yang telah ditetapkan,maka ada bermacam macam malpraktik yang
dapat dipiih dengan melandasarkan pada ketentuan hukum yang dilanggar, walaupun
kadang kala sebutan malpraktik secara langsung bisa mencangkup dua atau lebih
jenis malpraktik. Secara garis besar malpraktik dibagi dalam dua golongan besar yaitu
malpraktik etik (medical malpractice) yang biasanya juga meliputi malpraktik etik
(etichal malpractive) dan malpraktik yuridik (yuridical malpractice). Sedangkan
malpraktik yurudik dibagi menjadi tiga yaitu malpraktik perdata (civil malpractive),
malpraktik pidana (criminal malpractice) dan malpraktik administrasi negara
(administrative malpractice).

4. Klasifikasi Kegagalan Medis


Di dalam hukum kesehatan kegagalan dalam tindakan dan/pengobatan dikenal 3
istilah, yakni:
 Risiko medis
Risiko (risk) mengandung pengertian " the possibility of something bad happening
at some time in the future; a situation that could be dangerous or have a bad
result" yang artinya kemungkinan sesuatu yang buruk terjadi pada waktu di masa
depan; situasi yang berbahaya atau berdampak buruk.
Risiko medis dapat dimaknai sebagai suatu kedaan yang tidak dikehendaki baik
oleh pasien maupun tenaga kesehatan tersebut berusaha semaksimal mungkin dan
juga juga sesuai standar profesi, standar pelayanan, dan standar professional
prosedur telah terpenuhi, namun kecelakaan itu tetap terjadi.
 Komplikasi Medis
Sebuah perubahan yang tak dinginkan dari suatu tindakan atau pemberian terapi.
Kondisi yang memperburuk atau menunjukan jumlah gejala yang lebih besar atau
perubahan patologi, yang menyebar ke sulurh tubuh atau berdampak pada sistem
organ lainnya.
 Malpraktik Medis
Menurut Black's Law Dictionary,mendefinisikan malpaktik sebagai:
"Professional misconduct or Unreasonable lack or skill atau failure of one
rendering proffesional services to exercise that degree of skill and learning
commonly applied under all the circumstances in the community by average
prudent reputable member of the profession damage to the recipiebt or those
service or those entlited to rely upon them".
Malpraktik medis adalah kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan dalam melaksanakan profesinya yang tidak sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional, akibat kelelahan atau kelalaian
tersebut pasien menderita luka berat, cacat bahkan meninggal dunia.

KASUS:
Perawat di Probolinggo Dipolisikan Dugaan Malpraktik
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Minggu, 07 November 2021 | 16:29 WIB

Seorang perawat di Desa Sumberduren, Kabupaten Probolinggo dilaporkan ke polisi terkait


dugaan malpraktik. Laporan dilayangkan inisial S ke Polres Probolinggo, Sabtu (6/11/2021).
Kuasa hukum S, Moch. Zaeni mengatakan, pelaporan kepada perawat berinisial MNS juga
terkait membuka praktik kesehatan tanpa izin resmi alias ilegal. Hal itu juga didasari keluhan
masyarakat yang jumlahnya tak sedikit.

"Klien kita ini adalah korban dan ada juga warga lain yang mengaku semakin parah pasca
disuntik dan diberi resep obat oleh MNS ini," terangnya usai memasukkan laporan ke SPKT
Polres Probolinggo mengutip dari Suaraindonesia.co.id jaringan Suara.com, Minggu
(7/11/2021).

Perawat MNS, lanjut dia, diduga telah melakukan tindak pidana praktik keperawatan. Padahal
kapasitasnya hanya sebagai perawat bukan bidan atau dokter. "MNS ini tidak punya Surat Tanda
Registtasi (STR) atau pun SIPP (Surat Ijin Praktik Perawat) yang artinya terlapor ini tidak
memiliki kapasitas membuka praktik," imbuhnya. Atas dasar itu pihaknya melaporkan MNS agar
tidak menimbulkan korban lebih banyak, pelapor meminta ada upaya tindakan tegas terkait
praktik kesehatan di desa setempat sehingga ke depannya benar-benar dillakukan oleh orang
yang berkompeten di bidang kesehatan.

"Kami laporkan dugaan tindak pidana praktik kesehatan tanpa ijin, dasar yang kami gunakan
ialah UU No. 83 Tahun 2014 tentang kesehatan," bebernya.

Paur Humas Polres Probolinggo, Ipda. Mukhtar membenarkan dan telah menerima laporan
dugaan malpraktik tersebut. "Sudah kami terima, saat ini kami fokus mendalami materi
pengaduan tersebut untuk langkah tindak lanjut proses penyelidikan," terangnya. Secara terpisah
dikonfirmasi melalui sambungan telepon, MNS membantah tuduhan dugaan malpraktik dirinya,
sebab ia tidak pernah membuat papan nama membuka praktik pengobatan. "Namanya membuka
praktik itu kan harus ada poster yang dipasang. Saya kan tidak," bantah MNS.

MNS tidak menampik jika sesekali ia diminta tolong oleh keluarganya yang sakit untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan, itu dilakukan karena dirinya merasa memiliki tanggung
jawab sebagai lulusan keperawatan. "Saya ini kan perawat, kalau diminta tolong pasti saya layani
tapi hanya untuk keluarga," pungkasnya.

Adanya berita serupa tetapi berbeda awak medianya, berikut berita yang ditulis dari
KOMPAS.com:
PROBOLINGGO, KOMPAS.com – Seorang oknum perawat berinisial MNSY (34), warga
Desa Sumberduren, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo, dilaporkan ke Polres
Probolinggo oleh S (45), tetangga MNSY, Sabtu (6/11/2021).

S melaporkan MNSY ke Polres melalui kuasa hukumnya, Moch Zaeni, atas dugaan tindak
pidana praktik keperawatan tanpa izin.

Menurut Zaeni, MNSY sudah lima tahun membuka praktik tersebut dan sudah menangani
ratusan pasien.

Para pasien tidak mengetahui jika MNSY membuka praktik tanpa izin. Dalam laporannya, Zaeni
juga melampirkan bukti foto dan video atas dugaan kasus tersebut. MNSY tercatat sebagai
karyawan honorer Pemkab Probolinggo.

"Terlapor ini membuka praktik keperawatan di rumahnya. Tapi yang bersangkutan masih belum
berizin dan tidak memiliki STR maupun SIPP," kata Zaeni kepada KOMPAS.com, usai
membuat laporan ke SPKT Mapolres Probolinggo, Sabtu (6/11/2021).

Zaeni mengatakan, pasal yang dilanggar MNSY adalah Pasal 83 Undang-undang RI Nomor 26
Tahun 2014 Tentang Kesehatan.

Dalam pasal itu tertulis "setiap orang yang bukan tenaga kesehatan melakukan praktik seolah-
olah sebagai tenaga kesehatan yang telah memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam pasal 64
dipidana penjara selama 5 tahun".

Dihubungi melalui sambungan telepon, Paur Humas Polres Probolinggo, Bripka Mukhtar
Yulianto menyampaikan, laporan pengaduan tindak pidana itu sudah diterima dan akan
ditindaklanjuti.

"Polres Probolinggo telah menerima pengaduan tersebut. Saat ini kami fokus untuk mendalami
materi pengaduan tersebut sebagai langkah tindak lanjut proses penyelidikan," terang Mukhtar.

PEMBAHASAN:

Dari kasus diatas, perawat telah melanggar etika keperawatan yang telah dituangkan dalam kode
etik keperawatan yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia dalam Musyawarah
Nasionalnya di Jakarta pada tanggal 29 Nopember 1989 khususnya pada Bab 1, pasal 1, yang
menjelaskan tanggung jawab perawat terhadap klien (individu, keluarga dan masyarakat),
dimana perawat tersebut tidak hati-hati dalam melaksanakan tindakan, dalam hal ini
menyuntikan obat. Sehingga mengakibatkan terjadinya hal yang tidak diinginkan terjadi.
Pada kasus diatas bahwasannya perawat telah melanggar aturan yaitu membuka praktik
kesehatan tanpa izin resmi alias illegal. Lalu ada keluhan dari masyarakat yang jumlahnya tidak
sedikit, banyak klien menjadi korban dari perawat tersebut yang semakin parah pasca disuntik
dan diberi resep obat oleh perawat.

Selain itu perawat tersebut juga melanggar bab I pasal V yang bunvinya: Mengutamakan
perlindungan dan keselamatan klien dalam melaksanakan tugas, serta matang dalam
mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalih tugaskan tanggung jawab yang
ada hubungan dengan keperawatan dimana perawat tidak mengutamakan keselamatan kliennya
sehingga mengakibatkan kliennya terluka. Disamping itu perawat juga tidak melaksanakan
kewajibannya sebagai perawat dalam hal memberikan pelayanan/asuhan sesuai standar
profesi/batas kewenangan. Nomor : HK.02.02/Menkes/148/I/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat. Dalam Permenkes tersebut dikatakan bahwa perawat dalam
melaksanakan praktik harus memiliki Surat Tanda Registrasi dan memiliki Surat Izin Praktik
Perawat (kecuali yang bertugas di Institusi Pemerintah).

Dari kasus tersebut perawat telah melakukan kelalaian yang mengakibatkan semakin parah pasca
disuntik dan diberi resep obat oleh perawat. sehingga bisa dikategorikan sebagai malpraktek
yang bersifat neglegence yang dapat dijerat hukum antara lain :

1. Tindak pidana praktik kesehatan tanpa izin, dasar yang digunakan ialah UU No. 83 Tahun
2014 Tentang Kesehatan
2. Pasal 83 Undang-undang RI Nomor 26 Tahun 2014 Tentang Kesehatan.
Dalam pasal itu tertulis "setiap orang yang bukan tenaga kesehatan melakukan praktik
seolah-olah sebagai tenaga kesehatan yang telah memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam
pasal 64 dipidana penjara selama 5 tahun".

Selain pasal tersebut diatas, perawat tersebut juga telah melanggar Pasal 54 :

1. Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam melak-sanakan
profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin.
2. Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian sebagaimana yang dimaksud dalam ayat
(1) ditentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa perawat telah melakukan kelalaian yang
mengakibatkan semakin parah pasca disuntik dan diberi resep obat oleh perawat.
Sehingga tindak pidana yang dapat perawat terima yaitu:

1. Pasal 83 Undang-undang RI Nomor 26 Tahun 2014 Tentang Kesehatan.


Dalam pasal tertulis "setiap orang yang bukan tenaga kesehatan melakukan praktik
seolah-olah sebagai tenaga kesehatan yang telah memiliki izin sebagaimana dimaksud
dalam pasal 64 dipidana penjara selama 5 tahun".

B. Saran
1. Dalam memberikan pelayanan keperawatan, hendaknya berpedoman pada kode etik
keperawatandan mengacu pada standar praktek keperawatan.
2. Perawat diharapkan mampu mengidentifikasi 3 area yang memungkinkan perawat
berisiko melakukan kesalahan, yaitu tahap pengkajian keperawatan (assessment
errors), perencanaankeperawatar (planning errors), dan tindakan Intervensi
Keperawatan(Interventiol errors) sehigga nantinya dapat menghindari kesalahan yang
dapat terjadi.
Perawat harus memiliki kredibilitas tinggi dan senantiasa meningkatkan
kemampuannya untuk mencegan terjadinya malpraktek.
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku etika profesi keperawatan dan hukum kesehatan. Penulis Garadus Gegen, AMK.
SH.MH.Kes dan Aris Prio Agus S.A.Md.Kep,SH.,MH(kes). penerbit : trans info media
[Diakses, Jalan Pembangunan, Tanggal 10 Desember 2019, 14.30]
2. Kasus:
https://amp.kompas.com/regional/read/2021/11/06/164101878/buka-tempat-praktik-
tanpa-izin-seorang-perawat-dilaporkan-ke-polisi
https://jatim.suara.com/amp/read/2021/11/07/162957/perawat-di-probolinggo-
dipolisikan-dugaan-malpraktik

Anda mungkin juga menyukai