Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN KEPADA PASIEN “An.

A”
DENGAN POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTIBRACHI SINISTRA
DI RUANG NUSA INDAH RST BHAKTI WIRATAMTAMA SEMARANG

UJIAN MINI-CEX

Dosen Pembimbing KMB : Ns. Wilda Fauzia, M.Kep

Disusun Oleh :
Rosdiana Sella Rizkyani
2008172

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2021
ASUHAN KEPERAWATAN KEPADA PASIEN “An.A”
DENGAN POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTIBRACHI SINISTRA
DI RUANG NUSA INDAH RST BHAKTI WIRATAMTAMA SEMARANG

I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 21 April 2021 pukul 07.00 WIB di Ruang
Nusa Indah RST Bhakti Wiratamtama Semarang dengan teknik wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik dan catatan medis pasien (autoanamnesa).
1. Identitas
Pasien
Nama : “An. A”
Umur : 7 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia
Status perkawinan : Belum Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Semarang
No. RM : 06xxxx
Tanggal MRS : 19 April 2021
Diagnosa Medis : Post Orif Closed Fraktur Antibrachi Sinistra
Penanggung
Nama : “Ny.A”
Umur : 31 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Semarang
Hubungan dengan pasien : Ibu kandung
2. Alasan Masuk Rumah sakit
1) Keluhan Utama.
Pasien mengeluh nyeri pada tangan kirinya setelah post operasi orif, dan
takut digerakkan karena terpasang arm slimg dan di balut dengan elastis
bandage coklat. P: Post Orif Closed Fraktur Antibraci Sinistra H 1 .  
Q: Nyeri timbul di bagian tangan kirinya dengan sensasi terbakar atau
seperti ditusuk-tusuk dan tertimpa beban berat.
R: Tangan kiri
S: Nyeri yang terasa berkisar 5(0-10).
T: Pasien mengatakan nyeri timbul saat bergerak maupun tidak, dengan
durasi waktu terus menerus.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien diantar oleh ibunya ke RST Bhakti Wiratamtama Semarang pada
tanggal 19 April 2021 pada pukul 17.00 WIB. Pasien diterima dan
mendapat penanganan utama di UGD RS Bhakti Wiratamtama Semarang
dengan keluhan pasien mengalami nyeri,bengkak pada tangan kirinya
,serta tidak dapat menggerakkan tangan kirinya setelah jatuh dari bermain
sepatu roda. Pasien mengatakan nyeri timbul saat bergerak maupun tidak.
Nyeri timbul di bagian tangan kirinya dengan sensasi terbakar atau seperti
ditusuk-tusuk dan tertimpa beban berat. Nyeri yang terasa berkisar 7(0-10)
tampak menangis, dengan durasi waktu terus menerus. Pasien mengatakan
enggan melakukan pergerakan, merasa takut/cemas saat bergerak. Pasien
mendapatkan tindakan pemasangan infus pada tangan kanan dan diberikan
injeksi tofedex 25 mg(1/2 ampul) secara intravena sebagai obat pereda
nyeri. Kemudian pada tanggal 19 April pukul 18.00 WIB pasien diantar
untuk di ronsen untuk mengetahui model patahnya tulang pada tangan kiri
lalu pasien dipindahkan ke ruang Nusa Indah untuk mendapatkan terapi
dan diprogramkan operasi ORIF pada tgl 20 April 2021 pukul 09.00 WIB.
Pengkajian nyeri setelah post Orif H1
P: Post Orif Closed Fraktur Antibraci Sinistra H 1 .  
Q: Nyeri timbul di bagian tangan kirinya dengan sensasi terbakar atau
seperti ditusuk-tusuk dan tertimpa beban berat.
R: Tangan kiri
S: Nyeri yang terasa berkisar 5(0-10).
T: Pasien mengatakan nyeri timbul saat bergerak maupun tidak, dengan
durasi waktu terus menerus.
3) Riwayat Penyakit terdahulu
Paien mengatakan bahwa baru pertama kali klien mengalami jatuh dari
bermain sepatu roda yang mengakibatkan fraktur. Sebelumnya pasien
tidak pernah dirawat di Rumah Sakit dan pasien mengatakan tidak
memiliki riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Anggota keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit seperti pasien
5) Genogram

Ibu Klien Ayah Klien


31 th 35th

Klien
An.A 7 th
3 hari

Keterangan :

: laki – laki

: perempuan

: pasien An.A

: tinggal serumah
3. Review Of Sistem
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis, Eye : 4 Verbal: 5 Motorik:6
TB : 100 cm
BB : 30 kg
TD : 110/70 mmHg
S : 36,80C
Nadi : 108x/menit
RR : 18x/menit
SPO2 : 99%

a. Sistem Pernafasan
Sebelum sakit : pasien bernafas dengan normal
Saat sakit : pasien mengatakan tidak mengalami sulit bernafas
Inpeksi : tidak ada kelainan pada tulang belakang, warna kulit tidak
sianosis, tidak ada lesi pada dinding dada dan simetris, pergerakan dada
simetris dan teratur, RR 18x/menit reguler.
Palpasi : Taktil fremitus normal, tidak ada nyeri tekan, ekspansi paru
baik
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Vesikuler
b. Sistem kardiovaskuler
Sebelum sakit : pasien tidak mempunyai riwayat sakit jantung dan tidak ada
penggunaan obat jantung
Saat sakit : pasien mengatakan tidak nyeri dada
Inpeksi : sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, ictus cordis
tidak tampak, pulsasi katup tidak tampak
Palpasi : nadi 108x/menit dengan irama nadi teratur dan kuat, arteri
karotis teraba, ictus cordis teraba, ekstermitas tidak ada yang edema, kulit
teraba hangat, capillary Refil kurang dari 3 detik
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : bunyi jantung I dan II teratur, tidak ada bunyi gallop, tidak
ada bunyi mur-mur.
c. Sistem gastrointestinal
Sebelum sakit : pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi besar.
pasien mengatakan tidak ada kesulitan untuk makan. Pasien
mengatakan minum kira-kira1-2 botol aqua (1500ml) sehari,
pasien tidak mempunyai riwayat hemoroid dan perdarahan
Saat sakit : ketika masuk rumah sakit pasien mengatakan nafsu makan
baik, pasien menghabiskan 1 porsi makanan yang disediakan.
pasien minum 1-2 botol aqua (1500ml) sehari, pasien tidak
mempunyai riwayat hemoroid dan perdarahan.
BB : 30 kg, TB: 100cm, IMT:3,0 (klasifikasi nasional pasien
tergolong gemuk) LILA: 25 cm, HB: 12,3g/dl
Inspeksi : warna kulit coklat, elastisitas lembab.
Auskultasi : Bising usus 22x/menit, peristaltik normal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, turgor kulit baik
Perkusi : Tympani
d. Sistem Perkemihan
BAB
Sebelum sakit : pasien mengatakan BAB dalam seminggu kira-kira 3-4 kali
dengan konsistensi padat berwarna kecoklatan dan berbau
khas
Setelah sakit : pasien selama dirawat di Rumah Sakit sudah dapat BAB
satu kali dengan konsistensi keras dan berbau khas berwarna
agak gelap serta sulit untuk BAB
BAK
Sebelum sakit : pasien mengatakan dapat BAK tidak disertai nyeri atau
perdarahan. Dengan konsistensi pekat dan sedikit berbau.
Kira-kira 5 kali sehari pasien BAK.
Saat sakit : pasien mengatakan BAK dengan konsistensi encer dan
banyak. Pasien selama di rawat BAK sebanyak 6 kali. Pasien
tidak mengetahui berapa jumlah urin yang keluar ketika
BAK.
e. Sistem Persyarafan
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak ada keluhan sakit kepala, tidak
sering pingsan, tidak ada nyeri menelan, dan tida punya
penyakit riwayat stroke
Saat sakit : pasien mengatakan tidak ada keluhan sakit kepala, tidak
sering pingsan, tidak ada nyeri menelan, dan tida punya
penyakit riwayat stroke. Pemeriksaan saraf kranial, fungsi
sensorik, fungsi motorik, pemeriksaan, refleks, pemeriksaan
saraf otonom : normal

f. Sistem Immune
Riwayat imunisasi lengkap meliputi : BCG, Hepatitis B, Polio, DPT, Campak.

g. Sistem Reproduksi
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak ada gangguan pada sistem
reprosuksinya
Saat sakit : Tidak ada benjolan atau massa pada testis maupun penisnya,
genetalia normal.

h. Sistem muskuloskeletal
Sebelum sakit pasien dapat bergerak dan beraktivitas secara mandiri. masih
dapat melakukan aktifitasnya secara mandiri. Saat pengkajian, pasien
mengatakan sulit untuk melakukan aktivitas sendiri seperti ,mandi, toileting,
berpakaian, mobilitas di TT maupun berpindah. Pasien tampak dibantu dalam
melakukan aktivitas seperti makan, mandi, berpindah maupun berpakaian,
kesulitan dalam merubah posisi ketika tidur. Pasien mengalami nyeri,bengkak
pada tangan kirinya ,serta takut menggerakkan tangan kirinya setelah post
operasi orif. P: Post Orif Closed Fraktur Antibraci Sinistra H 1 .  
Q: Nyeri timbul di bagian tangan kirinya dengan sensasi terbakar atau seperti
ditusuk-tusuk dan tertimpa beban berat.
R: Tangan kiri
S: Nyeri yang terasa berkisar 5(0-10).
T: Pasien mengatakan nyeri timbul saat bergerak maupun tidak, dengan durasi
waktu terus menerus. Pasien mengatakan enggan melakukan pergerakan,
merasa takut/cemas saat bergerak. Kekuatan otot tangan kanan 5, tangan kiri 2
dan kaki kanan –kiri 5
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4 Keterangan
1 : mandiri
Makan / minum *
Mandi * 2 : dibantu alat
Toileting * 3 : dibantu orang lain
Berpakaian *
4 : dibantu orang lain dan
Mobilitas di tempat tidur *
Berpindah * alat
5 : tergantung total

i. Sistem Endokrin
Sebelum sakit : pasien mengatakan kebiasaan tidur sekitar pukul 21.00
malam dan bangun pada pukul 06.00 pagi untuk sekolah
online. Pasien tidak ada gannguan penglihatan, tidak ada
riwayat dalam penggunaan kortikosteroid jangka panjang,
tidak ada riwayat pengangkatan kelenjar tyroid, tidak ada
riawayat cidera kepala.
Saat sakit : pasien mengatakan sering terbangun dimalam hari karena
nyeri pada tangan kirinya dan kesulitan untuk merubah posisi.

j. Sistem Integumen
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak ada riwayat gangguan kulit, keluhan
pasien saat ini nyeri pada tangan kirinya dengan skala nyeri 5
(0-10). Nyeri timbul saat bergerak maupun tidak.  Nyeri
timbul di bagian tangan kiri dengan sensasi terbakar atau
seperti ditusuk-tusuk dan tertimpa beban berat dengan durasi
waktu terus menerus. Pasien nampak menangis kesakitan
Saat sakit : penampilan lesi kulit bengkak kemerahan pada tangan
kirinya post operasi orif, ruam kulit primer dan sekunder
tidak ada

k. Sistem sensori
1. Inspeksi :
a. Mata simetris
b. bentuk mata cekung
c. refleks mata baik
d. pupil ishokor
e. lapang pandang baik
f. konjungtiva merah muda.
2. Palpasi :
a. mata teraba keras
b. tidak ada nyeri tekan.
3. Pemeriksaan
a. Hasil Pemeriksaan nervus II ( optikus), klien dapat melihat objek (jari)
dengan jelas.
b. Hasil Pemeriksaan nervus III ( Oculomotoris refleks cahaya), pupil kiri
atau kanan tidak isokor
c. Hasil Pemeriksaan Nervus IV ( Troclearis ) pergerakan bola mata baik
d. Hasil Pemeriksaan nervus VI ( Abdusen ) Pergerakan Bola mata ke kiri
dan kanan baik
e. Hasil Pemeriksaan nervus V( Trigeminus) Refleks kornea baik ditandai
dengan Glaberal reflex positif : mengetuk dahi diantara kedua mata

l. Sistem hematologi
Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan dalam kesehatan keluarganya tidak
ada yang mengalami anemia/perdarahan, tidak dan yang
mengalami penyakit kanker untuk kemoterapi, tidak
mempunyai riwayat hepatitis.
Saat sakit : pasien mempunyai golongan garah O, tidak mengkonsumsi
minuman beralkohol, tidak mempunyai limfadenopati, tidak
nyeri dada, tidak mempunyai gangguan sakit kepala.

m. Komunikasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan dapat berkomunikasi dan bertemen
dengan baik di lingkungan sekitarnya
Saat sakit : pasien mengatakan dapat berkomunikasi dengan baik. Saat
pengkajian pasien mampu mendengar perkataan perawat
dengan jelas. Pasien berkomunikasi dengan bahasa indonesia
4. Data Penunjang
a. Hasil swab antigen SARS COV-2 NASOFARING : NEGATIF (Tgl 19 April
2021 pukul 18.30)
b. Laboratorium tgl 19 April 2021 pukul 18.10 WIB
Pemeriksaan Nilai Nilai Rujukan Satuan
Darah Lengkap
HB 12.3 11-15.6 g/dl
Leukosit 10.2 4.5-13.5 103/mm3
Hematokrit 37.8 31-45 %
3
Trombosit 262 154-442 10 /mm3
Eritrosit 4.8 3.7-5.8 106 /mm3
MCV 78 69-93 fl
MCH 25 22-34 Pg
MCHC 32 32-36 g/dl
Hitung jenis lekosit
Basofil 1 0-1 %
Eosinofil 2 1-4 %
Nitrofil segmen 68 50-70 %
Limfosit 22 20-40 %
Monosit 7 2-10 %
Gol darah O
Kimia darah
GDS 85 < 200 mg/dl
Hepatitis
Hbsag Kuantitatif Negatif Negatif
Elektrolit
Natrium 140.3 135-145 mmol/Lt
Kalium 3.62 3.5-5.5 mmol/Lt
Klorida 103.4 96-110 mmol/Lt

c. Foto Rontgen Thorax (Tgl 19 April 2021 pukul 18.00)


Hasil bacaan foto Thorax :
COR : Bentuk dan letak normal
PULMO :Tak tampak bercak pada kedua patu
Kesan : cor tak membesar, gambaran normal
d. Foto Rontgen Tulang
PRE OPERASI (Tgl 19 April 2021 pukul 18.00)
POST OPERASI (Tgl 20 April 2021 pukul 09.30)

5. Terapi Medikasi
RL 16 tpm
Tanggal dan
waktu
No Nama Obat Dosis Indikasi
Tgl 21 april 2021
pagi siang mlm
1 Injeksi Tofedex 2x25mg IV 10 - 22
2 Injeksi Cefim 2x500mg IV 10 - 22
3 Injeksi Esola 3x20 mg IV 10 - 22

6. Tanda-Tanda Vital

Jenis Tanggal dan waktu


No Tgl 21 april 2021
Pemeriksaan pagi siang Sore
1 Tekanan Darah 110/70 100/60 108/76
2 Suhu 36,8 36,0 36,1
3 Nadi 108 80 82
4 Pernafasan 18 18 18

II. ANALISIS DATA


No Tgl/Jam Symtom Etiologi Problem
1 21April DS : agen Nyeri Akut
- Pasien mengalami nyeri,
2021 pencedera fisik
bengkak pada tangan kirinya,
07.00 serta takut menggerakkan (prosedur
tangan kirinya setelah post
operasi)
operasi orif.
- P: Post Orif Closed Fraktur
Antibraci Sinistra H 1 .  
Q: Nyeri timbul di bagian
tangan kirinya dengan sensasi
terbakar atau seperti ditusuk-
tusuk dan tertimpa beban berat.
R: Tangan kiri
S: Nyeri yang terasa berkisar
5(0-10).
T: Pasien mengatakan nyeri
timbul saat bergerak maupun
tidak, dengan durasi waktu terus
menerus.
DO:
- pasien tampak menangis,
bersikap melindungi tangan
sebelah kirinya
- pasien sering terbangun
dimalam hari karena nyeri pada
tangan kirinya dan kesulitan
untuk merubah posisi
- TD :110/70mmHg
- Nadi : 108x/menit
- Suhu : 36,80C
- RR : 18x/menit
2 21 April DS : Kerusakan Gangguan
2021 - pasien mengatakan integritas
07.00 nyeri,bengkak pada tangan struktur tulang mobilitas fisik
kirinya ,serta takut
menggerakkan tangan kirinya
setelah post operasi dan tangan
terbalut dengan elastis bandage
serta arm sling.
- Pasien mengatakan enggan
melakukan pergerakan
- Merasa takut/cemas saat
bergerak
- Pasien mengatakan sulit untuk
melakukan aktivitas sendiri
seperti ,mandi, toileting,
berpakaian, mobilitas di TT
maupun berpindah dan dibantu
dengan ibunya.
DO:
- Gerakan pasien terbatas
- Pasien tampak dibantu oleh
ibunya dalam melakukan
aktivitas seperti makan, mandi,
berpindah maupun berpakaian,
kesulitan dalam merubah posisi
ketika tidur
- Kekuatan otot tangan kanan 5,
tangan kiri 2 dan kaki kanan –
kiri 5
3 21 April DS : Prosedur Resiko Infeksi
- Pasien mengalami nyeri,
2021 Invasif
bengkak pada tangan kirinya,
07.00 serta takut menggerakkan
tangan kirinya setelah post
operasi orif.
- Pasien mengatakan enggan
melakukan pergerakan
- Merasa takut/cemas saat
bergerak
DO :
- P: Post Orif Closed Fraktur
Antibraci Sinistra H 1 .  
Q: Nyeri timbul di bagian
tangan kirinya dengan sensasi
terbakar atau seperti ditusuk-
tusuk dan tertimpa beban berat.
R: Tangan kiri
S: Nyeri yang terasa berkisar
5(0-10).
T: Pasien mengatakan nyeri
timbul saat bergerak maupun
tidak, dengan durasi waktu terus
menerus.
- Tangan kiri tampak terbalut
dengan elastis bandage serta
arm sling.

III. DIAGNOSIS KEPERAWATAN.


No TGL/JAM DIAGNOSA PRIORITAS
1. 21 April 2021 Nyeri Akut berhubungan dengan I
agen pencedera fisik (program
07.00 operasi)
2. Gangguan mobilitas fisik II
21 April 2021
berhubungan dengan kerusakan
07.00
integritas struktur tulang
3. 21 April 2021 Resiko Infeksi berhubungan dengan III
07.00 prosedur invasif

IV. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan Keperawatan


No. Rencana Tindakan
Keperawatan dan Kriteria Hasil
DX SIKI
SDKI SLKI
1 Nyeri Akut Setelah dilakukan Asuhan Manajemen Nyeri
keperawatan selama 3x4 Observasi :
berhubungan dengan
jam diharapkan tingkat 1. Identifikasi lokasi,
agen pencedera fisik nyeri teratasi dengan karakteristik, durasi,
kriteria hasil : frekuensi, kualitas,
(trauma dan prosedur
- Meringis menurun intensitas nyeri
operasi) (skor 1) 2. Identifikasi skala
- Keluhan nyeri nyeri
menurun (skor 1) 3. Identifikasi reaksi non
- Gelisah menurun verbal
(skor 1) Terapeutik :
- Kesulitan tidur 1. Berikan teknik
menurun (skor 1) nonfarmakologi untuk
- Pola nafas, tekanan mengurangi rasa nyeri
darah membaik (skor (terapi musik,
5) aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing)
Setelah dilakukan Asuhan 2. Fasilitasi istirahat dan
keperawatan selama 3x4 tidur
jam diharapkan kontrol Edukasi :
nyeri teratasi dengan 1. Jelaskan penyebab,
kriteria hasil : periode, dan pemicu
- Melaporkan nyeri nyeri
terkontrol menurun 2. Jelaskan strategi
(skor 1) meredakan nyeri
- Kemampuan 3. Anjurkan memonitor
mengenali onset nyeri nyeri secara mandiri
menurun (skor 1) 4. Anjurkan
- Kemampuan menggunakan
menggunakan teknik analgetik secara tepat
non farmakologi 5. Ajarakan teknik non
meningkat (skor 5) farmakologi untuk
- Keluhan nyeri mengurangi rasa nyeri
menurun (skor 1) Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
anti nyeri

Pemberian analgesik
Observasi:
1. Identifikasi
karakteristik nyeri
2. Monitor tanda-tanda
vital sebelum dan
sesudah pemberian
analgetik
3. Identifikasi
kesesuaian jenis
analgetik dengan
tingkat keparahan
nyeri
Terapeutik :
1. Diskusikan analgetik
yang digunakan agar
sesuai dengan
kebutuhan pasien
2. Dokumentasikan
respons terhadap efek
analgesik dan efek
yang tidak diinginkan
Edukasi :
1. Jelaskan efek terapi
dan efek samping
obat
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
dosis dan jenis
analgetik
2 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan Asuhan Dukungan mobilisasi
keperawatan selama 3x4 Observasi :
fisik berhubungan
jam diharapkan mobilitas 1. Identifikasi adanya
dengan kerusakan fisik teratasi dengan nyeri atau keluhan
kriteria hasil : fisik lainnya
integritas struktur
- Pergerakan 2. Identifikasi toleransu
tulang ekstermitas fisik melakukan
meningkat (skor 5) pergerakan
- Kekuatan otot 3. Monitor frekuensi
meningkat (skor 5) jantung dan tekanan
- Rentan gerak (ROM) darah sebelum
meningkat (skor 5) memulai mobilisasi
- Nyeri menurun (skor 4. Monitor kondisi
5) umum selama
- Kaku sendi menurun melakukan mobilisasi
(skor 5)
- Kelemahan fisik Terapeutik :
menurun (skor 5) 1. Fasilitasi aktivitas
- Gerakan terbatas mobilisasi dengan alat
menurun (skor 5) bantu
2. Fasilitasi melakukan
Setelah dilakukan Asuhan pergerakan
keperawatan selama 3x4 3. Libatkan keluraga
jam diharapkan untuk membantu
pergerakan sendi teratasi pasien dalam
dengan kriteria hasil : meningkatkan
- Jari kiri mampu pergerakan
digerakan meningkat Edukasi :
(skor 5) 1. Jelaskan tujuan dan
- Pergelangan tangan prosedur mobilisasi
kiri mampu digerakan 2. Anjurkan melakukan
meningkat (skor 5) mobilisasi dini
- Siku kiri mampu 3. Anjurkan mobilisai
digerakan meningkat sederhana yang harus
(skor 5) dilakukan (misal :
- Bahu kiri mampu duduk di tempat tidur,
digerakan meningkat duduk di sisi tempat
(skor 5) tidur, pindah drai
tempat tidur ke kursi)

Teknik latihan
penguatan sendi
Observasi :
1. Identifikasi
keterbatasn fungsi
dan gerak sendi
2. Monitor lokasi dan
sifat
ketidaknyamanan atau
rasa sakit selama
gerakan/aktivitas
Terapeutik :
1. Lakukan
pengendalian nyeri
sebelum memulai
latihan
2. Berikan posisi tubuh
optimal untuk
gerakan sendi pasif
atau aktif
3. Fasilitasi gerak sendi
teratur dalam batas-
batas rasa sakit,
ketahanan, dan
mobilitaaaas sendi
Edukasi :
1. Jelaskan kepada
pasien/keluarga
tujuan dan
rencanakan latihan
bersama
2. Anjurkan duduk di
tempat tidur, di sisi
tempat tidur atau
sesuaikan kondisi
3. Anjarkan melakukan
latihan rentang gerak
aktif dan pasif secara
sistematis
4. Anjurkan ambulasi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan
fisoterapi dalam
mengembangkan dan
melakukan program
latihan
3. Resiko infeksi Setelah dilakukan Asuhan Pencegahan infeksi
keperawatan selama 3x4 Observasi :
berhubungan dengan
jam diharapkan tingkat 1. Monitor tandan dan
prosedur invasif infeksi teratasi dengan gejala infeksi lokal
kriteria hasil : dan sistemik
- Kebersihan tangan Terapeutik :
meningkat (skor 5) 1. Berikan peraatan kulit
- Demam, kemerahan, area edema
nyeri, bengkak 2. Cuci tangan sebelum
menurun (skor 5) dan sesudah kontak
- Kadar sel darah putih dengan pasien dan
mmebaik (skor 5) lingkungan pasien
3. Pertahankan teknik
Setelah dilakukan Asuhan aseptik pada pasien
keperawatan selama 3x4 berisiko tingi
jam diharapkan intergritas Edukasi :
kulit dan jaringan teratasi 1. Jelaskan tanda dan
dengan kriteria hasil : gejala infeksi
- Elastisitas kulit 2. Anjarkan cara
meningkat (skor 5) memcuci tangan
- Kerusakan lapisan dengan benar
kulit menurun (skor 5) 3. Ajarkan cara
- Suhu kulit, sensasi dan memeriksa kondisi
tekstur kulit membaik luka atau luka operasi
(skor 5) 4. Anjurkan
- Nyeri, perdarahan, meningkatkan nutrisi
kemerahan, hematoma dan cairan
menurun (skor 5)
Perawatan luka
Observasi :
1. Monitor karakteristik
luka (drainase, warna,
ukuran, bau)
2. Monitor tanda-tanda
infeksi
Terapeutik :
1. Lepaskan balutan dan
plester secara
perlahan
2. Bersihkan dengan
caiaran Nacl atau
pembersih nontoksik
3. Berikan salep yang
sesuai
4. Pasang balutan sesuai
dengan jenis luka
5. Pertahankan teknik
steril saat melakukan
perawatan luka
Edukasi :
1. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
2. Anjurkan
mengkonsumsi
makanan tinggi kalori
dan protein
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
antibiotik

V. IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

HARI/TGL NO
IMPLEMENTASI RESPON PASIEN PARAF
/WAKTU DX
Rabu, 14 1,3 Ganti balut pada luka S: Pasien mengatakan nyeri Sella
April 2021 post ORIF dan berkurang setelah diberikan injeksi
09.00 mengkaji karakteristik tofedex 25mg dan diajarkan teknik
nyeri, mengajarkan
relaksasi nafas dalam
relaksasi nafas dalam
saat nyeri timbul - P: Post Orif Closed Fraktur
Antibraci Sinistra H 1 .  
10.00 Memberikan injeksi Q: Nyeri timbul di bagian
tofedex 25mg dan tangan kirinya dengan sensasi
terbakar atau seperti ditusuk-
tusuk dan tertimpa beban
berat.
R: Tangan kiri
S: Nyeri yang terasa berkisar
3(0-10).
T: Pasien mengatakan nyeri
timbul sudah jarang/sudah
berkurang
O:
- Pasien melakukan nafas dalam
dengan benar bila nyeri
tersebut muncul
- Ganti balut dengan cairan nacl
0,9%, sufratul serta kasa steril
dan diplester, di balut dengan
elastis bandage, lalu
memasangan arm sling.
Keadaan luka baik tidak ada
pus, tidak ada perdarahan,
jahitan luka tampak rapi.
Memberikan penjelasan
kepada ibunya untuk
perawatan ganti balut pada
luka pasien tiap 2 hari sekali di
tempat faskes pertama
(puskesmas/klinik) atau bisa
juga memanggil perawat home
care untuk menangani luka
post operasinya.
10.20 2 Mengajarkan ke ibu S: Pasien mengatakan sudah tidak Sella
pasien berpindah kesulitan untuk melakukan
tempat secara bertahap aktivitas sendiri seperti toileting,
Memberikan
makan, mobilitas di TT maupun
penjelasan/cara
menggunakan arm berpindah dan sudah berani
sling menggerakan tanagn kirinya.
O: pasien sudah mampu dalam
aktivitas kebersihan dirinya secara
mandiri seperti makan, mobilisasi
dari TT
Ibu pasien bisa menggunkan arm
sling ke anaknya dengan benar
Untuk berpakaian, mandi dibantu
oleh ibunya
VI. EVALUASI

HARI/TGL/ NO
NO EVALUASI SUMATIF PARAF
WAKTU DX
1 Rabu 21 1 S: Sella
April 2021 - Pasien mengatakan nyeri berkurang setelah
07.00-10.00 diberikan injeksi tofedex 25mg dan diajarkan
teknik relaksasi nafas dalam
- Pasien mengatakan nyeri berkurang setelah di
ganti balut dan diajarkan relaksasi nafas dalam
oleh perawat dengan skala skala nyeri 3 (0-10).
- P: Post Orif Closed Fraktur Antibraci Sinistra H
1. 
Q: Nyeri timbul di bagian tangan kirinya dengan
sensasi terbakar atau seperti ditusuk-tusuk dan
tertimpa beban berat.
R: Tangan kiri
S: Nyeri yang terasa berkisar 3(0-10).
T: Pasien mengatakan nyeri timbul sudah
jarang/sudah berkurang
O: Pasien melakukan nafas dalam dengan benar bila
nyeri tersebut muncul
A : Nyeri Akut Teratsi
P : Hentikan Intervensi
2 Rabu 21 2 S: Pasien mengatakan sudah tidak kesulitan untuk Sella
April 2021 melakukan aktivitas sendiri seperti toileting, makan,
07.00-10.00 mobilitas di TT maupun berpindah dan sudah berani
menggerakan tanagn kirinya.
O: pasien sudah mampu dalam aktivitas kebersihan
dirinya secara mandiri seperti makan, mobilisasi dari
TT
Untuk berpakaian, mandi dibantu oleh ibunya
Ibu pasien bisa menggunkan arm sling ke anaknya
dengan benar
A : Gangguan Mobilitas Fisik Teratasi Sebagian
P : Lanjutkan Intervensi Intervensi
3 Rabu 21 3 S: Pasien mengatakan nyeri berkurang setelah di Sella
April 2021 ganti balut dan diajarkan relaksasi nafas dalam oleh
07.00-10.00 perawat dengan skala skala nyeri 3 (0-10).
O: Ganti balut dengan cairan nacl 0,9%, sufratul
serta kasa steril dan diplester, di balut dengan elastis
bandage, lalu memasangan arm sling. Keadaan luka
baik tidak ada pus, tidak ada perdarahan, jahitan luka
tampak rapi. Memberikan penjelasan kepada ibunya
untuk perawatan ganti balut pada luka pasien tiap 2
hari sekali di tempat faskes pertama
(puskesmas/klinik) atau bisa juga memanggil
perawat home care untuk menangani luka post
operasinya.
A: Resiko Infeksi Teratasi Sebagian
P: Lanjutkan Intervensi

Anda mungkin juga menyukai