Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS ISTILAH KERJA, PEKERJAAN, VOKASI, PROFESI,

PROFESIONALISME DAN KARIR DALAM PERSPEKTIF BIMBINGAN


DAN KONSELING

Tugas Kelompok
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Profesi Bimbingan
Konseling yang diampu oleh :
Prof. Dr. H. Ahman, M.Pd.
Dr. Yusi Riksa Yustiana, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 4
Citra Ayu Irfanny 1703868
Eka Astri Devi 1704006
Fatimah Afifatutthohiroh 1704008
Isnaeni Solehah 1700304

DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
A. Definisi
1. Kerja
Kerja merupakan sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai
profesi, sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan. Kerja juga dapat
diartikan sebagai pengeluaran energy untuk kegiatan yang dibutuhkan oleh
seseorang untuk mendapatkan tujuan tertentu (Fonnah, Ramdhani, &
Mulyani, 2014).
2. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan oleh manusia untuk tujuan
tertentu yang dilakukan oleh cara yang baik dan benar (Fernanda, 2014).
3. Vokasi
Dalam KBBI, Vokasi adalah pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi
atau keahlian.
4. Profesi
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntu keahlian
(expertise) dari anggotanya (Hanifah, 2012).
5. Profesionalisme
Perofesionalisme menunjuk pada komitmen/teori/faham para anggota
suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus
menerus mengembangkan strategi yang digunakannya dalam melakukan
pekerjaan yang sesuai dengan profesi (Hanifah, 2012).
Profesionalisme berarti faham atau sikap yang mengutamakan
keprofesionalan atau cara kerja sekaligus sikap dan tindak tanduk dari
penganutnya (Anggraini, Peran Supervisi BK Untuk Meningkatkan
Profesionalisme Guru BK, 2017).
6. Karir
Karir menggambarkan seseorang yang memandang pekerjaannya
sebagai panggilan hidup yang meresap keseluruhan alam pikiran dan
perasaan sekaligus mewarnai seluruh gaya hidup (life style) dalam
kehidupannya; karir lebih dari sekedar pekerjaan; karir berhubungan dengan
bagaimana individu melihat dirinya; karir merupakan perkembangan individu
(self development) dalam rentang kehidupan yang meliputi peran-peran
hidup, seting-seting, peristiwa-peristiwa kehidupan seseorang (Herr &
Crammer, 1984 ; 14).
B. Analisis Persamaan dan Perbedaan
1. Persamaan
Berdasarkan definisi dari istilah diatas, dapat dilihat bahwa pekerjaan
dan profesi memiliki kesamaan yaitu suatu kegiatan yang dikerjakan oleh
seseorang untuk menca[ai sebuah tujuan. Kemudian vokasi dan
profesionalisme memiliki kesamaan yaitu keduanya sama sama memerlukan
kualifikasi dan latar belakang keahlian dalam pekerjaan tertentu. Karir dan
kerja memiliki persamaan yaitu suatu hal yang dikerjakan dengan tujuan
pencapaian tertentu.
Dari keenam istilah diatas yang telah di definisikan menurut KBBI dan
para ahli lainnya, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya keenam istilah
tersebut berkaitan dalam hal kehidupan seseorang untuk mencapai sebuah
tujuan yang dinamakan sejahtera. Keenam hal tersebut saling berkaitan,
manusia memiliki pekerjaan yang bisa disebut profesi jika ia memiliki
keahlian di bidang tersebut yang artinya disebut Vokasi, dan jika ia memiliki
komitmen maka hal itu adalah profesionalisme, kemudian individu
melakukan kerja yang dinikmatinya sehingga menjadi karir yaitu hal yang ia
pandang sebagai wujud dari dirinya.
Secara definisi keenam hal diatas memang berbeda, namun secara
makna mereka memiliki satu kesatuan yaitu menjadikan seseorang memiliki
nama, kerja, pekerjaan dan penghasilan.
2. Perbedaan
Gilley Dan Eggland mendefinisikan profesi sebagai bidang usaha
manusia berdasarkan pengetahuan, dimana keahlian dan pengalaman
pelakunya diperlukan oleh masyarakat (Eggland, 1989). Sedangkan pekerjaan
hanya sebatas kerja tanpa perlu ada keahlian tertentu yang dimiliki. Pekerjaan
bersifat umum dan bisa dilakukan oleh setiap orang sedangkan profesi hanya
dapat dikerjakan oleh orang yang memiliki predikat dan pengetahuan di
bidang tersebut. Kemudian vokasi merupakan sesuatu yang dikerjakan oleh
seseorang karena ia memang memiliki keahlian di bidang tersebut.
Profesionalisme merupakan pemahaman seseorang akan sesuatu yang
dikerjakannya sehingga ia akan bersikap sesuai dengan apa yang seharusnya
dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki profesi sama dengannya.
Kerja berdasarkan definisi diatas merupakan kegiatan yang dilakukan
seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup, mengisi kekosongan dan
menghindari pengangguran. Sedangkan karir merupakan kegaiatn yang
dilakukan manusia untuk mengisi waktu kosongnya berdasarkan keinginan
dan perasaan menikmati serta nyaman ketika mengerjakannya karena
individu tersebut memang menyukai kegiatannya.
C. Istilah dalam Perspektif Bimbingan dan Konseling
1. Kerja
Kerja dalam perspektif bimbingan dan konseling, bahwasannya
bimbingan dan konseling berlaku di dunia pendidikan formal dimana
pelaksananya disebut sebagai guru bimbingan dan konseling dan
mendapatkan upah sebagai penghargaan atas segala yang dilakukan sebagai
guru Bimbingan dan konseling.
2. Pekerjaan
Bimbingan dan konseling dipandang sebagai sesuatu yang
memberikan posisi pelaksana bimbingan dan konseling yang disebut dengan
guru Bimbingan dan konseling dengan suatu kinerja untuk mencapai tujuan
yang diharapkan.
3. Vokasi
Perspektif vokasi dalam bimbingan dan konseling adalah pendidikan
yang dilaksanakan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan
kerja. Vokasi harus selalu dekat dengan dunia kerja (Wardiman, 1998:35),
perkembangan dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat akan
pekerjaan. Peserta didik membutuhkan program yang dapat memberikan
keterampilan, pengetahuan, sikap kerja, pengalaman, wawasan dan jaringan
yang dapat membantu mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan pilihan
kariernya.

4. Profesional
Guru BK dapat dikatakan profesional apabila konselor mempunyai
keterampilan-keterampilan dasar pengetahuan tentang bimbingan dan
konseling yang luas dan mendalam. Dalam memberikan layanan guru BK
harus lebih mementingkan pelayanan sosial dibandingkan dengan pelayanan
yang bersifat ekonomis. Apabila guru BK mempunyai karakteristik yang
sebagaimana telah dijelaskan diatas maka guru BK tersebut dapat dikatakan
guru BK yang professional (Anggraini, Peran Supervisi BK Untuk
Meningkatkan Profesionalisme Guru BK, 2017).
Sejalan dengan pendapat para ahli di atas IPBI (Ikatan Petugas
Bimbingan Indonesia) dikatakan bahwa guru BK harus memiliki, (1) sikap,
keterampilan, pengetahuan khusus, dan (2) pengakuan atas kewenangannya
sebagai konselor. Secara lebih lanjut dijelaskan oleh ABKIN (Asosiasi
Bimbingan Konseling Indonesia) bahwa seorang guru BK harus memiliki, (1)
nilai, sikap, keterampilan, pengetahuan, dan wawasan dalam bidang profesi
konseling dan (2) pengakuan atas kemampuan dan kewenangan sebagai guru
BK (Anggraini, Peran Supervisi BK Untuk Meningkatkan Profesionalisme
Guru BK, 2017).

5. Profesionalisme
Profesionalisme berarti faham atau sikap yang mengutamakan
keprofesionalan atau cara kerja sekaligus sikap dan tindak tanduk dari
penganutnya. Profesi menjunjung tinggi profesionalisme dalam bekerja, hal
ini anggota profesi mementingkan sifat-sifat profesional seperti
mementingkan mutu pelayanan, taat kode etik, ingin Menurut sejumlah para
ahli seperti McCully, Tolbert, dan Nugent yang dikutip oleh Prayitno, dan
Erman Amti menyatakan bahwa kriteria konselor profesional dapat dilihat
dari karakteristik yang harus dimiliki oleh Guru BK, diantaranya:
a) Suatu profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang mempunyai
fungsi dan kebermaknaan sosial yang sangat menentukan.
b) Untuk mewujudkan fungsi tersebut maka para anggota profesi harus
menampilkan pelayanan khusus didasarkan atas tekhnik-tekhnik intelektual
dan keterampilan-keterampilan tertentu yang unik.
c) Selain dilakukan secara rutin pelayanan juga bersifat pemecahan masalah
atau penanganan situasi kritis yang menuntut pemecahan dengan
menggunakan teori dengan metode ilmiah.
d) Para anggota profesi BK harus memiliki kerangka ilmu yang sama yaitu
didasarkan atas ilmu yang jelas, sistematis, dan eksplisit, bukan hanya
didasarkan pada akal (common sense).
e) Diperlukan pendidikan dan pelatihan dalam jangka waktu yang cukup
lama untuk dapat menguasai kerangka ilmu tersebut.
f) Para anggota profesi BK secara tegas dituntut memiliki kompetensi
minimum melalui prosedur seleksi, pendidikan dan latihan, serta lisensi atau
sertifikasi (Anggraini, Peran Supervisi BK Untuk Meningkatkan
Profesionalisme Guru BK, 2017).

6. Karir
Karir dalam perspektif bimbingan dan konseling dipandang sebagai
suatu dikejar untuk memiliki posisi penting bagi masa depannya dan menjadi
rentetan pekerjaan yang telah dilakukan dalam kurun waktu cukup lama,
sehingga kemampuannya semakin berkembang. Dalam karir,
setiapPelaksanaan tuntutannya akan memberikan rasa kepuasaan bagi konseli
dan konselor karena telah tertanam dalam hatinya.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, S. (2017). Peran Supervisi BK Untuk Meningkatkan Profesionalisme
Guru BK. Prosing Seminar Bimbingan dan Konseling, I, pp. 332-241.
Malang. Retrieved from ttp://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk
Eggland, J. G. (1989). Principle of Human Resources Developments. Oxford:
Reading Mas Perseus.
Fernanda, H. (2014). Pekerjaan. Retrieved Juli 2019, from Scribd:
https://www.scribd.com/doc/250348421/PEKERJAAN-adalah
Fonnah, D., Ramdhani, D., & Mulyani, D. (2014). Arti kerja. Retrieved from
Academia edu: https://www.academia.edu/17146946/arti_kerja
Hanifah, P. (2012). Kompetensi Pedagogik Guru Pegawai Negeri Sipil dan Wiyata
Bakti di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas Tahun
2012. S1 Thesis. Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai