Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DAN MAKNA BELAJAR

Makalah Kelompok ( 3 ) tiga.

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah

belajar dan pembelajaran.

di susun oleh :

1. Ega Prahartini Putri Barju ( E1C021219 )


2. Hudaeri ( E1C021242 )
3. Auliya Patimatuzzahra ( E1C021203 )
4. Danu Aditya Saputra ( E1C021211 )
5. Evi Humaili ( E1C021227 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..1

DAFTAR ISI……………………………………………………………………2

BAB PENDAHULUAN……………………………………………………..…3

A. Latarbelakang………………………………………………………...…4

B. Rumusan masalah……………………………………………………... 5

C. Tujuan………………………………………………………………… 6

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………7

A. Konsep dasar Pendidikan……………………………………………..8

B. Konsep dan makna Belajar…………………………………………..9

C. Prinsip prinsip Belajar……………………………………………….10

D. Tujuan Belajar………………………………………………………..11

BAB III PENUTUP…………………………………………………………..12

A. Simpulan………………………………………………………………13

B. Saran…………………………………………………………………...14

C. DAFTAR

PUSTAKA…………………………………………………………15

KATA PENGANTAR
puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan Rahmat dan Karunia-NYA lah
kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen yang kemudian dilanjutkan
dengan penyusunan makalah dengan judul “konsep dan makna pembelajaran’’.

Tak ada gading yang tak retak karenanya kami sebagai penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna,baik dari sisi materi maupun
penulisannya. Kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima berbagai
masukan maupun saran yang bersifat membangun yang diharapkan berguna bagi pembaca.

Mataram, 20 agustus 2022

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perencanaan adalah pemikiran sebelum pelaksanaan suatu tugas.

Jadi perencanaan pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip prinsip umum
mengajar tersebut di dalam pelaksannan tugas mengajar dalam situasi intruksi guru dan
murid, baik di dalam kelas, maupun di luar kelas.

Karena dengan perencanaan itu, maka seorang guru akan bisa memberikan pelajaran
dengan baik dan dapat mengahdapi situasi di dalam kelas secara tegas, mantap dan fleksibel.
Dalam dunia pendidikan banyak kita temukan kasus mengenai prestasi belajar isiwa yang
menurun akibat kurangnya persiapan guru dalam pembuatan perencanaan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah

1. Apa konsep dasar pendidikan


2. Apa konsep dan makna belajar
3. Bagaimana prinsip prinsip dalam belajar
4. Apasih tujuan belajar itu?

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR PENDIDIKAN

Concepts are mental images we use as summary devices for bringing together
observations and experiences that seem to have something in common. (konsep adalah citra
mental yang kita gunakan sebagai alat untuk memadukan pengamatan dan pengalaman yang
memiliki kesamaan).

Menurut Syaiful Sagala (2010: 1) Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha
membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa. Pada dasarnya individu berkembang
sejak lahir dan terus berkembang, perkembangan ini bersifat kausal. Namun terdapat
komponen normatif, juga karena pendidik menuntut nilai. Nilai ini adalah norma yang
berfungsi sebagai penunjuk dalam mengidentifikasi apa yang di wajibkan, di perbolehkan dan
di larang. Jadi pendidikan adalah hubungan normatif antara individu dan nilai.

Dalam perkembangannya istilah pendidikan ( pedagogy ) berarti bimbingan atau


pertolongan yang diberikan kepada anak oleh orang dewasa secara sadar dan bertanggung
jawab. Bimbingan dan pertolongan ini, baik mengenai aspek jasmaniah maupun aspek
rohaniyahnya menunjukan tingkat kedewasaan anak. Jika anak telah mencapai dewasa dalam
arti jasmaninyah dan rohaniyah maka pendidikan itu telah selesai. Syaiful Sagala (2010: 2)
Dalam dunia pendidikan kemudian tumbuh konsep pendidikan seumur hidup atau life long
education, yang berarti pendidikan berlangsung sampai mati, yaitu pendidikan berlangsung
seumur hidup dalam setiap saat selama ada pengaruh lingkungan.

Dilihat dari sudut proses bahwa pendidikan adalah proses dalam rangka mempengaruhi
peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan
yang akan menimbulkan perubahan pada dirinya yang memungkinkan sehingga berfungsi
sesuai kompetensinya dalam kehidupan masyarakat. Dilihat dari sudut pengertian atau
definisi, dengan demikian pendidikan itu ialah usaha sadar yang dilakukan olleh keluarga,
masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang
berlangsung disekolah dan luar sekolah. Usaha sadar tersebut dilakukan dalam bentuk
pembelajaran dimana ada pendidik yang melayani para siswanya melakukan kegiatan belajar,
dan pendidik menilai atau mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa tersebut dengan
prosedur yang ditentukan.

KONSEP DASAR PENDIDIKAN YANG IDEAL DAPAT DI BAGI MENJADI ENAM


MACAM :

1.Dasar Historis

Dasar yang memberikan persiapan kepada pendidik dengan hasil-hasil pengalaman masa
lalu, berupa undang-undang dan peraturan-peraturannya maupun berupa tradisi dan
ketetapannya.

2. Dasar Sosiologis

Dasar berupa kerangka budaya dimana pendidikannya itu bertolak dan bergerak, seperti
memindahkan budaya, memilih dan mengembangkannya

3.Dasar Ekonomis

Dasar yang member perspektif tentang potensi-potensi manusia, keuangan, materi,


persiapan yang mengatur sumber keuangan dan bertanggungjawab terhadap anggaran
pembelanjaan.

4.Dasar Politik dan Administrasi


Dasar yang memberi bingkai ideologi (akidah) dasar yang digunakan sebagai tempat
bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan rencana yang telah dibuat.

5. Dasar Psikologis

Dasar yang memberi informasi tentang watak peserta didik, pendidik, metode yang
terbaik dalam praktek, pengukuran dan penilaian bimbingan dan penyuluhan

6.Dasar Filsafat

Dasar yang memberi kemampuan memilih yang terbaik, memberi arah suatu system yang
mengontrol dan memberi arah kepada semua dasar-dasar yang lain.

B. KONSEP DAN MAKNA BELAJAR

Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan
acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Teori-teori yang
dikembangkan dalam komponenini meliputi antara lain tentang tujuan pendidikan, organisasi
kurikulum, isi kurikulum, dan modul-modul pengembangan kurikulum.Konsep adalah
pembawa arti. Suatu konsep tunggal bisa dinyatakan dengan bahasa apa pun. Konsep bisa
dinyatakan dengan ‘Hund’ dalam bahasa Jerman, ‘chien’ dalam bahasa Prancis, ‘perro’
dalam bahasa Spanyol. Jadi konsep adalah kata tunggal untuk mengartikan kata.

Jadi konsep belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperluas
dan menambah pengetahuan, sikap, kemampuan dan ketrampilan yang di inginkannya.
Belajar merupakan akibat antara adanya stimulus dan respon. Seseorang dikatakan telah
belajar sesuatu apabila seseorang tersebut menunjukan perubahan perilakunya. Belajar
mengacu pada perubahan perilaku individu sebagai akibat dari proses pengalaman baik yang
dialami ataupun yang sengaja dirancang. Mengajar adalah mengorganisasikan aktivitas siswa
dalam arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, melainkan
juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar
proses belajar lebih memadai.
Makna belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi
perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Arti dan Makna
Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar
merupakan penentu utamakeberhasilan pendidikan. Mempelajari dalam arti memahami fakta-
fakta sama sekali berlainan dengan menghafalkan fakta-fakta. Keberhasilan suatu program
pengajaran diukur berdasarkan tingkatan perbedaan cara berfikir, merasa dan berbuat para
pelajar sebelum dan sesudah memperoleh pengalaman-pengalaman belajar dalam
menghadapi situasi yang serupa. Dengan kata lain, bila suatu kegiatan belajar telah berhasil,
maka seharusnya berubah pulalah cara-cara pendekatan pelajar yang bersangkutan dalam
menghadapi tugas-tugas selanjutnya. Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam
belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada ranah kognitif, yaitu kemampuan
yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran yang terdiri dari kategori
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Yang kedua yaitu pada
ranah afektif, yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang
berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi,
penilaian/penentuan sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup, dan yang terakhir pada
ranah psikomotorik, yaitu kemampuan yang mengutamakan ketrampilan jasmani terdiri dari
persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, dan kreatifitas. Orang dapat
mengamati tingkah laku orang telah belajar setelah membandingkan sebelum belajar. Dengan
belajar dari ketiga ranah tersebut maka akan makin bertambah baik berlangsungnya kegiatan
pembelajaran.

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan belajar
hanya dialami oleh siswa sendiri. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan amat
tergantung pada proses belajar dan mengajar yang dialami siswa dan pendidik baik ketika
para siswa itu disekolah maupun di lingkungan keluarganya sendiri. Tiap ahli psikologi
membeir batasan yang berbeda tentang belajar, atau terdapat keragaman dalam cara
menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar. Di antaranya dapat di kemukakan yaitu,
Hilgard dan Marquis berpendapat bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi
pada diri seseorang melalui latihan, pembelajaran dan sebagainya sehingga terjadi perubahan
dalam diri seorang pendidik.

C. PRINSIP PRINSIP BELAJAR


Belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang
diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan
lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan
kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan di dalam
proses belajar.

Prinsip 1

Belajar adalah suatu pengalaman yang terjadi di dalam diri si pelajar yang diaktifkan oleh
individu itu sendiri. Proses belajar dikontrol oleh si pelajar sendiri dan bukan oleh si
pengajar. Perubahan persepsi pengetahuan, sikap, dan perilaku adalah suatu produk manusia
itu sendiri, bukan kekuatan yang dipaksakan kepada individu. Belajar bukan berarti
melakukan apa yang dikatakan atau yang diperbuat oleh pengajar saja tetapi suatu proses
perubahan yang unik di dalam diri si pelajar sendiri. Oleh karena itu mengajar bukan berarti
memaksakan sesuatu terhadap si pelajar tetapi menciptakan iklim atau suasana sehingga si
pelajar mau melakukan dengan kemauan sendiri apa yang dikehendaki oleh si pengajar.

Prinsip 2

Belajar adalah penemuan diri sendiri. Hal ini berarti bahwa belajar adalah proses
penggalian ide-ide yang berhubungan dengan diri sendiri dan masyarakat sehingga pelajar
dapat menentukan kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai. Untuk itu segala sesuatu yang
relevan bagi pelajar harus ditemukan oleh pelajar itu sendiri.

Prinsip 3

Belajar adalah konsekuensi dari pengalaman. Seseorang menjadi bertanggung jawab


ketika ia diserahi tanggung jawab. Ia menjadi atau dapat berdiri sendiri bila ia mempunyai
pengalaman dan pernah berdiri sendiri. Manusia tidak akan mengubah perilakunya hanya
karena seseorang mengatakan kepadanya untuk mengubahnya. Untuk belajar yang efektif
tidak cukup jika hanya dengan memberikan informasi saja, tetapi kepada pelajar tersebut
perlu diberikan pengalaman.

Prinsip 4
Belajar adalah proses kerja sama dan kolaborasi. Kerja sama akan memperkuat proses
belajar. Manusia pada hakikatnya senang saling bergantung dan saling membantu. Dengan
kerja sama, saling berinteraksi dan berdiskusi, di samping memperoleh pengalaman dari
orang lain juga dapat mengembangkan pemikiran-pemikiran dan daya kreasi individu.

Prinsip 5

Belajar adalah proses evolusi, bukan revolusi karena perubahan perilaku memerlukan
waktu dan kesabaran. Perubahan perilaku adalah suatu proses yang lama karena memerlukan
pemikiran-pemikiran dan pertimbangan orang lain, contoh, dan mungkin pengalaman
sebelum menerima atau berprilaku baru. Bagaimanapun menguntungkannya bagi dirinya,
belajar akan selalu dirasakan sebagai sesuatu yang tidak mengenakkan dan sangat
mengganggu. Untuk itu dalam mengajar hasilnya tidak dapat diperoleh dengan segera dan
tidak boleh tergesa-gesa tetapi memerlukan kesabaran dan ketekunan.

Syaiful Sagala (2010: 52-53) ada pula berbagai prinsip belajar yang dikemukakan oleh
para ahli di bidang psikologi pendidikan, antara lain prinsip-prinsip belajar berikut ini :

Law of effect

Yaitu bila hubungan antara stimulus dengan respon terjadi dan diikuti dengan keadaan
memuaskan, maka hubungan itu deperkuat. Jadi hasil belajar akan diperkuat apabila
menumbuhkan rasa senang atau puas.

1. Spreadt of effect

Yautu reaksi emosional yanng mengiringi kepuasan itu tidak terbatas kepada sumber utama
pemberi kepuasan.

2. Law of exercise

Yaitu hubungan antara perangsan dan reaksi diperkuat dengan latian dan penguasaan.

3. Law of Readliness
Yaitu bila satuan-satuan dalam sistem syaraf telah siap berkonduksi, dan hubungan itu
berlangsung, maka terjadinya hubungan itu akan memuaskan.

4. Law of primacy

Yaitu hasil belajar yang diperoleh melalui kesan pertama akan sulit digoyahkan.

5. Law of intensity

Yaitu belajar memberi makna yang dalam apabila diupayakan melalui kegiatan yang dinamis.

6. Law of recency

Yaitu bahan yang baru dipelajari, akan mudah diingat.

7. Fenomena kejenuhan

Yaitu suatu sumber frustasi fundamental bagi peserta didik dan juga pendidik dilain pihak
intervensi pemerintah sebagai penanggungjawab pendidikan selalu tidak bisa memecahkan
masalah yang esensial.

8. Belongingness

Yaitu keterkaitan bahan yang dipelajari pada situasi belajar, akan mempermudah berubahnya
tingkah laku

D. TUJUAN BELAJAR

Tujuan merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu pekerjaan/
kegiatan.Tidak ada suatu pekerjaan atau kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan, karena hal
ini merupakan arah, target akhir dan prosedur yang dilakukan. Tidak lain juga dengan
pendidikan, tujuan pendidikan dan pengajaran merupakan suatu cita-cita yang bernilai
normatif

Pupuh Faturahman (2007: 13) tujuan mempunyai jenjang dari yang luas atau umum
sampai kepada yang sempit/khusus.Semua tujuan itu berhubungan antara satu dengan yang
lainnya. Bila tujuan terendah tidak tercapai , maka tujuan diatasnya juga tidak tercapai pula.
Hal ini disebabkan karena tujuan berikutnya merupakan turunan dari tujuan sebelumnya.
Tujuan memiliki nilai yang sangat penting di dalam pengajaran, karena tujuan merupakan
factor yang terpenting dalam kegiatan dan proses belajar mengajar.
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah
melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan,keterampilan dan sikap-sikap
yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa. tujuan belajar adalah suatu deskripsi
mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses
belajar.

Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan
siswa,mata ajaran, dan guru itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa
yan hendak dicapai dan dikembangkan dan diapresiasikan. Berdasarkan mata ajaran yang ada
dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan.Guru
sendiri adalah sumber utama tujuan bagi para siswa dan dia harus mampu menulis dan
memilih tujuan pendidikan yang bermakna dan dapat diukur.

Suatu tujuan pembelajaran seyogyanya memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya: dalam
situasi bermain peran.
2. Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan
dapat diamati.
3. Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya
pada peta pulau jawa, siswa dapat mewarnai dan memberi label pada sekurang-
kurangnya tiga gunung utama.alam proses pengajaran.
4. Tujuan pendidikan mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan murid
dalam proses pengajaran.
5. Tujuan pendidikan memberikan motivasi kepada guru dan siswa .tujuan yang
baik ialah apabila mendorong kegiatan-kegiatan guru dan siswa.
6. Tujuan pendidikan memberikan pedoman atau petunjuk kepada guru dalam
rangka memilih dan menentukan metode mengajar atau menyediakan lingkungan
belajar bagi siswa.
7. Tujuan pendidikan penting maknanya dalam rangka memilih dab menentukan
alat peraga pendidikan yang akan digunakan.
8. Tujuan pendidikan penting dalam menentukan alat atau teknik penilaian guru
terhadap hasil belajar siswa.
9. Oemarhamalik (2001:81-87) tujuan pendidikan dan pengajaran dapat kita bagi
menjadi 4 tingkatan atau jenjang sesuai dengan ruang lingkup dan sasaran yang
hendak di capai oleh tujuan itu. Tingkatan tujuan tersebut adalah sebagai berikut :

Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan jangka panjang dan sangat luas dan menjadi
pedoman dari semua kegiatan atau usaha pendidikan di Negara kita.

Tujuan lembaga pendidikan adalah tujuan untuk mendidik para calon guru yang mampu
mengajardi sekolah taman kanak-kanak dan sekolah dasar dan dapat melanjutkan ke
pendidikan perguruan tinggi.

Tujuan kurikulum adalah kurikulum harus memberikan kemungkinan perkembangan


menjadi manusia seutuhnya yang bermental moral, budi pekerti luhur dan kuat keyakinan
beragamanya yang memiliki kecerdasan tinggi dan terampil dalam pembangunan dan
memiliki fisik yang sehat dan kuat.

Tujuan mata pelajaran dimana di dalam setiap kelompok terdapat sejumlah mata
pelajaran. Dan setiap mata pelajaran itu memiliki tujuan-tujuannya sendiri yang berbeda satu
sama lain. Tujuan-tujuan mata pelajaran ini merupakan penjabaran dari tujuan kurikulum
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

www.abdulrahmansaleh.com/2011/06/prinsip-prinsip-belajar-mengajar.html

(diakses, Rabu, 7 maret 2012, pukul 13.23 WIB)

http://inovasipendidikan.net/btl/BTL 1 – IND Sesi 7 (hal.170-186).pdf

(diakses, Rabu 7 maret 2012, pukul 13.30 WIB)

http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/02/belajar-konsep-belajar/

(diakses, Rabu 7 Maret 2012, pukul 13.20)

Oemar Hamalik,2001 Proses Belajar Mengajar,Bumi Aksara : Jakarta


Pupuh, Faturohman & M. Sobry Sutikno, 2007 Strategi Belajar Mengajar Melalui Konsep
Umum dan Konsep Islami, Refika Aditama: Bandung

Syaiful Sagala, 2010Konsep Dan Makna Pembelajaran, Alfabeta: Bandung

Anda mungkin juga menyukai