BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Wartonah, 2010)
Tindakan kebersihan diri banyak sekali, akan tetapi hal yang banyak
1. Kebersihan rambut
Rambut adalah mahkota bagi setiap individu oleh karena itu rambut
haruslah di rawat dengan baik, begitu juga dengan seluruh dari bagian
Kulit adalah bagian dari tubuh yang berada paling luar, dan selalu
3. Kebersihan kuku
berikut:
1.Dampak fisik
mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik oleh garukan
2.Dampak Psikososial
1. Body image
dirinya baik, misal: mandi akan membuat individu terlihat lebih segar.
10
2. Praktik sosial
3. Status sosial-ekonomi
gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang
untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan
5. Budaya
dengan rekan atau teman lain merupakan suatu hal yang biasa. Begitu
6. Kebiasaan seseorang
perawatan diri, seperti pengguanaan sabun, sampo dan lain – lain, yang
7. Kondisi fisik
± 1 minggu sekali).
b. Menggunakan pemotong kuku yang masih tajam dan bersih
c. Membiasakan untuk membersihkan kuku (saat mencuci tangan)
d. Jika kuku keras, sebaiknya direndam pada air hangat
tungau (mite) Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya yang termasuk
skabies pada predileksi kulit sedangkan sensitasi adalah proses reaksi tubuh
terhadap infestasi skabies pada kulit tersebut. Tungau ini berukuran sangat kecil
12
dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop atau bersifat mikroskopis. Penyakit
skabies sering disebut the itch, seven year itch, gudikan, gatal agogo, budukan,
hewan kepada manusia dan sebaliknya. Skabies mudah menyebar baik secara
langsung atau melalui sentuhan langsung dengan penderita maupun secara tidak
langsung melalui baju, sprei, handuk, bantal, air, atau sisir yang pernah
digunakan oleh penderita dan belum dibersihkan dan masih terdapat tungau
kondisi kebersihan diri kurang terjaga dan sanitasi yang buruk (Putri, 2008).
2.2.2 Penyebab skabies
Secara Etiologi dan Patogenesis, scabies ditularkan oleh kutu betina
yang telah dibuahi, melalui kontak fisik yang erat. Penularan melalui
pakaian dalam, handuk, seprei, tempat tidur, perabot rumah, jarang terjadi.
Kutu dapat hidup di luar kulit hanya 2-3 hari dan pada suhu kamar 21℃
dengan kelembaban relatif 40-80%. Kutu betina berukuran 0,4-0,3 mm. kutu
secara epidemiologik, distribusi scabies adalah pada seluruh negara dan apa
muncul dalam suatu siklus yang dikenal sebagai gatal tujuh tahun (Sterry,
2006), tapi ini tidak lagi terjadi. Dalam beberapa tahun terakhir, epidemik
lebih padapanti jompo, panti asuhan dan beberapa tempat yang mungkin
13
penduduk (Walton SF, 2004) imigrasi, kebersihan yang buruk, status gizi
dengan gangguan lain yang umum seperti infeksi dengan leukemia T-sel
dewasa adalah 0.3-0.4 mm panjang (Hunter, Savin dan Dahl, 2006) dan
delapan kaki. Saluran pencernaan mengisi sebagian besar tubuh dan mudah
2010). Setelah kopulasi, tungau jantan mati dan tungau betina membentuk
liang ke dalam lapisan kulit yang dangkal dan meletakkan kira-kira 60-90
dan nimfa menjadi tungau dewasa. Kurang dari 10% dari telur berkembang
mm/24 jam sepanjang batas stratum granulosum. Dideposit 1-3 telur oval
dan banyak pelet kotoran coklat (scybala) setiap hari (Behrman dalam
Munusamy, 2010). Ketika selesai bertelur, dalam 4-5 minggu, tungau betina
meninggal dalam liang itu. Telur menetas dalam 3-5 hari, melepaskan larva
dicapai dalam waktu sekitar 2-3 minggu. Setelah kopulasi terjadi, tungau
betina menyerang kulit untuk melengkapi siklus hidup. Sistem imun tubuh
tipe segera terhadap ekstrak yang dibuatdari tungau betina. Tingkat IgE
normal segera setelah perawatan. Gejala diakui berkembang jauh lebih cepat
pada waktu reinfestasi, dan ini membuktikan bahwa gejala dan lesi dari
scabies adalah hasil dari reaksi hipersensetivitas. Penyakit ini dimulai secara
pasif. Gejala berupa seperti gigitan serangga dan tampak seperti kulit
(Habif dalam Munusamy, 2010). Pasien tetap nyaman selama hari tapi gatal
waktu malam. Bagi orang dewasa, lesi kelihatan terutama pada aspek
aksila, siku, pinggang, pantat, danalat kelamin. Pruritic papula dan vesikula
di dalam skrotum dan penis laki-laki dan bagi perempuan areolae sangat
biasanya meliputi papula kecil, vesikula, dan liang. Lesi sekunder hasil
satunya manifestasi klinis dari penyakit ini. Jika demikian, diagnosis harus
tidak nampak dan harus aktif dicari. Sebuah titik hitam dapat dilihat di salah
16
2010).
Eritem dan vesikula terlihat dalam distribusi khas pada orang dewasa.
Vesikula adalah lesi diskrit diisi dengan cairan yang jelas, walaupun
mungkin muncul cairan keruh jika vesikel yang lebih dari beberapa hari tua.
reaksi hipersensitivitas. Papula yang umum pada batang penis pada pria dan
di areola pada wanita.Sifat dari lesi sekunder adalah lesi merupakan hasil
dari menggaruk, infeksi sekunder, dan atau respon kekebalan host terhadap
erythroderma, nodul prurigo, dan Pioderma. Terdapat variasi dari lesi yang
incognita merujuk pada pasien dengan personal hygiene yang baik dan
pada kedua golongan ini diagnosis dari skabiasis hanyalah berdasarkan dari
biasanya kelihatan pada bayi dengan lokasi paling sering adalah pangkal
paha, aksila, dan alat kelamin. Kadang-kadang terlihat pada orang dewasa
pada malam hari (pruritus nokturnal) atau bila cuaca panas serta pasien
berkeringat, oleh karena rasa gatal disertai gejala lainnya, biasanya timbul 3-4
minggu setelah tersensitisasi oleh produk tungau di bawah kulit. Lesi yang
timbul di kulit pada umumnya simetris dan tempat predileksi utama adalah sela
jari tangan fleksor siku dan lutut, pergelangan tangan, aerola mammae,
umbilikus, penis, aksila, abdomen, bagian bawah dan bokong. Pada anak –
anak usia kurang dari 2 tahun, lesi cenderung di seluruh ubuh, terutama kepala,
leher, telapak, tangan dan kaki, sedangkan pada anak yang lebih besar
sebagai gejala awal infestasi. Tetapi karena sangat gatal dan akibat garukan
dapat timbul erosi, pustul, ekskoriasi, kusta, dan infeksi sekunder yang
menyebabkan gambaran lesi primer tersebut menjadi kabur dan tidak khas lagi.
Juga dapat tampak vesikel di sepanjang terowongan yang pada bagian ujungnya
mengenal batas predileksi atau target zone yang disebabkan oleh reaksi alergi.
Terganggu akibat rasa gatal pada malam hari, akibatnya nafsu makan
seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi
peternak dan gembala. Gejalanya ringan, rasa gatal kurang, tidak timbul
seringdikenai adalah genitalia pria, lipat paha, dan aksila. Lesi ini dapat
dengan steroid topical yang lama dapat pula menyebabkan lesi bertambah
hebat. Hal ini mungkin di sebabkan oleh karena penurunan respons imun
seluler.
6. Scabies terbaring di tempat tidur (bed-ridden)
Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus
penyakitnya ke orang banyak. Sering terdapat pada orang tua dan orang
ova, atau scybala (pelet tinja) dalam mengorek kulit. Selain itu,
2009).
Selain itu penggunaan alat seperti Dermoskopi
bagian anterior dari tungau termasuk bagian mulut dan 2 pasang kaki
depan. Aspek ini telah digambarkan sebagai pesawat jet mirip dengan
, dan liang. Kulit dikorek diletakkan pada slide kaca, ditutupi dengan
tetrasiklin Topical untuk uji tinta liang. Setelah aplikasi dan penghapusan
dan dalam terdiri dari limfosit, histiosit, sel mast, dan eosinofil.
dan neutrofil sesekali hadir. Biopsi dari lesi yang lebih tua tidak berguna
spontan.
2.2.7 Penatalaksanaan skabies
Penatalaksaan berupa 5% pimetrin atau krim permetrin (Elimite)
(Eurax) untuk bayi di bawah 2 bulan. Mandi air hangat sebelum aplikasi
21
dicuci selalu dengan air panas. Untuk kasus resisten atau epidemic,
atau telur yang masih ada. Hilangkan fomites dengan mencuci pakaian
dan alas tidur dan panas pengeringan (lebih dari 50 º C) atau dengan
pasien mengalami bentuk ekstrim dari penyakit ini, yaitu crusted scabies,
kulit yang parah dan hiperkeratosis (Walton SF, 2004). Prognosis sangat
baik dengan diagnosa yang tepat dan perawatan pada orang yang sehat.
1) Menjaga kebersihan kulit dengan cara mandi minimal dua kali sehari
2) Mencuci tangan dan kaki dan menjaga agar tangan dan kali tidak
dan kandangnya.
rumah.
sejumlah individu yang beradadi suatu ruang atau wilayah tertentu dan
lebih bersifat fisik. Suatu Keadaan dikatakan lebih bersifat padat bila
23
meter persegi per orang merupakan faktor resiko yang bermakna baik
agresivitas atau menjadi sangat turun yaitu berdiam diri atau murung bila
wanita. Pria bereaksi lebih negatif terhadap anggota kelompok baik, pada
pada individu.