Anda di halaman 1dari 18

Karakteristik dan Kompetensi Remaja

Karakteristik Fisik Remaja

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Karakteristik dan Kompetensi
Remaja yang diampu oleh :
Dr. Yusi Riksa Yustiana, M.Pd
Nadia Aulia Nadhirah, M.Pd

Disusun oleh:
Dina Rizky Utami (1701700)
Fadya Jessica (1702441)
Lulu Ilma’nunah (1703767)
Rahma Sayyida Hilmia (1702439)
Rizka Aulia Rahmawati (1704449)

DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-NYA sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai . Tidak lupa juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman
bagi siapapun yang membacanya dan untuk ke depannya semoga makalah ini dapat
dikembangkan ataupun menambah isi makalah agar menjadi lebih sempurna lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi menyempurnakan makalah ini.
Daftar Isi

Kata Pengantar .............................................................................................................................................. 2


Daftar Isi ....................................................................................................................................................... 3
BAB 1 ........................................................................................................................................................... 4
Latar Belakang .......................................................................................................................................... 4
Rumusan Masalah ..................................................................................................................................... 5
Tujuan ....................................................................................................................................................... 5
BAB 2 ........................................................................................................................................................... 6
Pembahasan............................................................................................................................................... 6
A. Karakteristik Fisik Remaja............................................................................................................ 6
A. Potensi Fisik Remaja..................................................................................................................... 8
B. Kompetensi Fisik Remaja ........................................................................................................... 10
C. Tantangan Fisik Remaja.............................................................................................................. 10
D. Dukungan Fisik Remaja .............................................................................................................. 15
BAB 3 ........................................................................................................................................................... 17
Kesimpulan.............................................................................................................................................. 17
Saran ....................................................................................................................................................... 17
Daftar Pustaka......................................................................................................................................... 18
BAB 1

Latar Belakang
Usia remaja sebagai periode tertentu dari kehidupan manusia merupakan suatu
konsep yang relative baru dalam kajian psikologi. Di negara-negara Barat istilah
remaja dikenal dengan “adolescence” yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau
dalam perkembangan menjadi dewasa. Perubahan-perubahan fisik merupakan gejala
primer dalam pertumbuhan masa remaja, yang berdampak terhadap perubahan-
perubahan psikologis. Pada era globalisasi dan modernisasi yang sedang berjalan saat
ini, banyak terjadi perubahan salah satunya terhadap usia rentan yakni masa remaja.
Remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa, banyak
perubahan yang akan dialami seorang peserta didik pada masa ini yang menimbulkan
dampak, baik positif maupun negatif.

Pertumbuhan pada setiap individu manusia berlangsung terus menerus dan


tidak dapat diulang kembali. Masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap
perbuatan-perbuatan yang kurang baik diakibatkan sikap mereka yang suka mencoba-
coba pada hal yang baru. Pada masa remaja terjadi perubahan-perubahan fisik baik
bersifat struktural maupun fungsinya, yang berbeda antara remaja laki- laki dan
remaja perempuan. Gejala-gejala perubahan fisik remaja, mulai nampak ketika anak
mulai memasuki masa awal remaja sebagai bagian pertama dalam masa remaja secara
keseluruhan. Perubahan fisik pada remaja hampir selalu disertai dengan perubahan-
perubahan dalam sikap dan perilaku.
Dengan membahas perkembangan fisik pada masa remaja, kita menjadi
mengetahui dan memahami tahapan-tahapan yang dilalui pada masa tersebut. Hal itu
sebagai bekal yang mengantarkan kita untuk membantu memecahkan masalah yang
terjadi pada masa remaja dalam perkembangan fisik nya.
Rumusan Masalah

1. Apa dan bagaimana karakteristik remaja?

2. Potensi apa saja yg ada pada remaja?

3 kompetensi remaja mencakup apa saja?

4. Tantangan apa saja yang dihadapi remaja?

5. Bagaimana dukungan yang dibutuhkan remaja?

Tujuan

1. Untuk mengetahui apa dan bagaimana karakteristik remaja?

2. Untuk mengetahui potensi apa saja yg ada pada remaja?

3. Untuk mengetahui kompetensi remaja mencakup apa saja?

4. Untuk mengetahui antangan apa saja yang dihadapi remaja?

5. Untuk mengetahui bagaimana dukungan yang dibutuhkan remaja?


BAB 2

Pembahasan

A. Karakteristik Fisik Remaja


Dalam kaitan dengna massa tubuh, Rose Frisch dan Roger Revelle (1970;
Frisch, 1991) yakin bahwa tubuh memiliki perangkat untuk mendeteksi saat massa
tubuh tertentu sudah tercapai. Detector ini kemudian memicu lonjakan pertumbuhan
yang terjadi di awal masa pubertas. Untuk anak perempuan, tercapainya berat badan
sekitar 103 sampai 109 on akan memicu menstruasi pertama (menarche)
danmengakhiri lonjakan pertumbuhan pubertas. Massa tubuh dapat meramalkan
perkiraan waktu remaja putri mengalami menarche pada beberapa budaya yang
berbea.

Sampai di sini, kita sudah membiarkan sejumlah gagasan mengenai faktor


awaan da n ciir umum pertumbuhan pada masa remaja.

Pubertas

1. Pengertian Pubertas

Masa pubertas dapat dibedakan dari masa remaja. Bagi sebagian besar di antara kita,
pubertas telah berakhir jauh ebelum masa remaja dimulai, meski pubertas adalah
tanda yang paling penting dari dimulinya masa remaja. Apakah pubertas itu?
Pubertas (puberty) adalah perubahan cepat pada kematangan fisik yang meiputi
perubahan tubuh dan hormonal yang terutama terjadi selama masa remaja awal.
Faktor genetik juga berperan pada masa pubertas. Pubertas bukanlah sekedar
kecelakaan lingkungan. Seperti yang telah dikemukakan lebih awal, faktor-faktor
makanan, kesehatan, dan lainnya berpengaruh terhadapa waktu datangnya pubertas
serta variasi penampilannya, sedangkan program dasar genetiknya sudah tertanam
sejak awal dalam sifat dasar dari suatu spesies.
2. Perubahan Fisik

Tinggi dan Berat Badan

Anak laki-laki maupun perempuan yang lebih pendek atau tinggi daripada teman
sebayanya sebelum amsa remaja, cenderung tetap demikian selama masa remaja.
Dalam masyarakat kita, ada stigma yang dikaitkan dengan anak yang bertubuh
pendek. Di awal masa remaja, remaja putri cenderung lebih tinggi daripada remaja
putra yang seusianya, tetapi mendekati akhir SLP putra mengejar ketinggalannya,
atau banyak juga yang mencapai tinggi badan melampaui teman putrinya. Meskipun
tinggi badan di masa SD merupakan predictor yang baik akan tinggi badan di masa
remaja, tampaknya maasih ada kesempatan bagi tinggi badan individu untuk berubah
jika dikaitkan dengan tinggi badan teman sebayanya sejumlah 30% tinggi badan di
akir usia remaja tidak dapat dijelaskan dengan melihat tinggi badan di masa SD.

Kecepatan pertambahan berate badan remaja kira-kira mengikuti jadwal


perkembangan yang sama seperti pertambahan tinggi badan mereka lonjakan
pertambahan berat badan terjadi bermsaan dengan awal masa pubertas. Sepanjang
masa remaja awal, remaja putri cenderung lebih berat daripadaa remaja putra, tetapi
sekitar usia 14 tahun, seperti halnya dengan tinggi badan, remaja putra mulai
mengungguli putri.

Kematangan Seksual

Karakterisitik pubertas pada anak laki-laki berkembangn dengan urutan sebagai


berikut

 Pertambahan ukuran penis dan testikel


 Pertumbuhan rambut yang masih lurus di daerah kemaluan
 Sedikit perubahan suara
 Ejakulasi pertama (biasanya melalui mimpi basah atau masturbasi)
 Rambut kemaluan tumbuh menjadi ikal
 Mulai masa pertumbuhan maksimum
 Pertumbuhan rambut ketiak
 Peruabahan suara semakinjelas
 Tumbuh rambut di bagian wajah

Tiga hal yang paling jelas tampak mengenai kematangann seksual adalah
bertambahnya panjang penis, membesarnya testis dan tumbuhnya rambut wajah.

Karakterisitik pubertas pada anak perempuan berkembangan dengan urutan sebagai


berikut

 Payudara membesar atau rambut kemaluan mulai tumbuh


 Tumbuh rambut ketiak
 Tinggi badan bertambah
 Pinggul menadi lebih lebar daripada bahu
 Awal siklus menstruasi tidak teratur
 Mungkin tidak terjadi ovulasi pada setpa menstruasi selama beberapa tahun
pertama sesudah menstruasi pertama
 Perubahan suara
 Payudara menjadi lebih penuh dan membulat

Dua perubahan paling mencolok adalah tumbuhnya rambut pada kemaluan putrid an
perkembangan payudara.

Rangkaian pubertas dapat dimulai lebih dini di usia 10 tahun dan selambat-lambatnya
13,5 tahun bagi putra. Sedangkan putri dapat dimulai pada usia 9 sampai 15 tahun.

A. Potensi Fisik pada Remaja


Dalam buku Life-Span Development dijelaskan mengenai beberapa potensi yang
dimiliki oleh remaja, di antaranya adalah:
1. Citra Tubuh
Citra tubuh sebuah aspek psikologis pasti terjadi dan berkaitan dengan
perubahan fisik: remaja sangat memerhatikan tubuhnya dan mengembangkan
citra mengenai tubuhnya itu. Preokupasi terhadap citra tubuh itu sangat kuat di
antara para remaja, namun secara khusus sangat terlihat pada masa remaja awal,
ketika remaja tidak puas dengan tubuhnya dibandingkan pada masa remaja akhir.
Terdapat perbedaan gender sehubungan dengan persepsi remaja mengenai
tubuhnya. Secara umum, jika dibandingkan dengan anak laki-laki, anak
perempuan kurang puas dengan tubuhnya dan memiliki citra tubuh yang lebih
negatif selama pubertas. Seiring dengan berlangsungnya perubahan di masa
pubertas, anak perempuan sering merasa tidak puas dengan tubuhnya
sehubungan dengan meningkatnya jumlah lemak; sementara itu anak laki-laki
menjadi lebih puas ketika melewati masa pubertas sehubungan dengan
meningkatnya massa otot.
2. Peningkatan Pemrosesan Informasi
Peneliti menemukan bahwa otak remaja mengalami perubahan struktur
yang signifikan. Corpus Callosum, di mana serat optik menghubungkan
hemisphere otak sebelah kiri dengan sebelah kanan, semakin tebal pada masa
remaja, sehingga meningkatkan kemampuan remaja dalam memperoses
informasi. Kami menjelaskan kemajuan dalam perkembangan prefrontal cortex –
level tertinggi dari lobus depan yang meliputi penalaran, pengambilan keputusan,
dan kendali diri. Meskipun demikian, korteks prefrontal belum selesai
berkembang hingga dewasa awal, kira-kira pada usia 18 hingga 25 tahun atau
lebih, di mana amygdala – tempat emosi seperti rasa amarah – berkembang lebih
awal daripada korteks prefrontal.
3. Identitas Seksual
Menguasai perasaan seksual dan membentuk rasa identitas seksual merupakan
proses yang bersifat multiaspek dan panjang. Hal ini mencakup kemampuan
belajar untuk mengelola perasaan seksual (seperti ketergugahan dan ketertarikan
seksual), mengembangkan bentuk intimasi yang baru, serta memperlajari
keterampilan untuk mengelola tingkah laku seksual agar terhindar dari
konsekuensi yang tidak diinginkan. Mengembangkan identitas seksual
melibatkan lebih dari sekedar perilaku seksual. Identitas seksual muncul dalam
konteks faktor-faktor fisik, sosial, budaya, dan kebanyakan lingkungan
masyarakat memberikan batasan terhadap perilaku seksual remaja.
B. Kompetensi Fisik Remaja

Kompetensi Perubahan Fisik Remaja

Perubahan fisik secara dramatis mewarnai masa remaja, terutama pada awal
masa remaja. Perubahan besar pada fisik remaja adalah yang melibatkan masa
puber pada otak. Perubahan biologis pubertas, yang merupakan tanda akhir masa
kanak-kanak, berakibat peningkatan pertumbuhan berat dan tinggi, perubahan
dalam proporsi dan bentuk tubuh, dan pencapaian kematangan seksual. Pubertas
dimulai dengan peningkatan tajam pada produksi hormon seks. Pertama-tama
antara usia 15-19 tahun, kelenjar adrenal mulai mengeluarkan androgen dalam
jumlah besar, yang memainkan peran utama dalam pertumbuhan pubic, bulu
ketiak, dan bulu di muka. Beberapa tahun kemudian ovaris, dalam tubuh anak
perempuan, meningkatkan produksi estrogen mereka, yang merangsang
pertumbuhan alat kelamin wanita dan perkembangan payudara.

Pada anak laki-laki, testis meningkatkan pembuatan endrogen, khususnya


testosteron, yang merangsang pertumbuhan alat kelamin pria, massa otot, dan
rambut tubuh. Baik anak laki-laki maupun anak perempuan sama-sama memiliki
kedua jenis hormon tersebut dalam tubuh mereka, hanya saja anak perempuan
memiliki level estrogen yang lebih tinggi sedangkan anak laki-laki memiliki
androgen yang sangat tinggi. Pada anak perempuan, testosteron mempengaruhi
pertumbuhan klitoris, begitu pula tulang dan rambut kemaluan serta rambut
wajah.Terdapat jangka waktu sekitar 7 tahun bagi permulaan pubertas pada anak
laki-laki maupun perempuan. Biasanya proses tersebut memakan waktu 4 tahun
terhadap kedua jenis kelamin tersebut dan mulai 12 atau 13 tahun lebih awal
pada anak perempuan.

Ledakan pertumbuhan masa remaja (adolescent growth spurt) adalah


peningkatan yang tinggi dan berlanjut, kepada kematangan seksual. Ledakan
pertumbuhan masa remaja dimulai antara usia 9½ tahun dan 14½ (biasanya
sekitar usia 10 tahun) pada anak perempuan, dan antara 10½ dan 16 tahun
(biasanya pada usia 12 atau 13 tahun) pada anak laki-laki. Ledakan pertumbuhan
biasanya berlangsung sekitar 2 tahun dan segera setelah masa tersebut berakhir
maka anak tersebut mencapai kematangan seksual. Karena ledakan pertumbuhan
anak perempuan lebih dini dibandingkan anak laki-laki maka anak perempuan
pada usia 12 dan 13 tahun lebih tinggi, lebih berat, dan lebih kuat dibandingkan
dengan laki-laki di usia yang sama. Bagi anak laki-laki mapuan anak perempuan
mencapai tinggi maksimun mereka pada usia 18 tahun.

Anak laki-laki dan perempuan tumbuh secara berbeda. Anak laki-laki menjadi
lebih besar secara keseluruhan. Bahu lebih lebar, kaki lebih panjang ketimbang
tubuhnya, dan lengannya lebih panjang dibandingkan bahu. Pinggul anak
perempuan lebih lebar untuk memudahkan proses persalinan, dan lapisan lemak
disimpan dibawah kulit, memberikan penampilan lebih menarik lawan jenis.

Karakteristik seks primer adalah organ yang dibutuhkan untuk reproduksi. Pada
wanita, organ reproduksi adalah indung telur (ovaries), tubafalopi, uterus, dan
vagina. Pada pria, testis, penhis, skrotum, gelembung sperma, dan kelenjar
prostat. Karateristik seks sekunder adalah sinyal visiologis kematangan seksual
yang tidak berkait langsung dengan organ seks misalnya, payudara wanita, lebar
bahu pada pria. Karakteristik seks sekunder lainnya adalah perubahan suara dan
tekstur kulit, perkembangan muskular, dan pertumbuhan pubic, rambut tubuh,
wajah, dan ketiak.

Pada remaja laki-laki, tanda utama kematangan seksual adalah produksi sperma.
Seorang remaja laki-laki kadang bangun tidur dan menemukan noda basah atau
mengering di sprainya sebagai akibat dari noctural emission, ejakulasi semen
yang tidak disengaja (biasanya disebut sebagai mimpi basah). Mayoritas remaja
laki-laki mengalami pengeluaran ini, terkadang berkaitan dengan mimpi erotis.
Perasaan remaja laki-laki tentang ejakulasi pertamanya (spermache), yang rata-
rata terjadi pada usia 13 tahun, mayoritas anak memiliki reaksi positif walaupun
2/3 dari mereka dilaporkan ketakutan. Isyarat utama kematangan seksual anak
perempuan adalah menstruasi, pelepasan bulanan jaringan dari dinding rahim.
Menstruasi pertama disebut menarche, terjadi pada fase akhir dari urutan
perkembangan wanita dan mengindikasikan bahwa ovulasi tersebut telah terjadi.
Jadwal normal menarche dapat bervariasi antara usia 10 sampai 16½ tahun. Efek
psikologis masa terjadinya pubertas tergantung kepada bagaimana remaja
tersebut dan orang di sekitarnya atau di dunianya menginterpretasikan perubahan
yang menyertai hal tersebut. Namun menarche dini telah diasosiasikan dengan
depresi dan substance abuse.

C. Tantangan Fisik Masa Remaja


Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah
dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi
Remaja yaitu Stanley Hall yang berpendapa remaja merupakan masa badai dan
tekanan (storm and stress).

Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau
pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang
menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity
diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved. Dalam mencari
jati diri banyak permasalahan-permasalahan yang harus dilalui dan akan mencetak
mereka seperti apa nantinya. (daniyati, 2012)

Dengan banyaknya fakta yang terjadi dikehidupan masyarakat saat ini.


Contohnya, Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat.
Keadaan fisik pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun
ketika keadaan fisik tidak sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian antara body
image dengan self picture) dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya
diri. Begitu juga, perkembangan fisik yang tidak proporsional. Kematangan organ
reproduksi pada masa remaja membutuhkan upaya pemuasan dan jika tidak
terbimbing oleh norma-norma dapat menjurus pada penyimpangan perilaku seksual.
(Sudrajat, 2008)

1. Ketidakpuasan bentuk tubuh

merupakan masalah yang rumit bagi perkembangan remaja wanita, menyebabkan


remaja memiliki kepercayaan diri dan harga diri yang rendah, menghalangi remaja
wanita untuk bergaul dan mengembangkan diri, serta menimbulkan kecemasan, yang
menuntut remaja untuk memilih dan menggunakan strategi koping yang tepat untuk
mengatasi masalah ketidakpuasan bentuk tubuh.

Remaja cenderung mengembangkan kepedulian yang berlebihan terhadap bentuk


tubuh mereka, bahkan membuat remaja merasa tidak puas dengan bentuk tubuh
apabila perubahan bentuk tubuh saat masa perkembangan tersebut tidak sesuai
dengan impian. Semua strategi koping merupakan cara yang efektif untuk meredakan
masalah, namun strategi koping tertentu dapat memberikan hasil yang berbeda pada
situasi yang berbeda.

Anoreksia
Ada yang pernah dengar soal gangguan ini? Anoreksia Nervosa, atau biasa disebut
anoreksia, adalah Anoreksia berarti tidak nafsu makan, dan nervosa berhubungan
dengan cemas. Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai oleh
penolakan makanan yang mengakibatkan berat badan berkurang sampa ke tingkat
yang membahayakan.
Ciri-ciri dari penderita anoreksia nervosa adalah berat badan berkurang minimal 15%
dari berat badan sebelumnya, takut akan kegemukan (obesitas), siklus mentruasi
berhenti, menyangkal bahwa dirinya sakit, dan tampak sehat (Deni dan Lestari,2008)
Bulemia
Sama hal nya dengan gejala Anoreksia, bulemia juga merupakan salah satu fenomena
dan juga tantangan yang akan di hadapi ketika memasuki dalam fase Remaja.
Bulemia sendiri merupakan penyakit gangguan pencernaan yang umumnya
ditemukan pada gadis remaja atau wanita dewasa muda.
Bulimia diidentikkan dengan peristiwa makan yang sangat banyak terutama makanan
yang mengandung karbohidrat dan dihabiskan dalam jangka waktu yang singkat,
tetapi untuk mencegah kegemukan maka setalah makan ada tahap untuk
mengeluarkan makanan dan terjadilah muntah. Tidak seperti penderita anoreksia
yang terlihat kurus, penderita bulimia memiliki berat badan normal bahkan di atasnya
sehingga cukup sulit untuk menentukan penderita bulimia (Sidenfield dan
Ricket,2001).
Depresi&BunuhDiri
Kalau menurut Indeks Kebahagiaan Indonesia 2013 yang dibuat oleh Badan Pusat
Statistik (BPS), Indonesia terhitung negara yang lumayan bahagia. Tapi, ada temuan
yang ngeri juga. Pada saat bersamaan, riset mereka nunjukkin kalau ternyata bunuh
diri jadi satu dari tiga penyebab utama kematian pada kelompok umur 15-44 tahun,
dan penyebab utama kematian nomor 2 di kelompok 10-24 tahun.
Bunuh diri emang sering dikaitin sama naiknya angka gangguan jiwa seperti depresi.
2. Kematangan Reproduksi membutukan upaya pemuasan dan jika tidak
terbibing oleh norma-norma dapat menjurus pada penyimpangan perilaku
seksual seperti
a. Godaan Seksualitas Remaja
Keadaan yang umum pada dewasa ini pada remaja biasanya membicarakan
masalah seks dengan sesama teman dengan bumbu yang cabul, membaca
buku – buku porno, nonton kaser video porno atau film – film porno yang
sering berakibat negatif bagi dirinya, orang tuannya dan masa depan di anak.
Hal ini semua disebabkan oleh ketidasktahuan mereka tentang seks yang
benar.

b. Faktor-faktor Risiko dalam Perilaku Seksual Remaja


Aktivitas seksual awal juga berkaitan dengan perilaku berisiko
lainnya seperti menggunakan obat terlarang, kenakalan remaja, dan
masalah-masalah di sekolah ( Dryfoos& Barkin, 2006 ). Faktor-faktor
lainnya seperti faktor status sosioekonomi (SES), keluarga/pengasuhan
orang tua, rekan sebaya, dan prestasi akademik. Sebuah ulasan penelitian
terbaru menemukan bahwa kegiatan seksual yang dimulai lebih dini
terkait dengan pengawasan orang tua yang rendah ( Zimmer-Gembeck &
Helfand, 2008 ). Prestasi akademis yang baik merupakan faktor pelindung
yang baik untuk menjaga anak laki-laki dan perempuan dari hubungan
seksual dini ( Laflin, Wang & Barry, 2008 ).
c. Infeksi yang Ditularkan Secara Seksual
Sejumlah alat kontrasepsi seperti pil untuk mengendalikan
kehamilan atau kontrasepsi implan, tidak dapat melindungi seseorang
terhadap infeksi yang ditularkan secara seksual atau STI. Infeksi
ditularkan melalui kontak-seksual termasuk kontak genital-oral dan
kontak genital-anal.
d. Kehamilan Pada Remaja
Anak perempuan yang berasal dari seorang ibu yang masih
remaja berisiko serupa dengan ibunya, sehingga akan mengalami
siklus generasi yang sama. Kehamilan remaja menciptakan risiko
kesehatan baik pada bayi maupun ibu. Bayi yang dilahirkan oleh ibu
yang masih remaja cenderung memiliki bobot yang rendah, ini
meupakan faktor utama yang menyebabkan kematian pada bayi,
maupun masalah-masalah neurologis dan penyakit bayi ( Chedraui,
2008 ).

D. Dukungan Fisik Remaja

1) Nutrisi dan Olahraga


A. Masa remaja merupakan masa kritis untuk mengembangkan perilaku yang
relevan terhadap kesehatan (Nyaronga & Wickrama, 2009; Ozer & Irwin,
2009). Banyak perilaku yang berkaitan dengan buruknya kebiasaan dan
kematian dini di masa dewasa dimulai ketika remaja. Sebaliknya, pola
perilaku sehat seperti rutin berolahraga serta mengkonsumsi makanan dengan
kandungan lemak dan kolestrol yang rendah tidak hanya berdampak langsung
terhadap kesehatan; tingkah laku sehat semacam itu dapat menunda atau
mencegah hal-hal yang dapat menyebabkan cacat dan kematian dini-penyakit
jantung, stroke, diabetes, dan kanker (Schiff, 2009).
B. Sebuah studi terbaru juga menyebutkan kebiasaan mengonsumsi makanan
rumahan selama masa remaja awal terkait dengan kebiasaan makan yang
sehat lima tahun ke depan (Burgess-Champoux, dkk, 2009). Lalu olahraga,
yang terkait dengan sejumlah hasil fisik yang positif terhadap remaja. Salath
satunya adalah bahwa olahraga secara teratur berdampak positif terhadap
status berat badan remaja (van der Heijden dkk., 2010). Sebuah penelitian
terbaru mengungkapkan bahwa olahraga teratur dari usia 9 hingga 16 tahun
dikaitkan dengan berat badan ideal pada anak perempuan (McMyrray dkk,
2008). Hasil positif lainnya dari olahraga adalah penurunan tingkat
trigliserida, tekanan darang, serta diabetes jenis II (Butcher dkk, 2008).
Penelitian terbaru melaporkan bahwa tingkat olahraga yang rendah berkaitan
dengan gejala depresi pada remaja (Sund, Larsson, & Wichstrom, 2010).
Penelitian lainnya juga mengemukakan bahwa aktifitas fisik terkait dengan
rendahnya penggunaan obat terlarang pada remaja (Delise dkk, 2010).
2) Peran perkembangan, Orang Tua, Kawan Sebaya dan Pendidikan.
A. Diperlukan perhatian khusus kepada remaja yang mulai menggunakan obat
terlarang di awal masa remajanya atau bahkan di masa kanak-kanak (Patrick,
Abar, & Maggs, 2009). Orang tua berperan penting dalam mencegah remaja
untuk menyalahgunakan obat (Chassin, Hussong, & Beltran, 2009; Harakeh
dkk., 2010;Hoffman, 2009; Miller & Plant, 2010). Peneliti telah
mengemukakan bahwa pengawasan orang tua terkait dengan masalah perilaku
remaja yang rendah, termasuk penyalahgunaan obat terlarang (Fletcher,
Steinberg, & Williams-Wheeler, 2004; Tober & Komro, 2010). Penelitian
terbaru mengemukakan bahwa semakin sering remaja makan malam bersama
keluarganya, semakin sedikit mereka terlibat dalam masalah remaja, termasuk
dalam penyalahgunaan obat terlarang (Sen, 2010). Penelitian lain terhadap
5000 siswa sekolah menengah mengungkapkan bahwa memiliki teman di
jejaring sosial sekolah mereka atau memiliki lebih sedikit teman yang
menyalahgunakan obat terlarang terkait dengan tingkat penyalahgunaan obat
yang rendah (Ennet dkk., 2006). Keberhasilan pendidikan pun menjadi
penyangga yang kuat terhadap timbulnya masalah obat-obatan pada remaja.
Sebuah analisis terbaru oleh Jerald Bachman dan koleganya (2008)
mengungkapkan bahwa keberhasilan pendidikan dasar sangat mengurangi
kecenderungan remaja terhadap obat terlarang, termasuk konsumsi alkohol,
merokok, dan berbagai obat-obatan terlarang. (Santrock, 2011)
BAB 3

Kesimpulan
Setelah menyelesaikan penyusunan masalah tentang perkembangan fisik,
intelektual, sosial dan bahasa. Penyusun dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:

1) Perkembangan fisik pada masa remaja diawali dengan pubertas, adalah masa
kematangan fisik yang sangat cepat, yang meliputi aspek hormonal dan
perubahan fisik. Pikiran mereka juga berubah dengan artian mereka lebih
dapat berfikir abstrak dan hipotesis. Perasaan mereka berubah hampir
terhadap segala hal, semua bidang cakupan perkembangan sebagai seorang
remaja menghadapi tugas utama mereka membangun identitas termasuk
identitas seksual yang akan terus mereka bawa sampai masa dewasa.
2) Anak yang berkemampuan intelektuan tinggi akan berkemampuan berbahasa
secara baik.

Saran
Berdasarkan hasil rangkuman, maka kami dapat mengemukakan saran.
Remaja merupakan tahap awal seorang anak untuk tumbuh menjadi seorang dewasa
yang cerdas dan berpengetahuan luas. Oleh sabab itu, orang tua harus memperhatikan
setiap perkembangan yang dialami oleh anaknya dari mulai perkembangan fisik,
emosi, motivasi, perasaan, intelektual, sosial dan bahasa. Agar anak tidak terjerumus
kedalam hal-hal yang negatif yang akan merusak dirinya sendiri. Orang tua
hendaknya mengetahui kedewasaan remaja dengan jalan memberikan kebebasan
terbimbing untuk mengambil keputusan dan tanggung jawab sendiri.
Daftar Pustaka

daniyati, S. (2012, desember 12). blogspot. Retrieved September 21, 2018, from
saputridaniyati.blogspot:
http://saputridarniyati.blogspot.com/2012/12/perkembangan-remaja-dan-
permasalahannya.html

Santrock, J. W. (2011). Life Span Development. McGrawHill: Erlangga.

Sudrajat, A. (2008, january 31). Wordpress. Retrieved september 21, 2018, from
Akhmadsudrajat.wordpress:
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/masalah-pada-masa-remaja/

Anda mungkin juga menyukai