DENGAN KELAINAN
KONGENITAL pada sistem digestive
Aisyah, M.Kep
KELAINAN KONGENITAL pada sistem
digestive
Hirschprung
Anatomi Usus Besar
• Tabung muskular berongga dengan panjang sekitar
1,5 m yang terbentang dari sekum hingga kanalis ani.
• Usus besar dibagi menjadi:
• Sekum katup ileosekal dan apendiks
• Kolon kolon asenden, tranversum, desenden, dan
sigmoid
• Rektum kolon sigmoid hingga anus
Fungsi Usus Besar
• Absorpsi air dan elektrolit
• Menampung massa feses yang sudah terdehidrasi
sampai berlangsungnya defekasi.
Anatomi Persarafan Usus
• Otak dan medulla spinalis oesophagus sampai ke
pertengahan colon transversum
• Saluran pencernaan diatur oleh saraf parasimpatis yang berasal
dari cabang n.vagus (dengan badan sel di ganglion nodosum)
• Usus bagian distal persarafan parasimpatis diatur oleh serabut-
serabut saraf yang berpangkal pada medulla
spinalis segmen sacral 2-4
• Sistem gastrointestinal memiliki persyarafan sendiri yang
disebut sistem saraf enterik yang terdiri dari:
• Pleksus mienterikus atau pleksus aurbach (diantara lapisan
serabut otot)
• Pleksus submukosa atau pleksus meissner (terletak diantara
lapisan mucosa dan submucosa)
Pleksus Mienterikus atau Pleksus
Aurbach
Fungsinya:
• Meningkatan kontraksi tonus, dinding usus
• Meningkatan intensitas kontraksi
• Meningkatan kecepatan konduksi gelombang
eksitatoris (menyebabkan peningkatan peristaltik usus)
Pleksus submukosa atau pleksus meissner
Fungsi:
• Mengatur intestinal lokal
• Absorbsi lokal
• Kontraksi otot submukosa lokal
Hirschprung
• Kerusakan mekanik dari motilitas usus akibat tidak
adanya sel ganglion.
• Hirsprung menyumbang sekitar ¼ dari semua kasus
obstruksi usus pada bayi.
• Angka kejadiannya 1: 5000 kelahiran bayi (Fiorino
and Liacouras, 2011).
• Insiden kejadian penyakit hirschprung empat kali
lebih banyak pada anak laki-laki dibandingkan anak
perempuan.
Etiologi
• Faktor genetik
• Kegagalan sel neural pada masa embrio
Klasifikasi
• Hirschprung segmen pendek : colon sigmoid, rektum,
dan anal
• Hirschprung segmen panjang: hampir diseluruh colon
atau seluruh colon tidak memiliki ganglion
(aganglionik colon total), biasanya melebihi sigmoid,
kadang-kadang sampai usus halus
Patofisiologi
• Kegagalan migrasi ganglion sel craniocaudal (5-12
minggu) Tidak adanya sel ganglion di daerah usus
spingter internal tidak relaks feses tidak keluar
Hirschprung
• Hirschprung Akumulasi feses dan gas
Mikroorganisme berkembang biak di daerah colon
enterocolitis Diare
• Akumulasi feses dan gas Dilatasi colon distal
Megacolon makanan terhenti Merangsang
vomiting Nausea dan vomitus Anoreksia
• Hipertrofi otot colon dan distensi abdomen
menekan difragma Ekspansi paru menurun
Sesak napas
• Hirschprung Kegagalan sfinter anal internal
relaksasi Motilitas usus menurun Terjadi
konstipasi atau obstipasi
• Terjadi konstipasi atau obstipasi Tindakan operasi
Cemas
• Tindakan operasi Luka terbuka (terpasang stoma)
Terputusnya kontinuitas jaringan Pengeluaran
zat vasoaktif (bradikinin, serotonin) Nyeri
Manifestasi Klinis
Bayi usia ( 0-28 hari)
• Gagal mengeluarkan
mekonium 24 sampai 48
jam setelah lahir
• Tidak nafsu makan
• Muntah berwarna hijau
pekat
• Perut besar dan keras
Bayi
• Gagal berkembang
• Sembelit
• Perut besar dan keras
• Diare dan muntah-
muntah
• Tanda-tanda
enterocolitis Diare
eksplosif dan berair,
demam, muncul sakit
parah
Anak-anak
• Sembelit
• Tinja seperti pita dan
berbau busuk
• Perut besar dan keras
• Gerakan usus terlihat
• Feses mudah teraba
• Kurang gizi dan anemia
Pemeriksaan Penunjang
• Radiologi : barium enema dan
foto polos abdomen
• Laboratorium: kimia darah, darah
rutin dan profil koagulasi
• Patologi Anatomis (Biopsi)
Penanganan Perioperatif
• Dekompresi : rectal tube dan NGT
• Resusitasi cairan
• Antibiotik profilaksis
• Rectal washout
Penanganan Operative
• Kolostomy sementara sampai usia 6-12 bulan
(dekompresi kolon)
• Fungsi kolostomi: menghilangkan bagian aganglionik
dari usus, meringankan obstruksi, mengembalikan
motilitas usus menjadi normal dan melestarikan
fungsi sfingter anal eksternal
Atresia Ani / Malformasi Anorektal
Anatomi Fisiologi Rektal
• Bagian terminal dari saluran
pencernaan bawah yang
merupakan tabung
berongga sepanjang 10-15
cm dan sebuah ruangan
yang berawal dari ujung
usus besar (setelah kolon
sigmoid) dan berakhir di
anus
• Fungsi: tempat
penyimpanan sementara
feses
Anatomi Fisiologi Anus
• Saluran pencernaan yang menghubungkan rectum
dengan udara luar.
• Terletak di dasar pelvis dan dindingnya diperkuat
oleh 3 sfingter yaitu sfingter ani internus (sebelah
atas) yang bekerja tidak menurut kehendak, sfingter
levator ani (bekerja tidak menurut kehendak dan
sfingter ani eksternus (sebelah bawah) bekerja
menurut kehendak.
Atresia Ani / Malformasi Anorektal
• Suatu kelainan malformasi kongenital dimana terjadi
ketidaklengkapan perkembangan embrionik pada
bagian anus atau tertutupnya anus secara abnormal
atau dengan kata lain tidak ada lubang secara tetap
pada daerah anus.
• Letaknya: anus, rectum, atau bagian di antara
keduanya
Etiologi
• Kegagalan pembentukan septum urorektal secara
komplit
• Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan dubur
• Gangguan organ ogenesis dalam kandungan pada
usia 7 minggu
• Sindrom down
• Kelainan sistem perkemihan terjadi kegagalan pada
genitourinary.
Prevalensi
• Risiko atresia ani meningkat pada bayi yang memiliki
saudara dengan kelainan atresia ani yakni 1 dalam
100 kelahiran, dibandingkan dengan populasi umum
sekitar 1 dalam 5000 kelahiran.
Klasifikasi
Secara fungsional
• Tanpa anus tetapi mempunyai fistula eksterna
• Tanpa anus dan tanpa fistula traktus yang tidak
adequate untuk jalan keluar tinja
Klasifikasi berdasarkan letaknya:
Letak rendah
• Rektum turun sampai ke otot puborektal,
• Spingter ani eksternal dan internal berkembang
sempurna dengan fungsi yang normal
• Rektum menembus muskulus levator ani sehingga
jarak kulit dan rektum paling jauh 2 cm
• Tipe dari kelainan rendah antara lain adalah anal
stenosis, imperforata membrane anal, dan fistula
(laki-laki fistula ke perineum, skrotum atau
permukaan penis, perempuan fistula anterior ektopik
anus atau anocutaneus fistula merupakan fistula ke
perineal, vestibular atau vagina)
Kelainan Intermediet / Menengah (Intermediate
Anomaly)
• Ujung rektum mencapai tingkat muskulus Levator ani
tetapi tidak menembusnya
• Rektum turun melewati otot puborektal sampai 1 cm
atau tepat di otot puborektal
• Ada lesung anal dan sfingter eksternal
Kelainan Tinggi (High Anomaly / Kelainan
Supralevator).
• Rektum berakhir diatas muskulus puborektal
dan muskulus levator ani
• Tidak ada sfingter internal.
• Malformasi dari anak laki-laki