Anda di halaman 1dari 13

Konsep Askep Pada Pasien Perilaku

Kekerasan
Disusun Oleh :
Intan Juliana Lusi Marifatun .H
Lusi Nur Safitri Neng Fitriyana
Neng Siti Syarifah Nia Amelia
Nur Rahmawati
A. Definisi

Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau
mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut
(Purba, dkk: 2008).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal
tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif.
(Stuart dan Sundeen 2005),
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal
tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif.
(Stuart dan Sundeen : 1995).
B. Etiologi

Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri, misalnya harga diri rendah,
dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri,
hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Seseorang yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan/keinginan yang diharapkannya
menyebabkan ia menjadi frustasi. Ia merasa terancam dan cemas. Jika ia tidak mampu menghadapi
rasa frustasi itu dengan cara lain tanpa mengendalikan orang lain dan keadaan sekitarnya misalnya
dengan kekerasan.
Berikut ini ada beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya perilaku kekerasan:
1. Faktor predisposisi
2. Faktor presipitasi
C. Manisfestasi klinis

Tanda dan gejala perilaku kekerasan dapat dinilai dari ungkapan pasien dan didukung dengan hasil observasi.
1. Data Subjektif :
a. Ungkapan berupa ancaman
b. Ungkapan kata-kata kasar
c. Ungkapan ingin memukul / melukai
2. Data Objektif :
a. Wajah memerah dan tegang
b. Pandangan tajam
c. Otot tegang
d. Mengatup rahang dengan kuat
e. Mengepalkan tangan
f. Bicara kasar
Lanjutan ......

g. Suara tinggi, menjerit atau berteriak


h. Berdebat
i. Mondar-mandir
j. Memaksakan kehendak
k. Memukul jika tidak senang
l. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit
m. Halusinasi dengar dengan perilaku kekerasan tetapi tidak semua pasien berada pada
risiko tinggi
n. Memperlihatkan permusuhan
o. Melempar atau memukul benda atau orang lain.
D.Patofisiologi

Depkes (2000) mengemukakan bahwa stress, cemas dan marah merupakan bagian
kehidupan sehari -hari yang harus dihadapi oleh setiap individu. Stress dapat menyebabkan
kecemasan yang menimbulkan perasaan tidak menyenangkan dan terancam. Kecemasan
dapat menimbulkan kemarahan yang mengarah pada perilaku kekerasan.
Respon terhadap marah dapat diekspresikan secara eksternal maupun internal. Secara
eksternal dapat berupa perilaku kekerasan sedangkan secara internal dapat berupa perilaku
depresi dan penyakit fisik. Mengekspresikan marah dengan perilaku konstruktif dengan
menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti dan diterima tanpa menyakiti orang lain,
akan memberikan perasaan lega, menurunkan ketegangan, sehingga perasaan marah dapat
diatasi.
E. Penatalaksanaan Medis

1. Terapi Medis
Psikofarmaka adalah terapi menggunakan obat dengan tujuan untuk mengurangi
atau menghilangkan gejala gangguan jiwa. Menurut Depkes RI (2000), jenis
obat psikofarmaka adalah :
a. Clormromazine (CPZ, Largactile)
b. Haloperidol (Haldol, Serenace)
c. Trihexiphenidyl (THP, Artane, Tremin)
d. d. ECT ( Electro Convulsive Therapy)
Lanjutan.....

2. Tindakan keperawatan
Keliat (2002) mengemukakan cara khusus yang dapat dilakukan keluarga
dalam mengatasi marah klien, yaitu :
a. Latihan secara non verbal / perilaku
b. Latihan secara social atau verbal
c. Terapi keluarga
d. Metode TAK (Terapi Aktivitas Kelompok)
F. Konsep Asuhan Keperawatan Klien Dengan
Perilaku Kekerasan
A. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi data-data demografi seperti nama, usia, pekerjaan, dan tempat tinggal klien
b. Keluhan utama
Biasanya klien memukul anggota keluarga atau orang lain.
c. Alasan masuk
d. Tinjau kembali riwayat klien untuk adanya stressor pencetus dan data signifikan tentang:
1) Kerentanan genetika-biologik (misal, riwayat keluarga)
e. Faktor predisposisi
f. Faktor prespitasi
g. Tanda dan gejala
Analisa data

Data Masalah keperawatan


DS: Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang. Klien Perilaku kekerasan
suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika
sedang kesal atau marah.
DO : Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dan
keras, pandangan tajam

DS : Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang. Klien Resiko tinggi menceredai orang lain
suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika
sedang kesal atau marah.
DO : Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dan
keras, pandangan tajam
Diagnosa keperawatan

C. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko mencederai orang lain berhubunagan dengan perilaku kekerasan
b. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah
Rencana tindakan keperawatan
Tujuan tindakan keperawatan adalah keluarga dapat merawat pasien dirumah.
Tindakan keperawatan

1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien


2) Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab, tanda, dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku
tersebut).
3) Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda/
orang lain.
4) Latih kelurga merawat pasien dengan perilku kekerasan.
a) Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat.
b) Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapat melakukan kegiatan tersebut secara tepat.
c) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien menunjukkan gejala-gejala perilku kekerasan
d) Evaluasi pengetahan keluarga tentang marah.
5) Buat perawatan lanjutan
Buat perencanaan pulang bersama keluarga
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai