Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU HAMIL TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMBERIAN VITAMIN K


PADA BAYI BARU LAHIR

Oleh;
Casnuri , Tika Sari2),
1)
1)
Dosen Prodi DIII Kebidanan UNRIYO, Email: casnuri.unriyo@gmail.com
2)
Dosen Prodi DIII Kebidanan UNRIYO, Email: TIKAsari.911@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Vitamin K diberikan secara nasional pada tahun 2013 di Kota Yogyakarta
sebesar 4396/100.000 Kelahiran Hidup (99,77%), sedangkan Kabupaten Sleman pemberian
vitamin K sebesar 14.225/100.000 Kelahiran Hidup (100%) (Dinas Kesehatan Yogyakarta,
2013). Data tersebut menggambarkan bahwa pemberian vitamin K sudah sangat baik
ditunjukkan dari persentase kepatuhan bidan dalam pemberian vitamin K. Angka tersebut
bertentangan dengan pengetahuan yang dimiliki masyarakat khususnya ibu hamil. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara karakteristik ibu hamil terhadap tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang pemberian vitamin K pada bayi baru lahir
Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Analitik dengan pendekataan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan kunjungan
ANC di BPM Dini Melani, Condong Catur, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang
masuk kriteria inklusi dan ekslusi. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis
chi_square.
Hasil: Hasil uji chi_square menunjukkan x2 hitung >x2 tabel (1,924>0,227) dan p_value lebih
kecil dari tingkat signifikansi (0,427<0,05), yang berarti hubungan antara karakteristik ibu
hamil terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemberian vitamin K pada bayi baru
lahir adalah signifikansi dan dengan hasil yang bermakna, sehingga mendukung hipotesis.
Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara karakteristik ibu hamil terhadap tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di BPM Dini
Melani, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta.

Kata Kunci: Karakteristik, Tingkat Pengetahuan, Ibu Hamil.

11
PENDAHULUAN (PDVK). Hal terburuk yang dapat terjadi
Vitamin K merupakan vitamin larut adalah kematian pada bayi baru lahir
dalam lemak yang memiliki peranan (Marmi, 2012).
penting dalam mengaktifkan zat-zat yang Beberapa Negara Asia angka
berperan dalam pembekuan darah, kesakitan bayi karena PDVK berkisar
diantaranya zat yang dikenal sebagai antara 1:1.200 sampai 1:1.400 Kelahiran
protrombin dan faktor-faktor pembekuan. Hidup. Angka tersebut turun menjadi
Bayi baru lahir sangat membutuhkan 1:10.000 dengan pemberian profilaksis dan
vitamin K karena bayi yang baru lahir vitamin K pada bayi baru lahir.
sangat rentan mengalami defisiensi Permasalahan akibat PDVK adalah
vitamin K ketika proses pembekuan darah terjadinya perdarahan otak dengan angka
(koagulan) menurun dengan cepat dan kematian 10-15% per 100.000 Kelahiran
mencapai titik rendah pada usia 48-72 jam hidup umumnya terjadi pada bayi dalam
(Marmi, 2012). rentang umur 2 minggu sampai 6 bulan,
Salah satu penyebab terjadinya dengan akibat angka kecacatan 30-50%.
defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir Data mengenai PDVK secara
adalah karena selama dalam rahim, nasional belum tersedia, hingga tahun
plasenta kurang menghantarkan lemak 2004 didapatkan 21 kasus di RSCM
dengan baik (padahal vitamin K larut Jakarta, 6 kasus di RS Dr. Sardjito
dalam lemak). Selain itu, saluran cerna Yogyakarta dan 8 kasus di RSU Dr.
bayi baru lahir masih steril, sehingga tidak Soetomo Surabaya (Anonymus, 2009).
dapat menghasilkan vitamin K yang Angka Kematian Bayi (AKB)
berasal dari flora di usus. terutama di negara berkembang masih
Asupan vitamin K dari ASI pun cukup tinggi. AKB di Indonesia tahun
biasanya masih rendah. Untuk mencegah 2012 sebanyak 32 (71,6%) dan merupakan
terjadinya perdarahan tersebut semua bayi kematian neonatus dimana salah satu
baru lahir harus diberi vitamin K injeksi 1 penyebabnya adalah perdarahan akibat
mg intramuscular pada paha kiri setelah defisiensi vitamin K (PDVK). Mortalitas
satu jam kontak kulit ke kulit antara ibu pada bayi yang mengalami PDVK adalah
dan bayi selesai menyusu. Jika vitamin K 10 - 15% per 100.000 Kelahiran Hidup,
tidak diberikan pada BBL menyebabkan sedangkan kecacatan neurologi mencapai
risiko untuk mengalami gangguan 40% per 100.000 Kelahiran Hidup.
perdarahan atau lebih dikenal dengan Penyakit hemoragik/perdarahan pada bayi
perdarahan akibat defisiensi vitamin K baru lahir ini berpotensi untuk menjadi
12
kondisi yang serius. Berdasarkan data terlihat pada kejadian ikutan pasca
epidemiologi, insiden terjadinya PDVK imunisasi (KIPI) berupa perdarahan yang
pada bayi baru lahir di Indonesia adalah timbul sekitar 2 jam sampai 8 hari pasca
3,7 - 6,6 per 100.000 Kelahiran Hidup imunisasi diduga karena defisiensi vitamin
(RISKESDAS, 2013). K selama tahun 2003 sampai 2006
Departemen Kesehatan RI bersama sebanyak 42 bayi, dimana 27 bayi (65%)
tim teknis Health Technology Assement diantaranya meninggal.
(HTA) dan organisasi profesi telah Pada tahun 2013 secara Nasional
melakukan kajian pentingnya pemberian pemberian vitamin K di Kota Yogyakarta
vitamin K pada bayi baru lahir sehingga sebesar 4396/100.000 Kelahiran Hidup
sejak tahun 2002 telah membuat (99,77%), sedangkan Kabupaten Sleman
rekomendasi bahwa “semua bayi baru lahir pemberian vitamin K sebesar
harus mendapatkan profilaksis vitamin K, 14.225/100.000 Kelahiran Hidup (100%)
regimen vitamin K yang digunakan adalah (Dinas Kesehatan Yogyakarta, 2013). Data
vitamin K dan diberikan secara tersebut menggambarkan bahwa
intramuscular (Rekomendasi A)” pemberian vitamin K sudah sangat baik
(Kementerian Kesehatan RI, 2011). ditunjukkan dari persentase kepatuhan
Pemberian vitamin K baik secara bidan dalam pemberian vitamin K.
intramuscular maupun oral terbukti Angka tersebut bertentangan dengan
menurunkan insiden kejadian PDVK. pengetahuan yang dimiliki masyarakat
Penelitian yang dilakukan oleh khususnya ibu hamil. Hal ini sejalan
Isarangkura PB dan chuansumrit A di dengan penelitian Marjati (2013) yang
Thailand tahun 1999, didapatkan insiden meneliti tingkat pengetahuan ibu nifas
PDVK pada bayi tanpa pemberian tentang pemberian vitamin K pada bayi
profilaksis lambat vitamin K mencapai 30 baru lahir di RSUD Pandan Arang
per 100.000 Kelahiran Hidup (Sarwono, Boyolali terdapat 22 responden (73,3%)
2009). berpengetahuan kurang.
Data dari bagian Ilmu Kesehatan Faktor yang mempengaruhi tingkat
Anak FKUI RSCM (tahun 1990-2000) pengetahuan ibu hamil tentang vitamin K
menunjukkan terdapatnya 21 kasus, adalah umur (53,5%) pendidikan (73,1%),
diantaranya 17 (81%) mengalami pekerjaan (65.2%), paritas (69,1%),
komplikasi perdarahan intrakranial sumber informasi (72,4%).
(cacatan medik IKA RSCM 2000). Selain Studi pendahuluan yang dilakukan di
itu, salah satu akibat defisiensi vitamin K BPM Dini Melani, Condong Catur,
13
sleman, Yogyakarta, juli 2014 dengan bagaimana dan mengapa fenomena
teknik wawancara pada 7 orang ibu hamil kesehatan itu terjadi
diperoleh data 2 (28,5%) orang ibu Penelitian ini dilaksanakan pada
mengetahui tentang pemberian vitamin K bulan Desember tahun 2014, di SMP BPM
dan 5 (71,5%) orang ibu hamil kurang Dini Melani, Condong Catur, Sleman,
mengetahui tentang pemberian vitamin K. Yogyakarta. Populasi terjangkau yang
ketidaktahuan ibu hamil tentang vitamin K peneliti gunakan adalah ibu hamil Tahun
ini disebabkan karena belum pernah 2014 yang berjumlah 76ibu hamil. Teknik
mendapat informasi dan penyuluhan pengambilan sampel pada penelitian ini
tentang vitamin K. Sehingga ibu menolak menggunakan accidental sampling, yaitu
apabila bayinya diberikan suntikan vitamin dilakukan dengan mengambil responden
K, dengan alasan bayinya masih kecil dan yang kebetulan datang ditempat penelitian
ibu tidak tega. Padahal pemberian vitamin atau bersedia menjadi responden.
K ini sudah menjadi prosedur tetap dari Sebelumnya peneliti menggunakan
pemerintah adanya anggapan bahwa bayi rumus slovin untuk menentukan besar
yang baru lahir, dilahirkan dengan sampel. Berdasarkan hasil perhitungan
"kekurangan" vitamin K. kekurangan ini menggunakan rumus besar sampel,
berdasarkan perbandingan tingkat/kadar didapatkan jumlah sampel adalah sebanyak
vitamin K pada tubuh bayi baru lahir 76 ibu hamil.
dibandingkan dengan nilai-nilai yang
terkadung pada orang dewasa normal HASIL
Berdasarkan data diatas, masih 1. Karakteristik responden
banyak ibu hamil yang belum memahami Tabel 1; Karakteristik Responden
pentingnya vitamin K yang diberikan pada Karakteristik f %
bayi baru maka penulis tertarik melakukan Umur
penelitian tentang hubungan antara <20 tahun 4 5,3
karakteristik ibu hamil terhadap tingkat 20-35 tahun 70 92,1
pengetahuan ibu hamil tentang pemberian >35 tahun 2 2,6
vitamin K pada bayi baru lahir. Paritas
Primigravida 31 40,8
METODE Multigravida 45 59,2
Penelitian ini menggunakan jenis Grandemultipara 0 0
penelitian deskriptifanalitik artinya survei
atau penelitian yang mencoba menggali
14
Pendidikan 2. Analisis Univariat
SD 3 3,9 Tabel 4.2 Distribusi tingkat
SMP 13 17,1 Pengetahuan Tentang Pemberian
SMA 49 64,5 Vitamin K pada BBL
PT 11 14,5 Tingkat Pengetahuan f (%)
Pekerjaan Baik 24 31,6
IRT 40 52,6 Cukup 41 53,9
Wiraswasta 12 15,8 Kurang 11 14,5
Swasta 17 22,4 Jumlah 76 100
PNS 7 9,2
Total 76 100

3. Analisis bivariat
Tabel 4.3 Hubungan antara Karakteristik dengan Tingkat Pengetahuan Tentang
Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir
Pengetahuan P-
Karakteristik Total X2
Baik Cukup Kurang Valu
responden hitung
f % f % f % f % e
Umur
< 20 Tahun 0 0,0 1 1,3 3 3,9 4 5,3
20-35 tahun 22 28,9 40 52,6 8 10,5 70 92,1 16,924 0,002
>35 tahun 2 2,6 0 0,0 0 0,0 2 2,6
Total 24 31,6 41 53,9 11 14,5 76 100,0
Paritas
Primigravida 5 6,6 19 25,0 7 9,2 31 40,8
Multigravida 19 25,0 22 28,9 4 5,3 45 59,2 6,858 0,032
Grandemultipara 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 24 31,6 41 53,9 11 14,5 76 100.0
Pendidikan
SD 0 0,0 3 3,9 0 0,0 3 3,9
SMP 2 2,6 5 6,6 6 7,9 13 17,1 28,026 0,000
SMA 13 17,1 31 40,8 5 6,6 49 64,5
PT 9 11,8 2 2,6 0 0,0 11 14,5

15
Total 24 31,6 41 53,9 11 14,5 76 100.0
Pekerjaan
IRT 6 7,9 27 35,5 7 9,2 40 52,6
Wiraswasta 6 7,9 5 6,6 1 1,3 12 15,8 13,327 0,038
Swasta 7 9,2 8 10,5 2 2,6 17 22,4
PNS 5 6,6 1 1,3 1 1,3 7 9,2
Total 24 31,6 41 53,9 11 14,5 76 100.0

PEMBAHASAN responden bekerja sebagai ibu rumah


1. Karakteristik tangga yaitu sebanyak 40 responden
Analisis univariat di dalam (52,6%) karena ibu takut jika ibu
penelitian ini didapatkan hasil bekerja diluar rumah akan menggangu
mayoritas responden berumur 20-35 kehamilanya.
tahun yaitu sebanyak 70 responden
(92,1%), hal ini dikarenakan sebagian 2. Tingkat Pengetahuan
besar ibu hamil di BPM Dini Melani Pengalaman dan penelitian
sudah mengetahui usia yang baik dan ternyata prilaku yang didasari oleh
produktif untuk hamil berada di usia pengetahuan akan lebih langgeng dari
(20-35 tahun), Karakteristik paritas pada perilaku yang didasari oleh
didapatkan hasil mayoritas ibu pengetahuan. Berdasarkan tabel 4.2,
multigravida sebanyak 45 responden menunjukan bahwa pengetahuan
(59,2%) hal ini dikarenakan ibu responden sebagian besar cukup yakni
menggunakan program keluarga sebanyak 41 responden (53,9%)
berencana. meliputi umur 20-35 tahun, pada
Hasil distribusi frekuensi paritas ibu hamil multigravida, pada
berdasarkan pendidikan ibu hamil pendidikan berpendidikan SMA,dan
adalah berpendidikan SMA yaitu pada pekerjaan mayoritas pekerjaan
sebanyak 49 responden (64,5%), ibu hamil adalah sebagai ibu rumah
karena tingkat emosionalnya tinggi tangga.
sehingga mampu menerima informasi Ibu yang tingkat pengetahuannya
yang diberikan. Karakteristik kurang sebanyak 11 responden
berdasarkan pekerjaan hasil penelitian (14,5%) meliputi umur >35 tahun,
didapatkan bahwa sebagian besar karakteristik paritas pada

16
grandemultipara, karakteristik pada dan anaknya. Dan kemudian pada
pendidikan SD dan PT, sedangkan pengujian statistik dengan uji chi-
pada pekerjaan Pada wiraswasta dan sqaure menunjukkan ada hubungan
PNS. Hal ini membuktikan bahwa yang signifikan antara paritas dengan
salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
pengetahuan adalah umur, paritas. pemberian vitamin K pada bayi baru
pendidikan dan pekerjaan. lahir, yang berarti jika ibu sudah
pernah mengalami hamil dipastikan
3. Hubungan Karakteristik Umur akan memiliki pengetahuan yang akan
Dengan Tingkat Pengetahuan lebih baik jika harus dibandingkan
Pada pengujian statistik dengan uji dengan para ibu yang baru hamil
chi-sqaure menunjukkan ada hubungan pertama kali.
yang signifikan antara umur dengan
tingkat pengetahuan ibu hamil tentang 5. Hubungan Karakteristik Pendidikan
pemberian vitamin K pada bayi baru dengan Tingkat Pengetahuan
lahir, yang berarti makin dewasa atau Selanjutnya pada pengujian
semakin tinggi umur dari seorang ibu statistik dengan uji chi-sqaure
akan menyebabkan pengetahuannya menunjukkan ada hubungan yang
tentang pemberian vitamin K pada bayi signifikan antara pendidikan dengan
baru lahir makin baik. tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
pemberian vitamin K pada bayi baru
4. Hubungan Karakteristik Paritas lahir, yang berarti makin tingginya
dengan Tingkat Pengetahuan pendidikan formal yang pernah
Sebagian besar sebagai ibu ditempuh oleh seorang ibu hamil akan
multigravida dan memiliki menyebabkan tingginya tingkat
pengetahuan cukup tentang pemberian pengetahuan yang dimiliki khususnya
vitamin K pada bayi baru lahir. Hasil pada pengetahuan tentang pemberian
penelitian ini menginformasikan vitamin K pada bayi baru lahir.
bahwa para ibu tersebut sudah
berpengalaman yang dikarenakan 6. Hubungan Karakteristik pekerjaan
pernah mengalami kehamilan lebih dengan Tingkat Pengetahuan
dari sekali, yang setidaknya kehamilan Dan pengujian statistik dengan uji
pertama dapat menjadi pengalaman chi-sqaure menunjukka ada hubungan
yang terbaik terhadap perawatan diri yang signifikan antara pekerjaan
17
dengan tingkat pengetahuan ibu hamil Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
tentang pemberian vitamin K pada bayi
Jakarta: Rineka Cipta.
baru lahir. Hal ini sejalan dengan yang
Dinkes DIY. 2013. Profil Kesehatan
dikemukakan oleh (Notoatmodjo,
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
2012), yang menyatakan bahwa 2013. Yogyakarta: Dinkes Kesehatan
Daerah Istimewa Yogyakarta.
pekerjaan adalah suatu upaya yang
dijalankan oleh seseorang secara rutin Fraser, Diane M dan Cooper, Margaret A.
2011. Buku Saku Praktik Klinik
untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Kebidanan. Jakarta: EGC.
Beberapa wanita memilih bekerja
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan Asosiasi
diluar.
Institusi Pendidikan Kebidanan
Indonesia. 2012, Standar Nasional
Pendidikan Diploma III Kebidanan
KESIMPULAN
Indonesia.
Berdasarkan hasil analisis data dan http://hpeq,go.id/v2/images/ProDUK/
19.4.1-DRAF-STANDAR-
pembahasan yang telah diuraikan
PENDIDIKAN- DIPLOMA-III-
sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan KEBIDANAN-12-Sept-
2012.pdfdiakses tanggal 9 Agustus
sebagai berikut.
2014.
1. Karakteristik umur, paritas, pendidikan
Jumiati, S. 2008. Tingkat Pengetahuna Ibu
dan pekerjaan sangat berpengaruh
Hamil Tentang Pemberian Vitamin K
tentang pengetahuan pada pemberian Pada Bayi Baru Lahir di Puskesmas
Pelawan Jambi. KTI, STIKBA.
vitamin K pada bayi baru lahir.
2. Pengetahuan ibu hamil tentang Kemenkes. 2011. Pedoman Teknis
Pemberian Injeksi Vitamin K1
pemberian vitamin K pada bayi baru
Profilaksis pada bayi baru
lahir didominasi oleh responden lahir.http//www.gizikia.depkes.go.id/
download/PEDOMAN-TEKNIS-VIT-
dengan pengetahuan cukup.
K1.pdf. dinkes tanggal 13 Desember
3. Ada hubungan yang signifikan antara 2013.
karakteristik ibu hamil dengan tingkat
Ladewig, Patresia W, dkk.2006. Buku
pengetahuan tentang pemberian SakuAsuhan Ibu dan Bayi Baru Lahir.
Edisi 5. Jakarta: EGC.
vitamin K pada bayi baru lahir.
Marjati, D. 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu
Nifas Tentang Pemberian Vitamn K
DAFTAR PUSTAKA
Pada Bayi Baru Lahir di RSUD
Alwi, Hasan dkk. 2002. Kamus Besar
Pandang Arang Boyolali. KTI,
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Pustaka.
Kusuma Husada.

18
Mastidiana. 2012. Hubungan Karakteristik Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Ibu Hamil Dan Pemberian Vitamin K Prawirohardjo.
Pada Bayi Baru Lahir di Puskesmas
Isak Kecamatan Linge Aceh Tengah. Setiawan, Ari dan Saryono. 2011.
KTI, STIKES Bina Husada. Metodologi Penelitian Kebidanan
DIII, D IV, SI dan S. Yogyakarta:
Marmi, 2012. Asuhan NeonatusS Bayi. Nuha Medika.
Pustaka
Sudarti dan Afroh Fauziah. 2012. Buku
Narbuko, Cholid dan Achmadi, Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi,
H.Abu.2007. Metodologi Penelitian. dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha
Cetakan Kedelapan. Jakarta: PT Bumi Medika.
Aksara.
Sugiono. 2012. Statistik untuk Penelitian.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Bandung: Alfabeta.
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta. Tejasari. 2005. Nilai Gizi Pangan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Varney, Helena, 2009. Buku Ajaran
Jakarta: Salemba Medika. Kebidanan Volume 2. Jakarta: EGC.

Prawiharjo, S. (2008). Ilmu Kandungan. Wawan, A dan Dewi M. 2011. Teori dan
Jakarta: PT Bina Pustaka. Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
prilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha
Saifuddin, Abdul Bari. Dkk.2010. buku Medika.
panduan praktis pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal.Edisi pertama. Yuniastuti, A. 2008. Gizi dan Kesehatan,
Yogyakarta: Graha Ilmu

19

Anda mungkin juga menyukai