Anda di halaman 1dari 182

SKRIPSI

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


TINDAKAN IBU DALAM MELENGKAPI IMUNISASI
DASAR POLIO PADA BAYI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SEBERANG PADANG
TAHUN 2016

PenelitianKeperawatanAnak

RAGEMI AFRILLA RAFENTRI

1210322029

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2016
SKRIPSI

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


TINDAKAN IBU DALAM MELENGKAPI IMUNISASI
DASAR POLIO PADA BAYI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SEBERANG PADANG
TAHUN 2016

Penelitian Keperawatan Anak

RAGEMI AFRILLA RAFENTRI

1210322029

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2016

i
SKRIPSI

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


TINDAKAN IBU DALAM MELENGKAPI IMUNISASI
DASAR POLIO PADA BAYI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SEBERANG PADANG
TAHUN 2016

Penelitian Keperawatan Anak

SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Pada Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas

RAGEMI AFRILLA RAFENTRI

1210322029

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2016

ii
Ucapan Terimakasih

Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT. atas segala nikmat dan rahmat Nya
yang selalu dicurahkan kepada seluruh makhluk Nya. Salawat serta salam dikirimkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah dengan nikmat dan hidayah Nya,
peneliti telah dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Tindakan Ibu Dalam Melengkapi Imunisasi Dasar Polio
Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016”. Terima
kasih yang sebesar-besarnya peneliti ucapkan kepada Pak Ns. Hendri Budi, M.Kep,
Sp.KMB dan Ibu Ns. Fitria Fajriani, S.Kep,M.Kep sebagai pembimbing peneliti yang
telah dengan telaten dan penuh kesabaran membimbing peneliti dalam menyusun
skripsi ini. Terima kasih yang tak terhingga juga disampaikan kepada Pembimbing
Akademik, Ibu Ns. Deswita, M.Kep, Sp.Kep.An yang telah banyak memberi
motivasi, nasehat dan bimbingan selama peneliti mengikuti perkuliahan di Fakultas
Keperawatan Universitas Andalas. Selain itu peneliti juga mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Ibu Prof Dr. dr. Rizanda Machmud, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas.
2. Ibu Ns. Yanti Puspita Sari, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Program Studi S1
Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.
3. Bapak – Ibuk staf di Puskesmas Seberang Padang
4. Dewan penguji yang telah memberikan kritik beserta saran demi kebaikan skripsi
ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas yang telah
memberkan berbagai ilmu pengetahuan kepada peneliti selama perkuliahan.
vi

6. Kedua orang tua yang dicintai, Bapak Mansur Ja’afar (Alm) dan Ibu Suhartini
yang telah memberi do’a dan dukungan selama kuliah hingga penulisan
skripsi ini.
7. Zakiyah, Badriyah, Yeni, Yulia Rafiki, Jafar Mansur, Kardila Senda Persi dan
keluarga besar yang telah memberikan do’a dan selalu menyemangati hingga
penulisan skripsi ini.
8. Sahabat tercinta beserta semua teman-teman angkatan A’12 Fakultas
Keperawatan Unand buat kebaikan dan kebersamaannya yang telah
memberikan inspirasi dan semangat kepada peneliti dalam penulisan skripsi
ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi
penyempurnaan selanjutnya.

Akhirnya harapan peneliti semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Padang, 3 Oktober 2016

Peneliti
Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas
September 2016

Nama : Ragemi Afrilla Rafentri


No BP : 1210322029

Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Ibu Dalam Melengkapi


Imunisasi Dasar Polio Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang
Padang Pada Tahun 2016
ABSTRAK
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Padang, pencapaian imunisasi dasar
polio masih 90,05 % di bawah target 95 % dengan angka drop out yang tinggi, yaitu
61,5 %. Data ini menunjukkan bahwa masih ada bayi yang imunisasi dasar polionya
tidak lengkap. Melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi merupakan bentuk
perilaku terbuka (tindakan) ibu yang dapat dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap,
dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu dalam
melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang
Padang pada tahun 2016.Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan
menggunakan pendekatan cross-sectional yang dilakukan pada tanggal 1- 5 Agustus
2016.Populasi penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai bayi sebanyak 111
populasi. Responden penelitian ini ada 87 responden dengan menggunakan teknik
proporsional random sampling. Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap, dukugan
keluarga, dukungan petugas kesehatan dengan tindakan ibu melengkapi imunisasi
dasar polio pada bayinya dengan nilai p < 0,05 dan hasil analisis statsistik secara
multivariat dengan regresi logistik ganda menunjukkan bahwa dukungan keluarga,
pengetahuan, dan dukungan petugas kesehatan merupakan faktor yang dominan
dalam hubungannya dengan tindakan ibu melengkapi imunisasi dasar polio pada
bayinya. Untuk meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga diharapkan kepada
Dinas Kesehatan Kota Padang untuk mengadakan penyuluhan tentang imunisasi
dasar polio minimal dua kali dalam setahun.

Kata kunci: Polio, bayi, faktor- faktor, tindakan ibu

vii
Faculty of Nursing
Andalas University
September 2016

Name : Ragemi Afrilla Rafentri


Student ID Number: 1210322029

Factors Related to Capital Measures In Basic Completing Polio Immunization in


Infants In Seberang Padang Community Health Center In 2016

ABSTRACT

Based on data from the Health Department of Padang, the achievement of basic
immunization for polio is still 90.05% below the target of 95% with a high dropout
rate, which is 61.5%. These data indicate that there are still babies immunized polio
will be incomplete. Completing basic polio immunization in infants is a form of overt
behavior (actions) of mothers who may be affected by the knowledge, attitudes, family
support and the support of health workers. The purpose of this study was to
determine the factors associated with maternal action to complement the basic polio
immunization in infants in the working area of public health center in Seberang
Padang 2016.Jenis this research is analytical research using cross-sectional study
conducted on 1- August 5, 2016. the study population was mothers who have babies
as much as 111 population. The respondents of this study there are 87 respondents
using proportional random sampling technique. The results of the bivariate analysis
with chi-square test showed a significant relationship between knowledge, attitude,
ready for huaman family, support health workers with basic immunization action
completes polio mother to her baby with a value of p <0.05 and multivariate analysis
results statsistik with multiple logistic regression shows that family support,
knowledge, and support of health workers is a dominant factor in relation to the
action complements the primary immunization polio mother to her baby. To improve
the knowledge of the mother and the family was expected to Padang City Health
Office to conduct counseling on the basis of polio immunization at least twice a year.

Keywords: Polio, babies, factors, mothers action

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jadwal Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12 Bulan ...................... 20

Tabel 4.1 Jumlah Sampel Masing-Masing Kelurahan .................................... 43

Tabel 4.2 Variabel dan Defenisi Operasional .................................................. 45

Tabel 5.1 Karakteristik Ibu ............................................................................ 56

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi

Dasar Polio ..................................................................................... 57

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Imunisasi Dasar

Polio ................................................................................................ 57

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Responden Tentang

Imunisasi Dasar Polio ..................................................................... 58

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Dukungan Petugas Kesehatan Responden

Tentang Imunisasi Dasar Polio ....................................................... 58

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Imunisasi

Dasar Polio ...................................................................................... 59

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Berdasarkan


Pengetahuan Responden tentang Imunisasi Dasar Polio di Kerja
Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016 .................................... 59

xiv
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Berdasarkan Sikap
Responden tentang Imunisasi Dasar Polio di Wilayah Kerja
Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016 ...................................... 60

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Berdasa Dukungan


Keluarga tentang Imunisasi Dasar Polio di Wilayah Kerja
Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016 ...................................... 61
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Berdasarkan
Dukungan Petugas Kesehatan tentang Imunisasi Dasar Polio di
Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016............. 62
Tabel 5.11 Hasil Seleksi Bivariat .................................................................... 64
Tabel 5.12 Hasil Akhir Analisis Multivariat .................................................. 65

xv
LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian .................................................................. 104

Lampiran 2. Rencana Anggaran Dana Penelitian ...................................... 105

Lampiran 3. Surat Izin Penelitian............................................................... 106

Lampiran 4. Surat Keterangan Selesai Penelitian ...................................... 107

Lampiran 5. Kartu Bimbingan Skripsi ....................................................... 108

Lampiran 6. Lembar Permohonan Menjadi Responden ............................ 109

Lampiran 7. Informed Concent .................................................................. 110

Lampiran 8. Kisi-Kisi Kuisioner................................................................ 111

Lampiran 9. Instrument Penelitian............................................................. 113

Lampiran 10. Master Tabel ........................................................................ 125

Lampiran 11. Uji Statistik .......................................................................... 127

Lampiran 12. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner .................... 149

Lampiran 13. Curriculum Vitae ................................................................. 161

xiii
DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Kerangka Teoritis ........................................................................... 34

Bagan 3.2 Kerangka Konsep Penelitian........................................................... 35

xvi
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Dalam .............................................................................. i

Halaman Prasyarat Gelar ........................................................................... ii

Lembaran Persetujuan Pembimbing ........................................................ iii

Lembaran Penetapan Panitia Penguji ...................................................... iv

Abstract .......................................................................................................... v

Abstrak......................................................................................................... vi

Kata Pengantar .......................................................................................... vii

Daftar Isi ...................................................................................................... ix

Lampiran ................................................................................................. xxii

Daftar Tabel............................................................................................... xiv

Daftar Bagan ............................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 11
C. Tujuan penelitian ...................................................................... 11
1. Tujuan Umum ................................................................... 11
2. Tujuan Khusus .................................................................. 11
D. Manfaat Penelitian.................................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Imunisasi .................................................................................. 14

ix
1. Pengertian imunisasi........................................................... 14
2. Jenis imunisasi.................................................................... 14
3. Tujuan imunisasi................................................................. 14
4. Manfaat imunisasi............................................................... 15
5. Imunisasi dasar ................................................................... 16
6. Jenis imunisasi dasar pada bayi .......................................... 16
7. Faktor yang mempengaruhi imunisasi dasar ...................... 16
B. Imunisasi polio ......................................................................... 17
1. Pengertian imunisasi polio ................................................ 17
2. Gajala polio ....................................................................... 17
3. Jenis imunisasi polio ......................................................... 18
4. Pemberian vaksin polio ..................................................... 18
5. Efek samping imunisasi polio ........................................... 19
6. Jadwal pemberian imunisasi polio .................................... 19
C. Perilaku .................................................................................... 20
D. Perilaku kesehatan .................................................................... 22
E. Faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku ........................... 23
1. Pengetahuan ....................................................................... 24
2. Sikap .................................................................................. 28
3. Dukungan keluarga ............................................................. 33
4. Dukungan petugas kesehatan .............................................. 34
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka teoritis....................................................................... 36
B. Kerangka konsep ...................................................................... 36
C. Hipotesis .................................................................................. 40
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ...................................................................... 41
B. Waktu dan Tempat.................................................................... 41
C. Populasi dan Sampel................................................................. 41

x
D. Variabel dan Defenisi Operasional........................................... 44
E. Instrument Penelitian................................................................ 46
F. Etika Penelitian......................................................................... 49
G. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 50
H. Tekinik Pengolahan Data.......................................................... 51
I. Analisa Data ............................................................................. 52
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Penelitian ................................................... 55
B. Analisa Univariat ..................................................................... 56
C. Analisa Bivariat ....................................................................... 59
D. Analisa Multivariat .................................................................. 63
BAB VI PEMBAHASAN
A. Tindakan Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Polio Di Wilayah
Kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016 ..................... 66
B. Pengetahuan Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Polio Di Wilayah
Kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016 ..................... 67
C. Sikap Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Polio Di Wilayah Kerja
Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016 ............................... 69
D. Dukungan Keluarga Terhadap Imunisasi Dasar Polio Di
Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016 ...... 70
E. Dukungan Petugas Kesehatan Terhadap Imunisasi Dasar
Polio Di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun
2016 ......................................................................................... 73
F. Hubungan Pengetahuan Dengan Tindakan Ibu Dalam
Melengkapi Imunisasi Dasar Polio Pada Bayi Di Wilayah
Kerja Seberang Padang Tahun 2016 ....................................... 75
G. Hubungan Sikap Dengan Tindakan Ibu Dalam Melengkapi
Imunisasi Dasar Polio Pada Bayi Di Wilayah Kerja
Seberang Padang Tahun 2016 ................................................. 79

xi
H. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tindakan Ibu
Dalam Melengkapi Imunisasi Dasar Polio Pada Bayi Di
Wilayah Kerja Seberang Padang Tahun 2016 ......................... 83
I. Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan Dengan Tindakan
Ibu Dalam Melengkapi Imunisasi Dasar Polio Pada Bayi
Di Wilayah Kerja Seberang Padang Tahun 2016 ..................... 87
J. Faktor Yang Dominan Yang Mempengaruhi Tindakan Ibu
Dalam Melengkapi Imunisasi Dasar Polio Pada Bayi Di
Wilayah Kerja Seberang Padang Tahun 2016 ......................... 92

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ............................................................................ 95
B. Saran ....................................................................................... 97

DAFTAR PUSKTAKA ............................................................................. 98

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Imunisasi dalam sistem kesehatan nasional adalah salah satu bentuk intervensi

kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan

balita. Dasar utama pelayanan kesehatan, bidang preventif merupakan prioritas

utama, dengan melakukan imunisasi terhadap seorang anak atau balita, tidak hanya

memberikan perlindungan pada anak lainnya, karena terjadi tingkat imunitas umum

yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi (Ranuh dkk, 2011).

Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi untuk mencapai

kadar kekebalan di atas ambang perlindungan (Depkes RI, 2012). Jenis- jenis

imunisasi dasar, yaitu: BCG, yaitu imunisasi dasar yang diberikan untuk mencegah

penyakit TBC. Kemudian imunisasi dasar Hepatitis B, yang diberikan untuk

mencegah penyakit hepatitis B. Selanjutnya DPT, yaitu imunisasi dasar yang

diberikan untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Kemudian

imunisasi dasar Campak, yang diberikan untuk mencegah penyakit campak dan yang

terakhir imunisasi dasar Polio, yang diberikan untuk mencegah penyakit polio (IDAI,

2014).

Imunisasi polio adalah suatu vaksin yang melindungi anak terhadap penyakit

Poliomyelitis. Poliomyelitis adalah suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh

1
2

virus polio. Virus polio yang masuk melalui makanan akan berkembang biak di

kelenjar getah bening saluran cerna, kemudian menyebar melalui darah ke sistem

syaraf, dan mengakibatkan kelumpuhan serta cacat seumur hidup (Hadinegoro,

2011).

Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (Polio I, II, III, dan IV) dengan interval

tidak kurang dari 4 minggu. Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 ml) langsung

ke mulut anak atau dengan menggunakan penetesan (dropper) yang baru

(Proverawati dkk, 2010). Pemberian jangka pendek vaksin masih bersifat aman,

namun dalam jangka panjang bisa berbahaya juga untuk tubuh, sehingga diberikan

vaksin kedua, ketiga dan seterusnya dengan maksud untuk memperpanjang khasiat

vaksin yang diberikan sebelumnya dan berguna untuk menghilangkan efek samping

dari vaksin sebelumnya (Ranuh dkk, 2011).

Salah satu dari 8 tujuan MDGs pada poin keempat adalah menurunkan angka

kematian bayi dengan meningkatkan status imunisasi terutama imunisasi dasar

lengkap pada bayi karena imunisasi merupakan hal yang wajib untuk melindungi bayi

dari penyakit yang kerap menyerang. Namun, cakupan imunisasi dasar masih di

bawah target, salah satunya yaitu imunisasi dasar polio (Priyono, 2010). Akibat

kelengkapan imunisasi dasar polio masih dibawah target, muncul kasus polio di

beberapa negara di dunia.

Pada tahun 2014 masih terdapat 414 kasus polio di dunia, 359 diantaranya

merupakan kasus polio impor, 3 negara menjadi negara endemik polio yaitu India,

Pakistan dan Nigeria dan terdapat 7 negara yang terinfeksi virus polio impor,
3

sedangkan pada tahun 2015 terdapat 106 kasus polio 74 diantaranya kasus polio

impor dan pada tahun 2016 terdapat 18 kasus polio 15 diantaranya kasus polio impor

(Global and Regional Immunization Profile WHO, UNICEF 2014, 1015, 2016 ). Di

Indonesia, setelah 10 tahun terbebas dari kasus polio impor pada bulan Mei 2005

muncul kembali kasus polio impor dari Sudan di daerah Cidahu, Sukabumi Jawa

Barat (Hadinegoro, 2011).

Dalam kurun waktu 8 bulan pada`periode Mei 2005 sampai dengan Februari

2006 telah ditemukan 305 orang anak yang mengalami poliomyelitis dengan

kelumpuhan yang menetap yang tersebar di 10 provinsi di Indonesia, yaitu Jawa

Barat (59 kasus), Banten (160 kasus), Jawa Tengah (20 kasus), Lampung (26 kasus),

Jakarta (4 kasus), Sumatera Utara (10 kasus), Jawa Timur (10 kasus), Sumatera

Selatan (5 kasus), dan Nangroe Aceh Darussalam (5 kasus) (Hadinegoro, 2011).

Kasus polio impor terakhir ditemukan pada seorang anak di Aceh Tenggara pada 16

Februari 2006. Di daerah Sumatera Barat memang tidak ditemukan kasus polio,

namun penularan virus polio dari manusia ke manusia melalui infeksi droplet dari

orofaring penderita (oral-oral), atau feses penderita infeksius (fekal-oral).Virus polio

tahan terhadap alkohol dan lisol dan pada keadaan beku dapat bertahan bertahun-

tahun. Virus polio dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan

masih infeksius di tempat yang berkilometer dari sumber penularan (Depkes RI,

2015). Setelah itu pada tanggal 27 Maret 2014 Indonesia telah mendapat sertifikat

bebas polio dari WHO (World Health Organization) dan harus mempertahankan

status bebas polio ini. Indonesia juga mendukung program WHO untuk eradikasi
4

polio yaitu penghapusan penyakit polio di negara-negara di dunia pada tahun 2020.

Langkah- langkah yang harus dilakukan Indonesia untuk mendukung program WHO

dan mempertahankan status bebas polio, yaitu: PIN polio, dan AFP (Acute Flaccid

Paralysis) surveilence (penemuan penderita yang dicurigai lumpuh layu pada usia di

bawah 15 tahun dan diperiksa fesesnya) dan yang terutama mencegah penyakit polio

pada bayi dengan imunisasi dasar polio lengkap (Dinkes, 2015). Oleh karena itu,

diharapkan penyakit polio tidak akan muncul lagi di Indonesia.

Dari beberapa data di atas terlihat apabila imunisasi dasar polio tidak lengkap

atau cakupannya masih dibawah target, akan mengakibatkan munculnya kembali

kasus polio karena penularan virus polio dari manusia ke manusia sangatlah mudah.

Namun, cakupan imunisasi dasar polio di negara-negara anggota WHO baru

mencapai 86% masih terdapat 4 % bayi yang belum sepenuhnya mendapatkan

vaksinasi dan tetap beresiko terkena penyakit polio di dunia. Target bayi yang

diberikan imunisisasi dasar polio di dunia tahun 2014 sebanyak 133.918 juta bayi

(90%) dari jumlah total bayi di dunia. (Global and Regional Immunization Profile

WHO, UNICEF 2015).

Upaya imunisasi dasar polio di Indonesia dapat dikatakan telah mencapai

tingkat yang memuaskan, namun dari Survei Kesehatan Dan Demografi Indonesia

(SDKI) diketahui bahwa pada periode Mei 2005 sampai dengan Februari 2006

cakupan imunisasi polio menurun yaitu sebesar 71% dari target 90 %, sehingga

muncul kasus polio impor dari negara Sudan di Sukabumi, Jawa Barat (Hadinegoro,

2011).
5

Pada tahun 2013 di Indonesia target bayi diimunisasi polio adalah 90%, untuk

Imunisasi Polio 1 (97,92%), Polio 2 (93,76%) sudah mencapai target UCI (Universal

Child Immunization), sedangkan untuk Polio 3 (85,43%), Polio 4 (87,51%) secara

keseluruhan belum mencapai target UCI (Profile Kesehatan Indonesia Kemenkes RI,

2013). Pada tahun 2014 di Indonesia target bayi diimunisasi polio adalah 95%

namun, pencapaian baru 86, 9 % (Profile Kesehatan Indonesia Kemenkes RI, 2014)

dan pada tahun 2015 target bayi diimunisasi polio 96,5 %, namun pencapaian baru

92, 3 % (Profile Kesehatan Indonesia Kemenkes RI, 2015). Cakupan imunisasi dasar

(termasuk imunisasi dasar polio didalamnya) di Provinsi Sumatera Barat baru

mencapai 82,6% sedangkan target imunisasi polio 1-4, 90% (Profile Kesehatan

Provinsi Sumbar, 2013). Cakupan imunisasi polio tahun 2014 baru mencapai 90,4%

sedangkan target imunisasi dasar polio 1-4, 95 % (Profile Kesehatan Provinsi

Sumbar, 2014). Cakupan imunisasi polio tahun 2015 baru mencapai 93,4%

sedangkan target 96,5 % (Profile Kesehatan Provinsi Sumbar, 2015).

Dari data diatas terlihat cakupan imunisasi dasar polio masih belum mencapai

target. Kesehatan individu atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu

faktor-faktor di luar perilaku (non perilaku) seperti tersedianya sarana pelayanan

imunisasi dan faktor perilaku . Faktor perilaku ini mempunyai pengaruh yang besar

terhadap status kesehatan individu maupun masyarakat. Orang tua khususnya ibu

adalah faktor yang sangat penting dalam mewariskan status kesehatan bagi bayi

mereka. Lengkap atau tidaknya imunisasi dasar polio bayi sangat tergantung pada

perilaku ibu dalam mengimunisasikan bayinya (Notoatmodjo, 2012).


6

Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta

interaksi manusia dengan lingkungan yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,

sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon atau reaksi seorang

individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya.

(Notoatmodjo, 2012)

Menurut teori Lawrence Green, faktor perilaku ditentukan oleh tiga kelompok

faktor yaitu faktor predisposisi (predisposing factors) mencakup pengetahuan

individu, sikap, kepercayaan, tradisi, norma sosial dan unsur-unsur lain yang terdapat

dalam individu dan masyarakat. Faktor pendukung (enabling factors,) tersedianya

pelayanan kesehatan dan kemudahan untuk mencapainya sedangkan faktor

pendorong (reinforcing factors) yaitu sikap dan perilaku petugas kesehatan. Green

menyatakan bahwa pendidikan kesehatan marupakan peranan penting dalam

mengubah dan menguatkan ketiga kelompok faktor itu agar sejalan dengan tujuan

kegiatan sehingga menimbulkan perilaku dalam bentuk tindakan positif dari

masyarakat terhadap program tersebut dan terhadap kesehatan pada umumnya

(Sarwono, 2007).

Seorang ibu yang tidak mengimunisasikan anaknya ke posyandu dapat

disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat imunisasi

bagi anaknya (predisposing factors) atau karena rumahnya jauh dari posyandu atau

puskesmas tempat mengimunisasi anaknya (enabling factors). Sebab lain mungkin

karena para petugas kesehatan atau tokoh masyarakat disekitarnya tidak pernah

mengimunisasikan anaknya (reinforcing factor) (Notoadmodjo, 2012).


7

Menurut Newcomb, ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap itu

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak. Petugas kesehatan adalah

sumber daya manusia yang utama yang dimiliki puskesmas. Sesuai dengan sistem

manajemen modern, staf Puskesmas merupakan faktor produksi utama untuk

menghasilkan pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga dukungan petugas

kesehatan sangat berpengaruh terhadap perubahan tindakan ibu dalam

memengimunisasikan polio bayinya (Notoatmodjo, 2012). Adanya dukungan dari

keluarga baik suami maupun orang tua akan mempengaruhi ibu dalam

mengimunisasikan bayinya dengan lengkap (Notoatmodjo, 2012).

Teori di atas juga dibuktikan dari beberapa penelitian sebelumnya, yaitu yang

dilakukan oleh beberapa peneliti luar negeri, diantaranya penelitian oleh Omoyemi

tentang pengetahuan, sikap, dan kepercayaan orang tua terhadap anak dengan

penyakit polio di daerah Zamfare , Nigeria tahun 2012 didapatkan 65,4%

berpengetahaun tinggi, 23,8% berpengetahuan sedang, dan 11,0% berpengetahuan

rendah dan 55,3% bersikap mendukung dan 44.7% bersikap tidak mendukung. Ada

hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu dalam memberikan imunisasi polio dan

ada hubungan sikap dengan perilaku ibu dalam memberikan imunisasi polio pada

bayinya. Berikutnya, oleh Shehu Dalhatu tahun 2015 melakukan review jurnal

tentang imunisasi polio terhadap 52 jurnal dan terdapat 18 jurnal yang membahas

tentang faktor-faktor efektif partisipasi orang tua dalam imunisasi dasar polio di

Nigeria dan 18 jurnal ini menyebutkan terdapat hubungan yang signifikan antara

pengetahuan dan sikap dengan perilaku ibu. Selanjutnya, penelitian Muhammad


8

Umair Khan tahun 2015 tentang hubungan pengetahuan, sikap terhadap perilaku ibu

dalam memberikan imunisasi dasar polio. Hasil penelitian menunjukkan terdapat

hubungan pengetahuan dengan perilaku dan terdapat hubungan sikap dengan perilaku

ibu.

Penelitian yang sama juga dilakukan di Indonesia, yaitu oleh Sri Aminingsih

pada tahun 2014 tentang hubungan tingkat pengetahuan tentang imunisasi polio

dengan tindakan mengimunisasi polio di posyandu Aggrek Desa Langenharjo

Kabupaten Sukoharjo. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang

signifikan antara pengetahuan dan tindakan ibu`dan terdapat 9,09% yang tidak

lengkap mengimunisasi polio bayinya. Berikutnya, oleh Ulidatun Saliha tahun 2014

tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi polio pada

bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Kota Padang dengan hasil 58,5%

bayi memiliki status imunisasi tidak lengkap dan 41,5% bayi memiliki status

imunisasi lengkap. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan

perilaku ibu melengkapi imunisasi polio bayinya. Penelitian sebelumnya juga

dilakukan oleh Fitriyanti Ismet pada tahun 2013 tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan imunisasi dasar lengkap pada balita di desa Botubarani

Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango dengan hasil ibu yang memiliki

sikap positif (90,7%) dan sikap negatif (9,3%). (58,3%) ibu mendapat dukungan dan

(41,7%) ibu tidak mendapat dukungan. (94,4%) dukungan petugas baik dan (5,6%)

dukungan petugas kurang baik. Terdapat hubungan sikap dengan perilaku ibu dalam

melengkapi imunisasi bayinya, ada hubungan dukungan sosial terhadap perilaku ibu
9

dalam melengkapi imunisasi bayinya dan ada hubungan dukungan petugas kesehatan

dengan perilaku ibu melengkapi imunisasi bayinya.

Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun

2014, dari 22 Puskesmas di Kota Padang ada 5 Puskesmas yang pencapaian target

imunisasi polio di bawah 90 %, yaitu Puskesmas Seberang Padang (77%), Puskesmas

Rawang Barat (77,4 %), Puskesmas Belimbing (79,9%), Lubuk Kilangan (80, 1%),

dan Puskesmas Nanggalo (88,4%). Data dari Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun

2015, dari 22 Puskesmas di Kota Padang ada 5 Puskesmas yang pencapaian target

imunisasi polio dibawah 95%, yaitu Puskesmas Seberang Padang (90,05%),

Puskesmas Pemancungan (90,85%), Puskesmas Lapai (91,45%), Puskesmas

Pegambiran (93%), dan Puskesmas Alai (92, 2%). Salah satu Puskesmas yang

pencapaian dibawah target adalah Puskesmas Seberang Padang. Pada tahun 2014

Puskesmas Seberang Padang memiliki angka Drop Out Polio 1-4 (Imunisasi Polio 1-

4 tidak lengkap) yaitu 33 %, no 4 tertinggi di Kota Padang setelah Puskesmas Ulak

Karang, Bungus, dan Air Dingin (DKK Padang, 2014) sedangkan tahun 2015 angka

Drop Out Polio 1-4 semakin meningkat, yaitu 61, 5%, tertinggi di Kota Padang.

Kondisi ini merupakan masalah kesehatan karena pada tahun 2014 Indonesia telah

mendapat sertifikat bebas polio dan imunisasi dasar polio di Indonesia seharusnya

sudah mencapai target.

Berdasarkan data yang didapatkan dari Puskesmas Seberang Padang dari bulan

Januari sampai bulan April 2016, sasaran bayi yang mendapat imunisasi polio

sebanyak 336 bayi usia 0-11 bulan dan didapatkan data sebanyak 24 (7%) bayi yang
10

sudah diimunisasi polio 1, sebanyak 25 bayi (7,4 %) diimunisasi polio 2, sebanyak

27 bayi (8%) diimunisasi polio 3 dan sebanyak 31 bayi (9,3%) diimunisasi polio 4.

Berdasarkan survey awal pada tanggal 11 Mei 2016 dari 10 orang ibu yang memiliki

bayi, 30% dari 10 bayi belum lengkap imunisasi polionya karena ibu tidak membawa

bayinya ke posyandu atau puskesmas untuk melengkapi imunisasi polio bayinya

sebanyak 4 kali. Ibu mengatakan tidak membawa bayinya ke posyandu atau

puskesmas karena beberapa alasan, yaitu: pertama, ibu tidak tahu apa itu penyakit

polio, tujuan imunisasi polio, jenis imunisasi polio, manfaat imunisasi polio,

kontraindikasi dari pemberian imunisasi polio, efek samping, serta jadwal pemberian

imunisasi polio. Alasan kedua ibu tidak membawa bayinya ke posyandu karena ibu

sibuk. Alasan ketiga kedua ibu tidak membawa bayinya ke posyandu karena dilarang

suami dan orang tua. Alasan keempat karena ada beberapa petugas kesehatan yang

bersikap tidak ramah dalam melayani.

Berdasarkan data diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi

dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016.
11

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang seperti yang telah diuraikan, maka permasalahannya

adalah bayi tidak mendapatkan imunisasi polio secara lengkap di wilayah kerja

Puskesmas Seberang Padang . Hal ini dapat disebabkan oleh tindakan ibu. Oleh

sebab itu, peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang berhubungan tindakan ibu

dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas

Seberang Padang Tahun 2016.

C. Tujuan Penelitian

1.Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu dalam

melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang

Padang Tahun 2016.

2 .Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang imunisasi

dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun

2016.

b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi sikap ibu tentang imunisasi dasar

polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016.

c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi dukungan keluarga tentang imunisasi

dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun

2016.
12

d. Untuk mengetahui distribusi frekuensi dukungan petugas kesehatan tentang

imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang

Tahun 2016.

e. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tindakan ibu tentang imunisasi dasar

polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016.

f. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan tindakan ibu dalam

melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas

Seberang Padang Tahun 2016.

g. Untuk mengetahui hubungan sikap dengan tindakan ibu dalam melengkapi

imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang

Tahun 2016.

h. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tindakan ibu dalam

melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas

Seberang Padang Tahun 2016.

i. Untuk mengetahui hubungan dukungan petugas kesehatan dengan tindakan ibu

dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas

Seberang Padang Tahun 2016.

j. Untuk mengetahui faktor yang dominan terhadap tindakan ibu dalam

melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas

Seberang Padang Tahun 2016.


13

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pemerintah

Sebagai bahan informasi dan masukan dalam perencanaan dan

pelaksanaan program imunisasi polio agar semua bayi mendapat imunisasi

polio lengkap sesuai target UCI (Universal Child Immunization).

2. Bagi Puskesmas

Sebagai masukan supaya cakupan program imunisasi polio lebih

ditingkatkan agar tidak ada lagi bayi yang mendapat imunisasi polio tidak

lengkap di wilayah kerja puskesmas.

3. Bagi Orang Tua

Sebagai informasi dan menambah pemahaman orang tua tentang

imunisasi polio sehingga orang tua dapat berperilaku aktif dalam

memberikan imunisasi polio pada bayinya.

4. Bagi Ilmu keperawatan

Sebagai sumbagan ilmu pengetahuan tentang asuhan keperawatan

pada anak.

5. Bagi Mahasiswa

Sebagai masukan data dan sumbangan pemikiran perkembangan

pengetahuan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu

dalam melengkapi imunisasi polio pada bayinya dan sebagai tambahan

referensi untuk penelitian selanjutnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Imunisasi

1. Pengertian Imunisasi

Imunisasi adalah suatu program yang dengan sengaja memasukkan antigen

lemah agar merangsang antibodi keluar, sehingga tubuh dapat resisten terhadap

penyakit tertentu (Proverawati dkk, 2010). Menurut Mulyani dan Rinawati (2013),

imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif

terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpapar dengan penyakit tersebut

tidak akan menderita penyakit tersebut karena sistem imun tubuh mempunyai

sistem memori (daya ingat), ketika vaksin masuk ke dalam tubuh maka akan

dibentuk antibody untuk melawan vaksin tersebut dan sistem memori akan

menyimpannya sebagai suatu pengalaman.

Jadi, imunisasi adalah suatu program untuk meningkatkan kekebalan tubuh

terhadap suatu penyakit dengan cara memasukkan antigen lemah ke dalam tubuh

baik melalui mulut maupun suntikan.

2. Jenis Imunisasi

Ada dua jenis imunisasi yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Dalam

imunisasi aktif tubuh anak akan membuat sendiri zat anti setelah suatu rangsangan

antigen dari luar tubuh, misalnya pemberian imunisasi. Sedangkan pada imunisasi

pasif tubuh anak tidak membuat sendiri zat antigen, anak mendapatkan dari luar

tubuh dengan cara penyuntikkan bahan atau serum yang telah mengandung zat

14
15

anti, contohnya pemberian Anti Tetanus Serum (ATS) atau zat antigen yang

didapat dari ibunya semasa dalam kandungan. Kekebalan yang diperoleh dengan

imunisasi pasif tidak berlangsung lama (Ranuh dkk, 2011).

3. Tujuan Imunisasi

Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan

penyakit tersebut pada sekelompok masyarakat (populasi) dan dunia (Ranuh dkk,

2011). Menurut Lisnawati (2011) tujuan dari pemberian imunisasi adalah

memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan maksud angka kematian dan

kesakitan serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari penyakit yang dapat

dicegah dengan imunisasi.

4. Manfaat Imunisasi

Menurut Marimbi (2010), imunisasi memiliki beberapa manfaat, yaitu untuk

anak dapat mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan

kemungkinan cacat atau kematian. Manfaat untuk keluarga, imunisasi dapat

menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit dan

mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan

menjalani masa kanak-kanak yang nyaman. Manfaat untuk negara adalah untuk

memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk

melanjutkan pembangunan negara.


16

5. Imunisasi Dasar

Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar

kekebalan di atas ambang perlindungan (Depkes RI, 2012). Menurut Ranuh

(dalam Lisnawati, 2011) yang dimaksud dengan imunisasi dasar adalah pemberian

imunisasi BCG (1x), Hepatitis B (3x), DPT (3x), Polio (4x), dan Campak (1x)

sebelum bayi berusia setahun dan biasanya diberikan pada bayi berusia sembilan

bulan ke bawah.

6. Jenis - Jenis Imunisasi Dasar Pada Bayi

Pemerintah mewajibkan lima jenis imunisasi dasar pada anak usia di bawah

satu tahun yang harus dilakukan, antara lain: BCG, yaitu imunisasi dasar yang

diberikan untuk mencegah penyakit TBC. Kemudian imunisasi dasar Hepatitis B,

yang diberikan untuk mencegah penyakit hepatitis B. Selanjutnya DPT, yaitu

imunisasi dasar yang diberikan untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, dan

tetanus. Kemudian imunisasi dasar Campak, yang diberikan untuk mencegah

penyakit campak dan yang terakhir imunisasi dasar Polio, yang diberikan untuk

mencegah penyakit polio (IDAI, 2014).

7. Faktor Yang Mempengaruhi Imunisasi Dasar

1) Status imun anak

Adanya antibodi yang diperoleh oleh ibu, adanya IgA pada kolostrum ASI

yang mempengaruhi keefektifan vaksin polio, kematangan sistem imun

neonatus (bayi < 30 hari) dan anak dengan penyakit keganansan, penyakit
17

defisiensi imun atau anak yang mendapat obat immunosupresan (obat penekan

sistem kekebalan tubuh). Pada keadaan terakhir, semuanya mengakibatkan

tubuh tidak mampu membentuk antibodi yang dikehendaki, pemberian vaksin

dapat memperberat penyakitnya (Ranuh, dkk 2011).

2). Kualitas dan kuantitas vaksin

Cara pemberian vaksin, dosis, frekuensi, ajuvan (bahan tambahan) vaksin

dan jenis vaksin itu sendiri (vaksin hidup umumnya lebih baik) berpengaruh

terhadap keberhasilan (Ranuh dkk, 2011).

B. Imunisasi Polio

1. Pengertian Imunisasi Polio

Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk mendapatkan

kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis. Penyakit poliomyelitis merupakan

penyakit yang disebabkan oleh virus polio (Marimbi, 2010). Virus polio akan

menyerang susunan saraf terutama saraf tulang belakang yang menyebabkan

kelumpuhan otak-kaki secara permanen. Cara penyebaran virus polio dari

manusia ke manusia melalui jalur oral-fekal, yaitu melalui tinja atau kotoran anak

yang memiliki virus dalam ususnya dibuang tidak pada tempatnya (Achmadi,

2006).

2. Gejala Polio

Sekitar 95 % orang terinfeksi dengan virus polio tidak mengalami gejala

besar dan pulih tanpa kerusakan yang menetap, tetapi mereka menjadi pembawa

virus dan bisa menularkannya melalui tinja mereka. Sebelum terjadi kerusakan
18

saraf pada mereka terkena virus secara serius, secara khas akan muncul sakit

tenggorokan, mual, atau demam. Kemudian, ketika saraf terkena, penderitanya

menjadi lemah dan mengalami sensasi yang tidak normal, biasanya di lengan dan

tungkai kaki. Ketika kerusakan saraf berlanjut, otak di area yang terkena akan

mengerut dan menjadi lumpuh. Jika diafragma terkena, pernapasan akan

terpengaruh (Cave, 2003).

3. Jenis Vaksin Polio

Terdapat dua jenis vaksin polio, yaitu IPV (Inactivated (salk) Poliovirus

Vaccine) dan OPV (virus polio secara oral (vaksin sabin). Perbedaan kedua vaksin

ini terletak pada kondisi virus dan cara pemberiannya. IPV merupakan virus yang

sudah mati, cara pemberiannya dengan penyuntikan. Sedangkan OPV merupakan

virus yang masih hidup tetapi tidak bersifat patogen karena sifat neurovalensinya

sudah hilang, cara pemberiannya melalui mulut dalam bentuk cairan (Ranuh dkk,

2011).

4. Pemberian Vaksin Polio

Di Indonesia ,vaksin polio diberikan secara oral. Imunisasi dasar diberikan

sejak anak baru lahir atau berumur beberapa hari, sebanyak 4 kali dengan selang

waktu tidak kurang dari 1 bulan. Pemberian vaksin polio dapat dilakukan

bersamaan dengan BCG, vaksin Hepatitis B dan DPT. Imunisasi ulangan

diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang DPT. Pemberian imunisasi polio

akan menimbulkan kekebalan aktif terhadap poliomyelitis (Marimbi, 2010).

Ikatan Dokter Anak Indonesia dan Departemen Kesehatan mengeluarkan

rekomendasi pemberian imunisasi polio termasuk imunisasi yang diwajibkan


19

masuk Pengembangan Program Imunisasi (PPI). Imunisasi polio yang harus

diberikan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah diberikan sejak lahir sebanyak

empat kali dengan interval 6-8 minggu. Kemudian diulang usia 1 tahun, 5 tahun

dan usia 15 tahun atau sebelum meninggalkan sekolah (Erinakia, 2006).

5. Efek Samping

Pada imunisasi polio hampir tidak terdapat efek samping, hanya sebagian

kecil saja yang mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot, namun kasusnya

jarang terjadi (FK USU, 2008).

Pemberian imunisasi polio tidak boleh dilakukan pada orang yang menderita

defisiensi imunitas. Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian

polio pada anak yang sedang sakit. Namun, jika ada keraguan, misalnya sedang

menderita diare, maka dosis ulangan dapat diberikan setelah sembuh (Proverawati

dkk, 2010).

6. Jadwal Pemberian Imunisasi Polio

Vaksin polio diberikan kepada semua bayi baru lahir sebagai dosis awal

(polio 0) satu dosis sebanyak 2 tetes (0,1 ml), bersamaan dengan pemberian

vaksin Hepatitis B ke 1 dan BCG ke 1 . Pemberian vaksin polio 1 pada umur 2

bulan, vaksin polio 2 umur 4 bulan bersamaan dengan pemberian vaksin DTP 2,

vaksin polio 3 pada umur 6 bulan bersamaan dengan pemberian vaksin Hepatitis

B ke 3 dan vaksin DTP ke 3. Pemberian vaksin polio harus diulang (boost), polio

4 usia 18 bulan dan polio 5 usia 5 tahun (IDAI, 2014).


20

Tabel 2.1 Jadwal Imunisasi Dasar Bayi Usia 0-12 bulan

Jenis Usia pemberian vaksin (dalam bulan)


vaksin
Lahir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Hep B 1 2 3

Polio 0 1 2 3

BCG 1 kali

DPT 1 2 3

Campak 1

Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 2014

C. Perilaku

Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan, dengan kata lain perilaku

pada umumnya dimotivasi oleh suatu keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.

Tujuan spesifik tersebut tidak selalu diketahui secara sadar oleh individu yang

bersangkutan (Winardi, 2004).

Skinner dalam Notoatmodjo (2012) merumuskan bahwa perilaku merupakan

respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar), oleh karena

perilaku itu terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan

organisme tersebut merespon. Respon dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Respondent respon atau reflexive, yaitu respon yang ditimbulkan oleh

rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Misalnya cahaya terang mata


21

tertutup. Respon ini mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita

musibah menjadi sedih.

b. Operant respons atau instrumental respons, yaitu respon yang timbul dan

berkembang yang diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Misalnya

apabila petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik akan

memperoleh penghargaan dari atasannya, maka petugas kesehatan tersebut

akan lebih baik dalam melaksanakan tugasnya.

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Perilaku tertutup, yaitu respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk

terselubung atau tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih

terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran, sikap yang

terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum diamati secara

jelas oleh orang lain.

b. Perilaku terbuka, yaitu respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk

tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati dan dilihat oleh

orang lain. Adapun tingkatan dari tindakan, yaitu: persepsi (perception),

mengenal dan memilih barbagai obejek sehubungan dengan tindakan yang

akan diambil adalah merupakan praktek yang pertama. Respon terpimpin

(guide response), dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai

dengan contoh-contoh adalah indikator tingkat kedua. Mekanisme

(mechanism), apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar

secara otomatis atau sesuatu itu sudah menjadi kebiasaan maka seseorang
22

suidah mencapai tingkat ketiga. Adaptasi (adaptation), tindakan yang sudah

berkembang dengan baik (Notoatmodjo, 2012).

Perilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang

sangat luas. Menurut Benjamin Bloom dalam Notoatmodjo (2012), ranah perilaku

terbagi dalam 3 domain, yaitu: pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan

tindakan (psikomotor).

D. Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang

(organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem

pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Perilaku kesehatan dapat

diklasifikasikan menjadi 3 kelompok: pertama, perilaku pemeliharaan kesehatan

(health maintenance), seperti perilaku pencegahan penyakit, perilaku peningkatan

kesehatan dan perilaku pemenuhan kebutuhan gizi. Kedua, perilaku pencarian dan

penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan (health seeking behavior),

seperti mengobati sendiri (self treatment) dan pengobatan di dalam atau di luar

negeri. Ketiga, perilaku kesehatan lingkungan yang meliputi:

a. Perilaku hidup sehat, seperti: makan dengan menu seimbang (appropriate

diet) olahraga teratur, tidak merokok dan tidak minum-minuman keras,

istirahat cukup, mengendalikan stress, gaya hidup yang positif.

b. Perilaku sakit, yaitu pengetahuan tentang penyebab, gejala, dan

pengobatan.
23

c. Perilaku peran sakit (the sick role behavior), peran pasien yaitu hak-hak

orang sakit (right) (seperti: memperoleh perawatan, memperoleh

pelayanan kesehatan, dan lain-lain), kewajiban orang sakit (obligation)

(seperti: memberitahukan penyakit kepada orang lain terutama kepada

dokter, tidak menularkan penyakit kepada orang lain, dan lain-lain),

perilaku peran orang sakit (the sick role) (seperti: tindakan untuk

memperoleh kesembuhan, mengenal fasilitas penyembuhan yang layak,

mengetahui hak dan kewajiban orang sakit dan lain-lain) (Mubarak, 2009).

E. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi

karena perilaku merupakan resultansi dari berbagai faktor, baik internal maupun

eksternal (lingkungan). Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(2012) menyatakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dua faktor pokok,

yaitu faktor perilaku (behaviour causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior

causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari faktor

yaitu:

a. Faktor predisposisi (predisposing factors) , yang mencakup pengetahuan,

sikap, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan

dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat

pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya.

b. Faktor pemungkin (enabling factor) yang mencakup lingkungan fisik,

tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas.


24

c. Faktor penguat (reinforcement factor) yang meliputi faktor sikap dan

perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, keluarga, sikap dan perilaku para

petugas termasuk petugas kesehatan.

1. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra

pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata) (Notoadmojo, 2010).

Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan

panca indra (Mubarok, 2009).

b. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Anderson dan Krathwohl (2001), tingkat pengetahuan seseorang

secara rinci dibagi menjadi enam tingkatan, yaitu:

1) Mengingat (Remembering)

Merupakan kemampuan menyebutkan kembali informasi

atau pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan. Kata- kata

operasional yang digunakan adalah mengurutkan, menjelaskan,

mengidentifikasi, memahami, menempatkan, mengulangi, dan

menemukan kembali.
25

2) Memahami (Understanding)

Kemampuan memahami instruksi dan menegaskan

pengertian atau makna ide atau konsep yang telah diajarkan baik

dalam bentuk lisan, tertulis, maupun grafik atau diagram. Kata-kata

operasional yang digunakan adalah menafsirkan, meringkas,

mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, dan

menyampaikan..

3) Menerapkan (Applying)

Kemampuan melakukan sesuatu dan mengaplikasikan

konsep dalam situasi tertentu. Kata-kata operasional yang

digunakan adalah melaksanakan, menggunakan, menjalankan,

melakukan, mempraktekkan, memilih, menyusun, memulai,

menyelesaikan dan mendeteksi.

4) Analisis (Analyzing)

Kemampuan memisahkan konsep kedalam beberapa

komponen dan menghubungkan satu sama lain untuk memperoleh

pemahaman atas konsep tersebut secara utuh. Kata-kata

operasional yang digunakan adalah menguraikan, membandingkan,

mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur,

mengkerangkakan, menyusun outline, membedakan, menyamakan,

membandingkan dan mengintergrasikan.

5) Mengevaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk


26

menetapkan derajat sesuatu berdasarkan norma, kriteria atau

patokan tertentu. Kata-kata operasional yang digunakan adalah

menyusun hipotesis, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji,

membenarkan dan menyalahkan.

6) Mencipta (Creating)

Kemampuan memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu

bentuk baru yang utuh dan koheren, atau membuat sesuatu yang

orisinil. Kata-kata operasional yang digunakan adalah merancang,

membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan,

memperbaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah

dan mengubah.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Wawan (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan,

adalah:

1. Faktor internal

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk

mendapatkan informasi, misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan,

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

b. Pekerjaan
27

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan

adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang

kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber

kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang

membosankan berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja

umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu

akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

c. Umur

Menurut Elizabeth B.H, usia adalah umur individu yang terhitung

mulai saat dilahirkan sampai dengan berulang tahun. Sedangkan menurut

Hurlock (1998), semakin cukup umur, tingkat kamatangan, dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi

kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa dipercayai dari

orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai dari

pengalaman dan kematangan jiwa.

2. Faktor Eksternal

a. Lingkungan

Menurut Ann Mariner (1989) dalam Notoatmodjo (2010),

lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan

pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku

orang atau kelompok.

b. Sosial Budaya
28

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi sikap dalam informasi.

2. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap stimulus atau objek. Sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya

dapat ditafsirkan dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata

menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu.

Dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional

terhadap stimulus sosial. Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial

menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak

dan bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan

atau aktivitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap itu

masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah

laku yang terbuka. Lebih dapat dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi

terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek

(Notoatmodjo, 2010).

Menurut Gerungan (1996) dikutip oleh Sunaryo (2004), attitude diartikan

dengan sikap terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan

terhadap objek tertentu, yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap

perasaan, tetapi sikap tersebut disertai oleh kecendrungan untuk bertindak sesuai

dengan objek tadi. Sikap adalah kecendrungan bertindak dari individu, berupa

respon tertutup terhadap stimulus ataupun objek tertentu (Sunaryo, 2004).


29

Sikap juga terdiri dari berbagai tingkatan, menurut Notoatmodjo (2012),

yaitu:

1) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan. Misalnya sikap orang

terhadap gizi dapat dilihat dari kesadaran dan perhatian orang itu

terhadap ceramah-ceramah tentang gizi.

2) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

sikap. Karena itu, suatu usaha untuk menjawab suatu pertanyaan

atau mengerjakan tugas yang diberikan itu benar atau salah berarti

orang menerima ide tersebut.

3) Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi bersikap.

Misalnya seorang ibu yang mengajak ibu yang lain (tetangganya)

untuk pergi menimbangkan anaknya ke posyandu atau

mendiskusikan tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa ibu tersebut

telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.

4) Bertanggung Jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah

dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang


30

paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB,

meskipun mendapat tantangan dari orang lain.

Menurut Azwar (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan

sikap antara lain: Pengalaman pribadi, yaitu apa yang telah dan dialami seseorang

akan ikut membantu dan mempengaruhi penghayatan terhadap stimulus sosial.

Pengaruh orang lain yang dianggap penting, pada umumnya individu cenderung

untuk memiliki sikap yang konfirmasi atau searah dengan orang lain yang

dianggap penting. Pengaruh budaya, seseorang hidup dan dibesarkan dari suatu

kebuadayaan, dengan demikian kebudayaan yang diikutinya mempunyai pengaruh

besar terhadap pembentukan sikap orang tersebut. Media massa, media massa

membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini

seseorang, sehingga terbentuklah arah sikap yang tertentu. Lembaga pendidikan

dan lembaga agama, kedua lembaga ini meletakkan dasar pengertian dan konsep

moral dalam individu sehingga kedua lembaga ini merupakan suatu sistem yang

mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap. Pengaruh faktor emosional,

suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang

berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk

mekanisme pertahanan ego (Azwar, 2010). Pendidikan, kurangnya pengetahuan

seseorang akan mudah terpengaruh dalam bersikap. Faktor sosial dan ekonomi ,

keadaan sosial ekonomi akan menimbulkan gaya hidup yang berbeda-beda.

Kesiapan fisik (status kesehatan), pada umumnya fisik yang kuat terdapat jiwa

yang sehat. Kesiapan psikologis atau jiwa, dalam interaksi sosial terjadi hubungan

saling mempengaruhi diantara individu yang satu dengan yang lain, terjadi
31

hubungan timbal balik yang mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu

sebagai anggota masyarakat. Lebih lanjut, interaksi sosial itu meliputi hubungan

antara psikologis disekelilingnya (Azwar, 2010).

Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan perilaku

manusia adalah pengungkapan (assesmant) atau pengukuran (measurement)

sikap. Sikap merupakan respon evaluatif yang dapat berbentuk positif maupun

negatif. Sikap mempunyai arah, artinya sikap terpilah pada dua arah kesetujuan

yaitu apakah setuju atau tidak setuju, apakah mendukung atau tidak mendukung,

apakah memihak terhadap sesuatu atau seseorang sebagai objek. Orang yang

setuju, mendukung atau memihak terhadap suatu objek sikap, berarti memiliki

sikap yang arahnya positif, sebaliknya mereka yang tidak setuju atau tidak

mendukung dikatakan memiliki sikap negatif (Azwar, 2010).

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan pernyataan sikap seseorang.

Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai

objek sikap yang hendak diungkap. Pernyataan sikap mungkin berisi atau

mengatakan hal-hal yang positif mengenai objek sikap, yaitu kalimatnya bersifat

mendukung atau memihak pada objek sikap. Pernyataan ini disebut dengan

pernyataan yang favaurable.

Sebaliknya pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal negatif mengenai

objek sikap yang bersifat tidak mendukung maupun kontra terhadap objek sikap.

Pernyataan seperti ini disebut dengan pernyataan yang tidak favorable. Suatu

skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terdiri atas pernyataan favorable

dan tidak favorable dalam jumlah yang seimbang. Dengan demikian pernyataan
32

yang disajikan tidak semua positif dan tidak semua negatif yang seolah-olah isi

skala memihak atau mendukung sama sekali objek sikap (Azwar, 2010).

3. Dukungan Keluarga

Menurut Sarwono (2007) dukungan keluarga adalah bantuan yang

bermanfaat secara emosional dan memberikan pengaruh positif yang berupa

informasi, bantuan instrumental, emosi, maupun penilaian yang diberikan oleh

anggota keluarga yang terdiri dari suami, orang tua, mertua, maupun saudara

lainnya.

Duval (1972, dalam Ali 2006), menyatakan bahwa keluarga adalah

sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi dan

kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,

meningkatkan perkembangan fisik, mental dan emosional serta sosial individu

yang ada didalamya, dilihat dari interaksi yang regular dan ditandai dengan

adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum. Secara

tradisional keluarga dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri

dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau

adopsi atau keduanya.

b. Keluarga besar (extended family) adalah kelaurga inti ditambah

anggota keluarga lainnya yang masih mempunyai hubungan darah

(kakek-nenek, paman-bibi) (Suprajitno, 2004).


33

Sarafino (1994, dalam Suprajitno, 2004) mengklasifikasikan dukungan kedalam

empat bentuk yang terdiri dari:

1. Dukungan emosional, yaitu perasaan subjek bahwa lingkungan

memperhatikan dan memahami kondisi emosional. Orang yang menerima

dukungan sosial semacam merasa tentram, aman, damai yang ditujukkan

dengan sikap tenang dan berbahagia. Sumber dukungan ini paling sering

dan umum diperoleh dari pasangan hidup atau anggota keluarga, teman

dekat, dan sanak saudara yang akrab dan memiliki hubungan harmonis.

2. Dukungan penilaian, yaitu perasaan subjek bahwa dirinya diakui oleh

lingkungan mampu berguna bagi orang lain dan dihargai usaha-usahanya.

Sumber dukungan ini dapat bersumber dari keluarga, masyarakat atau

instansi (lembaga) tempat penderita pernah bekerja.

3. Dukungan instrumental, yaitu perasaan subjek bahwa lingkungan

sekitarnya memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan, seperti alat-alat

atau uang yang dapat meringankan penderitanya. Dukungan seperti

umumnya berasal dari keluarga.

4. Dukungan informatif, yaitu perasaan subjek bahwa lingkungan

memberikan keterangan yang cukup jelas mengenai hal-hal yang harus

diketahuinya. Dukungan informatif ini dapat diperoleh dari doketr,

perawat, dan juga tenaga kesehatan lainnya.

Ibu membawa anaknya ke posyandu bukan hanya dari kehendak diri sendiri

tetapi karena adanya dorongan (dukungan) dari keluarga seperti suami, orang tua,

anggota keluarga lainnya. Dukungan dari anggoat keluarga semakin menguatkan


34

motivasi ibu untuk memberikan sesuatu yang terbaik bagi bayinya. Dukungan

positif yang diperoleh ibu akan memberikan kebiasaan baik pula bagi ibu untuk

membawa bayinya setiap bulan ke kegiatan posyandu, sehingga pemenuhan atau

kelengkapan imunisasi pada bayi tercapai (Achmadi, 2009).

4. Dukungan Petugas Kesehatan

Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan di

bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk

melakukan upaya kesehatan (Kepmenkes RI, 2014). Dukungan petugas kesehatan

(petugas imunisasi) merupakan dukungan sosial dalam bentuk dukungan

informatif, dimana perasaan subjek bahwa lingkungan (petugas imunisasi)

memberikan keterangan yang cukup jelas mengenai hal-hal yang diketahui.

Petugas kesehatan akan mendukung perilaku ibu unutk melakukan upaya

kesehatan (mengimunisasikan anaknya) melalui keterampilan komunikasi dan ada

kecendrungan bahwa upaya-upaya petugas kesehatan memperkuat ibu dengan

memberikan pujian, dorongan dan diskusi atau dengan menjadi sumber informasi

yang dapat dipercaya (Graeff, 1996).

Petugas kesehatan yang berperan memberikan dukungan informatif kepada

ibu tentang imunisasi dianjurkan mengikuti tata cara pemberian sebagai berikut:

memberitahu secara rinci resiko imunisasi dan resiko apabila tidak diimunisasi,

memeriksa kembali persiapan pelayanan secepatnya bila terjadi reaksi ikutan yang

tidak diharapkan, membaca dengan teliti informasi produk vaksin yang akan
35

diberikan dan mendapatkan persetujuan orang tua, meninjau kembali apakah ada

kontraindikasi, memeriksa identitas klien (bayi) dan berikan antiseptik bila perlu,

memeriksa jenis dan keadaan vaksin serta yakinkan penyimpanannya baik,

meyakinkan vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal dan bila perlu tawarkan

juga vaksin lain untuk mengejar imunisasi yang tertinggal, memberikan vaksin

dengan teknik yang benar, menjelaskan apa yang harus dilakukan apabila ada

reaksi ikutan setelah pemberian vaksin, membuat laporan imunisasi kepada

instansi terkait, memeriksa status imunisasi keluarga dan apabila perlu

menawarkan vaksinasi untuk mengejar ketinggalan (Muslihatun, 2010).


BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Teori

Pendekatan teori yang dipakai untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi

adalah teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2010). Teori ini

menggambarkan bahwa perubahan perilaku kesehatan individu maupun sebuah

masyarakat dapat dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu perilaku itu sendiri dan

faktor diluar perilaku tersebut. Selanjutnya faktor perilaku dipengaruhi oleh 3

faktor utama yaitu faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), faktor-faktor

pemungkin (enabling factors), dan faktor-faktor penguat (reinforcing factors).

Faktor- faktor presdiposisi mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat

terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang

berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat

pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya. Faktor-faktor pemungkin

mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi

masyarakat, untuk berperilaku sehat masyarakat memerlukan sarana dan prasarana

pendukung. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung untuk mewujudkan perilaku

kesehatan, maka faktor ini disebut dengan faktor pendukung atau faktor

pemungkin. Misalnya termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti

puskesmas dan rumah sakit.

Faktor- faktor penguat meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat,

tokoh agama, keluarga, sikap, dan perilaku para petugas termasuk petugas

36
37

kesehatan. Supaya berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya

perlu pengetahuan dan sikap positif, dan dukungan fasilitas saja, melainkan

diperlukan contoh perilaku dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas

terutama petugas kesehatan.

Peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan

ibu dalam melengkapi imunisasi polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas

Sebarang Padang. Sebagaimana yang telah diuraikan diatas bahwa faktor-faktor

yang berhubungan dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi polio pada

bayi, yaitu faktor pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan dukungan petugas

kesehatan.
38

Variabel Independen Variabel Dependen

Faktor predisposisi
- pengetahuan
- sikap
- kepercayaan
- nilai
- tradisi
- sosiodemografi
Tindakan ibu

Faktor pemungkin
- ketersediaan fasilitas
- jarak pelayanan kesehatan
dengan tempat tinggal

Faktor penguat
- dukungan keluarga
- dukungan petugas kesehatan
- dukungan tokoh masyarakat

Sumber: Teori Lawrence Green (dalam Notoatmodjo, 2012)

Bagan 1

Kerangka Teori
39

B. Kerangka Konsep

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada

bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016, maka penulis

menyusun kerangka konseptual, seperti berikut ini:

Faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi

dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan Tindakan ibu dalam

Sikap Ibu melengkapi imunisasi


dasar polio pada bayi di
Dukungan Keluarga
wilayah kerja Puskesmas
Dukungan Petugas Kesehatan Seberang Padang tahun
2016

Bagan 2

Kerangka Konsep
40

C. Hipotesis Penelitian

Ha 1: Ada hubungan pengetahuan ibu dengan tindakan ibu dalam melengkapi

imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang

Tahun 2016.

Ha 2: Ada hubungan sikap ibu dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi

dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016.

Ha 3: Ada hubungan dukungan keluarga dengan tindakan ibu dalam melengkapi

imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang

Tahun 2016.

Ha 4: Ada hubungan dukungan petugas kesehatan dengan tindakan ibu dalam

melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang

Padang Tahun 2016.


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan

pendekatan cross-sectional.Pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian

untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek,

dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu

saat (point time approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi

sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek

pada saat pemeriksaan (Notoadmodjo, 2010).Desain penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu dalam

melengkapi imunisasidasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang

Padang tahun 2016.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang

pada bulan Maret - Juli 2016.

C. Polulasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai

41
42

bayi yang berumur 7-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang

sebanyak 111 orang ibu .

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan digunakan untuk penelitian

atau sebagian dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007).

Pemilihan responden di masing-masing kelurahan Seberang Padang dilakukan

secara simple random sampling. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus

Slovin (Setiawan, 2007).

Dimana :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = derajat penyimpangan terhadap populasi (derajatpenyimpangan yang

digunakan 5 % = 0,05)

111
=
111 0,05 + 1

111
=
1,2775

= 86,88 ≈ 87

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh jumlah sampel sebanyak 87

orang ibu. Penentuan sampel dengan menggunakan proporsional random

sampling dimana masing-masing kelurahan mempunyai perwakilan untuk

dijadikan sampel dengan rumus:


43

Dimana:

x= jumlah

Seberang Padang : 87 = 60

Alang Lawas : 87 = 20

Ranah : 87 = 7

Tabel 4.1 Jumlah Sampel Masing-Masing Kelurahan

No. Nama Kelurahan Jumlah ibu yang Jumlah

mempunyai bayi usia 7-11 sampel

bulan

1. Seberang Padang 77 60

2. Alang Lawas 25 20

3. Ranah 9 7

4. Belakang Pondok 0 0

Jumlah total 111 87

Berdasarkan data yang didapat dari Puskesmas Seberang Padang, tidak ada

bayi berusia 7-12 bulan di Kelurahan Belakang Pondok yang melengkapi

imunisasi dasar polio bayinya di Posyandu atau Puskesmas karena ibu-ibu di


44

kelurahan ini melengkapi imunisasi dasar polio bayinya di Praktek Bidan atau

Dokter Spelsialis Anak.

Kriteria inklusi:

1) Bayi yang mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS)

2) Ibu bayi yang bersedia menjadi responden

Kriteria ekslusi:

1) Bayi menderita penyakit defisiensi imunitas, penderita HIV/AIDS.

D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

1. Variabel

a. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel independen merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan

atau timbulnya variabel dependen (terikat), yaitu:

1). Pengetahuan ibu

2). Sikap ibu

3).Dukungan keluarga

4). Dukungan petugas kesehatan

b. Variabel Dependen (terikat)

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena variabel bebas yaitu perilaku ibu dalam memberikan imunisasi polio

pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun2016.


45

2. Defenisi Operasional

No. Variabel Defenisi Cara Ukur Alat Skala Skor


Operasional Ukur Ukur
Independen

1. Pengetahuan Pengetahuan Menggunakan Angket Ordinal a.Baik: skor


adalah segala kuisioner baku responden ≥
sesuatu yang tentang 75%
diketahui pengetahuan b. Kurang baik:
responden dengan 10 skor responden
tentang pertanyaan dibawah < 75%
imunisasi (Skala
polio Guttman) Sumber:
Ridwan, 2007
2. Sikap Sikap adalah Menggunakan Angket Nominal a. Positif: skor
reaksi dan kuisioner baku responden ≥
respon tentang sikap mean (23)
bagaimana dengan 8 b. Negatif: skor
sikap ibu pertanyaan responden <
dalam (Skala Likert) mean (23)
melakukan
imunisasi
polio.
3. Dukungan Pendapat Menggunakan Angket Ordinal a. Mendukung :
keluarga responden kuisioner baku skor
tentang tentang responden ≥
upaya yang dukungan mean (41)
dilakukan keluarga b.Tidak
anggota dengan 12 Mendukung :
keluarga pertanyaan skor
dalam (Skala Likert) responden <
pemberian mean (41)
imunisasi
polio pada
bayi.
4. Dukungan Pendapat Menggunakan Angket Ordinal a. Mendukung :
petugas responden kuisioner baku skor
kesehatan tentang tentang responden ≥
upaya yang dukungan mean (22)
dilakukan petugas b.Tidak
petugas kesehatan Mendukung :
kesehatan dengan 6 skor
dalam pertanyaan responden <
pemberian (Skala Likert) mean (22)
imunisasi
polio.
Dependen
46

Tindakan Respon nyata Menggunakan Angket a.Baik :jika


ibu dalam yang dapat buku KMS status imunisasi
melengkapii diamati dan (Kartu Menuju dasar polio di
imunisasi dilihat dari Sehat) buku KMS
polio pada responden lengkap.
bayi dalam b.Tidak Baik :
melengkapi jika status
imunisasi imunisasi dasar
polio pada polio di buku
bayi berusia KMS tidak
7-12 bulan lengkap.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner

yang sudah baku.

A. Data Demografi , terdiri dari nama ibu (inisial), umur ibu, umur bayi, alamat,

pendidikan terakhir, dan pekerjaan ibu.

B.Kuisioner tersebut juga berisikan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk

pertanyaan tertutup, dimana telah disediakan jawaban alternatif yang mengacu

pada variabel independen yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu

dalam memberikan imunisasi polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas

Seberang padang.

1.Pengetahuan

Terdiri dari 10 item pernyataanpilihan ganda. Semua item valid untuk

digunakan sebagai kuisioner dengan nilai reliabilitas Alpha Cronbach 0,693.Uji

validitas dan reliabilitas kuisioner ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

Seberang Padangterhadap 20 orang ibu yang memiliki bayi berusia 7-12


47

bulan.Semua pertanyaan merupakan pertanyaan positif.Pertanyaan ini dibuat

dalam skala Gutmann, dimana setiap jawaban benar diberi nilai 1, jawaban salah

diberi nilai 0.Untuk mengetahui pengetahuan responden baik atau kurang

ditentukan berdasarkan nilai skor.Nilai responden sama dengan atau besar dari ≥

75 % dikategorikan baik, dibawah < 75 % dikategorikan kurang.

2. Sikap

Terdiri dari 8item pernyataanpilihan ganda. Semua item valid untuk

digunakan sebagai kuisioner dengan nilai reliabilitas Alpha Cronbach 0,777.Uji

validitas dan reliabilitas kuisioner ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

Seberang Padangterhadap 20 orang ibu yang memiliki bayi berusia 7-12

bulan.Dimana setiap jawaban Sangat Setuju (SS) diberi nilai 4, Setuju (S) diberi

nilai 3, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi

nilai 1. Untuk mengetahui pengetahun responden baik atau kurang ditentukan

berdasarkan nilai mean atau median. Jika data hasil penelitian terdistribusi normal

digunakan nilai mean dan jika data hasil penelitian tidak terdistribusi normal

digunakan nilai median Nilai responden diatas nilai mean atau median

dikategorikan positif, dan jika nilai responden dibawah nilai mean atau median

dikategorikan negatif.

3. Dukungan Keluarga

Terdiri dari 12 item pertanyaan, semua item valid untuk digunakan sebagai

kuisioner dengan nilai reliabilitas Alpha Cronbach 0,837.Uji validitas dan

realibilitas kuisioner ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Seberang

Padangterhadap 20 orang ibu yang memiliki bayi berusia 7-12 bulan.Pertanyaan


48

no 1-3terkait dukungan informatif, pertanyaan no 4-6 terkait dukungan penilaian,

pertanyaan no 7-9 terkait dukungan instrumental dan pertanyaan no 10-12 terkait

dukungan emosional. Pertanyaan dibuat dalam skala Likert, dimana setiap

jawaban “Selalu” diberi nilai 4, “Kadang-Kadang” diberi nilai 3, “Jarang” diberi

nilai 2, dan “Tidak Pernah” diberi nilai 1. Untuk mengetahui dukungan keluarga

mendukung atau tidak ditentukan berdasarkan nilai mean atau median. Jika data

hasil penelitian terdistribusi normal digunakan nilai mean dan jika data hasil

penelitian tidak terdistribusi normal digunakan nilai median. Nilai responden

diatas nilai mean atau median dikategorikan mendukung, dan jika nilai

responden dibawah nilai median dikategorikan tidak mendukung.

4. Dukungan Petugas Kesehatan

Terdiri dari 6item pertanyaan, semua item valid untuk digunakan sebagai

kuisioner dengan nilai reliabilitas Alpha Cronbach 0,812.validitas dan reliabilitas

kuisioner ini di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padangterhadap 20 orang ibu

yang memiliki bayi berusia 7-12 bulan. Pertanyaan dibuat dalam skala Likert,

dimana setiap jawaban “Selalu” diberi nilai 4, “Kadang-Kadang” diberi nilai 3,

“Jarang” diberi nilai 3, dan “Tidak Pernah” diberi nilai 1. Untuk mengetahui

dukungan keluarga mendukung atau tidak ditentukan berdasarkan nilai mean atau

median. Jika data hasil penelitian terdistribusi normal digunakan nilai mean dan

jika data hasil penelitian tidak terdistribusi normal digunakan nilai median Nilai

responden nilai mean atau median dikategorikan mendukung, dan jika nilai

responden dibawah nilai mean atau median dikategorikan tidak mendukung.

5. Tindakan Ibu
49

Terdiri dari 5 item pertanyaan, semua item valid untuk digunakan sebagai

kuisioner dengan nilai reliabilitas Alpha Cronbach 0,787.Uji validitas dan

reliabilitas kuisioner ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Seberang

Padangterhadap 20 orang ibu yang memiliki bayi berusia 7-12 bulan.Tindakan ibu

diukur dengan skala ukur ordinal, dimana jawaban ya diberi nilai 1, dan jawaban

tidak diberi nilai 0. Untuk mengetahui tindakan responden baik atau kurang

ditentukan berdasarkan nilai skor.Nilai responden 1 dikategorikan baik (status

imunisasi polio bayi lengkap), dan jika nilai responden 0 dikategorikan kurang

baik (status imunisasi polio bayi tidak lengkap.

F. Etika Penelitian

Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan

memperhatikan masalah etika penelitian. Etika penelitian menurut Hidayat

(2010), meliputi:

1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden)

Lembar persetujuan diberikan pada subjek penelitian, peneliti menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta manfaat penelitian yang

dilakukan. Setelah diberikan penjelasan, lembar persetujuan diberikan kepada

subjek penelitian. Jika subjek penelitian bersedia diteliti maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan, namun jika subjek penelitian menolak untuk

diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya dan

penelitian terhadap subjek tersebut tidak dapat dilakukan.

2. Anonimity (tanpa nama)


50

Untuk menjaga kerahasiaan subjek penelitian, peneliti tidak mencantumkan

nama pada lembar pengumpulan data, cukup dengan inisial dan memberi nomor

atau kode pada masing-masing lembar tersebut.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh dari subjek penelitian dijamin

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau

dilaporkan pada hasil penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data yang

akan dilakukan dalam penelitian (Hidayat, 2010). Data yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu:

1. Data Primer

Data primer bila pengumpulan data dilakukan secara langsung oleh peneliti

terhadap sasaran, yaitu dengan cara menyebar kuisioner. Selanjutnya data tersebut

diolah, dianalisis, disajikan, dan dilaporkan oleh peneliti.

2. Data Sekunder

Disebut sebagai data sekunder apabila pengumpulan data yang diinginkan

diperoleh dari orang lain atau tempat lain dan bukan dilakukan oleh peneliti

sendiri. Data yang digunakan adalah data dari Dinas Kesehatan Kota Padang

Tahun 2014 dan 2015, buku daftar yang berisi jumlah imunisasi polio pada bulan

2016 dari Puskesmas Seberang Padang dan kepustakaan tentang pengetahuan,


51

sikap, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan dan imunisasi polio dari

tahun 2003-2015.

H. Teknik Pengolahan Data

Langkah-langkah pengolahan data (Notoadmodjo, 2010)

1. Editing (Penyuntingan Data)

Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui

kuisioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu.Kalau ternyata masih ada data

atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara

ulang, maka kuisioner tersebut dikeluarkan.

2. Skoring

Skoring dilakukan untuk kemudahan pengolahan data yaitu memberikan

kode dari setiap jawaban responden. Untuk kuisioner pengetahuan, jawaban

benar diberi skor 1 dan salah diberi skor 0. Untuk kuisioner sikap, jawaban

sangat setuju skor 4, setuju skor 3, tidak setuju skor 2, sangat tidak setuju skor

1. Untuk kuisioner dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan,

jawaban selalu diberi skor 4, kadang-kadang diberi skor 3, jarang diberi skor

2, tidak pernah diberi skor 1. Untuk kuisioner perilaku, jawaban ya diberi skor

1, tidak diberi skor 0.

3. Coding (Pengkodean Data)

Mengklasifikasikan jawaban dari responden menurut macamnya dengan

memberi kode pada masing-masing jawaban menurut item pada lembar


52

observasi.Untuk variabel pengetahuan, kategori baik diberi kode 1 dan kurang

diberi kode 0.Untuk variabel sikap, kategori positif diberi kode 1 dan negatif

diberi kode 0.Untuk variabel dukungan keluarga dan dukungan petugas

kesehatan, kategori mendukung diberi kode 1 dan tidak mendukung diberi

kode 0.Untuk variabel perilaku, kategori baik diberi kode 1 dan kurang baik

diberi kode 0.

4. Entry data (Memasukkan Data)

Data yang telah selesai diberi kode kemudian dimasukkan ke dalam program

atau software komputer.

5. Cleaning (Pembersihan Data)

Setelah semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan

adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya,

kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

6. Tabulating (Tabulasi Data)

Membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau yang

diinginkan oleh peneliti.

I. Analisa Data

1.Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian.Pada umumnya dalam analisa univariat ini

hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap


53

variabel.Menjelaskan variabel independen yaitu pengetahuan, sikap, dukungan

keluarga, dukungan petugas kesehatan.Menjelaskan variabel dependen yaitu

perilaku ibu dalam memberikan imunisasi polio pada bayi)

2. Analisa Bivariat

Penelitian ini ingin mengetahui adanya hubungan variabel independen

dengan variable dependen serta menguji perbedaan proporsi atau persentase antara

kelompok data dan kedua variable tersebut dalam bentuk kategorik maka uji

statistik yang digunakan adalah uji Chi square dengan menggunakan program

komputer (software), dimana taraf signifikan sebesar 0,05 ( ) atau confidence

level (CI) 95%, sehingga bila hasil analisa statistik < 0,05 maka variabel

independen dan dependen dinyatakan berhubungan atau bermakna secara

signifikan dan sebaliknya bila hasil analisa statistik = 0,05 atau > 0,05 maka

variabel independen dan dependen dinyatakan tidak berhubungan atau bermakna

secara signifikan. 3.

Analisa Multivariat

Analisa multivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel

indepeden secara bersama-sama dengan variabel dependen, dengan menggunaka

uji regresi logistik ganda.Regresi logistik ganda adalah suatu model matematik

yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara satu atau beberapa variabel

independen dengan satu variabel dependen yang bersifat dikotomus

(binary).Variabel dikotomus adalah variabel yang hanya memiliki 2 nilai, missal

hidup/mati, sakit/tidak sakit, merokok/tidak meroko, baik/tidak baik.pada regresi

logistik, variabel independen/bebas yang digunakan berupa variabel kategorik


54

maupun numerik (Santoso, 2012)

Uji regresi logistik ganda pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) dengan

metode Backward Wald, dimana variabel independen yang tidak memiliki

hubungan yang dominan terhadap tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar

polio pada bayi akan dikeluarkan secara bertahap sampai hanya variabel

independen yang dominan yang dimasukkan. Dimana dengan melihat nilai odd

ratio, yaitu nilai peluang atau besarnya pengaruh variabel independen terhadap

variable dependen . Nilai odd ratio (OR) dalam output SPSS ditunjukkan dengan

nilai Exp (B).(Santoso, 2012).


BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Penelitian

Pengumpulan data dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang

dari tanggal 1-5 Agustus 2016 bertepatan dengan kegiatan posyandu saat PIN (Pekan

Imunisasi Nasional) Campak. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

pengumpulan data ini adalah proporsional random sampling. Jumlah sampel yang

digunakan dalam pengumpulan data sebanyak 87 orang responden yang merupakan

ibu-ibu yang memiliki bayi berusia 7-12 bulan. Pengumpulan data dilakukan dengan

cara wawancara terpimpin dengan menggunakan kuisioner secara langsung kepada

responden. Pengumpulan data hari ke-1 dilakukan di Kelurahan Alang Lawas diambil

20 responden, hari ke-2 sampai hari ke-4 dilakukan pengumpulan data berturut-turut

di Kelurahan Seberang Padang , didapatkan 21 responden di hari ke-2, 19 responden

di hari ke-3, 20 responden di hari ke-4 dan hari ke-5 di Kelurahan Ranah, diambil 7

responden. Data yang terkumpul meliputi karakteristik responden, pengetahuan,

sikap, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, dan tindakan ibu dalam

melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang

Padang. Setelah data terkumpul akan dilakukan analisa data yang selanjutnya hasil

penelitian disajikan dalam tiga bagian yaitu analisa univariat, analisa bivariat dan

multivariat.

55
56

B. Analisa Univariat

1. Karakteristik Ibu

Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh karakteristik responden

yang meliputi umur ibu, usia bayi, pendidikan dan pekerjaan ibu. Untuk lebih

jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik


Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun
2016

Karakteristik f %
Umur Ibu (tahun)
dewasa muda (20-35) 78 89,65
dewasa tua (36-59) 9 10,35
Jumlah 87 100,0
Usia Bayi (bulan)
7 6 6,9
8 18 20,7
9 21 24,1
10 16 18,4
11 16 18,4
12 10 11,5

Jumlah 87 100,0
Pendidikan
Tidak sekolah/tamat SD 14 16,1
SLTP 20 23,1
SLTA 27 31,0
D3 11 12,6
Perguruan Tinggi 15 17,2

Jumlah 87 100,0
Pekerjaan
Ibu rumah tangga 40 46,0
Petani 12 13,8
PNS 18 20,7
Wiraswasta 17 19,5
Jumlah 87 100,0
57

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar (89,65 %)

ibu berada pada rentang umur dewasa muda (20-35), kurang dari separuh (31

%) ibu berpendidikan SLTA dan (46 %) bekerja sebagai ibu rumah tangga.

2. Gambaran Pengetahuan Ibu

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar


Polio di Wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun
2016

Pengetahuan f %
Baik 43 49,4
Kurang baik 44 50,6
Jumlah 87 100,0

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa lebih dari separuh (50,6%)

pengetahuan ibu berada pada kategori kurang baik.

3. Gambaran Sikap Ibu

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu terhadap Imunisasi Dasar Polio
di Wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

Sikap f %
Positif 39 44,8
Negatif 48 55,2
Jumlah 87 100,0

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa lebih dari separuh (55,2 %)

sikap ibu berada pada katogori negatif.


58

4. Gambaran Dukungan Keluarga Ibu

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Ibu terhadap


Imunisasi Dasar Polio di Wilayah Kerja Puskesmas
Seberang Padang Tahun 2016

Dukungan Keluarga f %
Mendukung 37 42,5
Tidak mendukung 50 57,5
Jumlah 87 100,0

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa lebih dari separuh (57,5 %)

ibu yang dukungan keluarganya berada pada kategori tidak mendukung.

5. Gambaran Dukungan Petugas Kesehatan

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Dukungan Petugas Kesehatan terhadap


Imunisasi Dasar Polio di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang
Padang Tahun 2016

Dukungan Petugas f %
Kesehatan
Mendukung 41 47,1
Tidak mendukung 46 52,9
Jumlah

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa lebih dari separuh (52,9 %)

ibu yang dukungan petugas kesehatannya berada pada kategori tidak

mendukung.
59

6. Gambaran Tindakan Ibu

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Tindakan Ibu terhadap Imunisasi Dasar


Polio di Wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun
2016

Tindakan f %
Baik 33 37,9
Tidak baik 54 62,1
Jumlah

Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa lebih dari separuh (62,1 %)

tindakan ibu tentang imunisasi dasar polio berada pada kategori tidak baik.

C. Analisa Bivariat

a. Hubungan pengetahuan dengan tindakan ibu dalam melengkapi


imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang
Padang tahun 2016

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat

hubungan antara pengetahuan dengan tindakan seperti pada tabel di bawah

ini:

Tabel 5.7 Hubungan pengetahuan dengan tindakan ibu dalam melengkapi


imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas
Seberang Padang tahun 2016

Pengetahuan Tindakan p
Baik Tidak baik Jumlah (value)
f % f % f %
Baik 22 51,2 21 48,8 43 100,0 0,022
Kurang baik 11 25,0 33 75,0 44 100,0
60

Berdasarkan pada tabel 5.7 dapat dilihat bahwa responden yang

tindakannya tidak baik lebih banyak proporsinya pada reponden

berpengetahuan kurang baik, yaitu 33 dari 44 orang (75 %) dibandingkan

pada responden berpengetahuan baik, yaitu 21 dari 43 orang (48,8 %). Dari

hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p =

0,022 (p < α 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara pengetahuan responden tentang imunisasi dasar polio dengan

tindakan responden dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di

wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang.

b. Hubungan sikap dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar


polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang tahun 2016

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat


hubungan antara sikap dengan tindakan seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.8 Hubungan sikap dengan tindakan ibu dalam melengkapi


imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas
Seberang Padang tahun 2016

Sikap Tindakan p
Baik Tidak baik Jumlah (value)
f % f % f %
Positif 21 53,8 18 46,2 39 100,0 0,011
Negatif 12 25,0 36 75,0 48 100,0

Berdasarkan pada tabel 5.8 dapat dilihat bahwa responden yang

tindakannya tidak baik lebih besar proporsinya pada responden yang


61

sikapnya negatif, yaitu 36 dari 48 orang (75,0%) dibandingkan pada

responden yang sikapnya positif, yaitu 18 dari 39 orang (46,2%). Dari hasil

uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,011 (p <

α 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara sikap responden terhadap imunisasi dasar polio dengan tindakan

responden dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja

Puskesmas Seberang Padang.

c. Hubungan dukungan keluarga dengan tindakan ibu dalam melengkapi


imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang
Padang 2016

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat

hubungan antara dukungan keluarga dengan tindakan ibu seperti pada tabel di

bawah ini:

Tabel 5.9 Hubungan dukungan keluarga dengan tindakan ibu dalam


melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja
Puskesmas Seberang Padang 2016

Dukungan Tindakan p
Keluarga Baik Tidak baik Jumlah (value)
f % f % f %
Mendukung 26 70,3 11 29,7 37 100,0 0,000
Tidak Mendukung 7 14,0 43 86,0 50 100,0
Jumlah 33 54 87

Berdasarkan pada tabel 5.9 dapat dilihat bahwa responden responden

yang tindakannya tidak baik lebih besar proporsinya pada responden yang
62

keluarganya tidak medukung, yaitu 43 dari 50 orang (86 %) dibandingkan

pada responden yang keluarganya mendukung, yaitu 11 dari 37 orang (29,7

%). Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai

p = 0,000 (p < α 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara dukungan keluarga terhadap imunisasi dasar polio

dengan tindakan responden dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi

di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang.

d. Hubungan dukungan petugas kesehatan dengan tindakan ibu dalam


melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas
Seberang Padang tahun 2016

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat

hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan tindakan ibu seperti

pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.10 Hubungan dukungan petugas kesehatan dengan tindakan ibu


dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di
wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang tahun 2016

Dukungan Petugas Tindakan p


Kesehatan Baik Tidak baik Jumlah (value)
f % f % F %
Mendukung 21 51,2 20 48,8 41 100,0 0,029
Tidak Mendukung 12 26,1 34 73,9 46 100,0

Berdasarkan pada tabel 5.10 dapat dilihat bahwa responden yang

tindakannya tidak baik lebih banyak proporsinya pada responden yang

petugas kesehatannya tidak mendukung, yaitu 34 dari 46 orang (73,9 %)


63

dibandingkan responden yang petugas kesehatannya mendukung, yaitu 20

dari 41 orang (48,8 %). Dari hasil uji statistik menggunakan uji chi-square

antara dukungan petugas kesehatan dengan tindakan ibu diperoleh nilai p =

0,029 p < α 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara dukungan petugas kesehatan terhadap imunisasi dasar polio

dengan tindakan responden dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi

di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang.

D. Analisis Multivariat

Untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan tindakan

ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja

puskesmas Seberang Padang maka dilakukan analisis multivariat dengan

menggunakan analisis regresi logistik ganda dengan menggunakan metode

backward wald, yaitu mengeluarkan variabel yang tidak memenuhi untuk

dimasukkan dalam analisis multivariat satu persatu secara bertahap.

Sebelum melakukan penganalisisan atau pemodelan secara multivariat,

maka terlebih dahulu seleksi bivariat untuk menentukan variabel independen

yang memenuhi kriteria untuk dimasukkan dalam analisis multivariat.

Variabel independen akan disebut memenuhi syarat untuk dimasukkan pada

analisis multivariat. Jika nilai probabilitasnya (p) < 0,25. Variabel yang

masuk dalam analisis multivariat dapat dilihat pada tabel berikut ini:
64

Tabel 5.11 Hasil Seleksi Bivariat antara Pengetahuan, Sikap, Dukungan


Keluarga, dan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Tindakan
Ibu Dalam Melengkapi Imunisasi Dasar Polio pada Bayi di
Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

Variabel p Keterangan
Value
Pengetahuan 0,022 < 0,25 sehingga dimasukkan
dalam analisa multivariat
Sikap 0,011 < 0,25 sehingga dimasukkan
dalam analisa multivariat
Dukungan Keluarga 0,000 < 0,25 sehingga dimasukkan
dalam analisa multivariat
Dukungan Petugas Kesehatan 0,029 < 0,25 sehingga dimasukkan
dalam analisa multivariat

Berdasarkan tabel 5.11 di atas diketahui bahwa semua variabel masuk dalam

pemodelan multivariat. Selanjutnya variabel yang masuk dalam pemodelan

multivariat dianalisis dengan menggunakan analisis regresi logistik ganda dengan

menggunakan metode backward wald. Variabel yang memiliki probabilitas (p) <

0,05 pada penganalisisan multivariat akan dipertahankan untuk menghasilkan

pemodelan multivariat berdasarkan nilai p terbesar.

Hasil akhir dari analisis multivariat dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
65

Tabel 5.12 Hasil Akhir Analisis Multivariat Faktor-Faktor yang Berhubungan


dengan Tindakan Ibu dalam Melengkapi Imunisasi Dasar Polio
pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun
2016

Variabel Exp (B) p Value Overall


Percentage
Dukungan Keluarga 21,778 0,000 82,6 %
Pengetahuan 5,731 0,007
Dukungan Petugas Kesehatan 3,558 0,035

Pada tabel 5.12 di atas merupakan hasil akhir analisis multivariat

dengan uji regresi logistik dan diketahui bahwa variabel dukungan keluarga

menjadi variabel yang paling berpengaruh terhadap tindakan ibu dengan nilai

OR 21,778 yang berarti responden yang keluarganya mendukung cendrung

akan mendapatkan imunisasi lengkap dibanding responden yang keluarganya

tidak mendukung. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa variabel

dukungan keluarga, pengetahuan, dan dukungan petugas kesehatan dapat

mempengaruhi tindakan ibu sebasar 82,6.


BAB VI

PEMBAHASAN

A. Univariat

1. Tindakan ibu terhadap imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja
puskesmas seberang padang tahun 2016
Dari hasil penelitian pada tabel 5.6 dapat dilihat bahwa lebih dari

separuh 62,1 % tindakan ibu pada kategori “tidak baik”. Berbeda dengan hasil

penelitian Syamsidar (2006) yang menyimpulkan sebagian besar (83,7 %) ibu

yang tindakannya baik terhadap imunisasi polio di wilayah kerja Puskesmas

Securai Kabupaten Langkat tahun 2006. Berbeda juga dengan hasil penelitian

Juniarti Purba (2013) yang menyimpulkan bahwa lebih dari separuh (67,4 %)

ibu yang tindakannya baik terhadap pemberian imunisasi dasar di desa

Secanggang, Kecamatan Secanggang. Dampak dari tindakan ibu tidak baik

terlihat pada cakupan imunisasi dasar polio yang masih di bawah target, yaitu

90,5 % dari target 95 %.

Menurut Skinner dalam Notoatmodjo (2012), perilaku merupakan

respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dilihat

dari respon perilaku dibagi menjadi 2 yaitu, perilaku tertutup (berupa persepi,

pengetahuan, sikap) dan perilaku terbuka berupa tindakan nyata (overt

behavior).Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2012), perilaku

terbentuk dari 3 faktor, yaitu faktor predisposisi (pengetahuan, sikap), faktor

66
67

pemungkin (lingkungan fisik, fasilitas), faktor penguat (dukungan keluarga,

dukungan petugas kesehatan). Dapat disimpulkan perilaku terbuka (tindakan)

dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dan dukungan

petugas kesehatan.Semakin kurang pengetahuan, sikap negatif, keluarga tidak

mendukung, dan petugas kesehatan tidak mendukung, maka tindakan ibu juga

tidak baik.

2. Pengetahuan ibu terhadap imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah


kerja puskesmas seberang padang tahun 2016

Dari hasil penelitian pada tabel 5.2dapat dilihat bahwa lebih dari

separuh responden berpengetahuan kurang yaitu, 50,6 %. Hasil ini sesuai

dengan hasil penelitian Sheeba Arooj yang menyimpulkan bahwa lebih dari

separuh (66,5 %) ibu berpengetahuan kurang terhadap imunisasi dasar polio

di Pakistan. Begitu juga dengan hasil penelitian Jamilah (2014) yang

menyimpulkan bahwa sebagian besar (88,7 %) ibu yang berpengetahuan

kurang baik terhadap imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Peusangan

Siblah Kreung Kabupaten Bireun. Namun, berbeda dengan hasil penelitian

Omoyemi yang menyimpulkan bahwa lebih dari separuh (65,4 %) ibu

berpengetahuan baik terhadap imunisasi dasar polio di Nigeria.

Berdasarkan jawaban dari kuisioner, lebih dari separuh (55,2 %) ibu

yang menjawab salah pertanyaan no 7 tentang frekuensi dan jadwal imunisasi

dasar polio, dijawab sebanyak 2 kali ketika bayi berumur 0 dan 2 bulan dan

kurang dari separuh (46,0 %) ibu menjawab salah pertanyaan no 10 tentang


68

cara pemberian dan dosis vaksin polio, dijawab vaksin polio 1 dan 2 diberikan

lewat mulut sebanyak 2 tetes

Berdasarkan penjelasan yang diberikan responden di lapangan,

responden tidak pernah bertanya dan meminta penjelesan kepada petugas

kesehatan tentang imunisasi dasar polio, oleh karena itu responden tidak

memiliki pengetahuan yang cukup tentang imunisasi dasar polio. Pengetahuan

yang kurang disebabkan responden tidak mendapat informasi yang lengkap

tentang imunisasi dasar polio sedangkan sebagian besar pengetahuan

diperoleh melalui indra pendengaran (telinga) dan indra penglihatan (mata).

Responden mengatakan alasan meraka tidak berusaha mencari informasi yang

lebih tentang imunisasi dasar polio karena sibuk mengurus rumah tangga

sesuai dengan karakteristik ibu kurang dari separuh bekerja sebagai ibu rumah

tangga (46 %) dan kurang dari separuh yang berpendidikan SLTA (31%).

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah hasil pengindraan

manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang

dimilikinya dan sebagian besar didapatkan melalui indra pendengaran dan

penglihatan dan pengetahuan didapat melalui sumber formal maupun informal

(melalui penyuluhan imunisasi dasar polio). Menurut Benyamin Bloom dalam

(Notoatmodjo, 2012), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ada 2,

yaitu faktor internal (pendidikan, pekerjaan, umur) dan faktor eksternal (faktor

lingkungan dan sosial budaya).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi


69

pengetahuan seseorang maka akan semakin tinggi pula perkembangannya, dan

sebaliknya semakin rendah pengetahuan seseorang maka akan semakin rendah

pula perkembangannya, sebab dengan ini dapat membuat seseorang sulit

mendapat ide-ide atau teknologi yang baru.

3. Sikap ibu terhadap imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja
puskesmas seberang padang tahun 2016

Dari hasil penelitian pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa lebih dari

separuh responden memiliki sikap negatif sebanyak 55,2 %. Hasil ini sesuai

dengan penelitian Jamilah (2014) yang menyimpulkan bahwa sebagian besar

(77,5 %) ibu yang sikapnya negatif terhadap imunisasi dasar di wilayah kerja

Puskesmas Peusangan Siblah Kreung Kabupaten Bireun. Begitu juga hasil

penelitian Anissa Dyah (2013) yang menyimpulkan lebih dari separuh (60 %)

ibu yang sikapnya tidak mendukung (negatif) terhadap imunisasi polio di

Posyandu RW 10 Kampung Banteng Kota Semarang. Namun, berbeda

dengan hasil penelitian Khan yang menyimpulkan lebih dari separuh (57,7 %)

ibu yang sikapnya positif terhadap imunisasi dasar polio di Pakistan. Begitu

juga dengan hasil penelitian Juniarti Purba (2013) yang menyimpulkan bahwa

sebagian besar (83,7 %) ibu yang sikapnya positif terhadap pemberian

imunisasi dasar di desa Secanggang, Kecamatan Secanggang.

Berdasarkan jawaban dari kuisioner, kurang dari separuh (31%) ibu

menjawab “setuju” pada pernyataan no 1 pemberian imunisasi dasar pada bayi

tidak harus sesuai jadwal yang ditentukan, kurang dari separuh (33,3 %) ibu
70

menjawab pertanyaan no 2, pemberian imunisasi dasar polio bukan untuk

menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu dan kurang dari separuh

(32,2 %) ibu menjawab setuju pada pernyataan no 3, pemberian imunisasi

dasar polio pada bayi tidak harus lengkap sebelum bayi berumur 1 tahun.

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulus atau objek, dimana sikap ini terjadi dari menerima,

merespon, menghargai dan bertanggung jawab (Notoatmodjo, 2010). Sikap

adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan cara merasakan,

berfikir, bertingkah laku dalam suatu situasi. Sikap akan terbentuk terus,

kadang-kadang sulit diubah dan mempengaruhi nilai-nilai hidup seseorang

(Gunarsa, 2008). Manifestasi sikap tidak dapat langsung (overt behavior),

tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup dan sikap

biasanya didasarkan atas pengetahuannya yang didapat dari informasi formal

maupun informal.

Dari uraian diatas peneliti berasumsi, jika informasi yang didapat ibu

kuranglengkap akan menyebabkan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar

polio kurang baik sehingga berdampak pada sikap ibu yang negatif pula

terhadap imunisasi dasar polio.

4. Dukungan keluarga terhadap imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah


kerja puskesmas seberang padang tahun 2016
Dari hasil penelitian pada tabel 5.4diketahui bahwa lebih dari separuh

keluarga responden tidak mendukung sebanyak 57,5%. Hasil ini sesuai


71

dengan hasil penelitian Mella yang menyimpulkan bahwa lebih lebih dari

separuh (65,4 %) ibu yang keluarganya tidak memberikan dukungan

informasional. Hasil yang sama juga didapatkan pada penelitian Jamilah

(2014) yang menyimpulkan lebih dari separuh (73,2 %) ibu yang keluarganya

tidak memberikan dukungan terhadap imunisasi dasar di wilayah kerja

Puskesmas Pesangan Siblah Kreung Kabupaten Bireun tahun 2014. Berbeda

dengan hasil penelitian Juniarti Purba (2013) yang menyimpulkan bahwa

sebagian besar (88,4 %) ibu yang keluarganya mendukung terhadap

pemberian imunisasi dasar di desa Secanggang, Kecamatan Secanggang.

Berdasarkan jawaban dari kuisioner, kurang dari separuh (21,8 %) ibu

padapertanyaan no 10 tentang dukungan emosional menjawab “jarang”

apakah keluarga selalu memotivasi ibu untuk memberikan imunisasi polio

lengkap kepada bayi dan kurang dari separuh (27,6 %) pada pertanyaan no 7

tentang dukungan instrumental menjawab “tidak pernah”, apakah keluarga

menemani ibu saat ibu membutuhkan teman untuk membawa bayi dalam

pemberian imunisasi.

Keluarga berfungsi sebagai penyebar informasi tentang dunia,

mencakup memberi nasehat, petunjuk-petunjuk, saran atau umpan balik.

Bentuk dukungan keluarga yang diberikan oleh keluarga adalah dorongan

semangat, pemberian nasehat atau mengawasi tentang pola makan sehari-hari

dan pengobatan. Menurut Sarwono (2007), bahwa dukungan keluarga adalh

bantuan yang bermanfaat secara emosional dan memberikan pengaruh positif


72

yang berupa informasi, bantuan instrumental, emosi maupun penilaian yang

diberikan oleh anggota keluarganya yang terdiri dari suami, orang tua dan

anggota keluarga lainnya.

Individu yang memperoleh dukungan keluarga yang tinggi akan

menjadi individu yang lebih optimis dalam menghadapi masalah kesehatan

dan kehidupan dan lebih terampil dalam memenuhi kebutuhan psikologis

(Setiadi, 2008). Pendapat diatas diperkuat oleh pernyataan dari Commission

on the Family (1998, dalam Dolan dkk, 2006) bahwa dukungan keluarga

dapat memperkuat setiap individu, menciptakan kekuatan keluarga,

memperbesar penghargaan terhadap diri sendiri, mempunyai potensi sebagai

strategi pencegahan yang utama bagi seluruh keluarga dalam menghadapi

tantangan kehidupan sehari-hari serta mempunyai relevansi dalam masyarakat

yang berada dalam lingkungan yang penuh dengan tekanan.

Dari uraian diatas peneliti menyimpulkan jika keluarga tidak mendapat

informasi yang lengkap tentang imunisasi dasar polio baik dari media

informasi (koran, televisi, radio, sosial media) dan orang lain (teman, kerabat)

serta tidak mendapatkan penyuluhan dari petugas kesehatan tentang

pentingnya imunisasi dasar polio, maka keluarga juga tidak mampu

memberikan dukungan yang baik atau penuh kepada ibu tentang imunisasi

dasar polio.
73

5. Dukungan petugas kesehatan terhadap imunisasi dasar polio pada bayi


di wilayah kerja puskesmas seberang padang tahun 2016
Dari hasil penelitian pada tabel 5.5dapat dilhat bahwa lebih dari

separuh keluarga responden tidak mendukung sebanyak 57,5 %. Hasil

penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Jamilah (2014) yang

menyimpulkan lebih dari separuh (62 %) ibu yang petugas kesehatannya tidak

mendukung terhadap imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Pesangan

Siblah Kreung Kabupaten Bireun tahun 2014. Sama dengan hasil penelitian

Muhammad Yusuf (2007) yang menyimpulkan lebih dari separuh (71,4 %)

ibu yang petugas kesehatannya tidak mendukung tentang imunisasi dasar

polio di Kabupaten Bireun.

Berdasarkan jawaban dari kuisioner, kurang dari separuh (29,9 %) ibu

menjawab “tidak pernah” pada pertanyaan no 2, apakah petugas kesehatan

memberikan penyuluhan tentang imunisasi. Seorang petugas kesehatan

mempunyai peran sebagai pendidik atau konselor. Peran ini dilakukan dengan

membantu keluarga untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan, mengetahui

gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan untuk mencegah penyakit

yang ada (Makamban, 2014). Menurut Notoatmodjo (2012), perilaku

kesehatan seseorang atau masyarakat ditentukan juga dari ada tidaknya

informasi kesehatan. Petugas kesehatan berperan dalam memberikan

informasi (dukungan informatif) kepada setiap orang yang datang berobat dan

keluarganya (Peraturan Pemerintah RI NO.33 Tahun 2012 Pasal 1).


74

Jika dukungan informatif dari petugas kesehatan kurang maka akan

mempengaruhi tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada

bayinya. Menurut Lewin dalam Notoatmodjo (2012), bahwa perilaku manusia

adalah keadaan yang seimbang antara kekuatan-kekuatan pendorong dengan

kekuatan–kekuatan penahan. Terjadinya peningkatan kekuatan pendorong

apabila ada stimulus yang mendorong terjadinya perubahan, misalnya motif

ingin hidup sehat meningkat, maka seseorang akan berusaha mencari tempat

penyembuhan, begitu juga dengan pemberian imunisasi (imunisasi dasar

polio).

Dari uraian diatas peneliti menyimpulkan ibu akan mendapatkan

informasi yang lengkap tentang imunisasi dasar polio, disamping melalui

penyuluhan kesehatan yang diberikan petugas kesehatan juga yang terpenting

jika ibu memiliki motifasi agar bayinya mendapat imunisasi yang lengkap dan

berusaha menuntut informasi yang lengkap dari petugas kesehatan, karena

informasi tidak hanya didapatkan melalui acara penyuluhan tetapi juga bisa

ibu dapatkan dengan langsung bertanya ke kader atau petugas kesehatan

imunisasi di Puskesmas.
75

B. Bivariat

1. Hubungan pengetahuan dengan tindakan ibu dalam melengkapi


imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang
Padang tahun 2016
Hasil penelitian pada tabel 5.7 diperoleh nilai p = 0,022 (p < α 0,05)

maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan pengetahuan

respoden dengan tindakan dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi

di wilayah kerja puskesmas Sebarang Padang tahun 2016. Hal ini sesuai

dengan penelitian Ullidatun Shaliha (2012) yang menyimpulkan bahwa ada

hubungan pengetahuan dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi

dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang tahun

2016 dengan nilai p = 0,001 (p < α 0,05). Hasil yang sama juga didapatkan

pada penelitian Sri Aminingsih (2014) yang menyimpulkan bahwa ada

hubungan yang signifikan pengetahuan tentang imunisasi polio dengan

tindakan mengimunisasi polio di Posyandu Aggrek Desa Langenharjo

Kelurahan Langenharjo Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo p = 0,006 (p

< α 0,05). Begitu juga dengan penelitian Fitriyanti Ismet (2014) bahwa ada

hubungan yang signifikan pengetahuan dengan tindakan melengkapi

imunisasi dasar pada balita di desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone

Balango p = 0,001 (p < α 0,05).

Hasil penelitian pada tabel 5.2 diketahui bahwa sebagian besar

responden berpengetahuan kurang yaitu, 50,6 %. Hal ini dapat dilihat


76

darijawaban dari kuisioner,lebih dari separuh (55,2 %) ibu yang menjawab

salah pertanyaan no 7 tentang frekuensi dan jadwal imunisasi dasar polio,

dijawab sebanyak 2 kali ketika bayi berumur 0 dan 2 bulan dan kurang dari

separuh (46,0 %) ibu menjawab salah pertanyaan no 10 tentang cara

pemberian dan dosis vaksin polio, dijawab vaksin polio 1 dan 2 diberikan

lewat mulut sebanyak 2 tetes. Dari alasan yang diberikan responden diketahui

bahwa informasi tentang frekuensi dan jadwal imunisasi dasar polio serta cara

pemberian dan dosis vaksin polio tidak didapatkan oleh responden baik dari

keluarga maupun petugas kesehatan melalui penyuluhan sedangkan ibu-ibu di

wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang sangat bergantung kepada

informasi yang diberikan petugas kesehatan tentang imunisasi dasar.

Responden juga mengatakan tidak dapat membawa bayinya ke

posyandu karena sibuk mengurus rumah tangga di pagi hari yang bertepatan

dengan jadwal posyandu sesuai dengan karakteristik responden terbanyak

berdasarkan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yaitu 46 (46,0 %).

Berdasarkan penjelasan yang diberikan responden di lapangan, responden

tidak pernah bertanya dan meminta penjelesan kepada petugas kesehatan

tentang imunisasi dasar polio, oleh karena itu responden tidak memiliki

pengetahuan yang cukup tentang imunisasi dasar polio. Pengetahuan yang

kurang disebabkan responden tidak mendapat informasi yang lengkap tentang

imunisasi dasar polio sedangkan sebagian besar pengetahuan diperoleh

melalui indra pendengaran (telinga) dan indra penglihatan (mata).


77

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah hasil pengindraan

manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang

dimilikinya dan sebagian besar didapatkan melalui indra pendengaran dan

penglihatan dan pengetahuan didapat melalui sumber formal maupun informal

(melalui penyuluhan imunisasi dasar polio). Dampak dari pengetahuan

responden yang kurang baik dapat menimbulkan tindakan responden yang

tidak baik pula dan dapat terlihat pada cakupan imunisasi dasar polio di

wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang yang masih di bawah target yaitu

90,05 % dari target 95 %.

Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt

behavior). Pengetahuan sangat membantu sebelum seseorang mengadopsi

perilaku (berperilaku baru). Seseorang harus tahu terlebih dahulu apa artinya

atau menfaatnya bagi dirinya atau keluarganya. Orang akan ikut

melaksanakan imunisasi apabila ia tahu tujuan dan manfaatnya bagi kesehatan

bayinya dan apa bahayanya. Semakin bertambahnya pengetahuan masyarakat

maka kesedaran untuk ikut serta untuk melengkapi imunisasi dasar polio juga

akan bertambah.

Dari hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan dengan tindakan

ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja

Puskesmas Seberang Padang, didapatkan hasil yang menyimpang yaitu, ibu

yang berpengetahuan baik memiliki tindakan tidak baik yaitu, 21 dari 43


78

orang (48,8 %) dan ibu yang berpengetahuan kurang baik memiliki tindakan

baik yaitu, 11 dari 44 orang (25, 0 %). Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang

berpengetahuan baik, tetapi tidak ada dorongan dan motivasi dari dalam diri

ibu itu sendiri maupun keluarga untuk membawa bayinya diimunisasi dan

akan berpengaruh tidak baik pada tindakan ibu dalam pemberian imunisasi

dasar polio pada bayi. Begitupun sebaliknya ibu yang pengetahuannya

kurang, tindakannya akan baik jika ada dorongan dari keluarga dan penjelasan

dari petugas kesehatan mengenai pntingnya imunisasi dasar polio pada bayi.

Hal ini didukung dalam artikel yang ditemukan oleh Hidayat (2009)

yang menyatakan bahwa dalam hal ini pemberian imunisasi, peran orang tua

khususnya ibu menjadi sangat penting karena orang terdekat dengan bayi

adalah ibu. Demikian juga tentang pengetahuan dan pendidikan ibu yang

mempengaruhi tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar polio pada

bayi, sehingga dapat mempengaruhi status imunisasi bayi. Masalah

pengertian, pemahaman dan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar

polio pada bayinya tidak akan jadi halangan yang besar jika pendidikan dan

pengetahuan yang memadai tentang hal itu diberikan.

Oleh karena itu dengan adanya hasil penelitian bahwa ada hubungan

terkait pengetahuan dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar

polio pada bayinya, maka pengetahuan harus ditingkatkan. Untuk

meningkatkan pengetahuan ibu, dapat dilakukan dengan adanya program-

program dari pihak puskesmas untuk meningkatkan pengetahuan dengan cara


79

memberikan penyuluhan tentang imunisasi dasar dan pelatihan kader

posyandu sehingga pengetahuan tentang imunisasi dasar polio bisa diberikan

kepada ibu-ibu lewat kader posyandu..

2. Hubungan sikap dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar


polio pada bayi di wilayah kerja puskesmas Seberang Padang tahun 2016
Hasil penelitian pada tabel 5.8 diperoleh nilai p = 0,011 (p <α 0,05),

maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan sikap respoden

dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di

wilayah kerja puskesmas Sebarang Padang tahun 2016 . Hal ini sejalan

dengan penelitian Fitriyanti Ismet (2013) yang menyimpulkan bahwa ada

hubungan sikap dengan tindakan melengkapi imunisasi dasar pada balita di

desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Balango.p = 0,001 (p < α 0,05).

Begitu juga dengan penelitian Annisa Dyah, dkk (2013) menyimpulkan ada

hubungan sikap dengan ketepatan imunisasi polio di Posyandu RW Kampung

Banteng Kota Semarang p = 0,031 (p < α 0,05). Berbeda dengan penelitian

Muhammad Yusuf (2007) yang menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan

sikap dengan tindakan ibu dalam imunisasi polio di Kabupaten Bireun p =

0,201 (p > α 0,05).

Menurut asumsi peneliti perbedaan hasil penelitian ini disebabkan

karena sikap masih merupakan perilaku tertutup ada faktor-faktor lain yang

dapat mempengaruhi tindakan (perilaku terbuka) seperti persepsi, dukungan

sosial, nilai-nilai di masyarakat. Namun, sikap dapat menjadi faktor pencetus


80

untuk melakukan suatu tindakan (perilaku terbuka).

Sesuai dengan pendapat ahli Newcomb dalam (Notoatmodjo, 2010),

sikap itu belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi

merupakan predisposisi perilaku. Sikap merupakan reaksi atau respon yang

masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi

sikap tidak dapat langsung (tindakan), tetapi hanya dapat diltafsirkan terlebih

dahulu dari perilaku tertutup dan sikap biasanya didasarkan atas

pengetahuannya yang didapat dari informasi formal maupun informal

(Sarwono, 2004).

Hasil penelitian pada tabel 5.3 diketahui bahwa lebih dari separuh

responden memiliki sikap negatif sebanyak 55,2 %. Dapat dilihat bahwa

kurang dari separuh (31%) ibu menjawab “setuju” pada pernyataan no 1

pemberian imunisasi dasar pada bayi tidak harus sesuai jadwal yang

ditentukan, kurang dari separuh (33,3 %) ibu menjawab pertanyaan no 2,

pemberian imunisasi dasar polio bukan untuk menimbulkan kekebalan

terhadap penyakit tertentu dan kurang dari separuh (32,2 %) ibu menjawab

setuju pada pernyataan no 3, pemberian imunisasi dasar polio pada bayi tidak

harus lengkap sebelum bayi berumur 1 tahun. Dari penelitian dil lapangan,

alasan responden menjawab setuju pada pernyataan negatif tentang manfaat

dan keharusan melengkapi imunisasi dasar sebelum usia 1 tahun karena

pengetahuan responden tentang imunisasi dasar kurang baik disebabkan

kurangnya penyuluhan tentang imunisasi dasar sedangkan pengetahuan sangat


81

mempengaruhi sikap seseorang. Sikap biasanya didasarkan atas pengetahuan

seseorang yang didapat dari informasi formal maupun informal (Sarwono,

2004).

Dampak dari sikap responden yang negatif dapat menimbulkan

tindakan responden yang tidak baik pula dan dapat terlihat pada cakupan

imunisasi dasar polio di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang yang

masih di bawah target yaitu 90,05 % dari target 95 %. Jika sikap ibu positif

tentang imunisasi dasar polio maka dapat mencetuskan tindakan baik dengan

melengkapi imunisasi dasar polio bayinya dan sebaliknya, jika sikap ibu

negatif tentang imunisasi dasar polio maka dapat mencetuskan tindakan ibu

yang baik dengan melengkapi imunisasi dasar polio bayinya. Sesuai dengan

pendapat Newcomb dalam (Notoatmodjo, 2010) bahwa sikap merupakan

faktor predisposisi (pencetus) suatu tindakan. Sikap adalah kecendrungan

bertindak dari individu, berupa respon tertutup terhadap stimulus ataupun

objek tertentu (Sunaryo, 2004).

Dari hasil penelitian tentang hubungan sikap dengan tindakan ibu

dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja

Puskesmas Seberang Padang, didapatkan hasil yang menyimpang yaitu, ibu

yang sikapnya positif memiliki tindakan tidak baik yaitu, 18 dari 39 orang

(46,2 %) dan ibu yang bersikap negatif memiliki tindakan baik yaitu, 12 dari

48 orang (25,0 %). Ini menunjukkan bahwa ibu yang sikapnya positif, tapi

tidak mampu menerima atau merespon dengan baik stimulus dan objek yang
82

ada maka akan berpengaruh negatif pada tindakan ibu dalam pemberian

imunisasi dasar polio pada bayi. Sebaliknya, ibu yang sikapnya negatif,

tindakannya pada pemberian imunisasi dasar polio akan baik jika dapat

merespon atau menerima dengan baik stimulus dari objek yang ada.

Sesuai dengan yang dikemukakan Azwar (2013) bahwa sikap terdiri

dari 4 tingkatan yaitu menerima (receiving), individu ingin dan

memperhatikan rangsangan (stimulus) yang diberikan. Merespon

(responding), sikap individu dapat memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan, menghargai (valuing),

sikap individu mangajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

suatu masalah, dan bertanggung jawab (responsible), sikap individu akan

bertanggung jawab dan siap menanggung segala resiko atas segala sesuatu

yang dipilihnya. Hasil diatas sejalan dengan pendapat Sunaryo (2004) yang

mengatakan bahwa sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan

seseorang mengenai objek yang disertai adanya perasaan untuk membuat

respon atau tindakan dalam tata cara tertentu yang dipilihnya.

Oleh karena itu dengan adanya hasil penelitian bahwa ada hubungan

terikat sikap dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio

pada bayinya maka sikap ibu harus positif atau baik tentang imunisasi dasar

polio, karena sikap dipengaruhi oleh pengetahuan, maka pengetahuan ibu

harus ditingkatkan. Untuk itu pengetahuan ibu harus ditingkatkan melalui

penyuluhan imunisasi sehingga sikap ibu bertambah positif dan akan merubah
83

tindakan ibu yang tidak baik menjadi baik dengan melengkapi imunisasi dasar

polio bayinya.

3. Hubungan dukungan keluarga dengan tindakan ibu dalam melengkapi


imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja puskesmas Seberang
Padang tahun 2016
Hasil penelitian pada tabel 5.9diperoleh nilai p = 0,000 (p < α 0,05),

maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan dukungan keluarga

dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di

wilayah kerja puskesmas Seberang Padang. Fitriyanti Ismet (2013) yang

menyimpulkan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan tindakan

melengkapi imunisasi dasar pada balita di desa Botubarani Kecamatan

Kabila Bone Balango p = 0,001 (p < α 0,05). Berbeda dengan hasil penelitian

Muhammad Yusuf (2007) yang menyimpulkan tidak ada hubungan

dukungan keluarga (peran serta masyarakat) dengan tindakan dalam

imunisasi polio di Kabupaten Bireun p = 0,592 (p > α 0,05).

Menurut asumsi peneliti perbedaan hasil penelitian ini disebabkan

karena tindakan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti pengetahuan

dan persepi ibu, jika ibu sudah tahu manfaat imunisasi dasar polio bagi

bayinya ibu dan memiliki motivasi untuk mewujudkan kesehatan bayinya

maka ibu akan berpendapat (persepsi) baik tentang imunisasi polio sehingga

jika keluarga melarang pun ibu akan tetap melengkapi imunisasi polio

bayinya dan memberikan pengertian kepada keluarga. Namun, dukungan


84

keluarga bukan berarti faktor yang tidak mempengaruhi tindakan karena dari

dukungan informasional, dukungan emosional, dukungan instrumental, dan

dukungan penilaian membantu ibu untuk meningkatkan pengetahuan dan

persepsi ibu tentang imunisasi polio.

Menurut Sarwono (2007) bahwa dukungan keluarga adalah bantuan

yang bermanfaat secara emosional dan memberikan pengaruh positif yang

berupa informasi, bantuan instrumental, emosi maupun penilaian yang

diberikan oleh anggota keluarga yang terdiri dari suami, orang tua dan

anggota keluarga lainnya yang akan mempengaruhi tindakan seseorang

dalam membuat keputusan yang lebih tepat. Namun sebaliknya, karena

adanya sistem yang dianut bahwa suami adalah imam dalam keluarga

sehingga semua keputusan tergantung pada suami. Apalagi tidak

mengizinkan untuk melakukan imunisasi maka ibu tidak akan berani untuk

melakukan imunisasi. Selain itu masih banyaknya keluarga yang tinggal

bersama dengan orang tua dan atau mertua menyebabkan peran orang tua

juga cukup besar. Adanya anggapan-anggapan bahwa tidak ada manfaat dari

imunisasi menyebabkan banyak orang tua melarang anaknya (ibu) untuk

melakukan imunisasi.

Hasil penelitian pada tabel 5.4 diketahui bahwa lebih dari separuh

keluarga responden tidak mendukung sebanyak 57,5 %. Dapat dilihat bahwa

kurang dari separuh (21,8 %) ibu padapertanyaan no 10 tentang dukungan

emosional menjawab “jarang” apakah keluarga selalu memotivasi ibu untuk


85

memberikan imunisasi polio lengkap kepada bayi dan kurang dari separuh

(27,6 %) pada pertanyaan no 7 tentang dukungan instrumental menjawab

“tidak pernah”, apakah keluarga menemani ibu saat ibu membutuhkan teman

untuk membawa bayi dalam pemberian imunisasi.

Responden mengatakan keluarga terutama suami sibuk bekerja

sehingga jarang memperhatikan tentang kelengkapan imunisasi bayi dan

tidak bisa menemani ibu ke posyandu. Sesuai dengan karakteristik ibu

sebagian besar sebagai ibu rumah tangga yaitu 46 orang (46,0 %) sehingga

suamilah yang mencari nafkah. Dampak dari keluarga yang tidak mendukung

tentang imunisasi dasar polio dapat menyebabkan tindakan ibu tidak baik

dalam melengkapi imunisasi dasar polio bayinya dapat terlihat pada cakupan

imunisasi dasar polio di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang yang

masih di bawah target yaitu 90,05 % dari target 95 %. Dukungan keluarga

yang positif yang diperoleh ibu akan memberikan kebiasaan baik pula bagi

ibu untuk mewujudkan tujuan keluarga salah satunya mewujudkan kesehatan

bayi mereka melalui imunisasi dasar polio.

Duval (1972, dalam Ali 2006), menyatakan bahwa keluarga adalah

sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi dan

kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang

umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental dan emosional serta sosial

individu yang ada didalamya, dilihat dari interaksi yang regular dan ditandai

dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum.


86

Dari hasil penelitian tentang hubungan dukungan keluarga dengan

tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah

kerja Puskesmas Seberang Padang, didapatkan hasil yang menyimpang yaitu,

ibu yang keluarganya mendukung memiliki tindakan tidak baik, yaitu 11 dari

37 orang (29,7 %) dan ibu yang keluarganya tidak mendukung memiliki

tindakan baik yaitu, 7 dari 50 orang (14 %). Ini menunjukkan bahwa ibu

yang keluarganya mendukung, tapi tidak mampu menerima atau merespon

dengan baik stimulus dan objek yang ada maka akan berpengaruh negatif

pada tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar polio pada bayi.

Sebaliknya, ibu yang keluarganya tidak mendukung, tindakannya pada

pemberian imunisasi dasar polio akan baik jika dapat merespon atau

menerima dengan baik stimulus dari objek yang ada.

Dalam hal ini dukungan keluarga juga ditentukan dari sikap ibu yang

nantinya akan mempengaruhi tindakan ibu. Sesuai dengan yang

dikemukakan Azwar (2013) bahwa sikap terdiri dari 4 tingkatan yaitu

menerima (receiving), individu ingin dan memperhatikan rangsangan

(stimulus) yang diberikan. Merespon (responding), sikap individu dapat

memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas

yang diberikan, menghargai (valuing), sikap individu mangajak orang lain

untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah, dan bertanggung

jawab (responsible), sikap individu akan bertanggung jawab dan siap

menanggung segala resiko atas segala sesuatu yang dipilihnya. Hasil diatas
87

sejalan dengan pendapat Sunaryo (2004) yang mengatakan bahwa sikap

merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek yang

disertai adanya perasaan untuk membuat respon atau tindakan dalam tata

cara tertentu yang dipilihnya.

Oleh karena itu dengan adanya hasil penelitian bahwa ada

hubunganterikat dukungan keluarga dengan tindakan ibu dalam melengkapi

imunisasi dasar polio pada bayinya, maka ibu harus mendapatkan dukungan

keluarga. Supaya keluarga memberikan dukungan kepada ibu maka

diperlukan penyuluhan bagi keluarga mengenai pentingnya imunisasi dasar

polio dengan bekerja sama dengan perangkat desa dan petugas kesehatan ,

diharapkan dapat meningkatkan kesadaran keluarga akan pentingnya

imunisasi dasar polio bagi bayi sehingga dapat meningkatkan dukungan

keluarga terhadap tindakan ibu melengkapi imunisasi dasar polio pada

bayinya.

4. Hubungan dukungan petugas kesehatan dengan tindakan ibu dalam


melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja puskesmas
Seberang Padang tahun 2016
Hasil penelitian pada tabel 5.10 diperoleh nilai p = 0,029. (p < α 0,05),

maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan dukungan petugas kesehatan

dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di

wilayah kerja puskesmas Sebarang Padang. Hal ini sejalan dengan penelitian

Fitriyanti Ismet (2013) yang menyimpulkan bahwa ada hubungan dukungan


88

petugas kesehatan dengan tindakan melengkapi imunisasi dasar pada balita di

desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Balango.p = 0,001 (p < α 0,05).

Sesuai dengan hasil penelitian Muhammad Yusuf (2007) yang menyimpulkan

ada hubungan signifikan dukungan petugas kesehatan dengan tindakan dalam

imunisasi polio di Kabupaten Bireun p = 0,000 (p < α 0,05). Hasil yang sama

juga didapatka dari penelitian Jamilah (2014) bahwa ada hubungan dukungan

petugas kesehatan dengan tindakan melengkapi imunisasi dasar di wilayah

kerja Puskesmas Peusangan Siblah Kreung Kabupaten Biruen p = 0,012 (p <

α 0,05).

Menurut peneliti dari hasil penelitian di lapangan dukungan petugas

kesehatan sangat berpengaruh kepada tindakan ibu dalam melengkapi

imunisasi dasar polio bayinya karena minimnya informasi lewat penyuluhan

kesehatan tentang imunisasi dasar polio menyebabkan ibu memiliki

pengetahuan yang kurang tentang imunisasi polio sehingga tindakan ibu juga

tidak baik dalam melengkapi imunisasi dasar polio bayinya.

Menurut Notoatmodjo (2012), perilaku kesehatan seseorang atau

masyarakat ditentukan juga dari ada tidaknya informasi kesehatan. Petugas

kesehatan berperan dalam memberikan informasi (dukungan informatif)

kepada setiap orang yang datang berobat dan keluarganya (Peraturan

Pemerintah RI NO.33 Tahun 2012 Pasal 1). Jika dukungan informatif dari

petugas kesehatan kurang maka akan mempengaruhi tindakan ibu dalam

melengkapi imunisasi dasar polio pada bayinya.


89

Menurut Lewin dalam Notoatmodjo (2012), bahwa perilaku manusia

adalah keadaan yang seimbang antara kekuatan-kekuatan pendorong dengan

kekuatan–kekuatan penahan. Terjadinya peningkatan kekuatan pendorong

apabila ada stimulus yang mendorong terjadinya perubahan, misalnya motif

ingin hidup sehat meningkat, maka seseorang akan berusaha mencari tempat

penyembuhan, begitu juga dengan pemberian imunisasi (imunisasi dasar

polio).

Hasil penelitian pada tabel 5.5 responden diketahui bahwa lebih dari

separuh petugas kesehatan tidak mendukung sebanyak 52,9 %. Dapat dilihat

dari jawaban respoden kurang dari separuh (29,9 %) ibu menjawab “tidak

pernah” pada pertanyaan no 2, apakah petugas kesehatan memberikan

penyuluhan tentang imunisasi. Menurut peneliti, penyuluhan tentang

imunisasi dasar polio mungkin memang tidak pernah diselenggarakan, namun

ibu bisa menanyakan langsung pada petugas kesehatan tentang

ketidaktahuannya mengenai imunisasi dasar polio. Tetapi, ibu- ibu malas

bertanya saat posyandu diadakan dan langsung pulang setelah diberikan

imunisasi dasar oleh petugas kesehatan dan jarang bertanya tentang imunisasi

dasar tersebut apalagi responden di wilayah kerja puskesmas seberang

padang ini sangat bergantung dari informasi yang diberikan oleh petugas

kesehatan.

Sesuai dengan karakteristik responden berdasarkan pekerjaa paling

banyak sebagai ibu rumah tangga yaitu 40 orang (46,0 %) sehingga ibu hanya
90

sibuk mengurus urusan rumah tangga dan malas mencari informasi tentang

imunisasi dasar polio baik dari petugas kesehatan maupun sumber lainnya

seperti internet. Dampak dari petugas kesehatan yang tidak mendukung

tentang imunisasi dasar polio dapat menyebabkan tindakan ibu tidak baik

dalam melengkapi imunisasi dasar polio bayinya dapat terlihat pada cakupan

imunisasi dasar polio di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang yang

masih di bawah target yaitu 90,05 % dari target 95 %. Jika petugas kesehatan

tidak mendukung menyebabkan tindakan ibu tidak baik dalam melengkapi

imunisasi dasar polio bayinya, karena dukungan petugas kesehatan akan

mempengaruhi tindakan ibu karena ibu membutuhkan motivasi tidak hanya

dari keluarga tetapi dari orang yang dapat dipercaya seperti petugas kesehatan

dan itu didapatkan jika petugas kesehatan lebih aktif dan peka tentang

pengetahuan ibu mengenai imunisasi dasar polio.

Sesuai dengan pendapat Lewin dalam Notoatmodjo (2012), bahwa

perilaku manusia adalah keadaan yang seimbang antara kekuatan-kekuatan

pendorong dengan kekuatan–kekuatan penahan. Terjadinya peningkatan

kekuatan pendorong apabila ada stimulus yang mendorong terjadinya

perubahan, misalnya motif ingin hidup sehat meningkat, maka seseorang akan

berusaha mencari tempat penyembuhan, begitu juga dengan pemberian

imunisasi (imunisasi dasar polio).

Dari hasil penelitian tentang hubungan dukungan petugas kesehatan

dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di
91

wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang, didapatkan hasil yang

menyimpang yaitu, ibu yang petugas kesehatannya mendukung memiliki

tindakan tidak baik, yaitu 20 dari 41 orang (48,8 %) dan ibu yang keluarganya

tidak mendukung memiliki tindakan baik yaitu, 12 dari 46 orang (73,9 %). Ini

menunjukkan bahwa ibu yang petugas kesehatannya mendukung, tapi tidak

mampu menerima atau merespon dengan baik stimulus dan objek yang ada

maka akan berpengaruh negatif pada tindakan ibu dalam pemberian imunisasi

dasar polio pada bayi. Sebaliknya, ibu yang petugas kesehatannya tidak

mendukung, tindakannya pada pemberian imunisasi dasar polio akan baik jika

dapat merespon atau menerima dengan baik stimulus dari objek yang ada.

Dalam hal ini dukungan petugas kesehatan juga ditentukan dari sikap

ibu yang nantinya akan mempengaruhi tindakan ibu. Sesuai dengan yang

dikemukakan Azwar (2013) bahwa sikap terdiri dari 4 tingkatan yaitu

menerima (receiving), individu ingin dan memperhatikan rangsangan

(stimulus) yang diberikan. Merespon (responding), sikap individu dapat

memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas

yang diberikan, menghargai (valuing), sikap individu mangajak orang lain

untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah, dan bertanggung

jawab (responsible), sikap individu akan bertanggung jawab dan siap

menanggung segala resiko atas segala sesuatu yang dipilihnya. Hasil diatas

sejalan dengan pendapat Sunaryo (2004) yang mengatakan bahwa sikap

merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek yang


92

disertai adanya perasaan untuk membuat respon atau tindakan dalam tata cara

tertentu yang dipilihnya.

Oleh karena itu dengan adanya hasil penelitian bahwa ada hubungan

terikat dukungan petugas kesehatan dengan tindakan ibu dalam melengkapi

imunisasi dasar polio pada bayinya, dukungan petugas harus ditingkatkan

terutama dukungan informatif sehingga tindakan ibu juga baik yaitu dengan

melengkapi imunisasi bayinya. Untuk itu petugas kesehatan supaya lebih

sering mengadakan penyuluhan tentang imunisasi dasar kepada ibu-ibu dan

pelatihan kader ditingkatkan, sehingga penyuluhan tentang imunisasi dasar

polio bisa disampaikan lewat kader-kader posyandu.

C. Faktor yang dominan yang mempengaruhi tindakan ibu dalam


melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja puskesmas
Seberang Padang tahun 2016
Hasil analisis secara multivariat diperoleh faktor-faktor yang paling

dominan dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada

bayi di wilayah kerja puskesmas Sebarang Padang yaitu faktor dukungan

keluarga, pengetahuan dan dukungan petugas kesehatan. Dari nilai OR yang

diperoleh dapat memperkirakan kekuatan pengaruh dari dukungan keluarga,

dukungan petuga kesehatan, sikap, dan pengetahua dengan tindakan ibu,

semakin basar nilai OR menyatakan semakin kuat pengaruh faktor dominan

dalam hubungannya dengan tindakan ibu melengkapi imuisasi dasar polio

pada bayi.
93

Pada penelitian ini dukungan keluarga nilai OR 21,778 artinya

keluarga yang tidak mendukung akan mempunyai pengaruh terhadap tindakan

ibu melengkapi imunisasi dasar polio bayinya 21,778 kali, pengetahuan nilai

OR 5,731 artinya pengetahuan yang kurang akan mempuyai pengaruh

terhadap tindakan ibu melengkapi imunisasi dasar polio bayinya 5,371 kali.

Dukungan petugas kesehatan nilai OR 3,558 artinya petugas kesehatan yang

tidak mendukung akan mempuyai pengaruh terhadap tindakan ibu melengkapi

imunisasi dasar polio bayinya 3,558 kali.

Dari hasil analisis multivariat dengan uji interaksi regresi logistik

ganda terhadap variabel dukungan keluarga, pengetahuan dan dukungan

petugas kesehatan diperoleh nilai p < 0,05 artinya dukungan keluarga,

pengetahuan dan dukungan petugas kesehatan, saling berinteraksi dalam

hubungannya terhadap tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio

pada bayi di wilayah kerja Puskesemas Seberang Padang.

Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Muhammad Yusuf

(2007) yang menyimpulkan bahwapengetahuan dan dukungan petugas

kesehatan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tindakan ibu dalam

melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di Kabupaten Bireun.

Duval (1972, dalam Ali 2006), menyatakan bahwa keluarga adalah

sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi dan

kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang


94

umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental dan emosional serta sosial

individu yang ada didalamya, dilihat dari interaksi yang regular dan ditandai

dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum.

Oleh karena itu dengan adanya hasil penelitian bahwa dukungan

keluarga merupakan faktor dominan terhadap tindakan ibu dalam melengkapi

imunisasi dasar polio pada bayinya, maka ibu harus mendapatkan dukungan

keluarga. Supaya keluarga memberikan dukungan kepada ibu maka

diperlukan penyuluhan bagi keluarga mengenai pentingnya imunisasi dasar

polio dengan bekerja sama dengan perangkat desa dan petugas kesehatan ,

diharapkan dapat meningkatkan kesadaran keluarga akan pentingnya

imunisasi dasar polio bagi bayi sehingga dapat meningkatkan dukungan

keluarga terhadap tindakan ibu melengkapi imunisasi dasar polio pada

bayinya.
BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang “Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Tindakan Ibu Dalam Melengkapi Imunisasi Dasar Polio Pada

Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016” dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Lebih dari separuh (50,6 %) ibu-ibu di wilayah kerja puskesmas seberang

padang yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan memiliki pengetahuan kurang

baik tentang imunisasi dasar polio.

2. Lebih dari separuh (55,2 %) ibu-ibu di wilayah kerja puskesmas seberang

padang yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan memiliki sikap negatif tentang

imunisasi dasar polio.

3. Lebih dari separuh (57,5 %) ibu-ibu di wilayah kerja puskesmas seberang

padang yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan keluarganya tidak mendukung

tentang imunisasi dasar polio.

4. Lebih dari separuh (52,9 %) ibu-ibu di wilayah kerja puskesmas seberang

padang yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan petugas kesehatannya tidak

mendukung tentang imunisasi dasar polio.

95
96

5. Lebih dari separuh (62,1 %) ibu-ibu di wilayah kerja puskesmas seberang

padang yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan tindakannya tidak baik tentang

imunisasi dasar polio.

6. Terdapat hubungan yang signifikan pengetahuan dengan tindakan ibu dalam

melengkapi imunisasi dasar polio pada wilayah kerja Puskesmas Seberang

Padang dengan nilai p = 0,022 (p < α 0,05).

7. Terdapat hubungan yang signifikan sikap dengan tindakan ibu dalam

melengkapi imunisasi dasar polio pada wilayah kerja Puskesmas Seberang

Padang dengan nilai p = 0,011 (p < α 0,05).

8. Terdapat hubungan yang signifikan dukungan keluarga dengan tindakan ibu

dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada wilayah kerja Puskesmas

Seberang Padang dengan nilai p = 0,000 (p < α 0,05).

9. Terdapat hubungan yang signifikan dukungan petugas kesehatan dengan

tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi dasar polio pada wilayah kerja

Puskesmas Seberang Padang dengan nilai p = 0,029 (p < α 0,05).

10. Faktor yang paling dominan dengan tindakan ibu dalam melengkapi imunisasi

dasar polio pada wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang adalah dukungan

keluarga dengan nilai OR = 21,778, diikuti pengetahuan dengan nilai OR =

5,731 dan dukungan petugas kesehatan dengan nilai OR = 3,558.


97

B. Saran

1. Bagi Kepala Puskesmas Seberang Padang

Supaya lebih sering mengadakan penyuluhan kesehatan tentang

imunisasi dasar termasuk imunisasi polio kepada masyarakat terutama ibu

dan keluarga. Sehingga ibu dan keluarga meningkat pengetahuan mereka

tentang imunisasi dasar polio dan saling mendukung untuk mlengkapi

imunisasi dasar polio pada bayi mereka.

2. Bagi Petugas Kesehatan

Supaya petugas kesehatan memberikan dukungan melalui penyuluhan

kesehatan tentang imunisasi dasar polio kepada ibu dan keluarga.

Sehingga ibu dan keluarga memiliki motivasi yang tinggi untuk

melengkapi imunisasi dasar polio pada bayinya karena telah mendapat

pengetahuan dan dukungan dari petugas kesehatan.

3. Bagi Responden

Supaya lebih aktif membawa bayi ke posyandu maupun fasilitas

kesehatan lainnya (rumah sakit, praktek bidan atau dokter) untuk

melengkapi imunisasi dasar polio. Supaya bayi tumbuh sehat dan

terhindar dari penyakit polio.


DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, U.F. (2006). Imunisasi Mengapa Perlu?. Jakarta: PT Kompas Media


Nusantara.
Achmadi, U. F . (2009). Psikologi Sosial, Cetakan Ketiga. Jakarta: Rineka Cipta

Ali, Zaidin. (2006). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Aminingsih, dkk (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Imunisasi Polio


Dengan Tindakan Mengimunisasi Polio Di Posyandu Anggrek Desa
Langenharjo Kelurahan Langenharjo Kecamatan Grogo Kabupaten
Sukaharjo. Kosala, 2 (2), 42-46.
Arooj, et all. (2013). Socioeconomic Factors Effecting Polio Vaccination In Pakistan.
Health, 5(5), 892-897.
Arikunto. (2007). Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2010). Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional Universal Child


Immunization 2010-2014 (GAIN UCI 2010-2014). Jakarta : Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2013). Sikap Manusia, edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Cave, S. (2003). Orang Tua Harus Tahu Tentang Vaksinasi Anak. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Dalhatu, et all. (2015). A Systematic Review Onfactors Affecting Community
Participation Toward Polio Immunization In Nigeria. MCRS Publishing, 6(2),
407-415.
Depkes RI. (2012). Kebijakan Program Imunisasi. Jakarta : Depkes RI.

Depkes RI. (2015). Kebijakan Program Imunisasi. Jakarta : Depkes RI.

Dinas Kesehatan Kota Padang. (2014). Laporan Hasil Imunisasi Rutin Bayi
Puskesmas (Kumulatif). Padang.

98
99

Dinas Kesehatan Kota Padang. (2015). Laporan Hasil Imunisasi Rutin Bayi
Puskesmas (Kumulatif). Padang.
Dyah, Anissa. (2013). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibud Engan Kelengkapan
Imunisasi Polio Di Posyandu RW 10 Kampung Bnateng Kota Semarang.
Naskah publikasi. Diakses pada tanggal 23 April 2016. Pukul 19.00 WIB dari
http://www.academia.edu/6590091/JURNAL ANISSADYAH.

Erinakia, J. (2006). Majalah Panduan Imunisasi. Jakarta: PT Sarana Kinasih Satya


Sejati.
FK USU. (2008). Kelengkapan Imunisasi. Diakses pada tanggal 23 April 2016 dari
http://www.FKU.USU.id/imunisasi.polio.html
Green, L. (1980). Health Education Planning A Diagnostic Approach. Baltimore:
The John Hopkins University, Mayfield Publishing Co.
Graeff, J. (1996). Komunikasi untuk Kesehatan dan Perubahan Perilaku.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Singgih, G. (2008). Psikologi Perawatan. Jakarta: Gunung Mulia.
Hadinegoro, S.R ,dkk.(2011).Panduan Imunisasi Anak. Jakarta: IDAI.

Helmi, A. (2008). Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Perilaku Ibu
Dalam Pemberian Imunisasi Hepatitis B Pada Bayi Di Kabupaten Aceh Utara.
Naskah publikasi. Diakses pada tanggal 23 April 2016. Pukul 19.00 WIB dari
http://respository.usu.ac.id/bidstream/123456789/6648/3/047023014.pdf.

Hidayat , A.A.A. (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Hidayat, A.A.A. (2009). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Salemba Medika.


Hurlock, E.B. (1998). Perkembangan Anak. Alih Bahasa Oleh Soedjarmo &
Istiwidayanti. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2014). Panduan Imunisasi Anak. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI.

99
100

Ismet, F.(2013). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Imunisasi Dasar Lengkap


pada Balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone
Bolango.UNG, 1(1), 1-5.
Jamilah. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Ibu Terhadap
Kelengkapan Imunisasi Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan
Siblah Kreung Kabupaten Bireun Tahun 2014. Naskah publikasi. Dikases
pada tanggal 23 April 2016. Pukul 19.00 WIB dari

http://respository.usu.ac.id/bidstream/123456789/6648/3/047023014.pdf

Kemenkes RI. (2013). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.

Kemenkes RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.

Kemenkes RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.

Kemenkes RI. (2013). Profil Kesehatan Provinsi Sumbar. Jakarta: Kemenkes RI

Kemenkes RI. (2014). Profil Kesehatan Provinsi Sumbar. Jakarta: Kemenkes RI

Kemenkes RI. (2015). Profil Kesehatan Provinsi Sumbar. Jakarta: Kemenkes RI

Khan, et all. (2015). A Cross-Sectional Survey Of Healthcare Workers On The


Knowledge And Attitudes Towars Polio Vaccination In Pakistan. Plos One 10
(11), 1-13.

Lisnawati, L. (2010). Generasi Sehat Melalui Imunisasi. Jakarta: Trans Info Media.

Loren W. Anderson and David R. Krathwohl, 2001, Taxonomy Learning, Teaching,


and Assessing. New York: Longman.
Makamban, B. (2014). Faktor Yang Berhubungan Dengan Cakupan Imunisasi Dasar
Lengkap Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Antar Kota Makasar.
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanudin Makasar.
Marimbi, H. (2010). Tumbuh Kembang Status Gizi, dan Imunisasi Dasar pada Balita.
Yogyakarta: Nuha Medika.

100
101

Mella, dkk. (2014). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Ibu
Melaksanakan Imunisasi Dasar Pada Anak Di Desa Tigabolon Kecamatan
Sidamanik Kabupaten Simalungun Tahun 2104. Naskah publikasi. Dikases
pada tanggal 23 April 2016. Pukul 19.00 WIB dari
http://respository.usu.ac.id/bidstream/123456789/6648/3/047023014.pdf.

Mubarok, W, dkk. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salemba Medika.

Muslihatun, Wafi Nur. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta:
Citramaya.
Notoatmodjo. (2010). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo. (2012). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,


Edisi I. Jakarta: Salemba Medika.
Ogwumike et all. (2012). Children with Paralytic Poliomyelitis: A Cross-Sectional
Study of knowledge, Attitudes and Belief of Parents in Zamfara State, Nigeria.
BMC Public Health, 12(888), 1-6.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 33 Tahun 2012 Pasal 1 tentang Peran Petugas
Kesehatan.
Pertiwi, E. (2011). Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Cakupan Imunisasi
Dasar Lengkap Di Wilayah Kerja Puskesmas Panicong Kabupaten Soppeng
Tahun 2011. Naskah publikasi. Diakses pada tanggal 23 April 2016. Pukul
19.00 WIB dari
http://www.academia.edu/9659009/JURNAL ETRI PERTIWI

Priyono, Y. (2010). Merawat Bayi Tanpa Baby Sitter.Yogyakarta: Medika Pressindo.

Proverawati, A, dkk. (2010). Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta: Nuha Offset.

Purba J. (2013). Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tindakan Ibu


Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Dan Tidak Lengkap Pada

101
102

Balita (12 Bulan) Di Desa Secanggang Kecamatan Secanggang Kabupaten


Langkat Tahun 2013. Naskah publikasi. Diakses pada tanggal 23 April 2016.
Pukul 19.00 WIB dari
http://respository.usu.ac.id/bidstream/123456789/6648/3/047023014.pdf.

Ranuh, G, dkk.(2011). Pedoman Imunisasi Di Indonesia. Jakarta: Badan Penerbit


IDAI.
Saliha, U. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi
Polio Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang. Naskah
Publikasi. Diakses pada tanggal 23 April 2016. Pukul 19.00 WIB dari
http://www.academia.edu/9659007/JURNAL_ULLIDHATUN_SHALIHA

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Syamsidar. (2006). Perilaku Ibu Balita Terhadap Imunisasi Polio Di Wilayah Kerja
Puskesmas Securai Kabupaten Langkat Tahun 2006. Naskah publikasi.
Dikases pada tanggal 23 April 2016. Pukul 19.00 WIB dari
http://respository.usu.ac.id/bidstream/123456789/6648/3/047023014.pdf.

Sarwono, S. (2007). Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta: UGM Press.

Setiawan, N. (2007). Penentuan Ukuran Sampel Menurut Slovin dan Tabel Krejcie-
Morgan, Telaah Konsep dan Aplikasinya. Bandung: Universitas Padjajaran
Press.

Sugiyono. (2004). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam Praktik. Jakarta:


EGC.
Wawan, D.H. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Prilaku
Manusia. Jakarta: Nuha Medika.
WHO, (2015). Global and Regional Immunization Profile. Diakses pada tanggal 23
April 2016 dari
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs378/en/index.html

102
103

Winardi. (2004). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: Raja


Grafindo Persada.
Yusuf, M. (2007). Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi
Dengan Imunisasi Polio Di Kabupaten Bireun Tahun 2007. Naskah publikasi.
Diakses pada tanggal 23 April 2016. Pukul 19.00 WIB dari
http://www.academia.edu/5900921/JURNAL MUHAMMADYUSUF.

103
Lampiran 1

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN


Nama : Ragemi Afrilla Rafentri
BP : 1210322029

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN IBU DALAM MELENGKAPI IMUNISASI DASAR
POLIO PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEBERANG PADANG TAHUN 2016

No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustu September Oktober


2016 2016 2016 2016 2016 s2016 2016 2016
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul penelitian
2 Acc judul penelitian
3 Penyusunan proposal penelitian
4 Persiapan seminar ujian proposal
5 Seminar ujian proposal
6 Perbaikan proposal penelitian
7 Pelaksanaan penelitian
8 Pengolahan dan analisa data
9 Penyusunan hasil penelitian
10 Ujian skripsi
11 Perbaikan hasil ujian skripsi
12 Penyusunan hasil penelitian dan
pengadaan skripsi

104
Lampiran 2

RENCANA ANGGARAN BIAYA

Judul : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tindakan Ibu Dalam

Melengkapi Imunisasi Dasar Polio Pada Bayi Di Wilayah Kerja

Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

Peneliti :Ragemi Afrilla Rafentri

No. BP :1210322029

No Kegiatan Biaya

1 Biaya administrasi dan studi awal Rp. 250.000,-

2 Penyusunan proposal penelitian Rp. 200.000,-

3 Penggandaan proposal instrument penelitian Rp. 500.000,-

dan ujian proposal

4 Pelaksanaan penelitian Rp. 500.000,-

5 Pengolahan data dan analisa data Rp. 100.000,-

6 Penyusunan skripsi Rp. 200.000,-

7 Perbaikan laporan setelah ujian skripsi Rp. 100.000,-

8 Penyediaan skripsi Rp. 400.000,-

9 Transportasi Rp. 100.000,-

Jumlah Rp. 2.350.000.-

105
106
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
KepadaYth.
Calon Responden
Di tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Andalas:
Nama : Ragemi Afrilla Rafentri
No. BP : 1210322029
Menyatakan bahwa saya akan melaksanakan penelitian dengan judul
“Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tindakan Ibu Dalam Melengkapi
Imunisasi Dasar Polio Pada Bayi Di Wilayah Puskesmas Seberang Padang
Tahun 2016” sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana keperawatan di
Institusi Pendidikan tersebut. Untuk itu saya sangat mengharapkan kesediaan
bapak/ibuk untuk ikut serta dalam penelitian ini, yaitu dengan bersedia menjadi
responden penelitian.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian apapun bagi responden.
Semua informasi dan data yang di dapat dari hasil penelitian akan dijaga
kerahasiannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Apabila
Saudara/i menyetujui, maka dengan ini saya memohon kesediaan menandatangani
persetujuan dan mengikuti prosedur penelitian yang akan dilakukan.
Atas perhatian dan kesediaan Saudara/i sebagai responden saya ucapkan
terima kasih.
Peneliti

(Ragemi Afrilla Rafentri)

109
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
(Informed Consent)

Saya yang bertandatangan dibawah ini bersedia menjadi responden setelah


diberikan penjelasan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu:
Nama : Ragemi Afrilla Rafentri
No. BP : 1210322029
Judul : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tindakan Ibu Dalam
Melengkapi Imunisasi Dasar Polio Pada Bayi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016.
Demikianlah surat persetujuan ini saya tandatangani tanpa adanya paksaan dari pihak
manapun. Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan merugikan saya sebagai
responden, oleh sebab itu saya bersedia menjadi responden

Responden
Padang, Agustus 2016

( )

110
KISI- KISI KUISIONER

Variabel Sub Variabel Nomor Item Jumlah Item


1. Pengetahuan 1. Pengertian 1 1
imunisasi
2. Tujuan imunisasi 2 1
3. Manfaat imunisasi 3 1
dasar
4. Jenis-jenis 4 1
imunisasi dasar
5. Tempat pelayanan 5 1
imunisasi polio
6. Manfaat imunisasi 6 1
polio.
7. Frekuensi dan 7 1
jadwal imunisasi
dasar polio.
8. Alasan imunisasi 8 1
polio diberikan
beberapa
kali/diulang
9. Efek samping 9 1
imunisasi polio
10. Cara pemberian dan 10 1
dosis vaksin polio

2. Sikap 1. Pernyataan 1 1
negatif tentang
ketepatan
jadwal
pemberian
imunisasi polio
2. Pernyataan 2 1
negatif tentang
manfaat
imunisasi polio
3. Pernyataan 3 1
negatif tentang
kelengkapan
imunisasi polio
4. Pernyataan 4 1
positif sikap ibu
harus membawa
bayinya ke
tempat
imunisasi polio

111
112

5. Pernyataan ibu 5 1
untuk
membawa
bayinya ke
posyandu
walaupun jauh
6. Pernyataan 6 1
positif tentang
frekuensi
imunisasi dasar
polio
7. Pernyataan ibu 7 1
harus ikut
mengajak jika
ada keluarga
atau tetangga
yang tidak
membawa
bayinya untuk
imunisasi polio
8. Pernyataan 8 1
positif
keharusan
memberikan
imunisasi polio
ulangan ke bayi
3. Dukungan a. Dukungan 1,2,3 3
Keluarga informasional
b. Dukungan penilaian 4,5,6 3
c. Dukungan
instrumental 7,8,9 3
d. Dukungan
Emosional 10,11,12 3

4. Dukungan a. Dukungan 1 1
Petugas emosional
Kesehatan b. Dukungan penilaian 6 1
c. Dukungan
informasional 2,4 2
d. Dukungan
instrumental 3,5 2
112
KUISIONER PENELITIAN

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINDAKAN IBU DALAM

MELENGKAPI IMUNISASI DASAR POLIO PADA BAYI DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS SEBERANG PADANG

A. Data Demografi No. Responden :

1. Umur Ibu :

2. Umur Bayi :

3. Alamat :

4. Pendidikan terakhir ibu :

a. Tidak sekolah/tamat SD

b. SLTP

c. SLTA/Madrasah Aliyah

d. D3

e. Perguruan Tinggi

5. Pekerjaan

a. Ibu rumah tangga

b. Petani

c. Pegawai Negeri Sipil

113
114

d. Pegawai swasta/ wiraswasta

B. Pengetahuan

Petunjuk :

a) Pilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat saudara.

b) Berikan tanda contreng (X) pada jawaban yang anda pilih.

1. Menurut ibu apa yang dimaksud dengan imunisasi dasar?

a. Pemberian kekebalan pada bayi agar dapat mencegah penyakit

b. Pemberian kekebalan pada bayi agar dapat mengobati penyakit

c. Upaya meningkatkan berat badan anak

2. Menurut ibu apa tujuan imunisasi dasar itu?

a. Agar anak tidak rewel

b. Dapat mengobati penyakit

c. Memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit

3. Menurut ibu apa manfaat imunisasi dasar?

a. Mencegah bayi dari penyakit infeksi

b. Menambah berat badan bayi

c. Mengobati bayi dari penyakit

4. Menurut ibu imunisasi dasar pada bayi mencakup vaksinasi apa saja?

a. BCG, DPT, POLIO, Campak, dan Hepatitis B

b. Varicella, MMR, Influenza

c. BCG, Polio, dan Pneumokokus


115

5. Menurut ibu dimana imunisasi dasar polio bisa didapatkan?

a. Posyandu, Puskesmas, RS, Praktik Bidan atau Dokter

b. Hanya di Posyandu

c. Hanya di Puskesmas

6. Menurut ibu apa manfaat pemberian imunisasi polio pada bayi?

a. Untuk memberikan kekebalan aktif pada bayi terhadap penyakit polio

b. Untuk memperkuat daya tahan tubuh bayi

c. Menambah berat badan bayi

7. Menurut ibu berapa kali imunisasi dasar polio diberikan dan kapan saja jadwalnya?

a. Sebanyak 2 kali, ketika bayi berusia 0 bulan dan 2 bulan

b. Sebanyak 3 kali, ketika bayi berusia 0 bulan, 2 bulan, dan 4 bulan

c. Sebanyak 4 kali, ketika bayi berusia 0 bulan, 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan

8. Menurut ibu mengapa imunisasi dasar polio perlu diberikan beberapa kali setelah

imunisasi dasar polio pertama?

a. Agar nafsu makan bayi bertambah

b. Untuk mempertahankan kekebalan tubuh dan tetap melindungi bayi terhadap

paparan penyakit polio

c. Untuk membunuh kuman penyakit polio

9. Menurut ibu apa efek samping yang mungkin terjadi setelah imunisasi polio

diberikan?

a. Kelumpuhan dan kejang-kejang

b. Tidak ada
116

c. Demam

10. Menurut ibu bagaimana cara pemberian vaksin polio dan berapa dosis yang

diberikan kepada bayi?

a. Vaksin Polio 1, 2, 3 dan 4 diberikan lewat mulut sebanyak 2 tetes

b. Vaksin Polio 1, 2, dan 3 diberikan lewat mulut sebanyak 2 tetes

c. Vaksin Polio 1 dan 2 diberikan lewat mulut sebanyak 2 tetes

C. Sikap

Petunjuk : Pernyataan- pernyataan berikut ini berhubungan dengan sikap ibu dalam

pemberian imunisasi , jawablah dengan memberi tanda (√) pada kotak pilihan anda.

Keterangan pilihan jawaban:

1. SS = Sangat Setuju

2. S = Setuju

3. TS = Tidak Setuju

4. STS Sangat Tidak Setuju

No. Pernyataan Jawaban

TS S SS STS

1. Pemberian imunisasi dasar pada bayi tidak

harus sesuai jadwal yang ditentukan.

2. Pemberian imunisasi dasar pada bayi bukan


117

untuk menimbulkan kekebalan terhadap

penyakit tertentu.

3. Pemberian imunisasi dasar polio pada bayi

tidak harus lengkap sebelum bayi berumur 1

tahun.

4. Setiap ibu harus membawa bayinya ke

pelayanan kesehatan untuk diberikan

imunisasi dasar polio lengkap.

5. Saya akan membawa bayi saya untuk

imunisasi dasar polio walaupun posyandu

jauh.

6. Ibu harus melengkapi imunisasi dasar polio

bayinya sebanyak 4x.

7. Saya harus mengajak keluarga atau

tetangga yang tidak mau membawa bayinya

untuk imunisasi dasar polio ke posyandu

8. Ibu akan membawa bayi untuk imunisasi

polio ulangan karena akan menambah

kekebalan pada bayi ibu


118

D. Dukungan Keluarga

Petunjuk : Jawablah pertanyaan- pertanyaan dengan memberi tanda contreng (√)

pada kotak pilihan anda.

No. Pertanyaan Jawaban

Selalu Kadang- Jarang Tidak


kadang pernah
Dukungan Informasional

1. Apakah keluarga (suami, orang tua,

atau anggota keluarga lainnya)

memberitahukan bahwa penyakit

polio dapat dicegah bila bayi

mendapatkan imunisasi secara

lengkap?

2. Apakah keluarga (suami, orang tua,

atau anggota keluarga lainnya)

mengatakan bahwa bayi harus

mendapatkan imunisasi polio

lengkap dan teratur sampai bayi

berusia 1 tahun?

3. Apakah keluarga (suami, orang tua,

atau anggota keluarga lainnya)


119

menunjukkan tempat pelayanan

kesehatan yang tepat untuk

mendapatkan imunisasi polio

lengkap?

Dukungan Penilaian

4. Apakah keluarga (suami, orang tua,

atau anggota keluarga lainnya)

mendengarkan keluh kesah ibu saat

mendapatkan kesulitan dalam

memberikan imunsiasi polio pada

bayi

5. Apakah keluarga (suami, orang tua,

atau anggota keluarga lainnya)

peduli terhadap rasa takut ibu

tentang isu efek samping pemberian

imunisasi pada bayi seperti bayi

akan demam setelah diimunisasi?

6. Apakah keluarga (suami, orang tua,

atau anggota keluarga lainnya)

selalu melibatkan ibu dalam

mengambil keputusan untuk


120

memberikan imunisasi polio pada

bayi?

Dukungan Instrumental

7. Apakah keluarga (suami, orang tua,

atau anggota keluarga lainnya)

menemani ibu saat ibu

membutuhkan teman untuk

mambawa bayi dalam pemberian

imunisasi?

8. Apakah keluarga (suami, orang tua,

atau anggota keluarga lainnya)

selalu ikut memperhatikan pola

pemberian imunisasi yang teratur

kepada bayi?

9. Apakah keluarga (suami, orang tua,

atau anggota keluarga lainnya)

peduli terhadap kebutuhan ibu

dalam upaya pemberian imunisasi

polio pada bayi

Dukungan Emosional

10. Apakah keluarga (suami, orang tua,


121

atau anggota keluarga lainnya)

selalu memotivasi ibu untuk

memberikan imunisasi polio

lengkap kepada bayi?

11. Apakah keluarga (suami, orang tua,

atau anggota keluarga lainnya)

memberikan pujian kepada ibu

karena menyarankan bayi untuk

diimunisasi polio secara lengkap?

12. Apakah keluarga (suami, orang tua,

atau anggota keluarga lainnya)

peduli atau mengerti terhadap

perasaan ibu seperti cemas dan takut

untuk membawa bayi

diimunisasikan?
122

E. Dukungan Petugas Kesehatan

Petunjuk :

a).Pilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat saudara.

b). Berikan tanda contreng (√ ) pada jawaban yang anda pilih.

No. Pertanyaan Jawaban

Selalu Kadang- Jarang Tidak


kadang pernah
1. Apakah petugas kesehatan selalu

ramah dalam memberikan pelayanan

imunisasi?

2. Apakah petugas kesehatan selalu

memberikan penyuluhan tentang

imunisasi?

3. Apabila ibu tidak hadir ke tempat

pelaksanaan imunisasi, apakah

petugas kesehatan melakukan

kunjungan ke rumah?

4. Apakah ada salah satu kader

posyandu yang menginformasikan

jadwal imunisasi jika akan diadakan

posyandu ?
123

5. Apakah kader posyandu selalu aktif

dalam pelayanan imunisasi?

6. Jika ibu datang ke puskesmas,

apakah petugas imunisasi mau

mendengarkan keluh kesah ibu

tentang imunisasi dan mengajak ibu

untuk berdiskusi tentang pelayanan

imunisasi/ imunisasi polio?


124

Lembar Observasi

Tindakan Ibu

Petunjuk:

1. Beri tanda contreng (√) pada kolom imunisasi dasar polio yang telah dilengkapi

pada bayi dengan melihat Kartu Menuju Sehat (KMS) bayi.

2. Isilah berapa usia bayi pada saat diimunisasi dasar polio pada kolom usia bayi.

Imunisasi Dasar Polio


(lihat KMS)
Polio 0 ( )

Polio 1 ( )

Polio 2 ( )

Polio 3 ( )
Master Tabel Penelitian "Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Ibu Dalam Melengkapi Imunisasi Dasar Polio Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016"

Pengetahuan Sikap Dukungan Keluarga Dukungan PetKes Tindakan


no umr Ibu almt pdk pkrj usia bayi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 jml % ket 1 2 3 4 5 6 7 8 jml ket 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 jml ket 1 2 3 4 5 6 jml ket (x) ket
1 23 1 3 1 7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90 1 1 1 3 4 4 1 4 4 22 2 4 4 4 1 1 2 4 3 3 4 3 1 31 2 4 4 4 3 3 3 21 2 4 1
2 30 1 3 1 9 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 80 1 2 2 3 3 3 3 3 3 22 2 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 45 1 4 4 4 4 4 4 24 1 4 1
3 33 1 2 1 8 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 80 1 3 2 2 3 3 1 3 3 20 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 45 1 4 4 4 4 4 4 24 1 4 1
4 24 1 3 2 8 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90 1 1 1 3 3 3 3 3 3 20 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 45 1 4 2 2 4 2 4 18 2 4 1
5 25 1 4 3 9 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90 1 2 2 3 3 3 3 3 3 22 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 45 1 4 2 2 4 4 4 20 2 4 1
6 26 1 5 3 8 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 7 70 1 3 3 3 3 3 2 2 2 21 2 1 1 4 2 4 4 4 4 4 1 4 4 39 2 4 4 3 4 3 3 21 2 3 2
7 20 1 2 2 10 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 7 70 2 2 2 3 3 3 3 3 3 22 2 1 1 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 38 2 4 4 4 4 4 4 24 1 3 2
8 31 1 1 1 10 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 3 30 2 1 1 1 3 3 3 3 3 18 2 1 1 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 38 2 4 1 4 3 4 4 20 2 2 2
9 36 1 3 4 8 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 80 1 2 2 2 3 3 3 3 3 21 2 1 1 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 38 2 4 1 4 3 4 4 20 2 3 2
## 23 1 1 1 10 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 2 20 2 1 1 1 3 3 3 3 3 18 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 45 1 4 4 4 4 4 4 24 1 3 2
## 28 1 5 3 9 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 70 2 1 1 1 3 3 3 3 3 18 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 45 1 4 2 1 4 4 4 19 2 3 2
## 25 1 4 3 8 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 70 2 2 2 2 3 3 2 2 2 18 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 3 33 2 4 4 4 4 4 4 24 1 3 2
## 21 1 1 4 11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 1 3 3 3 3 3 3 3 3 24 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 46 1 4 2 4 4 4 4 22 1 3 2
## 25 1 3 4 11 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 80 1 2 2 2 2 3 3 3 3 20 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 4 3 40 2 4 4 4 4 4 4 24 1 3 2
## 28 1 2 1 11 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 80 1 3 3 3 3 3 3 3 3 24 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 46 1 4 4 4 4 4 4 24 1 4 1
## 34 1 2 1 9 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 70 2 2 2 2 3 4 3 4 3 23 1 3 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 39 2 4 3 4 4 4 4 23 1 3 2
## 26 1 3 2 11 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 7 70 2 2 2 2 3 4 3 1 3 20 2 3 2 1 3 3 4 3 3 4 3 3 4 36 2 4 4 4 4 4 4 24 1 3 2
## 20 1 3 1 8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 80 1 1 1 3 3 3 1 3 3 18 2 4 4 4 1 1 2 4 3 3 4 3 1 34 2 4 4 4 4 4 4 24 1 3 2
## 31 1 3 1 9 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 7 70 2 2 2 2 3 4 3 1 3 20 2 3 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 39 2 4 4 4 4 4 4 24 1 3 2
## 25 1 3 4 9 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80 1 2 2 2 3 4 3 1 3 20 2 3 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 39 2 4 3 4 4 4 4 23 1 3 2
## 29 2 2 1 10 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 7 70 2 3 4 3 1 1 1 1 1 15 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 47 1 4 4 1 4 4 4 24 1 3 2
## 25 2 4 4 8 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 80 1 3 3 2 1 3 1 3 3 19 2 3 4 1 2 3 4 3 3 4 3 3 3 36 2 4 3 3 4 4 4 22 1 3 2
## 40 2 5 3 10 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 80 1 3 3 2 1 3 1 3 3 19 2 3 4 1 2 3 4 3 3 4 3 3 3 36 2 4 4 4 4 4 4 24 1 3 2
## 26 2 1 2 9 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 7 70 2 2 2 2 3 4 3 1 3 20 2 3 2 1 3 3 4 3 3 4 3 3 4 35 2 4 3 2 3 4 4 20 2 3 2
## 22 2 2 1 8 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 7 70 2 2 2 2 3 3 3 3 3 21 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 45 1 4 3 3 3 3 4 20 1 4 1
## 27 2 5 4 10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 1 3 3 3 3 3 3 3 3 24 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 45 1 4 3 4 4 4 4 23 1 4 1
## 30 2 1 1 11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 1 3 3 3 3 3 3 3 3 24 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 45 1 4 3 4 4 4 4 23 1 4 1
## 25 2 4 3 10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90 1 1 1 3 4 4 1 4 4 22 2 4 4 4 1 1 3 4 3 3 4 3 1 35 2 4 4 4 4 4 4 24 1 3 2
## 22 2 3 4 8 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 80 1 3 1 3 1 1 1 1 1 12 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 47 1 4 3 1 4 4 4 20 2 3 2
## 36 2 2 1 7 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 6 60 2 2 2 2 3 4 3 1 3 20 2 3 2 1 3 3 4 2 2 1 2 2 4 29 2 4 3 4 4 4 4 19 2 3 2
## 29 2 1 2 11 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 7 70 2 2 2 2 3 3 3 3 3 21 2 1 1 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 38 2 4 1 4 3 4 4 20 2 3 2
## 28 2 3 1 8 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 70 2 1 1 1 3 3 3 3 3 18 2 4 3 3 3 3 4 2 2 3 3 2 3 35 2 4 2 3 3 4 4 20 2 3 2
## 34 2 2 1 8 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 80 1 2 2 2 3 3 3 3 3 21 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45 1 4 1 4 4 4 4 21 2 3 2
## 26 2 5 3 10 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 80 1 3 3 3 3 3 3 3 3 24 1 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45 1 4 1 4 4 4 4 21 2 4 1
## 36 2 3 1 11 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7 70 2 2 2 2 3 3 3 3 3 21 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45 1 4 1 4 4 4 4 21 2 3 2
## 33 2 1 2 8 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 6 60 2 2 2 2 3 3 3 3 3 21 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45 1 4 1 4 4 4 4 21 2 3 2
## 27 2 3 1 12 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 80 1 2 2 2 3 4 3 1 3 20 2 3 2 1 3 3 4 3 3 4 3 3 4 36 2 4 3 4 4 4 4 21 2 3 2
## 25 2 3 1 9 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 7 70 2 1 1 3 4 4 1 4 4 22 2 4 4 4 1 1 3 4 3 3 4 3 1 35 2 4 4 4 4 4 4 24 1 3 2
## 30 2 4 3 12 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90 1 1 1 3 4 4 1 4 4 22 2 4 4 4 1 1 3 4 3 3 4 3 1 35 2 4 4 4 4 4 4 24 1 4 1
## 36 2 5 3 8 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90 1 1 1 3 4 4 1 4 4 22 2 4 4 4 1 1 3 4 3 3 4 3 1 35 2 4 4 4 4 4 4 24 1 4 1
## 24 2 2 1 8 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 7 70 2 1 1 3 4 4 1 4 4 22 2 4 4 4 1 1 3 4 3 3 4 3 1 35 2 4 4 4 4 4 4 24 1 4 1
## 26 2 2 1 10 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 6 60 2 2 2 2 2 3 3 3 3 20 2 1 1 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 38 2 4 2 4 3 4 3 20 2 3 2
## 32 2 2 1 10 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 70 2 1 1 1 3 3 3 3 3 18 2 1 1 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 38 2 4 1 4 3 2 2 16 2 3 2
## 22 2 1 1 11 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 80 1 3 3 3 3 3 3 3 3 24 1 1 1 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 38 2 4 1 4 3 2 2 16 2 3 2
## 31 2 4 1 8 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 7 70 2 2 2 2 3 3 3 3 3 21 2 1 1 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 38 2 4 1 4 3 2 2 16 2 3 2
## 29 2 5 3 12 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 80 1 3 3 3 3 3 3 3 3 24 1 1 1 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 38 2 4 1 4 3 4 4 20 2 3 2
## 30 2 1 2 9 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 70 2 3 3 3 3 3 3 3 3 24 1 1 1 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 38 2 4 1 4 3 4 4 20 2 3 2
## 24 2 3 1 12 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 80 1 3 3 3 3 3 3 3 3 24 1 1 1 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 38 2 4 1 4 3 2 2 16 2 2 2
## 26 2 5 1 11 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 80 1 3 3 3 3 3 3 3 3 24 1 1 1 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 38 2 4 1 4 3 4 4 20 2 3 2
## 35 2 2 2 8 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 7 70 2 2 2 2 3 4 3 1 4 21 2 3 2 1 3 3 4 3 3 4 3 3 4 36 2 4 3 4 4 4 4 23 1 3 2
## 31 2 5 3 9 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 60 2 3 3 4 4 4 4 4 4 30 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 45 1 4 2 4 4 4 4 22 1 4 1
## 32 2 2 4 10 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 7 70 2 3 3 3 4 4 4 3 4 28 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 1 4 1 4 4 4 4 21 2 4 1
## 25 2 3 1 10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 80 1 3 3 3 4 4 4 3 4 28 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 1 4 1 4 4 4 4 21 2 4 1
## 29 2 2 1 9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 1 3 3 3 3 3 3 3 3 24 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 45 1 4 4 4 4 4 4 24 1 4 1
## 39 2 3 4 8 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 7 70 2 3 3 3 3 3 3 3 3 24 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 45 1 4 4 4 4 4 4 24 1 4 1
## 27 2 2 1 11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 80 1 1 1 3 4 4 1 4 4 22 2 4 4 4 1 1 2 4 3 3 4 3 1 31 2 4 4 4 4 4 4 20 2 4 1
## 23 2 3 4 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1 3 3 3 4 3 4 4 4 28 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 45 1 4 2 1 4 4 4 19 2 4 1
## 37 2 4 3 10 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 7 70 2 3 3 3 4 3 4 4 4 28 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 45 1 4 2 4 4 4 4 22 1 4 1
## 38 2 5 3 9 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 80 1 3 3 3 3 3 3 3 3 24 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 45 1 4 2 4 4 4 4 22 1 4 1
## 26 2 4 4 11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 80 1 4 4 4 4 4 4 4 4 30 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 45 1 4 2 4 4 4 4 22 1 4 1
## 22 2 3 1 9 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 7 70 2 2 2 2 3 3 3 3 3 21 2 1 1 4 2 4 4 4 4 4 1 4 4 39 2 4 1 4 3 2 2 16 2 3 2
## 34 2 2 2 9 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 7 70 2 1 1 1 3 3 3 3 3 18 2 1 1 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 38 2 4 1 4 3 4 4 20 2 3 2
## 32 2 1 1 12 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 20 2 3 3 3 3 3 3 3 3 24 1 1 1 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 38 2 4 1 4 3 4 4 20 2 3 2
## 35 2 3 4 7 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 80 1 3 3 3 4 4 4 3 4 28 1 1 1 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 38 2 4 1 4 3 2 2 16 2 3 2
## 32 2 1 2 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 30 2 2 2 2 3 3 3 3 3 21 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 45 1 4 3 1 4 4 4 20 2 3 2
## 29 2 3 4 11 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 70 2 3 3 3 3 3 3 3 3 24 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 45 1 4 2 1 4 4 4 19 2 3 2
## 37 2 5 4 9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 1 4 3 3 4 4 3 3 3 27 1 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 3 33 2 3 2 3 4 3 3 18 2 3 2
## 25 2 4 3 11 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 7 70 2 4 4 4 4 4 4 4 4 32 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 46 1 4 2 4 4 4 4 22 1 4 1
## 26 2 3 2 9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 1 4 2 2 4 3 3 3 3 24 1 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 4 3 40 2 3 2 3 4 3 3 18 2 2 2
## 28 2 5 3 7 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 1 4 4 4 4 4 4 4 4 32 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 46 1 4 2 4 4 4 4 22 1 4 1
## 23 2 2 2 12 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 70 2 2 2 2 3 4 3 4 3 23 1 3 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 39 2 4 3 4 4 4 4 23 1 3 2
## 33 2 3 1 10 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 7 70 2 2 2 2 3 3 3 1 3 19 2 3 2 1 3 3 4 3 3 4 3 3 4 36 2 4 3 4 4 4 4 23 1 3 2
## 27 2 4 4 11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 80 1 1 1 3 4 4 1 4 4 22 2 4 4 4 1 1 2 4 3 3 4 3 1 34 2 4 4 4 4 4 4 24 1 4 1
## 30 2 2 1 12 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 7 70 2 2 2 2 3 3 3 1 3 19 2 3 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 39 2 4 3 4 4 4 4 23 1 3 2
## 32 2 3 1 10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 80 1 2 2 2 4 4 4 1 3 22 2 3 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 39 2 4 3 4 4 4 4 23 1 3 2
## 29 2 1 1 9 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7 70 2 3 3 3 4 4 4 4 4 29 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 45 1 4 2 4 4 4 4 22 1 4 1
## 26 2 5 3 12 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 90 1 3 3 3 3 3 3 3 3 24 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 1 4 1 4 4 4 4 21 2 4 1
## 33 2 1 1 9 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 7 70 2 3 3 3 3 3 3 3 3 24 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 1 4 1 4 4 4 4 21 2 4 1
## 37 2 2 1 10 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 7 70 2 3 3 3 3 3 3 3 3 24 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 45 1 4 4 4 4 4 4 24 1 4 1
## 24 2 3 1 9 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8 80 1 4 4 4 4 4 4 4 4 32 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 45 1 4 4 4 4 4 4 24 1 4 1
## 27 3 5 3 11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90 1 1 1 3 4 4 1 4 4 22 2 4 4 4 1 1 2 4 3 3 4 3 1 31 2 4 4 4 4 4 4 20 2 4 1
## 38 3 3 1 7 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 70 2 3 3 3 3 3 3 3 4 25 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 45 1 4 3 1 4 4 4 20 2 4 1
## 28 3 1 1 12 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6 60 2 4 4 4 4 4 4 4 4 32 1 1 1 4 2 4 4 4 4 4 1 4 4 39 2 4 1 4 3 2 2 16 2 3 2
## 28 3 5 3 11 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 7 70 2 3 3 3 3 3 3 4 3 25 1 1 1 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 38 2 4 1 4 3 4 4 20 2 3 2
## 25 3 3 4 8 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 7 70 2 3 3 3 3 3 4 4 4 27 1 1 1 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 38 2 4 1 4 3 4 4 20 2 3 2
## 26 3 4 4 9 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 90 1 3 3 3 3 3 3 3 3 24 1 1 1 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 38 2 4 1 4 4 4 2 19 2 3 2
## 24 3 2 1 7 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7 70 2 3 3 3 3 4 4 4 4 28 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 45 1 4 3 1 4 4 4 20 2 3 2

% 75
Mean 23 41 22

Keterangan Tabel :
Alamat : Pengetahuan : Sikap : Dukungan Keluarga
1 = Alang Lawas 0 = Salah Pertanyaan no 1-3 Pertanyaan no 4-8 1 = Tidak pernah
2 = Seberang Padang 1 = Benar 1 = Sangat setuju 1 = Sangat 2 = Jarang
3 = Ranah ket 1 = baik 2 = Setuju tidak setuju 3 = Kadang – kadang
2 = kurang baik 3 = Tidak setuju 2 = Tidak setuju 4 = Selalu
Pendidikan : 4 = Sangat tidak setuju 3 = Setuju ket 1 = Mendukung
1 = Tidak sekolah/tamat SD ket 1 = Positif 4 = Sangat setuju 2 = Tidak mendukung
2 = SLTP 2 = Negatif
3 = SLTA
4 = D3
5 = Perguruan Tinggi Dukungan Petugas Kesehatan Tindakan : Kelengkapan imunisasi dasar polio
1 = Tidak pernah 0 = Tidak ket 1 = Lengkap
Pekerjaan 2 = Jarang 1 = Ya 2 = Tidak Lengkap
1 = Ibu rumah tangga 3 = Kadang – kadang ket 1 = Baik
2 = Petani 4 = Selalu 2 = Tidak baik
3 = PNS ket 1 = Mendukung
4 = Wiraswasta 2 = Tidak mendukung
Analisis Univariat
Uji Statistik

Umur Ibu Alamat Pendidikan Pekerjaan Usia Bayi

N Valid 87 87 87 87 87

Missing 0 0 0 0 0

Mean 28.69 1.85 2.92 2.14 9.55

Median 28.00 2.00 3.00 2.00 9.00

Std. Deviation 4.830 .540 1.305 1.202 1.469

Minimum 20 1 1 1 7

Maximum 40 3 5 4 12

Frequencies Table

Kelompok Umur Ibu

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 20-30 58 66.7 66.7 66.7

31-40 29 33.3 33.3 100.0

Total 87 100.0 100.0

Umur Ibu

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 20 2 2.3 2.3 2.3

21 1 1.1 1.1 3.4

22 4 4.6 4.6 8.0

23 4 4.6 4.6 12.6

24 5 5.7 5.7 18.4

25 10 11.5 11.5 29.9

26 10 11.5 11.5 41.4

27 5 5.7 5.7 47.1


28 6 6.9 6.9 54.0

29 6 6.9 6.9 60.9

30 5 5.7 5.7 66.7

31 4 4.6 4.6 71.3

32 5 5.7 5.7 77.0

33 4 4.6 4.6 81.6

34 3 3.4 3.4 85.1

35 2 2.3 2.3 87.4

36 4 4.6 4.6 92.0

37 3 3.4 3.4 95.4

38 2 2.3 2.3 97.7

39 1 1.1 1.1 98.9

40 1 1.1 1.1 100.0

Total 87 100.0 100.0

Usia Bayi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 7 6 6.9 6.9 6.9

8 18 20.7 20.7 27.6

9 21 24.1 24.1 51.7

10 16 18.4 18.4 70.1

11 16 18.4 18.4 88.5

12 10 11.5 11.5 100.0

Total 87 100.0 100.0

Alamat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Alang Lawas 20 23.0 23.0 23.0


Seberang Padang 60 69.0 69.0 92.0

Ranah 7 8.0 8.0 100.0

Total 87 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak sekolah/ tamat SD 14 16.1 16.1 16.1

SLTP 20 23.1 23.1 39.1

SLTA 27 31.0 31.0 70.1

D3 11 12.6 12.6 82.8

Perguruan Tinggi 15 17.2 17.2 100.0

Total 87 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ibu rumah tangga 40 46.0 46.0 46.0

Petani 12 13.8 13.8 59.8

PNS 18 20.7 20.7 80.5

Wiraswasta 17 19.5 19.5 100.0

Total 87 100.0 100.0

Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 43 49.4 49.4 49.4

kurang 44 50.6 50.6 100.0

Total 87 100.0 100.0


(P1) Menurut ibu apa yang dimaksud dengan imunisasi dasar?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid salah 12 13.8 13.8 13.8

benar 75 86.2 86.2 100.0

Total 87 100.0 100.0

(P2) Menurut ibu apa tujuan imunisasi dasar itu?


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid salah 12 13.8 13.8 13.8

benar 75 86.2 86.2 100.0

Total 87 100.0 100.0

(P3) Menurut ibu apa manfaat imunisasi dasar?


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid salah 12 13.8 13.8 13.8

benar 75 86.2 86.2 100.0

Total 87 100.0 100.0

(P4) Menurut ibu imunisasi dasar pada bayi mencakup vaksinasi


apa saja?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid salah 27 31.0 31.0 31.0

benar 60 69.0 69.0 100.0

Total 87 100.0 100.0


(P5) Menurut ibu dimana imunisasi dasar polio bisa didapatkan?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid salah 27 31.0 31.0 31.0

benar 60 69.0 69.0 100.0

Total 87 100.0 100.0

(P6) Menurut ibu apa manfaat pemberian imunisasi polio pada


bayi?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid salah 12 13.8 13.8 13.8

benar 75 86.2 86.2 100.0

Total 87 100.0 100.0

(P7) Menurut ibu berapa kali imunisasi dasar polio diberikan dan
kapan saja jadwalnya?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid salah 48 55.2 55.2 55.2

benar 39 44.8 44.8 100.0

Total 87 100.0 100.0

(P8) Menurut ibu mengapa imunisasi dasar polio perlu diberikan


beberapa kali setelah imunisasi dasar polio pertama?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid salah 7 8.0 8.0 8.0


benar 80 92.0 92.0 100.0

Total 87 100.0 100.0

(P9) Menurut ibu apa efek samping yang mungkin terjadi setelah
imunisasi polio diberikan?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid salah 32 36.8 36.8 36.8

benar 55 63.2 63.2 100.0

Total 87 100.0 100.0

(P10) Menurut ibu bagaimana cara pemberian vaksin polio dan


berapa dosis yang diberikan kepada bayi?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid salah 40 46.0 46.0 46.0

benar 47 54.0 54.0 100.0

Total 87 100.0 100.0

Sikap

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid positif 39 44.8 44.8 44.8

negatif 48 55.2 55.2 100.0

Total 87 100.0 100.0


(S1) Pemberian imunisasi dasar pada bayi tidak harus sesuai jadwal yang
ditentukan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid sangat setuju 17 19.5 19.5 19.5

setuju 27 31.0 31.0 50.6

tidak setuju 36 41.4 41.4 92.0

sangat tidak setuju 7 8.0 8.0 100.0

Total 87 100.0 100.0

(S2) Pemberian imunisasi dasar pada bayi bukan untuk menimbulkan


kekebalan terhadap penyakit tertentu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid sangat setuju 18 20.7 20.7 20.7

setuju 29 33.3 33.3 54.0

tidak setuju 34 39.1 39.1 93.1

sangat tidak setuju 6 6.9 6.9 100.0

Total 87 100.0 100.0

(S3) Pemberian imunisasi dasar polio pada bayi tidak harus lengkap sebelum
bayi berumur 1 tahun
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid sangat setuju 6 6.9 6.9 6.9

setuju 28 32.2 32.2 39.1

tidak setuju 47 54.0 54.0 93.1

sangat tidak setuju 6 6.9 6.9 100.0

Total 87 100.0 100.0


(S4) Setiap ibu harus membawa bayinya ke pelayanan kesehatan untuk
diberikan imunisasi dasar polio lengkap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid sangat tidak setuju 4 4.6 4.6 4.6

tidak setuju 2 2.3 2.3 6.9

setuju 57 65.5 65.5 72.4

sangat setuju 24 27.6 27.6 100.0

Total 87 100.0 100.0

(S5) Saya akan membawa bayi saya untuk imunisasi dasar polio walaupun
posyandu jauh
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid sangat tidak setuju 2 2.3 2.3 2.3

setuju 54 62.1 62.1 64.4

sangat setuju 31 35.6 35.6 100.0

Total 87 100.0 100.0

(S6) Ibu harus melengkapi imunisasi dasar polio bayinya sebanyak 4x


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid sangat tidak setuju 15 17.2 17.2 17.2

tidak setuju 2 2.3 2.3 19.5

setuju 55 63.2 63.2 82.8

sangat setuju 15 17.2 17.2 100.0

Total 87 100.0 100.0


(S7) Saya harus mengajak keluarga atau tetangga yang tidak mau membawa
bayinya untuk imunisasi dasar polio ke posyandu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid sangat tidak setuju 12 13.8 13.8 13.8

tidak setuju 2 2.3 2.3 16.1

setuju 50 57.5 57.5 73.6

sangat setuju 23 26.4 26.4 100.0

Total 87 100.0 100.0

(S8) Ibu akan membawa bayi untuk imunisasi polio ulangan karena akan
menambah kekebalan pada bayi ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid sangat tidak setuju 2 2.3 2.3 2.3

tidak setuju 2 2.3 2.3 4.6

setuju 58 66.7 66.7 71.3

sangat setuju 25 28.7 28.7 100.0

Total 87 100.0 100.0

Dukungan Keluarga

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid mendukung 37 42.5 42.5 42.5

tidak mendukung 50 57.5 57.5 100.0

Total 87 100.0 100.0


(DK1) Apakah keluarga (suami, orang tua, atau anggota keluarga lainnya)
memberitahukan bahwa penyakit polio dapat dicegah bila bayi
mendapatkan imunisasi secara lengkap?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak pernah 21 24.1 24.1 24.1

kadang-kadang 22 25.3 25.3 49.4

selalu 44 50.6 50.6 100.0

Total 87 100.0 100.0

(DK2) Apakah keluarga (suami, orang tua, atau anggota keluarga lainnya)
mengatakan bahwa bayi harus mendapatkan imunisasi polio
lengkap dan teratur sampai bayi berusia 1 tahun?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak pernah 21 24.1 24.1 24.1

jarang 12 13.8 13.8 37.9

kadang-kadang 5 5.7 5.7 43.7

selalu 49 56.3 56.3 100.0

Total 87 100.0 100.0

(DK3) Apakah keluarga (suami, orang tua, atau anggota keluarga lainnya)
menunjukkan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk
mendapatkan imunisasi polio lengkap?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak pernah 8 9.2 9.2 9.2

jarang 4 4.6 4.6 13.8

kadang-kadang 5 5.7 5.7 19.5

selalu 70 80.5 80.5 100.0

Total 87 100.0 100.0


(DK4) Apakah keluarga (suami, orang tua, atau anggota keluarga lainnya)
menunjukkan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk
mendapatkan imunisasi polio lengkap?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak pernah 10 11.5 11.5 11.5

jarang 23 26.4 26.4 37.9

kadang-kadang 17 19.5 19.5 57.5

selalu 37 42.5 42.5 100.0

Total 87 100.0 100.0

(DK5) Apakah keluarga (suami, orang tua, atau anggota keluarga lainnya)
peduli terhadap rasa takut ibu tentang isu efek samping pemberian
imunisasi pada bayi seperti bayi akan demam setelah diimunisasi?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak pernah 13 14.9 14.9 14.9

kadang-kadang 19 21.8 21.8 36.8

selalu 55 63.2 63.2 100.0

Total 87 100.0 100.0

(DK6) Apakah keluarga (suami, orang tua, atau anggota keluarga lainnya)
selalu melibatkan ibu dalam mengambil keputusan untuk
memberikan imunisasi polio pada bayi?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid jarang 5 5.7 5.7 5.7

kadang-kadang 9 10.3 10.3 16.1

selalu 73 83.9 83.9 100.0

Total 87 100.0 100.0


(DK7) Apakah keluarga (suami, orang tua, atau anggota keluarga lainnya)
menemani ibu saat ibu membutuhkan teman untuk mambawa bayi
dalam pemberian imunisasi?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak pernah 24 27.6 27.6 27.6

jarang 6 6.9 6.9 34.5

kadang-kadang 15 17.2 17.2 51.7

selalu 42 48.3 48.3 100.0

Total 87 100.0 100.0

(DK8) Apakah keluarga (suami, orang tua, atau anggota keluarga lainnya)
selalu ikut memperhatikan pola pemberian imunisasi yang teratur
kepada bayi?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid jarang 6 6.9 6.9 6.9

kadang-kadang 23 26.4 26.4 33.3

selalu 58 66.7 66.7 100.0

Total 87 100.0 100.0

(DK9) Apakah keluarga (suami, orang tua, atau anggota keluarga lainnya)
peduli terhadap kebutuhan ibu dalam upaya pemberian imunisasi
polio pada bayi?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak pernah 1 1.1 1.1 1.1

kadang-kadang 15 17.2 17.2 18.4

selalu 71 81.6 81.6 100.0

Total 87 100.0 100.0


(DK10) Apakah keluarga (suami, orang tua, atau anggota keluarga
lainnya) selalu memotivasi ibu untuk memberikan imunisasi
polio lengkap kepada bayi?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak pernah 3 3.4 3.4 3.4

jarang 19 21.8 21.8 25.3

kadang-kadang 18 20.7 20.7 46.0

selalu 47 54.0 54.0 100.0

Total 87 100.0 100.0

(DK11) Apakah keluarga (suami, orang tua, atau anggota keluarga


lainnya) memberikan pujian kepada ibu karena menyarankan
bayi untuk diimunisasi polio secara lengkap?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid jarang 4 4.6 4.6 4.6

kadang-kadang 23 26.4 26.4 31.0

selalu 60 69.0 69.0 100.0

Total 87 100.0 100.0

(DK12) Apakah keluarga (suami, orang tua, atau anggota keluarga


lainnya) peduli atau mengerti terhadap perasaan ibu seperti
cemas dan takut untuk membawa bayi diimunisasikan?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak pernah 10 11.5 11.5 11.5

kadang-kadang 7 8.0 8.0 19.5

selalu 70 80.5 80.5 100.0

Total 87 100.0 100.0


Dukungan Petugas Kesehatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid mendukung 41 47.1 47.1 47.1

tidak mendukung 46 52.9 52.9 100.0

Total 87 100.0 100.0

(DPETKES 1) Apakah petugas kesehatan selalu ramah dalam


memberikan pelayanan imunisasi?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid kadang-kadang 2 2.3 2.3 2.3

selalu 85 97.7 97.7 100.0

Total 87 100.0 100.0

(DPETKES 2) Apakah petugas kesehatan selalu memberikan penyuluhan


tentang imunisasi?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak pernah 26 29.9 29.9 29.9

jarang 17 19.5 19.5 49.4

kadang-kadang 18 20.7 20.7 70.1

selalu 26 29.9 29.9 100.0

Total 87 100.0 100.0


(DPETKES 3) Apabila ibu tidak hadir ke tempat pelaksanaan imunisasi,
apakah petugas kesehatan melakukan kunjungan ke
rumah?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak pernah 8 9.2 9.2 9.2

jarang 3 3.4 3.4 12.6

kadang-kadang 6 6.9 6.9 19.5

selalu 70 80.5 80.5 100.0

Total 87 100.0 100.0

(DPETKES 4) Apakah ada salah satu kader posyandu yang


menginformasikan jadwal imunisasi jika akan
diadakan posyandu ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid kadang-kadang 22 25.3 25.3 25.3

Selalu 65 74.7 74.7 100.0

Total 87 100.0 100.0

(DPETKES 5) Apakah kader posyandu selalu aktif dalam pelayanan


imunisasi?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid jarang 8 9.2 9.2 9.2

kadang-kadang 5 5.7 5.7 14.9

selalu 74 85.1 85.1 100.0

Total 87 100.0 100.0


(DPETKES 6) Jika ibu datang ke puskesmas, apakah petugas imunisasi
mau mendengarkan keluh kesah ibu tentang imunisasi dan
mengajak ibu untuk berdiskusi tentang pelayanan
imunisasi/ imunisasi polio?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid jarang 8 9.2 9.2 9.2

kadang-kadang 5 5.7 5.7 14.9

selalu 74 85.1 85.1 100.0

Total 87 100.0 100.0

Tindakan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 33 37.9 37.9 37.9

tidak baik 54 62.1 62.1 100.0

Total 87 100.0 100.0


Analisis Bivariat
Crosstabs

Pengetahuan * Tindakan Crosstabulation

Tindakan

baik tidak baik Total

Pengetahuan baik Count 22 21 43

% within Pengetahuan 51.2% 48.8% 100.0%

kurang Count 11 33 44

% within Pengetahuan 25.0% 75.0% 100.0%

Total Count 33 54 87

% within Pengetahuan 37.9% 62.1% 100.0%

d
Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided) Point Probability
a
Pearson Chi-Square 6.323 1 .012 .015 .011
b
Continuity Correction 5.260 1 .022

Likelihood Ratio 6.415 1 .011 .015 .011

Fisher's Exact Test .015 .011


c
Linear-by-Linear Association 6.250 1 .012 .015 .011 .008

N of Valid Cases 87

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.31.

b. Computed only for a 2x2 table

c. The standardized statistic is 2.500.

d. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.

Sikap * Tindakan Crosstabulation

Tindakan

baik tidak baik Total

Sikap positif Count 21 18 39

% within Sikap 53.8% 46.2% 100.0%


negatif Count 12 36 48

% within Sikap 25.0% 75.0% 100.0%

Total Count 33 54 87

% within Sikap 37.9% 62.1% 100.0%

d
Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided) Point Probability
a
Pearson Chi-Square 7.605 1 .006 .008 .006
b
Continuity Correction 6.429 1 .011

Likelihood Ratio 7.670 1 .006 .008 .006

Fisher's Exact Test .008 .006


c
Linear-by-Linear Association 7.517 1 .006 .008 .006 .004

N of Valid Cases 87

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.79.

b. Computed only for a 2x2 table

c. The standardized statistic is 2.742.

d. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.

Dukungan Keluarga * Tindakan Crosstabulation

Tindakan

baik tidak baik Total

Dukungan Keluarga mendukung Count 26 11 37

% within Dukungan Keluarga 70.3% 29.7% 100.0%

tidak mendukung Count 7 43 50

% within Dukungan Keluarga 14.0% 86.0% 100.0%

Total Count 33 54 87

% within Dukungan Keluarga 37.9% 62.1% 100.0%

d
Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided) Point Probability
a
Pearson Chi-Square 28.598 1 .000 .000 .000
b
Continuity Correction 26.258 1 .000

Likelihood Ratio 29.959 1 .000 .000 .000

Fisher's Exact Test .000 .000


c
Linear-by-Linear Association 28.270 1 .000 .000 .000 .000

N of Valid Cases 87

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.03.

b. Computed only for a 2x2 table

c. The standardized statistic is 5.317.

d. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.

Dukungan Petugas Kesehatan * Tindakan Crosstabulation

Tindakan

baik tidak baik Total

Dukungan Petugas mendukung Count 21 20 41


Kesehatan
% within Dukungan Petugas
51.2% 48.8% 100.0%
Kesehatan

tidak mendukung Count 12 34 46

% within Dukungan Petugas


26.1% 73.9% 100.0%
Kesehatan

Total Count 33 54 87

% within Dukungan Petugas


37.9% 62.1% 100.0%
Kesehatan

d
Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided) Point Probability
a
Pearson Chi-Square 5.816 1 .016 .026 .014
b
Continuity Correction 4.798 1 .029

Likelihood Ratio 5.870 1 .015 .026 .014

Fisher's Exact Test .026 .014


c
Linear-by-Linear Association 5.749 1 .016 .026 .014 .010

N of Valid Cases 87

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.55.
b. Computed only for a 2x2 table

c. The standardized statistic is 2.398.

d. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.

Tindakan * Imunisasi dasar Polio Crosstabulation

Imunisasi dasar Polio

lengkap tidak lengkap Total

Tindakan baik Count 31 2 33

% within Tindakan 93.9% 6.1% 100.0%

tidak baik Count 41 13 54

% within Tindakan 75.9% 24.1% 100.0%

Total Count 72 15 87

% within Tindakan 82.8% 17.2% 100.0%

d
Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided) Point Probability
a
Pearson Chi-Square 4.658 1 .031 .040 .027
b
Continuity Correction 3.481 1 .062

Likelihood Ratio 5.288 1 .021 .040 .027

Fisher's Exact Test .040 .027


c
Linear-by-Linear Association 4.604 1 .032 .040 .027 .022

N of Valid Cases 87

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.69.

b. Computed only for a 2x2 table

c. The standardized statistic is 2.146.

d. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
Analisis Multivariat
Logistic Regression

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 45.007 4 .000

Block 45.007 4 .000

Model 45.007 4 .000


a
Step 2 Step -1.824 1 .177

Block 43.184 3 .000

Model 43.184 3 .000

a. A negative Chi-squares value indicates that the Chi-


squares value has decreased from the previous step.

Model Summary

Cox & Snell R Nagelkerke R


Step -2 Log likelihood Square Square
a
1 70.481 .404 .550
b
2 72.305 .391 .532

a. Estimation terminated at iteration number 6 because


parameter estimates changed by less than .001.

b. Estimation terminated at iteration number 5 because


parameter estimates changed by less than .001.

a
Classification Table

Predicted

Tindakan
Percentage
Observed baik tidak baik Correct

Step 1 Tindakan baik 23 10 69.7

tidak baik 5 49 90.7

Overall Percentage 82.8

Step 2 Tindakan baik 23 10 69.7


tidak baik 5 49 90.7

Overall Percentage 82.8

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

95.0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper


a
Step 1 ket_P 1.806 .675 7.166 1 .007 6.088 1.622 22.849

ket_S .861 .640 1.808 1 .179 2.365 .674 8.296

ket_DK 2.877 .678 18.014 1 .000 17.764 4.705 67.078

ket_DPKES 1.431 .636 5.061 1 .024 4.181 1.202 14.538

Constant -9.990 2.447 16.672 1 .000 .000


a
Step 2 ket_P 1.746 .652 7.179 1 .007 5.731 1.598 20.551

ket_DK 3.081 .662 21.666 1 .000 21.778 5.951 79.692

ket_DPKES 1.269 .603 4.430 1 .035 3.558 1.091 11.599

Constant -8.621 2.014 18.326 1 .000 .000

a. Variable(s) entered on step 1: ket_P, ket_S, ket_DK, ket_DPKES.

Variables not in the Equation

Score df Sig.
a
Step 2 Variables ket_S 1.864 1 .172

Overall Statistics 1.864 1 .172

a. Variable(s) removed on step 2: ket_S.


Uji Validitas Pengetahuan

Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 SkorP
** ** **
P1 Pearson Correlation 1 .734 .905 -.115 -.115 .115 .115 .333 .200 -.165 .588

Sig. (2-tailed) .000 .000 .628 .628 .628 .628 .151 .398 .486 .006

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** * *
P2 Pearson Correlation .734 1 .664 .061 .061 .061 .061 .454 .105 -.329 .489

Sig. (2-tailed) .000 .001 .800 .800 .800 .800 .044 .660 .156 .029

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** **
P3 Pearson Correlation .905 .664 1 .058 .058 .058 .058 .302 .101 -.183 .579

Sig. (2-tailed) .000 .001 .808 .808 .808 .808 .196 .673 .441 .007

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** *
P4 Pearson Correlation -.115 .061 .058 1 1.000 .733 .733 .577 -.115 -.019 .520

Sig. (2-tailed) .628 .800 .808 .000 .000 .000 .008 .628 .936 .019

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** *
P5 Pearson Correlation -.115 .061 .058 1.000 1 .733 .733 .577 -.115 -.019 .520

Sig. (2-tailed) .628 .800 .808 .000 .000 .000 .008 .628 .936 .019

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** **
P6 Pearson Correlation .115 .061 .058 .733 .733 1 1.000 .577 .115 .057 .656

Sig. (2-tailed) .628 .800 .808 .000 .000 .000 .008 .628 .810 .002

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** **
P7 Pearson Correlation .115 .061 .058 .733 .733 1.000 1 .577 .115 .057 .656

149
Sig. (2-tailed) .628 .800 .808 .000 .000 .000 .008 .628 .810 .002

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* ** ** ** ** **
P8 Pearson Correlation .333 .454 .302 .577 .577 .577 .577 1 .333 -.055 .745

Sig. (2-tailed) .151 .044 .196 .008 .008 .008 .008 .151 .818 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*
P9 Pearson Correlation .200 .105 .101 -.115 -.115 .115 .115 .333 1 .364 .510

Sig. (2-tailed) .398 .660 .673 .628 .628 .628 .628 .151 .115 .022

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P10 Pearson Correlation -.165 -.329 -.183 -.019 -.019 .057 .057 -.055 .364 1 .479

Sig. (2-tailed) .486 .156 .441 .936 .936 .810 .810 .818 .115 .234

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** * ** * * ** ** ** *
SkorP Pearson Correlation .588 .489 .579 .520 .520 .656 .656 .745 .510 .279 1

Sig. (2-tailed) .006 .029 .007 .019 .019 .002 .002 .000 .022 .234

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Uji Reliabilitas Pengetahuan

Reliability

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0


a
Excluded 0 .0
Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.693 11

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

P1 12.85 28.029 .417 .673

P2 12.70 28.642 .320 .682

P3 12.90 28.095 .407 .674

P4 12.60 27.937 .516 .669

P5 12.60 27.937 .516 .669

P6 12.60 27.305 .657 .659

P7 12.60 27.305 .657 .659

P8 12.45 28.261 .672 .670

P9 12.85 28.134 .397 .675

P10 12.60 26.147 .126 .733

SkorP 6.75 8.513 .976 .547


Uji Validitas Sikap
Correlations

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 SkorS
** ** ** **
S1 Pearson Correlation 1 1.000 .604 .443 .257 .808 .238 .443 .827

Sig. (2-tailed) .000 .005 .050 .274 .000 .313 .050 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** **
S2 Pearson Correlation 1.000 1 .604 .443 .257 .808 .238 .443 .827

Sig. (2-tailed) .000 .005 .050 .274 .000 .313 .050 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** * ** **
S3 Pearson Correlation .604 .604 1 .630 .249 .256 .522 .630 .747

Sig. (2-tailed) .005 .005 .003 .291 .275 .018 .003 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** * * ** **
S4 Pearson Correlation .443 .443 .630 1 .683 .452 .476 .853 .797

Sig. (2-tailed) .050 .050 .003 .001 .045 .034 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** * ** *
S5 Pearson Correlation .257 .257 .249 .683 1 .467 .070 .683 .550

Sig. (2-tailed) .274 .274 .291 .001 .038 .769 .001 .012

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** * * * **
S6 Pearson Correlation .808 .808 .256 .452 .467 1 .178 .547 .773

Sig. (2-tailed) .000 .000 .275 .045 .038 .453 .013 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * ** **
S7 Pearson Correlation .238 .238 .522 .476 .070 .178 1 .564 .588

Sig. (2-tailed) .313 .313 .018 .034 .769 .453 .010 .006

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** * ** **
S8 Pearson Correlation .443 .443 .630 .853 .683 .547 .564 1 .838

Sig. (2-tailed) .050 .050 .003 .000 .001 .013 .010 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** * ** ** **
SkorS Pearson Correlation .827 .827 .747 .797 .550 .773 .588 .838 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .012 .000 .006 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Uji Reliabilitas Sikap

Reliability

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0


a
Excluded 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.777 9
Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

S1 45.60 63.937 .796 .743

S2 45.60 63.937 .796 .743

S3 45.35 65.924 .710 .753

S4 44.60 66.253 .770 .753

S5 44.35 69.713 .508 .771

S6 44.85 62.555 .723 .740

S7 45.05 64.997 .504 .757

S8 44.60 65.832 .815 .751

SkorS 24.00 18.526 1.000 .871

Uji Validitas Dukungan Keluarga

Correlations

DK1 DK2 DK3 DK4 DK5 DK6 DK7 DK8 DK9 DK10 DK11 DK12 Skor DK
** * ** ** ** ** ** ** ** * ** **
DK1 Pearson Correlation 1 .937 .482 .625 .711 1.000 .988 .582 .937 .582 .482 .988 .663

Sig. (2-tailed) .000 .031 .003 .000 .000 .000 .007 .000 .007 .031 .000 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** * * ** ** ** ** ** ** * ** **
DK2 Pearson Correlation .937 1 .514 .500 .599 .937 .873 .745 1.000 .745 .514 .873 .634

Sig. (2-tailed) .000 .020 .025 .005 .000 .000 .000 .000 .000 .020 .000 .003

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * * * * ** * ** ** * **
DK3 Pearson Correlation .482 .514 1 .343 .493 .482 .449 .767 .514 .767 1.000 .449 .720

Sig. (2-tailed) .031 .020 .139 .027 .031 .047 .000 .020 .000 .000 .047 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** * ** ** * ** **
DK4 Pearson Correlation .625 .500 .343 1 .432 .625 .655 .298 .500 .298 .343 .655 .864

Sig. (2-tailed) .003 .025 .139 .057 .003 .002 .202 .025 .202 .139 .002 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** * ** ** * ** * * ** *
DK5 Pearson Correlation .711 .599 .493 .432 1 .711 .732 .465 .599 .465 .493 .732 .509

Sig. (2-tailed) .000 .005 .027 .057 .000 .000 .039 .005 .039 .027 .000 .022

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** * ** ** ** ** ** ** * ** **
DK6 Pearson Correlation 1.000 .937 .482 .625 .711 1 .988 .582 .937 .582 .482 .988 .663

Sig. (2-tailed) .000 .000 .031 .003 .000 .000 .007 .000 .007 .031 .000 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** * ** ** ** * ** * * ** **
DK7 Pearson Correlation .988 .873 .449 .655 .732 .988 1 .488 .873 .488 .449 1.000 .649

Sig. (2-tailed) .000 .000 .047 .002 .000 .000 .029 .000 .029 .047 .000 .002

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** * ** * ** ** ** * **
DK8 Pearson Correlation .582 .745 .767 .298 .465 .582 .488 1 .745 1.000 .767 .488 .636

Sig. (2-tailed) .007 .000 .000 .202 .039 .007 .029 .000 .000 .000 .029 .003

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** * * ** ** ** ** ** * ** **
DK9 Pearson Correlation .937 1.000 .514 .500 .599 .937 .873 .745 1 .745 .514 .873 .634

Sig. (2-tailed) .000 .000 .020 .025 .005 .000 .000 .000 .000 .020 .000 .003

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** * ** * ** ** ** * **
DK10 Pearson Correlation .582 .745 .767 .298 .465 .582 .488 1.000 .745 1 .767 .488 .636

Sig. (2-tailed) .007 .000 .000 .202 .039 .007 .029 .000 .000 .000 .029 .003

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * ** * * * ** * ** * **
DK11 Pearson Correlation .482 .514 1.000 .343 .493 .482 .449 .767 .514 .767 1 .449 .720

Sig. (2-tailed) .031 .020 .000 .139 .027 .031 .047 .000 .020 .000 .047 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** * ** ** ** ** * ** * * **
DK12 Pearson Correlation .988 .873 .449 .655 .732 .988 1.000 .488 .873 .488 .449 1 .649

Sig. (2-tailed) .000 .000 .047 .002 .000 .000 .000 .029 .000 .029 .047 .002

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** * ** ** ** ** ** ** **
SkorDK Pearson Correlation .663 .634 .720 .864 .509 .663 .649 .636 .634 .636 .720 .649 1

Sig. (2-tailed) .001 .003 .000 .000 .022 .001 .002 .003 .003 .003 .000 .002

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Uji Reliabilitas Dukungan Keluarga

Reliability
Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0


a
Excluded 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.837 13

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

DK1 79.25 114.513 .857 .820

DK2 79.15 119.397 .829 .829

DK3 79.35 117.292 .721 .826

DK4 79.95 109.945 .744 .815

DK5 79.70 111.168 .651 .819

DK6 79.25 114.513 .857 .820

DK7 79.35 109.818 .827 .813

DK8 79.45 115.945 .714 .824

DK9 79.15 119.397 .829 .829

DK10 79.45 115.945 .714 .824

DK11 79.35 117.292 .721 .826

DK12 79.35 109.818 .827 .813

SkorDK 42.65 50.766 .811 .944


Uji Validitas Dukungan Petugas Kesehatan

Correlations

DPKES1 DPKES2 DPKES3 DPKES4 DPKES5 DPKES6 SkorDPKES


** ** ** ** ** **
DPKES1 Pearson Correlation 1 .691 1.000 1.000 1.000 1.000 .979

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** ** **
DPKES2 Pearson Correlation .691 1 .691 .691 .691 .691 .824

Sig. (2-tailed) .001 .001 .001 .001 .001 .000

N 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** ** **
DPKES3 Pearson Correlation 1.000 .691 1 1.000 1.000 1.000 .979

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** ** **
DPKES4 Pearson Correlation 1.000 .691 1.000 1 1.000 1.000 .979

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** ** **
DPKES5 Pearson Correlation 1.000 .691 1.000 1.000 1 1.000 .979

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** ** **
DPKES6 Pearson Correlation 1.000 .691 1.000 1.000 1.000 1 .979

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** ** **
SkorDPKES Pearson Correlation .979 .824 .979 .979 .979 .979 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000


N 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Uji Reliabilitas

Reliability
Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0


a
Excluded 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.812 7

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

DPKES1 38.20 63.747 .977 .801


DPKES2 39.40 55.305 .770 .767

DPKES3 38.40 57.516 .974 .769

DPKES4 38.20 63.747 .977 .801

DPKES5 38.40 57.516 .974 .769

DPKES6 38.40 57.516 .974 .769

SkorDPKES 21.00 17.579 1.000 .943


CURICULUM VITAE

Nama : Ragemi Afrilla Rafentri

Tempat/Tgl lahir : Suliki, 7 April 1993

Agama : Islam

Negeri Asal : Kecamatan Suliki, Kabupaten 50 Kota

Status : Belum Menikah

Nama Ayah : Mansur Ja’afar (alm)

Nama Ibu : Suhartini

Alamat : Kecamatan Suliki, Kabupaten 50 Kota

Riwayat Pendidikan

a. SDN 01 Suliki tahun 2000–2006

b. SMPN 1 Suliki tahun 2006–2009

c. SMA N 1 Suliki tahun 2009-2012

d. Fakultas Keperawatan Universitas Andalas Padang 2012–sekarang

161

Anda mungkin juga menyukai