Anda di halaman 1dari 4

Nama: Sisca Sulistianingtiyas

NIM : 20201112011
Mata Kuliah : Etnomatematika
LATIHAN
1. Sebutkan beberapa budaya di jawa
Jawab :
• Motif dalam kain batik
• Permainan tradisional seperti: engklek, bola bekel, kelereng, congklak, dan
lainnya.
• Kerajinan tangan
• Bilangan jawa
• Perhitungan weton
• Perhitungan peringatan kematian
• Dll

2. Kaitkan budaya tersebut dengan konsep-konsep matematika


Jawab :
• Motif Kain Batik
Konsep matematika sebagai hasil aktivitas memola yang dapat
diungkapkan dari motif batif Suku Jawa diantaranya adalah konsep lingkaran,
garis lurus, garis lengkung, simetris, refleksi, dilatasi, translasi serta rotasi. Selain
itu, konsep geometri pun sering digunakan dalam pembuatan batik.
Motif kain batik memanglah harus mengguanakan unsur matematika.
Bukan hanya dalam membentuk pola – pola yang cantik, akan tetapi juga dalam
menghitung perbandingan letak pola yang satu dengan yang lainnya agar
seimbang. Dalam suku Jawa sendiri, batik sangat banyak diproduksi. Hal ini
terbukti dengan julukan kota Pekalongan sebagai kota Batik.
• Permainan Tradisional
Konsep matematika sebagai aktivitas bermain berkaitan dengan aktivitas
pengelompokkan, menghitung atau membilang dan lainnya. Konsep matematika
dapat diungkapkan pada setiap permainan tradisional yang ada, diantara lain
adalah sebagai berikut:
a. Hompimpa dan Suit : memiliki konsep peluang didalam
permainan. Secara tidak langsung ketika kita melakukan
hompimpa atau suit kita menghitung berapa peluang kita akan
menang dalam permainan tersebut ketika kita mengeluarkan atau
menunjukkan tangan kita berdasarkan peraturan yang ada.
b. Engklek : memiliki konsep persegi, persegi panjang dan setengah
lingkaran. Permainan ini memiliki bentuk beberapa kumpulan
persegi yang diantaranya tersusun menjadi sebuah persegi panjang.
Kemudian pada puncaknya diberi setengah lingkaran.
c. Bola Bekel (Jantenagan) : memiliki konsep tranlasi, membilang,
penjumlahan serta pengurangan pada bilangan bulat 1 sampai 6.
Konsep tranlasi pada permainan bola bekel adalah ketika pemain
harus memindahkan atau mengubah pin dalam bentuk yang sama.
Sedangkan konsep membilang, menjumlahkan serta pengurangan
terjadi ketika pemain melambungkan bola bekel tersebut kemudian
mengambil pin secara berurutan dar 1, 2, 3, 4, 5, 6 berturut-turut.
d. Bermain Pasir : memiliki konsep bangun ruang, dimana dalam
permainan ini, pemain menggunakan beberapa alat yang
menyerupai bangun ruang, kemudian alat ini disi penuh oleh pasir
kemudian dipadatkan, dan dibentuk menjadi sebuah bangunan.
Secara tidak langsung, pemain dapat menghitung menggunakan
nalarnya berapa volume bangun ruang tersebut.
e. Pasaran : memiliki konsep aritmatika sosial, meliputu nilai mata
uang serta operasi bilangan bulat.
f. Petak Umpet (Sengidanan) : memiliki konsep menghitung bilangan
dari 1 sampai dengan 10. Dalam permainan petak umpat, pemain
yang mendapat giliran menjaga biasanya diminta untuk
menghitung dari 1 hingga 10.
g. Kelereng : memiliki konsep lingkaran dan sudut. Dalam permainan
ini, pemain biasanya membuat lingkaran ditanah, dan meletakkan
kelerengnya didalama lingkaran tersebut. Salah seorang pemain
yang mendapat giliran bermain biasanya mengira – ngira berapa
sudut yang harus dipakai untuk berhasil mengeluarkan beberapa
kelereng didalam lingkaran tersebut.
h. Oray – Orayan (Ular Naga) : memiliki konsep barisan dan deret
aritmatika
i. Congklak (Dhakon) : memiliki konsep penjumlahan,
pengurangan, dan pembagian.
Selain dari permainan yang telah disebutkan diatas, masih banyak lagi
permainan tradisonal yang tanpa kita sadari menggunakan konsep matematika
dalam melakukannya.
• Kerajinan Tangan
Konsep matematika sebagai hasil dari aktivitas merancang alat serta
membuat pola yang terdapat pada kerajianan tangan dan peralatan tradisional
merupakan suatu bentuk dari penggunaan matematika terhadap aktivitas
pembuatan kerajinan tangan.
Konsep matematika yang sering digunakan dalam pembuatan kerajinan
tangan adalah konsep geometri. Diantaranya adalah bentuk dasar irik, kali serta
ebor yang berbentuk setengah bola dengan tepian berpola lingkaran. Layah/cobek
yang berbentuk lingkaran, entong yang berbentuk elips, topi caping yang
berbentuk kerucur, ilir dan kelasa yang memiliki bentuk persegi panjangan, serta
masih banyak lagi benda peninggalan budaya yang memiliki bentuk – bentuk
geometri. Ada yang 3 dimensi ada pula yang 2 dimensi.
• Bilangan Jawa
Pada masyarakat Jawa terkenal basis bilangan yang secara turun temurun
digunakan dalam berkomunikasi, misalnya satuan berat, satuan panjang, maupun
satuan jumlah tertentu. 1 (siji), 2 (loro), 3 (telu), 4 (papat), 5 (limo), 6(enam), 7
(pitu), 8 (wolu), 9 (songo), 10 (sepuluh). Angka-angka Jawa ini telah
menggunakan konsep bilangan asli dalam matematika.
• Perhitungan Weton
Dalam kebudayaan jawa ada istilah weton. Jika pada masyarakat umum
hanya mengenal tanggal lahir yang terdiri dari hari, bulan, dan tahun. Akan tetapi
di kebudayaan jawa ada yang namanya weton, yaitu kombinasi hari lahir dan
pasaran jawa yang kemudian menghasilkan angka tertentu. Dari angka inilah
kemudian bisa dipakai untuk meramal berbagai hal termasuk meramal jodoh.

Angka 9 yang ditemukan merupakan wetonnya. Angka 9 inilah yang


biasanya dijadikan dasar dalam perhitungan atau peramalan adat jawa. Penentuan
weton dapat digunakan sebagai perhitungan jodoh, penentuan hari – hari untuk
mantu dan ijab pengantin, hari pasaran untuk perkawinan, serta masih banyak lagi
hal yang dipercayai dapat ditentukan dari hasil penentuan weton.
• Perhitungan Peringatan
Kematian Dalam budaya Jawa biasanya jika ada orang meninggal, maka
akan dilakukan upacara peringatan kematian tersebut. Upacara tersebut dilakukan
pada 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, sampai 1000 hari kematiannya. Para sesepuh
Jawa akan sangat cepat mengetahui hari serta pasaran peringatan kematian
tersebut, baik peringatan 40 harinya, 100 harinya, bahkan 1000 harinya.
Dalam penentuan hari serta pasaran tersebut digunakan teknik
matematika dalam perhitungannya. Dalam budaya jawa terdapat istilah pasaran,
yang terdiri dari 5 pasaran yaitu legi, pahing, pon, wage, kliwon. Terdapat cara
yang praktis dalam perhitungannya. Untuk perhitungan harinya digunakan
perhitungan modulo 7 dan untuk pasarannya digunakan perhitungan modulo 5.

Maka peringatan selamatan si A yaitu 3 harinya pada hari Minggu pon, 7


harinya pada Kamis pahing, 40 harinya pada Selasa kliwon, 100 harinya pada
Sabtu kliwon, dan 1000 harinya pada Rabu kliwon. Hari pasaran 40 hari, 100 hari,
dan 1000 hari pasti sama karena merupakan kelipatan dari jumlah pasaran yaitu 5.

Anda mungkin juga menyukai