Anda di halaman 1dari 13

TUMOR ADNEKSA

A. Konsep Dasar Medik


1. Pengertian
Tumor merupakan massa/ jaringan baru abnormal yang terbentuk
dalam tubuh, mempunyai bentuk dan sifat yang berbeda dari sel/jaringan asalnya/sesungguhnya.
(Anonym,2010). Tumor adneksa adalah tumbuhnya jaringan abnormal pada sistem
reproduksi yaitu pada tuba fallopi kemudian ovarium dan uterus yang biasanya terjadi bersamaan
. (Sarwono prawirohardjo,2007) Tumor adneksa merupakan tumor ganas primer di tuba fallopi
yang lebih sekunder berasal dari tumor ganas ovarium atau uterus (Sarwono
prawirohardjo,2007)
2. Anatomi dan Fisiologi
Tuba Fallopi atau Tabung Fallopi adalah dua buah saluran
yang sangat halus yang menghubungkan ovarium dengan rahim. Saluran
/tuba ini dinamakan berdasarkan penemunya, ahli anatomi Italia, GabrieleFalloppio. Tuba Fallo
pi memiliki panjangnya sekitar 12 cm dan diameternya 3 - 8 mm dan di ujung bagian dekat uteru
s menyempit. Makin jauh dari rahim makin membesar dan membentukampula, dan akhirnya me
mbelok ke bawah untuk berakhir menjadi tepi berfimbria. Salah satu umbai (fimbria) menempel
ke ovarium.Perdarahan disuplai oleh arteri ovarica dan arteriuterina. Kedua pembuluh ini saling
beranastomosis. Tuba uterine ditutupi oleh peritoneum di bawah peritoneum ini terdapat lapisan
berotot yang terdiri atasserabut longitudinal dan melingkar. Lapisan dalam ini terdiri atas
epithelium yang bersilia. Lubang ujung tuba uterine menghadap ke peritoneum, maka dengan de
mikian terbentuk jalan dari vagina, melalui uterus
dan tuba masuk rongga peritoneum, sehingga pada perempuan peritoneum berupa kantong terbu
ka, bukan tertutup. Pada tuba ini dibedakan menjadi 4 yaitu:
a.

Pars Interstitialis (intramuralis), yaitu berada di dinding uerus, mulai pada ostium internum.

b. Pars isthmica, bagian tuba setelah keluar dari dinding uterus (3 6 cm) bentuk nya lurus dan
sempit, berdiameter 2 3mm.
c. Pars Ampularis,bagian tuba ke arah pars isthmica dan infundibulum
merupakan bagian tuba yang paling lebar dan berbentuk S, berdiameter 4 10 mm
d. Infundibulum , Ujung dari tuba dengan umbai-umbai yang disebut fimbriae, lubangnya
disebut ostium abdominale tubae.
Fungsi normal Tuba Fallopi yaitu untuk mengantarkan ovum dari
ovarium ke uterus /tempat terjadinya konsepsi (pembuahan) Ketika sebuahovum berkembang dal
am sebuah ovarium, ia diselubungi oleh sebuah lapisan yang di kenal dengan nama follikel ovari
um.Pada saat ovum mengalami kematangan,folikel dan ovarium akan runtuh,membuat ovum dap
at berpindah dan memasuki Tuba Fallopi. Dari sana perjalanan di lanjutkan ke dalam rahim,
dengan bantuan pergerakan dari cilia pada bagian dalam tuba. Perjalanan ini menghabiskan
waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Jika ovum dibuahi ketika berada di dalam tuba

Fallopi, maka ia akan menempel secara normal di dalam endometrium ketika mencapai
rahim, yang merupakan pertandanya kehamilan.
3. Tumor
Tumor adalah suatu pertumbuhan abnormal jaringan tubuh. Tumor dapat kanker (ganas) atau
non-kanker (jinak). Ada puluhan jenis tumor.
Nama mereka biasanya mencerminkan jenis jaringan mereka muncul. a. Bentuk dari tumor:
1) Mempunyai bentuk bermacam-macam, tidak homogen (pleiomorphic)
2)

Perbandingan antara inti dan sitoplasmik naik (ratio mendekati 1)

3) Warna inti sel menjadi lebih gelap (hiperchromasi) dan bermacam-macam (polichromasi)
4) Kejadian mitosis sel meningkat dan terdapat mitosis abnormal
5)

Letak dan susunan sel tak teratur

b. Sifat dari tumor:


1) Sifat pertumbuhan yang autonom, tidak mengenal koordinasi
dan batas normal pertumbuhan, umumnya mempunyai sifat pertumbuhan yang lebih cepat dan
tidak homogen.
2) Dapat bergerak amoeboid, yang berakibat mempunyai kemampuanuntuk mengadakan infiltra
si kejaringan sekitarnya dan metastase jauh.
3) Tidak menjalankan fungsi normalnya, bahkan kadang-kadang
menjalankan fungsi yang sangat berbeda (sindrom paraneoplastik).
c.

Macam-macam tumor:

1) Kista : suatu tumor yang berupa kantong dan didalamnya berisi cairan (encer atau setengah
padat). Sebagian besar kista adalah suatu non-neoplasma.
2) Radang : pembesaran / tumor akibat proses radang yaang disebabkan oleh infiltrasi sel-sel
radang - oedema - vasodilatasi.
3) Hipertrofi : pembesaran suatu organ akibat bertambah besarnya sel - sel jaringan
penyusunnya.
4) Hiperplasia : pembesaran suatu organ akibat bertambah banyaknya sel - sel jaringan
penyusunnya.
5) Displasia : pembesaran suatu organ, akibat bertambah banyaknya dan bertambah besarnya
sel - sel jaringan yang berbeda.
Secara umum tumor tampaknya terjadi ketika ada masalah dengan
membagi sel dalam tubuh. Biasanya, pembagian sel-sel dalam tubuh dikontrol secara ketat. Selsel baru diciptakan untuk menggantikan yang lebih tua atau untuk melakukan fungsi-fungsi baru.
Sel yang rusak atau tidak diperlukan lagi mati untuk membuat ruang untuk pengganti yang sehat.

Jika keseimbangan pembelahan sel dan kematian terganggu, tumor


dapat membentuk. Masalah dengan sistem kekebalan tubuh dapat menyebabkan tumor.
Beberapa virus dapat memainkan peran dalam perkembangan tumor, seperti kanker serviks
(human papillomavirus) dan karsinoma hepatoseluler (virus hepatitis B). Beberapa tumor lebih
umum dalam satu gender daripada yang lain. Beberapa lebih umum di antara anak-anak atau
orang tua. Lainnya bervariasi dengan pola makan , lingkungan, dan sejarah
keluarga Anda. Gejala tergantung pada jenis dan lokasi dari tumor misalnya: tumor paru-paru da
pat menyebabkan batuk, sesak napas, atau nyeri dada, sedangkan tumor usus besar dapat
menyebabkan penurunan berat badan, diare, sembelit, anemia kekurangan zat besi ,dan darah
dalam tinja. Beberapa tumor tidak menghasilkan gejala, tetapi gejala yang mungkin terjadi
dengan tumor meliputi: Panas dingin, Kelelahan, Demam, Kehilangan nafsu makan, Rasa tidak
enak, Keringat malam, Berat badan menurun.
Tumor adneksa kebanyakan diakibatkan oleh infeksi yang menjalarsampai ke tuba fallopi dan tu
ba fallopi akan mengalami peradangan dan
bersarang di tuba fallopi, cairan purulen dapat terkumpul dalam tubuh menyebabkan perlengketa
n sehingga terjadi penyempitan akan menyebabkan
berbagai gangguan.Pada tuba infeksi dapat disebabkan oleh kuman seperti treptokokus, stapiloko
kus, klostridium welehi dan lain lain.
4. Etiologi
Penyebab tumor adneksa tidak diketahui secara pasti tetapi kebanyakan diakibatkan karena
infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, peradangan ini menyebar ke ovarium dan tuba
fallopi dimana kuman itu masuk ke dalam organ pelviks selama hubungan seksual, persalinan,
aborsi, sebagai akibat dari tindakan (kerokan, laparatomi,dan sebagainya).Organ-organ tadi akan
mengalami peradangan dan bersarang dituba fallopicairan purulen dapat terkumpul dalam tubuh
menyebabkan perlengketan
sehingga terjadi penyempitan akan menyebabkan berbagai gangguan.Padatuba infeksi dapat dise
babkan oleh kuman seperti streptokokus,
stapilokokus, klostridium welehi dan lain lain. (Sarwono prawirohardjo, 2007)
5.

Patofisiologi

Tumor adneksa kebanyakan diakibatkan oleh infeksi yang menjalarsampai ke


tuba fallopi sehingga menyebabkan perlengketan dan penyempitan yang me
nyebabkan berbagai macam gangguan dan terjadi pertumbuhan
yang ganas. Jenis tumor yang paling sering adalah adenokarsinoma mungkin
juga ditemukan endotelioma atau limposarkoma. secara histopatologik
adenokarsinoma dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan :
a.

Jenis tumor dengan pertumbuhan papiler : tumor belum mencapai otot tuba.

b. Jenis tumor dengan pertumbuhan papillo alvioler : tumor telah memasuki jaringan otot.
c. Jenis tumor dengan pertumbuhan alveo meduller : terlihat mitosis
yang atopic dan infasi sel ganas ke saluran limpa. (Sarwono prawirohardjo, 2007)

6. Manifestasi Klinik
Pada awalnya penyakit tidak menimbulkan gejala. Mula-mula keluhan samar-samar
seperti : perasaan lelah, makan sedikit, terasa cepat
kenyang dan sering kembung,kemudian timbul demam dan rasa nyeri padauterus bagian kiri dan
kanan perasaan sakit tadi timbul sebagai akibat distensi dinding tumor. Diikuti dengan gejala per
darahan pervagina. Pada masareproduksi perdarahan tersebut biasanya terjadi antara dua masa ha
id dan jumlahnya hanya sedikit tapi dapat berlangsung secara terus menerus setiap hari
(Sarwono prawirohardjo, 2007)
7.

Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan pelvik
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat perubahan pada vulva, vagina dan serviks dengan
palpasi organ dalam khususnya ovarium dan permukaan uterus.
b. Test papanicolau
Merupakan pemeriksaan sistologis yang memungkinkan untuk mendeteksi adanya sel yang
abnormal dan mendeteksi keganasan tumor pada tahap awal.
c.

Ultra sound / USG

Digunakan untuk menentukan lokasi massa tumor


d. Endoskopi
Untuk melihat lapisan dan jaringan disekitarnya secara langsung:
1) Colposcopy : visualisasi vagina dan serviks dibawah kekuatan magnet yang rendah.
2) Culdoscopy: pemasukan culdoskop melalui vagina bagian belakang untuk melihat tuba
fallopi dan ovarium.
3) Hysterescopy: pemasukan hyterescopy melalui servik untuk melihat bagian dalam uterus.
4) Biopsi: untuk mengetahui jenis dan keganasan sel.
5) Laboratorium: urine lengkap dan darah lengkap. (Sarwono prawirohardjo, 2007)
8. Penatalaksanaan medic
a.

Pembedahan.

Total Heroscopy Abdominal (THA) dan tanpa Bilateral Salpingo Oporectomy (BSO)
adalah penanganan yang sangat umum dilakukan pada tumor/ kanker ginekologi.
b. Radio terapi.
Radiasi ulang intra cervical saat prabedah untuk mengecilkan tumor
sehingga dapat menjamin tingkat keamanan saat dilakukan pembedahan. (Sarwono
prawirohardjo, 2007)

9.

Pencegahan

Sebelum seseorang terkena penyakit yang cukup ganas ini lebih baik melaksanakan tindakan
pencegahan dengan cara :

a.

Hindari pasangan koitus yang sering berganti.

b.

Pemeriksaan pap smear minimal sekali setahun

B.

Konsep Asuhan Keperawatan

Asuhan

keperawatan

adalah

faktor

penting

dalam

dalam aspek - aspek pemeliharaan, rehabilitatif, dan preventif perawatan

survival

klien

dan

kesehatan. Untuk

sampai pada hal ini, profesi keperawatan telah mengidentifikasi proses keperawatan sebagai
sebuah metode pemecahan masalah yang menggabungkan elemen yang paling diinginkan dari
seni keperawatan dengan elemen yang paling relevan dari sistem teori dengan menggunakan
metode ilmiah (Marilyn E. Doenges, 2000).
Proses keperawatan merupakan cara sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama
klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian,
penentuan diagnosis, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, serta mengevaluasi hasil
asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pada klien dan berorientasi pada tujuan. Setiap
tahap saling berhubungan dan bergantungan (Aziz Alimul H, 2006).
1. Pengkajian
Menurut Marilyn Doengues , 2000 data bergantung pada durasi/keparahan dari
masalah-masalah dasar dan keikutsertaan dari sistem tubuh lainnya. Mengacu pada
rencana khusus perawatan untuk data dan studi diagnosa yang relevan dengan
prosedur dan diagnosa keperawatan tambahan. Pengkajian data meliputi:
a.

Pengumpulan data identitas terdiri dari:

1) Identitas klien yaitu: nama, umur, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan,


status perkawinan, perkawinan ke berapa, lamanya perkawinan, alamat, tanggal
masuk RS, tanggal pengkajian, dan diagnosa medic.
2)

Identitas suami

b.

Riwayat perjalanan penyakit

1)

Sirkulasi

Gejala: Hipertensi (respon terhadap nyeri / ansietas), Takikardi (respon


stres, hipovolemia)
2)

Integritas ego

Gejala: perasaan cemas, takut, marah, apatis, factor-faktor sters multiple misalnya:
financial hubungan gaya hidup

Tanda: peningkatan ketegangan/peka rangsangan, stimulasi simpatis.


3)

Eliminasi

Gejala: perubahan pola defekasi, misalnya akibat pembedahan.


4)

Nyeri/kenyamanan

Gejala: berdenyut, nyeri tekan, makin nyeri bila berdiri atau bergerak Tanda:
melindungi bagian yang sakit
5)

Keamanan

Gejala: plester dan balutan, defisiensi immune ( resiko infeksi sistemik dan
penundaan penyembuhan)
Tanda: munculnya proses infeksi yang melelahkan, demam
6)

Aktivitas

Gejala: kelemahan/keletihan, adanya faktoryang mempengaruhi seperti


nyeri.
7)

Factor pendukung

Tingkat pengetahuan/pendididkan klien dan keluarga tentang penyakit,


pencegahan, pengobatan dan perawatannya.
c.

Data psikologis

Pada klien dengan tumor adneksa biasanya di temukan adanya cemas sebelum dan
sesudah operasi. Disini dijelaskan tentang pola emosional
serta pola interaksi, perasaan-perasaan klien selama dirawat dan pembedahan
yang dialami.
d.

Data social

Dibahas tentang hubungan klien dengan orang lain


e.

Data spiritual

Membahas hubungan klien dengan penciptanya

f.

Data penunjang

Disini dibahas tentang pemeriksaan-pemeriksaan yang diperlukan untuk


pemeriksaan selanjutnya meliputi pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan
radiologi serta pengobatan yang telah diberikan.
2.

Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi


kebutuhan spesifik klien serta respon terhadap masalah actual dan resiko tinggi.

Menurut Marilyn E, Doenges, 2000, diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada
klien dengan gangguan sistem reproduksi tumor adneksa adalah:
a.

Nyeri berhubungan dengan putusnya kontinuitas jaringan

b. Gangguan pola eliminasi (BAB) berhubungan dengan bedah abdomen,


kelemahan otot abdomen
c. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan penurunan kekuatan atau
kelemahan
d.

Personal hygiene kurang berhubungan dengan perawatan diri

e.

Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan

f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan persepsi yang salah tentang


keadaannya., kurang pemajanan informasi tentang penyakitnya.
g.

Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan luka operasi.

3.

Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan adalah prediskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan


dari klien dan yang harus dilakukan oleh perawat.
Tindakan atau intervensi keperawatan dipilih untuk membantu klien dalam
mencapai hasil yang diharapkan dan tujuan pemulangan (Marilyn E. Doenges, 2000)
Adapun intervensi keperawatan pada klien dengan gangguan sistem reproduksi
tumor adneksa Marilyn E. Doenges, 2000, adalah sebagai berikut:
a.

Nyeri

Berhubungan dengan : gangguan pada kulit jaringan, dan


integritas otot, trauma musculoskeletal/tulang, munculnya saluran selang.
Data penunjang
: melaporkan rasa sakit, perubahan pada tonus
otot, masker wajah rasa sakit, distrak/penjagaa n/tingkah laku protektif.
Pemfokuskusan diri: pandangan yang sempit, respon automonik.
Tujuan
: klien mengatakan bahwa rasa sakit telah
terkontrol/dihilangkan dengan kriteria tampak santai, dan dapat beristirahat/tidur.

Tabel 1. Diagnosa 1

Intervensi

Rasional

1. Kaji tingkat nyeri, misal lokasi, freku


ensi, durasi, dan intervensi nyeri

1. Informasi dapat
memberikan data untuk
menerapkan intervensi
selanjutnya.

2.

Observasi tanda-tanda vital

3. Ajarkan teknik relaksasi misalnya


nafas dalam

4. Beri tindakan kenyamanan, misal


reposisi, usapan pada daerah nyeri.

5. Penatalaksanaan pemberian
analgetik

2. Sebagai indikator
dalam
perkembangan proses
penyakit yang dialami.

3. Nafas dalam dapat


memfokuskan kembali
perhatian, meningkatkan
rasa kontrol terhadap rasa
nyeri yang muncul.
4. Meningkatkan
relaksasi dan
mengurangi rangsangan
nyeri

5. Analgetik termasuk
obat
yang dapat mengurangi (
mengontrol rasa nyeri
yang dihantar oleh sistem
simpatik.

b. Gangguan pola eliminasi (BAB)


Berhubungan dengan
: factor fisik, bedah abdominal, dengan
manipulasi usus, melemahkan otot abdominal, nyeri ketidaknyamanan abdomen atau area
perianeal.
Data penunjang
diagnosa actual.

: tidak dapat diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat

Tujuan
: klien menunjukan bunyi
usus/aktivitas peristaltik aktif dengan kriteria memperta hankan pola eliminasi biasanya.
Tabel 2. Diagnosa 2

Intervensi

Rasional

1. Auskultasi bising usus perhatikan


distensi abdomen, adanya mual/mual.

1. Indikasi adanya/perbaikan
uleus, mempengaruhi pilihan
intervensi.

2. Bantu pasien untuk duduk pada tepi


tempat tidur dan berjalan

2. Ambulasi dini membantu


merangsang fungsi intestina
dan mengembalikan pestaltik.

3. Anjurkan pemasukan cairan adekuat,

3. Meningkatkan pelunakan

termasuk sari buah, bila pemasukan

veses, dapat membantu

peroral dimulai.

merangsang peristaltik.

4. Berikan obat, contoh pelunak veses,


minyak mineral laktasif sesuai indikasi

4. Meningkatkan pembentukan
pelunak veses.

c. Gangguan pemenuhan ADL


Berhubungan dengan
: penurunan kekuatan dan ketahanan,
ketidakseimbangan neuromuscular, rasa sakit/ketidaknyamanan
Data penunjang
: gangguan koordinasi, keterbatasan rentang gerak, penurunan
massa, kekuatan control otot.Enggan untuk mencoba bergerak,ketidakmampuan
untuk bergerak dengan tujuan tertentu.
Tujuan

: klien mendemostrasikan teknik/


Tingkah laku yang meningkatkan kelangsungan atau melakukan

kembali aktifitas.
Table 3. diagnosa 3
Intervensi
1. Kaji kemampuan fungsional
ketidakseimbangan

Rasional
dan alasan
1. Mengidentifikasi
kebutuhan/tingkat intervensi yang
dibutuhkan

2. Lengkapi partisipasi dalam


perawatan diri dan aktifitas

2. Meningkatkan kemandirian dan


kepercayaan diri.

3. Bantu dalam memindahkan dan ambulasi


3. Mencegah terjadinya kecelakaan
bila dibutuhkan.

seperti jatuh dan cedera.

d. Personal hygiene
Berhubungan dengan : depresi, putus asa, kehilangan mobilitas, ketidakmampuan general,
ketidakseimbangan perceptual/kognetif.
Data penunjang

: ketidakmampuan mengatasi penampilan yang tidak terpelihara

Tujuan
: klien mendemonstrasikan perubahan tekhnik/gaya hidup untuk
memenuhi kebutuhan diri dengan kriteria menunjukan aktifitas perawatan diri alam tingkat
kemampua pribadi

Tabel 4. Diagnosa 4
Intervensi
1. Motivasi perawatan diri, bekerja dengan
kemampuan yang sekarang

Rasional
1. Melakuakn untuk
dirinya sendiri akan
meningkatkan perasaan
harga diri, kegagalan
apat menyebabkan

2. berikan keramas dan sediakan


bantu dengan perawatan kuku

keputusasaan dan
depresi.

3. Motivasi dorong/bantu dengan perawatan mulut/gigi2. Membantu


setiap hari.

mempertahankan
penampilan
3. Mengurangi resiko
penyakit
gusi/kehilangangigi.

e. Kecemasan

Berhubungan dengan :perubahan pada status kesehatan,peran fungsi, pola interaksi, status social
ekonomi, lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi perubahan yang baru, kehilangan
teman/orang yang terdekat.
Data penunjang
:ketakutan, tidak dapat beristirahat, pertanyaan yang berulangulang, mondar-mandir, aktivitas yang tidak bertujuan,
insomnia, tingkah laku bervariasi (tampil sangat gembira, menarik diri, kuatir, ketakutan,),
ketegangan wajah, gemetar.
Tujuan
:klien melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat yang dapat
diatasi dengan kriteria tampak rileks.
Tabel 5.Diagnosa 5
Intervensi
1. Kaji tingkat ansietas dan

Rasional
1. Identifikasi masalah spesifik

diskusikan penyebabnya bila mungkin

akan meningkatkan kemampuan


individu untuk menghadapinya
denga n lebih realities.

2. Berikan waktu untuk mendengar pasien 2. Selalu berada dengan cara ini akan
mengenai masalah dan dorongan ekspresi

membuat pasien merasa diterima,

perasaan yang benar, misalnya: rasa

mulai mengakui dan berhadapan

marah, ragu, takut, dan sendiri.

dengan lebih realities.

3. Kembangkan hubungan pasien/perawat


3. Hubungan yang saling
mempercayai diantara
pasien/orang terdekat/staf akan
meningkatkan perawatan
dukungan yang optimal

f. Kurang pengetahuan
Berhubungan dengan

: tidak mengenal sumber informasi

Data penunjang

: pertanyaan, permintaan informasi

Tujuan

: klien menyatakan pemahaman kondisi

Table 6.Diagnosa 6
Intervensi

Rasional

1. Kaji tingkat pengetahuan

1. Identifikasi pengetahuan yang


dimiliki klien

2. Diskusikan dengan lengkap masalah

2. Factor fisik, emosi, dan sosial

yang diantisipasi selama penyembuhan

dapat mempunyai pengaruh


kumulatif, yang dapat
memperlambat penyembuahan.

3. Tinjau ulang efek pembedahan dan


harapan pada masa yang aka datang
g.

3. Memberikan dasar pengetahuan

Resiko terjadi infeksi

Berhubungan dengan
: kulit yang rusak, trauma jaringan, statis
jaringan tubuh, munculnya zat- zat pathogen, pemajanan lingkungan, prosedur
invasivf
Data penunjang
: tidak dapat diterapkan, adanya tandatanda dan gejala-gejala membuat diagnosa actual
Tujuan
: mengidentifikasikan factor-faktor resiko individu dan
intervensi untuk mengurangi resiko infeksi.
Table 7. diagnosa 7
Intervensi

1. Kaji adanya infeksi

Rasional

1. Identifikasi adanya infeksi yang


terjadi

2. Tetap pada fasilitas control infeksi,

2. Tetapkan mekanisme yang

sterilisasi dan prosedur/kebijakan aseptic


3. Uji kesterilan semua peralatan

direncanakan untuk mencegah


infeksi

3. Benda-benda yang dipekat


mungkin tampak steril, meskipun
demikian, setiap benda harus teliti
di periksa kesterilannya.
4. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan atau tindakan merupakan tahap keempat dalam
proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi yang telah
direncanakan. Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal, di
antaranya bahaya fisik dan perlindungan

pada klien, teknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan serta


pemahaman tentang hak-hak klien (Aziz Alimul H, 2006 ).
Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana kepeawatan yang telah
dibuat berdasakan masalah keperawatan yang telah ditemukan dalam kasus
dengan menuliskan waktu pelaksanaan dan respon klien (Marilynn E. Doenges,
2000).
5.

Evaluasi keperawatan

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dengan cara menilai
sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan telah tercapai atau sebaliknya.
Dalam mengevaluasi proses keperawatan, perawat harus memiliki pengetahuan
dan kemampuan memahami dalam menggambarkan intervensi.
Kriteria evaluasi menurut Marilynn E. Donges, 2000, sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang telah dipaparkan diatas antara lain adalah:
a.

Mengatakan rasa nyeri/sakit telah terkontrol/hilang

b. Menunjukkan bunyi usus/peristaltik aktif mempertahankan pola eliminasi


biasanya.
c.

Mendemonstrasikan perubahan/gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan sendiri

d.

Personal hygiene klien terpenuhi

e.

Melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat yang dapat diatasi

f.

Menyatakan pemahaman kondisi

g. Mengidentifikasi factor-faktor resiko individu dan intervensi untuk mengurangi


potensial infeksi

Anda mungkin juga menyukai