Anda di halaman 1dari 20

PEMANFAATAN TANAMAN ANTING-ANTING SEBAGAI TEH

HERBAL BAGI PENDERITA ASAM LAMBUNG

LAPORAN PENELITIAN

Disusun guna memenuhi tugas akhir


Program Penelitian SMA N 1 Rembang

Oleh : Hikmatul Maghfiroh

NIS : 2017013281

KELAS : XI MIPA 1

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 REMBANG
2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

PEMANFAATAN TANAMAN ANTING-ANTING SEBAGAI TEH


HERBAL UNTUK PENDERITA ASAM LAMBUNG

Peneliti

Hikmatul Maghfiroh
2017013281

Telah disetujui oleh pembimbing dan diketahui oleh


Kepala SMA Negeri 1 Rembang

Rembang, Maret 2019


Mengetahui, Menyetujui,
Kepala SMA Negeri 1 Rembang Pembimbing

M. Djupri, M.Pd Dwi Ratih Yuliawati, M.Pd


NIP. 19620503 198601 1 004 NIP. 19770701 200212 2 012

ii
PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam laporan KIR ini
benar-benar karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan
yang berlaku, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam laporan KIR ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi
yang dijatuhkan apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya ini.

Rembang, Maret 2019


Yang membuat pernyataan,

Hikmatul Maghfiroh

iii
MOTTO

” Tetap jadi diri sendiri di dunia yang tanpa henti-hentinya berusaha mengubahmu
adalah pencapaian yang terhebat”.

-Ralp Waldo Emerson-

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan karunia-Nya, peneliti
dapat menyelesaikan karya ilmiah siswa yang berjudul “Pemanfaatan Tanaman
Anting-Anting Sebagai Teh Herbal Untuk Penderita Asam Lambung”. Karya
ilmiah ini diharapkan masyarakat dapat mengetahui manfaat tanaman anting-
anting sebagai obat asam lambung.

Peneliti menyampaikan terima kasih atas segala bantuan, sehingga dapat


tersusun laporan karya ilmiah ini. Peneliti menyampaikan penghargaan dan terima
kasih kepada:

1. Bapak M. Djupri, M. Pd, selaku Kepala SMA Negeri 1 Rembang.

2. Ibu Dwi Ratih Yuliawati, M. Pd, selaku pembimbing dalam penelitian ini.

3. Bapak, Ibu, dan saudara-saudara peneliti yang selalu memberi motivasi dan
semangat.

4. Teman-teman yang membantu terselesaikannya penelitian ini.

Karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan


kemampuan dari pengetahuan yang peneliti miliki. Oleh karena itu, peneliti
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penelitian
di masa mendatang.

Rembang, Maret 2019

Peneliti

v
ABSTRAK

PEMANFAATAN TANAMAN ANTING-ANTING SEBAGAI TEH


HERBAL UNTUK PENDERITA ASAM LAMBUNG

Oleh:
Hikmatul Maghfiroh

Tanaman anting-anting (Acalypha indica L.) merupakan tumbuhan yang


bermanfaat dalam pengobatan tradisional. Tanaman anting-anting mempunyai
banyak kandungan yang bermanfaat bagi tubuh. Tetapi masyarakat banyak yang
tidak mengetahui kandungan tanaman ini, sehingga jarang masyarakat yang
memanfaatkan tanaman ini. Untuk memaksimalkan pengetahuan masyarakat
tentang khasiat tanaman anting-anting, maka perlu adanya penelitian terkait
tanaman anting-anting.

Peneliti menggunakan tanaman anting-anting yang memiliki kandungan


nutrisi seperti b-carryophyllene, belemene, humulene, b-bourbonene, dan juga
charryophyllene. Selain itu, tanaman ini juga mengandung kalium dan antioksidan
flavonoid lipofilik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ekstrak
herba Anting-anting (Acalypha australis L.) yang dijadikan sebagai teh untuk
penderita asam lambung.

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental.


Penelitian eksperimental adalah suatu observasi dibawah kondisi buatan, dimana
kondisi tersebut sengaja direncanakan, dibuat dan juga telah diatur oleh peneliti.
Peneliti ingin membuktikan bahwa teh dari tanaman anting-anting dapat
menyembuhkan rasa nyeri pada penderita asam lambung.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan, cara pembuatan teh tanaman anting-
anting sangat mudah dan praktis. Dimulai dari proses pencucian, perebusan,
penyaringan, dan penyajian. Kualitas teh dari tanaman anting-anting dari segi
rasa, aroma, dan warna cukup baik. Air rebusan tanaman anting-anting efektif
sebagai teh herbal bagi penderita gastritis selama 7 hari. Hal ini dapat dilihat dari
keluhan yang berkurang setelah mengkonsumsi teh anting-anting.

Kata kunci : Tanaman anting-anting, Teh, Asam lambung

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag atau tukak lambung berasal
dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang
berarti inflamasi/peradangan. Dari hasil penelitian para pakar, didapatkan
jumlah penderita Gastritis antara pria dan wanita sejak usia dewasa hingga
lanjut usia (Albert, 2005). Gastritis adalah suatu peradangan mukosa
lambung yang bersifat akut, kronik, difus atau lokal, dengan karakteristik
anoreksia, perasaan penuh diperut (tengah), tidak nyaman pada
epigastrium, mual, dan muntah. Gastritis sering dianggap penyakit ringan,
namun dapat merusak fungsi lambung dan dapat meningkatkan resiko
untuk terkena kanker lambung hingga menyebabkan kematian
(Ardiansyah, 2012).
Gastritis biasanya diawali oleh pola makan yang tidak teratur. Kebia-
saan makan yang buruk dan mengkomsumsi makanan yang tidak hygien
merupakan faktor resiko terjadinya gastritis (Wahyu, 2011). Gastritis ter-
jadi karna ketidaksesuaian lambung dengan makanan yang dimakan
seperti makanan yang pedas (cabai atau merica) atau makanan yang
memiliki kadar lemak tinggi, sehingga produksi asam lambung tidak
terkontrol (Yuliarti, 2009). Penyakit gastritis dapat menyerang dari semua
tingkat usia maupun jenis kelamin. Beberapa survey menunjukkan bahwa
gastritis paling sering menyerang usia produktif. Pada usia produktif
rentan terserang gejala gastritis karna tingkat kesibukan serta gaya hidup
yang kurang memperhatikan kesehatan serta stres yang mudah terjadi
akibat pengaruh faktor-faktor lingkungan. Masyarakat lebih sering
mengobatinya dengan obat-obatan antidiabetik. Padahal di sekitar
lingkungannya banyak tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk

1
2

pengobatan penyakit tersebut. Salah satu obat tradisional yang digunakan


yaitu tanaman anting-anting.
Tanaman anting-anting (Acalypha indica L.) merupakan tumbuhan
yang bermanfaat dalam pengobatan tradisional. Rasa pahit, sifatnya sejuk,
dan bersifat astrigen. Herba ini berkhasiat antiradang, antibiotik, peluruh
kencing (diuretik), pencahar dan penghenti perdarahan (hemostatis) serta
dapat menyembuhkan asam lambung (Dalimartha, 2003). Berdasarkan
hasil penelitian secara kualitatif yang telah dilakukan terhadap ekstrak
akar tanaman Acalypha indica Linn, ditemukan bahwa ekstrak tanaman
tersebut mengandung zat berkhasiat berupa golongan senyawa fenol,
flavonoid, minyak atsiri, senyawa golongan steroid, triterpenoid, dan
alkaloida. Pada akarnya juga dapat ditemukan saponin dan tannin
(Hutapea, 1993).
Obat-obat antidiabetik oral biasanya tergolong obat yang mahal dan
harus terus-menerus digunakan, sehingga bagi yang tidak mampu, sulit
untuk memperolehnya (Sirait, 2007). Pengobatan herbal yang efektif dan
ekonomis mulai berkembang dibeberapa negara, termasuk Indonesia.
Anting-anting atau Acalypha indica Linn merupakan salah satu tanaman
obat yang potensial dikembangkan. Banyak manfaat yang dapat diperoleh
dari tanaman ini salah satunya untuk mengobati asam lambung. Tetapi
masyarakat jarang memanfaatkannya sebagai obat. Memang tanaman ini
bila hanya direbus rasanya pahit dan pasti banyak masyarakat yang tidak
menyukainya. Masyarakat lebih suka mengkonsumsi obat kimia yang
mahal.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti mengangkat judul
“Pemanfaatan Tanaman Anting-anting Sebagai Teh Herbal Untuk
Penderita Asam Lambung”.

1.2 Rumusan Masalah


3

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian


ini, sebagai berikut :
1. Cara membuat teh herbal dari tanaman anting-anting untuk penderita
asam lambung?
2. Bagaimana kualitas teh dari tanaman anting-anting untuk penderita
asam lambung?
3. Bagaimana efektifitas teh dari tanaman anting-anting untuk penderita
asam lambung?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian ini, sebagai
berikut :
a. Untuk mengetahui cara membuat teh herbal dari tanaman anting-anting
untuk penderita asam lambung.
b. Untuk mengetahui kualitas teh dari tanaman anting-anting untuk
penderita asam lambung.
c. Untuk mengetahui efektifitas teh dari tanaman anting-anting untuk
penderita asam lambung.

1.4 Manfaat Penelitian


Dengan dilaksanakan penelitian ini diharapkan mampu memberikan
manfaat, sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui kandungan dan zat yang terkandung di dalam
tanaman Anting-anting.
2. Dapat menambah wawasan tentang tanaman Anting-anting.
3. Dapat membantu peneliti lain yang meneliti tumbuhan ini dalam
memperoleh data tentang ekstrak tumbuhan Anting-anting.
4. Dapat memberikan informasi ilmiah dan pengetahuan kepada
masyarakat tentang pemanfaatan tumbuhan Anting-anting sebagai
alternatif dalam pengobatan asam lambung.
BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Landasan Teori
1. Tanaman Anting-anting
a. Deskripsi Tanaman Anting-anting
Acalypha  indica Linn. sering disebut akar kucing karena akarnya
disenangi kucing. Anting-anting merupakan gulma yang sangat umum
ditemukan tumbuh liar di pinggir jalan. Tanaman anting-
anting (Acalypha indica L.) merupakan tanaman herba semusim yang
tegak dan sedikit berambut. Tinggi batangnya 30-50 cm, bercabang,
dengan garis memanjang kasar. Daun terletak berseling bentuk bulat
lonjong sampai lanset, bagian ujung dan pangkal daun lancip, tepi
bergerigi, panjang 2,5-8 cm, lebar 1,5-3,5 cm. Bunga berkelamin
tunggal dan berumah satu, berada di ketiak daun. Biji berbentuk bulat
panjang, berwarna cokelat. Akar berupa akar tunggang, berwarna
putih. Perbanyakan tanaman anting-anting dengan menggunakan biji.
Tanaman ini sangat mudah dipelihara dan membutuhkan air seperti
tanaman lain dengan cara penyiraman secara merata atau menjaga
kelembaban tanah. Tanaman ini membutuhkan tempat yang cukup
sinar matahari dan sedikit agak terlindung (Plantamor, 2008).
Tanaman yang di sukai oleh binatang terutama oleh kucing dan
anjing ini juga memiliki banyak khasiat untuk kesehatan manusia.
Bukan hanya untuk memperbaiki kesehatan pencernaan kucing. Akan
tetapi juga dapat untuk memperbaiki pencernaan manusia. Bukan
hanya memperbaiki sistem pencernaan saja, tetapi juga sangat
bermanfaat untuk mengobati berbagai penyakit, seperti asam lambung,
diabetes mellitus, penyakit disentri, penyakit diare dan muntah darah,
malnutrisi, dispense, dan berak darah (Dalimartha, 2003).

4
5

Gambar 2.1 Tanaman Anting-anting


b. Klasifikasi Tanaman Anting-anting
Klasifikasi Tanaman Acalypha indica Linn dapat diklasifikasi
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisio : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida / Dicotyledoneae
Sub-kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Familia : Euphorbiaceae
Genus : Acalypha
Spesies : Acalypha indica Linn
Sinonim : A. spicata Forsk., A. Canescens Wall.,
A.australisLinn.
(Plantamor, 2008)
c. Nama lokal
Tanaman ini dapat ditemukan di beberapa negara dengan nama
khas pada tiap-tiap negara, diantaranya :
1) Indonesia dengan nama Lelatang, Kucing-kucingan dan Rumput
Kokosengan
2) Malaysia dengan nama Rumput Lislis dan Tjeka Mas
3) Filipina dengan nama Bugos, Maraotong dan Taptapingar
6

4) Thailand dengan namaTamyae Tuaphuu, Tamyae Maeo dan Haan


Maeo
d. Kandungan Tanaman Anting-anting
Berdasarkan hasil penelitian secara kualitatif yang telah dilakukan
terhadap ekstrak akar tanaman Acalypha indica Linn, ditemukan
bahwa ekstrak tanaman tersebut mengandung zat berkhasiat berupa
golongan senyawa fenol, flavonoid, minyak atsiri, senyawa golongan
steroid, triterpenoid, dan alkaloida. Pada akarnya juga dapat ditemukan
saponin dan tannin (Hutapea, 1993).
Pada penelitian fitokimia lain, Balakrishnan mengungkapkan
bahwa pada tanaman anting-anting didapatkan adanya acalyphamide,
aurantiamide, succinimide, calypholacetate, 2-methyl anthraquinone,
tri-o-methylellagic acid, β-sitosterol-β-Dglucoside, cyanogenetic
glycoside, viz Acalyphine, triacetonamine, n-octasanol, β-
sitosterolacetate, kaempferol, quebrachitol, tanin, resin, hydrocyanic
acid serta minyak esensial (Duke, 2010).

e. Efek Farmakologis Tanaman Anting Anting


Berdasarkan Phytochemical and Ethnobotanical Databases, efek
farmakologi dan kandungan tanaman Anting-anting dapat dilihat pada.

Efek Farmakologis Kandungan Kimia

Xanthin Oxidase Inhibitor Tanin

β Glucoronidase inhibitor Asam askorbat

Hipoglikemia Asam askorbat, β-sitosterol-β-


Dglucoside

Hipoglikemia Fiber , asam askorbat

Antioksidan Kaempferol, tanin, asam


askorbat

AntiAGE Asam askorbat


7

5 Lipoxygenase Inhibitor Kaempferol

Tabel 2.1 Efek Farmakologi dan Kandungan Kimia Anting-anting


(Duke, 2010)

Selain efek farmakologi diatas, anting-anting sering digunakan


sebagai antiradang, antibiotik, diuretik, pencahar dan penghenti
perdarahan (hemostatis) dalam bentuk segar atau yang telah dikeringkan.
(IPTEKnet, 2010).

2. Asam Lambung
a. Definisi Asam Lambung
Gastritis merupakan masalah saluran pencernaan yang paling
sering ditemukan dikehidupan sehari-hari dan gangguan kesehatan
yang sering dijumpai di klinik, karena diagnosisnya sering hanya
berdasarkan gejala klinis bukan pemeriksaan histopatologi (Sudoyo,
dkk, 2009). Gastritis atau dikenal dengan sakit maag merupakan
peradangan dari mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi
dan infeksi (Wijoyo, 2009). Gastritis adalah suatu peradangan mukosa
lambung yang bersifat akut, kronik, difus atau lokal, dengan
karakteristik anoreksia, perasaan penuh diperut (tengah), tidak nyaman
pada epigastrium, mual, dan muntah (Ardiansyah, 2012).
Timbulnya suatu penyakit berpengaruh terhadap perubahan gaya
hidup dan pola konsumsi makanan, sehingga banyak timbul masalah
kesehatan, salah satunya gangguan pada lambung seperti gastritis.
Gastritis merupakan peradangan dari mukosa lambung yang
disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi (Wijoyo, 2009). Gastritis
adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik,
difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia, perasaan penuh
diperut (tengah), tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah
(Ardiansyah, 2012). Gastritis sering dianggap penyakit ringan, namun
8

dapat merusak fungsi lambung dan dapat meningkatkan resiko untuk


terkena kanker lambung hingga menyebabkan kematian.
b. Klasifikasi Asam Lambung
Klasifikasi gastritis (Mansjoer, 2001):
1. Gastritis Akut Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan
mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian
superfisial. Pada gastritis ditemukan sel inflamasi akut dan
neutrofil mukosa edema, merah dan terjadi erosi kecil dan
perdarahan (Price, dkk, 2005). Gastritis akut terdiri dari beberapa
tipe yaitu gastritis stres akut, gastritis erosif kronis, dan gastritis
eosinofilik. Semua tipe gastritis akut mempunyai gejala yang sama.
Episode berulang gastritis akut dapat menyebabkan gastritis kronik
(Wibowo, 2007).
2. Gastritis kronik Gastritis kronik adalah suatu peradangan
permukaan mukosa lambung yang bersifat menahun sering bersifat
multifaktor dengan perjalanan klinik bervariasi (Wibowo, 2007).
Gastritis kronik ditandai dengan atropi progresif epitel kelenjar
disertai hilangnya sel parietal dan chief cell di lambung, dinding
lambung menjadi tipis dan permukaan mukosa menjadi rata.
Gastritis kronik diklasifikasikan dengan tiga perbedaan yaitu
gastritis superfisial, gastritis atropi dan gastritis hipertropi (Price,
dkk, 2005).
a. Gastritis superfisial, dengan manifestasi kemerahan, edema,
serta perdarahan dan erosi mukosa.
b. Gastritis atropi, dimana peradangan terjadi pada seluruh lapisan
mukosa. Pada perkembangannya dihubungkan dengan ulkus
dan kanker lambung, serta anemia pernisiosa. Hal ini
merupakan karakteristik dari penurunan jumlah sel parietal dan
sel chief.
9

c. Gastritis hipertropi, suatu kondisi dengan terbentuknya


nodulnodul pada mukosa lambung yang bersifat irregular, tipis
dan hemoragik.
c. Penyebab Asam Lambung
Penyebab penyakit pada lambung adalah zat yang dapat
menginhibisi sekresi asam lambung. Misalnya zat kimia Histamin dan
Anti Inflamasi non steroid. Kerja berat, pikiran tegang, tidak tenang,
atau kurang tidur juga menyebabkan kadar asam lambung yang tinggi.
Sering terlambat makan, kebiasaan minum obat yang bersifat asam
saat perut kosong, minum minuman beralkohol, dan mengisap rokok
berlebihan juga dapat menjadi penyebab penyakit ini. Demikian pula
dengan infeksi bakteri Helicobacter pylory yang dapat menyerbu
lapisan sub mukosa lambung.
d. Tanda-tanda Asam Lambung
Tanda-tanda penyakit maag adalah rasa tidak nyaman, sakit di
ulu hati, mual, muntah, kembung, cepat kenyang dan nafsu makan
berkurang. Pada kasus tertentu, ciri-cirinya di bagian perut hingga
terasa menusuk ke belakang, di malam hari, atau rasanya nyeri sempat
datang dan pergi, misalnya setelah makan sedikit, rasa nyeri hilang,
tapi sebentar kemudian kambuh lagi. Selain itu maag bisa juga
menyebabkan luka di kerongkongan, diiringi panas yang terasa
membakar naik, mulut pahit dan sering bersendawa. Sering muntah
agak asam, suhu badan naik, muka pucat, nafsu makan kurang, kalau
sedang kosong perut terasa sakit, pedih, dan sesak pada bagian atas,
ulu hati sakit hingga kadang-kadang membuat kita terbangun di
tengah malam, buang hajat tidak teratur, terkadang sembelit atau
mencret. Ini disebabkan terlalu banyak mengonsumsi lemak dan
sedikit serat. Pola makan yang kurang baik ini bisa menyebabkan
adanya klep di kerongkongan dan menimbulkan rasa tidak nyaman
jika asam lambung naik ke kerongkongan. Penyakit maag ini timbul
disebabkan pola makan yang tidak teratur, stres dan bakteri
10

helicobacter pylory. Stres juga bisa memacu meningkatkan asam


lambung. Sedangkan helicobacter pylory akan menimbulkan
gangguan di lambung dan usus 12 jari. Kuman yang hanya tinggal di
lambung ini berkembang akibat mengonsumsi makanan dan minuman
air yang tidak bersih. Pada keadaan parah, bisa mengakibatkan
pendarahan dan maag kronis.
Tanaman kumis kucing ini memiliki kandungan nutrisi seperti b-
carryophyllene, belemene, humulene, b-bourbonene, dan juga
charryophyllene. Selain itu kumis kucing juga mengandung kalium
dan antioksidan flavonoid lipofilik. Beberapa macam kandungan yang
sangat bermanfaat ini dapat memberikan khasiat yang luar biasa
untuk membantu menyembuhkan asam lambung.
e. Bahaya Asam Lambung
Bahaya yang disebabkan karena naiknya asam lambung ke dada dan
kerongkongan yang tidak mendapatkan pengobatan serius akan
menimbulkan bahaya yang dapat menyebabkan beberapa macam
komplikasi yang serius, seperti :
 Laringitis, yaitu muncul nya peradangan pada pita suara yang
menyebabkan tenggorokan terasa sakit dan suara akan menjadi
parau,
 Batuk kering terus-menerus terutama pada malam hari,
 Terjadi peningkatan air liur secar tiba-tiba,
 Bau mulut,
 Gangguan pernapasan,
 Kerusakan pada gigi dan kanker kerongkongan.

B. Kerangka Berpikir
1. Kerangka Teoritis
Tanaman Anting-anting memiliki kandungan nutrisi seperti b-
carryophyllene, belemene, humulene, b-bourbonene, dan juga
charryophyllene. Selain itu kumis kucing juga mengandung kalium dan
11

antioksidan flavonoid lipofilik. Beberapa macam kandungan yang sangat


bermanfaat ini dapat memberikan khasiat yang luar biasa untuk membantu
menyembuhkan asam lambung.
2. Kerangka Konseptual

Herba Anting-
anting

b-carryophyllene,
belemene,
humulene, b-
bourbonene, TEH
charryophyllene

Asam Lambung
(Gastritis)

Keterangan :
: mengandung
: menghambat
: dijadikan
: pengobatan
Gambar 2.2 Skema kerangka konseptual
BAB III

METODE PENELITIAN

1.1 Jenis dan Rancangan Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental.
Penelitian eksperimental adalah suatu observasi dibawah kondisi buatan,
dimana kondisi tersebut sengaja direncanakan, dibuat dan juga telah diatur
oleh peneliti. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian
eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan memanipulasi
terhadap objek penelitian dan disertai adanya kontrol atau pengamatan dari
peneliti.
Eksperimen adalah salah satu cara mencari hubungan sebab akibat
antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan
mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang
mengganggu. Dalam eksperimen ini peneliti akan melakukan pembuatan
ramuan tradisional dari tanaman Anting-anting.

1.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat Penelitian : Desa Selopuro RT 02 RW 01, Kecamatan Lasem,
Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah.
Waktu Penelitian : 7 Oktober sampai dengan 21 Oktober 2018.

1.3 Data dan Sumber Data Penelitian


Dalam penelitian ini mengunakan jenis data kualitatif :
1. Jenis data
Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif yaitu data yang
disajikan dalam bentuk kata verbal bukan dalam bentuk angka. Yang
termasuk data kualitatif dalam penelitian ini yaitu gambaran umum
obyek penelitian. Data yang dihimpun adalah tentang manfaat tanaman

12
13

Anting-anting bagi tubuh dan efek samping bila mengkonsumsi


tanaman Anting-anting secara berlebihan.
2. Sumber data
Sumber data dapat berupa benda, perilaku manusia, tempat dan
sebagainya. Dari sumber data itu peneliti memperoleh keterangan yang
berguna untuk mendukung proses deskripsi dan analisis penulisan.
Adapun sumber data yang diperoleh oleh peneliti dalam penelitian ini:
a. Informan, yaitu orang-orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi atau keterangan tentang situasi dan kondisi dapat
menjaring banyak informasi dalam waktu yang relatif singkat.
Informan yang dijadikan sumber untuk memperoleh data bernama
Chafid yang bertempat tinggal di desa Selopuro RT: 02 RW: 01.
Peneliti memilih informan ini karena informan mengetahui banyak
manfaat tentang tanaman anting-anting dan dibantu dengan buku
obat herbal milik informan yang dapat membantu peneliti
menambah informasi tentang tanaman anting-anting.
b. Dokumen, yaitu perubahan tulisan atau cetakan dalam buku,
laporan, majalah dan lain sebagainya yang ada hubunganya
masalah yang dibahas dalam penelitian.

1.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


Metode yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data adalah :
a. Metode pengamatan atau observasi yaitu kegiatan mengamati atau
mengawasi suatu objek. Dalam hal ini, penulis mengamati penderita
penyakit yang menggunakan obat herbal Anting-anting untuk
penyembuhnya.
b. Metode study pustaka yaitu mengumpulkan teori-teori yang telah ada.
Dalam kegiatan ini, peneliti mengumpulkan berbagai teori dari
berbagai sumber seperti buku dan internet. Data juga bisa diperoleh
dari dokumen-dokumen yang dimiliki oleh obyek penelitian, dokumen
14

tersebut bisa berupa foto-foto, laporan kegiatan, catatan agenda kerja


sama dengan mitra, jadwal kegiatan dan lain sebagainya.

1.5 Teknik Analisis Data


Analisa data adalah mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke
dalam suatu pola, kategori dan satuan urain dasar. Teknik analisis yang
digunakan dengan cara melakukan dialog bebas dengan informan, yang
nantinya jawaban informan tersebut akan diinterpretasikan oleh peneliti
sesuai dengan landasan teori yang telah ditetapkan. Setelah itu akan ditarik
kesimpulan.
Peneliti harus memastikan pola analisis mana yang akan digunakanya,
dalam penelitian ini peneliti mengunakan analisis data kualitatif. Data
kualitatif yang dikumpulkan peneliti, kemudian diurutkan waktu kejadian.
Hasil-hasil ini yang bersifat valid atau nyata, ini kemudian disimpulkan
kembali sampai sesuai dengan hipotesis penelitian.

Anda mungkin juga menyukai