Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN
OKSIGENASI PADA
PASIEN PENYAKIT PARU
OBSTRUKSI KRONIS
(PPOK)
Sonny Syafrida, S.Kep
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

 RIWAYAT PENGKAJIAN
 POLA BATUK DAN PRODUKSI SPUTUM
 PENGKAJIAN FISIK
 PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC

Your Footer Here Your Date Here 2


PENGKAJIAN RIWAYAT
KESEHATAN
1. Ada tidaknya riwayat merokok dan riwayat batok kronis.
Bertempat tinggal atau bekerja diarea dengan polusi udara berat.
2. Adanya riwayat atau factor pencetus eksaserbasi yang meliputi
allergen, stress emosional, peningkatan aktifitas fisik yang
berlebihan, serta infeksi saluran pernafasan.
3. Pada pengkajian ditemukan pasien anoreksia, penurunan berat
badan, dan kelemahan adalah hal yang umum terjadi.
4. Pada tahap pengkajian lanjut ditemukan pasien sesak nafas,
didapatkan kadar oksigen rendah (hipoksemia) dan karbon
dioksida yang tinggi (hiperkapnea). Pasien rentan terhadap reaksi
inflamasi dan infeksi akibat pengumpulan sekresi. Setelah infeksi
terjadi, pasien mengalami mengi yang berkepanjangan saat
ekspirasi.
POLA BATUK DAN PRODUKSI
SPUTUM
Pengkajian pada pola batuk dilakukan dengan cara menilai batuk
termasuk batuk kering, keras, dan kuat dengan suara mendesing.
Pengkajian juga dilakukan klien mengalami sakit pada tenggorokan saat
batuk kronis dan produktif serta saat dimana klien sedang makan,
merokok, atau saat malam hari. Pengkajian terhadap lingkungan, tempat
tinggal klien (berdebu, penuh asap, dan adanya kecendrungan
mengakibatkan alergi) perlu dilakukan.
Pengkajian sputum dilakukan dengan cara memeriksa warna, kejernihan,
dan apakah bercampur darah terhadap sputum yang dikeluarkan oleh
klien.
PENGKAJIAN FISIK
 INSPEKSI: Menetukan tipe jalan nafas, seperti menilai nafas spontan
melalui hidung, mulut, oral, nasal, kemudian menentukan status kondisi
seperti kebersihan, ada atau tidaknya secret, perdarahan, bengkak atau
obstruksi mekanik.
 PALPASI: Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi kelainan seperti
nyeri tekan yang dapat timbul akibat luka, peradangan setempat,
metastasis tumor ganas, pleuritis, atau pembengkakan dan benjolan pada
dada. Melalui palpasi dapat diteliti gerakan dinding thoraks pada saat
inspirasi dan ekspirasi terjadi. Palpasi pada pasien dengan PPOK yaitu
ekspansi meningkat dan taktil fremitus biasanya menurun.
 PERKUSI: Pengkajian ini bertujuan untuk menilai normal atau tidaknya
suara perkusi paru
 AUSKULTASI: Pengkajian ini untuk menilai adanya suara napas, di
antaranya adalah suara napas dasar dan suara napas tambahan
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium seperti Hemoglobin (Hb) dan Hematokrit (Ht)
meningkat. Jumlah eritrosit meningkat, eosinofil dan total IgE serum
meningkat. Pulse Oksimetri, SpO2 oksigenasi menurun.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
RADIOLOGI THORAKS FOTO (AP dan lateral) : Menunjukkan adanya
hiperinflasi paru, pembesaran jantung, dan bendungan area paru. Pada emfisema
paru didapatkan diafragma dengan letak yang rendah dan mendatar.
BRONKOGRAFI: Menunjukkan dilatasi bronkus, kolap bronkhiale pada
ekspirasi kuat.
PENGUKURAN FUNGSI PARU: Kapasitas inspirasi menurun, volume residu
meningkat pada emfisema, bronchitis, dan asma.
ANALISA GAS DARAH: PaO2 menurun, PCO2 meningkat, sering menurun
pada asma. Nilai pH normal, asidosis, alkalosis, respiratorik ringan sekunder.
ANGIOGRAFI: Pemeriksaan ini untuk membantu menegakkan diagnosis tentang
keadaan paru, emboli atau tumor paru, aneurisma, emfisema, kelainan congenital.
RADIO ISOTOP: Bertujuan untuk menilai lobus paru, melihat adanya emboli
paru. Ventilasi scanning untuk mendeteksi ketidaknormalan ventilasi, misalnya
pada emfisema.
KEMUNGKINAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN PADA PASIEN PPOK
 D.0001 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
 D.0003 Gangguan Pertukaran Gas
 D.0005 Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

1 Bersihan Jalan Napas Tidak Bersihan Jalan Napas (L.01001) Latihan Batuk Efektif (I.01006)
Efektif (D.0001) - Batuk efektif meningkat (5) Observasi
- Identfikasi kemampuan batuk
- Produksi sputum menurun (5)
- Monitor adanya retensi sputum
Subjektif: - Mengi menurun (5) - Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas
Mayor: - - Wheezing menurun (5) - Monitor input dan output cairan
Minor: - Dipsena menurun (5) Terapeutik
- Dipsnea - Ortopnea menurun (5) - Atur posisi semi fowler atau fowler
- Sulit bicara - Sulit bicara menurun (5) - Pasang perlak atau bengkok di pangkuan pasien
- Buang secret pada tempat sputum
- Ortopnea - Sianosis menurun (5)
Edukasi
- Gelisah menurun (5) - Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Objektif: - Frekuensi napas membaik (5) - Anjurkan Tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik,
Mayor: - Pola napas membaik (5) ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut
- Batuk tidak efektif dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
- Tidak mampu batuk - Anjurkan mengulangi Tarik napas dalam hingga 3 kali
- Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah Tarik napas
- Sputum berlebih dalam yang ke 3
- Mengi, wheezing atau ronki Kolaborasi
kering - Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran
- Mekonium dijalan napas
Minor: Manajemen Jalan Napas (I.01011)
- Gelisah Observasi
- Monitor pola napas
- Sianosis - Monitor bunyi napas tambahan
- Bunyi napas menurun - Monitor sputum
- Frekuensi napas berubah Terapeutik
- Pola napas berubah - Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-till dan
chin-lift
- Posisikan semi fowler atau fowler
- Berikan minum hangat
- Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotraekal
- Berikan oksigen, jika perlu
LANJUTAN…
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
KEPERAWATAN HASIL

2 Pola Napas Tidak Efektif


(D.0005)
Pola Napas (L.01003)
- Ventilasi semenit meningkat
Pemantauan Respirasi (I.01014)
Observasi
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
Subjektif: (5) - Monitor ppola napas
Mayor: - Kapastitas vital meningkat (5) - Monitor kemampuan batuk efektif
- Monitor adanya produksi sputum
- Dipsnea - Diameter thoraks anterior- - Monitor adanya sumbatan jalan napas
Minor: posterior meningkat (5) - Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
- Ortopnea - Tekanan ekspirasi meningkat - Auskultasi bunyi napas
Objektif: - Monitor saturasi oksigen
Mayor: (5) - Monitor nila AGD
- Penggunaan otot bantu - Tekanan inspirasi meningkat - Monitor hasil x-rays thoraks
pernapasan (5) Terpauetik
- Fase ekspirasi memanjang - Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
- Dipsnea menurun (5) - Dokumentasikan hasil pemnatauan
- Pola napas abnormal - Penggunaan otot bantu napas
Minor: Dukungan Ventilasi (I.01002)
- Pernapasan cuping hidung menurun (5)
Observasi
- Diameter thoraks anterior- - Pemanjangan fase ekspirasi - Identifikasi adanya keleahan otot bantu napas
posterior meningkat menurun (5) - Identifikasi efek perubahan posisi terhadap status
- Ventilasi semenit menurun - Ortopnea menurun (5) pernapasan
- Kapasitas vital menurun - Monitor status oksigenasi dan respirasi
- Tekanan ekspirasi menurun
- Pernapasan cuping hidung Terpaeutik
- Tekanan inspirasi menurun menurun (5) - Pertahankan kepatenan jalan napas
- Ekskursi dada berubah - Frekuensi napas membaik (5) - Berikan posisi semi fowler atau fowler
- Fasilitasi mengubah posisi senyaman mungkin
- Kedalaman napas membaik (5) - Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
- Ekskursi dada membaik (5) - Gunakan bag-valvae mask, jika perlu
Edukasi
- Ajarkan melakukan teknik relaksasi napas dalam
- Ajarkan mengubah posisi secara mandiri
- Ajarkan teknik batuk efektif
LANJUTAN…
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
KEPERAWATAN HASIL
3 Gangguan Pertukaran Gas
(D.0003)
Pertukaran Gas (L.01003)
Kriteria Hasil:
Terapi Oksigen (I.01026)
Observasi
- Monitor kecepatan aliran oksigen
- Tingkat kesadaran meningkat (5) - Monitor posisi alat terapo oksigen
Subjektif - Dipsnea menurun (5) - Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastika fraksi yang
Mayor: - Bunyi napas tambahan menurun diberikan cukup
- Dipsnea - Monitor efektifitas terapi oksigen
(5) - Monitor melepaskan oksigen saat makan
Minor:
- Pusing - Pusing menurun (5) - Monitor tanda-tanda hipoventilasi
- Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atelectasis
- Penglihatan kabur - Penglihatan kabur menurun (5) - Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
- Diaforesis menurun (5) - Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen
Objektif - Gelisah menurun (5) Terapeutik
- Bersihkan secret pada mulut hidung, dan trakea
Mayor: - Napas cuping hidung menurun - Pertahankan kepatenan jalan napas
- PCO2 (5) - Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
meningkat/menurun - PCO2 membaik (5) - Berikan oksigen tambahan
- PO2 menurun - Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas
- PO2 membaik (5) pasien
- Takikardia - Takikardia membaik (5)
- pH arteri - Ph arteri membaik (5) Manajemen Ventilasi Mekanik (I.01013)
meningkat/menurun Observasi
- Sianosis membaik (5) - Periksa indikasi ventilator mekanik
- Bunyi napas tambahan
Minor:
- Pola napas membaik (5) - Monitor efek ventilator terhadap status oksigenasi
- Warna kulit membaik (5) - Monitor kriteria perlunya penyapihan ventilator
- Sianosis - Monitor efek negative ventilator
- Diaforesis - Monitor gejala peningkatan pernapasan
- Gelisah - Monitor kondisi yang meningkatkan konsumsi oksigen
- Napas cuping hidung Terapeutik
- Atur posisi kepala 45-60 derajat untuk mecegah aspirasi
- Pola napas abnormal - Lakukan perawatan mulut secara rutin
- Warna kulit abnormal - Lakukan penghisapan lender sesuai kebutuhan
- Kesadaran menurun - Ganti sirkuit ventilator setiap 24 jam sesuai protocol
- Dokumentasikan respon terhadap ventilator
TERIMA KASIH

Your Footer Here Your Date Here 12

Anda mungkin juga menyukai