Disusun oleh :
RACHEL MATULESSY
NPM : 18200000009
2020
Kasus: Pasien perempuan Ny. P umur 45 tahun/ islam datang dengan keluhan nyeri kepala dan
tengkuk terasa berat, kliyengan. nyeri kepala dirasakan ketika bangun atau beraktifitas
dan nyeri berkurang ketika istirahat, nyeri kepala terasa di tususk-tusuk, pasien tidak
punya riwayat penyakit sebelumnya dan di keluarga pasien orang tua pasien punya
riwayat hipertensi dan diabetes militus. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorim hasil
dalam batas normal dan tanda-tanda vital TD: 250/140 mmHg, N: 110 x/menit, Sh: 36,5
derajat C, RR: 22 x/menit, kesadaran compos metis GCS 15. Skala nyeri 5.
Therapi pengobatan infus RL 500 mg 20 tpm, inj ketorolak 3x1 amp (iv), PO: amlodipine
1x 10 mg, Bisoprolol 1x5 mg.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGUAN SISTEM CARDIO
VASCULER DI RUANG RAWAT INAP
RSUD HAULUSI AMBON
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.P
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Waai
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku :-
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal masuk RS : 17 November 2020
Tanggal pengkajian : 17 November 2020
DX Medis : Hipertensi
C. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama
Nyeri Kepala
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala dan tengkuk terasa berat, kliyengan. nyeri
kepala dirasakan ketika bangun atau beraktifitas dan nyeri berkurang ketika istirahat,
nyeri kepala terasa di tususk-tusuk, kesadaran compos metis GCS 15. Skala nyeri 5.
di keluarga pasien orang tua pasien punya riwayat hipertensi dan diabetes militus.
5. Genogram
Keterangan
= laki-laki meninggal
= perempuan meninggal
= laki-laki
= Perempuan
= Pasien
= Tinggal serumah
6. Pemeriksaan Fisik (Per Sistim)
a) Sistem pernapasan
Inspeksi: Tidak ada sesak nafas, batuk dan secret, Bentuk dada simetris, irama
nafas teratur, pola nafas normal, tidak ada pernafasan cuping hidung,
otot bantu pernafasan,
Palpasi: vocal permitus dan ekspansi paru anterior dan posterior dada normal,
Perkusi: sonor
Auskultasi: suara nafas vesikuler
b) System kardiovaskuler
Inspeksi: CRT < 2 detik tidak ada sianosis.
Palpasi: iktus kordis teraba hangat.
Perkusi batas jantung : Basic jantung berada di ICS II dari lateral ke media linea ,
para sterna sinistra, tidak melebar, Pinggang jantung berada di ICS III
dari linea para sterna kiri, tidak melebar, Apeks jantung berada di ICS V
dari linea midclavikula sinistra, tidak melebar.
Auskultasi: bunyi jantung I saat auskultasi terdengar bunyi jantung normal dan
regular, bunyi jantung II : saat auskultasi terdengar bunyi jantung
normal dan regular, bunyi jantung tambahan : tidak ada bunyi jantung
tambahan, dan tidak ada kelainan.
c) Sistem Persyarafan
N I (olfaktorius) : penciuman baik, bisa membedakan bau-bauan.
N II (optikus) : jarak pandang baik
NIII (okulomotorius) : adanya reflek rangsangan pada pupil
N IV (troklearis) : bisa menggerakkan bola mata ke atas dan ke bawah
N V (trigeminus) : tidak ada kesulitan mengunyah
N VI (abdusen) : bisa menggerakan bola mata ke kanan dan ke kiri
N VII (facialis) : pengecapan terhadap rasarasa baik
NVIII(vestibulotroklearis) : pendengaran baik
NIX (glosofaringeus): tidak ada nyeri telan
N X (vagus) : bisa mengucap “ah” dan menelan saliva
N XI (assesorius) : bisa mengangkat bahu dan menoleh dengan adanya
tahanan
NXII (hipoglosus): bisa menjulurkan, menggerakkan lidah ke kanan dan ke
kiri
d) Sistem Perkemihan
Kebersihan genitalia bersih, tidak ada keluhan kencing, kemampuan berkemih
spontan, produksi urin 1300 ml/hari warna kuning pekat, tidak ada nyeri tekan.
e) System pencernaan
Inspeksi : Bentuk abdomen bulat dan datar, benjolan/masa tidak ada pada perut,
tidak ada luka operasi .
Palpasi : Tegang Tidak ada nyeri tekan, Hepar Lien tidak ada kelainan Ginjal
tidak ada nyeri tekan.
Auskultasi : bising usus 25x/menit
f) Sistem Muskuloskeletal
Pergerakan sendi bebas, ada kelainan ekstermitas, tidak ada kelainan tulang
belakang, tidak fraktur, tidak menggunakan Pergerakan sendi bebas, ada kelainan
ekstermitas, tidak ada kelainan tulang belakang, tidak fraktur,
Kekuatan otot : 5 5
5 5
g) Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening
h) Sistem sensori persepsi/Pengideraan
konjungtiva anemis, sklera ikteris putih, tidak ada pembesaran palpebra, tidak
ada sirabismus, ketajaman penglihatan normal, tidak ada alat bantu, Hidung
normal, mukosa hidung bersih, tidak ada sekret, ketajaman penciuman normal,
Telinga, bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak ada keluhan, ketajaman
pendengaran normal, Perasa, manis, pahit, Asam, Asin.
i) Sistem integument
akral hangat, turgor kulit elastis, CRT < 2 dtk, tidak ada oedema .
j) Sistem Imun dan hematologi
k) Sistem Reproduksi
Tidak ada gangguan pada sistem reproduksi
7 Pengkajian fungsional
1. Oksigenasi
Sebelum sakit : bernapas secara normal, tidak sesak, tidak memakai oksigen, tid
ak batuk.
Saat sakit: bernafas secara normal, tidak sesak, tidak terpasang oksigen dan
tidak Batuk
2. Cairan dan elektolit
Sebelum : Tidak terpasang infus
Saat sakit : Terpasang infus di tangan sebelah kiri dengan cairan RL 500 mg 20
tpm
3. Nutrisi :
Sebelum : makan 3x sehari dengan menu nasi, lauk, sayur dan buah. Minum 7-8
gelas sehari
Saat sakit : makan hanya ½ porsi. Minum 4-5 gelas sehari
BAK Sebelum sakit : Pasien biasa BAK 4-5x sehari dan dengan warna kuning da
n bau pesing
BAK saat sakit : pasien mengatakan BAK 4-5x sehari warna kuning dan bau pesi
ng, pasien tidak pernah mengalamii keluhan keluhan saat BAK Seperti rasa sakit s
aat berkemih.
6. Aktifitas dan istirahat
Sebelum : pasien mengatakan selalu melakukan aktifitas seperti menjaga toko, da
n membantu istri, Dan tidur sekitar 8-9 jam Saat sakit : pasien hanya tidur di tem
pat tidur dan mengobrol dengan istri dan anaknya, tidur sekitar 6-7 jam.
7. Psikososial
Sebelum : hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga baik.
Saat sakit : pasien di jaga oleh istri dan anaknya hubungan pasien dengan tenaga
kesehatan juga baik.
8. Komunikasi
Sebelum : Komunikasi dengan siapapun baik.
Saat sakit : Komunikasi dengan perawat, dokter, keluarga dan petugas medis
lainnya juga baik.
9. Seksual
Tidak ada masalah kesehatan.
10. Nilai dan keyakinan
Klien selalu berdoa sesuai dengan keyakinannya untuk kesembuhan penyakitnya
11. Belajar
Klien selalu bertanya dan mencari tahu tentang penyakitnya
8 Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil Laboratorium
b. Program terapi
infus RL 500 mg 20 tpm
inj ketorolak 3x1 amp (iv)
PO: amlodipine 1x 10 mg
Bisoprolol 1x5 mg.
9 Analisa data
TIK meningkat
Nyeri
2 Ds:klien mengatkan nyeri kepala HT emergency Perubahan perfusi
dan tengkuk terasa berat, kliyengan jaringan serebral
disebabkan karna tekanan darahnya Kerusakan vaskuler
naik pembuluh darah
Do:
TD: 250/140 mmHg Perubahan struktur
N: 110 x/menit
Sh: 36,50 C Penyumbatan pembuluh
RR: 22 x/menit darah
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Otak
Perubahan perfusi
jaringan serebral
10 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan serebral (D.0077)
2. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi (D.0017)
11 INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan Kreteria Hasil ( NOC) INTERVENSI ( NIC) TTD
Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam Manejemen Nyeri (198)
berhubungan diharapkan Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan
dengan tekanan serebral dengan Kriteria Hasil: Lakukan pengkajian nyeri secara
peningkatan Tingkat nyeri: (145) komperhensif yang meliputi lokasi,
tekanan No Indikator Saat Target karakteristik, onset/durasi, kualitas,
serebral dikanji intensitas atau beratnya nyeri dan faktor
1 Keluhan nyeri 3 5 pencetus.
Observasi adanya petunjuk nonverbal
mengenai ketidaknyamanan.
2 Meringis 3 5 Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
Komtrol nyeri (58) mempengaruhi respon pasien terhadap
No Indikator Saat Target ketidaknyamanan.
dikanji Ajarkan penggunaan teknik
1 Melaporkan nyeri 3 5 nonfarmakologi
terkontrol Berikan analgetik untuk mengurangi rasa
nyeri
2 Kemampuan 3 5 Kolaborasi dengan dokter jika tindakan
mengenali tidak berhasil
penyebab nyeri
3 Kemampuan 3 5
mengunakan
teknik non
farmakologis
2. Resiko Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam Pemantauan tekanan intrakarnial
ketidak diharapkan resiko ketidafefektifan perfusi jaringan Identifikasi penyebab peningkatan TIK
efektifan serebral berhubungan dengan hipertensi dengan Monitor peningkatan TD
perfusi Kriteria Hasil: Monitor pelebaran tekanan nadi
Perfusi serebral (85) Monitor ireguleritas irama nafas
jaringan
No Indikator Saat Target Pertahankan posisi kepala dan leher netral
serebral
dikanji Atur interval pemantauan sesuai kondisi
berhubungan pasien
dengan Dokumentasi hasil pemantauan
hipertensi 1 Sakit kepala 3 5
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2 Nlai rata-rata 2 5
tekanan darah
12 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
18/11/20 D.0077 Melakukan pengkajian nyeri secara P : Adanya tekanan darah tinggi
komperhensif yang meliputi lokasi, Q : nyeri kepala terasa di tususk-tusu
09.00 karakteristik, onset/durasi, kualitas,
intensitas atau beratnya nyeri dan faktor R : nyeri kepala dan tengkuk terasa berat
pencetus. S:5
Mengajarkan penggunaan teknik relaksasi naf T : nyeri kepala dirasakan ketika bangun atau
as dalam untuk menurunkan rasa nyeri beraktifitas
13 EVALUASI
19/11/20 D.0077 S : Klien mengatkan masih mengeluh nyeri pada kepala bagian
belakang, leher, dan tengkuk
09.00
O:
2 Meringis 3 3 5
Komtrol nyeri (58)
No Indikator Saat Saat Target
dikanji ini
1 Melaporkan nyeri 3 3 5
terkontrol
2 Kemampuan 3 4 5
mengenali
penyebab nyeri
3 Kemampuan 3 4 5
mengunakan
teknik non
farmakologis
P: intervensi dilanjutkan
A: Perfusi Serebral
No Indikator Saat Saat Target
dikanji ini
1 Sakit kepala 3 4 5
2 Nlai rata-rata 2 3 5
tekanan darah
P: interensi dilanjutkan
Pemantauan tekanan intrakarnial
Kesenjangan :