Anda di halaman 1dari 14

Metode Pembelajaran

Bermain Peran
Anggota
Kelompok :
Fransiska Nurindah (K5419031)
Ilham Caesar G (K5419040)
Isna Irmawati (K5419044)
M. Fadhil Nur Fikri (K5419055)
Bermain Peran
● Metode bermain peran (the role playing Methode) merupakan
moMetodeembelajaran yang menekankan aspek motorik dan aspek
kognitif yang mengedepankan kegiatan diskusi secara berkelompok
dalam bentuk pemeranan/pementasan ke arah situasi nyata yang
terjadi di lingkungan siswa.

● Metode bermain peran dapat membantu siswa untuk memahami,


berpikir, dan bertindak sebagaimana orang lain lakukan. Dengan
demikian, siswa mampu mempelajari perbedaan dan persamaan
tingkah laku orang lain dan diharapkan dapat menerapkan hasil
belajar ini ke dalam situasi kehidupan yang nyata.
ASPEK-
01 ASPEK
Mengambil peran (Role Taking)
Tekanan ekspektasi-ekspektasi sosial terhadap pemeran peran. Contohnya
adalah pada hubungan keluarga (apa yang harus dikerjakan anak perempuan).

Membuat peran (Role Marking)


02 Kemampuan pemegang peran untuk berubah secara dramatis dari satu peran ke
peran yang lain dan menciptakan serta memodifikasi peran.

Tawar-menawar peran (Role Negotitation)


03 Tingkat dimana peran-peran dinegosiasikan dengan pemegang peran yang lain
dalam parameter dan hambatan interaksi sosial.
Tujuan Bermain Peran
Metode bermain peran dalam proses pembelajaran bertujuan agar siswa dapat
mendramatisasikan tingkah laku, atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan
sosial atau manusia. Menurut Saefuddin dan Berdiati (2014), metode pembelajaran bermain
peran memiliki tujuan sebagai berikut:
• Memberikan pengalaman konkret dari apa yang telah dipelajari.
• Mengilustrasikan prinsip-prinsip dari materi pembelajaran.
• Menumbuhkan kepekaan terhadap masalah-masalah hubungan sosial.
• Menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa.
• Menyediakan sarana untuk mengekspresikan perasaan yang tersembunyi dibalik suatu
keinginan.
Hamalik (dalam Sutino, 2011:31) menyatakan tujuan bermain peran harus sesuai dengan
jenis belajar, yaitu sebagai berikut
1. Belajar dengan berbuat, yaiitu melakukan peranan tertentu sesuai dengan kenyataan
yang sesungguhnya. Tujuannnya untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan
interaktif atau reaktif
2. Belajar melalui peniruan, yaitu pengamat (siswa) menyamakan diri dengan pelaku
dan tingkah laku pemeran.
3. Belajar melalui balikan, pangamat menanggapi perilaku para pemain peran yang telah
ditampilkan
4. Belajar melalui pengkajian, penilalian, dan pengulangan yaitu pemeran dapat
memperbaiki keterampilan-keterampilan mereka dengan mengulanginya dalam
penampilan berikutnya.
Manfaat Bermain Peran
Manfaat metode bermain peran menurut Bruce Joyce (dalam Sutino 2011: 34)
adalah sebagai berikut :
• Siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam mengenali dan
memperhitungkan perasaannya sendiri serta perasaan orang lain.
• Siswa bisa memiliki perilaku baru dalam menghadapi situasi sulit yang tengah
dihadapi dan siswa meningkatkan skill memecahkan masalah.
• Bermain peran bisa merangsang timbulnya beberapa aktivitas. Siswa menikmati
tindakan atau peranannnya.
Langkah-Langkah Bermain Peran

Menyusun Skenario
Mengidentifikasi masalah
dengan memotivasi peserta Memilih tema atau peran
didik
Menyiapkan pengamat. Tahap pemeranan Diskusi dan evaluasi
pembelajaran
Pemeranan ulang Diskusi dan evaluasi Membagi pengalaman dan
tahap dua pengalaman dan pengambilan
kesimpulan
Ilustrasi Peserta Didik Melaksanakan
Metode Pembelajaran Bermain Peran
KELEBIHAN :
● Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa, di samping menjadi
pengalaman yang menyenangkan juga memberi pengetahuan yang melekat dalam
memori otak.
● Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan membuat kelas menjadi dinamis
dan antusias.
● Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta
menumbuhkan rasa kebersamaan. 
● Siswa dapat terjun langsung untuk memerankan sesuatu yang akan dibahas dalam
proses belajar.
KEKURANGAN :
● Role playing memerlukan waktu yang relatif panjang/banyak.
● Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun siswa
dan ini tidak semua guru memilikinya.
● Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerankan
suatu adegan tertentu.
● Apabila pelaksanaan role playing atau bermain peran mengalami kegagalan, bukan
saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pembelajaran
tidak tercapai.
● Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai