Anda di halaman 1dari 7

BAB III

ANALISIS MASALAH

1. Apa penyebab dari sakit kepala?

Pada kasus ini, pasien mengalami sakit kepala. Dalam keluhan sakit kepala dapat
dibedakan menjadi 2 penyebab yaitu dikarenkan adanya penyakit fisik atau karena adanya
gangguan psikis. Maka seorang dokter harus melakukan anamnesa yang mengerucut
sehingga nyeri kepala pasien dapat diketahui etiologinya.

Nyeri Kepala Lama Frekuensi Gejala Penyerta

Mual, muntah,
Migrain umum 6-48 jam Beberapa kali sebulan
malaise, fotofobia

Prodormal visual,
Migraine klasik 3-12 jam Beberapa kali sebulan mual, muntah,
malaise, fotofobia
5-120 Serangan berkelompok Wajah merah,
Klaster
menit dengan remisi lama hidung tersumbat
Terus-
Tension Konstan Depresi
menerus

Pasien 36 tahun mengeluhkan sakit kepala, dalam konsep gangguan jiwa


pasien mengalami manisfestasi distress yang di sebabkan adanya stressor yang berasal
dari anak perempuannya yang mengalami retardasi mental mulai menginjak remaja.
Adanya stressor menimbulkan kecemasan yang berlebih sehingga menimbulkan
gejala-gejala otonomik yang berlangsung beberapa waktu. (Sadock J Bejamin, 2010.)
Ketegangan atau stress yang akan menghasilkan kontraksi otot disekitar tulang
tengkorak menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah sehingga aliran darah
berkurang. Terjadi penghambatan oksigen dan menumpuknya hasil metabolisme yang
akan menghasilkan nyeri. (Sadock J Bejamin, 2010.)
Perubahan zat kimia diotak (Serotonin, Endorpin). Proses perubahn biokimia
diotak akan mengaktivkan jalur nyeri terhadap otak dan mengganggu kemampuan
otak untuk menekan nyeri. (Sadock J Bejamin, 2010.)
Pusat thermoregulasi mengontrol adaptasi perilaku, pusat motorik, dan saraf
simpatik. Terdapat masuknya saraf sensorik yang memicu respon takut dan
meningkatkan aliran darah bilateral ke berbagai bagian ujung anterior temporalis yang
akan mempengaruhi penurunan pembuluih darah dan peningkatan pembuluh darah.
Selain itu terdapat sistem saraf otonom yang akan mengendalikan otot dan kelenjar
yang akan mengatur palpitasi jantung dan proses pencernaaan. (Sadock J Bejamin,
2010.)
Hubungan nyeri kepala dengan gangguan jiwa :

Pasien

- Pikiran banyak - Palpitasi


- Sulit tidur - Keringat dingin
- Sulit tidur
- Sakit kepala
Kemungkinan
depresi
Norepinefrin tubuh
meningkat
Level serotonin
menurun
Meneyebabkan beberapa
gejala otonom seperti :
Menyebabkan vasodilatasi
pembuluh darah otak - Palpitasi
- Keringat dingin

Menekan receptor Vasokonstriksi pembuluh


nocicepif darah meningkat termasuk
pembuluh darah di otak

Sakit kepala
Induksi pelepasan CGRP
di nervus trigeminal

CGRP menginduksi
inflamasi steril di otak
2. Apa hubungan keluhan pasien dengan usia dan jenis kelamin?
a. Jenis kelamin
Pada orang dengan depresi biasanya lebih banyak terjadi pada wanita daripada
pria, karena pada pria memiliki kadar hormon testosteron yang lebih tinggi
dari wanita. Testosteron dapat memodulasi atau menaikkan aktivitas
serotonergik.

Bila serotonin Bila serotonin


meningkat menurun

- Happy - Sedih
- Gembira - Lemah
- Mood - Tidak bersemangat
baik - Sakit badan

b. Usia
Teori perkembangan menurut Erik Humberger Erikson (Psikolog dan
Psikoanalisis Amerika).
- Bayi (infancy) : 0 – 18 bulan.
- Kanak – kanak awal : 18 bulan – 3 tahun.
- Tahap usia bermain : 3 – 5 tahun.
- Tahap usia sekolah : 6 – 12 tahun.
- Tahap remaja : 12 – 18 tahun.
- Tahap dewasa awal : 18 – 35 tahun.
- Tahap dewasa (midde adult hood) : 35 – 55 atau 65 tahun.
- Tahap dewasa akhir (late adult hood) : 65 tahun – meninggal dunia.
Pada skenario, wanita dengan usia 35 tahun. Menurut teori perkembangan
(Hersen. Michel, 2008).
3. Mengapa pasien mengeluhkan sulit tidur, berdebar dan keringat dingin?
Sakit kepala disebabkan karena adanya kecemasan. Teori tentang kecemasan
salah satunya adalah teori neurotransmiter. Neurotransmiter yang berperan dalam
proses cemas adalah neuron norepineprin, serotonin dan GABA. (Stephn M. Stahl,
2008.)
Sulit tidur merupakan sulit untuk tidur, sulit untuk mempertahankan tidur atau
kualitas tidur buruk. Adanya gejala sulit tidur juga dipengaruhi oleh adanya
neurotransmiter GABA. Pada kondisi sulit tidur, kadar GABA pada berkurang
sehingga mengurangi efektivitas filter sensorik. Hal tersebut menyebabkan input yang
memasuki kortek prefrontal berlebihan sehingga orang menjadi banyak pikiran /
hiperaroused. (Stephn M. Stahl. 2008.)
Pusat tidur bangun ada di hipotalamus. Promotor / pengatur tidur terdapat
pada ventolateral preoptik dan neurotransmiter GABA. Sedangkan promotor /
pengatur bangun terdapat pada tuberomamilary nuclei dan terdapat neurotransmiter
histamin. Ketika TMN aktif maka histamin akan direlease ke dalam kortek dan
VLPO, sehingga promotor bangun akan aktif dan promotor tidur terhambat. (Stephn
M. Stahl. 2008.)
Keingat dingin muncul sebagai akibat respon “fight or light”. Respon
fisiologis tersebut traktivasi saat mrasa terancam dan bersiap menghadapi bahaya.
(Stephn M. Stahl. 2008.)

4. Hubungan keluhan dengan anak pasien yang mengalami retardasi mental?

a) Id : naluri, dorongan, insting

b) Ego : perwujudan, kualitas dari Id

c) Superego : penundaan ego

Apabila terjadi konflik di dalam garis represi maka akan terjadi gangguan
ketegangan, ketidakpastian, kecemasan.
Hubungan dengan kasus skenario :
a. Id : naluri ibu ingin mempunyai anak dengan tumbuh kembang yang baik

b. Ego : dorongan untuk membuat anaknya normal


c. Superego : retardasi mental pada anaknya sehingga menjadi pemicu konflik
(Elvira, Sylvia. 2014.)

5. Interpretasi hasil dari pemeriksaan fisik?

Hasil dari Pemeriksaan Fisik pada pasien

a. Tekanan Darah : 110/80 mmHg (normal)

b. Nadi : 88bpm (normal)

c. Respiration rate : 20x/menit (normal)

d. Temperatur : 36,5 C (normal)

Dari pemeriksaan fisik, didapatkan semua dalam batas normal, sehingga dapat
disimpulkan untuk sementara bahwa pasien tidak memliki gangguan atau penyakit fisik
yang menyertai keluhan nyeri kepala pasien, maka untuk sementara dapat disimpulkan
bahwa pasien mengalami nyeri kepala dikarenakan adanya gangguan psikis .

6. Apa yang terjadi pada pasien?


Beberapa peyakit atau gangguan jiwa dengan gejala serupa diantaranya :
1) F41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh
 Anxietas berlangsung beberapa hari sampai beberapa bulan
 Ada kecemasan, ke khawatiran berlebih
 Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetar)
 Overaktivitas otonomik (berkeringat, palpitasi)
2) F41.2 MAD (Mixed Anxiety Deppression)
 Terjadi bila ada gejala anxietas dan depresi namun gejala yang
ditunjukkan tidak cukup untuk menegakkan salah satu diantaranya
 Terdiri dari gangguan cemas dan depresi
Cirri – cirri gangguan cemas :
a. Komponen psikogenik
 Kejang
 Khawatir atau cemas
 Panic
 Takut gila
 Takut mati
 Takut hilang control
 Gugup
b. Komponen fisik
Gejala otonomik meliputu :
 Palpitasi
 Keringat dingin
 Tekanan darah meningkat
3) F43.2 Gangguan Penyesuaian
 Harus dievaluasi dulu hubungan antara :
- Bentuk, isi dan beratnya gejala
- Riwayat sebelumnya, jenis kepribadian
- Kejadian yang stressfull atau krisis dalam hidup
 Manifestasi seperti depresi anxietas dan campuran
 Disertai adanya disabilitas dalam kegiatan sehari – hari
 Onset 1 bulan, tidak lebih dari 6 bulan, jika lebih menandakan depresi
 Harus ada 3 bukti ini dan dibuktikan bahwa ketiga hal tersebut tidak
ada maka gangguan penyesuaian tidak terjadi
4) F45.3 Disfungsi otonomik somatoform
 Adanya gejala bangkitan otonomik (palpitasi, berkeringat, tremor dan
flashing) yang meneteap dan mengganggu
 Ada tambahan gejala subjektif
 Preokupasi dengan disstres
 Tidak ada gangguan yang berarti pada fisik

Pemeriksaan status mental pasien :


1) Deskripsi/Kesan Umum : Compos mentis
2) Perilaku dan aktivitas psikomotor : hipoaktif/kooperatif
3) Emosi :
- Mood : Disforik
- Afek : Aproppiate
4) Proses piker
- Bentuk pikrr : -
- Isi pikir : -
5) Persepsi : -
6) Memori : Baik
7) Orientasi : Baik
8) Insight : -

Diagnosis multiaksial :
Axis I : F41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh
Axis II : tidak terdapat keterangan
Axis III : Sakit kepala
Axis IV : Anak retardasi mental (Malsalah keluarga)
Axis V : 80-71 %
(PPDGJ, 2013)

DAFTAR PUSTAKA

Elvira, Sylvia. 2014. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Indonesia

Maslim, Rusdi. 2013. Buku Saku Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ III dan DSM V. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya.)

Sadock J Bejamin, Sadock A Virginia.2010.Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi


kedua.ECG Jakarta

Stephn M. Stahl. 2008. Stahfs Essential Psychopharmacology Neuroscientific


Basis and Practical Applications Third Edition. San Diego : University of California.)

Hersen. Michel, 2008. Handbook of Phsycological Assessment. Vol 1 : Adult. John


Wiley & Sons.

Anda mungkin juga menyukai