PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Menemukan Masalah
Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan hygiene yang baik. Manusia
perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri (personal hygine) agar
tetap sehat, tidak berbau, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman
penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain. Kebersihan badan meliputi
kebersihan diri sendiri, seperti mandi, gosok gigi, mencuci tangan, menggunting
kuku, dan memakai pakaian yang bersih.
Kebersihan merupakan sebagian daripada iman. Kebersihan pun merupakan
kunci dari kesehatan, dan kesehatan termasuk kedalam salah satu dari sepeuluh
segi kehidupan keluarga. Kebersihan seseorang dapat tercermin dari pakaiannya
(penampilan luarnya), karena penampilan luar seseorang merupakan hal yang
pertama kali bisa dilihat oleh orang lain.
Membiasakan hidup bersih pada anak-anak harus dilakukan sejak dini
melalui pembelajaran yang efektif. Mengajarkan tentang kebersihan, terutama
kebersihan diri, berarti mengajarkan kebiasaan yang amat penting untuk
menghindari dan mencegah penyebaran penyakit sehingga kesehatan anak bisa
lebih terjaga. Mengajarkan kebersihan diri sejak dini memang sangat
penting, karena gangguan kesehatan yang terkait dengan masalah kebersihan diri
memang banyak terjadi pada anak-anak. Berangkat dari permasalahan tersebut,
maka perlu adanya suatu treatment guna memberikan pembiasaan perawatan diri
pada anak-anak sejak dini.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anna Nurjannah, dkk di
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jati Nangor diketahui sebanyak 3,2% responden
termasuk kedalam kategori hygiene dan 96,8% tidak hygiene. Sebanyak 48,4%
responden memiliki rambut hygiene, 69% mata hygiene, 25%
telinga hygiene, 11,1% mulut dan gigi hygiene, 31,7% kulit hygiene, dan 30,2%
kuku tangan dan kaki hygiene. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
personal hygiene responden masih rendah. Oleh karena itu, diperlukan tindakan
intervensi baik dari orang tua, guru atau siapapun untuk pendidikan dan
penyuluhan mengenai pembiasaan kebersihan diri (personal hygiene) pada anak.
2. Tatanan sekolah
Indikator kebersihan diri di sekolah antara lain:
a. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.
Sebab air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri
penyebab penyakit, bila digunakan maka kuman dan bakteri berpindah ke
tangan. Pada saat makan kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang
bisa menimbulkan penyakit antara lain diare, thypus, cacingan, flu burung
dll.
b. Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.
Jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu apakah bahan
tambahan makanan (BTM) yang digunakan seperti zat pewarna, pengawet,
pemanis dan bumbu penyedapnya aman untuk kesehatan atau tidak.
c. Menggunakan sampah pada tempatnya
Sampah akan menjadi tempat berkembang biak serangga dan tikus, menjadi
sumber polusi dan pencemaran terhadap tanah, air dan udara.Sampah
menjadi media perkembangan kuman-kuman penyakit yang dapat
membahayakan kesehatan. Dan sampah juga bisa menimbulkan kecelakaan
dan kebakaran.
d. Olah raga yang teratur dan terukur.
Manfaat olah raga yang teratur antara lain berat badan terkendali, otot lebih
lentur dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan proporsional, daya
tahan tubuh terhadap penyakit lebih baik dan menghindarkan diri dari
penyakit jantung, osteoporosis, diabetes, stroke dan hipertensi.
e. memberantas jentik nyamuk.
Untuk memutuskan mata rantai siklus hidup nyamuk, sehingga nyamuk
tidak berkembang di lingkungan sekolah. Khususnya jentik nyamuk Aedes
aeghypty yang menyebabkan penyakit DBD, karena nyamuk ini menggigit
pada siang hari dimana siswa sedang belajar.
Perlu dilakukan kegiatan 3 m yaitu, menguras tempat-tempat penampungan
air seminggu sekali seperti vas bunga,bak mandi dll , menutup tempat-
tempat penampungan air dengan rapat dan mengubur barang bekas yang
dapat menampung air hujan.
f. Tidak merokok.
Karena banyak sekali efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok, antara lain
terjangkit penyakit kanker paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, batuk
kronis, kelainan kehamilan, katarak, kerusakan gigi, dan efek ketagihan
serta ketergantungan terhadap rokok.
Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 bahan kimia dan 43 senyawa
yang terbukti menyebabkan kanker. Bahan utama rokok terdiri dari nikotin,
tar dan CO.
g. menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan,
Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta status gizi.
Agar pertumbuhan anak dapat berkembang secara optimal.
h. Menggunakan jamban.
Untuk menjaga agar lingkungan selalu bersih, sehat dan tidak berbau.
Supaya tidak mencemari sumber air dilingkungan sekitar.
Dan juga agar tidak mengundang datangnya serangga kecoa/ lalat yang
dapat menjadi vektor penyakit seperti diare, cholera, disentri, thypus,
cacingan dll.