Ika Yuni Rahmawati Kalis Budiningsih Latifah Mei Arumsari Latifatun Niswah Apa Itu Berfikir Kritis? Berfikirkritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman (Pery dan Potter, 2005). Berfikir kritis adalah sebuah proses yang terorganisir dan jelas yang digunakan dalam aktivitas mental seperti pemecahan masalah, pembuat keputusan, menganalisis asumsi-asumsi, dan penemuan secara ilmiah (Johnson, 2010) Ciri-ciri (menurut Beyer) Watak Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis (tidak mudah percaya), terbuka, menghargai kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda Kriteria Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Argumen Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen. Pertimbangan atau pemikiran (reasoning) kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Lanjutan ciri-ciri Sudut pandang (point of view) Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang atau menafsirkan sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying
criteria) Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan masalah, menentukan keputusan yang akan diambil, dan mengindentifikasikan asumsi atau perkiraan-perkiraan. Indikator (menurut Fisher) Mengidentifikasi unsur-unsur dalam kasus beralasan, terutama alasan-alasan dan kesimpulan-kesimpulan. Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi-asumsi. Memperjelas dan menginterpretasikan pernyataan- pernyataan dan ide-ide. Mengadili penerimaan, terutama kredibilitas, dan klaim- klaim. Mengevaluasi argumen-argumen yang beragam jenisnya. Menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan penjelasan-penjelasan. Menganalisis, mengevaluasi, dan membuat keputusan- keputusan. Menyimpulkan. Menghasilkan argumen-argumen. Tujuan (menurut Sapriya, 2011) untuk menguji suatu pendapat atau ide pertimbangan atau pemikiran yang didasarkan pada pendapat yang diajukan mendorong orang memunculkan ide-ide atau pemikiran baru membedakan mana pendapat yang relevan dan tidak relevan, mana pendapat yang benar dan tidak benar. Tahapan Menurut Kneedler dari The Statewide History-social science Assesment Advisory committee, langkah-langkah berpikir kritis itu dapat dikelompokkan menjadi tiga langkah: 1. Mengenali masalah (defining and clarifying problem) Mengidentifikasi isu-isu atau permasalahan pokok. Memilih informasi yang relevan. Merumuskan masalah. 2. Menganlisis atau Menilai Permasalahan Menyeleksi fakta, opini Mengecek konsistensi Mengenali kemungkinan faktor stereotip. Mengenali kemungkinan bias, emosi, propaganda, salah penafsiran kalimat. Mengenali kemungkinan perbedaan orientasi nilai dan ideologi
3. Pemecahan Masalah/ Penarikan kesimpulan
Membuat keputusan atau pemecahan masalah atau kesimpulan yang diambil. Berfikir Kritis dalam Asuhan Kebidanan BBL Bayi berjenis kelamin perempuan lahir pada tanggal 16 Maret 2017 pukul 04.00 WIB dari Ny.”N” 25 tahun secara spontan pervaginam dengan usia gestasi 42-43 minggu, setelah lahir bayi tidak segera menangis dengan APGAR score 5/6. Berat badan lahir 3100 gram PB 49 cm dan LK 34 cm. Ketuban hijau, genitalia (+), anus (+), kelainan kongenital (-). Janin lahir dengan presentasi kepala tunggal hidup. Kemudian bayi dipindahkan ke Ruangan Perinatologi pukul 06.00 wib dan diletakkan kedalam inkubator dengan suhu 28oC. Bidan meminta surat persetujuan tindakan medis untuk pemasangan infus, pemasangan NGT, injeksi dan pemberian obat. Pemenuhan nutrisi ASI juga terbatas karena kondisi bayi yang masih lemah dan tidak kuat hisap. Bayi mengalami hipotermi dengan suhu 35,5oC. dan bayi juga menderita asfiksia dan infeksi neonaturum. Bidan mengidentifikasi permasalahan pokok (defining and clarifying problem) Bidan mencari kata kunci masalah, yaitu : Bayi lahir usia gestasi 42-43 minggu, kondisi bayi yang masih lemah, APGAR score 5/6, bayi mengalami hipotermi dengan suhu 35,5oC, bayi juga menderita asfiksia dan infeksi neonaturum Bidan menganalisis dan menilai permasalahan pokok Mencari penyebab masalah tersebut dapat muncul : Asfiksia yang di alami oleh bayi Ny. N disebabkan karena Ny.N sendiri mengalami preeklamsi selama masa kehamilan sehingga mengakibatkan insufisinsi uteroplasenta yaitu terganggunya sirkulasi darah ke placenta yang menyebabkan bayi kekurangan oksigen dan berefek ketidaknormalan pada system pernafasan janin. Bidan berpikir kritis tentang faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya asfiksia
Pada kasus ini bidan mengidentifikasi penyebab terjadinya asfiksia pada
bayi tersebut dari faktor resiko ibu mengalami pre eklamsi dan kehamilan postterm sehingga pada saat proses persalinan air ketuban sudah bercampur meconium. Sehingga pada saat bayi lahir APGAR skor 5/6 (asfiksia sedang), hipotemi, dan infeksi neonatorum. Kondisi ini jika berlangsung dalam waktu yang lama atau ketika bantuan oksigen sudah diberikan namun tidak membaik, maka bisa menyebabkan bayi mengalami resiko kerusakan otak. Resiko lain yang dihadapi oleh bayi adalah mereka bisa mengalami asidosis, yaitu sebuah kelainan dimana terlalu banyak zat asam dalam darah. Resiko lain yang sering terjadi jika bayi tidak bisa bernafas dengan baik juga termasuk kejang dan cedera otak seperti cerebral palsy. Bidan mengenali tanda-tanda yang perlu di perhatikan pada bayi yang mengalami asfiksia neonatorum, yaitu : Pola Nafas Denyut jantung bayi Mekonium dalam air ketuban Warna Kulit Tonus Otot bayi Pemecahan Masalah/ Penarikan kesimpulan Sesuai dengan kasus yang dialami bayi Ny.”N” umur 2 jam di ruang perinatology dengan riwayat persalinan normal mengalami asfiksia sedang. Maka pemecahan masalah yang dilakukan bidan sebagai berikut : Bidan dalam melakukan asuhan bayi baru lahir spontan, lebih bulan, asfiksia sedang, hipotermi, dan infeksi neonatorum sebaiknya segera berkolaborasi dengan dokter agar mendapat terapi. Kemudian bidan melakukan asuhan sesuai dengan advice dokter, seperti : Monitor ku dan vital sign Rawat inkubator Bayi baru lahir harus dalam lingkungan yang hangat karena bayi mudah kehilangan panas. Perawatan dalam incubator bertujuan menjaga suhu bayi agar tetap stabil. Cek gula darah Bertujuan mengetahui kadar gula darah karen apada bayi asfiksia dan hipotermi beresiko mengalami penurunan kadar gula darah (hipoglikemi), hipoglikemi juga dapat menyebabkan syok hipoglikemik (kadar gula darah < 40 mg/dL) Pemberian oksigenasi (bayi riwayat asfiksi sedang) Terapi antibiotic untuk infeksi neonatorum Pemberian infus untuk perbaikan ku Memasang NGT karena ku lemah dan reflek hisap bayi lemah Trima kasih