Anda di halaman 1dari 7

TUGAS ESAI

TEKNOLOGI BENIH

PERKECAMBAHAN BENIH

TEMA :

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERKECAMBAHAN BENIH

DISUSUN OLEH :

JIHAN HANIYA ALMAS SUKRAN

C1011201068

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Tantri Palupi, SP., M.Si.,

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKECAMBAHAN BENIH

Perkecambahan memiliki arti munculnya semai dan secara garis besar perkecambahan
adalah proses munculnya atau keluarnya radikula dari dalam biji yang diawali dengan
masuknya air ke dalam biji yang disebut juga proses ambibisi. Perkecambahan merupakan
fase yang terpenting pada masa pertumbuhan suatu tumbuhan. Perkecambahan merupakan
fase awal dalam membentuk organ tanaman seperti akar, batang dan daun. Perkecambahan
akan aktif untuk menumbuhkan tunas – tunas tanaman yang baru. Benih merupakan biji yang
telah diseleksi yang bertujuan untuk penanaman. Terdapat kriterian benih yang dapat
dijadikan bibit tanaman agar bibit tersebut menjadi tanaman yang unggul.
Perkecambahan benih ini memiliki faktor – faktor yang dapat mempengaruhinya selain itu
juga perkecambahan benih ini memiliki beberapa tipe perkecambahan . Pada tulisan ini akan
lebih memfokuskan tentang pembahasan faktor – faktor yang dapat mempengaruhi
perkecambahan benih. Faktor perkecambahan benih ini memiliki dua bentuk faktor
perkecambahan yaitu Faktor internal dan Eksternal dan pernyataan ini sesuai dengan
pendapat Sutopo (1997) yang mengatakan bahwa terdapat faktor dalam dan faktor luar yang
dapat mempengaruhi perkecambahan suatu benih.
Faktor dari dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih meliputi: Tingkat
kemasakan benih Pada tingkat kemasakan benih ini sangat berpengaruh dalam
perkecambahan dikarenakan apabila suatu benih tersebut dipanen sebelum masuk dalam fase
kematangan benih tersebut maka benih tidak mempunyai viasibilitas tingggi.Hal itu dapat
dilihat pada beberapa jenis tanaman lainnya yang sulit berkecambah dikarenakan benih yang
di ambil tersebut belum masuk pada fase kematangan sehingga benih belum memiliki tempat
cadangan makanan yang cukup dan pembentukan embrio nya yang belum sempuran. Maka
dari itu tingkat kemasakan benih sangat berpengaruh agar benih memiliki daya berkecambah
yang maksimum sehingga dapat menghasilkan tanaman yang sehat, kuat dan dapat
berproduksi dengan baik.
Ukuran benih,pada benih terdapat jaringan cadangan makanan atau penyimpanan yang
didalamnya terdaapt kandungan karbohidrat, protein, lemak dan mineral. Senyawa – senyawa
ini merupakan bahan baku bagi embrio untuk melakukan perkecambahan. Cadangan
makanan juga sangat mempengaruhi ukuran benih, semakin banyak cadangan makanan
tersimpan maka benih tersebut akan berukuran besar dan berat. Benih yang besar dan berat
akan mempengaruhi laju perkecambahan dan hasil yang didapat saat melakukan panen.
Dormansi,benih yang dormansi adalah benih yang sedang dalam kondisi beristirahat
sehingga benih tersebut sulit untuk melakukan perkecambahan meskipun benih tersebut
berada di lingkungan yang mendukungnya untuk melakukan perkecambahan. Penyebab benih
tersebut mengalami dormansi adalah terhambatnya respirasi,proses imbibisi yang tidak cukup
baik dan rendahnya bagian metabolisme cadangan makanan. Cara agar benih dapat
berkecambah adalah dilakukanya pematahan dormansi dengan cara di ransang dengan
pemberian suhu yang rendah dalam keadaan yang lembab, dilakukan goncangan atau
direndam dalam larutan asam sulfat.
Penghambat perkecambahan,penghambat perkecambahan ini biasanya berasal dari
hadirnya inhibitor yang berasal dari dalam benih ataupun berasal dari permukaan benih serta
zat zat penghambat antara lain larutan yang memiliki nilai osmotik yang tinggi seperti
mannitol, larutan NaCI, bahan bahan yang dapat mengganggu lintasan metabolisme, senyawa
herbisida, coumarin, dan auxin.
Faktor dari luar yang mempengaruhi perkecambahan meliputi : Air memiliki beberapa
peran untuk perkecambahan benih seperti berperan dalam mereaktivasi benih, mereaktivasi
enzim yang berfungsi untuk proses respirasi, melunakan kulit benih dan berperan sebagai
transport metabolit. Kebutuhan air yang diperlukan untuk perkecambahan suatu benih sangat
lah bervariasi dan disesuaikan dengan jenis benihnya.
Suhu mempunyai peranan penting dalam proses perkecambahan dikarenakan suhu ini dapat
mempengaruhi berbagai rekasi kimia yang terjadi selama proses perkecambahan benih.suhu
juga berfungsi untuk mengaktifkan enzim yang berperan penting dalam perkecambahan
seperti amilase,lipase dan proteinase.Suhu dalam perkecambahan ini dibedakan menjadi suhu
maksimum yaitu suhu paling tinggi dan benih masih mampu untuk berkecambah, suhu
optimum merupakan suhu yang cocok untuk melalukan perkecambahan dalam waktu singkat
dan terakhir suhu minimum merupakan suhu yang paling rendah dan benih masih mampu
untuk berkecambah.
Gas merupakan faktor selanjutnya yang diperlukan dalam proses perkecambahan. Proses
yang terjadi adalah proses respirasi. Proses respirasi ini akan meningkat apabila disertai
dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida, air dan energi.
Cahaya adalah faktor yang dibutuhkan benih dan kebutuhan benih akan cahaya ini sangat
berbeda – beda. Benih dapat berkecambah dalam keadaan cahaya yang kurang atau gelap dan
cahaya dalam kondisi yang baik. Namun pada saat perkecambahan berlangsung dalam
kondisi gelap atau kurang cahaya maka hasil dari perkecambah tersebut menjadi pannjang
yang tidak normal dan batangnya akan lemah.
Kondisi tanah juga dapat mempengaruhi perkecambahan. Pengaruh kondisi tanah tersebut
disebabkan beberapa faktor yaitu faktor abiotik yang disebabkan adanya hubungan dengan
sifat fisika dan sifat kimia tanah dan selanjutnya faktor biotik yang disebabkan karena adanya
aktivitas mikroorganisme, bahan organik.

HASIL PENELITIAN TENTANG FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PERKECAMBAHAN BENIH.
 Air
IMBIBISI PADA PERKECAMBAHAN BENIH
Pengaruh Kadar Air Media Terhadap Imbibisi
Unzila Illa Ika Dwi Sukma Dewi
Pendahuluan :
Air merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkecambahan. Air berpengaruh
terhadap pertumbuhan karena fungsinya dalam metabolisme sangat besar. Selain itu air
menentukan turgos sel sebelum terjadinya pembelahan atau membesar. Air juga akan
menetukan keceoatan reaksi biokimia dalam sel. Kadar air yang berubah akan
mempengaruhi kadar hormon di dalam tubuh tumbuhan (Afifah,1990)
Senyawa polietilena Glikol (PEG) merupakan senyawa yang dapat menurunkan
potensial osmotik larutan melalui aktivitas matriks sub – unit etilena oksida yang mampu
mengikat molekul air dengan ikatan hidrogen. Penyiraman larutan PEG kedalam media
tanam diharapkan dapat menciptakan kondisi cekaman dikarenkan ketersediaan air bagi
tanaman yang berkurang. Penambahan larutan ini diharappkan dapat mensimulasi
kondisi cekaman yaitu kekeringan. Bibit atau benih yang terseleksi dengan penggunaan
PEG dapat tumbuh lebih baik pada saat kodisi cekaman kekeringan yang berada
dilapangan.
Tujuan :
Tujuan adanya praktikum ini adalah mampu mendemostrasikan pemahaman tentang
potensial air pada perkecambahan benih dan untuk mengetahui kadar air media terhadap
imbibisi air dengan menggunakan larutan PEG yang dapat memberikan gambaran
tentang mekanisme biji untuk merespon potensial air tanah.
Bahan :
Bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah menggunakan benih
kacang tanah, jagung, vaselin, air destilasi dan PEG
Hasil dan pembahasan :
Hasil yang didapat adalah kadar air media terhadap imbibisi air yaitu diperoleh data
yang menunjukan bahwa benih kacang tanah yang diberi vaselin dengan potesial osmotik
dari hari pertama dengan diberi tekanan osmotik -0 sampai tekanan osmotik -20 hingga
hari ke-8 tidak menunjukan adanya pekecambahan. Hal itu dikarenakan faktor tekanan
osmotik PEG menunjukan pengaruh nyata terhadap perlakukan benih kacang tanah yang
di beri vaselin. Kacang tanah yang diberi vaselin tersebut menunjukan suatu gelaja yang
berupa biji tersebut mengembang dikarenakan jaringan dalam benih tersebut terganggu
akibat masuknya PEG kedalam benih sehingga benih tidak mampu berkecambah
dikarenakan hadirnya zat penghambat perkecambahan dalam embrio.
Sedangkan benih kacang tanah yang diberi potensial osmotik 0 dan -20 hanya dapat
memberikan hasil 4% yang mampu berkecambah yaitu pada potensial osmotik 0
sedangkan pada potensial osmotik -20 tidak ada benih yang berkecambah. Pada hasil
perkecambahan ini benih kacang tanah tidak dapat berkecambah dengan normal dan
banyak yang terserang cendawan.
Menurut Widoretno (2002) yang menyatakan bahwa perkecambahan benih kacang
tanah akan menurun akibat meningkatnya konsentrasi PEG pada media perkecambahan.
Penggunaan PEG menyebabkan penurunan potensial air secara homogen sehingga dapat
digunakan untuk meniru besarnya potensial air tanah. PEG sendiri adalah larutan yang
dapat menurunkan potensial osmotik pada benih dan merupakan larutan yang dapat
mengikat air.
Pada perkecambahan benih jagung dengan diberi potensial osmotik 0 dan -20
menunjukan adanya benih yang berkecambah. Pada potensial osmotik 0 terdapat 52%
benih jagung berkecambah sedangkan pada potensial osmotik -20 terdapat 26% bibit
jagung yang mampu berkecambah. Dari hasil ini menunjukan bahwa daya
perkecambahan yang bak yaitu pada potensial osmotik 0. Menurut Azhari (1995)
mengatakan bahwa kosentrasi PEG yang terlalu tinggi dapat membuat enzim dan
substrat yang berekasi menjadi encer sehingga metabolisme menjadi lambat dan
mengakibatkan benih tersebut tidak berkecambah.
Kesimpulan :
Bibit jagung yang memiliki potensi osmotik memiliki nilai persentase perkecambahan
tertinggi yaitu bernilai 52%. Pada benih kacang tanah yang diberi vaselin tidak mampu
berkecambah baik pada potensi osmotik 0 maupun potensi osmotik -20. Sedangkan bibit
benih kacang yang diberi potensi osmotik 0 mampu berkecambah sekitar 4% namun
hasil dari perkecambahan tersebut tidak berjalan lancar dan ditumbuhi oleh cendawan
REFERENSI

Dewi, UIIDS. n.d. “Imbibisi Pada Perkecambahan Benih.” Academia.Edu.


IRAWANTO, RONY. 2015. “Jeruju (Acanthus Ilicifolius): Biji, Perkecambahan Dan
Potensinya.” (August 2015). doi: 10.13057/psnmbi/m010509.
Marthen, Kaya E., and H. Rehatta. 2013. “Pengaruh Perlakuan Pencelupan Dan Perendaman
Terhadap Perkecambahan Benih Sengon (Paraserianthes Falcataria L.).” Agrologia
2(1):10–16.
Naemah, Dina. 2012. “Teknik Lama Perendaman Terhadap Daya Kecambah Benih Jelutung
(Dyra Polyphylla Miq. Steenis).”

Anda mungkin juga menyukai