Pars Interstitialis (intramuralis), yaitu berada di dinding uerus, mulai pada ostium internum.
b. Pars isthmica, bagian tuba setelah keluar dari dinding uterus (3 6 cm) bentuk nya lurus dan
sempit, berdiameter 2 3mm.
c. Pars Ampularis,bagian tuba ke arah pars isthmica dan infundibulum
merupakan bagian tuba yang paling lebar dan berbentuk S, berdiameter 4 10 mm
d. Infundibulum , Ujung dari tuba dengan umbai-umbai yang disebut fimbriae, lubangnya
disebut ostium abdominale tubae.
Fungsi normal Tuba Fallopi yaitu untuk mengantarkan ovum dari
ovarium ke uterus /tempat terjadinya konsepsi (pembuahan) Ketika sebuahovum berkembang dal
am sebuah ovarium, ia diselubungi oleh sebuah lapisan yang di kenal dengan nama follikel ovari
um.Pada saat ovum mengalami kematangan,folikel dan ovarium akan runtuh,membuat ovum dap
at berpindah dan memasuki Tuba Fallopi. Dari sana perjalanan di lanjutkan ke dalam rahim,
dengan bantuan pergerakan dari cilia pada bagian dalam tuba. Perjalanan ini menghabiskan
waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Jika ovum dibuahi ketika berada di dalam tuba
Fallopi, maka ia akan menempel secara normal di dalam endometrium ketika mencapai
rahim, yang merupakan pertandanya kehamilan.
3. Tumor
Tumor adalah suatu pertumbuhan abnormal jaringan tubuh. Tumor dapat kanker (ganas) atau
non-kanker (jinak). Ada puluhan jenis tumor.
Nama mereka biasanya mencerminkan jenis jaringan mereka muncul. a. Bentuk dari tumor:
1) Mempunyai bentuk bermacam-macam, tidak homogen (pleiomorphic)
2)
3) Warna inti sel menjadi lebih gelap (hiperchromasi) dan bermacam-macam (polichromasi)
4) Kejadian mitosis sel meningkat dan terdapat mitosis abnormal
5)
Macam-macam tumor:
1) Kista : suatu tumor yang berupa kantong dan didalamnya berisi cairan (encer atau setengah
padat). Sebagian besar kista adalah suatu non-neoplasma.
2) Radang : pembesaran / tumor akibat proses radang yaang disebabkan oleh infiltrasi sel-sel
radang - oedema - vasodilatasi.
3) Hipertrofi : pembesaran suatu organ akibat bertambah besarnya sel - sel jaringan
penyusunnya.
4) Hiperplasia : pembesaran suatu organ akibat bertambah banyaknya sel - sel jaringan
penyusunnya.
5) Displasia : pembesaran suatu organ, akibat bertambah banyaknya dan bertambah besarnya
sel - sel jaringan yang berbeda.
Secara umum tumor tampaknya terjadi ketika ada masalah dengan
membagi sel dalam tubuh. Biasanya, pembagian sel-sel dalam tubuh dikontrol secara ketat. Selsel baru diciptakan untuk menggantikan yang lebih tua atau untuk melakukan fungsi-fungsi baru.
Sel yang rusak atau tidak diperlukan lagi mati untuk membuat ruang untuk pengganti yang sehat.
Patofisiologi
Jenis tumor dengan pertumbuhan papiler : tumor belum mencapai otot tuba.
b. Jenis tumor dengan pertumbuhan papillo alvioler : tumor telah memasuki jaringan otot.
c. Jenis tumor dengan pertumbuhan alveo meduller : terlihat mitosis
yang atopic dan infasi sel ganas ke saluran limpa. (Sarwono prawirohardjo, 2007)
6. Manifestasi Klinik
Pada awalnya penyakit tidak menimbulkan gejala. Mula-mula keluhan samar-samar
seperti : perasaan lelah, makan sedikit, terasa cepat
kenyang dan sering kembung,kemudian timbul demam dan rasa nyeri padauterus bagian kiri dan
kanan perasaan sakit tadi timbul sebagai akibat distensi dinding tumor. Diikuti dengan gejala per
darahan pervagina. Pada masareproduksi perdarahan tersebut biasanya terjadi antara dua masa ha
id dan jumlahnya hanya sedikit tapi dapat berlangsung secara terus menerus setiap hari
(Sarwono prawirohardjo, 2007)
7.
Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan pelvik
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat perubahan pada vulva, vagina dan serviks dengan
palpasi organ dalam khususnya ovarium dan permukaan uterus.
b. Test papanicolau
Merupakan pemeriksaan sistologis yang memungkinkan untuk mendeteksi adanya sel yang
abnormal dan mendeteksi keganasan tumor pada tahap awal.
c.
Pembedahan.
Total Heroscopy Abdominal (THA) dan tanpa Bilateral Salpingo Oporectomy (BSO)
adalah penanganan yang sangat umum dilakukan pada tumor/ kanker ginekologi.
b. Radio terapi.
Radiasi ulang intra cervical saat prabedah untuk mengecilkan tumor
sehingga dapat menjamin tingkat keamanan saat dilakukan pembedahan. (Sarwono
prawirohardjo, 2007)
9.
Pencegahan
Sebelum seseorang terkena penyakit yang cukup ganas ini lebih baik melaksanakan tindakan
pencegahan dengan cara :
a.
b.
B.
Asuhan
keperawatan
adalah
faktor
penting
dalam
survival
klien
dan
kesehatan. Untuk
sampai pada hal ini, profesi keperawatan telah mengidentifikasi proses keperawatan sebagai
sebuah metode pemecahan masalah yang menggabungkan elemen yang paling diinginkan dari
seni keperawatan dengan elemen yang paling relevan dari sistem teori dengan menggunakan
metode ilmiah (Marilyn E. Doenges, 2000).
Proses keperawatan merupakan cara sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama
klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian,
penentuan diagnosis, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, serta mengevaluasi hasil
asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pada klien dan berorientasi pada tujuan. Setiap
tahap saling berhubungan dan bergantungan (Aziz Alimul H, 2006).
1. Pengkajian
Menurut Marilyn Doengues , 2000 data bergantung pada durasi/keparahan dari
masalah-masalah dasar dan keikutsertaan dari sistem tubuh lainnya. Mengacu pada
rencana khusus perawatan untuk data dan studi diagnosa yang relevan dengan
prosedur dan diagnosa keperawatan tambahan. Pengkajian data meliputi:
a.
Identitas suami
b.
1)
Sirkulasi
Integritas ego
Gejala: perasaan cemas, takut, marah, apatis, factor-faktor sters multiple misalnya:
financial hubungan gaya hidup
Eliminasi
Nyeri/kenyamanan
Gejala: berdenyut, nyeri tekan, makin nyeri bila berdiri atau bergerak Tanda:
melindungi bagian yang sakit
5)
Keamanan
Gejala: plester dan balutan, defisiensi immune ( resiko infeksi sistemik dan
penundaan penyembuhan)
Tanda: munculnya proses infeksi yang melelahkan, demam
6)
Aktivitas
Factor pendukung
Data psikologis
Pada klien dengan tumor adneksa biasanya di temukan adanya cemas sebelum dan
sesudah operasi. Disini dijelaskan tentang pola emosional
serta pola interaksi, perasaan-perasaan klien selama dirawat dan pembedahan
yang dialami.
d.
Data social
Data spiritual
f.
Data penunjang
Diagnosa keperawatan
Menurut Marilyn E, Doenges, 2000, diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada
klien dengan gangguan sistem reproduksi tumor adneksa adalah:
a.
e.
3.
Intervensi keperawatan
Nyeri
Tabel 1. Diagnosa 1
Intervensi
Rasional
1. Informasi dapat
memberikan data untuk
menerapkan intervensi
selanjutnya.
2.
5. Penatalaksanaan pemberian
analgetik
2. Sebagai indikator
dalam
perkembangan proses
penyakit yang dialami.
5. Analgetik termasuk
obat
yang dapat mengurangi (
mengontrol rasa nyeri
yang dihantar oleh sistem
simpatik.
Tujuan
: klien menunjukan bunyi
usus/aktivitas peristaltik aktif dengan kriteria memperta hankan pola eliminasi biasanya.
Tabel 2. Diagnosa 2
Intervensi
Rasional
1. Indikasi adanya/perbaikan
uleus, mempengaruhi pilihan
intervensi.
3. Meningkatkan pelunakan
peroral dimulai.
merangsang peristaltik.
4. Meningkatkan pembentukan
pelunak veses.
kembali aktifitas.
Table 3. diagnosa 3
Intervensi
1. Kaji kemampuan fungsional
ketidakseimbangan
Rasional
dan alasan
1. Mengidentifikasi
kebutuhan/tingkat intervensi yang
dibutuhkan
d. Personal hygiene
Berhubungan dengan : depresi, putus asa, kehilangan mobilitas, ketidakmampuan general,
ketidakseimbangan perceptual/kognetif.
Data penunjang
Tujuan
: klien mendemonstrasikan perubahan tekhnik/gaya hidup untuk
memenuhi kebutuhan diri dengan kriteria menunjukan aktifitas perawatan diri alam tingkat
kemampua pribadi
Tabel 4. Diagnosa 4
Intervensi
1. Motivasi perawatan diri, bekerja dengan
kemampuan yang sekarang
Rasional
1. Melakuakn untuk
dirinya sendiri akan
meningkatkan perasaan
harga diri, kegagalan
apat menyebabkan
keputusasaan dan
depresi.
mempertahankan
penampilan
3. Mengurangi resiko
penyakit
gusi/kehilangangigi.
e. Kecemasan
Berhubungan dengan :perubahan pada status kesehatan,peran fungsi, pola interaksi, status social
ekonomi, lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi perubahan yang baru, kehilangan
teman/orang yang terdekat.
Data penunjang
:ketakutan, tidak dapat beristirahat, pertanyaan yang berulangulang, mondar-mandir, aktivitas yang tidak bertujuan,
insomnia, tingkah laku bervariasi (tampil sangat gembira, menarik diri, kuatir, ketakutan,),
ketegangan wajah, gemetar.
Tujuan
:klien melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat yang dapat
diatasi dengan kriteria tampak rileks.
Tabel 5.Diagnosa 5
Intervensi
1. Kaji tingkat ansietas dan
Rasional
1. Identifikasi masalah spesifik
2. Berikan waktu untuk mendengar pasien 2. Selalu berada dengan cara ini akan
mengenai masalah dan dorongan ekspresi
f. Kurang pengetahuan
Berhubungan dengan
Data penunjang
Tujuan
Table 6.Diagnosa 6
Intervensi
Rasional
Berhubungan dengan
: kulit yang rusak, trauma jaringan, statis
jaringan tubuh, munculnya zat- zat pathogen, pemajanan lingkungan, prosedur
invasivf
Data penunjang
: tidak dapat diterapkan, adanya tandatanda dan gejala-gejala membuat diagnosa actual
Tujuan
: mengidentifikasikan factor-faktor resiko individu dan
intervensi untuk mengurangi resiko infeksi.
Table 7. diagnosa 7
Intervensi
Rasional
Evaluasi keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dengan cara menilai
sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan telah tercapai atau sebaliknya.
Dalam mengevaluasi proses keperawatan, perawat harus memiliki pengetahuan
dan kemampuan memahami dalam menggambarkan intervensi.
Kriteria evaluasi menurut Marilynn E. Donges, 2000, sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang telah dipaparkan diatas antara lain adalah:
a.
d.
e.
f.