Di Susun Oleh :
a. Asupan Karbohidrat
Karbohidrat terdiri dari karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks.
Jenis monosakarida dan disakarida digolongkan kedalam karbohidrat sederhana,
sedangkan poli sakarida seperti glikogen, starch dan serat digolongkan kedalam
karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana atau disebut juga dengan gula
sederhana mudah dicerna untuk menghasilakn energi yang dapat langsung
dipergunakan oleh tubuh. Sedangkan karbohidrat komplek seperti glikogen dan
starch merupakan cadangan energi yang mudah di cerna ketika diperlukan
sewaktu-waktu oleh tubuh. Karbohidrat komplek berperan dalam mengendalikan
kadar gula darah tubuh.
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi sel-sel tubuh,
terutama sel-sel tubuh, terutama sel-sel otak dan sistem saraf pusat yang
membutuhkan asupan glukosa darah. Setiap 1 (satu) gram karbohidrat
menyediakan energi sebesar 4 kalori. Selain itu karbohidrat juga berperan dalam
fungsi jaringan tubuh, membantu regulasi metanolisme protein, mempengaruhi
metabolisme lemak, dan glikogen merupakan cadangan energi yang berguna
untuk melindungi sel-sel, terutama sel-sel otak dari tekanan fungsi metabolisme
dan cidera.
b. Asupan Lemak
Lemak merupakan gizi makro kedua yang menghasilkan energi setelah
karbohidrat. Komponen dasar lemak adalah asam lemak dan trigliserida. Asam
lemak berdasarkan ikatan rangkap dibedakan menjadi asam lemak jenuh atau
saturated fatty acid (SFA) yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap
dan asam lemak tidak jenuh atau unsaturated fatty acid (UFA) yaitu asam lemak
yang memiliki ikatan rangkap . UFA dibedakan menjadi mono unsaturated fatty
acid (MUFA) yaitu memiliki 1 (satu) ikatan rangkap dan polly unsaturated fatty
acid (PUFA) yaitu memiliki 2 (dua) atau lebih ikatan rankap. Sedangkan
trigselarida dibentuk menjadi 3 asam lemak dan satu gliserol. Trigliserida
merupakan cadangan asam lemak yang terdapat dalam tubuh.
Lemak mempunyai beberapa fungsi khusus bagi tubuh. Lemak yang berasal
dari makanan berfungsi untuk absorbsi vitain larut lemak, menyediakan asam
lemak esendial dan menyediakan energi bagi tubuh. Energi yang diperoleh dari
lemak makanan sebesar 9 kalori setiap 1 (satu) gram lemak. Disamping lemak
yang berasal dari makanan, lemak yang terdapat dalam tubuh manusia juga
memiliki fungsi sebagai alat pelindungan organ-organ tubuh yang penting,
menjaga suhu tubuh, transmisi implus-implus saraf, struktur membran sel dan
prekursor fungsi metabolisme.
c. Asupan Protein
Protein dibentuk dari asam-asam maino yang bergabung menjadi beberapa
rantai peptida. Dari 20 asam amino yang membentuk protein, 9 diantaranya tidak
dapat disintesis oelh tubuh dan harus diperoleh dari asupan makanan atau dikenal
dengan asam amino esensial. Asam amino esensial meliputi histidine, isoleucine,
leucine, lysine, methionine, phenylalanine, theronine, trypthophan,dan valine.
Beberapa jenis protein diantaranya yaitu myosin, kolagen, hemoglobin, albumin
dan bentuk protein lainnya dengan fungsi khusus. Myosin merupakan protein otot
yang berperan pada saat kontraksi otot, kolagen berperan dalam memperkuat
jaringan tulang, tulang rawan dan kulit untuk memperthankan bentuk tubuh.
Hemoglobin berperan dalam menganggkut oksigen keseluruh tubuh dan albumin
merupakan plasma protein yang berperan dalam menjaga keseimbangan tubuh.
Fungsi utama protein bagi tubuh adalah untuk membantu dan
mempertahankan jaringan tubuh, menghasilakn neurotransminator bagi otak dan
fungsi saraf, hormon, mempertahankan fungsi imunitas tubuh, mempertahankan
keseimbangan cairan dan sebagai sumber energi. 1 (satu) gram protein
menghasilak energi sebesar 4 kalori.
A. Kurang Gizi
Secara umum pokok persoalan ini berkaitan dengan kecepatan berat yang hilang.
Kecepatan (=rate) berat yang hilang adalah proporsional dengan energi yang hilang.
Kecepatan hilan/terlepasnya berat lebih cepat daripada yang diberikan oleh energi
yang berasal dari makanan di bawah kebutuhan hidup pokok. Penelitian menunjukkan
bahwa penurunan berat tubuh melibatkan hilangnya Lean Body Mass dan fat.
Kontribusi masing-masing komponen pada jumlah total yang hilanh tergantung pada
dua faktor berikut.
a. Faktor awal adalah berat kandungan lemak dan besarnya energi yang berkurang.
Sebagai contoh, pada keadaaan kurus seseorang, maka akan terjadi pengurangan
jumlah lemak dengan kecepatan 2 kali lebih besar daripada jumlah nitrogen per
kilogram berat yang hilang. Demikian juga yang terjadi pada orang yang
kegemukan, dengan catatan bahwa orang menjadi cepat kurus bila diet yang
dikonsumsi memiliki energi sebesar 1400 – 1900 kkal yang lebih besat daripada
besar relatif LBM yang hilang per unit berat yang hilang dibanding yang terjadi
pada individu obese.
b. Faktor kedua adalah keseimbangan penting untuk semua kategori kandungan
lemak (fat) awal yang telah di pelajari terdahulu. perbandingan ΔLBM: ΔW
langsung berhubungan dengan besarnya energi yang hilang. Perbandingan (ratio)
ini menjadi sangat tinggi pada orang yang memiliki penurunan yang drastis (cepat
dan progresif), misalnya kelebihan lean akan disimpan, sebanding dengan
makanan yang dikonsumsi berlebih. Menurut penelitian Callowy dan Spektor
(1954, distasi dari present knowledge), disimpukan bahwa tendensi hilangnya
berat dan lemak tergantung pada waktu dan kecepatan hilangnya penurunan berat.
c. Pada penderita obese yang mengalami operasi by pass usus atau gastric stapling
juga menderita kehilangan LBM disertai hilangnya berat. Penelitian menunjukkan
adanya variasi LBM berkisar 15-40 persen dari total berat yang hilang.
B. Kelebihan Energi
Pada keadaan kekurangan energi, terjadi induksi pada pertambahan berat
karena kedua peningkatan komponen, baik pada LBM ataupun lemat (fat). Menurut
hasil penelitian rata-rata pertambahn berat (=ΔW). Sepertiganya berisi LBM. Hal ini
terjadi tanpa memerhatikan kecukupan protein dan esensi lainnya. Jika terjadi pada
diet-induksi berat yang hilang serta pertambahan berat secara hitungan, terbukti
bahwa LBM dan lemak merupakan penjumlahan. Jika terjadi perubahan pada salah
satunya, maka salah satunya juga berubah, tetapi proporsinya tidak selalu sama.
Kebutuhan Energi, Protein dan Vitamin Larut Lemak pada Ibu Hamil
2. Kebutuhan Protein
Secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1
gram per kg berat badan. Pada lansia, massa ototnya berkurang. Tetapi
ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih
tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa
nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan
penyerapannya kurang efisien). Bebrapa penelitian merekomendasikan, untuk
lansia sebaiknya konsumsi proteinnya di tingkatkan sebesar 12-14% dari porsi
untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan
hewani dan kacang-kacangan.
3. Kebutuhan Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30 % atau kurang dari total
kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari
40% dari konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis
(pemnyumbatan pembukuh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari
konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly
unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemah tidak
jenuh yang baik.
4. Kebutuhan Vitamin dan Mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang
mengonsumsi vitamin A, B1, B2, B6,niasin, asam fosfat, vitamin C,D, dan E
umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi
makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, serta kemampuan fisik yang
menurun. Kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah
kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan
zat besi menyebabkan anemis. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia
menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran
dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin dan
mineral dan serat. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur
sebagai vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi
mikro. Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar,
sehingga lansia menderita wasir yang bisa menimbukan pendarahan dan
memicu terjadinya anemia. Sering menggunakan obat-obatan atau alkoho, hal
ini dapat menurunkan nafsu makan yang menyebabkan kekurangna gizi dan
hepatitis atau kanker hati. Gangguan kemampuan motorik, kurang
bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan
menurun dan menjadi kurang gizi. Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi
makanan menjadi menurun dan akibatnya menjadi kurang gizi. Dimensia
(pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang dapat
menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi
BAB V
PENILAIAN STATUS GIZI INDIVIDU
Penilaian yang berkaitan dengan pemeriksaan nadi adalah ada atau tidaknya
takikardi sinus, yang ditandai dengan adanya variasi 10-15 denyutan dari menit ke
menit. Takikardi supraventikuler paroksisimal yang ditandai dengan nadi sulit
dihitung karena frekuensinya sangat tinggi (lebih dari 200 kali permenit) dan
kecepatan nadi konstan sepanjang serangan. Di samping takikardi, terdapat istilah
bradikardi, yaitu frekuensi denyut jantung yang kurang dari normal atau denyut
jantung lambat. Dalam penilaian bradikardi, terdapat bradikardi sinus dan bradikardi
relatif apabila denyutan nadi lebih sedikit dibandingkan takikardi.
b. Klinis
Metode ini biasa digunakan untuk mendeteksi kumpulan gejalan dan
tanda-tanda-tanda klinis yang berhubungan dengan kekurangan atau kelebihan
gizi. Metode ini biasa menggunakan 1) pendekatan riwayat medis merupakan
catatan mengenai perkembangan penyakit, 2) pemeriksaan fisik merupakan
melakukan pemeriksaan fisik dari kepala sampai ujung kaki untuk melihat
tanda-tanda dan gejala adanya masalah gizi.
c. Biokimiawi
Beberapa tahapan masalah gizi dapat diketahui dengan metode
laboratorium, penyimpanan zat gizi dalam jaringan tubuh mengalami
perubahan secara perlahan sesuai dengan status gizi seseorang.
d. Biofisik
Penentuan staus gizi dengan biofisik adalah meliha dari kemampuan
fungsi jaringan dan perubahan struktur. Tes kemampuan fungsi jaringan
meliputi kemampuan kerja dan enerigi akspenditure serta adaptasi sikap. Tes
perubahan struktur dapat dilihat secara klinis (misalnya pengerasan kuku,
pertumbuhan rambut, dll) atau non klinis (misalnya radiologi). Penilaian
secara biofisik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu 1) uji radiologi, 2) tes
fungsi fisik (misalnya tes adaptasi pada ruangan gelap), dan 3) sitologi
(misalnya pada KEP dengan melihat noda pada epitel dari mukosa oral).
Penilaian biofisik ini memerlukan biaya yang besar.
Bahan makanan tersebut diatas dapat diolah dan menjadi makanan yang akan
diberikan kepada pasien terdiri dari tiga kali makanan utama ( pagi, siang, malam) dan
satu kali kudapan pada pukul 10.00 WIB. Contoh menunya misalnya makan pagi
dengan nasi, telur dadar, ketimun & tomat irir, bubur kacang hijau pada pukul 10.00,
dilanjutkan makan siang dengan nasi, ikan bumbu acar, tempe bacem, sayur asam dan
buah papaya, makan malam dengan nasi, daging semur, tahu goring, sup sayuran, dan
buah pisang.
Makanan yang tidak dianjurkan
Dari semua makanan yang ada, makanan yang tidak dianjurkan untuk diet
makanan biasa ini adalah makanan yang merangsang, seperti makanan yang
merlemak tinggi, yang terlalu manis, terlalu berbumbu, dan minuman yang
mengandung alcohol. Cara memesan diet : diet MB berikutnya kita pelajari tentang
makanan lunak.
Bila sudah diaplikasikan dalam makanan, menu makanan sehari terdiri dari
makan pagi dengan bubur ayam, telur ½ masak, jus tomat dan teh. Menu makan siang
terdiri dari nasi tim/ bubur, pepes tenggiri, tumis tempe, bening bayam, papaya iris,
makan malam terdiri dari nasi tim / bubur, bistik jerman, tahu isi kukus, sup wortel +
buncus, pisang. Untuk selinggan pukul 10.00 diberikan bubur kacang hijau dan pukul
21.00 diberikan segelas susu. Khusus untuk pemberian makan bubur maka diberikan
tambahan selingan pukul 16.00 puding dan susu ditambah biscuit pada pukul 20.00.
Cara memesan diet dengan menuliskan Makanan Lunak (ML) pada diet pasien
untuk mempermudah kita dalam menyusun menu makan berikut ditampilkan bahan
makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan :
Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
Bahan makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan
Sumber Karbohidrat Beras ditim, dibubur, kentang Nasi digoreng, beras ketan,
direbus, dipure, makaroni, ubi singkong, tales, cantel
soun, mi, misoa direbus, roti;
biskuit; tepung, sagu;
tapioka; maizena, hunkwe
dibubur atau dibuat puding;
gula; madu
Sumber Protein Hewani Daging, ikan, ayam, unggas daging dan ayam berlemak
tidak berlemak direbus, dan berurat banyak, danging
dikukus, ditim, dipanggang; ayam, ikan dan telur
telur direbus, diceplok air, digoreng; ikan banyak duri
diorak-arik; bakso ikan, sapi,
atau ayam direbus; susu;
milk shake, yogurth, keju.
Sumber Protein Nabati Tempe dan tahu direbus, Tempe, tabu, dan kacang-
dikukus, ditumis, kacangan digoreng; kacang
dipanggang, kacang hijau merah
direbus; susu kedelai
Sayuran Sayuran tidak banyak serat Sayuran banyak serat seperti
dan dimasak seperti daun daun singkong, daun katuk,
bayam, kangkung, kacang daun melinjo, nangka muda,
panjang muda, buncis muda, keluwih, genjer, pare, krokot,
oyong muda dikupas, labu rebung; sayuran yang
siam, labu kuning, labu air, menimbulkan gas seperti kol,
tomat, wortel. sawi, lobak; sayuran mentah.
Buah-buahan Buah segar dihaluskan tanpa Buah banyak serat dan
kulit seperti pisang masak, menibulkan gas seperti
pepaya, jeruk manis dan jus nanas, nangka masak, durian,
buah. buah utuh, buah kering
Sedangkan nilai gizinya seperti Energi 1700 kkal, Lemak 21 g, Protein 38 g, dan
Karbohidrat 340 g. Berikut table jadwal sehari-hari diet kolonoskopi :
Agakston, Arthur, 2003. South Beach Diet. Jakarta : PT. Gramedia Utama.
Alhamda, Syukra dan Yustina Sriani, 2014. Ilmu Kesehatan Mayarakat. Jakarta :
Deepublish.
Graha, Chairinnisa K, 2010. 100 Question and Answer Kolestrol. Jakarta : Elex Media
Komputindo.
Hidayat, Aziz. A. Azimul, 2008. Pengantar Ilmu Anak Untuk Pendidikan Kebidanan.
Jakarta : Salemba Medika.
Leomitro, Andreas, 2009. Khasiat Whole Grain. Jakarta : PT. Gramedia Utama.
Wirakusumah, Emma Pandi, 2010. Sehat Cara Al-Qur’an dan Hadis. Jakarta : Hikmah.
Mardalena, Ida. 2016. Ilmu Gizi Keperawatan Komprehensif. Jakarta : Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.