Anda di halaman 1dari 59

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL

CERITA MATERI PERBANDINGAN DI TINJAU DARI MOTIVASI


BELAJAR PADA KELAS VII H SMP NEGERI 2 PONTIANAK

DESAIN SKRIPSI

OLEH:
SHIVA CHAIRUNNISA
NIM F1041190139

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL
CERITA MATERI PERBANDINGAN DI TINJAU DARI MOTIVASI
BELAJAR PADA KELAS VII H SMP NEGERI 2 PONTIANAK

SHIVA CHAIRUNNISA
NIM F1041191039

DESAIN SKRIPSI
Sebagai  Salah  Satu Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Pendidikan
Matematika pada Program Studi Pendidikan Matematika

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021
ABSTRAK

Chairunnisa, Shiva. 2021. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal


Cerita Materi Perbandingan Ditinjau dari Motivasi Belajar Kelas VII H SMP
Negeri 2 Pontianak. Desain Penelitian, Pendidikan Matematika, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura Pontianak.
Pembimbing: Dr. Bistari, M. Pd.

Kata Kunci: Pembelajaran Matematika, Kesalahan Siswa, Soal Cerita, Materi


Perbandingan, dan Motivasi Belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kesalahan
siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi perbandingan yang ditinjau dari
motivasi belajar siswa. Selain itu, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengungkapkan faktor – faktor penyebab siswa melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal cerita materi perbandingan. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Subjek dalam penelitian ini
berjumlah 22 orang siswa kelas VII H SMP Negeri 2 Pontianak. Sedangkan objek
dalam penelitian ini adalah kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi
perbandingan ditinjau dari motivasi belajar. Adapun teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah soal tes kesalahan menyelesaikan soal cerita matematika
pada materi perbandingan berupa 5 butir soal berbentuk uraian, angket motivasi
belajar siswa dan wawancara kepada guru matematika kelas VII H SMP Negeri 2
Pontianak. Seluruh data kemudian dianalisis melalui 3 tahapan yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Kesimpulan penelitian ini adalah kesalahan yang dilakukan siswa dengan
motivasi tinggi dalam menyelesaikan soal cerita perbandingan meliputi kesalahan
transformasi dan kesalahan penulisan. Kesalahan yang dilakukan siswa dengan
motivasi sedang dalam menyelesaikan soal cerita perbandingan meliputi kesalahan
membaca, kesalahan memahami, kesalahan transformasi, dan kesalahan ketrampilan
proses. Kesalahan yang dilakukan siswa dengan motivasi rendah dalam
menyelesaikan soal cerita perbandingan meliputi, kesalahan membaca, kesalahan
memahami, kesalahan transformasi, kesalahan ketrampilan proses, dan kesalahan
penulisan.
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Pontianak serta menyelesaikan penyusunan

laporan hasil penelitian yang berjudul “Analisis Kesalahan Siswa dalam

Menyelesaikan Soal Cerita Materi Perbandingan Ditinjau dari Motivasi Belajar Pada

Kelas VII H SMP Negeri 2 Pontianak”. Penyusunan laporan hasil penelitian ini

dilakukan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan

Matematika yang dibimbing oleh Bapak Dr. Bistari, M.Pd.

Dalam penyelesaian laporan hasil penelitian ini penulis menyadari banyak

mengalami kendala, namun demikian atas pertolongan Allah SWT semua dapat

teratasi hingga laporan hasil penelitian ini dapat diselesaikan. Penulis juga banyak

mendapat bantuan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bistari, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Metode

Penelitian Pendidikan Matematika yang telah membimbing dan memberi

kesempatan untuk melakukan penelitian.

2. Bapak Yudi Herdiana, S.Pd., M.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 2

Pontianak yang telah mengizinkan untuk melakukan penelitian di SMP Negeri

2 Pontianak.

3. Ibu Ernawati, S.Pd selaku waka kesiswaan SMP Negeri 2 Pontianak


4. Ibu Sri Fitri Aryani, S.Pd selaku guru matematika di kelas VII H SMP Negeri

2 Pontianak yang telah bersedia membantu dalam pelaksanaaan penelitian.

5. Seluruh siswa kelas VII H SMP Negeri 2 Pontianak tahun ajaran 2020/2021,

selaku subjek penelitian yang bersedia membantu dan bekerja sama dalam

pelaksanaan penelitian sehingga penelitian berjalan lancar.

6. Kedua orang tua saya yang selalu memberi dukungan

7. Sahabat – sahabat terdekat yang selalu membersamai mulai dari persiapan

penelitian hingga penyusunan laporan hasil penelitian ini selesai.

8. Rekan – rekan mahasiswa program studi pendidikan matematika khususnya

angkatan 2019 kelas A2

9. Semua pihak yang telah memberikan dorongan, masukan, dan bantuan dalam

penyusunan laporan hasil penelitian.

Semoga semua bantuan, bimbingan, dan doa yang diberikan selama ini

mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun

laporan hasil penelitian ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran

yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga laporan hasil penelitian ini

bermanfaat bagi penulis, pembaca, serta dalam dunia pendidikan, khususnya

pendidikan matematika di Indonesia. Aamiin ya robbal alamin

Pontianak, 25 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
E. Definisi Operasional .......................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran Matematika ................................................................. 9
B. Kesalahan Siswa ................................................................................ 12
C. Soal Cerita ......................................................................................... 15
D. Motivasi Belajar ................................................................................. 17
E. Materi Perbandingan .......................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Bentuk Penelitian .............................................................................. 25
B. Subjek Dan Objek Penelitian ............................................................. 25
C. Prosedur Penelitian............................................................................. 26
D. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data ................................................. 28
E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 38
LAMPIRAN .......................................................................................................... 40
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN ........................................................................................................................ 40

Lampiran 1 : Surat Izin Uji Instrumen.................................................................................. 40

Lampiran 2 : Kisi – Kisi Soal Tes ........................................................................................ 41

Lampiran 3 : Soal Tes .......................................................................................................... 42

Lampiran 4 : Tabel Skor Siswa............................................................................................. 43

Lampiran 5 : Sampel Jawaban Siswa.................................................................................... 44

Lampiran 6 : Angket Motivasi Belajar Siswa Terhadap Pembelajaran

Matematika ...................................................................................................... 48

Lampiran 7 : Dokumentasi....................................................................................................... 49
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari

pada setiap jenjang pendidikan formal, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD),

Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), maupun

tingkat perguruan tinggi. Matematika memegang peranan penting di dalam dunia

pendidikan, hal tersebut dikarenakan dalam implementasinya matematika

dijadikan sebagai salah satu ilmu dasar yang dikolaborasikan dengan mata

pelajaran lain. Pentingnya belajar matematika tidak terlepas dari peranannya

dalam berbagai aspek kehidupan, seperti untuk menyelesaikan permasalahan

dalam kehidupan dan membantu dalam mengembangkan disiplin ilmu lain. Oleh

karena itu, maka matematika perlu dipelajari, dipahami dan dikuasai oleh seluruh

lapisan masyarakat tak terkecuali peserta didik.

Mengingat pentingnya peranan matematika dalam kehidupan, diharapkan

dengan belajar matematika peserta didik dapat memiliki kemampuan berpikir

yang sistematis, logis, kritis, analitis, kreatif serta mampu memecahkan masalah

dalam kehidupan sehari – hari. Hal tersebut sejalan dengan tujuan pembelajaran

matematika menurut Kemendikbud 2013 yaitu (1) meningkatkan kemampuan

intelektual, khususnya kemampuan tingkat tinggi siswa, (2) membentuk

kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, (3)


memperoleh hasil belajar yang tinggi, (4) melatih siswa dalam

mengkomunikasikan
ide-ide, khususnya dalam menulis karya ilmiah, dan (5) mengembangkan

karakter siswa.

Peneliti melakukan penelitian dengan menjadikan materi perbandingan

sebagai tolak ukur untuk mengetahui kesalahan – kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal matematika berbentuk cerita. Soal cerita adalah suatu

permasalahan yang disajikan dalam bentuk kalimat yang mudah dipahami dan

mempunyai makna. Peneliti memberikan lima soal perbandingan yang terdiri dari

soal perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai dengan tingkat

kesulitan yang berbeda yaitu mudah, sedang, dan sulit. Pada kenyataannya,

setelah dilakukan tes, masih banyak peserta didik yang membuat kesalahan dalam

menyelesaikan soal cerita. Kesalahan tersebut terletak pada kesalahan memahami

konsep dalam menyelesaikan soal cerita. Peserta didik kesulitan dalam

membedakan antara soal cerita yang menggunakan konsep perbandingan senilai

dengan soal cerita yang menggunakan konsep perbandingan berbalik nilai. Selain

itu, kesalahan yang dilakukan peserta didik yaitu tidak teliti dalam menghitung,

tidak teliti dalam memahami informasi yang terdapat dalam soal. Masih

banyaknya kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika

dapat dijadikan acuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep materi

perbandingan yang dimiliki siswa. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

dapat diteliti dan dikaji lebih lanjut agar segera mendapat pemecahan yang tepat,

sehingga kesalahan yang sama tidak akan terulang lagi di kemudian hari.

Masalah yang telah diuraikan di atas didukung dengan banyaknya siswa

kelas VII H yang hasil pengerjaan soalnya belum mencapai nilai Kriteria
Ketuntasan Minumun (KKM) yang telah ditetapkan SMP Negeri 2 Pontianak

yaitu 80. Berikut data yang diperoleh peneliti.

No Ragam Data Skor/Jumlah


1. Banyak Siswa 22
2. Rata – Rata 69,3
3. Banyak Yang Tuntas 7
4. Banyak Yang Tidak Tuntas 15
5. Skor Tertinggi 100
6. Skor Terendah 31
7. Standar Deviasi 18,4

Faktor-faktor penyebab kesalahan siswa dapat ditinjau dari faktor

penyebab kesulitan belajar siswa. Amir dan Risnawati (2016:192-196)

menjelaskan faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Faktor internal siswa, meliputi

ciri khas/karakter siswa, sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi

belajar, rasa percaya diri siswa, intelegensi dan keberhasilan belajar, kebiasaan

belajar. 2. Faktor Eksternal siswa meliputi, a. lingkungan keluarga yang terdiri

dari status ekonomi, sosial, kebiasaan dan suasana lingkungan kelurga

berpengaruh terhadap keberhasilan belajar; b. Lingkungan masyarakat; c. Guru; d.

Media pembelajaran. Faktor yang menyebabkan kesalahan matematika, salah

satunya adalah motivasi belajar. Motivasi belajar memiliki peranan yang sangat

penting dalam upaya peningkatan pendidikan. Hal ini menempatkan motivasi

belajar pada posisi yang penting di dalam proses pembelajaran, akan tetapi

realitanya menunjukkan bahwa banyak siswa yang tidak memiliki kemauan

belajar yang tinggi pada mata pelajaran matematika. Menurut Hamzah B. Uno

(2011:23) hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

individu yang sedang belajar untuk mengarahkan dan mempertahankan tingkah

laku pada umumnya. Berdasarkan uraian kesalahan – kesalahan tersebut, peneliti


melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran Matematika kelas VII SMP

Negeri 2 Pontianak untuk mencari tahu penyebabnya. Dari wawancara tersebut

didapatkan informasi bahwa penyebab masih banyaknya kesalahan yang

dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi perbandingan yaitu

karena siswa masih kesulitan menentukan soal mana yang dikerjakan

menggunakan konsep perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai.

Penyebab lainnya yaitu karena sekarang sedang masa pandemi jadi pemberian

materi kepada peserta didik lebih diringankan, mengingat pembelajaran secara

daring memiliki banyak kendala, jadi peserta didik belum diajarkan terkait konsep

perbandingan berbalik nilai bertingkat. Selain itu, diantara kelas VII C sampai

kelas VII H, motivasi belajar siswa kelas VII H terbilang cenderung rendah

walaupun tidak semua siswa di kelas VII H memiliki motivasi belajar yang

rendah, padahal motivasi belajar siswa sangat berpengaruh terhadap pemahaman

konsep yang dimiliki siswa. Kemudian, peneliti memberi angket motivasi belajar

siswa terhadap pembelajaran matematika kepada siswa kelas VII H, dari angket

tersebut dapat diketahui siswa yang tesnya mendapat nilai tinggi memiliki

motivasi belajar yang tinggi, siswa yang tesnya mendapat nilai dibawah KKM

memiliki motivasi yang rendah bahkan kurang berminat dengan pelajaran

matematika.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Ana Mulia,

Edrizon , Niniwati (2015) yang menyimpulkan bahwa penyebab kesalahan siswa

dalam mengerjakan soal cerita adalah 1) siswa kurang memahami soal dengan

baik; 2) kesulitan siswa dalam mengidentifikasi informasi yang diketahui dan

ditanyakan dalam soal; 3) kurangnya pemahaman siswa terhadap materi; 4) tidak


mengetahui rumus yang digunakan untuk menyelesaikan soal; 5) kecerobohan

siswa; 6) tidak mengetahui langkah penyelesaian soal; 7) penerapan metode

pembelajaran yang dilakukan guru belum maksimal; 8) kurang memadainya

fasilitas pembelajaran matematika yang disediakan sekolah; dan 9) tingginya

KKM yang ditetapkan di sekolah.

Dari permasalahan yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik untuk

mengetahui lebih lanjut mengenai kesalahan – kesalahan yang dilakukan siswa

dalam menyelesaikan soal cerita materi perbandingan menggunakan pemahaman

konsep perbandingan senilai, perbandingan berbalik nilai, dan perbandingan

berbalik nilai bertingkat yang di tinjau dari motivasi belajar siswa sebagai masalah

yang akan diteliti lebih lanjut dengan judul “Analisis Kesalahan Siswa dalam

Menyelesaikan Soal Cerita Materi Perbandingan di Tinjau dari Motivasi Belajar

pada Kelas VII H SMP Negeri 2 Pontianak.”

B. Rumusan Masalah:

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apa saja kesalahan yang dilakukan oleh siswa kelas VII H SMP Negeri 2

Pontianak dalam menyelesaikan soal cerita materi perbandingan yang

ditinjau dari motivasi belajar?

2. Faktor – faktor apa saja yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan

dalam memecahkan soal cerita materi perbandingan yang di tinjau dari

motivasi belajar?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kesalahan – kesalahan yang dilakukan oleh siswa kelas

VII H SMP Negeri 2 Pontianak dalam menyelesaikan soal cerita materi

perbandingan yang di tinjau dari motivasi belajar

2. Untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang menyebabkan siswa

melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita materi perbandingan

yang di tinjau dari motivasi belajar

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana memperoleh pengalaman

langsung untuk mengetahui apa saja kesalahan dan faktor penyebab siswa

dalam menyelesaikan soal cerita materi perbandingan.

2. Bagi Siswa

Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk

mengatasi kesalahan – kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita materi

perbandingan

3. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi guru tentang

gambaran kesalahan – kesalahan yang dilakukan siswa dalam

menyelesaikan soal-soal, khususnya soal cerita materi perbandingan dan

kemudian dapat menemukan solusi untuk meminimalisir kesalahan –

kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita.


4. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kesalahan

siswa dan faktor penyebab melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal

cerita materi perbandingan sebagai pertimbangan guru dalam penyusunan

rencana pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

E. Definisi Operasional

Agar tidak menimbulkan salah tafsir dalam memahami isi dari penelitian

ini, maka akan diuraikan beberapa pengertian yang terdapat dalam judul penelitian

ini. Adapun istilah – istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Kesalahan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kesalahan adalah

kekeliruan, kekhilafan, dan sesuatu yang salah. Dalam penelitian ini,

kesalahan siswa yang dimaksud yaitu siswa yang keliru atau salah dalam

menyelesaikan soal cerita materi perbandingan.

2. Soal Cerita

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), soal diartikan sebagai hal

yang harus dipecahkan, cerita diartikan sebagai tuturan yang

membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal. Jadi, soal cerita adalah

tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal atau

permasalahan yang harus diselesaikan. Dalam penelitian ini, soal cerita yang

akan diujikan pada siswa kelas VII H SMP Negeri 2 Pontianak yaitu soal

cerita materi perbandingan.

3. Perbandingan
Perbandingan dalam matematika diartikan sebagai membandingkan

dua nilai atau lebih dari suatu besaran yang sejenis dan dinyatakan dengan

cara yang sederhana. Perbandingan dalam penelitian ini dimaksudkan

sebagai materi yang dijadikan tolak ukur oleh peneliti untuk mengetahui

kesalahan – kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal cerita.

4. Motivasi Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi diartikan sebagai dorongan

yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk

melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan belajar

diartikan sebagai berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Jadi motivasi

belajar adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau

tidak sadar untuk memperoleh kepandaian atau ilmu. Dalam penelitian ini,

motivasi belajar yang peneliti maksud yaitu sesuatu yang mendorong

semangat belajar siswa dalam memahami dan menyelesaikan soal cerita

menggunakan konsep perbandingan.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran Matematika

1. Pengertian Pembelajaran

Beberapa ahli mengungkapkan tentang pembelajaran matematika, Oemar

Hamalik (239: 2006) menyatakan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi

yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan

dan prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran.

Menurut Arief, dkk (2003:9) proses pembelajaran harus dirancang secara

sistematis dengan memusatkan perhatian pada siswa. Pembelajaran direncanakan

berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa serta diarahkan kepada perubahan

tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan tercapai. Sudjana (2004:28)

mendefinisikan bahwa pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang

sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif

antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber

belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan.

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

adalah upaya yang dilakukan guru dengan tujuan untuk membuat siswa belajar

sehingga terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar sesuai

dengan tujuan yang akan dicapai.

2. Pengertian Matematika

Menurut Depdiknas, metematika ialah bahan kajian yang memiliki obyek

abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif. Johnson dan Rising
dalam (Russefendi : 1972) mendefinisikan matematika adalah pola berpikir, pola

mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang

menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat , jelas dan akurat

representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai

ide daripada mengenai bunyi. Rostina Sundayana (2014:2) mengemukakan bahwa

matematika merupakan salah satu komponen serangkaian mata pelajaran yang

mempunyai peranan penting dalam pendidikan dan merupakan salah satu bidang

studi yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

matematika adalah mata pelajaran yang memiliki obyek abstrak dan dibangun

melalui proses penalaran deduktif yang peranannya sangat penting baik dalam

pendidikan maupun dalam kehidupan sehari – hari.

3. Pengertian Pembelajaran Matematika

Menurut Bruner (Herman Hudoyo, 2000 : 56) pembelajaran matematika

adalah belajar tentang konsep dan struktur matematika yang terdapat dalam materi

yang dipelajari serta mencari hubungan antara konsep dan struktur matematika di

dalamnya. Menurut Cobb (Erman Suherman, 2003: 71) pembelajaran matematika

sebagai proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif mengkonstruksi

pengetahuan matematika.

Berdasarkan pendapat ahli di atas disimpulkan bahwa pembelajaran

matematika merupakan proses aktif dan konstruktif sehingga siswa mencoba

menyelesaikan masalah yang ada sekaligus menjadi penerima atau sumber

dipelajari serta mencari hubungan antara konsep dan struktur matematika di

dalamnya.
4. Tujuan Pembelajaran Matematika

Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 mengenai tujuan

pembelajaran matematika yakni:

a. Memahami konsep matematika, mendeskripsikan bagaimana keterkaitan

antar konsep matematika dan menerapkan konsep atau logaritma secara

efisien, luwes, akurat, dan tepat dalam memecahkan masalah.

b. Menalar pola sifat dari matematika, mengembangkan atau memanipulasi

matematika dalam menyusun argumen, merumuskan bukti, atau

mendeskripsikan argumen dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah matematika yang meliputi kemampuan memahami

masalah, menyusun model penyelesaian matematika, menyelesaikan

model matematika, dan memberi solusi yang tepat,

d. mengkomunikasikan argumen atau gagasan dengan diagram, tabel,

simbol, atau media lainnya agar dapat memperjelas permasalahan atau

keadaan.

Tujuan pembelajaran matematika yang dirumuskan National Council of

Teacher of Mathematics NCTM (2000 : 29) yaitu:

a. belajar untuk berkomunikasi;

b. belajar untuk bernalar;

c. belajar untuk memecahkan masalah;

d. belajar untuk mengaitkan ide;

e. belajar untuk merepresentasikan ide-ide.

Berdasarkan uraian tujuan pembelajaran matematika tersebut dapat

diketahui bahwa dalam menyelesaikan soal matematika diperlukan adanya strategi


yang dapat memudahkan siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir

kritis untuk dapat menyelesaiakan permasalahan matematika. Pemecahan masalah

matematika ini dapat diwujudkan dalam soal cerita matematika untuk melatih

siswa memecahkan masalah. Kompetensi – kompetensi yang ada dalam tujuan

pembelajaran matematika dimaksudkan agar siswa dapat memiliki kemampuan

memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi dengan baik.

B. Kesalahan Siswa

1. Pengertian Kesalahan Siswa

Kesalahan didefinisikan sebagai suatu bentuk penyimpangan terhadap

sesuatu yang telah ditetapkan atau suatu bentuk penyimpangan terhadap hal yang

dianggap benar atau suatu bentuk penyimpangan dari prosedur atau langkah-

langkah yang telah disepakati (Wijaya dan Masriyah, 2011).

Menurut (Rahmat Basuki: 2006), kesalahan siswa dalam menyelesaikan

soal-soal adalah kesalahan konsep, kesalahan operasi dan kesalahan ceroboh,

dengan kesalahan dominan adalah kesalahan konsep. Kesalahan yang sistematis

dan konsisten terjadi disebabkan oleh tingkat penguasaan materi yang kurang

pada siswa. Sedangkan kesalahan yang bersifat insidental adalah kesalahan yang

bukan merupakan akibat dari rendahnya tingkat penguasaan materi pelajaran,

melainkan oleh sebab lain misalnya: kurang cermat dalam membaca untuk

memahami maksud soal, kurang cermat dalam menghitung atau bekerja secara

tergesa-gesa karena merasa diburu waktu yang tinggal sedikit.

2. Jenis – Jenis Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Matematika

Menurut Rosita (Rifai : 2012) jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa

dalam menyelesaikan soal matematika antara lain sebagai berikut :


(1) Kesalahan konsep

Indikator dari kesalahan konsep adalah:

a. Kesalahan menentukan teorema atau rumus untuk menjawab suatu

masalah.

b. Penggunaan teorema atau rumus oleh siswa tidak sesuai dengan

kondisi prasyarat berlakunya rumus tersebut atau tidak menuliskan

teorema.

(2) Kesalahan menggunakan data

Indikator dari kesalahan dalam menggunakan data adalah:

a. Tidak menggunakan data yang seharusnya dipakai;

b. Kesalahan memasukkan data ke variabel;

c. Menambah data yang tidak diperlukan dalam menjawab suatu

masalah.

(3) Kesalahan interpretasi bahasa

Indikator dari kesalahan interpretasi bahasa adalah:

a. Kesalahan dalam menyatakan bahasa sehari-hari dalam bahasa

matematika;

b. Kesalahan menginterpretasikan simbol-simbol, grafik, dan tabel ke

dalam bahasa matematika.

(4) Kesalahan teknis

Indikator dari kesalahan teknis adalah:

a. Kesalahan perhitungan atau komputasi;

b. Kesalahan memanipulasi operasi aljabar.

(5) Kesalahan penarikan kesimpulan


Indikator dari kesalahan penarikan kesimpulan adalah:

a. Melakukan penyimpulan tanpa alasan pendukung yang benar;

b. Melakukan penyimpulan pernyataan yang tidak sesuai dengan

penalaran logis.

3. Faktor – Faktor Penyebab Kesalahan

Faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan siswa dalam menyelesaikan

soal-soal matematika dapat dilihat dari beberapa hal antara lain:

a. Kurangnya pemahaman atas materi prasyarat maupun materi pokok yang

dipelajari

b. Kurangnya penguasaan bahasa matematika

c. Keliru menafsirkan atau menerapkan rumus

d. Lupa, tidak teliti, dan tergesa-gesa merupakan faktor penyebab kesalahan

secara umum yang dilakukan siswa dalam menjawab soal, tidak hanya

dalam mengerjakan soal cerita tetapi juga bentuk soal yang lain.

Kesalahan- kesalahan siswa tersebut dapat terjadi karena kesulitan siswa

dalam belajar matematika. Faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat

digolongkan menjadi beberapa faktor. Slameto (2015:26) dalam bukunya yang

berjudul Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya menyebutkan faktor

yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua golongan yaitu:

a. Faktor Intern yaitu faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar

1. Faktor jasmaniah, meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.

2. Faktor psikologis, meliputi faktor intelegensi, perhatian, minat, bakat,

motivasi, kematangan, dan kesiapan.

3. Faktor kelelahan
b. Faktor ekstern yaitu faktor yang ada di luar individu yang sedang belajar.

1. Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orangtua,

dan latar belajar keluarga.

2. Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu

sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode

mengajar, dan tugas rumah.

3. Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media,

teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan

soal matematika dapat berasal dari dalam maupun luar diri siswa. Faktor

penyebab kesalahan dalam penelitian ini ditinjau dari motivasi belajar siswa

berdasarkan motivasi tinggi, motivasi sedang, maupun motivasi rendah terhadap

materi matematika yang berkaitan dengan soal perbandingan.

C. Soal cerita

1. Pengertian Soal Cerita

Menurut Khasanah (dalam Karjito, 2000:65) soal cerita matematika adalah

suatu soal uraian yang menuntut siswa mampu memahami dan menafsirkan pada

soal yang pemecahannya memerlukan keterampilan dan kejelian. Soal cerita yang

terdapat dalam matematika menurut Raharjo dan Astuti (2011: 8) merupakan

persoalan-persoalan yang terkait dengan permasalahan-permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari yang dapat dicari penyelesaiannya dengan menggunakan

kalimat matematika.
2. Langkah – Langkah Dalam Mengerjakan Soal Cerita

Seorang siswa yang dihadapkan dengan soal cerita matematika harus

memahami langkah-langkah sistematik untuk menyelesaikan soal cerita

matematika. Menyelesaikan berarti menguraikan sesuatu hal yang kusut,

memecahkan soal, masalah dan sebagainya (Depdikbud, 1994: 468). Muklis

(1996: 6) menyatakan bahwa setiap soal cerita diselesaikan dengan rencana

sebagai berikut:

a. Membaca soal itu dan memikirkan hubungan antara bilangan-bilangan

yang ada pada soal tersebut.

b. Menuliskan apa yang diketahui dari soal tersebut.

c. Menuliskan apa yang ditanyakan.

d. Menuliskan kalimat matematika yang selanjutnya menyelesaikan sesuai

dengan ketentuan.

e. Menuliskan kalimat jawabannya.

Soedjadi (2000: 87) menyusun langkah-langkah dalam menyelesaikan soal

cerita matematika, yaitu sebagai berikut:

a. Membaca soal cerita dengan cermat untuk memahami makna tiap

kalimat.

b. Memisahkan dan mengungkapkan apa yang ditanyakan oleh soal,

pengerjaan hitung apa yang diperlukan.

c. Membuat model matematika.

d. Menyelesaikan model matematika

e. Mengembalikan jawaban model matematika kepada jawaban soal

aslinya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka langkah-langkah yang

diperlukan untuk menyelesaikan soal cerita adalah:

a. Membaca soal dengan cermat.

b. Menentukan hal yang diketahui dalam soal cerita.

c. Menentukan hal yang ditanyakan dalam soal cerita.

d. Membuat model/ kalimat matematika.

e. Melakukan perhitungan (menyelesaikan model/ kalimat matematika).

f. Menuliskan jawaban akhir sesuai dengan permintaan soal cerita.

D. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Sondang P. Siagian (2004:138), memberikan definisi motivasi sebagai daya

dorong yang mengakibatkan seseorang mau dan rela untuk mengerahkan

kemampuan, tenaga dan waktunya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya.

W.S Winkel (1996:53) mengatakan, bahwa belajar adalah suatu aktivitas

mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya, yang

menghasilkan perubahan-perubahan, pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan

nilai sikap, serta perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan tetap.

Menurut WS. Winkel (1983:27) motivasi belajar siswa merupakan faktor

psikis yang bersifat non-intelektual, peranannya yang khas adalah gairah atau

semangat belajar, sehingga seorang siswa yang bermotivasi kuat, dia akan

mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian,

siswa yang mempunyai motivasi kuat, dia akan mempunyai semangat dan gairah
belajar yang tinggi, dan pada gilirannya akan dapat mencapai prestasi belajar yang

tinggi.

Menurut Sardiman A. M (1996: 75) dalam kegiatan belajar, motivasi dapat

dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar

tersebut dan juga memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang

dikehendaki siswa dalam belajar tercapai.

2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Ali Imron (Eveline Siregar dan Hartini Nara, 2011:53) ada enam

unsur atau faktor yang mempengaruhi motivasi dalam proses pembelajaran.

Keenam faktor tersebut adalah sebagai berikut:

a. Cita-cita atau aspirasi pembelajar.

b. Kemampuan pembelajar.

c. Kondisi pembelajar.

d. Kondisi lingkungan pembelajar.

e. Unsur-unsur dinamis pembelajar.

f. Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar.

3. Fungsi Motivasi Belajar

Menurut Sardiman (1996: 85) fungsi motivasi bagi siswa antara lain:

a. Mendorong siswa untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi,

b. Menentukan arah, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai,


c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

4. Ciri-Ciri Orang yang Memiliki motivasi untuk Belajar

Utami Munandar (1992: 34-35) menyatakan ciri siswa yang bermotivasi,

antara lain:

a. tekun menghadapi tugas,

b. ulet menghadapi tugas,

c. tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi,

d. ingin mendalami bahan/bidang pengetahuan yang diberikan,

e. selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin,

f. menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah,

g. senang dan rajin belajar, penuh semangat, cepat bosan dengan tugas-tugas

rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga

kurang kreatif),

h. dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya,

i. mengejar tujuan-tujuan jangka panjang,

j. senang mencari dan memecahkan soal-soal.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

motivasi belajar adalah keingintahuan siswa terhadap suatu hal yang dipelajari

atas adanya dorongan dari dalam diri siswa itu sendiri untuk mencapai tujuan

tertentu. Motivasi belajar merupakan salah satu faktor penting terhadap


pemahaman konsep dan hasil belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi belajar

tinggi akan menerima pembelajaran yang lebih optimal.

E. Materi Perbandingan

Perbandingan adalah membandingkan ukuran dari dua variabel atau lebih.

Sebagai ilustrasi, perhatikan contoh berikut:

1. Usia Danu 35 tahun dan usia Bunga 20 tahun, sedangkan usia Ali 15 tahun

serta usia Ani 10 tahun.

a. Perbandingan usia Danu dan Bunga ¿ 35 tahun :20 tahun

¿ 35 :20

¿ 7 :4

b. Perbandingan usia Ali dan Ani ¿ 15 tahun :10 tahun

¿ 15 :10

¿ 3 :2

2. Berat badan Tiara 32 kg, berat badan Risma 56 kg dan berat badan Gita 48 kg

a. Perbandingan berat badan Tiara dan Risma ¿ 32 kg :56 kg

¿ 32: 56

¿ 4 :7

b. Perbandingan berat badan Risma dan Gita ¿ 56 kg : 48 kg

¿ 56 :48

¿ 7 :6

Dari contoh – contoh tersebut dapat diketahui bahwa untuk

membandingkan dua buah besaran perlu diperhatikan :

a. Membandingkan besaran yang satu dengan yang lain

b. Menyamakan satuannya
c. Menyederhanakan bentuk perbandingannya

Dari uraian dan contoh masalah di atas dapat diperoleh arti perbandingan

sebagai berikut :

a
a. Perbandingan antara a dan b ditulis dalam bentuk sederhana atau a :b
b

dengan a dan b merupakan bilangan asli, dan b ≠ 0.

b. Kedua satuan yang dibandingkan harus sama.

c. Perbandingan dalam bentuk sederhana atinya antara a dan b sudah tidak

mempunyai faktor persekutuan, kecuali 1.

Dilihat dari bentuknya, perbandingan dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Perbandingan Senilai

Perbandingan senilai berkaitan dengan perbandingan dua buah besaran, di

mana jika besaran yang satu berubah naik atau turun, maka besaran yang lain

juga berubah naik atau turun. Contoh masalah yang berkaitan dengan

perbandingan senilai adalah :

 Jumlah barang yang dibeli dengan harga yang harus di bayar

 Jumlah konsumsi bahan bakar dan jarak yang ditempuh

 Jumlah kaleng cat dan luas permukaan yang bisa di cat

 Jumlah pakaian yang dibuat dengan waktu yang diperlukan untuk

pembuatan pakaian

Cara menyelesaikan masalah perbandingan senilai adalah dengan:

a. Menentukan nilai satuan

Dilakukan dengan menentukan nilai dari besaran yang dibandingkan,

kemudian dikalikan dengan besaran yang ditanyakan.

b. Menuliskan perbandingan senilai


Dilakukan dengan perbandingan langsung antara dua keadaan atau lebih.

Misalkan diketahui dua besaran A dan B

A B
a1 b1
a2 b2

Karena berlaku perbandingan senilai maka :

a1 b1
=
a2 b2

Berdasarkan hubungan tersebut diperoleh :

a2 x b1 a1 x b2 b 2 x a1 b 1 x a2
a 1= atau a 2= atau b 1= atau b 2=
b2 b1 a2 a1

2. Perbandingan Berbalik Nilai

Perbandingan berbalik nilai berkaitan dengan membandingkan dua buah

keadaan di mana jika besaran yang satu bertambah/berkurang maka besaran

yang lain berkurang/bertambah. Masalah yang berkaitan dengan perbandingan

berbalik nilai antara lain :

 Banyaknya pekerja dengan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan

pekerjaan (untuk pekerjaan yang sama)

 Kecepatan dengan waktu tempuh (untuk jarak yang sama)

 Banyaknya ternak dan waktu untuk menghabiskan makanan tersebut

(untuk jumlah makanan ternak yang sama)

Misalkan diketahui dua besaran A dan B

A B
a1 b1
a2 b2
Karena berlaku perbandingan berbalik nilai maka :

a1 b2
=
a2 b1

Berdasarkan hubungan tersebut diperoleh :


a2 x b2 a1 x b1 b 2 x a2 b 1 x a1
a 1= atau a 2= atau b 1= atau b 2=
b1 b2 a1 a2
BAB III

METODE PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2015: 3), metode penelitian merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan

pengertian tersebut, maka pemilihan metode penelitian harus sesuai dengan

masalah dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan sehingga sesuai pula dengan

prosedur penelitian yang digunakan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan siswa dan faktor –

faktor penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi

perbandingan yang ditinjau dari motivasi belajar siswa. Berdasarkan tujuan

tersebut, maka jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Subana

dan Sudrajat (2009: 17), penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bersifat

deskriptif karena data yang dianalisis berupa deskripsi dari gejala-gejala yang

diamati, yang tidak harus selalu berbentuk angka-angka atau koefisien antar-

variabel. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa metode penelitian yang

sesuai dengan penelitian ini adalah metode deskriptif, karena metode deskriptif

mendukung penelitian ini agar dapat mengungkapkan kesalahan siswa dan faktor

penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi perbandingan

secara mendalam . Menurut Nawawi (2015: 67), metode deskriptif dapat diartikan

sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan


menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/objek penelitian (seseorang,

lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta

yang tampak atau sebagaimana adanya.

Adapun beberapa hal penting yang harus direncanakan dan disiapkan agar

proses penelitian dapat berjalan dengan lancar, yaitu (1) Bentuk Penelitian; (2)

Subjek dan Objek Penelitian; (3) Prosedur Penelitian; (4) Teknik dan Alat

Pengumpulan Data; dan (5) Teknik Analisi Data.

A. Bentuk Penelitian

Menurut Subana dan Sudrajat (2009: 30), ada beberapa jenis pelaksanaan

metode deskriptif yang lazim dilaksanakan yaitu studi kasus, studi survey, studi

pengembangan, studi tidak lanjut, studi kecendrungan, studi korelasi dan analisis

dokumen. Berdasarkan masalah dan tujuan dalam penelitian ini, bentuk penelitian

yang sesuai adalah studi kasus. Menurut Arikunto, studi kasus sebagai salah satu

jenis pendekatan deskriptif, penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci,

dan mendalam terhadap suatu organisme (individu), lembaga atau gejala tertentu

dengan daerah atau subyek yang sempit. Bentuk penelitian ini dipilih karena

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan siswa dan faktor penyebab

kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi

perbandingan ditinjau dari motivasi belajar.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek peneltiian adalah sebagai tempat di mana data untuk variabel

penelitian diperoleh dan ditentukan dalam kerangka pemikiran Arikunto

(2010:188). Subjek dalam penelitian ini adalah 22 siswa kelas VII H di


SMP Negeri 2 Pontianak. Pemilihan subjek penelitian berdasarkan saran

dari guru bidang studi matematika kelas VII H di SMP Negeri 2 Pontianak.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2013: 161) adalah

variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika

penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal cerita materi perbandingan di tinjau dari motivasi

belajar.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian disusun dengan tujuan agar langkah-langkah penelitian

dapat dilaksanakan secara teratur dan sistematis untuk mencapai tujuan –

tujuan penelitian. Menurut Arikunto (2010: 61) ada tiga prosedur dalam

penelitian, yaitu: pembuatan rancangan penelitian, pelaksanaan penelitian dan

pembuatan laporan penelitian. Secara rinci prosedur penelitian yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Mengurus perizinan kepada pihak sekolah untuk melakukan penelitian di

SMP Negeri 2 Pontianak.

b. Mengkoordinasikan prosedur penelitian dengan guru mata pelajaran

matematika kelas VII H SMP Negeri 2 Pontianak.

c. Menyiapkan instrumen penelitian berupa soal tes materi perbandingan

dan angket motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran matematika.

d. Menetapkan jadwal penelitian dengan sekolah

2. Tahap Pelaksanaan
a. Memberikan soal tes kepada subjek penelitian melalui whatsapp.

b. Menganalisis hasil jawaban soal tes materi perbandingan.

c. Memberikan angket motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran

matematika kepada subjek penelitian melalui google form.

d. Menganalisis hasil jawaban angket motivasi belajar siswa terhadap

pembelajaran matematika

e. Melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika kelas VII

H SMP Negeri 2 Pontianak.

3. Tahap Akhir

Tahap akhir dalam penelitian ini adalah menyusun laporan penelitian.

Adapun jadwal kegiatan pengumpulan data tertera pada tabel berikut:

Jadwal Pengumpulan Data

No Hari/Tanggal Kegiatan Tempat


1. Kamis, 11 Perizinan kepada pihak SMP Negeri 2

Februari 2021 sekolah untu melakukan Pontianak

penelitian
2. Rabu, 17 Februari Koordinasi prosedur SMP Negeri 2

2021 penelitian dengan guru Pontianak

matematika
3. Sabtu, 6 Maret Pelaksanaan penelitian Rumah masing

2021 dengan memberikan soal tes – masing siswa

materi perbandingan
4. Sabtu, 13 Maret Menganalisis jawaban siswa Rumah peneliti

2021 dan merekap nilai ke dalam

tabel
5. Minggu, 14 Maret Pelaksanaan penelitian Rumah masing

2021 dengan memberi angket – masing siswa

motivasi belajar terhadap

pembelajaran matematika
6. Senin, 15 Maret Melakukan wawancara SMP Negeri 2

2020 bersama guru matematika Pontianak


7. Rabu, 17 Maret Menganalisis jawaban Rumah peneliti

2021 angket
8. Jumat, 19 Maret Menyusun laporan Rumah Peneliti

2021 penelitian

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data menurut Arikunto dalam Roni (2012, hlm. 76) adalah

proses yang dilakukan oleh peneliti untuk mengungkap atau menjaring fenomena,

lokasi atau kondisi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian.

Sedangkan menurut Sugiyono (2010, hlm. 68) pengumpulan data adalah

“Suatu cara yang digunakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam

rangka mencapai tujuan penelitian”.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa

pengumpulan data merupakan suatu proses yang dilakukan peneliti guna

memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya (Suharsimi Arikunto, 2008, hlm. 30).


Pada penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik dalam

pengumpulan data. Berikut teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Teknik tes

Menurut Anas Sudijono (2012 : 67), tes adalah cara yang dapat

digunakan atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka pengukuran

dan penilaian dibidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas baik

berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah

yang harus dikerjakan oleh siswa.

Pada penelitian ini, Tes yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

tes tertulis. Tes tertulis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes soal

cerita berbentuk essay (uraian). Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui

kesalahan siswa.

b. Teknik wawancara

Wawancara merupakan suatu cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data melalui pertanyaan yang disampaikan secara lisan

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan lisan berupa dialog.

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan kepada guru

matematika kelas VII SMP Negeri 2 Pontianak. Wawancara ini dilakukan

untuk mengetahui dan mendapatkan informasi secara mendalam tentang

kesalahan siswa berdasarkan hasil tes jawaban siswa yang telah dianalisis

serta untuk mengetahui penyebab kesalahan siswa.

c. Teknik Angket
Angket adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara

mengajukan pertanyaan untuk dijawab oleh responden, biasanya secara

tertulis.

Angket pada penelitian ini terdiri atas beberapa pertanyaan yang

dapat memberikan informasi mengenai tingkat motivasi siswa. Teknik

angket yang digunakan pada penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan

data atau informasi terkait motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran

matematika. Data dari angket berupa tanggapan, presespsi, penilaian, dan

kesan terhadap pembelajaran matematika.

2. Alat atau Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:265), instrumen pengumpulan data

adalah alat yang bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam

kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

dipermudah olehnya. Sugiyono mengemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif,

yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri. Adapun instrumen

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes (Soal-Soal Tes)

Dalam penelitian ini tes bersifat individual dan jenis tes yang

digunakan adalah tes diagnostik, dengan bentuk tes essay (uraian). Tes

diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-

kelemahan siswa sehingga hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar

untuk memberikan tindak lanjut berupa perlakuan yang tepat dan sesuai

dengan kelemahan (Depdiknas, 2007: 1). Peneliti memberi soal bersifat

individual dan uraian bertujuan untuk mengetahui kesalahan siswa dalam


menyelesaikan soal cerita materi perbandingan sehingga dapat diketahui

pula sejauh mana pemahaman siswa terhadap konsep materi perbandingan.

Soal uraian yang diberikan sebanyak lima soal dengan tingkat kesukaran

yang berbeda, yaitu dua butir soal mudah, satu butir soal sedang, dan dua

butir soal sukar.

Dalam penyusun tes digunakan prosedur penyusunan tes, meliputi

penyusunan kisi-kisi soal, penulisan butir soal, uji validitas butir soal,

dan reliabilitas.

1) Penyusunan kisi – kisi soal

Penyusunan kisi – kisi soal dilakukan sebelum membuat soal, kisi-

kisi soal dibuat bertujuan agar soal sesuai dengan indikator

pembelajaran yang akan dicapai. Pada kisi-kisi soal tersebut

memuat kompetensi dasar, indikator pencapaian, indikator soal,

banyak soal, nomor soal, level kognitif, dan tingkat kesukaran.

2) Penulisan Butir Soal

Dalam penelitian ini butir soal berupa tes tertulis berbentuk essay

yang dibuat sendiri oleh peneliti dan sudah disesuaikan dengan

kisi-kisi soal yang dibuat sebelumnya. Jumlah skor butir soal

berbeda sesuai dengan tingkat kesukarannya. Butir soal mudah

diberi skor 15, butir soal sedang diberi skor 20, dan butir soal sulit

diberi skor 25. Penskoran soal tes yang telah ditentukan dijadikan

acuan untuk menentukan hasil nilai siswa, dimana nilai siswa

tersebut digunakan untuk pengelompokan kemampuan siswa.

3) Uji Validitas Butir Soal


Menurut Sugiyono (2015:363), validitas merupakan derajat

ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan

data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Menurut Nawawi (2015:

136), sebuah tes disebut valid apabila tes tersebut benar-benar

dapat mengungkapkan aspek yang diselidiki secara tepat.

Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas butir soal

ialah dengan mencari korelasi antara masing-masing butir soal

dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi Pearson

product moment, seperti berikut:

r xy =N ∑ ( XY )−¿ ¿¿

Keterangan:

r xy = koefisien korelasi

X = skor masing-masing siswa untuk setiap butir soal

Y = skor total masing-masing siswa

N = jumlah siswa/responden uji coba

Tinggi rendahnya validitas suatu alat sangat tergantung pada

koefesien korelasinya. Untuk menginterpretasikan tingkat

validitas, maka koefisien korelasi dikategorikan pada kriteria

korelasi menurut Guilford sebagai berikut:

0, 80 <r xy ≤ 1, 00 : korelasi sangat tinggi

0, 60 <r xy ≤ 0, 80 : korelasi tinggi

0, 40 <r xy ≤ 0, 60 : korelasi sedang

0, 20 <r xy ≤ 0, 40 : korelasi rendah

0, 00 <r xy ≤ 0, 20 : korelasi sangat rendah


(Subana dan Sudrajat, 2009: 130).

4) Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2017:130) menyatakan bahwa uji

reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan

menggunakan objek yang sama, akan menghasilkan data yang

sama. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila

digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan

menghasilkan daya yang sama (Arikunto, 2013: 221).

Reliabilitas tes pada penelitian ini dihitung dengan

menggunakan rumus alpha cronbach, yaitu :

2
∑σ
[ ][
r 11 =
n
n−1 ]
1− 2 i … … … … … … … … … … … (R 2)
σt

Keterangan:

r 11 = reliabilitas instrumen

∑ σ 2i = jumlah varians tiap butir soal

σ 2t = varians total

n = banyak butir soal

Sedangkan rumus varians yang akan digunakan untuk

menghitung reliabilitas adalah:

∑ σ 2i =∑ X i2−¿ ¿ ¿ ¿ ¿
Keterangan:

σ i2 = varians

¿ ¿ = kuadrat jumlah skor yang diperoleh siswa

∑ X i2 = jumlah kuadrat skor yang diperoleh siswa


N = jumlah subjek

Dengan koefisien reliabilitas r11 sebagai berikut :

0, 00 ≤ r11 ≤ 0, 20 : reliabilitas tergolong sangat rendah

0, 20 < r11 ≤ 0, 40 : reliabilitas tergolong rendah

0, 40 < r11 ≤ 0, 60 : reliabilitas tergolong sedang

0, 60 < r11 ≤ 0, 80 : reliabilitas tergolong tinggi

0, 80 < r11 ≤ 1, 00 : reliabilitas tergolong sangat tinggi

(Subana dan Sudrajat, 2009: 132)

a. Angket

Menurut Sugiyono (2016, hlm. 199) dalam bukunya yang berjudul

metode penelitian pendidikan, kuesioner (angket) merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Menurut Fathurrohman dan Sutikno (2011, hlm. 87) dalam

bukunya yang berjudul strategi belajar mengajar, angket merupakan alat

untuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, sikap, dan paham

dalam hubungan kuasal.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa angket

merupakan instrumen penelitian yang terdiri dari serangkaian pertanyaan

yang diberikan kepada responden dengan tujuan untuk mengumpulkan dan

mencatat data atau informasi. Pada penelitian ini jenis angket yang

digunakan yaitu angket tertutup karena angket tersebut mempunyai bentuk

- bentuk pertanyaan pilihan ganda. Angket yang diberikan kepada siswa

yaitu angket motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran matematika


yang terdiri atas 20 pertanyaan. Dengan diberikannya angket tersebut

peneliti dapat mengumpulkan data atau informasi yang mendukung

tercapainya tujuan penelitian.

b. Wawancara

Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2015:72) wawancara adalah

pertemuan yang dilakukan oleh dua orang untuk bertukar informasi mupun

suatu ide dengan cara tanya jawab, sehingga dapat dikerucutkan menjadi

sebuah kesimpulan atau makna dalam topik tertentu.

Pada penelitian ini pedoman wawancara ditujukan ke guru

matematika kelas VII H SMP Negeri 2 Pontianak. Wawancara ini

bertujuan untuk melengkapi informasi atau data yang diperoleh. Pedoman

wawancara berisi pertanyaan – pertanyaan yang mengarah pada rumusan

masalah penelitian ini.

E. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2010: 335), yang dimaksud dengan teknik analisis

data adalah proses mencari data, menyusun secara sistematis data yang diperoleh

dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

diri sendiri maupun orang lain.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teknik analisis data

merupakan
suatu cara dalam mengolah hasil data penelitian untuk memperoleh

kesimpulan penelitian.

Menurut Sugiyono (2015: 337), aktivitas dalam analisis data yaitu data

reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion

drawing/verification (penarikan kesimpulan/verifikasi).

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Menurut Sugiyono (2015: 338), mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal – hal yang penting,

dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Adapun tahapan

reduksi data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengoreksi hasil tes pekerjaan siswa yang kemudian merekap nilai ke

dalam tabel.

b. Hasil pekerjaan subjek disesuaikan dengan data wawancara bersama

guru dan angket yang diisi subjek.

c. Mengolah hasil wawancara dalam bentuk catatan dengan narasi yang

baik dan rapi.

2. Data Display (Penyajian Data)

Miles & Huberman (1992:17) mengatakan bahwa data yang sudah

direduksi maka langkah selanjutnya adalah memaparkan data. Pemaparan

data sebagai sekumpulan informasi tersusun, dan memberi kemungkinan

adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan penyajian data

digunakan untuk lebih meningkatkan pemahaman kasus dan sebagai acuan


mengambil tindakan berdasarkan pemahaman dan analisis sajian

data.Adapun tahapan penyajian data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

a. Menyajikan hasil pekerjaan siswa sebagai subjek penelitian dalam

bentuk tabel

b. Menyajikan hasil pekerjaan siswa yang dipilih sebagai subjek

c. Menyajikan hasil wawancara yang telah direkam dalam bentuk catatan

berupa narasi

3. Conclusion Drawing / verification (Penarikan Kesimpulan/

Verifikasi)

Menurut Sugiyono (2014: 345), kesimpulan dalam penelitian kualitatif

yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum

pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang

sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti

menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau

teori. Adapun penarikan kesimpulan pada penelitian ini adalah menganalisis

hasil tes siswa, hasil angket siswa, dan wawancara dengan guru sehingga

diperoleh jenis kesalahan dan penyebab kesalahan yang dilakukan siswa

kelas VII H SMP Negeri 2 Pontianak dalam menyelesaikan soal cerita

materi perbandingan.
DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman.1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Raja


Grafindo Persada.
Amir Zubaidah dan Risnawati. 2016. Psikologi Pembelajaran Matematika.
Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Arief S Sadiman, dkk. 2003. Media Pendidikan: Pengertian, Pengambangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Eveline Siregar dan Hartini Nara. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Fathurrohman, Pupuh Dan M Sobry Sutikno. 2011. Strategi Belajar Mengajar
Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islam. Bandung: Refika
Aditama.
Gunawan, Imam, 2013. Metode penelitian kualitatif : teori dan praktek. Jakarta:
Bumi Aksara.
Kemendikbud. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang
Implementasi Kurikulum.
Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar
Proses Pendidikan Dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud
Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hudoyo, Herman. 2000. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Matematika. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.
Johnson dan Rising. 1972. Guidelines for Teaching Mathematics. California:
Wadsworth Publising Company, Inc.
Miles, B. Mathew dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku
Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UIP.
Muklis. 1999. Dasar-dasar dan Strategi Pembelajaran. Jakarta: Gramedia.
Munandar, S.C.Utami.(1992).Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah
(Petunjuk Bagi Para Guru dan Orang Tua). Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.
NCTM. 2000. Principles and Standards for School Mathematics. USA : NCTM.
Raharjo,M dan Astuti Waluyati. 2011. Pembelajaran Soal Cerita Operasi Hitung
Campur di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Pustaka pengembangan dan
pemberdaya pendidikan dan tenaga kependidikan matematika.
Rifai. Rosita. 2012. Analisis Kesalahan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 18
Semarang dalam Menyelesaikan Soal Matematika pada Pokok Bahasan
Lingkaran dengan Panduan Kriteria Watson. Skripsi. Semarang: FMIPA
Universitas Negeri Semarang.
Siagian, P. sondang. 2004. Teori motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Slameto. 2015. Belajar dan Faktor-faktor yang Memengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Subana, M. dan Sudrajat. 2009. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sudjana, Nana. 2004. Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung :Sinar
Baru Algensido Offset.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Bandung: CV. Alfabeta.
Sundayana, Rostina. 2014. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: JICA.
Sukino, dan Wilson Simangunsong. 2006. Matematika untuk SMP kelas VII.
Jakarta: Airlangga.
Uno B. Hamzah. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Winkel, W.S. 1983. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana
Indonesia.
Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Uji Coba Instrumen


Lampiran 2 : Kisi – Kisi Soal Tes
Lampiran 3 : Soal Tes
Lampiran 4 : Tabel Skor Siswa

Nama Skor
Alviandra Putra Al Matiin 75
Anisa Anggraini 83
Azzham 78
Devika Anastasya 75
Dimas Bayu Muhammad Kaka 44
Faizatul Laili 31
Fakhri Sayyaf Hazza 90
Gusti Fadila Khamsa 85
Listia Ningrum 31
Muhammad Yusron 80
Muhammad Farhan 53
Muhammad Rayhan Tahallisyah 100
Nazwa Maulita Fathyakulbi 67
Nizar Saputra 61
Raihan Anugrah Ramadhan 62
Rasyah Rangga Saputra 62
Revita Lidya Varra 77
Rizky Maulana Syahruddin 59
Sarah Sheva 95
Savitri Evelia Gusman 65
Seli Atik Rahayu 54
Stefani Rally Deysen 98
Lampiran 5 : Sampel Jawaban Siswa

1. Skor Tinggi

Muhammad Rayhan Tahallisyah

Stefani Rally Deysen


2. Skor Menengah

Anisa Anggraini
Muhammad Yusron

3. Skor Rendah
Listia Ningrum

Dimas Bayu Muhammad Kaka


Lampiran 6 : Angket Motivasi Belajar Siswa Terhadap Pembelajaran

Matematika
Lampiran 7 : Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai