Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

N YANG MENGALAMI KANKER


ENDOMETRIUM DENGAN KEMOTERAPI DI GEDUNG IRNA TERATAI
LANTAI II SELATAN RSUP FATMAWATI JAKARTA SELATAN
 

Disusun Oleh Kelompok 5 :

Muhammad Wahyu Wicaksana (1901022)


Frischa Ellyanti Djenaan (1901019)
Mandalifa Manggopa (1901001)
Sari Istifar Riani (1901010)
Indri R Tula (1901028)
DEFINISI KANKER ENDOMETRIUM

• kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ endometrium atau pada dinding
rahim. Endometrium adalah organ rahim yang berbentuk seperti buah pir sebagai tempat
tertanam dan berkembangnya janin. Kanker endometrium kadang-kadang disebut kanker
rahim, tetapi ada sel-sel lain dalam rahim yang bisa menjadi Kanker seperti otot atau
selmiometrium. Pendarahan pada vagina di antara periode menstruasi atau setelah
menopause, merupakan tahap awal untuk mendeteksi kanker endometrium.
Anatomi Fisiologi Endometrium
 
• Secara histologis, endometrium (selaput lendir) berada didalam dinding uterus di korpus
uteri.Endometrium terdiri atas epitel pubik, kelenjar-kelenjar dan jaringan dengan banyak
pembuluh darah. Endometrium terdiri atas epitel selapis silindris, banyak kelenjar tubuler
bersekresi lendir. Epitel endometrium berbentuk seperti silindris. Sepertiga bawah dilapisi
epitel berlapis gepeng, menyatu dengan epitel vagina dan dua pertiga bagian atas kanal servikal
dilapisi selaput lendir.Endometrium merupakan bagian dalam dari korpus uteri yang membatasi
kavum uteri, melapisi seluruh kavum uteri,dan mempunyai arti penting dalam siklus haid

Struktur anatomi rahim (uterus)


 
ETIOLOGI

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker endometrium, tetapi beberapa
penelitian menunjukkan bahwa rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus menerus bisa
menyebabkan kanker endometrium.Nugroho (2012) menyebutkan beberapa faktor resiko yang
dapat meningkatkan munculnya Kanker Endometrium, ialah:
a. Usia Perimenopause
b. Obesitas f.menarche yang terlalu awal
c. Diabetes Milletus g.Riwayat pemakaian estrogen jangka Panjang
d. Hipertensi
h. Sindroma ovarium polikistik
e. Nuliparitas
i. Riwayat keluarga
PATOFISIOLOG
I
Kanker endometrium adalah kanker yang terbentuk di dalam endometrium yang
merupakan lapisan dalam halus rahim atau rahim. Rahim terletak di daerah panggul
dan menyerupai bentuk sebuah pepaya atau buah pir. Ovarium yang memproduksi
estrogen, tetapi mereka juga memproduksi hormon lain yang disebut progesteron yang
membantu untuk menyeimbangkan estrogen. Tidak diketahui secara persis apa yang
menyebabkan kanker endometrium, tetapi telah dikaitkan dengan hormon estrogen
terlalu banyak, yang merupakan hormon wanita. Kedua hormon harus seimbang, tetapi
jika terlalu banyak estrogen yang diproduksi akan menyebabkan endometrium tumbuh,
sehingga meningkatkan risiko kanker endometrium.
Ada faktor lain yang meningkatkan kadar estrogen dan salah satunya adalah obesitas.
Jaringan lemak dalam tubuh juga memproduksi hormon estrogen. Pola makan dengan
asupan tinggi lemak hewani, termasuk daging, susu, dan unggas, bersama dengan
makanan olahan dan gula halus adalah nomor satu penyebab obesitas. Makanan ini
harus dihindari terutama oleh mereka yang beresiko. Mereka yang berisiko adalah
wanita yang telah melalui menopause, tidak punya anak, menderita diabetes, memiliki
kanker payudara, atau sering mengkonsumsi makanan dengan lemak tinggi.
perdarahan rahim yang abnormal

Siklus menstruasi yang abnormal

Perdarahan antara 2 siklus menstruasi

Perdarahan vagina atau spotting pada wanita


yang telah menopause
Manisfetasi
Klinis Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering
 
Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul

Keluar cairan putih yang encer atau jernih

Nyeri ketika melakukan hubungan seksual


Stadium IA: Tumor sebatas endometrium.

Stadium IB : Invasi ke < setengah bagian miometrium.

Stadium IC : Invasi ke > setengah bagian miometrium.

Stadium IIA : Penyebaran ke serviks dengan hanya melibatkan


kelenjar endoserviks.

Stadium IIB : Penyebaran ke serviks dengan keterlibatan stroma


serviks.
Klasifikasi
Stadium IIIA : Tumor menginvasi serosa

Stadium IIIB : Metastasis ke vagina.

Stadium IIIB : Metastasis ke vagina.

Stadium IIIC : Penyebaran ke nodus limfe retroperitoneum.


PENATALAKSANAAN

a. Medis Radiasi atau histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvis merupakan pilihan
terapi untuk adenokarsinoma endoserviks yang masih terlokalisasi
b. Radioterapi Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel
kanker.
c. Kemoterapi Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker yang
merupakan terapi sistemik,menyebar keseluruh tubuh dan mencapai sel kanker yang telah
menyebar jauh atau metastase ke tempat lain
OBAT-OBATAN KEMOTERAPI KANKER ENDOMETRIUM

AP (Doxorubicin 50-60 mg/m2, Cisplatinum 60


Adjuvan
mg/m2 dengan interval 3 minggu)

Cis-platinum 20-40 mg/m2 setiap minggu (5-6 minggu)Xelloda


500-1000mg/hari (oral) Gemcitabine 300mg/m2Paclitacel 60-80
Kemoradiasi mg/m2, setiap minggu (5-6 minggu) Docetaxel 20 mg/m2setiap
minggu
(5-6 minggu)
Pemeriksaan Penunjang

a. Sitologi :

b.Biopsi

c. Histeroskopi

d. Laparoskopi
Komplikasi

a. Obstruksi ginjal dan penurunan fungsi ginjal karena endometriosis dekat


dengan kolon atau ureter
b. Torsi ovarium atau rupture ovarium sehingga terjadi peritonitis karena
endometrioma
c. Calamenial seizure atau pnemotoraks karena eksisi endometriosis
d. Anemia disebabkan oleh sifat fagosit sel tumor atau adanya perdarahan.
e. Obstruksi khusus disebabkan pembesaran sel-sel tumor yang dapat menekan
usus.
f. Depresi sum-sum tulang disebabkan faktor penghasil sel darah merah dari
sum-sum tulang sebagai sistem imun.
ASUHAN KEPERAWATAN NY. N YANG MENGALAMI KANKER ENDOMETRIUM

• Kasus
• Ny. N, lahir di Jakarta pada tanggal 12 Desember 1964, pasien tinggal di Menteng Wadas Jakarta,
pendidikan terakhir tamat S1, pasien adalah pensiunan guru SMP, agama pasien Islam, suku
Betawi, dan berbangsa Indonesia, status perkawinan telah menikah dan ini merupakan
perkawinan pertama, pasien biasa berbicara menggunakan bahasa Indonesia, pasien merupakan
anggota BPJS, diagnosa medis pasien adalah Kanker Endometrium
• Nama suami pasien adalah Tn. M, lahir di Bogor pada tanggal 31 Desember 1948,
pendidikan terakhir suami pasien adalah S1, suami pasien bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil,
beragama Islam, suku Sunda dan berbangsa Indonesia, usia perkawinan pasien dengan suami
sudah 30 tahun Pasien masuk RSUP Fatmawati pada tanggal 7 April 2018 pada jam 21.30 WIB,
pasien dirawat di Instalasi IRNA Teratai Lantai 2 Selatan kamar nomor 227 Bed A. Klien masuk
dengan keluhan nyeri akibat luka post histerektomi, nyeri seperti ditusuk - tusuk, nyeri pada
abdomen kuadran kiri atas, skala nyeri 4, nyeri hilang timbul ±2- 3 menit. Klien juga
mengeluh merasa lemas dan pusing. 
PENGKAJIAN
• Tanggal/jam Masuk : 7 April 2018 / 21.30 WIB
• Tanggal/jam Pengkajian : 7 April 2018 Diagnosa Medis : Kanker Endometrium
• Ruangan/RS : Kamar No. 227 Bed A / Teratai Lantai II Selatan RSUP
• Fatmawati Jakarta Selatan
 
Identitas Pasien
• Nama pasien : Ny, “N”
• Umur : 53 Tahun
• Suku/Bangsa : Betawi / Indonesia Agama : Islam
• Pendidikan : S1
• Pekerjaan : Pensiunan Guru SMP
LANJUTAN
• Alamat : Jakarta
• Status perkawinan : Menikah
Identitas Penanggung Jawab
• Nama : Tn. “M”
• Umur : 69 Tahun Suku/Bangsa: Sunda / Indonesia Agama : Islam
• Pendidikan : S1
• Pekerjaan : PNS
• Alamat : Jakarta Lama Pernikahan : 30 Tahun
• Hubungan dengan pasien : Suami
Riwayat Sakit dan Kesehatan
Keluhan utama :
• Klien mengeluh nyeri padaabdomen skala nyeri 4, nyeri hilang timbul seperti ditusuk-tusuk.
lemas, dan pusing kadang-kadang.
Kronologis keluhan :
• Faktor pencetus : Nyeri terasa bila klien merubah posisi Timbulnya keluhan : (o) Mendadak
(√) Bertahap
• Lamanya : ±4-5 menit
• Upaya mengatasi : Diam dan tarik nafas
Riwayat Penyakit dahulu yang pernah diderita :
• Riwayat alergi (obat, makanan, binatang, lingkungan) : Tidak ada
• Riwayat kecelakaan : Tidak ada
• Riwayat dirawat di Rumah sakit (kapan, alasan, dan berapa lama) :Pasien pernah dilakukan tindakan
kuretase pada Desember2017dan dirawatdi RS Fatmawati selama ±2 hari dan Histerektomi pada bulan
Februari 2018.
• Riwayat pemakaian obat :Riwayat obat kemoterapi Paclitaxel 2x100 mg, Paclitaxel 3x30 mg,
Carboplatin 1x450 mg, Carboplatin 2x150 mg.
• Riwayat penyakit yang pernah dialami :Hiperplasia Endometrium tahun 2017
Analisis Data

N
Data Etiologi Problem
O

DS :
P: Pasien megatakan Nyeri akibat luka poste
histerektomi
Q: Nyeri seperti di tusuk – tusuk R: Nyeri pada
abdoment kuadran kiri atas
S: skla Nyeri 4
T: Nyeri hilang timbul ± 2-3 menit
1 Agen cedera fisik (histerektomi) Nyeri akut
DO :
Pasien tampak merinngis kesakitan jika duduk, wajah
tampak gelisah, nafsu makan berubah pasien hanya
menghabiskan makananya ½ porsi, Frekuensi nadi 89
x/menit Tekanan darah 144/92 mmHg Frekuensi nafas
20 x/menit
DS :
-
Pasien tampak lemah dan hanya berbaring
saja, pasien di bantu melakukan aktifitas
Ditandai dengan Gangguan
2 oleh keluarga, Hasil lab : Resiko Pendarahan
koagulasi
(tgl 5/ 04/18) hematologi :
hemoglobin 8,9 g dl, hematokrit 26%,
leokosit 3.2 ribu ul, trombosit 44 ribu ul,
erittrosit 2.84 juta ul)

DS:
Pasien megatakan mual di sertai muntah,
nafsumakan berkurang, mulutnya terasa
asam
DO:
Efek agen farmakologis
3 BB: 68 Kg, sebelum sakit 72Kg, BB Nausea
(kemoterapi)
setelah kemo 61Kg, TB : 155cm,
IMT : 25,4 ( kategori pre-obes), membran
mukosa bibir kering, terdapat sariawan di
lidah dan bibir, rambut rontok hingga
mengalami kebotakan
DIAGNOSA:

1.Nyeri akut b/d agen pencedera fisik (histeroktomi)


2.Resiko pendarahan di tandai dengan gangguan koagulasi (trombositopenia)
3.Nausea berhubungan dengan efek agen farmakologis (kemoterapi)

INTERVENSI

Dx Intervensi Kereteria hasil Skala

Observasi:
Setelah di
 Identifikasi lokasi,
lakaukam 1x24 jam di
karakteristik, durasi,
harapkan nyeri 5
1.Nyeri akut b/d agen frekuensi, kualitas dan
berkurang dengan 5
pencidera fisik( intesitasi nyeri
keriteria hasil : 5
histerektomi ) Identifikasi skla nyeri
keluhan nyeri (menurun
Identifikasi pengetahuan
meringis
dan keyakinan tentang
TTV:
nyeri
LANJUTAN

Identifikasi factor yang memeperberat


dan memperingan nyeri
Monitor TTV

Terapeutik
Berikan Teknik nonfarmakologis,
untuk mengurangi rasa nyeri
(TD : 110/70
fasilitas istirahat dan tidur
sampai 140/90 mmHg, Nadi
kontrol lingkugan yang memperberat
: 60-100 x/menit,
rasa nyeri
RR : 16-20
x/menit, Suhu : 36,5-
Edukasi
37,5ºC).
jelaskan penyebab
,periode, dan pemicu nyeri
anjurkan Teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
kolaborasi
kolaborasi pemberian pemberian
analgetik.
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan 1 x
Observasi :
24 jam
Monitor terjadinya pendarahan
Tidak ada hematuria dan
monitor TTV, monitor koagulasi darah yang
hematemesis,
meliputi PT, PTT, Trombosit
ttv dalam batas
2.Resiko perdarahan normal (TD :
Trapeutik
di tandai 110/70 sampai 140/90 mmHg,
Memberikan transfusi darah
dengan Nadi : 60-100 1 (menurun)
koagulasi( trombosito x/menit, RR : 16-20 x/menit,
Edukasi
penia) Suhu : 36.5- 37.5ºC),
Anjurkan membatasi aktifitas
tidak ada perdarahan
Anjurkan melapor jika menemukan tanda
pervagina, hasil pemeriksaan
tanda pendarahan
lab (Koagulasi) dalam batas
Jelaskan tanda tanda pendarah
normal (Hemogrobin 11.7–
15.5 g/dL,Trombosit 150–440
rb/ul)
Observasi :
monitor mual (frekuensi, durasi dan
tingkat keparahan
identifikasi dampat mual terhadap
dampak hidup
Setelah dilakukan asuhan
Terapeutik
keperawatan selama 1 x 24 jam
berikan makanan dalam jumlah kecil
3. Neunesa b/d efek di harapkan tingkat nausea 5
dan menarik
agen farmakologis berkurang dengan kriteria 5
(kemoterapi) hasil : (menurun)
Edukasi
- keluhan mual
anjurkan istirahat dan tidur yang
- perasaan ingin muntah
cukup

Kolaborasi
kolaborasi pemberian antiemetic
(jika mual)
IMPLEMENTASI
No Waktu Implementasi Respon

Dx1 21.45 Ds :
 Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas nyeri dengan menggunakan  Pasien mengatakan Nyeri
P : pasien megatakan nyeri akibat luka post
rumus PQRST
 Mengidentifikasi skla nyeri histerektomi
Q :Nyeri seperti di tusuk- tusuk
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
R : Nyeri pada bagian abdomen kuadran kiri atas S :
nyeri Skala Nyeri 4
 Identifikasi factor yang memperingan nyeri T: Hilang timbul kurang lebih 2-3 menit
 

Mengukur TTV
21.50
DO:

 Pasien tampak meringis

DS
normal (TD : 110/70 sampai 140/90 mmHg, Nadi : 60-
100
x/menit, RR : 16-20
x/menit, Suhu : 36.5- 37.5ºC),

DO
Setelah dilakukan TTV pasien tanpak tenang dan
TTV normal
No Waktu Implementasi Respon

22.00 DS
Dx1  Memberikan Teknik nonfarmakologI
Pasien mengatakan Nyeri sudah
untuk mengurangi rasa nyeri ( teknik berkurang
relaksasi nafas dalam )  
DO
Pasien tampak tenang

DS
22.15 Melakukan pemberian analgetik. normal (TD : 110/70 sampai 140/90 mmHg,
DX2
Monitor TTV Nadi : 60-100
x/menit, RR : 16-20
x/menit, Suhu : 36.5- 37.5ºC),
DO
Setelah dilakukan TTV pasien tanpak
tenang dan TTV normal

DO
Setelah dilakukan TTV pasien tanpak
tenang dan TTV normal
No Waktu Implementasi Respon

Dx2 07.15 Monitor terjadinya perdarahan DS


Tidak ada hematuria dan hematemesis
DO
Pasien tidak terjadi perdarahan

DS
09.00 Monitor koagulasi darah Pemeriksaan lab koagulasi dalam batas
  normal (hemoglobin, 11,7-15,5 gdL.
Trombosit 150-440rb/ul

DO
Tidak ada perdarahan pervagina pada
pasien
No Waktu Implementasi Respon

Dx3 10.15 DS
Monitor mual
pasien megatakan mual berkurang atau
tidak ada
DO
pasien tampak tenang dan tidak mual

Berikan makanan dalm jumlah kecil DS


10.30 pasien mengatakan tidak muntah
DO
pasien menghabiskan makananya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai