Anda di halaman 1dari 3

1.

Mekanisme perkecambahan biji


Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara,
maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut
tahap imbibisi. Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara
(dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-
sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik. Kehadiran air di dalam sel
mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal. Fitohormon asam absisat menurun
kadarnya, sementara giberelin meningkat. Perubahan pengendalian ini merangsang pembelahan
sel di bagian yang aktif melakukan mitosis, seperti di bagian ujung radikula. Akibatnya ukuran
radikula makin besar dan kulit atau cangkang biji terdesak dari dalam, yang pada akhirnya pecah.
Pada tahap ini diperlukan prasyarat bahwa cangkang biji cukup lunak bagi embrio untuk dipecah
2. Cahaya berperan sebagai sumber energi dalam fotosintesis. Selain itu dalam pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan, cahaya berperan dalam menghambat pertumbuhan.
Tumbuhan memiliki hormon auksin yang berperan dalam pertumbuhan. Auksin akan
terurai jika terkena cahaya. Itu sebabnya tumbuhan yang terkena cahaya akan tumbuh
lebih lambat dibandingkan tumbuhan yang hidup di tempat gelap (etiolasi).
3. Fungsi ABA dan peranannya bagi petani:


ASAM ASISAK
ABA merupakan hormon tanaman yang secara alamiah disintesis dalam plastida atau kloroplas dan
ditemukan pada berbagai jenis tanaman. ABA banyak diproduksi tanaman terutama bila tanaman
berada dalam keadaan stress. ABA tergolong dalam zat penghambat tanaman atau inhibitor tanaman
karena kerjanya pada umumnya berlawanan dengan hormon pendorong seperti auksin, sitokinin dan
gibberillin. Peran fisiologis ABA terutama dalam pengaturan stomata, dormansi tunas, dormansi biji dan
absisi organ tanaman (misalnya: daun, bunga, buah).
Umumnya ABA dipakai di dalam kultur jaringan pada konsentrasi 5-50 mg/l. Pada beberapa jenis
tanaman dilaporkan bahwa pemberian ABA dengan konsentrasi yang rendah mampu mendorong
pembentukan kalus. ABA didalam proses pembentukan embrio somatik dan benis somatik telah banyak
dicobakan. Penambahan ABA pada kegiatan ini telah terbukti mampu mendorong pematangan embrio
somatik dan pada benih mampu menginduksi dormansi.

ABA juga diakui mampu meningkatkan ketahanan jaringan pada upaya preservasi plasma nutfah. ABA
juga berperan dalam proses morfogenesis sejumlah tanaman. Pertama dilaporkan oleh Heide (1968)
yang melaporkan bahwa pemberian ABA berbagai variasi konsentrasi telah mampu mendorong
pembentukan tunas pada kultur jaringan tanaman Begonia.

Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator), adalah senyawa organik yang tidak termasuk hara
(nutrient), yang mempunyai 2 fungsi yaitu menstimulir dan menghambat pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.


terutama dalam pengaturan stomata, dormansi tunas, dormansi biji dan absisi organ tanaman

Anda mungkin juga menyukai