Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 25 KOTA BANDUNG
Jl. Pajagalan No. 67 Bandung

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Komponen : Layanan Dasar


Bidang Layanan : Pribadi
Topik / Tema Layanan : Kemandirian Di Usia Remaja
Kelas / Semester : 8 / Genap
AlokasiWaktu : 1 x 40 menit
A. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian kemandirian
2. Peserta didik/konseli dapat memahami gejala yang berhubungan dengan masalah
kemandirian
B. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : Power Point tentang Kemandirian Di Usia Remaja, LCD, Leptop, office
365
C. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Memberikan salam/sapaan dengan penuh semangat dan keakraban kepada peserta
didik, kemudian mengajak peserta didik untuk mengawali kegiatan dengan berdo’a.
1.2. Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanan Bimbingan dan
Konseling
1.3. Membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat suasana kegiatan
menjadi
lebih semangat/bergairah dengan diawali ice breaking. (Mencairkan kebekuan di
kelas)
2. Tahap Inti
2.1. Guru pembimbing menayangkan media slide power point yang berhubungan
dengan materi
layanan tersebut diatas.
2.2. Peserta didik memperhatikan penjelasan materi yang diberikan serta Guru BK
mengajak peserta
didik berdialog interaktif tentang contoh penerapannya.
2.3. Setelah itu, peserta didik memperhatikan, mengamati tampilan video yang terkait
dengan
”Nusa Belajar Mandiri”
2.4.Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab setelah peserta didik melihat
tayangan video
tersebut.
2.5. Peserta didik dengan penuh penghayatan memberikan makna dan poin belajar dari
video
inspiratif tersebut.
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas kegiatan yang telah
dilakukan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik agar bisa hidup mandiri dengan keterbatasan yang
dimiliki
3.3.Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang dan mengakhiri kegiatan
dengan
berdoa dan salam
D. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan refleksi dari
kegiatan layanan klasikal tersebut menggunakan lembar observasi
2. Evaluasi Hasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti kegiatan
layanan klasikal, antara lain: suasana yang dirasakan,pentingnya topik yang dibahas,
cara penyampaiannya. (bisa melalui link google form.

Bandung, Juli 2020


Mengetahui
Kepala Sekolah Guru BK

Drs. Wawan Tarnawan, M.M Dra. Cich Martini


NIP 19630403 1985121 1 003 NIP 19640526 199412 2 001
KEMANDIRIAN DI USIA REMAJA

Pengeritan Kemandirian
Pada usia remaja terjadi pertumbuhan yang pesat, maka tampak remaja secara
fisik tubuhnya menjadi besar namun dalam perkembangan psikhisnya masih bersifat
kekanak-kanakan. Karenanya tidak jarang remaja menjadi pemurung, mudah emosional
dan tidak mau disebut sebagai anak lagi, tetapi juga keberatan kalau disebut dewasa.
Remaja dikatakan dewasa karena berkaitan dengan perkembangan kemandirian dan rasa
tanggung jawab.
Perkembangan kemandirian merupakan suatu masalah penting sepanjang
kehidupan manusia. Kemandirian dipengaruhi oleh perubahan-perubahan fisik, yang pada
gilirannya memicu terjadinya perubahan emosional. Perubahan logis yang memberikan
pemikiran tentang cara berfikir yang mendasari tingkah laku, serta perubahan nilai dalam
peran sosial melalui pengasuhan orangtua dan aktifitas individu. Masalah kemandirian
menuntut kesiapan individu baik fisik maupun emosional untuk mengatur, dan melakukan
aktifitas atas tanggung tanggung jawabnya sendiri tanpa menggantungkan diri pada orang
lain.
Kemandirian biasanya ditandai dengan kemampuan menentukan nasib sendiri,
kreatif dan inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri,
membuat keputusan, serta mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang
lain. Kemandirian merupakan sikap otonomi dimana individu relatif bebas dari pengaruh
penilaian, pendapat dan keyakinan orang lain. Dengan kemampuannya, individu
diharapkan lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Kemandirian mengandung
pengertian:
1. Suatu kondisi dimana seseorang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan
dirinya sendiri.
2. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
3. Memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya.
4. Bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
Robert Havighurt (1972), membedakan kemandirian atas empat bentuk, yaitu:
1. Kemandirian emosi, yaitu kemampuan mengontrol emosi sendiri dan tidak
tergantungnya kebutuhan emosi pada orang lain.
2. Kemandirian ekonomi, yaitu; kemampuan mengatur ekonomi sendiri dan tidak
tergantungnya kebutuhana ekonomi orang lain.
3. Kemandirian intelektual, yaitu: kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang
sedang dihadapi.
4. Kemandirian sosial, yaitu: kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain
dan tidak tergantung pada aksi orang lain.
Gejala yang berhubungan dengan permasahalah kemandirian
Pentingnya Kemandirian Bagi seorang pelajar dapat dilihat dari situasi kompleksitas
kehidupan, yang secara langsung atau tidak langsung memberikan pengaruh. Berbagai
fenomena yang sering terjadi karena kurangnya kemandirian pelajar, dan sangat perlu
perhatian, seperti: perkelaian antar pelajar, penyalagunaan obat dan alkohol, perilaku
agresif, dan berbagai perilaku menyimpang yang sudah mengarah pada tindak kriminal.
Dalam konteks proses belajar, fenomena pelajar yang kurang mandiri dalam belajar, yang
dapat menimbulkan gangguan mental pada pendidikan lanjutan, kebiasaan belajar yang
kurang baik( tidak betah belajar lama, atau belajar hanya menjelang ujian, membolos,
menyontek, dan mencari bocoran soal-soal ujian).
Beberapa gejala yang berhubungan dengan permasalahan kemandirian yang perlu
mendapat perhatian, diantaranya adalah:
1. Ketergatungan disiplin pada kontrol luar bukan karena niat sendiri yang ikhlas.
Perilaku seperti itu mengarah pada tidak konsisten, perilaku formalistik, keterpaksaan,
sehingga menghambat etos kerja dan kehidupan yang mapan.
2. Sikap tidak peduli terhadap lingkungan hidup, yang menunjukkan kemandirian
masyarakat yang masih rendah, karena manusia mandiri adalah manusia yang tidak
lepas dari lingkungannya.
3. Sikap hidup konformistis tanpa pemahaman dan konformistis dengan mengorbankan
prinsip, adanya faham segala sesuatu bisa diatur yang berkembang dalam masyarakat.
Hal tersebut menunjukkkan ketidakjujuran dalam berfikir dan bertindak serta
kemandirian yang masih rendah.

Anda mungkin juga menyukai