Anda di halaman 1dari 24

44

BAB III

LAPORAN KASUS

A. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Data Klinis

Nama : Tn. H
Jenis kelamin : Laki-laki
No. MR : 01000783
Usia : 52 Tahun
Alamat : Tanjung Beringin, Lubuk Sikaping
Pekerjaan :Wiraswasta
Status perkawinan : Kawin
Riwayat Alergi
Makanan : Tidak ada
Obat-obatan : Tidak ada
TB/BB : 165cm/ 65 kg
Tanggal masuk : 14 Desember 2017
Tanggal pengkajian : 29 Desember 2017
Cara Masuk : IGD
Diagnosa medis : Fraktur Femur Dekstra 1/3 tengah terbuka post
ORIF

b. Keluhan Utama ( Alasan Dirawat di Rumah Sakit )

Tn. H (52 tahun) masuk ke RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal

14 Desember 2017 rujukan dari RSUD Lubuk Sikaping dengan keluhan

luka dan nyeri pada paha kanan sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit,

pasien ditabrak oleh mobil ketika sedang berdiri jualan di pinggir jalan.
45

c. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada saat pengkajian pada tanggal 29 Desember 2017, hari

rawatan ke 15 pasien post ORIF hari ke-0 dimana pasien baru saja

operasi 4 jam yang lalu, pasien mengeluh nyeri pada paha kanan,

nyeri seperti ditusuk- tusuk dan pasien sulit untuk beraktifitas. Pasien

saat ini terpasang drain dan luka operasi dibalut dengan tensocrep dari

paha sampai lutut kanan. Pasien mengatakan nyeri pada bagian paha

kanan dengan skala nyeri 6, nyeri menetap dan terus menerus dan

terasa seperti ditusuk-tusuk, nyeri bertambah jika kaki digerakkan.

Pasien mengatakan badan terasa lemah, pasien tampak meringis dan

tampak sulit untuk berpindah posisi.

Sebelumnya pasien telah dirawat di ruangan dengan pemberian

skeletal traksi pada kaki kanan dengan beban 4 kg selama menunggu

jadwal untuk operasi.

2) Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit

sebelumnya, pasien mengatakan tidak ada menderita penyakit

hipertensi, diabetes mellitus ataupun stroke.


46

3) Riwayat Kesehatan Keluarga

Genogram

Gambar 3.1 Gemogram Keluarga

Keterangan :

: Laki-laki : Meninggal

: Perempuan : Tinggal Serumah

: Pasien

Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai riwayat

penyakit keturunan seperti hipertensi, DM, jantung, ataupun stroke. Pasien

juga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang

berkaitan dengan gangguan pada tulang ataupun mengalami patah tulang.


47

d. Pemeriksaan Fisik

Tabel 3.1 Pemeriksaan Fisik

Tanda vital TD :130/80 mmHg


N : 96 x /i
P : 20 x / i
S : 37oc
Kepala Inspeksi
Kulit kepala tampak bersih, tidak ada ketombe, rambut berwarna
hitam,

Palpasi
Tidak teraba pembengkakan di kepala pasien, dan rambut tidak
mudah rontok
Mata Inspeksi
Mata simetris = kanan, sklera tidak ikterik,
Konjungtiva anemis

Palpasi
Palpebra tidak edema
Hidung Inspeksi
Hidung simetris kiri=kanan, hidung tampak bersih, tidak tampak
ada kotoran
Tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak ada perdarahan dari
hidung

Palpasi
Pembengkakan tidak ada
Telinga Inspeksi
Simetris ki=ka, tidak ada perdarahan dari telinga, tidak
ada serumen
Mulut Mulut tampak simetris , mukosa bibir tampak kering dan pucat,
lidah tampak kering dan berwarna merah muda.
Leher Inspeksi
Leher tampak simetris, tidak tampak adanya pembengkakan, tidak
ada jejas, dan tidak ada memar
Palpasi
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah
bening
Dada
1. Jantung Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 1 jari RIC V di mid klavikula
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi: irama teratur

2. Paru Inspeksi : simetris ki=ka, tidak ada jejas


Palpasi : fremitus ki = ka
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
48

Abdomen Inspeksi : tidak ada distensi, simetris ki=ka


Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-)
Perkusi : tympani
Auskultasi : BU (+) 7 x/menit

Ekstremitas
1. Atas Tangan kanan : lesi (-), udem (-)
Tangan kiri :udem (-)Terpasang IVFD RL 20 tts/i, akral teraba
hangat, CRT 1 detik
2. Bawah Kaki kanan : Terpasang tensocrep dari pangkal paha sampai lutut
ada drain warna hemoserous, vol : 50cc,ukuran luka operasi ±20cm
Kaki kanan : udem (-)
Akral teraba hangat CRT 1 detik
Kekuatan otot: 555 555
111 555

Genitalia Terpasang kateter, warna jernih kekuningan, vol : 300cc

e. Pengkajian Fungsional Gordon

1. Pola Persepsi dan Penanganan Kesehatan

Pasien mengatakan setelah kecelakaan keluarga langsung

membawa pasien ke rumah sakit. Pasien mengatakan sebelumnya tidak

pernah dirawat di rumah sakit dan ini adalah pengalaman pertama pasien

patah tulang dan dirawat. Pasien mengatakan sudah dirawat selama 15

hari di rumah sakit dan pasien patuh dengan perawatan yang dijalaninya.

Pasien mengatakan setelah operasi selama beberapa saat pasien harus


49

fokus pada penyembuhan lukanya. Pasien mengetahui jika setelah patah

tulangnya membaik maka akan ada operasi kembali untuk pelepasan pen.

Pasien dan keluarga mengatakan harus mengkonsumsi makanan yang

tinggi kalsium, protein serta vitamin agar kondisi tulang pasien dapat

pulih lebih cepat.

2. Pola Nutrisi/ Metabolisme

Pasien mengatakan sebelum sakit nafsu makannya baik, pasien

makan 3x/hari dengan komposisi nasi+lauk pauk+sayur, dan minum air

putih 6-8 gelas sehari. Pasien mengatakan saat sakit tidak mengalami

penurunan nafsu makan yang terlalu, nafsu makan pasien tetap seperti

biasa, nyeri tidak terlalu mempengaruhi nafsu makan pasien. Diit pasien

adalah MB TKTP, porsi yang diberikan adalah nasi (karbohidrat), tahu,

tempe, ikan, telur, ikan , ayam, daging (protein), sayuran dan buah-

buahan (vitamin). Pasien mengatakan minum air putih sebanyak 2 botol

aqua menengah (1000 ml).

3) Pola Eliminasi

Pasien mengatakan sebelum dirawat di Rumah Sakit, pasien BAK

4-5 x sehari warna bening dan BAB 1 x sehari konsistensi lembek dan

berwarna kuning. Saat dirawat di rumah sakit, pasien BAK terpasang

kateter dengan warna urin jernih kekuningan, tidak ada perdarahan dan

BAB di pampers. Keluarga mengatakan pasien BAB 1x sehari dengan

konsistensi lembek dan berwarna kuning. Pasien mengatakan tidak ada

keluhan untuk BAK dan BAB.


50

4) Pola Aktivitas dan Latihan

Pasien mengatakan bahwa sebelum sakit dirinya mampu

melaksanakan seluruh aktivitas perawatan diri sehari-hari (seperti:

mandi, makan/ minum, berpakaian, berdandan, BAB/ BAK), berjalan

dengan mandiri. Akan tetapi sejak sakit dan pasca operasi aktifitas pasien

terganggu. Pasien mengatakan kakinya tidak bisa digerakkan, susah

untuk berbalik ke kiri dan ke kanan, bahkan berpindah. Untuk berpindah

pasien memerlukan bantuan total, untuk makan dan minum pasien

memerlukan bantuan sebagian. Untuk kebersihan diri pasien juga dibantu

oleh anggota keluarga. Berdasarkan level aktivitas pasien berada pada

tingkat 3 dimana pasien memerlukan bantuan, pengawasan orang lain

dan peralatan dalam aktivitas sehari-harinya.

5) Pola Istirahat dan Tidur

Pasien mengatakan bahwa sebelum sakit, dirinya tidak mengalami

masalah dengan tidur, pasien mengatakan tidak terbiasa tidur siang

karena kesehariannya berjualan, dan tidur malam ± 6-8 jam. Saat

pengkajian, pasien mengatakan sering terbangun pada malam hari akibat

nyeri pada paha yang dirasakan pasien.

6) Pola Kognitif-Sensori

Saat pengkajian pasien mengatakan nyeri pada paha, nyeri

dirasakan pasien seperti menusuk, skala nyeri 6 dan nyeri terasa menetap.

Pasien mengatakan jika nyeri terasa pasien akan meminta obat pada

perawat untuk menurunkan nyerinya.


51

7) Pola Persepsi dan Konsep Diri

Pasien mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini, akan tetapi

dirinya mencoba untuk tabah dan pasrah dengan kondisinya dan berharap

yang terbaik dari pengobatan yang diberikan di rumah sakit.

8) Pola Peran dan Hubungan

Pasien mengatakan ia adalah seorang ayah bagi empat orang anak

dan suami bagi istrinya. Pasien berperan sebagai kepala keluarga dan saat

ini perannya terganggu karena kondisi kesehatannya. Pasien tidak bisa

mencari nafkah selama dirawat dirumah sakit. Pasien mengatakan

hubungan dirinya dengan keluarganya sangat baik. Pasien mengatakan

peran keluarga sangat penting dalam merawat pasien sakit, dimana

hampir semua aktivitas pasien saat sakit dibantu oleh istri dan anaknya.

9) Pola Seksualitas / Reproduksi

Pasien sudah menikah, memiliki seorang istri dan empat orang anak.

10) Pola Koping-Toleransi Stres

Pasien mengatakan bahwa kondisinya saat ini memberikan

kecemasan tersendiri bagi dirinya. Rasa nyeri yang didapatkan pasien

setelah operasi dicoba ditahan, namun jika tidak tertahan pasien akan

meminta obat pada perawat. Pasien ingin agar dapat cepat sembuh dan

pulih agar dapat kembali ke rumah dan berkumpul dengan keluarganya.

Pasien mengatakan berbagi cerita dengan istrinya dikala ada masalah.

Pasien membutuhkan keluarganya sebagai sistem pendukung saat

pasien dirawat di RS.


52

11) Pola Keyakinan-Nilai

Pasien beragama Islam. Pasien mengatakan pasrah dan tawakkal

pada Allah SWT atas kondisinya saat ini, pasien percaya bahwa atas

kehendak Allah SWT dirinya bisa sembuh nantinya. Pasien mengatakan

selama sakit berdoa dan shalat semampunya.

f. Pemeriksaan Penunjang

1. Hasil Pemeriksaan Rontgen

Tanggal 14 Desember

 Rontgen Femur dekstra : fraktur femur dekstra 1/3 tengah terbuka

Tanggal 29 Desember

 Rontgen femur dekstra : Plate dan skrew terpasang dengan baik

2. Laboratorium

Tabel 3.2 Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal 14 Desember 2017

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi


Hemoglobin 14,6 g/dl 14- 18 g/dl Normal
Leukosit 11.690 /mm3 (5-10) ribu /mm3 Meningkat
Trombosit 175.000 /mm3 (150-400) ribu/mm3 Normal
Hematokrit 41 % 40-48 % Normal
PT 10,7 detik 10-13,6 detik Normal
APTT 42,5 detik 29,2-39,4 detik Normal

Tanggal 29 Desember 2017


Jenis pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi
Hemoglobin 9,3 g/dl 14- 18 g/dl Menurun
Leukosit 10.780 /mm3 (5-10) ribu /mm3 Meningkat
Trombosit 382.000 /mm3 (150-400) ribu/mm3 Normal
Hematokrit 28 % 40-48 % Menurun
53

g. Terapi Obat

Tabel 3.3 Terapi Obat

Nama Obat Dosis Frekuensi Rute


IVFD RL 500 cc 20 tts/i IV
Ceftriaxone 1 gram 2x1 IV
Ranitidine 50 mg 2x1 IV
Ketorolac 30 mg 2x1 IV

2. Analisa Data

Tabel 3.4 Analisa Data Kasus

No Data Fokus Diagnosa Keperawatan


1 Ds: Nyeri akut b/d agen
Pasien mengatakan: cedera fisik (trauma dan
 Nyeri pada paha sebelah kanan prosedur invasif)
 Skala nyeri 6, nyeri terasa seperti ditusuk- tusuk,
frekuensi nyeri menetap, dengan durasi nyeri terus
menerus dan nyeri bertambah jika kaki digerakkan
 Nafsu makan pasien tidak menurun semenjak dirawat
dan tidak terlalu terganggu akibat nyeri
 Tidur malam sering terbangun karena rasa nyeri yang
timbul
Do:
 Perilaku ekspresif ; gelisah, merintih, meringis ketika
nyeri terasa
 Nadi cepat dan reguler
 TD : 130/80 mmHg, N: 96 x/i, RR :20 x/i
 Pasien bergerak secara berhati-hati dan melokalisir
nyeri
2 Ds: Gangguan Mobilitas fisik
Pasien mengatakan: b/d kerusakan sistem
 Susah untuk merubah posisinya saat ingin miring kiri muskuloskeletal
dan kanan
 Belum bisa menggerakkan kakinya karena terasa nyeri
 Belum berani bergerak
Do:
 Kekuatan otot 555 555
111 555
 Aktivitas pasien (makan, minum, berpindah
posisi)dibantu keluarga dan perawat (level aktivitas :
tingkat 3)
 Pasien post ORIF hari ke -0 pada tulang femur tengah
dekstra
 Pasien tingkat ketergantungan partial care
 Pasien terpasang ORIF dan perban tensokrep pada
54

paha kanan
 Pasien kesulitan untuk merubah posisi
 Aktifitas pasien dilakukan seluruhnya
ditempat tidur
 Aktivitas kebersihan diri dan berpindah pasien
memerlukan bantuan dari keluarga dan perawat
 Aktivitas makan dan minum pasien dibantu dengan
disuap keluarga namun pasien dapat minum sendiri.

3 DS : Resiko infeksi
 Pasien mengatakan terdapat luka bekas operasi pada
paha kanan

DO :
 Pasien 4 jam post ORIF
 Pada luka operasi terdapat luka sepanjang ±20 cm
 Usia pasien 52 tahun
 Leukosit: 10.780/mm3
 Adanya prosedur invasif luka operasi
 Terpasang drain (±50cc) warna merah
 Terpasang infus RL di tangan kiri 20 tts/i
 Pasien terpasang kateter

3. Diagnosa Keperawatan

a) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik : prosedur invasif

b) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan sistem

muskuloskeletal

c) Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan pertahanan primer

(luka post operasi).


55

4. Rencana Asuhan Keperawatan

Tabel 3.5 Rencana Asuhan Keperawatan

1. Nyeri akut b/d agen cidera


NOC NIC
Kontrol nyeri Manajemen Nyeri:
Indikator:  Lakukan penilaian nyeri secara komprehensif
 Menilai lamanya nyeri  Kaji ketidaknyamanan secara nonverbal
 Menilai faktor penyebab  Pastikan pasien mendapat perawatan analgetik
nyeri  Gunakan komunikasi terapeutik
 Penggunaan non analgetik  Tentukan dampak nyeri terhadap kehidupan
untuk mengurangi nyeri sehari-hari
 Melaporkan tanda dan  Bantu pasien dan keluarga untuk menyediakan
gejala nyeri yang dirasakan dukungan
pada petugas kesehatan  Menyediakan informasi tentang nyeri
 Penggunaan analgetik  Kontrol faktor lingkungan yang dapat
yang disarankan menimbulkan nyeri
 Laporkan gejala yang  Ajarkan prinsip manajemen nyeri
tidak terkontrol pada tenaga
kesehatan Monitor tanda-tanda vital:
 Menilai gejala nyeri  Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan
 Melaporkan bila nyeri pernapasan
terkontrol  Catat adanya fluktuasi tekanan darah
 Monitor adanya tanda dan gejala hipotermi dan
Tingkatan Nyeri
hipertermi
 Nyeri dilaporkan
 Panjang episode nyeri Terapi relaksasi:
 Mengerang  Gambarkan rasional dari relaksasi dan
 Ekspresi wajah nyeri kegunaannya, keterbatasan dan tipe relaksasi
 Kegelisahan yang ada
 Meringis  Anjurkan posisi yang nyaman bagi pasien
 Kehilangan nafsu makan  Anjurkan pasien untuk santai
 Gangguan tidur  Demonstrasikan dan praktekkan teknik relaksasi
 Pernafasan pada pasien
 Nadi  Berikan lingkungan yang nyaman
 Tekanan darah

Administrasi pengobatan (analgetik):

 Ikuti enam benar dari administrasi pengobatan


 Monitor kemungkinan dari alergi obat
 Berikan pengobatan dengan menggunakan
teknik dan rute yang tepat
 Instruksikan pasien dan keluarga tentang aksi
yang diharapkan dan efek yang tidak
diharapkan
 Dokumentasikan pemberian tindakan
pengobatan
2. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan sistem musculoskeletal
NOC NIC
Joint Exercise Bantuan perawatan diri:
Indikator:  Menyediakan lingkungan terapeutik
56

 Klien dapat menggerakan  Membantu pasien menerima kebutuhan


jari, kaki, tangan, leher, ketergantungan
bahu, lutut, pinggang, siku,  Mendorong pasien untuk melakukan aktivitas
pergelangan tangan.
normal sehari-hari sesuai dengan kemampuan
Mobilisasi  Mendorong kemandirian, namun bantu pasien
Indikator: jika tidak mampu
 Keseimbangan tubuh
 Posisi tubuh Perawatan imobilisasi:
 Gerakan otot  Memantau kulit dan tonjolan tulang untuk tanda-
 Gerakan sendi tanda kerusakan kulit
 Kemampuan berpindah  Memonitor sirkulasi, gerakan, dan sensasi
 Ambulasi: berjalan ekstremitas yang terkena
 Ambulasi: kursi roda
 Memantau komplikasi mobilisasi
Ambulasi  Menginstruksikan pentingnya gizi yang cukup
Indikator: untuk penyembuhan tulang
 Memertahankan berat badan  Memasang pagar tempat tidur
 Melangkah
 Berjalan dengan kecepatan Exercise Therapy: Joint
sedang Movement
 Berjalan dengan kecepatan  Tentukan batasan gerakan
lebih cepat  Kolaborasi dengan fisioterapi dalam
 Berjalan naik tangga mengembangkan dan menentukan program
 Berjalan menuruni tangga latihan
 Berjalan mendaki
 Berjalan dengan jarak yang  Tentukan level gerakan pasien
dekat  Jelaskan pada keluarga / pasien tujuan dan
rencana latihan
 Bantu pasien untuk mengoptimalkan posisi
tubuh untuk gerakan pasif atau aktif
 Dorong untuk ROM aktif
 Instruksikan pasien atau keluarga tentang ROM
3. Resiko infeksi b/d kerusakan pertahanan primer
NOC NIC
Keparahan infeksi: Proteksi infeksi:
Indikator :  Pastikan teknik perawatan luka yang tepat
 Demam tidak ada  Monitor kerentanan terhadap infeksi
 Nyeri tidak ada  Inspeksi kondisi luka /insisi bedah
 Kelesian tidak ada
 Monitor hasil laboratorium
 Kehilangan nafsu makan
tidak ada  Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
 Peningkatan jumlah leukosit lokal
tidak ada  Berikan perawatan luka
 Penurunan jumlah leukosit  Dorong masukan cairan
tidak ada  Dorong masukan nutrisi yang cukup

Pengetahuan : Manajemen
Infeksi Kontrol Infeksi :
Indikator :  Anjurkan cuci tangan untuk petugas dan
 Mengetahui cara transmisi keluarga pasien
kuman  Gunakan sabun antimikroba untuk cuci tangan
 Faktor-faktor yang  Pertahankan lingkungan aseptik selama
57

berkontribusi terhadap pemasangan alat


transmisi kuman  Tingkatkan intake nutrisi
 Mempraktekkan cara  Batasi jumlah pengunjung yang sesuai
mengurangi transmisi  Instruksikan pengunjuk untuk mencuci tangan
kuman
 Mengetahui pentingnya saat berkunjung dan setelah selesai berkunjung
menjaga kebersihan tangan  Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
 Mengikuti pengobatan
untuk infeksi Administrasi pengobatan (antibiotik):
 Ikuti enam benar dari administrasi pengobatan
Status Nutrisi  Monitor kemungkinan dari alergi obat
Indikator :
 Berikan pengobatan dengan menggunakan
 Asupan gizi terpenuhi
 Asupan makanan terpenuhi teknik dan rute yang tepat
 Asupan cairan terpenuhi  Instruksikan pasien dan keluarga tentang aksi
 Hidrasi terpenuhi yang diharapkan dan efek yang tidak
 Perbandingan berat/tinggi diharapkan
seimbang  Dokumentasikan pemberian tindakan
 Energi terpenuhi
pengobatan

5. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan dilakukan selama 2 hari yang dimulai pada hari

Jumat tanggal 29 Desember 2017 setelah 4 jam pasien dilakukan ORIF.


58

6. Evaluasi Keperawatan

Tabel 3.6 Catatan Perkembangan Pasien

No Hari/ Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi

1 Jumat/ 29 Nyeri akut b/d agen cidera a. Manajemen nyeri S:


Desember 2017  Melakukan penilaian nyeri secara  Pasien mengatakan masih nyeri pada lokasi
komprehensif (termasuk lokasi, operasi
karakteristik, durasi, frekuensi,  Pasien mengatakan nyeri terasa hilang
kualitas dan faktor presitasi.) timbul, nyeri seperti ditusuk-tusuk dan
 Mengkaji ketidaknyamanan secara timbul selama 3-4 menit, nyeri bertambah
nonverbal saat kaki digerakkan.
 Menggunakan komunikasi terapeutik  Pasien mengatakan merasa nyaman setelah
 Menyediakan informasi tentang nyeri diaplikasikan cold pack
 Mengontrol faktor lingkungan yang  Pasien mengatakan setelah diaplikasikan
dapat menimbulkan nyeri cold pack nyeri berkurang.
 Memberikan terapi cold pack untuk O:
mengurangi nyeri. (Pukul 20.30 WIB)  Pasien meringis, namun tampak berkurang
 Terapi cold pack diberikan selama setelah diberi aplikasi cold pack
15 menit, dilepaskan selama 15  Skala nyeri
menit, dan begitu seterusnya Pretest / posttest 1 : 6 /5
sampai 4 kali selama dua jam. Pretest/ posttest 2 : 6 / 4
 Mengevaluasi respon pasien terhadap Pretest/ posttest 3 : 4 / 4
pemberian cold pack. Pretest/ posttest 4 : 4 / 3
b. Monitor tanda-tanda vital  Pasien bergerak secara berhati-
 Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan hati(melindungi area tubuh yang nyeri),
pernapasan mobilisasi dini belum mampu
 TD: 130/80 mmHg, N: 96x/i,
P: 20x/i, S : 36,6oC
A:
 Masalah nyeri teratasi sebagian
59

P:
 Intervensi dilanjutkan: manajemen nyeri
memastikan perawat ruangan memberikan
analgetik, Terapi cold pack, monitor tanda-
tanda vital.
Gangguan mobilitas fisik a. Bantuan Perawatan Diri S:
2 b/d kerusakan sistem  Menyediakan lingkungan terapeutik  Pasien mengatakan takut untuk bergerak
muskuloskeletal  Membantu pasien menerima kebutuhan  Pasien mengatakan semua aktivitas dibantu
ketergantungan keluarga dan perawat
 Membantu pasien dalam melakukan O :
aktivitas sehari-hari  Aktivitas pasien tampak dibantu perawat
b. Perawatan Imobilisasi dan keluarga
 Memantau kulit dan tonjolan tulang untuk  Kaki pasien terbalut tensocrep dari pangkal
tanda-tanda kerusakan kulit paha sampai lutut kanan
 Memonitor sensasi, gerakan, dan sirkulasi  Pasien belum bisa melakukan ROM karena
ekstremitas yang terkena nyeri yang dirasakan
 Memasang pagar tempat tidur A:
c. Terapi Latihan : Pergerakan Sendi  Masalah gangguan mobilitas fisik belum
 Tentukan level gerakan pasien teratasi
 Menjelaskan pada keluarga / pasien tujuan
dan rencana latihan P:
 Membantu pasien untuk mengoptimalkan  Intervensi dilanjutkan bantuan perawatan
posisi tubuh untuk gerakan pasif atau aktif diri dan terapi latihan
 Mendorong pasien untuk ROM aktif
 Menginstruksikan pasien atau keluarga
tentang ROM
3 Resiko infeksi a. Kontrol infeksi S:
 Mencatat setiap karakteristik drainase  Pasien mengatakan terdapat luka post operasi
 Memantau proses penyembuhan luka pada paha kanan
 Mencatat haluaran drain  Pasien mengatakan balutan luka kering tidak
ada rembesan
b. Proteksi infeksi
 Mencuci tangan sebelum dan O:
setelah tindakan perawatan pasien  Pasien post ORIF a/i fraktur femur 1/3
60

 Membersihkan lingkungan tepat tengah terbuka dan dibalut dengan tensocrep


setelah melakukan tindakan ke dari pangkal paha sampai lutut
pasien  Terpasang drain dengan produksi (50 cc),
 Membatasi jumlah pengunjung warna merah segar
 Memantau tanda dan gejala infeksi  Leukosit :10.780 /mm3
 Mendorong pasien untuk  Pasien terpasang infus RL di tangan kanan
meningkatkan masukan cairan 20 tts/i
 Mendorong pasien untuk A:
 Masalah resiko infeksi teratasi sebagian
meningkatkan masukan nutrisi
P:
c. Administrasi pengobatan  Intervensi dilanjutkan
 Memberikan terapi antibiotik yang Monitor tanda-tanda infeksi
sessuai : Ceftriaxon 2x 1 gr(IV) Observasi produksi drain/24 jam
Jaga kebersihan luka post op
Administrasi pengobatan
61

CATATAN PERKEMBANGAN

No Hari/ Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi

1 Sabtu / 30 Nyeri akut b/d agen cidera a. Manajemen nyeri S:


Desember 2017  Melakukan penilaian nyeri secara  Pasien mengatakan masih nyeri pada lokasi
komprehensif (termasuk lokasi, operasi
karakteristik, durasi, frekuensi,  Pasien mengatakan nyeri terasa hilang
kualitas dan faktor presitasi) timbul, nyeri seperti ditusuk-tusuk dan
 Mengkaji ketidaknyamanan secara timbul selama 3 menit
nonverbal  Pasien mengatakan merasa nyaman setelah
 Menggunakan komunikasi terapeutik diaplikasikan cold pack
 Menyediakan informasi tentang nyeri  Pasien mengatakan setelah diaplikasikan
 Mengontrol faktor lingkungan yang cold pack nyeri berkurang.
dapat menimbulkan nyeri O:
 Mengajarkan prinsip manajemen  Pasien meringis, namun tampak berkurang
nyeri : aplikasi cold pack setelah diberi aplikasi cold pack
 Memberikan terapi cold pack untuk  Skala nyeri
mengurangi nyeri. (Pukul 09.00) Pretest / posttest1 : 5 /4
 Terapi cold pack diberikan selama Pretest/ posttest 2 : 4 / 3
15 menit, dilepaskan selama 15 Pretest/ posttest 3 : 4 / 3
menit, dan begitu seterusnya Pretest/ posttest 4 : 3 / 2
sampai 4 kali selama dua jam.  Pasien bergerak secara berhati-
 Mengevaluasi respon pasien terhadap hati(melindungi area tubuh yang nyeri),
pemberian cold pack. mobilisasi dini belum mampu
b. Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan  TD: 120/80 mmHg, N: 86x/i,
pernapasan P: 20x/i S: 36,8oC
 Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan
pernapasan A:
 Masalah nyeri teratasi sebagian

P:
 Intervensi dilanjutkan: manajemen nyeri
memastikan pemberian analgetik oleh
62

perawat ruangan, Terapi cold pack, monitor


tanda-tanda vital.
Gangguan mobilitas fisik a. Bantuan Perawatan Diri S:
2 b/d kerusakan sistem  Menyediakan lingkungan terapeutik  Pasien mengatakan takut untuk bergerak
muskuloskeletal  Membantu pasien menerima kebutuhan  Pasien mengatakan semua aktivitas dibantu
ketergantungan keluarga dan perawat
 Membantu pasien dalam melakukan O :
aktivitas sehari-hari  Aktivitas pasien tampak dibantu perawat
b. Perawatan Imobilisasi dan keluarga
 Memantau kulit dan tonjolan tulang untuk  Kaki pasien terbalut tensocrep dari pangkal
tanda-tanda kerusakan kulit paha sampai lutut kanan
 Memonitor sensasi, gerakan, dan sirkulasi  Pasien belum bisa melakukan ROM karena
ekstremitas yang terkena nyeri yang dirasakan
 Memasang pagar tempat tidur A:
c. Terapi Latihan : Pergerakan Sendi  Masalah belum teratasi
 Tentukan level gerakan pasien P:
 Menjelaskan pada keluarga / pasien tujuan  Intervensi dilanjutkan bantuan perawatan
dan rencana latihan diri dan terapi latihan
 Membantu pasien untuk mengoptimalkan
posisi tubuh untuk gerakan pasif atau aktif
 Mendorong pasien untuk ROM aktif
 Menginstruksikan pasien atau keluarga
tentang ROM
3 Resiko infeksi a. Kontrol infeksi S:
 Mencatat setiap karakteristik drainase  Pasien mengatakan terdapat luka post
 Memantau proses penyembuhan luka operasi pada paha kiri
 Mencatat haluaran drain  Pasien mengatakan balutan luka kering
tidak ada rembesan
b. Proteksi infeksi
 Mencuci tangan sebelum dan O:
setelah tindakan perawatan pasien  Pasien post ORIF a/i fraktur femur 1/3
 Membersihkan lingkungan tepat tengah terbuka dan dibalut dengan
setelah melakukan tindakan ke tensocrep dari pangkal paha sampai lutut
pasien  Terpasang drain dengan produksi (100 cc),
63

 Membatasi jumlah pengunjung warna merah segar


 Memantau tanda dan gejala infeksi  Leukosit :10.780 /mm3
 Mendorong pasien untuk  Pasien terpasang infus RL di tangan kanan
meningkatkan masukan cairan 20 tts/i
 Mendorong pasien untuk A:
 Masalah resiko infeksi teratasi sebagian
meningkatkan masukan nutrisi
P:
c. Administrasi pengobatan  Intervensi dilanjutkan
 Memberikan terapi antibiotik yang Monitor tanda-tanda infeksi
sesuai : Ceftriaxon 2x 1 gr(IV) Observasi produksi drain/24 jam
Jaga kebersihan luka post op
Administrasi pengobatan
64

B. Evidence Based Nursing (EBN) : Aplikasi Cold Pack untuk Mengurangi

Nyeri Post ORIF

1. Pengkajian

Hal yang mendasari pemilihan cold pack sebagai EBN oleh penulis

adalah setelah melakukan pengkajian dan melihat fakta yang ada di ruangan

trauma center, dimana penulis mendapatkan data bahwa kebanyakan kasus

fraktur ditatalaksana dengan ORIF, tercatat 19 orang menjalani ORIF pada

bulan November dan 9 orang pada bulan Desember. Wawancara yang

dilakukan pada 4 orang pasien post ORIF menunjukkan hasil bahwa nyeri

adalah keluhan yang paling sering dialami pasien fraktur post ORIF.

Pembedahan yang dilakukan menimbulkan nyeri pada pasien dengan level

sedang sampai tinggi. Protokol yang ada di rumah sakit adalah dengan

pemberian terapi farmakologis untuk mengurangi nyeri pasien. Namun pada

kebanyakan kasus, pasien akan merasakan nyerinya hilang dan akan timbul

kembali setelah efek obat habis. Karena fenomena tersebut, diperlukan

adanya terapi nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri pada pasien. terapi

nonfarmakologis dianggap sebagai terapi yang dapat mengontrol nyeri dari

segi pasien sendiri. Pasien dapat melakukan pengontrolan nyeri sendiri baik

dibantu dengan orang lain atau diri sendiri. Terapi cold pack sudah terbukti

dapat menurunkan nyeri pada pasien post ORIF dan dinilai dapat

meningkatkan ambang nyeri pada pasien setelah pemakaiannya (Starkey,

2013).
65

2. Persiapan

Persiapan penerapan EBN dilakukan dengan menjelaskan EBN

aplikasi cold pack untuk mengurangi nyeri fraktur femur post ORIF

dengan kepala ruangan dan perawat di ruangan Trauma Centre RSUP Dr.

M. Djamil Padang. Pasien dipersiapkan denga memilih pasien yang

mengalami fraktur dan menjalani ORIF sesuai dengan kriteria inklusi.

Pada persiapan alat yang digunakan adalah cold pack yang sudah

dibalut kain sintetis dan lembar observasi nyeri, serta alat tulis.

Sebelum melakukan persiapan pasein, prosedur penerapan EBN

yang dilakukan dijelaskan kepada keluarga.

3. Pelaksanaan

Penerapan EBN dilaksanakan sebanyak 2 sesi yaitu 4 jam post ORIF

dan 4 jam post pemberian analgetik di bangsal, nyeri dikaji sebelum dan

sesudah dilakukan intervensi dan dilakukan observasi nyeri selama sesi

pemberian cold pack. Pelaksanaan setiap sesi dilakukan dengan

memberikan cold pack selama 15 menit, kemudian dilepaskan selama 15

menit, begitu seterusnya sampai empat kali selama 2 jam. Untuk sesi

kedua juga dilaksanakan denga prosedur yang sama. Begitu juga dengan

kelompok kontrol dengan memberikan relaksasi nafas dalam dengan cara

yang sama yaitu selama 15 menit, kemudian dijeda 15 menit, begitu

seterusnya sampai empat kali selama 2 jam.


66

4. Evaluasi

Setelah dilakukan intervensi kepada pasien didapatkan bahwa skala

nyeri menurun dari skala 6 menjadi skala 2. Pasien mengatakan merasa

nyaman dan rileks ketika dilakukan intervensi. Pasien mengatakan nyeri

pada kaki yang dirasakan sudah mulai berkurang walaupun masih timbul

sesekali. Pada evaluasi akhir setelah 1 hari post operasi ORIF pasien

mengatakan intensitas nyeri yang dirasakannya sudah sangat berkuran dan

berada pada skala nyeri ringan.

Tabel 3.7 Penurunan Skala Nyeri Pasien

Post Analgetik I Post Analgetik II


(4 Jam Post ORIF) (4 Jam Post Analgetik di Ruangan )
Pengukuran Pretest Posttest Pengukura Pretest Posttest
n
Ke-1 6 5 Ke-1 5 4
Ke-2 6 4 Ke-2 4 3
Ke-3 5 4 Ke-3 4 3
Ke- 4 4 3 Ke- 4 3 2

4
Pasien Intervensi
3 Pasien Kontrol

0
Pre 1 Post 1 Pre 2 Post 2 Pre 3 Post 3 Pre 4 Post 4
67

Grafik 3.1 Skala Perubahan Nyeri pada Pasien Intervensi dan


Kontrol Post Analgetik I

4
pasien intervensi
3 pasien kontrol

0
pre 1 post 1 pre 2 post 2 pre 3 post 3 pre 4 post 4

Grafik 3.2 Skala Perubahan Nyeri pada Pasien Intervensi dan


Kontrol Post Analgetik II

Anda mungkin juga menyukai