6. Bidan F bekerja sebagai bidan PTT di Desa Grogoi yang melayani kelu¬arga dan
masyarakat di wilayah tersebut. Bidan F memberikan penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat setiap minggu satu kali. Sebanyak 40% per¬salinan masih ditolong oleh
dukun bayi. Mayoritas masyarakat desa masih percaya kepada takhayul. Bidan F
disebut sebagai?
a. Bidan produktif
b. Bidan komunitas..
c. Bidan profesional
d. Bidan praktik swasta
e. Bidan praktik mandiri
7. Bidan F bekerja sebagai bidan PTT di Desa Grogoi yang melayani kelu¬arga dan
masyarakat di wilayah tersebut. Bidan F memberikan penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat setiap minggu satu kali. Sebanyak 40% per¬salinan masih ditolong oleh
dukun bayi. Mayoritas masyarakat desa masih percaya kepada takhayul. Peran
bidan F sebagai pendidik ditunjukkan dalam?
a. Praktik PTT
b. Praktik swasta
c. Praktik mandiri
d. Penyuluhan Kesehatan..
e. Lingkup pelayanan yang diberikan
8. Bidan F bekerja sebagai bidan PTT di Desa Grogoi yang melayani kelu¬arga dan
masyarakat di wilayah tersebut. Bidan F memberikan penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat setiap minggu satu kali. Sebanyak 40% per¬salinan masih ditolong oleh
dukun bayi. Mayoritas masyarakat desa masih percaya kepada takhayul. Kegiatan
bidan F yang menunjukkan sebagai pengelola adalah?
a. Rujukan
b. Penyuluhan
c. Kolaboratif
d. Praktik swasta
e. Praktik mandiri..
9. Bidan F bekerja sebagai bidan PTT di Desa Grogoi yang melayani kelu¬arga dan
masyarakat di wilayah tersebut. Bidan F memberikan penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat setiap minggu satu kali. Sebanyak 40% per¬salinan masih ditolong oleh
dukun bayi. Mayoritas masyarakat desa masih percaya kepada takhayul. Masalah
kebidanan di desa Grogol adalah?
a. Tingginya angka kematlan ibu
b. Hanya ada satu bidan PTT di desa Grogol
c. Kepercayaan masyarakat terhadap takhayul
d. Pertolongan persalinan oleh tenaga non Kesehatan..
e. Penyuluhan kesehatan dilakukan hanya seminggu sekali
10. Bidan F bekerja sebagai bidan PTT di Desa Grogoi yang melayani kelu¬arga
dan masyarakat di wilayah tersebut. Bidan F memberikan penyuluhan kesehatan
kepada masyarakat setiap minggu satu kali. Sebanyak 40% per¬salinan masih
ditolong oleh dukun bayi. Mayoritas masyarakat desa masih percaya kepada
takhayul. Tindakan bidan F pada kasus di atas adalah?
a. Melatih dukun bayi
b. Menghilangkan kepercayaan takhayul
c. Mengusulkan tambah tenaga bidan desa
d. Menganjurkan mencari pertolongan persalinan oleh bidan..
e. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat setiap hari
11. Bidan L, yang bertugas di Desa Agarai melakukan kunjungan rumah pada Ny. C,
umur 23 tahun, P1 A0 yang telah melahirkan 1 minggu yang lalu. Dari hasil
pemeriksaan ada jahitan perineum. Ny. C sangat taat terhadap budaya keluarga
yang melarang tidak boleh makan ikan dan telur. Bayi sudah diberi makan pisang
dan setiap hari dimandikan oleh dukun bayi setempat. Rumah Ny. C berjarak 3 km
dari Polindes yang hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki. Masalah pada Ny. C
yang merugikan kesehatan adalah?
a. Kelahiran anak pertama
b. Ny. C taat terhadap budaya..
c. Jahitan perineum pada Ny. C
d. Jarak rumah Ny. C dengan Polindes
e. Masih ada dukun bayi di desa Agarai
12. Bidan L, yang bertugas di Desa Agarai melakukan kunjungan rumah pada Ny. C,
umur 23 tahun, P1 A0 yang telah melahirkan 1 minggu yang lalu. Dari hasil
pemeriksaan ada jahitan perineum. Ny. C sangat taat terhadap budaya keluarga
yang melarang tidak boleh makan ikan dan telur. Bayi sudah diberi makan pisang
dan setiap hari dimandikan oleh dukun bayi setempat. Rumah Ny. C berjarak 3 km
dari Polindes yang hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki. Langkah pertama yang
dilakukan bidan L untuk bayi Ny. C adalah?
a. Memberikan imunisasi
b. Menindik pada telinga bayi
c. Memberikan ASI eksklusif
d. Memandikan bayi setiap hari
e. Memeriksa tali pusat pada bayi..
13. Bidan L, yang bertugas di Desa Agarai melakukan kunjungan rumah pada Ny. C,
umur 23 tahun, P1 A0 yang telah melahirkan 1 minggu yang lalu. Dari hasil
pemeriksaan ada jahitan perineum. Ny. C sangat taat terhadap budaya keluarga
yang melarang tidak boleh makan ikan dan telur. Bayi sudah diberi makan pisang
dan setiap hari dimandikan oleh dukun bayi setempat. Rumah Ny. C berjarak 3 km
dari Polindes yang hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki. Tindakan prioritas yang
dilakukan oleh bidan L untuk Ny. C adalah?
a. Menganjurkan ibu untuk KB
b. Melakukan perawatan perineum
c. Mengajari cara memandikan bayi
d. Mengajari cara merawat tali pusat
e. Pendidikan kesehatan tentang gizi ibu nifas
14. Bidan L, yang bertugas di Desa Agarai melakukan kunjungan rumah pada Ny. C,
umur 23 tahun, P1 A0 yang telah melahirkan 1 minggu yang lalu. Dari hasil
pemeriksaan ada jahitan perineum. Ny. C sangat taat terhadap budaya keluarga
yang melarang tidak boleh makan ikan dan telur. Bayi sudah diberi makan pisang
dan setiap hari dimandikan oleh dukun bayi setempat. Rumah Ny. C berjarak 3 km
dari Polindes yang hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki. Akibat lanjut apabila Ny.
C taat terhadap budaya keluarga yang salah adalah?
a. Pandangan menjadi kabur
b. Berat badan Ny C menurun
c. Timbul perdarahan postpartum
d. Timbul komplikasi dan keganasan
e. Penyembuhan masa nifas menjadi lebih lama
15. Bidan L, yang bertugas di Desa Agarai melakukan kunjungan rumah pada Ny. C,
umur 23 tahun, P1 A0 yang telah melahirkan 1 minggu yang lalu. Dari hasil
pemeriksaan ada jahitan perineum. Ny. C sangat taat terhadap budaya keluarga
yang melarang tidak boleh makan ikan dan telur. Bayi sudah diberi makan pisang
dan setiap hari dimandikan oleh dukun bayi setempat. Rumah Ny. C berjarak 3 km
dari Polindes yang hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki. Pencatatan pelaporan
kunjungan ulang Ny. C pada?
a. Kohort ibu..
b. Kohort KB
c. Kohort bayi
d. Kohort anak balita
e. Sistem informasi Posyandu
22. Ny. A melakukan periksa hamil ke Polindes pada tanggal 14 Agustus 2011. Haid
terakhir tanggal 2 Desember 2010, Kunjungan I umur kehamilan 21 minggu,
kunjungan II umur 24 minggu, kunjungan III umur hamil 30 minggu dan mendapat 30
tablet Fe. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan Ny. A 145 cm, berat
badan 45 kg dan LILA 22 cm. Apakah simbol dalam kohort untuk pemberian tablet
Fe?
a. Arsir
b. Kotak
c. Bintang..
d. Segitiga
e. Lingkaran
23. Ny. A melakukan periksa hamil ke Polindes pada tanggal 14 Agustus 2011. Haid
terakhir tanggal 2 Desember 2010, Kunjungan I umur kehamilan 21 minggu,
kunjungan II umur 24 minggu, kunjungan III umur hamil 30 minggu dan mendapat 30
tablet Fe. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan Ny. A 145 cm, berat
badan 45 kg dan LILA 22 cm. Dari hasil pemeriksaan fisik maka Ny. A yang
termasuk factor risiko adalah?
a. Lila..
b. Tinggi Badan
c. Berat Badan
d. Tablet Fe
e. Usia
24. Ny. A melakukan periksa hamil ke Polindes pada tanggal 14 Agustus 2011. Haid
terakhir tanggal 2 Desember 2010, Kunjungan I umur kehamilan 21 minggu,
kunjungan II umur 24 minggu, kunjungan III umur hamil 30 minggu dan mendapat 30
tablet Fe. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan Ny. A 145 cm, berat
badan 45 kg dan LILA 22 cm.Pemeriksaan lanjut yang berkaitan dengan factor risiko
dalam kehamilan Ny. A adalah?
a. Kadar Hb
b. Memeriksa TBJ..
c. Mengobservasi DJJ
d. Memeriksa posisi janin
e. Memeriksa urine reduksi
25. Ny. A melakukan periksa hamil ke Polindes pada tanggal 14 Agustus 2011. Haid
terakhir tanggal 2 Desember 2010, Kunjungan I umur kehamilan 21 minggu,
kunjungan II umur 24 minggu, kunjungan III umur hamil 30 minggu dan mendapat 30
tablet Fe. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan Ny. A 145 cm, berat
badan 45 kg dan LILA 22 cm. Prioritas persiapan persalinan yang harus
dikomunikasikan kepada Ny. A adalah menyiapkan?
a. Nama bayi
b. Pakaian ibu
c. Pakaian bayi
d. Sarana transportasi..
e. Kader untuk mendampingi
26. Bidan N sudah 3 tahun dinas di Puskesmas Kecamatan Branti. Pada ta¬hun
2010 ada kejadian 35% abortus provokatus akibat kehamilan yang tidak dikehendaki
pada pasangan umur subur (PUS) dan 50%-nya terjadi perdara¬han yang berbau
busuk. Praktik aborsi banyak dilakukan oleh dukun. Materi yang cocok untuk
penyuluhan di Kecamatan Branti sesuai dengan masalah Kesehatan?
a. Jenis-jenis abortus
b. Aborsi yang aman
c. Pernikahan umur dini
d. Umur reproduksi sehat
e. Penggunaan alat kontrasepsi..
27. Bidan N sudah 3 tahun dinas di Puskesmas Kecamatan Branti. Pada ta¬hun
2010 ada kejadian 35% abortus provokatus akibat kehamilan yang tidak dikehendaki
pada pasangan umur subur (PUS) dan 50%-nya terjadi perdara¬han yang berbau
busuk. Praktik aborsi banyak dilakukan oleh dukun. Tindakan kebidanan yang perlu
dilakukan pada kasus di kecamatan Branti adalah?
a. Pelatihan untuk dukun bayi
b. Penyuluhan kesehatan reproduksi
c. Penyuluhan penundaan umur menikah
d. Penyuluhan penyakit menular seksual
e. Penyuluhan macam-macam kontrasepsi..
28. Bidan N sudah 3 tahun dinas di Puskesmas Kecamatan Branti. Pada ta¬hun
2010 ada kejadian 35% abortus provokatus akibat kehamilan yang tidak dikehendaki
pada pasangan umur subur (PUS) dan 50%-nya terjadi perdara¬han yang berbau
busuk. Praktik aborsi banyak dilakukan oleh dukun. Peran serta masyarakat untuk
mencegah kematian ibu di Kecamatan Branti yang diharapkan adalah?
a. Pembentukan tabulin
b. Donor darah masyarakat
c. Menyiapkan transportasi
d. Mewaspadai 4 kehamilan “TERLALU”..
e. Mewaspadai kehamilan dengan risiko tinggi
29. Bidan N sudah 3 tahun dinas di Puskesmas Kecamatan Branti. Pada ta¬hun
2010 ada kejadian 35% abortus provokatus akibat kehamilan yang tidak dikehendaki
pada pasangan umur subur (PUS) dan 50%-nya terjadi perdara¬han yang berbau
busuk. Praktik aborsi banyak dilakukan oleh dukun. Permasalahan yang terjadi di
kecamatan Branti?
a. Abortus infeksius..
b. Abortus insipiens
c. Abortus habitualis
d. Abortus kompletus
e. Abortus inkomplitus
30. Bidan N sudah 3 tahun dinas di Puskesmas Kecamatan Branti. Pada ta¬hun
2010 ada kejadian 35% abortus provokatus akibat kehamilan yang tidak dikehendaki
pada pasangan umur subur (PUS) dan 50%-nya terjadi perdara¬han yang berbau
busuk. Praktik aborsi banyak dilakukan oleh dukun. Upaya safemotherhood yang
perlu digerakkan di kecamatan Branti adalah pilar?
a. Satu..
b. Dua
c. Tiga
d. Empat
e. Satu dan empat
31. Saudara sebagai bidan di Desa Asri, cakupan akseptor 50% dari semua PUS,
ada Posyandu dan Poliklinik Kesehatan Desa tetapi masih belum berjalan teratur,
cakupan D/S 50%. Kader sudah berusaha menjalankan kegiatan yang ada. Apakah
masalah utama yang terjadi pada Desa Asri?
a. Rendahnya jumlah Poliklinik Kesehatan Desa
b. Kurangnya potensi masyarakat
c. Rendahnya peran serta masyarakat..
d. Kurangnya kesadaran pasangan umur subur
e. Rendahnya status kesehatan masyarakat
32. Saudara sebagai bidan di Desa Asri, cakupan akseptor 50% dari semua PUS,
ada Posyandu dan Poliklinik Kesehatan Desa tetapi masih belum berjalan teratur,
cakupan D/S 50%. Kader sudah berusaha menjalankan kegiatan yang ada.
Bagaimana pemecahan masalah pada tahap awal?
a. Menambah jumlah Poliklinik Kesehatan Desa
b. Pelatihan kader kesehatan
c. Pendekatan tokoh masyarakat..
d. Memberi penyuluhan tentang KB
e. Mengaktifkan fasilitas pelayanan Kesehatan
33. Saudara sebagai bidan di Desa Asri, cakupan akseptor 50% dari semua PUS,
ada Posyandu dan Poliklinik Kesehatan Desa tetapi masih belum berjalan teratur,
cakupan D/S 50%. Kader sudah berusaha menjalankan kegiatan yang ada.
Kebutuhan kesehatan utama mayarakat Desa Asri adalah?
a. KB..
b. Bayi dan balita
c. Kesehatan lansia
d. Kesehatan umum
e. Kesehatan ibu dan anak
34. Saudara sebagai bidan di Desa Asri, cakupan akseptor 50% dari semua PUS,
ada Posyandu dan Poliklinik Kesehatan Desa tetapi masih belum berjalan teratur,
cakupan D/S 50%. Kader sudah berusaha menjalankan kegiatan yang ada. Untuk
mengetahui masalah kesehatan di desa tersebut adalah?
a. Pelatihan kader
b. Kunjungan rumah
c. Pelayanan jampersal
d. Musyawarah masyarakat desa..
e. Anjangsana ke desa lain yang lebih maju
35. Saudara sebagai bidan di Desa Asri, cakupan akseptor 50% dari semua PUS,
ada Posyandu dan Poliklinik Kesehatan Desa tetapi masih belum berjalan teratur,
cakupan D/S 50%. Kader sudah berusaha menjalankan kegiatan yang ada. Tindak
lanjut pemecahan masalah dl desa tersebut adalah?
a. Pelatihan kader
b. Mengadakan safari KB
c. Mengaktifkan provider
d. Pemahaman tentang KB..
e. Mengaktifkan fasilitas pelayanan Kesehatan
36. Bidan S adalah bidan baru di Desa Sukamaju. Desa tersebut sangat jauh dari
kota, jarak ke tempat pelayanan kesehatan Puskesmas 20 km. Lingkungan desa
kurang sehat. Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah pet¬ani yang sangat
menjunjung tinggi norma adat yang masih kolot. Banyak ibu hamil pantang makanan
yang mengandung protein hewani, 40% ibu hamil mengalami anemia. Sasaran
utama tugas bidan S di Desa Sukamaju adalah?
a. Individu
b. Keluarga
c. Kelompok
d. Masyarakat
e. Ibu dan anak..
37. Bidan S adalah bidan baru di Desa Sukamaju. Desa tersebut sangat jauh dari
kota, jarak ke tempat pelayanan kesehatan Puskesmas 20 km. Lingkungan desa
kurang sehat. Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah pet¬ani yang sangat
menjunjung tinggi norma adat yang masih kolot. Banyak ibu hamil pantang makanan
yang mengandung protein hewani, 40% ibu hamil mengalami anemia. Tindakan
pertama yang harus dilakukan oleh bidan S adalah?
a. Memberikan penyuluhan tentang gizi
b. Melakukan kunjungan rumah penduduk
c. Memberikan penyuluhan tentang kesehatan
d. Melakukan kerja sama dengan Puskesmas setempat
e. Melakukan pendekatan dengan tokoh adat setempat..
38. Bidan S adalah bidan baru di Desa Sukamaju. Desa tersebut sangat jauh dari
kota, jarak ke tempat pelayanan kesehatan Puskesmas 20 km. Lingkun¬gan desa
kurang sehat. Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah petani yang sangat
menjunjung tinggi norma adat yang masih kolot. Banyak ibu hamil pantang makanan
yang mengandung protein hewani, 40% ibu hamil mengalami anemia. Tujuan utama
asuhan kebidanan komunitas yang dikerjakan oleh bidan S adalah?
a. Terwujudnya desa yang sehat..
b. Kepuasan ibu, keluarga, dan bidan
c. Keputusan ditetapkan oleh kepala keluarga
d. Ada rasa percaya diri pada penerima asuhan
e. Kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi menu seimbang
39. Bidan S adalah bidan baru di Desa Sukamaju. Desa tersebut sangat jauh dari
kota, jarak ke tempat pelayanan kesehatan Puskesmas 20 km. Lingkun¬gan desa
kurang sehat. Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah petani yang sangat
menjunjung tinggi norma adat yang masih kolot. Banyak ibu hamil pantang makanan
yang mengandung protein hewani, 40% ibu hamil mengalami anemia. Upaya yang
harus dilakukan bidan S dalam mengatasi masalah komuni¬tas di Desa Sukamaju
adalah?
a. Penyuluhan KB
b. Penyuluhan tokoh agama
c. Penyuluhan sosial budaya
d. Penyuluhan kebutuhan gizi..
e. Penyuluhan kesehatan lingkungan
40. Bidan S adalah bidan baru di Desa Sukamaju. Desa tersebut sangat jauh dari
kota, jarak ke tempat pelayanan kesehatan Puskesmas 20 km. Lingkungan desa
kurang sehat. Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah pet¬ani yang sangat
menjunjung tinggi norma adat yang masih kolot. Banyak ibu hamil pantang makanan
yang mengandung protein hewani, 40% ibu hamil mengalami anemia.
Permasalahan mendasar kebidanan komunitas di Desa Sukamaju adalah?
a. Sosial ekonomi
b. Keadaan lingkungan
c. Jarak Puskesmas jauh
d. Pendidikan yang rendah
e. Social budaya masyarakat setempat..
46. Bidan S dinas di Kecamatan Suka Makmur sudah 5 tahun. Data tahun lalu, 30%
kematian ibu disebabkan perdarahan. Persalinan 60% ditolong bidan. Sebagian
besar ibu hamil bekerja sebagai buruh tani, 25% menderita anemia, pencapaian
pemberian tablet Fe sebasar 80%. Bidan S di Desa Suka Makmur dapat
melaksanakan ANC terintegrasi, salah satunya dengan pemeriksaan?
a. Berat badan
b. Lila ibu hamil..
c. Tinggi badan
d. Darah untuk pembekuan darah
e. Faeces untuk mendeteksi kecacingan
47. Bidan S dinas di Kecamatan Suka Makmur sudah 5 tahun. Data tahun lalu, 30%
kematian ibu disebabkan perdarahan. Persalinan 60% ditolong bidan. Sebagian
besar ibu hamil bekerja sebagai buruh tani, 25% menderita anemia, pencapaian
pemberian tablet Fe sebasar 80%. Kematian Ibu bersalin di Desa Suka Makmur
sangat berkaitan dengan komplikasi dari?
a. Sepsis
b. Infeksi
c. Anemia
d. Eklampsia
e. Perdarahan..
48. Bidan S dinas di Kecamatan Suka Makmur sudah 5 tahun. Data tahun lalu, 30%
kematian ibu disebabkan perdarahan. Persalinan 60% ditolong bidan. Sebagian
besar ibu hamil bekerja sebagai buruh tani, 25% menderita anemia, pencapaian
pemberian tablet Fe sebasar 80%. Untuk mengurangi kematian ibu bersalin di
Kecamatan Suka Makmur, setiap persalinan perlu di deteksi dini dengan?
a. Dirujuk ke rumah sakit
b. Pendampingan persalinan
c. Pengaturan posisi saat persalinan
d. Lakukan manajemen aktif kala III
e. pantau persalinan dengan partograph..
49. Bidan S dinas di Kecamatan Suka Makmur sudah 5 tahun. Data tahun lalu, 30%
kematian ibu disebabkan perdarahan. Persalinan 60% ditolong bi¬dan. Sebagian
besar ibu hamil bekerja sebagai buruh tani, 25% menderita anemia, pencapaian
pemberian tablet Fe sebasar 80%. Peran serta masyarakat yang diperlukan untuk
menurunkan angka kematian ibu di Kecamatan Suka Makmur adalah?
a. Menambah jumlah kader
b. Menyiapkan desa KPKIA (Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak)
c. Mengadakan desa siaga..
d. Memberikan penyuluhan kesehatan
e. Memotivasi ibu untuk datang Posyandu
51. Seorang bidan Desa sedang melakukan pengkajian pada Desa binaannya,
didapatkan data bahwa di desa tersebut banyak terjadi kasus anemia sekitar 40%
dari usia reproduktif, sehingga banyak terjadi kelahiran bayi berat badan lahir rendah
(BBLR). Masyarakat jarang makan ikan atau daging karena daya beli masyarakat
kurang. Rencana asuhan apakah yang paling tepat dilakukan pada kasus tersebut?
a. Penyuluhan
b. Konseling nutrisi
c. Mencari donator tetap
d. Pemberdayaan ekonomi..
e. Pendekatan tokoh masyarakat
52. Seorang perempuan, umur 27 tahun, G2P0A1 hamil 36 minggu, datang ke
Poskesdes untuk memeriksakan kehamilannya. Hasil anamnesis: Ibu memberikan
ASI eksklusif pada anak pertamanya dan telah diberikan imunisasi TT pada umur
kehamilan 20 minggu. Hasil pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, N 80x/menit, P 20
x/menit. S 36,7oC. TFU 32 cm, presentasi kepala belum masuk PAP, Puki, DJJ
140x/menit. Rencana asuhan apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
a. Edukasi gizi seimbang
b. Diskusi persiapan laktasi
c. Informasi tanda bahaya trimester 3
d. Konseling persiapan pendamping persalinan
e. Memberikan suntikan tetanus toksoid ke dua
53. Seorang bidan melakukan kunjungan rumah pada ibu hamil, umur 24 tahun
G1P0A0 usia kehamilan 10 minggu dengan keluhan mual muntah di pagi hari sejak
1 minggu yang lalu. Hasil pemeriksaan: TD 110/80 mmHg, N, 88 x/menit, S 36,50C,
P 20 x/menit, TFU belum teraba, HCG urin test (+). Anjuran apakah yang paling
tepat pada kasus tersebut?
a. Makan sering dengan porsi kecil
b. Menghindari makanan yang terasa pedas
c. Menganjurkan makanan tinggi karbohidrat
d. Mengkonsumsi buah yang mengandung vitamin C
e. Meningkatkan frekuensi makan makanan berlemak
54. Seorang bidan Desa bertugas melakukan pencatatan dan pelaporan melalui
PWS KIA. Dalam pencatatan tersebut diketahui data cakupan K1 bulan ini adalah
85%, data cakupan K1 bulan lalu 75%. Target K1 di wilayah tersebut adalah 60%.
Apakah kesimpulan terhadap status cakupan K1 di wilayah tersebut?
a. Baik..
b. Jelek
c. Cukup
d. Kurang
e. Meningkat
55. Seorang bidan bertugas melakukan pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan
yang dilakukan dan situasi kesehatan ibu dan anak melalui PWS KIA. Hasil
pencatatan PWS KIA tersebut di sajikan dalam bentuk grafik untuk kebutuhan
pelaporan. Saat ini bidan sedang membuat grafik tentang kunjungan nifas yang
dilayani 3 x oleh tenaga Kesehatan Apakah grafik yang akan dibuat bidan pada
kasus tersebut?
a. K1
b. K4
c. KF..
d. KN1
e. KN2
56. Seorang bayi laki-laki, umur 1 tahun, dibawa ibunya ke posyandu untuk
penimbangan. Hasil anamnesis: bayi belum bisa berjalan. Hasil pemeriksaan:
kesadaran: CM, BB 9 Kg, PB 75 cm, S 36,7°C, P 32x/menit. Hasil jawaban ya pada
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) berjumlah 7. Kesimpulan tumbuh
kembang apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Pertumbuhan normal dan perkembangan menyimpang
b. Pertumbuhan normal dan perkembangan meragukan
c. Pertumbuhan kurang dan perkembangan meragukan
d. Pertumbuhan dan perkembangan tidak normal
e. Pertumbuhan dan perkembangan sesuai Usia
57. Seorang bayi laki-laki, umur 2 tahun, dibawa ibunya ke posyandu untuk
penimbangan. Hasil anamnesis: bayi sehat tidak ada keluhan. Hasil pemeriksaan:
kesadaran: CM, BB 10,5 Kg, PB 84 cm, S 36,8°C, P 30 x/menit. Hasil jawaban ya
pada Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) berjumlah 8. Tindakan apakah
yang paling tepat dilakukan pada kasus tersebut?
a. Anjurkan konsultasi dengan dokter sesialis anak
b. Penimbangan kembali 1 bulan yang akan datang
c. Evaluasi perkembangan 3 bulan kemudian
d. Evaluasi KPSP ulang 2 minggu kemudian..
e. Konsultasi dengan ahli gizi
58. Seorang bayi laki-laki, umur 6 bulan, dibawa ibunya ke posyandu untuk
penimbangan. Hasil anamnesis: bayi sehat, tidak ada keluhan, serta menyusu kuat,
riwayat imunisasi sebelumnya BCG, Polio 1-4, DPT 1-3, Hep.B 1-3. Hasil
pemeriksaan: kesadaran: CM, BB 7,5 Kg, PB 66 cm, S 36,8°C, P 34 x/menit,
jawaban ya pada KPSP adalah 9. Umur berapakah bayi tersebut dijadwalkan
dipantau kembali tumbuh kembangnya?
a. 7 bulan
b. 8 Bulan
c. 9 bulan..
d. 10 bulan
e. 11 bulan
59. Seorang bidan melakukan pengkajian pada desa binaannya. Data yang
diperoleh banyak perempuan yang menjadi PSK sekitar 40% dari usia reproduktif,
sehingga banyak terjadi infeksi menular seksual (IMS), bahkan kasus blenore.
Masyarakat berfikir kondisi yang terjadi adalah hal biasa dan pelaku merupakan
pahlawan keluarga. Tindakan awal apakah yang paling tepat dilakukan pada kasus
tersebut?
a. Penyuluhan
b. Pendekatan tokoh masyarakat
c. Pemberdayaan ekonomi keluarga
d. Mengembangkan kegiatan rohani
e. Kerjasama dengan pihak kepolisian
60. Berdasarkan hasil survey pada sebuah Desa, didapatkan data bahwa 65% WUS
di Desa tersebut memiliki faktor risiko kanker serviks, namun dari data cakupan
pemeriksaan IVA tes hanya 5% saja yang berpartisipasi pada program tersebut di
Puskesmas. Sebagian besar WUS lainnya tidak berpartisipasi karena tidak
mengetahui tentang IVA test dan tidak punya biaya ke Puskesmas untuk
memeriksakan diri. Tindakan apakah yang paling tepat sesuai kasus tersebut?
a. Edukasi..
b. Konseling
c. Sosialisasi BPJS
d. Melaporkan pada Dinas Sosial
e. Pendekatan kepada tokoh masyarakat