Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

PELANGGARAN HAM TERKAIT KASUS PENEMBAKAN LASKAR


FRONT PEMBELA ISLAM (FPI)

Disusun oleh:
KETUA: FAHMI WIRA DEWANTARA (XI-5/10)
ANGGOTA:
1. DHIA NABILAH PUTRI C. (XI-5/8)
2. FARREL GANENDRA (XI-5/12)
3. LINTANG JULIANDINI (XI-5/19)
4. NAJWA GITA SAFIRA (XI-5/24)
5. TANZILAH AMIRAH ` (XI-5/31)

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 13 SURABAYA TAHUN


PELAJARAN 2020-2021
Agustus 2021

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn), dengan judul: "Pelanggaran HAM Terkait Kasus Penembakan
Laskar Front Pembela Islam (FPI)".
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
LAMPIRAN.................................................................................................................................x
DOKUMENTASI KELOMPOK.........................................................................................x

BAB I : PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................................3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................4
2.1 Landasan Teori................................................................................................................4
2.1.1 Pengertian HAM.................................................................................................4
2.1.2 Pelanggaran HAM..............................................................................................4

BAB III : PEMBAHASAN.....................................................................................................6


3.1 Upaya yang seharusnya dilakukan pemerintah dalam menegakan hak
asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
………………………………………………………………………………………………………...6
3.2 Perancangan upaya penanganan kasus pelanggaran HAM dalam kasus
artikel tersebut untuk melindungi dan menjamin HAM di kehidupan
berbangsa dan bernegara.
………………………………………………………………………………………………………7
3.2.1 Hukum HAM di Indonesia ……………………………………………..…….……7
3.2.2 Pengertian Pelanggaran ……………………………………………………….…..7
3.3 Perancangan upaya penanganan kasus pelanggaran HAM dalam kasus
artikel tersebut untuk melindungi dan menjamin HAM di kehidupan
berbangsa dan bernegara. ……………………………………………………….……….8
3.4 Contoh sikap/tindakan ya3.3 Contoh sikap/tindakan yang memiliki
korelasi dengan yang terkandung dalam artikel kasus tersebut dengan

iii
hak dan kewajiban HAM sesuai nilai-nilai dasar Pancasila dari kelima
sila masing-masing.
…………………………………………………………………………………………………….…..8
3.5 Korelasi yang terkandung dalam artikel kasus tersebut dengan hak dan
kewajiban HAM sesuai nilai-nilai instrumental pancasila berdasarkan
UUD NRI 1945.
…………………………………………………………………………………………………….…..9
BAB IV : PENUTUP
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pelanggaran HAM ditinjau dari kasus yang ada di artikel yang terkait kasus penem-
bakan Laskar Front Pembelas Islam (FPI). Berikut adalah artikelnya: “Kasus Penemba-
kan Laskar FPI Disebut Langgar HAM, Ini Kata Polri”
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyimpulkan, kasus pe-
nembakan laskar Front Pembela Islam (FPI) di Tol Jakarta-Cikampek melanggar HAM.
Terkait hal itu, Polri pun menunggu surat rekomendasi atas penyelidikan kasus twterse-
but dari Komnas HAM.
Tentunya yang pertama Polri menghargai hasil investigasi dan rekomendasi dari
Komnas HAM, pertama. Kedua, Polri masih menunggu surat resmi yang nanti dikirim ke
Polri," tutur Kadiv Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono di Mabes Polri,
Jakarta Selatan, Jumat (8/1/2021).
Argo menyampaikan, pihaknya pasti akan mempelajari lebih lanjut rekomendasi
yang masuk dari Komnas HAM terkait penanganan kasus penembakan laskar FPI.
"Ketiga, penyidik maupun Polri dalam melakukan suatu kegiatan penyidikan suatu
tindak pidana, tentunya berdasarkan keterangan saksi, keterangan tersangka, barang
bukti, maupun petunjuk. Tentunya nanti semuannya harus dibuktikan di sidang
pengadilan," jelas dia.
Sementara itu, Argo masih belum membeberkan hasil dari pemeriksaan Divisi
Propam Polri atas dugaan kelalaian disiplin anggota atas Standar Operasional Prosedur
(SOP) saat insiden penembakan enam laskar FPI terjadi. Polri kini menantikan surat
rekomendasi Komnas HAM terlebih dahulu.
"Nanti kita tunggu rekomendasinya, sudah masuk ke Polri apa belum," Argo
menandaskan.
Komnas HAM Sebut Peristiwa Penembakan Laskar FPI Masuk Pelanggaran HAM
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyampaikan, pihaknya
telah menyimpulkan ada unsur pelanggaran HAM dalam kasus penembakan enam
laskar Front Pembela Islam (FPI) di Tol Jakarta-Cikampek. Komisioner Komnas HAM
Mohammad Choirul Anam membagi pokok perkara dari peristiwa itu.

1
Pertama, benar ada upaya pembuntutan oleh petugas kepolisian Polda Metro
Jaya terhadap Pimpinan FPI Rizieq Shihab terkait keberadaan dan pemeriksaan kasus
dugaan pelanggaran protokol kesehatan Covid-19. Kemudian kedua, ada kondisi saling
serempet antara mobil laskar FPI dan petugas kepolisian, bahkan saling serang
menggunakan senjata api.
"Bahwa di KM 50, dua anggota laskar ditemukan meninggal dan empat lainnya
masih hidup dan dibawa petugas kepolisian," tutur Choirul di Kantor Komnas HAM,
Jakarta Selatan, Jumat (8/1/2021).
Menurut Choirul, pelanggaran HAM terjadi dalam peristiwa ketiga, yakni
penembakan terhadap empat anggota laksar FPI yang masih hidup saat dibawa oleh
petugas kepolisian.
"Bahwa peristiwa tersebut masuk dalam pelanggaran HAM," jelas dia.
Choirul mengatakan, pihaknya hanya mendapatkan informasi dari satu pihak saja yakni
Polda Metro Jaya bahwa terjadi perlawanan dari empat laskar FPI sehingga dilakukan
tindakan tegas terukur dan menyebabkan meninggal dunia.
Penembakan empat orang dalam satu waktu ini, dinilai tanpa adanya upaya
petugas menghindari adanya korban jatuh lainnya.
Yang empat ini, kita sebut sebagai peristiwa pelanggaran HAM," Choirul
menandaskan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana rancangan upaya yang seharusnya dilakukan pemerintah dalam
menegakan hak asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
2. Bagaimana perancangan upaya penanganan kasus pelanggaran HAM dalam
kasus artikel tersebut guna melindungi dan menjamin HAM di kehidupan
berbangsa dan bernegara?
3. Apa contoh sikap/tindakan yang memiliki korelasi dengan yang terkandung
dalam artikel kasus tersebut dengan hak dan kewajiban HAM sesuai nilai-nilai
dasar Pancasila dari kelima sila masing-masing?
4. Apa korelasi yang terkandung dalam artikel kasus tersebut dengan hak dan
kewajiban HAM sesuai nilai-nilai instrumental pancasila berdasarkan UUD NKRI
1945?

2
5. Apa contoh sikap/tindakan yang memiliki korelasi dengan yang terkandung
dalam artikel kasus tersebut dengan hak dan kewajiban HAM sesuai nilai-nilai
praksis Pancasila dari kelima sila masing-masing?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui rancangan upaya yang seharusnya dilakukan pemerintah dalam
menegakan hak asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Mengetahui perancangan upaya penanganan kasus pelanggaran HAM dalam
kasus artikel tersebut guna melindungi dan menjamin HAM di kehidupan
berbangsa dan bernegara.
3. Mengetahui contoh sikap/tindakan yang memiliki korelasi dengan yang
terkandung dalam artikel kasus tersebut dengan hak dan kewajiban HAM sesuai
nilai-nilai dasar pancasila dari kelima sila masing-masing.
4. Mengetahui korelasi yang terkandung dalam artikel kasus tersebut dengan hak
dan kewajiban HAM sesuai nilai-nilai instrumental pancasila berdasarkan UUD
NRI 1945.
5. Mengetahui contoh sikap/tindakan yang memiliki korelasi dengan yang
terkandung dalam artikel kasus tersebut dengan hak dan kewajiban HAM sesuai
nilai-nilai praksis Pancasila dari kelima sila masing-masing.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.1 PENGERTIAN HAM


Hak asasi manusia (disingkat HAM, bahasa Inggris: human rights, bahasa Prancis:
droits de l'homme) adalah sebuah konsep hukum dan normatif yang menyatakan bahwa
manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia adalah seorang manusia.
Hak asasi manusia berlaku kapan saja, di mana saja, dan kepada siapa saja, sehingga
sifatnya universal. HAM pada prinsipnya tidak dapat dicabut. Hak asasi manusia juga
tidak dapat dibagi-bagi, saling berhubungan, dan saling bergantung. Hak asasi manusia
biasanya dialamatkan kepada negara, atau dalam kata lain, negaralah yang mengemban
kewajiban untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak asasi manusia,
termasuk dengan mencegah dan menindaklanjuti pelanggaran yang dilakukan oleh
swasta. Dalam terminologi modern, hak asasi manusia dapat digolongkan menjadi hak
sipil dan politik yang berkenaan dengan kebebasan sipil (misalnya hak untuk hidup, hak
untuk tidak disiksa, dan kebebasan berpendapat), serta hak ekonomi, sosial, dan budaya
yang berkaitan dengan akses ke barang publik (seperti hak untuk memperoleh
pendidikan yang layak, hak atas kesehatan, atau hak atas perumahan).

2.1.2 PENGERTIAN PELANGGARAN HAM


Menurut UU No. 39 Tahun 1999, pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap
perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja
maupun tidak disengaja atau kelalaian, membatasi, dan atau mencabut hak asasi
manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang ini, dan
tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum
yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Secara sederhana, HAM adalah sesuatu yang seharusnya dilindungi, dijaga, dan
dijunjung tinggi oleh setiap manusia dengan negara sebagai penjaminnya.
Jika HAM seseorang tidak dijaga, dilindungi, dihormati, bahkan sampai dicabut
atau diabaikan maka artinya sudah terjadi pelanggaran HAM.
Berdasarkan sifatnya, pelanggaran HAM dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
 Pelanggara HAM Biasa

4
Adalah kasus pelanggaran HAM yang ringan dan tidak sampai mengancam
kesela-matan jiwa orang. Namun, ini tetap saja termasuk dalam kategori
berbahaya apa-bila terjadi dalam jangka waktu yang lama. Beberapa contoh
pelanggaran HAM ringan adalah pencemaran lingkungan secara sengaja,
penggunaan bahan berba-haya pada makanan yang disengaja, dan lain-lain.
 Pelanggaran HAM Berat
Adalah pelanggaran HAM yang mengancam nyawa manusia seperti pembunuhan,
penganiayaan, perampokan, perbudakan, atau penyanderaan.
Menurut UU. RI Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, Pelanggaran HAM
Berat dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
 Kejahatan genosida, yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa,
ras, kelompok etnis, atau kelompok agama.
 Kejahatan kemanusiaan, yaitu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari se-
rangan yang meluas atau sistematik. Serangan ini juga ditujukan secara langsung
terhadap penduduk sipil. Bentuknya berupa pembunuhan, pemusnahan, per-
budakan, pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa, perampasan ke-
merdekaan, dan masih banyak lagi.

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Upaya yang seharusnya dilakukan pemerintah dalam menegakan hak asasi
manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. (Najwa)
Upaya yang dilakukan Pemerintah untuk menegakkan HAM Ada 3 yaitu :
pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), instrumen HAM, dan
pengadilan HAM.
 Pembentukan Komnas HAM, diisi dengan anggota berjumlah 35 orang yang dipilih
oleh DPR dan disahkan presiden. Semua anggota memiliki wewenang untuk
melakukan perdamaian pada pihak yang berkonflik, menyelesaikan masalah dengan
cara konsultasi dan negosiasi, merekomendasikan suatu kasus HAM kepada DPR
untuk diteruskan penanganannya, serta menyarankan kepada pihak yang berkonflik
untuk menyelesaikan masalahnya di pengadilan.
 Intrumen HAM, meliputi alat-alat yang digunakan untuk melindungi dan
menegakkan HAM, di antaranya adalah lembaga (Komnas HAM) serta peraturan-
peraturan tentang HAM. Peraturan ini ternyata diciptakan agar jaminan hukum dan
arahan proses penegakan HAM bisa berjalan dengan baik.
 Pengadilan HAM, dalam UU RI No 26 Tahun 2000, terdapat Pengadilan HAM yang
terbentuk untuk mengadili para pelanggar HAM. Pengadilan ini diberikan tugas dan
wewenang untuk memeriksa serta memutus kasus pelanggaran HAM yang terjadi di
Indonesia maupun di luar wilayah negara. Dengan adanya Pengadilan HAM,
penegakan, kepastian hukum, keadilan, dan perasaan aman terkait HAM pun
diusahakan bisa berjalan.
Penegakan HAM di negara kita tidak akan berhasil jika hanya mengandalkan tindakan
dari pemerintah. Peran serta lembaga independen dan masyarakat sangat diperlukan.
Upaya penegakan hak asasi manusia ini akan memberikan hasil yang maksimal
manakala didukung oleh semua pihak. Usaha yang dilakukan Komnas HAM tidak akan
efektif apabila tidak ada dukungan dari masyarakat

6
3.2 Perancangan upaya penanganan kasus pelanggaran HAM dalam kasus artikel
tersebut untuk melindungi dan menjamin HAM di kehidupan berbangsa dan
bernegara. (Dhia)
3.2.1 Hukum HAM di Indonesia
Indonesia adalah negara Hukum yang ber Pancasila. Semua harus melalui proses
pemeriksaan/penyidikan yang berdasarkan keterangan saksi dan tersangka serta bukti-
bukti dan petunjuk yang ada di tempat kejadian perkara. Dan akan di buktikan di
pengadilan jika terbukti ada pelanggaran HAM maka pelaku harus di hukum sesuai
hukum yang berlaku.
Dalam UU No. 39 Tahun 1999, hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi
oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia.
HAM meliputi hak asasi pribadi, hak asasi ekonomi, hak asasi politik, hak asasi
sosial dan kebudayaan, hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam
hukum dan pemerintahan, serta hak asasi manusia untuk mendapatkan perlakuan tata
cara peradilan dan perlindungan.
3.2.2 Pengertian Pelanggaran
Menurut UU No. 39 Tahun 1999, pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap
perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja
maupun tidak disengaja atau kelalaian, membatasi, dan atau mencabut hak asasi
manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang ini, dan
tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum
yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Kalau memang terbukti perbuatan tersebut termasuk ke dalam pelanggaran
Ham Berat yaitu : Kejahatan kemanusiaan, perbuatan yang dilakukan sebagai bagian
dari serangan yang meluas atau sistematik. Serangan ini juga ditujukan secara langsung
terhadap penduduk sipil. Bentuknya berupa pembunuhan, pemusnahan.
Dari kasus yang ada di dalam artikel tersebut, terjadi penembakan terhadap 4
orang anggota laskar FPI yang masih hidup saat dibawa oleh petugas kepolisian dan hal
itu termasuk pelanggaran HAM.

7
3.3 Contoh sikap/tindakan yang memiliki korelasi dengan yang terkandung
dalam artikel kasus tersebut dengan hak dan kewajiban HAM sesuai nilai-nilai
dasar Pancasila dari kelima sila masing-masing. (Fahmi & Farel)
Korelasi yang ditemukan ditinjau dari kasus yang ada di artikel penembakan
laskar Front Pembela Islam (FPI) dengan hak dan kewajiban HAM sesuai nilai nilai
dasar sila Pancasila hanya berlaku untuk sila ke-2 dan ke-5. Ini dikarenakan sila ke 2
memiliki konsep bahwasanya sesuatu yang memuat kemanusiaan yang adil dan
beradab di lingkungan kehidupannya yang relevan terhadap kasus yang ada di artikel
penembakan laskar Front Pembela Islam (FPI). Sila ke-5 juga demikian, yakni memiliki
konsep bahwa kesetaraan hak asasi manusia dan kewajiban dalam menciptakan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat yang jelas memiliki relevansi terhadap kasus yang
ada di artikel penembakan laskar Front Pembela Islam (FPI) juga.
Di sila lainnya, yaitu sila ke-1, ke-3, dan ke-4 tidak memiliki konsep yang relevan
terhadap kasus di artikel tersebut. Hal ini dikarenakan inti konsep dari sila ke-1 tentang
ketuhanan, sila ke-3 tentang persatuan dalam perbedaan, dan sila ke-4 tentang
musyawarah mufakat. Maka dari itu, berikut adalah sikap-sikap berdasarkan hak dan
kewajiban HAM sesuai nilai nilai dasar sila ke-2 dan ke-5 berdasarkan artikel tersebut.
a. Contoh sikap berdasarkan nilai dasar sila ke-2 :
 Tidak bertindak atas ego diri sendiri.
 Bersikap objektif dalam menangani masalah.
 Berpedoman pada HAM dalam penanganan kasus kriminal.
b. Contoh sikap berdasarkan nilai dasar sila ke-5 :
 Mengahargai kerja keras orang lain
 Bekerja keras untuk membawa keadilan sosial bagi korban demi memenuhi hak
asasi manusia.

3.4 Korelasi yang terkandung dalam artikel kasus tersebut dengan hak dan
kewajiban HAM sesuai nilai-nilai instrumental pancasila berdasarkan UUD NRI
1945. (Lintang)
Kasus di artikel tersebut bertentangan dengan sila ke-2 dan ke-5 Pancasila karena
bertentangan dengan kemanusiaan dan keadilan sesuai sila ke-2 dan ke-5 Pancasila, dan
juga tidak sesuai dengan UUD 45 pasal 28I ayat 1 yang menyatakan bahwa Hak setiap orang
untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan dan hati nurani, hak

8
beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak agar tidak dituntut atas hukum yang
berlaku surut, hak atas bebas dari perlakuan diskriminatif, hak terhadap budaya, dan
hak masyarakat tradisional, semua hak atas negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara.

3.5 Contoh sikap/tindakan yang memiliki korelasi dengan yang terkandung


dalam artikel kasus tersebut dengan hak dan kewajiban HAM sesuai nilai-nilai
praksis Pancasila dari kelima sila masing-masing. (Tanzila & Farel)
Sila ke-1 tidak berkorelasi sama sekali dengan teks atau artikel yang disediakan
karena tidak memuat apapun yang berhubungan dengan ketuhanan. Begitu juga dengan
sila ke-3 yang menyatakan persatuan Indonesia. Walau artikel terebut sendiri
membahas tentang sebuah perpecahan, tidak ada nilai praksis yang ditemukan didalam
artikel tersebut. Sila ke-4 tidak relevan dengan artikel karena artikel tidak memuat
apapun yang berhubungan dengan mufakat, semuanya didasarkan terhadap bukti, dan
penjelasan saksi maupun si tersangka. Maka dari itu, berikut adalah sikap-sikap
berdasarkan hak dan kewajiban HAM sesuai nilai nilai praksis sila ke-2 dan ke-5
berdasarkan artikel tersebut.
a. Contoh sikap berdasarkan nilai praksis sila ke-2:
 Polri tidak melakukan tindakan penanganan atas keputusan sendiri terhadap
kasus penembakan laskar FPI, Polri terlebih dahulu menunggu rekomendasi dari
keputusan Komnas HAM untuk menanganinya supaya tindak pidana terhadap
pelanggaran HAM di kasus tersebut bisa terungkap lebih jelas.
 Polri harus melakukan kegiatan penyidikan sebelum melakukan tindak pidana
agar kasus bisa terpecahkan dengan informasi yang valid.
b. Contoh sikap berdasarkan nilai praksis sila ke-5:
 Polri menunggu surat rekomendasi komnas HAM sebelum menindaki anggotanya
yand diduga melalaikan standar operaional prosedur atau SOP dalam beroperasi.
 Semua hal harus dibuktikan di sidang pengadilan.

 Polri melakukan penyelidikan atas kasus berdasarkan keterangan saksi,


keterangan tersangka, dan barang bukti.

9
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Setelah mengetahui fakta tentang kasus penembakan laskar FPI dan menjawab
rumusan-rumusan masalah yang telah dicantumkan, dapat diambil kesimpulan bahwa
pelaku pelanggaran HAM haruslah ditindak pidana sesuai dengan hukum Negara Indo-
nesia yang berlaku.
Selain itu, sebagai Warga Negara Indonesia wajib untuk mengimplementasikan
nilai-nilai dasar Pancasila dan nilai-nilai praksis Pancasila yang jelas mengandung kon-
sep tentang HAM itu sendiri. Selain itu kita Wajib:
 Memahami dan menaati setiap instrumen HAM yang berlaku.
 Mematuhi setiap kebijakan yang diluncurkan oleh pemerintah.
 Memberikan fasilitas yang terbaik dilingkungan bangsa dan negara.
 Bersedia untuk menjadi saksi dalam peristiwa pelanggaran HAM.
 Mengawal setiap pengambilan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dan
mengangkat isu-isu yang terkait oleh pelanggaran HAM sebagai monitoring
kebijakan HAM masyarakat terhadap pemerintah.

10
DAFTAR PUSTAKA

SUMBER DARING

Widjajanto, Danu. (2021). Hak asasi manusia. Diakses pada 15 Agustus 2021, dari
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia

Itsnaini, Faqihah M. (2021). Pelanggaran HAM: Pengertian, Jenis, dan Contoh Kasusnya.
Diakses pada 15 Agustus 2021, dari https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
5550068/pelang-garan-ham-pengertian-jenis-dan-contoh-kasusnya

Prinada, Yuda. (2021). Apa Saja Upaya Pemerintah dalam Menegakkan HAM di
Indonesia?. Diakses pada 15 Agustus 2021, dari https://tirto.id/apa-saja-upaya-
pemerintah-dalam-menegakkan-ham-di-indonesia-gewL%20%20

Brainly. (2018). Upaya penegakan HAM dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara. Diakses pada 15 Agustus 2021, dari https://brainly.co.id/tugas/17561525

Badan Pusat Statistik. (2020) Promosi HAM dan Keadilan Sosial. Diakses pada 15
Agustus 2021, dari
https://www.bps.go.id/indikator/indikator/view_data/0000/data/1240/sdgs_10/2#:
~:text=Menurut%20Undang%2DUndang%20Republik%20Indonesia,dijunjung
%20tinggi%2C%20dan%20dilindungi%20oleh

Indonesian Legal Resources Center. (2019) Promosi HAM dan Keadilan Sosial. Diakses
pada 15 Agustus 2021, dari https://mitrahukum.org/program/promosi-ham-keadilan-
sosial/#:~:text=Hak%20Asasi%20Manusia%20(HAM)%20dan,negara%20telah
%20dijamin%20oleh%20konstitusi

11
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
DISKUSI KELOMPOK

X
X
X
X

Anda mungkin juga menyukai