Tabel 3.1. Variabel, Definisi Operasional, Alat Ukur, Cara Ukur, dan Skala
No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur
pada balita
Keterangan:
n = besar sampel minimum
Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu (1.96)
Z1- = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu (0.84)
P0 = proporsi di populasi (0.5)
Pa = perkiraan proporsi di populasi (0.65)
Pa-P0 = perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di populasi (0,15)
(dibulatkan)
Tabel 4.1. Chi square Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Tindakan Ibu terhadap Kejadian Diare pada
Balita
Baik a b c a+b+c
Sedang d e f d+e+f
Kurang g h i g+h+i
Total a+d+g b+e+h c+f+i a+b+c+d+
e+f+g+h+i
Dari tabel 5.1. tentang distribusi responden berdasarkan umur diketahui bahwa
responden dengan kelompok usia <21 tahun adalah sebanyak 4 orang (4%), kelompok
usia 21-25 tahun adalah sebanyak 11 orang (11%), kelompok usia 26-30 tahun
sebanyak 37 orang (37%), kelompok usia 31-35 tahun sebanyak 28 orang (28%), dan
kelompok usia >35 tahun adalah sebanyak 20 orang (20%). Dari data ini didapati
mayoritas kelompok usia pada penelitian ini adalah kelompok usia 26-30 tahun dan
minoritas adalah kelompok usia <21 tahun.
Dari tabel 5.2. tentang distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan diketahui
bahwa responden dengan pendidikan SD adalah sebanyak 4 orang (4%), pendidikan
SMP/sederajat adalah sebanyak 30 orang (30%), pendidikan SMA/sederajat adalah
sebanyak 48 orang (48%), dan pendidikan Perguruan Tinggi (PT) adalah sebanyak 18
orang (18%). Dari data ini didapati mayoritas tingkat pendidikan responden pada
penelitian ini SMA/sederajat dan minoritas adalah tingkat pendidikan SD.
Dari tabel 5.3. tentang distribusi responden berdasarkan pekerjaan diketahui sebanyak
86 orang (86%) responden adalah ibu rumah tangga. Responden yang bekerja sebagai
wiraswasta sebanyak 5 orang (5%). Responden yang bekerja sebagai Pegawai Negeri
Sipil (PNS) sebanyak 2 orang (2%), dan pekerjaan lainnya sebanyak 4 orang (4%).
Benar Salah
No Pertanyaan Pengetahuan (skor 1) (skor 0)
n % n %
1. Definisi diare 60 60 40 40
2. Etiologi diare 43 43 57 57
3. Faktor resiko penularan diare 57 57 43 43
4. Gejala klinis pada anak diare 90 90 10 10
5. Penanganan awal diare 27 27 73 73
6. Cara pemberian makanan pada anak diare 71 71 29 29
7. Cairan atau makanan yang paling baik 85 85 15 15
diberikan pada anak diare
8. Pemberian cairan pada anak yang muntah 71 71 29 29
9. Pemberian obat penghenti diare pada anak 33 33 67 67
10. Komplikasi diare pada anak 74 74 26 26
Berdasarkan tabel 5.4. pertanyaan yang paling banyak dijawab responden dengan
jawaban benar adalah pertanyaan nomor 4 dan 6, yaitu apakah gejala klinis
anak/balita yang menderita diare sebanyak 90 responden (90%) dan apakah
makanan/cairan yang paling baik diberikan pada anak yang sedang diare sebanyak 85
responden (85%). Sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab salah oleh
reponden adalah pertanyaan nomor 5 yaitu: apakah tindakan awal yang dilakukan
pada balita yang diare, dimana pertanyaan tersebut dijawab salah oleh 73 responden
(73%).
Berdasarkan tabel 5.5. dapat diketahui bahwa pengetahuan responden mengenai diare
pada balita sebagian besar memiliki pengetahuan sedang dengan jumlah responden 48
orang (48%), lalu diikuti pengetahuan baik sebanyak 34 orang (34%), dan yang
terkecil adalah responden dengan pengetahuan kurang yaitu 18 orang (18%).
Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tindakan Responden Tiap Pernyataan
Tindakan Mengenai Diare pada Balita
Benar Salah
No Pernyataan Tindakan (skor 1) (skor 0)
n % n %
Berdasarkan tabel 5.6. pernyataan tindakan yang paling banyak dijawab responden
dengan jawaban benar adalah pernyataan nomor 2 dan 9, yaitu tindakan memberi
cairan tambahan lain seperti larutan gula-garam pada balita yang diare sebanyak 83
responden (83%) dan tindakan ibu mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
sebelum menyuapi anak sebanyak 81 responden (81%). Sedangkan pernyataan yang
paling banyak dijawab salah oleh reponden adalah pertanyaan nomor 3 yaitu tindakan
memberikan obat penghenti diare pada balita, dimana pertanyaan tersebut dijawab
salah oleh 56 responden (56%).
Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tingkat Tindakan Responden Mengenai
Diare pada Balita di Kelurahan Tanjung Sari
Dari tabel 5.7. diketahui bahwa sebagian besar responden melakukan tindakan yang
dikategorikan baik yaitu sebanyak 58 responden (58%), diikuti responden dengan
kategori tindakan sedang, yaitu sebanyak 30%.
Tindakan Total
Pengetahuan Baik Sedang &
Kurang
n % n % n %
Baik 23 67.6 11 32.4 34 100
Sedang 32 66.7 16 33.3 48 100
Kurang 3 16.7 15 83.3 18 100
Total 58 58 42 42 100 100
2 df= 2 p value= 0.0001
X = 15,4
5.2. Pembahasan
5.2.1. Karakteristik Responden
Dari hasil penelitian seperti yang ditunjukkan pada table 5.1. diketahui bahwa
responden yang mengikuti penelitian ini mayoritas berusia 26-30 tahun, yaitu
sebanyak 37%. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Assiddiqi
(2009) mengenai tingkat pengetahuan ibu terhadap penanganan awal diare di
kelurahan Padang Bulan, dimana mayoritas respondennya adalah kelompok usia 21-
25 (47.9%). Dari tabel 5.2. terlihat bahwa sebagian besar responden memiliki
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (86%). Hal ini sejalan dengan penelitian
Assiddiqi (2009) dimana mayoritas respondennya bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Namun hal ini berbeda dengan penelitian Pujiastuti (2003) di Kabupaten
Karanganyar, dimana 62.7% responden bekerja sebagai buruh tani. Menurut asumsi
peneliti, hal ini terjadi karena perbedaan letak geografis dan perbedaan budaya di
masing-masing daerah.
Untuk karakteristik pendidikan responden, pada penelitian ini didapati mayoritas ibu
berpendidikan SMA/sederajat. Hal ini berbeda dari penelitian Nurrokhim (2007) di
kabupaten Sukoharjo dimana sebanyak 63.7% respondennya berpendidikan
SMP/sederajat.
Adapun pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan perilaku kesehatan
seseorang. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam pemberian respon
terhadap sesuatu yang datangnya dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan
memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan
berpikir sejauh mana keuntungan yang akan mereka dapatkan (Notoatmodjo, 2007).
5.2.3. Tindakan
Dari hasil penelitian, sebanyak 77 responden (77%) melakukan pemberian oralit pada
balita yang sedang diare. Oralit merupakan cairan terbaik bagi penderitadiare untuk
mengganti cairan yang hilang (Kemenkes RI, 2011). Adapun 83% responden
melakukan pemberian cairan tambahan lainnya jika oralit tidak tersedia, antara lain
larutan gula-garam, air tajin, dan kuah sayur.
6.1. Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan, maka dalam penelitian ini dapat
disimpulkan, yaitu :
a) Pengetahuan responden terhadap diare pada balita yang terbanyak pada kategori
sedang, yaitu sebanyak 48 responden (48%), sedangkan pada kategori baik
adalah sebanyak 34 responden (34%), dan pada kategori kurang hanya sebanyak
18 responden (18%).
b) Tindakan responden terhadap diare pada balita yang terbanyak pada kategori
baik, yaitu sebanyak 58 responden (58%), sedangkan pada kategori sedang &
kurang sebanyak 42 responden (42%).
c) Secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan
tindakan ibu terhadap diare pada balita dengan uji chi-square dengan derajat
kemaknaan (α = 0.05) diperoleh p value <0.05.
6.2. Saran
Beberapa saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:
c) Saran kepada peneliti selanjutnya adalah melakukan penelitian tentang peran ibu
terhadap diare pada balita secara lebih mendalam, antara lain faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi perilaku ibu terhadap diare misalnya faktor norma sosial,
status sosial ekonomi, dan unsur lain dalam individu atau. Dengan diketahuinya
pengaruh berbagai faktor tersebut terhadap tindakan ibu, diharapkan perilaku
kesehatan dalam masyarakat mengenai diare dapat semakin baik dan dapat
mengurangi morbiditas dan mortalitas akibat diare pada balita.