Penghambat perkecambahan
Menurut Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat berupa
kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan
dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan metabolik
atau menghambat laju respirasi.
b. Faktor Luar
Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya:
Air
Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri
terutama kulit pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di
sekitarnya, sedangkan jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung
kepada jenis benihnya, dan tingkat pengambilan air turut dipengaruhi
oleh suhu (Sutopo,2002). Perkembangan benih tidak akan dimulai bila air
belum terserap masuk ke dalam benih hingga 80 sampai 90 persen
(Darjadi,1972) dan umumnya dibutuhkan kadar air benih sekitar 30
sampai 55 persen (Kamil, 1979). Benih mempunyai kemampuan
kecambah pada kisaran air tersedia. Pada kondisi media yang terlalu
basah akan dapat menghambat aerasi dan merangsang timbulnya penyakit
serta busuknya benih karena cendawan atau bakteri (Sutopo, 2002).
Suhu
Suhu merupakan syarat penting kedua bagi perkecambahan biji. Tetapi
ini tidak bersifat mutlak sama seperti kebutuhan terhadap air untuk
perkecambahan, dimana biji membutuhkan suatu level hydration
minimum yang bersifat khusus untuk perkecambahan. Dalam proses
perkecambahan dikenal adanya tiga titik suhu kritis yang berbeda yang
akan dialami oleh benih.
Ketiga titik suhu kritis tersebut dikenal dengan istilah suhu
cardinal yang terdiri atas:
Suhu minimum
Suhu terkecil dimana proses perkecambahan biji tidak akan
terjadi selama periode waktu perkecambahan. Bagi kebanyakan biji
tanaman, kisaran suhu minimumnya antara 0-50C. Jika biji berada di
tempat yang bersuhu rendah seperti itu, maka kemungkinan besar biji
akan gagal berkecambah atau tetap tumbuh namun dalam keadaan
yang abnormal.
Suhu optimum
Suhu dimana kecepatan dan persentase biji yang berkecambah berada
pada posisi tertinggi selama proses perkecambahan berlangsung. Suhu ini
merupakan suhu yang menguntungkan bagi berlangsungnya perkecambahan
biji. Suhu optimum berkisar antara 26,5-350C
Suhu maksimum
Suhu tertinggi dimana perkecambahan masih mungkin untuk
berlangsung secara normal. Suhu maksimum umumnya berkisar antara 30-
400C. Suhu di atas maksimum biasanya mematikan biji karena keadaan
tersebut menyebabkan mesin metabolism biji menjadi nonaktif sehingga biji
menjadi busuk dan mati.
Suhu optimal
Suhu optimal adalah yang paling menguntungkan berlangsungnya
perkecambahan benih dimana presentase perkembangan tertinggi dapat
dicapai yaitu pada kisaran suhu antara 26.5 sd 35C (Sutopo, 2002). Suhu
juga mempengaruhi kecepatan proses permulaan perkecambahan dan
ditentukan oleh berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi benih, cahaya dan zat
tumbuh giberellin.
Oksigen
Faktor oksigen berkaitan dengan proses respirasi. Saat berlangsungnya
perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai dengan
meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi
panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses
perkecambahan benih (Sutopo, 2002). Kebutuhan oksigen sebanding
dengan laju respirasi dan dipengaruhi oleh suhu, mikro-organisme yang
terdapat dalam benih (Kuswanto. 1996). Menurut Kamil (1979)
umumnya benih akan berkecambah dalam udara yang mengandung 29%
oksigen dan 0.03% CO2. Namun untuk benih yang dorman,
perkecambahannya akan terjadi jika oksigen yang masuk ke dalam benih
ditingkatkan sampai 80%, karena biasanya oksigen yang masuk ke
embrio kurang dari 3%.
Cahaya
Pengaruh cahaya akan berkaitan langsung dengan lama penyinaran harian
matahari (fotoperiodisitas). Hubungan antara pengaruh cahaya dan
perkecambahan biji dikontrol suatu system pigmen yang dikenal sebagai
fitokrom, yang tersusun dari chromophore dan protein. Chromophore
adalah bagian yang peka terhadap cahaya. Fitokrom memiliki dua bentuk
yang sifatnya reversible (bolak-balik) yaitu fitokrom merah yang
mengabsorbsi sinar merah dan fitokrominfra merah yang mengabsorbsi
sinar infra merah.Bila pada biji yang sedang berimbibisi diberikan cahaya
merah, makafitokrom merah akan berubah menjadi fitokrom infra merah,
yang manamenimbulkan reaksi yang merangsang perkecambahan.
IV. Alat dan bahan :
Kapas
Mangkok
Benang dan mistar
Kulkas/ lemari es
Kertas karbon atau plastik hitam
2 sendok makan biji kacang hijau sebanyak
V. Cara kerja :
Pilih 25 biji kacang hijau yang bagus, berisi, tidak kisut, dan
tenggelam jika dimasukkan ke dalam air
Masukkan kapas setebal 2 cm ke dalam semua gelas plastik dan
tuangkan air hingga kapas tenggelam.
Masukkan masing masing 5 butir biji kacang hijau ke dalam gelas.
Tempelkan label pada dinidng gelas plastik dengan tulisan 1A,1B,1C,
ll A, ll B dengan rincian sebagai berikut.
l A : untuk percobaan pengaruh suhu,diletakkan di suhu kamar
(normal)
l B : untuk percobaan pengaruh suhu,diletakkan di tempat yang
bersuhu panas (misalnya di belakang kulkas, dekat dengan mesin
kompresornya)
l C : untuk percobaan pengaruh suhu,diletakkan di tempat bersuhu
dingin (di dalam kulkas)
ll A : untuk percobaan pengaruh cahaya,di biarkan terbuka
ll B : untuk percobaan pengaruh cahaya,gelas ditutup dengan
menggunakan kertas karboatau plastik hitam beberapa lapis.
Catat suhu yang digunakan pada percobaan l A,l B, dan I C.
Amati proses perkecambahan dan kecepata pertumbuhan kecambah
pada klima gelas selama 6 hari (hari dimulai percobaan dihitung hari
ke-1).
Jaga kapas agar selalu basah .jika kekeringa ,tambahkan air.
Catat kapan biji mulai berkecambah ,bandingkan panjang rata-rata
kecambah , dan hitung julah kecambah yang hidup selama 6 hari
Keterangan :
cara mngukur panjang kecambah : ukur panjang kecambah dengan
benang mulai dari ujung sampai pangkal betang kecambah, kemudian
letakkan benan tersebut pada penggaris dan ukur panjangnya
Pembahasan
PEGARUH SUHU :
Gelas IA (Dwi Bagus)
Karena pada suhu 24C termasuk suhu dimana kecambah
tumbuh dengan baik , dari percobaan yang saya lakukan
batang berwarna pucat dan mudah patah karena sedikit
menerima cahaya di kamar saya.
Gelas IB (Rivan Tri S)
Semakin tinggi suhu yang ada di lingkungan suatu tumbuhan,
maka semakin laju transpirasi, dan semakin rendah kandungan
air pada tumbuhan sehingga proses pertumbuhan semakin
lambat dan kering.
Gelas IC (Adelia Septi Rihada)
Dari percobaan yang saya lakukan, kecambah kacang hijau
pada suhu kulkas yaitu 4C tidak dapat tumbuh, dikarenakan
suhu pada kulkas yaitu kurang dari 10C bukan merupakan
suhu yang bagus untuk tanaman hidup, yaitu suhu yang
berkisar antara 10-38C dan tanaman kacang hijau itu sendiri
akan tumbuh baik pada suhu berkisar antara 20-40C. Maka
dapat disimpulkan bahwa tanaman kacang hijau tidak dapat
tumbuh dengan baik/tidak tumbuh jika berada disuhu dingin
yaitu kulkas yang bersuhu kurang dari 10C.
PENGARUH CAHAYA :
Gelas IIA (Irma subiatul)
Tumbuhan pada percobaan IIA (tempat gelap/ tertutup)
pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan di tempat
terang. Hal tersebut karena pada tumbuhan percobaan IIA
fitohormon yaitu hormon auksin ( hormon pertumbuhan) tidak
dihambat oleh cahaya,sehingga tanamannya tumbuh dengan
cepat. Tumbuhan IIA tumbuh lebih cepat karena bertujuan
mencari cahaya untuk melakukan fotosintesis. Karena proses
fotosintesis sering terhambat karena kekurangan cahaya
matahari tumbuhan mengandalkan kotiledonnya sebagai
sumber makanan dan karena tidak dapat melakukan fotosintesi
pembentukan klorofil terganggu, terganggunya proses
fotosintesis membuat daun dan batang terlihat pucat dan
rapuh.
Gelas IIB (Agnes Jovanka)
Pada temopat terbuka/terang semua biji mulai berkecambah
pada hari pertama karna mendapatkan cahaya matahari yang
cukup. Tetapi karena tumbuhan terpapar cahaya matahari terus
menerus yang menyebabkan mesin metabolism biji menjadi
nonaktif sehingga biji menjadi busuk dan mati. Pada hari ke 6
hanya 3 kecambah yang berhasil tumbuh. Batang dan akar
kecambah tumbuh kuat tetapi ukuran relatf pendek, daun
berwarna hijau segar karena proses fotosintesis berjalan lancar
berkat cahaya matahari yang cukup dan dapat menghasilkan
klorofil.
VII. Pertanyaan :
1. Berdasarkan perangkat percobaan, tentukan variabel kontrol, variabel
bebas, dan variabel terikatnya.
Variabel kontrol pada percobaan adalah jenis media
tanam,variabel bebas pada peercobaan adalah suhu dan cahaya.
Variabel terikat pada percobaan adalah biji kacang hijau.
2. Apakah selama masa percobaan , anda menemukan variabel
pengganggunya? Jika ada jelaskan.
https://www.google.com/search?client=firefox-
b&q=contoh+variabel+pengganggu+dalam+biologi&oq=variabel+penggangggu&gs
_l=psy-ab.1.3.0i71k1l4.0.0.0.4812.0.0.0.0.0.0.0.0..0.0....0...1..64.psy-
ab..0.0.0.3v87dKw1XYE
http://sawinmediatv.blogspot.co.id/2015/11/laporan-hasil-praktikum-
mengetahui.html