Anda di halaman 1dari 31

Laporan Praktikum 1

Agroklimatologi

Pengenalan Alat Stasiun Klimatologi

Nama : Rahmat Nur

NIM : G111 15 501

Kelas : Agroklimatologi B

Kelompok : 5

Asisten : Nurhadi R. Parewasi

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Klimatologi pertanian merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan tentang

hubungan antara keadaan cuaca dan problema-problema khusus kegiatan pertanian,

terutama membahas pengaruh perubahan cuaca dalam jangka pendek. Pengamatan

dan penelaahan ditekankan pada data unsur cuaca mikro yakni keadaan dari lapisan

atmosfer permukaan bumi kira-kira setinggi tanaman atau obyek pertanian tertentu

yang bersangkutan. Selain itu dalam hubungan yang luas, klimatologi pertanian

mencakup pula lama musim pertanian, hubungan antara laju pertumbuhan tanaman

atau hasil panen dengan unsur-unsur cuaca dari pengamatan jangka panjang.

Untuk menentukan iklim suatu tempat atau daerah diperlukan data cuaca

yang telah terkumpul lama (10-30 tahun) yang didapatkan dari hasil pengukuran

cuaca dengan alat ukur yang khusus atau instrumentasi klimatologi. Alat-alat yang

digunakan harus tahan lama dari pengaruh-pengaruh buruk cuaca untuk dapat setiap

waktu mengukur perubahan cuaca. Alat dibuat sedemikian rupa agar hasil

pengukuran tidak berubah ketelitiannya. Pemeliharaan alat yang baik membawa

keuntungan pemakaian lebih lama.

Pemasangan alat di tempat terbuka memerlukan persyaratan tertentu agar

tidak salah ukur, harus difikirkan tentang halangan dari bangunan-bangunan

ataupun pohon-pohon di dekat alat. Agar data yang diperoleh dapat dibandingkan,

kemudian perbedaan data yang didapat bukanlah akibat kesalahan prosedur, tetapi

betul-betul akibat iklimnya yang berbeda. Berdasakan hal tersebut perlunya adanya
pengetahuan mengenai alat-alat klimatologi tersebut, baik dari kegunaan atau

fungsinya dan cara menggunakannya.

Berdasarkan uraian diatas maka pengetahuan akan agroklimatologi sangat

dibutuhkan guna menunjang kemampuan praktikan dalam melakukan kegiatan

pertanian. Pada praktikum ini dibahas tentang pengenalan alat stasiun klimatologi.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan dari praktikum pengenalan alat stasiun klimatologi adalah

dapat mengenal alat-alat klimatologi, dapat mengetahui nama serta cara

penggunaan alat-alat klimatologi.

Adapun kegunaan dari praktikum pengenalan alat stasiun klimatologi

adalah agar praktikan dapat mengetahui alat-alat yang terdapat distasiun

klimatologi serta dapat mengetahui bagian-bagian dan fungsi dari alat tersebut

sehingga dapat diketahui manfaat pengamatan terhadap cuaca/iklim yang

berpengaruh terhadap keberhasilan dalam bidang pertanian.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi Dan Geofisika)

BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen

(LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG mempunyai tugas

melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas

Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas (BMKG, 2014).

Pengertian Meteorologi dan Klimatologi. Cuaca (weather) adalah nilai total

keadaan sesaat dari perubahan-perubahan fisik atmosfer di suatu tempat. Nilai

tersebut diperoleh dari hasil pengukuran sesaat atas perubahan-perubahan atmosfer

yang dikenal sebagai unsur-unsur cuaca. Ilmu yang mempelajari mengenai cuaca

disebut meteorologi yakni cabang ilmu yang membahas pembentukan dan

perubahan cuaca serta proses-proses fisika yang terjadi di atmosfer. Iklim (climate)

adalah sintesis atau bentukan dari unsur-unsur cuaca hari demi ari dalam jangka

panjang (jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun)

yang terjadi pada suatu daerah yang luas. Batasan secara klasik menyatakan bahwa

iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu periode yang cukup lama dan

daerah yang luas. Sintesis tersebut meliputi nilai rata-rata, ekstrim (maksimum dan

minimum), frekuensi terjadinya nilai tertentu dari unsur cuaca ataupun frekuensi

dari tipe iklim. Ilmu yang mempelajari iklim disebut klimatologi, yakni ilmu yang

mengkaji gejala-gejala cuaca, tetapi sifat-sifat atau karakteristik dan gejala-gejala

cuaca tersebut mempunyai sifat yang umum dalam jangka waktu yang relatif lebih

luas pada atmosfer bumi (Sabaruddin, 2014).


Di bidang meteorologi BMKG menyediakan banyak sekali informasi

penting yang mungkin belum kita sadari. Antara lain prakiraan cuaca, citra satelit,

prakiraan angin, potensi banjir, cuaca pelayaran, kebakaran hutan, serta cuaca

penerbangan. Prakiraan cuaca sendiri sudah banyak dikenal oleh masyarakat

sebagai tugas BMKG, namun bagaimana dengan informasi meteorologi lainya. Jika

informasi di atas dipergunakan secara maksimal maka tingkat kerusakan dan

kecelakaan akibat cuaca ekstrem dapat diminimalisir (Anonim2, 2013).

2.2 Agroklimatologi Bagi Pertanian

Klimatologi Pertanian (Agroklimatologi) ialah cabang ilmu iklim atau

cuaca terapan yang mempelajari tentang hubungan antara proses-proses fisik di

atmosfer (unsur-unsur cuaca) dan proses produksi pertanian. Tercakup di dalamnya

antara lain hubungan antara faktor iklim dan produksi tanaman. Sasaran yang

hendak dicapai oleh klimtologi pertanian ialah untuk memahami dan mengkaji

proses-proses yang yang terjadi pada perubahan lingkungan fisik di sekitar

organisme pertanian akibat perkembangan organisme tersebut serta dampak

perubahannya bagi organisme itu sendiri (Ariffin, dkk, 2010).

Prakiraan cuaca baik harian maupun prakiraan musim, mempunyai arti

penting dan banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Misalnya pemupukan

dan penyemprotan hama perlu dilakukan pada pagi hari atau ditunda jika menurut

prakiraan sore hari akan hujan lebat. Prakiraan permulaan musim hujan mempunyai

arti penting dalam menentukan saat tanam di suatu wilayah. Jadi, bidang pertanian

ini memanfaatkan informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari perencanaan

sampai dengan pelaksanaannya (Setiawan, 2003).


Unsur-unsur cuaca dalam klimatologi pertanian meliputi radiasi matahari,

suhu, kelembaban nisbi udara, tekanan udara, evaporasi, curah hujan, angin, dan

awan. Sedangkan unsur organisme pertanian yang diamati tergantung pada tujuan

penelitian pertanian seperti fase pertumbuhan tanaman, produksi tanaman, serangan

hama dan penyakit tanaman dan lain-lain (Arifin, dkk, 2010).

Cuaca merupakan kondisi singkat fisika atmosfer, yang mempunyai

pengaruh secara langsung terhadap kehidupan tanaman dan bersifat sesaat.

Walaupun singkat, apabila sangat ekstrim akan berakibat menghambat bahkan

menghentikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga mengakibatkan

gagal panen. Sedangkan iklim ialah karakter, sintetis atau nilai statistik cuaca dalam

jangka panjang di suatu lokasi ataupun wilayah yang luas. Oleh karena itu,

perkembangan dan produksi tanaman bersifat rata-rata maupun akumulatif. Dengan

demikian, untuk membedakan pengaruh cuaca dan iklim terhadap tanaman dapat

dinyatakan bahwa di daerah pusat produksi pertanian walaupun kondisi iklim telah

terbukti optimum untuk suatu kultivar selama bertahun-tahun, tetapi penyimpangan

cuaca ekstrim sesaat satu jam hingga satu hari dapat mengakibatkan gagal panen

dalam satu musim (Ariffin, dkk, 2010).

2.3 Hubungan Alat Stasiun Klimatologi Terhadap Pertanian

Stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat yang mengadakan

pengamatan secara terus-menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan

atmosfer, serta pengamatan tentang keadaan biologi dari tanaman dan objek

pertanian lainnya. Taman alat-alat meteorologi umumnya terdapat pada setiap

stasiun meteorologi. Luas taman alat tergantung pada jenis alat-alat yang dipasang
di dalamnya. Tempat untuk membangun taman alat-alat disesuaikan dengan jenis

stasiun, agar hasil peramatan cukup representatif, Taman alat-alat meteorolog

dibangun di tempat yang representatif untuk keperluan pertanian (Gunawan, 2007).

Hasil yang didapat setelah dilakukannya suatu pengamatan di stasiun cuaca

atau stasiun meteorologi yakni data-data mengenai iklim. Di indonesia, berdasarkan

ketersediaan data iklim yang ada di sistem database Balitklimat, hanya ada 166 dari

2.679 stasiun yang menangani data iklim. Umumnya hanya data curah hujan dan

suhu udara, sehingga walaupun metode Penman merupakan yang terbaik, metode

Blaney Criddle akan lebih banyak dipilih karena hanya memerlukan data suhu

udara yang relatif mudah didapatkan (Runtunuwu, 2008).

2.4 Syarat Penempatan Stasiun

Stasiun klimatologi pertanian merupakan stasiun meteorologi pertanian

yang mampu menyelenggarakan pengamatan cuaca dan biologi dalam jangka

waktu yang panjang dan teratur. Penempatan stasiun klimatologi harus ada pada

setiap titik jaringan pengamatan internasional secara mantap, minimal dalam jangka

waktu 10 tahun tidak boleh dipindahkan. Oleh karena itu dalam penentuan

lokasinya harus tepat, yaitu lokasi yang mewakili lingkungan alam yang tidak

mudah berubah, sehingga data yang diperoleh dapat terjamin (Ariffin, dkk, 2010).

Pengaruh iklim terhadap tanaman dapat diamati baik bila letak stasiun dapat

mewakili hubungan alamiah antara iklim dengan tanah, air dan tanaman dalam

suatu daerah pertanian. Tempat yang mempunyai iklim berbeda-beda dalam jarak

pendek karena faktor lingkungan yang bersifat khusus seperti rawa, bukit, danau,
dan kota, sedapat mungkin tidak dipilih untuk penempatan lokasi stasiun. Namun

apabila dibutuhkan, di tempat tersebut dapat didirikan stasiun tambahan untuk

pengumpulan data cuaca sebagai pelengkap stasiun utama (Ariffin, dkk,2010).

Menurut Ariffin (2010), beberapa faktor lingkungan khusus yang

mempengaruhi perubahan iklim antara lain:

1. Vegetasi : perpindahan dari daerah kering ke daerah yang mendapat pengairan

ditandai oleh turunnya suhu, kelembaban naik dan penguapan berkurang. Bila

daerah sekelilingnya kering angin yang bertiup ke arah dalam dapat

menimbulkan efek Oase (oasis effect).

2. Tinggi tempat : perbedaan ketinggian tempat yang cukup besar berpengaruh

terhadap presipitasi, suhu minimum, kecepatan dan arah angin.

3. Distribusi darat-laut : keadaan iklim daerah pantai hingga jarak dua kilometer

dari laut sangat bervariasi. Pada jarak 10-15 km perbedaan iklim terjadi secara

bertahap.

4. Gunung : pengaruh angin gunung dapat terasa sampai sejauh kira-kira 50 kali

ketinggian gunung. Angin lembab yang bergerak hanya berpengaruh di dalam

daerah yang sempit.

5. Perlakuan dan aktivitas manusia: Berbagai perlakuan dan aktivitas manusia

merubah keadaan iklim lingkungan alamiah, seperti :gedung, jalan beraspal,

kepadatan penduduk, pembakaran secara intensif oleh dapur dan mesin-mesin,

lalu lintas, dan berbagai aktivitas manusia merubah keadaan iklim.

Selain itu, stasiun cuaca tidak boleh terlalu dekat dengan letak suatu lereng

terjal atau berada didalam daerah lembah. Daerah tekanan rendah harus dihindarkan
karena suhu di daerah tersebut seringkali terlalu tinggi pada waktu siang hari dan

rendah pada saat malam hari (Ariffin, dkk, 2010).

Sebuah stasiun klimatologi pertanian memerlukan sebidang tanah yang

cukup luas dan terbuka, terdiri atas taman alat dan daerah terbuka. Ukuran luas

yang diperlukan tergantung pada jumlah alat dan persyaratan karakteristik masing-

masing alat pengukur (Ariffin, dkk, 2010).

2.5 Alat-alat Klimatologi

2.5.1 Pengukur Radiasi Matahari

Menurut Anonim2 (2013), radiasi matahari dapat diukur dengan

menggunakan tiga alat pendeteksi yaitu :

1. Gun Bellani

Gun Bellani adalah alat yang berfungsi untuk mencatat intensitas cahaya

matahari. Gun Bellani memiliki fungsi yang sama dengan alat klimatologi

aktinograf yaitu untuk mengukur total radiasi matahari selama satu hari sejak

matahari terbit hinga terbenam.

Cara kerja alat ini adalah pada saat memasang alat ini di pagi hari alat

dibalik dan dikembalikan sehingga permukaan air dalam tabung mendekati nol. Air

dalam alat volumenya konstan dan bila kena cahaya matahari akan menguap.

Radiator Gun bellani ini dipasang pada sebuah tabung yang ditanam di dalam

tanah. Juga yang nampak dari luar hanya bola kacanya karena

ada penyangga bola kaca yang posisisnya sejajar dengan per mukaan tanah

sehingga sinar matahari


dapat jatuh dengan tepat pada alat.sehingga pipa kaca dari alat ini tersembunyi

dalam tabung di dalam tanah. Alat ini terdiri dari bola timah, bola kaca, air murni,

dan pipa kaca berskala.

2. Actinograph Bimetal

Actinograph adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas sinar

matahari yang dapat mencatat sendiri Satuan alat actinograph bimetal adalah K

Cal/cm2 (Langley). Kertas pias harus diganti setiap hari dan setiap kotak kecil

sebesar 12 kalori dengan perhitungan total 1 hari dihitung jumlah kota kecil. Alat

ini berfungsi untuk mengukur radiasi matahari dalam waktu satu hari, dipasang

pada tempat terbuka diatas pondasi beton setinggi 120 cm.

Alat ini dinamakan bimetal karena prinsip kerja alat terdiri dari dua buah

lempengan logam yang berbeda warna sebagai sensor, yaitu lempengan berwarna

putih mengkilat dan warna hitam gelap. Perbedaan selisih nilai pemuaian kedua

lempengan tersebut dipakai sebagai dasar pengukuran dan perbedaan ini akan

mengakibatkan beda pemuaian pada kedua lempengan tersebut, sehingga

menimbulkan gerak pada pena dan akan melukis pada kertas pias yang dipasang

pada silinder jam.

3. Campbell Stokes

Campbell Stokes merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur lamanya

penyinaran matahari. Alat ini berupa bola kaca masif dengan garis tengah/ diameter

10 – 15 cm dan berfungsi sebagai lensa cembung yang dapat mengumpulkan sinar

matahari ke suatu titik api (fokus).


2.5.2 Pengukur Suhu

Menurut Anonim1 (2008), alat pengukur suhu adalah sebagai berikut :

1. Termometer Suhu Biasa

Digunakan untuk mengukur suhu udara sesuai dengan naik turunnya cairan

atau perubahan sensor logam pada tabung termometer yang dapat dibaca suhunya.

2. Termometer Maksimum dan Minimum

a. Termometer Maksimum

Ciri khas dari termometer ini adalah terdapat penyempitan pada pipa kapiler

di dekat resevoir. Air raksa dapat melalui bagian yang sempit ini pada suhu naik

dan pada suhu turun air raksa tetap berada pada posisi sama dengan posisi suhu

tertinggi. Termometer maksimum ini diletakkan pada posisi hampir mendatar agar

mudah terjadi pemuaian, pengamatan sekali dalam 24 jam.

b. Termometer Minimum

Termometer ini berguna untuk mengukur suhu udara ekstrim rendah. Zat

cair dalam kapiler gelas adalah alkohol yang bening. Pada bagian ujung atas alkohol

yang memuai atau menyurut terdapat indeks.

Pada termometer bola kering tabung air raksa dibiarkan kering sehingga

akan mengukur suhu udara sebenarnya. Sedangkan pada termometer bola basah

tabung air raksa dibasahi agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh,

yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air dapat berkondensasi.


2.5.3 Pengukur Tekanan udara

1. Barometer

Barometer yang banyak digunakan, yaitu menggunakan kolom air raksa.

Tinggi kolom air raksa menujukkan besarnya tekanan udara. Cara kerja alat ini

adalah tabung berisi air raksa dan dilengkapi termometer untuk mengetahui suhu

udara dalam ruangan (Anonim1, 2008).

2.5.4 Pengukur Kecepatan Angin

Pergerakan udara atau angin umumnya diukur dengan alat cup counter

anemometer, yang didalamnya terdapat dua sensor, yaitu: cup – propeller sensor

untuk kecepatan angin dan vane/ weather cock sensor untuk arah angin. Untuk

pengamatan angin permukaan, Anemometer dipasang dengan ketinggian 10 meter

dan berada di tempat terbuka yang memiliki jarak dari penghalang sejauh 10 kali

dari tinggi penghalang (Anonim1, 2008).

2.5.5 Pengukur Curah Hujan

1. Ombrometer Tipe Hellman

Ombrometer Tipe Hellman digunakan untuk mengukur banyaknya curah

hujan secara otomatis (mencatat sendiri) dengan pias yang bergerak. Peletakan alat

ini di lapangan terbuka. Ombrometer tipe hellman selain dapat digunakan untuk

mengukur banyaknya curah hujan, dapat pula diketahui intensitasnya yaitu

banyaknya curah hujan tiap satuan waktu. Perekaman pada umumnya dilakukan

pada pias yang bergerak (Anonim1, 2008).


2. Automatic Rain Sampler

Automatic Rain Sampler adalah peralatan yang digunakan untuk

mengambil sampel air hujan wet dan dry. Fungsi alat ini adalah untuk mengambil

sampel air hujan yang akan diukur konsentrasi kimianya (Anonim1, 2008).

2.5.6 Alat Pengukur Cuaca

1. AWS (Automatic Weather Station)

Sesuai dengan namanya AWS akan mengukur cuaca secara otomatis. AWS

dapat mengukur curah hujan, laju angin, dan lain sebagainya. AWS dapat

mempermudah manusia dalam pengamatan terhadap cuaca. Tetapi harganya relatif

mahal membuat kalangan tertentu menjadi sulit memperolehnya (Anonim1, 2008).

2.5.7 Pengukur Kelembaban

Menurut Anonim1 (2008), alat pengukur kelembaban terbagi atas dua yaitu:

1. Hygrometer

Hygrometer adalah sejenis alat untuk mengukur tingkat kelembaban pada

suatu tempat. Biasanya alat ini ditempatkan di dalam bekas (container)

penyimpanan barang yang memerlukan tahap kelembapan yang terjaga seperti dry

box penyimpanan kamera.

2. Evaporimeter

Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin

luas permukaan panci, makin representatif atau makin mendekati penguapan yang

sebenarnya terjadi pada permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya.


BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Pengenalan Alat ini dilakukan di Laboratorium Agroklimatologi,

Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin pada hari

Senin, tanggal 15 Februari 2016 pukul 13.00 WITA sampai selesai.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan pada praktikum ini adalah laptop dan proyektor atau

LCD.

3.3 Metode Praktikum

Adapun metode praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi macam-macam alat di stasiun satu per satu dengan di

dampingi asisten sebagai pemateri.

2. Melakukan tanya jawab dengan asisten.

3. Melakukan diskusi dengan asisten.

4. Mengambil kesimpulan dari hasil diskusi yang telah dilakukan.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

1. Penakar Hujan Observatorium (OBS).

Fungsi : Mengukur jumlah hujan harian.

Panakar hujan OBS terdiri dari lima bagian

utama yaitu :

Corong penakar yang berbentuk lingkaran yang

dapat dilepas dengan luas 100 cm persegi.

Tabung panampung air hujan.

Kran untuk mengeluarkan air

Penyangga.

Gelas ukur dengan skala 0 – 25 mm.

Prinsip Kerja :

Saat terjadi hujan, air hujan yang tercurah masuk dalam corong penakar. Air

yang masuk dalam penakar dialirkan dan terkumpul di dalam tabung penampung.

Pada jam-jam pengamatan air hujan yang tertampung diukur dengan menggunakan

gelas ukur. Apabila jumlah curah hujan yang tertampung jumlahnya melebihi

kapasitas ukur gelas ukur, maka pengukuran dilakukan beberapa kali hingga air

hujan yang tertampung dapat terukur semua.


 Pemasangan Alat Dilapang :

1. Alat ditempatkan di lapangan terbuka dengan jarak terhadap pohon atau

bangunan terdekat sekurang-kurangnya sama dengan tinggi pohon atau

bangunan tersebut.

2. Permukaan mulut corong harus benar-benar horisontal dan dipasang pada

ketinggian 120 cm dari pemukaan tanah.

 Satuan pengamatan dan Pengambilan Data :

Satuan pengamatan : mm/menit atau mm/jam.

Pengambilan data : Pengambilan dan pengecekan data dilakukan dengan selang

waktu tiap tiga jam (8, 11, 2, 5 dan seterusnya).

Kelebihan :

 Mempunyai tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan Tipe perekam data

otomatis.

 Satuan alat sama dengan satuan pengukuran sehingga memudahkan

pengukuran.

 Pengukuran : Jika gelas penakar pecah diganti dengan mengukur volume air

yang terpampang dengan jelas ukuran biasa sebab penampang curah hujan 100

cm2 sehingga setiap volume 1000 berarti sama dengan 1 mm muka air.

Kekurangan :

 Alat ini harus dipasang dengan ketinggian 120 m sehingga dibutuhkan alat

khusus untuk menjangkau ketinggian tersebut.

 Alat ini tidak bisa mengukur intensitas curah hujan.


 Alat ini kurang praktis dan efisien dalam waktu dan tenaga kerja sebab setiap hari

harus ada yang membuka kran tersebut agar hari berikutnya dapat diukur curah

hujannya lagi dan tiap hari juga pengamat harus rutin mengukur curah hujan

tersebut.

2. Penakar Hujan Jenis Hellman.

Fungsi : Alat pengukur curah hujan.

Penakar hujan otomatis type Helllman terdiri dari

beberapa bagian utama yaitu :

Corong penakar dengan luas 200 cm persegi.

Tabung dengan pelampung yang dihubungkan

dengan pena.

Jam pemutar dan kertas pias.

Pipa siphon untuk menentukan batas ketinggian air

pada tabung pelampung 10 mm.

Panci penampung air hujan

Body penakar.

Prinsip Kerja : Jika hujan turun, air akan masuk ke dalam tabung yang

berpelampung melalui corongnya, air yang masuk kedalam tabung mengakibatkan

pelampung beserta tangkainya terangkat (naik keatas).

 Pemasangan Alat Dilapang :

Di tempat terbuka untuk mempermudah masuknya air hujan.

 Satuan pengamatan dan Pengambilan data :

Satuan pengamatan : mm/menit atau mm/jam


Pengambilan data :

Manusia hanya berperan mengganti kertas bias dalam selang waktu 24 jam

(misalnya berawal pada pukul 07.00 maka harus juga berakhir pada pukul 07.00

keesokan harinya.

Kelebihan :

Bekerja secara otomatis/ mengukur sendiri curah hujan.

Kekurangan :

Sangat sensitif dan sangat rentan mengalami kerusakan, sehingga sangat

membutuhkan perawatan ekstra.

3. Sangkar Meteorologi

Fungsi : Mengukur kelembaban nisbi udara.

Bagian-bagian penting dari alat :

 termometer bola kering

 termometer bola basah

 termometer maximum

 termometer minimum

 evaporimeter jenis piche.

Prinsip Kerja Alat : Sangkar cuaca pada dasarnya hanya melindungi alat

meterologi. Pemasangan alat meteorologi dalam sangkar dimaksudkan agar hasil

pengamatan dari tempat dan waktu yang berbeda dapat dibandingkan. Selain itu

alat yang berada didalamnya terlindung dari radiasi matahari secara langsung, hujan

dan debu.

 Pemasangan alat dilapang : Sangkar dengan tinggi 120 cm dipasang di


atas tanah berumput pendek yang terletak paling dekat dua kali (sebaiknya 4

kali) tinggi benda yang berada di dekatnya, pondasi keempat kakinya agar kuat

dan tidak goyang saat angin sedang kencang.

Kelebihan dan Kekurangan Alat : Sangkar alat mempunyai kelebihan yaitu

mampu menjaga alat yang ada di dalamnya dari paparan sinar matahari dan hujan

sedangkan kelemahannya yaitu mudah rusak karena terbuat dari kayu

4. AWS (Automatic Weather System)

Fungsi : untuk mengukur unsur cuaca seperti

temperatur, kelembaban, tekanan udara,

kecepatan angin dan radiasi matahari secara

otomatis.

Bagian-bagian penting dari alat :

Terdiri dari beberapa sensor : Temperatur,

kelembaban, hujan, solar radiation, dan

tekanan.

Prinsip Kerja Alat : Sensor-sensor akan mengirim data-data unsur cuaca tertentu

yang kemudian disimpan dalam data logger yang diteruskan ke komputer.

 Pemasangan alat dilapang :

Dipasang pada tiang setinggi 10 m di tanah terbuka atau lapangan.

 Satuan pengamatan dan Pengambilan data :

a. Satuan pengamatan : - Tekanan udara (milibar atau cm Hg)


 Temperatur (oC)

 Kecepatan angin (knots atau mil/jam, m/det dan km/jam)

 Radiasi matahari (gram kalori/cm2/hari).

Kelebihan dan Kekurangan Alat : AWS memiliki kelebihan yaitu cara kerjanya

bersifat otomatis sehingga tidak terlalu susah dalam pengamatan, namun AWS juga

memiliki sisi kelemahan yaitu data akan tidak valid/ alat tidak dapat bekerja apabila

tidak terdapat arus listrik, sehingga arus listrik merupakan factor penentu untuk

berjalannya alat ini.

5. Anemometer

(a) (b) (c)

Keterangan:

(a) Anemometer 50 cm

(b) Anemometer 2 m

(c) Anemometer 10 m
Fungsi: untuk mengukur kecepatan rata-rata angin pada ketinggian- ketinggian

yang ditentukan.

Bagian-bagian penting dari alat :

 Tiga buah mangkok sebagai baling- baling yang dibatasi sudut 123o.

 Counter

 Tiang

Prinsip Kerja Alat : Saat terjadi angin, tenaga geraknya akan memutar mangkok

baling-baling. Putaran tersebut diteruskan ke counter berupa pertambahan nilai

pada angka-angka counter. Tiga kali putaran penuh nilai pada counter akan

bertambah sebesar 0,01.

 Pemasangan alat dilapang : Di stasiun klimatologi dipasang tiga buah

Cup counter anemometer dengan ketinggian 0,5 m ; 2 m ; dan 6 m.

 Satuan pengamatan dan Pengambilan data

a. Satuan pengamatan : km/jam atau m/det

b. Pengambilan data : Cup counter akan diamati dan diambil

Datanya pada jam 07.00 WS; 07.30 WS;

10.00 WS; 13.30 WS; 14.00 WS; 16.00

WS; 17.30 WS dan jam 18.00 WS.

Kelebihan dan Kekurangan alat : Kelebihan alat tersebut yaitu penambahan

nilai yang dapat dibaca dari satu pengamatan ke pengamatan berikutnya,

menyatakan akumulasi jarak tempuh angin selama waktu dari kedua pengamatan

tersebut, sehingga kecepatan anginnya adalah sama dengan akumulasi jarak tempuh
tersebut dibagi lama selang waktu pengamatannya sedangkan kelemahannya yaitu

hanya dapat mengukur rata-rata kecepatan angin selama suatu periode pengamatan.

6. Cample stokes

Fungsi : untuk mengukur lama matahari

bersinar cerah

Bagian-bagian penting dari alat :

 Bola kaca pegal.

 Tempat pias dan kertas pias.Busur

penjepit bola kaca yang dilengkapi

dengan skala derajat lintang.

 Tiga buah skrup penyangga untuk memperoleh posisi horizontal dan arah

utara yang sebenarnya.

 Papan skala untuk membaca pias (Sun shine scale)

Prinsip Kerja Alat : Saat pengamatan, pias diangkat dan diganti kemudian dibaca

jejak pemakarannya dengan menggunakan papan skala untuk memperoleh data

lama matahari bersinar.

 Pemasangan alat dilapang : Pemasangan pias pada alat ini dilakukan

pada saat sebelum matahari bersinar dan diangkat setelah matahari terbenam.

 Satuan pengamatan dan Pengambilan data

o Satuan pengamatan : Jam atau persen (%)

o Pengambilan data : Pengambilan data dilakukan bersamaan

dengan penggantian pias yang dilakukan pada pukul 18.30 (ketika matahari

sudah tidak bersinar).


Kelebihan dan Kekurangan Alat : Alat ini merupakan alat yang bersifat recording

atau mampu mencatat data sendiri, namun dalam penggantian pias tetap dilakukan

secara manual.

7. Termometer Tanah

3 4 5 1
6 7

2
3 4 5 6 7

Termometer tanah bervegetasi Termometer tanah non vegetasi

Keterangan:

1. Termometer tanah non vegetasi 100 cm

2. Termometer tanah non vegetasi 50 cm

3. Termomer tanah 0 cm (permukaan tanah)

4. Termomer tanah 2 cm

5. Termomer tanah 5 cm

6. Termomer tanah 10 cm

7. Termomer tanah 20 cm

Prinsip Kerja Alat : Alat ini merupakan alat ukur suhu tanah baik yang bervegetasi

maupun yang non vegetasi sehingga prinsip kerja dari alat ini adalah jika suhu tanah

naik maka air raksa yang terdapat di dalam kaca termometer akan memuai lebih

cepat daripadai wadah kacanya oleh karena itu, dapat terbaca suhu yang

tinggi/rendah.
Pemasangan alat di lapang : Pemasangan alat ini, yaitu didasarkan atas lokasi yang

bervegetasi dan non vegetasi. Untuk termometer bervegetasi ditempatkan pada

tempat yang berumput sedangkan termometer non vegetasi ditempatkan pada

tempat yang gundul.

Satuan pengamatan dan pengambilan data : Satuan pengamatan termometer tanah

adalah centimeter (cm) dan pengambilan data atau pengamatan dilakukan sebanyak

3 kali, yaitu pengamatan I pukul 07.00, pengamatan II pukul 13.00, dan pengamatan

III pukul 18.00.

Kelebihan dan Kekurangan Alat : Kelebihan dari alat ini adalah alat ini adalah

pemasangannya yang miring memudahkan pengamat untuk membaca alat ukur

sedangkan kelemahan alat ini adalah bersifat non recording sehingga pengamat

harus selalu mengamat alat pada waktu-waktu yang telah ditentukan setiap

harinya

8. Panci Evaporasi

Cup counter anemometer

Termometer apung

Hook gauge

Still Well
Prinsip Kerja Alat : Prinsip kerja panci evaporasi adalah dengan membandingkan

tinggi air awal dengan tinggi air akhir dengan membaca skala noniusnya.

 Pemasangan alat di lapang : Panci diletakkan pada balok kayu yang disusun

datar diatas permukaan tanah. Air bersih dimasukkan setinggi 20 cm,

permukaan air dijaga jangan kurang dari 2,5 cm dari batas tersebut, jika tinggi

air kurang dari 10 cm dari dasar dapat berakibat kesalahan hingga 15%.

 Satuan pengamatan dan pengambilan data :Satuan pengamatan alat ini adalah

mm dan cara pengambilan data adalah mula-mula ujung kail (hook) diatur

dengan skrup pemutar tepat menyentuh permukaan air, kemudian tinggi air

dapat dibaca pada penera (sampai ketelitian 0,02 mm). Pada sore hari

berikutnya, ujung kail diatur kembali sampai menyentuh permukaan air. Selisih

pembacaan pertama (PI) dengan pembacaan kedua (PII) merupakan besarnya

penguapan air. Jika terdapat hujan, maka rumus perhitungan evaporasi adalah :

PI-PII+CH (dalam mm). Kapasitas maksimum jika terjadi hujan sebesar 50

mm pada periode pengamatannya. Penguapan yang terukur adalah pada

permukaan air terbuka.

Kelebihan dan Kekurangan Alat : Kelebihan dari alat ini penempatan alat pada

tempat terbuka sehingga penguapan air pada suatu lahan dapat diukur dengan baik

sedangkan kelemahan alat ini adalah ukurannya yang besar membutuhkan tempat

yang luas untuk penematannya dan pada saat hujan turun akan masuk ke panci

karena alat tersebut diletakan pada tempat terbuka dengan ketinggian yang tidak

terlalu tinggi.
4.2 Pembahasan

Praktek lapang agroklimatologi dilaksanakan di Stasiun Meteorologi

Pertanian Khusus (SMPK) Kecamatan Tiroang, Kabupaten Pinrang. Letak stasiun

berada pada latitude 119o 44’ 23”; longitude 3o 44’ 23”; dan altitude 12 mdpl. Pada

stasiun ini terdapat 8 alat yang dijelaskan oleh petugas stasiun, yaitu Automatic

Weather Station (AWS), termometer tanah, campbell stokes, penakar hujan

hellman, anemometer, sangkar meteorologi, panci evaporasi, dan penakar hujan

observatorium (obs).

Terdapat dua tipe penakar hujan pada stasiun ini, yaitu penakar hujan tipe

hellman dan penakar hujan tipe obs. Fungsi penakar hujan adalah untuk mengukur

curah hujan. Namun, perbedaan antara keduanya adalah kalau tipe hellman bersifat

recording sedangkan tipe obs bersifat non recording. Kondisi alat penakar hujan

tipe hellman sudah tidak berfungsi sedangkan alat penakar hujan tipe obs masih

dapat difungsikan. Cara pengamatan penakar hujan tipe hellman dengan cara

melihat kertas piasnya sedangkan cara pengamatan penakar hujan tipe obs dengan

menuang air hujan yang tertampung dalam gelas ukur dan melihat volume air yang

tertampung. Penggantian kertas pias penakar hujan tipe hellman tiap pukul 06.00

WITA dan pengamatan yang dilakukan pada penakar hujan tipe obs dilaksanakan

pada pukul 07.00 WITA.

Sangkar meteorologi berfungsi sebagai wadah penyimpanan termometer bola

basah, termometer bola kering, termometer maksimum, dan termometer minimum.

Termometer bola basah dan bola kering digunakan untuk mengukur kelembaban

dan termometer maksimum dan minimum untuk mengukur suhu. Kondisi alat
termometer bola basah dan termometer bola kering masih berfungsi sedangkan

untuk termometer maksimum dan termometer minimum sudah rusah atau tidak

berfungsi lagi. Cara kerja sangkar meteorologi adalah untuk menghalau atau

mengurangi kecepatan angin maupun suhu udara yang ekstrim yang dapat

memengaruhi pengukuran dan cara kerja psikrometer adalah dengan menggunakan

konsep pemuaian zat cair. Cara pengamatan dengan melihat langsung ketinggian

zat cair pada termometer dilakukan pada pukul 06.00 WITA, 13.00 WITA, dan

18.00 WITA.

Automatic Weather Station (AWS) berfungsi untuk membaca curah hujan, arah

angin, suhu, kelembaban, suhu tanah, radiasi, kadar air tanah, dan evaporasi. Alat

ini sudah tidakdigunakan karena solar radiation dan akinya dicuri pada bulan

November 2015 lalu. Cara kerja alat ini secara otomatis dari panel matahari, corong

curah hujan dll dan hasil pengamatan akan langsung dikirim ke komputer dan dapat

langsung dikirim datanya ke BMKG pusat. Cara pengamatan alat ini bisa langsung

dilihat di komputer karena bersifat recording. Alat ini bisa membaca seluruh objek

pengamatan setiap 10 menit.

Termometer tanah berfungsi untuk mengukur suhu tanah yang bervegetasi

maupun tidak bervegetasi. Termometer tanah ada dua macam, yaitu termometer

tanah bervegetasi dan non vegetasi. Termometer tanah bervegetasi terbagi atas 5

macam, yaitu termometer dengan kedalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, dan 20 cm

sedangkan termometer tanah non vegetasi terbagi atas 7, yaitu 0 cm, 2 cm, 5 cm,

10 cm, 20 cm, 50 cm, dan 100 cm. Kondisi alat ini relatif baik karena termometer

tanah non vegetasi kedalaman 50 cm dan 100 cm tidak berfungsi lagi. Cara kerja
alat ini, yaitu jika terjadi perubahan suhu pada tanah maka air raksa yang ada pada

termometer akan memuai yang menyebabkan air raksa naik maupun turun untuk

menggambarkan suhu tanah. Cara pengamatannya dengan melihat tinggi air

raksanya dilakukan pada pukul 07.00 WITA, 13.00 WITA, dan 18.00 WITA.

Campbell stokes berfungsi untuk mengukur lama penyinaran matahari. Kondisi

alat ini baik namun, karena kesalahan pemasangan jadi alat ini tidak dapat

digunakan. Cara kerja alat ini adalah Lamanya penyinaran matahari dicatat dengan

jalan memfokuskan sinar matahari tepat mengenai kertas pias yang khusus dibuat

untuk alat ini, dan hasilnya pada pias akan terlihat bagian yang terbakar, panjang

jejak/beka bakaran menunjukkan lamanya penyinaran matahari. Pada kertas pias

terdapat skala jam, sehingga dapat dijumlahkan berapa lamanya matahari bersinar

terang / cerah. Kertas pias dipasang pada pukul 06.00 WITA dan dilepas pada 18.00

WITA.

Anemometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan

angin. Kondisi anemometer ketinggian 50 cm dan 2 m sudah tidak berfungsi

sedangkan anemometer ketinggian 10 m masih dapat berfungsi. Cara kerja alat ini

adalah ketika angin berhembus maka akan menggerakkan baling-baling

anemometer di mana masing baling terhubung dengan penunjuk angka kecepatan

angin. Untuk anemometer ketinggian 10 m pembacaannya melalui komputer karena

data langsung terhubung ke komputer sedangkan anemometer ketinggian 50 cm dan

2 m dilakukan dengan cara melihat angka yang tertera langsung pada alat tersebut.

Pengamatan dilakukan setiap hari pada pukul 07.00 WITA, 13.00 WITA, dan 18.00

WITA.
Panci evaporasi berfungsi untuk mengukur evaporasi. Kondisi alat ini baik,

masih bisa digunakan meskipun termometer apungnya telah rusak. Cara kerja alat

ini adalah jika terjadi evaporasi maka air pada panci akan menguap dan berkurang,

jumlah air yang berkurang itu dilihat pada skala yang terdapat pada hook gauge.

Cara pengamatan dengan melihat atau membaca skala pada hook gauge yang

dilakukan sebanyak tiga kali dalam sehari, yaitu pengamatan I pada pukul 06.00

WITA, pengamatan II pada pukul 13.00 WITA, dan pengamatan III pada pukul

18.00 WITA.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

berbagai macam alat yang dapat digunakan untuk mengamati unsur cuaca untuk

kepentingan pertanian, yaitu Automatic Weather Station (AWS) untuk mengukur

suhu udara, curah hujan, kelembaban, arah angin, suhu tanah, radiasi, kadar air

tanah, dan evaporasi; termometer tanah untuk mengukur suhu tanah; campbell

stokes untuk mengukur lama penyinaran matahari; penakar hujan hellman dan obs

untuk mengukur curah hujan; anemometer untuk mengukur kecepatan angin;

sangkar meteorologi sebagai wadah psikrometer; dan panci evaporasi untuk

mengukur evaporasi.

5.2 Saran

Sebaiknya pemberdayagunaan alat-alat klimatologi di atas dapat lebih

diefisienkan untuk keperluan pertanian karena unsur-unsur cuaca sangat

memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman di suatu wilayah.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2008. Laporan Klimatologi Pengenalan Alat. Diakses tanggal 20

Februari 2016.

Anonim2. 2013. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Diakses tanggal 20

Februari 2016.

Ariffin, dkk. 2010. Modul Praktikum Klimatologi. Malang: Universitas Brawijaya.

BMKG. 2014. Tugas dan Fungsi BMKG. (http://www.bmkg.go.id) Diakses tanggal


20 Februari 2016.
Gunawan Nawawi, Ir., MS 2007. PENGANTAR KLIMATOLOGI PERTANIAN.

Jakarta: Dinas Pendidikan.

Runtunuwu, E., Syahbuddin, H., dan A. Pramudia. 2008. Validasi model

pendugaan evapotranspirasi : upaya melengkapi sistem database iklim

nasional. Jurnal Tanah dan Iklim 27: 8 – 9.

Sabaruddin, laode. 2014. Agroklimatologi. Penerbit Alfabeta, Bandung.

Setiawan, A. C. 2003. Otomatisasi Stasiun Cuaca untuk Menunjang Kegiatan

Pertanian. Di akses tanggal 20 Februari 2016.

Anda mungkin juga menyukai