Anda di halaman 1dari 52

Kuliah blok 3.

ACUTE KIDNEY INJURY (AKI)


Pada Anak

Dr. Afdal, SpA. M.Biomed


Terminologi
gagal ginjal akut (acute renal failure)
Acute Kidney injury / gangguan ginjal
akut (GnGA)
Definisi :

Gangguan fungsi ginjal yang mendadak

Peningkatan yang reversibel dari konsentrasi

kreatinin dan nitrogen

Ginjal tidak mampu dalam mengatur

keseimbangan cairan dan elektrolit

Dengan atau tanpa oliguria


GGA oliguri lebih banyak ditemukan dalam
klinik.
Batasan oliguri pada neonatus: jumlah urin <
1 ml/kgbb/jam
Oliguri pada anak besar < 0,5 ml/kgbb/jam

Diuresis > 1-2 ml/kgbb/jam
Populasi umum, 30 kasus per
100.000 orang

Pada anak (usia 19 tahun ke bawah),


1-2 kasus per 100.000 anak

AKI dapat terjadi pada sepsis,


gangguan hemodinamik kardiovaskuler,
dan konsumsi berbagai zat nefrotoksik
AKI berat yang memerlukan tindakan

dialisis, mempunyai mortalitas tinggi

melebihi 50%

Remaja tua ras Afrika Amerika 3x

lebih sering pada ras Kaukasoid

Anak laki-laki lebih sering daripada

anak perempuan karena cacat lahir dan

penyakit herediter
Berbagai variabel dan kriteria
dalam menentukan definisi
AKI

2002 : ADQI (Acute dialysis


quqlity initiave) definisi
AKI menggunakan kriteria
RIFLE

2005 : kriteria AKIN (acute


kidney injury network) L
dan E tidak masuk AKI (AKI
3 tahap)
Stage Increase in Serum Creatinine Urine Output

1 1.5-2 times baseline <0.5 ml/kg/h for >6 h


OR
0.3 mg/dl increase from baseline

2 2-3 times baseline <0.5 ml/kg/h for >12 h

3 3 times baseline OR <0.3 ml/kg/h for >24 h


0.5 mg/dl increase if OR
baseline>4mg/dl Anuria for >12 h
OR
Any RRT given
RISK : paling penting meningkatkan
kewaspadaan klinis akan kerusakan ginjal yang
reversibel intervennsi dini
Injury : 50% pasien dengan stadium ini dapat
berkembang ke arah stadium gagal ginjal. Lebih
dari sepertiga pasien yang mengalami AKI stdm 2
ini akan berlanjut kepada stadium 3.
Failure : kebutuhan RRT meningkat lebih dari 50%
dibanding stdm 1 dan 2
Prerenal (gagal
ginjal sirkulatorik)

Renal (gagal ginjal


intrinsik)

Postrenal (uropati
obstruksi akut)
Hipovolemia

penurunan volume vaskuler efektif


Sepsis, luka bakar, SN

Penurunan curah jantung

Vasodilatasi perifer

Peningkatan resistensi pembuluh darah ginjal,


penggunaan anestesia, sindrom hepato-renal,
embolisme, trombosis dan vaskulitis
Penyebab hipoperfusi ginjal
Prognosis baik bila faktor penyeb dpt dikoreksi
Perbaikan hipoperfusi (-) bisa menimbulkan
Nekrosis Tubular Akut (NTA )
AKI Prerenal

volume sirkulasi darah total atau


efektif menurun

curah jantung menurun

ke korteks ginjal menurun

laju filtrasi glomerulus menurun.


AKI RENAL
Kelainan pembuluh darah ginjal
SHU, trombosis arteri/vena renalis,
vaskulitis

Penyakit glomerulus
Pasca streptokokus
GN kresentik

Kerusakan tubulus
Nekrosis tubulus akut

Nefritis intersisial

Anomali kongenital ginjal


Disebabkan obstruksi intra renal dan ekstra
renal
Obstruksi intra renal: deposisi kristal (urat,
oksalat), protein( mioglobin, hemoglobin)
Obstruksi ekstra renal: batu, tumor dll
Ureter, buli-buli, uretra
Obstruksi aliran urin Kelainan kongenital yang
(uropati obstruktif),
paling sering
dapat bersifat
menyebabkan GGA
kongenital atau didapat.
postrenal adalah
obstruksi katup uretra
posterior.
Anamnesis dan pem fisis mencari sebab AKI
Membedakan AKI dan CKD
Pem berulang fungsi ginjal
Evaluasi pada pasien dgn AKI
Beberapa pemeriksaan:
1. Kreatinin serum
2. Cystatin C serum
3. Volume urin
4. Kelainan analisis urin
5. Petanda biologis
EVALUASI PASIEN DGN AKI:
Anamnesis dan pem fisis
Mikroskopik urin
Pem biokimia darah
Pem biokimia urin
Darah perifer lengkap
USG ginjal
Bila diperlukan: CT scan abdomen, scan radionuklir,
pielogram, biopsi ginjal.
Anamnesis
Faktor penyebab AKI

Prerenal : Renal: sakit Postrenal :


riwayat tenggorok, riwayat ISK,
muntah, riwayat keluar batu,
berak, kencing makan
perdarahan merah jengkol
Pemeriksaan fisik

Tanda-tanda Tanda-tanda
Gangguan
gangguan Tanda gangguan
fungsi organ
keseimbangan dehidrasi keseimbangan
lainnya
asam basa elektrolit
Urinalisis
1. Oliguria
2. Proteinuria ringan prerenal
proteinuria berat renal
3. BJ Urin
4. Sedimen Urin
5. Hematuria ringan
Pemeriksaan indeks urin

Menentukan fungsi reabsorpsi tubulus


a. GGA pre-renal
BJ > 1.020
Osmolalitas > 400 mOsm/kg
b. GGA renal
BJ < 1.020
Osmolalitas < 400 mOsm/kg
Pemeriksaan radiologi

Menentukan apakah kedua ginjal memang ada


Menentukan besarnya ginjal
Menyingkirkan adanya obstruksi pada saluran
kemih
Melihat apakah aliran darah ginjal cukup
adekuat
Tanda cardiomegali dan congesti paru
Biopsi Ginjal

Apabila dicurigai adanya glomerulonefritis


progresif cepat atau nefritis interstisial.
TUJUAN PENGELOLAAN:

Mencegah terjadinya kerusakan ginjal


Mempertahankan homeostasis
Melakukan resusitasi
Mncegah komplikasi metab & infeksi
Mempertahankn pasien tetap hidup sp faal ginjalnya
sembuh scr spontan
Cari & perbaiki faktor pre & pasca renal
Evaluasi obat-2an yg telah diberikan
Optimalkan curah jantung&aliran darah ke ginjal
Perbaiki dan atau tingkatkan aliran urin
monitor asupan cairan dan pengeluaran cairan,
timbang badan tiap hari
Cari dan obati komplikasi akut (hiperkalemia,
hipernatremia, asidosis, hiperfosfatemia, edema
paru)
Asupan nutrisi adekuat sejak dini
Cari fokus infeksi dan atasi infeksi secara agresif
Perawatan menyeluruh yang baik (kateter, kulit,
psikologis)
Segera memulai terapi dialysis sebelum timbul
komplikasi
Berikan obat dengan dosis tepat sesuai kapasitas
bersihan ginjal
Kriteria untuk Memulai Terapi Pengganti Ginjal pada
Pasien Kritis dengan Gagal Ginjal Akut
Oliguria: produksi urin < 200ml in 12 h
Anuria: produksi urin < 50 ml in 12
Hiperkalemia: kadar potasium > 6,5 mmol/L
Asidemia (keracunan asam) yg berat: pH < 7.0
Azotemia: kadar urea > 30 mmol/L
Kriteria untuk Memulai Terapi Pengganti Ginjal
pada Pasien Kritis dengan Gagal Ginjal Akut
(lanjutan)
Ensefalopati uremikum
Neuropati/miopati uremikum
Perikarditis uremikum
Natrium abnormalitas plasma: konsentrasi > 155 mmol/l
atau < 120 mmol/L
Hipertamia
Keracunan obat
Komplikasi:

Kelebihan volume intravaskular

Hiponatremia

Hiperkalemia
Pengobatan
Batasi garam (1-2 g/hari) dan air (<1 L/hari)
Furosemid, ultrafiltrasi, atau dialisis
Batas asupan air (< 1L/hari) ;hindari infus larutan hipotomik
Batasi asupan diet K (<40mmol/hari);hindari diuretik hemat K
potassium-binding ion exchange resins
Glukosa (50ml dextrosa 50%) dan insulin (10 unit)
Natrium bikarbonat (50-100mmol)
Agonis 2 (salbutamol, 10-20 mg diinhalasi atau 0.5-1 mg IV)
kalsium glukonat (10ml larutan 10% dalam 2-5menit)
Angka kematian pada AKI
tergantung dari :

luas
kerusakan
umur ginjal

penyebab
GGA karena sepsis, koma, syok
kardiogenik, operasi jantung terbuka,
angka kematiannya diatas 50 %

GGA karena glomerulonefritis, sindrom


hemolitik uremik, nefrotoksik, berkisar
antara 10-20%.

GGA non oligurik mortalitas lebih rendah


dibandingkan GGA oligurik
Harper CJL, Savage COS, British Journal of Anaesthesia 1996
Devarajan P, Goldstein SL, Clinical Pediatric nephrology, 2007
Tatalaksana

Pertahankan perfusi Keseimbanagn cairan


renal dan elektrolit

Kontrol tekanan darah Atasi anemia

Adjusting medication for


Nutrisi adekuat the degree of renal
impairment

Initiating renal
replacement therapy

Anda mungkin juga menyukai