Anda di halaman 1dari 4

Uji Molisch bertujuan untuk mengetahui adanya sakarida dan glikosida pada suatu senyawa protein.

Hasil yang positif seharusnya berwarna ungu. Pada hasil percobaan, warna yang terjadi adalah hijau tua
yang kemungkinan terjadi kontaminasi pipet atau gelatin yang digunakan terlalu sedikit sehingga tidak
tercapai efek yang diinginkan. Kadar karbohidrat dalam gelatin sedikit. Karbohidrat dengan penambahan
asam pekat mengalami dehidrasi menjadi furfural. Jika furfural ditambahkan Molisch (-naphto) akan
mengalami kondensasi yang membentuk cincin ungu. Hal ini sesuai dengan tinjauan pustaka yang
digunakan (Harper, 1980) yang menyatakan bahwa uji Molisch memberikan reaksi warna jika
direaksikan dengan protein yag mengandung gugus sakarida.

Harper, et al. 1980. Biokimia (Review of Physiological Chemistry). Edisi 17. EGC: Jakarta

Uji Molisch pada gelatin


Pada hasil percobaan terdapat cincin ungu. Uji Molisch bertujuan untuk mengetahui
adanya sakarida dan glikosida pada suatu senyawa protein. Pada hasil percobaan, warna yang
terjadi adalah ungu. Kadar karbohidrat dalam gelatin sedikit. Karbohidrat dengan penambahan
asam pekat mengalami dehidrasi menjadi furfural. Jika furfural ditambahkan Molisch (-naphto)
akan mengalami kondensasi yang membentuk cincin ungu. Uji Molisch memberikan reaksi
warna jika direaksikan dengan protein yag mengandung gugus sakarida.

Girindra, A. 1986. Biokimia I. Gramedia, Jakarta.


Lehninger, A. 1988. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan Maggy Thenawidjaya. Erlangga,
Jakarta
Suhardjo ,1989. Sosio Budaya Gizi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, IPB, Bogor
Prinsip dari uji molisch ini adalah reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat dan alfa
naftol yang akan membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Dimana asam sulfat berfungsi
sebagai pembentukan senyawa furfural dan sebagai agen kondensasi. Uji positif dari uji ini
adalah terbentuknya cincin berwarna ungu. Uji molisch ini sendiri adalah untuk menguji
kandungan karbohidrat pada suatu sampel, jadi semua sampel yang mengandung karbohidrat
hasil ujinya positif (Soendoro, 2005).
Mekanisme dari reaksi ini adalah karbohidrat dihidrolisis menjadi monosakarida,
selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan mengalami dehidrasi dengan asam tersebut menjadi
furfural, sementara golongan heksosa menjadi hidroksi-multifurfural menggunakan asam organik
pekat. Pereaksi Molisch yang terdiri dari -naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural
tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Dimana monosakarida akan bereaksi
lebih cepat daripada disakarida dan polisakarida karena pada monosakarida langsung bisa
mengalami dehidrasi dengan asam sulfat membentuk furfural, sementara pada disakarida harus
diubah dahulu menjadi monosakarida baru bisa dihidrolisis oleh asam sulfat membentuk furfural
(Soendoro, 2005).
Reaksi yang terjadi adalah

Dari data hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ketiga sampel
yaitu glukosa, sukrosa dan pati bereaksi positif terhadap uji molisch ini. Hal ini sudah sesuai
dengan literatur yang menyatakan bahwa sukrosa, glukosa dan pati merupakan suatu karbohidrat
sehingga dapat bereaksi positif pada uji molisch (Krause, 2006). Mula-mula sampel yang berupa
glukosa, sukrosa dan pati dimasukkan pada masing-masing tabung reaksi sebanyak 1 ml.
Selanjutnya pada masing-masing tabung reaksi ditambah reagen molisch 2 tetes, kemudian
ditambahkan H2SO4 , penambahan H2SO4 ini bertujuan sebagai kondensing agent dan pembentuk
senyawa multifurfural. Kemudian dapat dilihat hasilnya, pada semua sampel yaitu glukosa,
sukrosa dan pati bereaksi positif dengan ditandai terbentuknya warna ungu. Semakin pekat
warna ungu maka semakin pendek rantai karbonnya. Dari data hasil tersebut warna ungu pada
glukosa lebih pekat daripada sukrosa dan pati ini berarti rantai karbon pada glukosa lebih pendek
dari sukrosa dan pati. Warna ungu yang terbentuk pada sukrosa lebih pekat dari warna ungu yang
terbentuk pada pati dan lebih pudar dari warna ungu yang terbentuk pada glukosa, jadi atom
karbon yang ada pada sukrosa lebih pendek dari atom karbon yang ada pada pati dan lebih
panjang dari atom karbon yang terdapat pada glukosa. Warna ungu yang terbentuk pada sampel
pati tidak terlalu pekat dibanding sukrosa dan glukosa, jadi atom karbon yang ada pada pati lebih
panjang daripada atom karbon yang ada pada sukrosa dan glukosa. Warna ungu yang terbentuk
pada ketiga sampel tersebut disebabkan oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat
(H2SO4). H2SO4 pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan
furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagent Molisch, -naphthol membentuk cincin
yang berwarna ungu.
Semua karbohidrat monosakarida, disakarida, dan polisakarida akan
memberikan reaksi positif, dan asam nukleat dan glikoprotein juga memberikan reaksi
positif, karena semua senyawa tersebut akhirnya terhidrolisis menjadi monosakarida oleh
asam mineral kuat. Pentosa kemudian terhidrasi menjadi furfural,sedangkan heksosa
terhidrasi menjadi 5-hidroksi-metilfurfural. Salah satu dari aldehida ini, jika ada, akan
berkondensasidengan dua molekul naftol untuk membentuk produk berwarna ungu,
seperti yang digambarkan di bawah ini dengan contoh glukosa.
Uji molisch merupakan uji kimia yang digunakan untuk menunjukkan adanya karbohidrat. Semua jenis
karbohidrat mulai dari monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida menunjukkan reaksi
positif dengan uji ini. Senyawa-senyawa seperti asam nukleat dan glikoprotein juga positif dengan uji
molisch karena mengandung karbohidrat. Penemu uji ini adalah seorang ahli tanaman Australia
bernama Hans Molisch.

Asam sulfat akan mendehidrasi karbohidarat membentuk furfural, alfa-naftol bereaksi dengan furfural
membentuk senyawa berwarna ungu. Reaksi positif ditunjukkan dengan munculnya warna ungu pada
batas kedua cairan.

Anda mungkin juga menyukai