Anda di halaman 1dari 84

MOTTO

Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan

tidak ada rencana-Mu yang gagal.

Ayub 42:2

1
LEMBAR PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk orang-orang yang telah banyak memberikan

cerminan kehidupan dan arti pentingnya kehidupan kepada penulis terutama

kepada:

1. Ayahanda (Julin) yang selalu mendidikku tanpa ada kata lelah.

2. Ibunda (Natalia Regina) yang begitu tabah dan penuh kasih sayang dalam

mendidik anak-anaknya serta ketulusan doa yang diberikan terlebih bentuk

motivasinya.

3. Abangda (Herianto Inil) yang selalu mendukungku baik secara materi

maupun motivasi yang selalu mengalir memberikan semangat luar biasa

dalam hidupku.

4. Kakanda (Fransiska Nova) yang tiada lelah untuk mengucapkan kata kamu

bisa berjuang demi keluarga, serta pertolongan dalam bentuk materi yang

disisihkan demi perjuangan adiknya.

5. Adinda (Ana Maria Sinta) yang sangat aku sayangi.

6. Sahabat-sahabat seperjuangan terutama angakatan 2015 dan abang, kakak,

adik sepupu tempat satu perumahan “F7 Berjuang” yang tidak bisa saya

sebutkan secara satu-persatu yang telah memberikan support, yang telah

memberikan warna kasih sayangnya, dengan doa, perhatian dan motivasi

berjuang.

Terima kasih atas campur tangan Tuhan dalam skripsi yang telah aku kerjakan

sebagai tugas akhir dalam sebuah lingkup perguruan tinggi, atas kesehatan, fikiran

2
jernih untuk bertindak dan rasa kekuatan mental dan fikiran sehingga skripsi ini

dapat di selesaikan dengan baik, dan untuk semua pihak dukungan yang telah

mendukung dan pertisipasi serta berkat dan doa kalian semua.

3
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugrah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penggunaan

Media pada Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar Negeri 15

Kusam Kabupaten Landak” meskipun skripsi ini tidak begitu sempurna, namu

penulis sudah berupaya dengan semaksimal mungkin untuk memberikan yang

terbaik karena kesempurnaan hanya milik Sang Pencipta. Skripsi dii buat sebagai

salah satu persyaratan dalam penyelesaian program Sarjana (S-1) di Sekolah

Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini berkat

adanya bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan

ini penulis menghucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Sunarso, S.T.,M.Eng., selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri

(STAKatN) Pontianak yang selama ini telah memberikan bantuan kepada

penulis, baik secara mental maupun pengetahuan.

2. Martinus, S.Ag.,M.Si., selaku dosen pembimbing pertama yang telah dengan

sabar membimbing penulis dalam meneruskan bimbingan, memberikan

motivasi, saran dan pendapat demi kemajuan skripsi.

3. Suko, S.S.,M.Pd., selaku pembimbing kedua yang juga membantu penulis

dalam memberikan arahan serta pemikiran maju dalam penyusunan skripsi.

4
4. Lukas Ahen, S.Ag.,M.M.Pd., selaku dosen penguji pertama yang telah bersedia

menyediakan waktu untuk memberikan saran dan kritikan yang bersifat

mendukung kepada penulis.

5. Magda, S.Sos.,M.M., selaku dosen penguji kedua yang tidak pernah lelah

dalam memberikan kritikan serta pemikiran cemerlang demi terwujudnya

skripsi ini.

6. Kepada semua dosen, staf, dan karyawan-karyawati Sekolah Tinggi Agama

Katolik Negeri (STAKatN) Pontianak yang telah memberikan pengetahuan,

pengalaman serta pembentukan mental selama masa kuliah serta memberikan

kemudahan dalam mengurus administrasi kampus.

7. Jamaluddin, A.Ma.Pd., selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 15 Kusam

Kabupaten Landak yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

penelitian dan kemudahan dalam memberikan data penelitian.

8. Heleni, S.Pd., selaku guru agama Katolik SDN 15 Kusam Kabupaten Landak

yang selama ini sudah bersedia membantu penulis selam penelitian

berlangsung serta dukungan motivasi dan kemudahan dalam memberikan data.

9. Kepada semua dewan guru SDN 15 Kusam Kabupaten Landak yang telah

membantu penulis selama penelitian.

10. Semua keluarga yang selama ini membantu penulis baik secara material

maupun finansial.

11. Teman-teman seangkatan STAKatN Pontianak yang selalu bersama memupuk

semangat belajar, persaudaraan, motivasi bersama bekerja dalam berjuang

mengerjakan skripsi.

5
ABSTRAK

Heri Primando, 2020. Penggunaan Media pada Pembelajaran Pendidikan Agama


Katolik di Sekolah Dasar Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak. Dosen
Pembimbing I: Martinus, S. Ag., M. Si, Dosen Pembimbing II: Suko, S. S.,
M. Pd.

Media ialah perantara atau pengantar pesan dan merupakan sarana yang
dipergunakan untuk menyampaikan informasi dari satu sumber (dapat berupa
orang atau benda) ke sumber lainnya. Masalah umum dalam penelitian ini adalah
tingkat pemahaman peserta didik dalam menerima materi yang diberikan oleh
tenaga pendidik. Penulis memperincikan masalah ke dalam masalah khusus, yaitu:
1) Apa saja media pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik di Sekolah Dasar Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak? 2) Apa
kelebihan dan kekurangan media pada pembelajaran Pendidikan Agama Katolik
di Sekolah Dasar Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak.
Metode penelitian ini ialah kualitatif dengan bentuk deskriptif kualitatif,
yaitu bentuk penelitian yang mampu menyesuaikan keadaan untuk
mendeskripsikan data temuan fakta berupa observasi, hasil wawancara serta
dokumentasi. Sumbar informan dalam penelitian wawancara Kepala Sekolah serta
guru pendidikan agama Katolik, menggunakan wawancara: terstandar, semi
standar serta tidak unstandar. Keabsahan data penelitian dengan triangulasi
sumbar, triangulasi teknik serrta triangulasi waktu, data yang diuji keabsahan
datanya dengan mengecek, menggelompokkan dan memadukan informasi.
Hasil penelitian media pembelajaran yang digunakan di SD Negeri 15
Kusam Kabupaten Landak ialah (1) buku guru, (2) Kitab Suci, (3) gamba-gambar
orang Kudus, (4) korpus, (5) poster, (6) papan tulis, dan (7) kardus yang dapay
memberikan pengaruh pada peserta didik, penggunaan media itu membuat peserta
didik dapat dengan mudah menerima materi yang disampaikan guru, membuat
proses pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan dan membuat mereka
mampu berargumen luas terarah yang menunjukan adanya pengaruh positif maka
penggunaan media secara signifikan sangat bermanfaat bagi guru dan peserta
didik dalam pembelajaran sebagai sumber informasi dan pengembangan
informasi.

Kata kunci: Media belajar, PAK dan Pemahaman Peserta Didik.

6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah Dasar Negeri 15 Kusam merupakan satu sekolah dasar dari

sekian banyak sekolah yang ada di Kabupaten Landak.Berdasarkan sejarah

Sekolah Dasar Negeri 15 Kusam pernah mengalami perpindahan tempat

sekitar tahun 1970-an yang pada mulanya terletak di Dusun Kusam, Desa

Sampuro, Kecamatan Mempawah Hulu beralih tempat di Dusun Bolat,

Desa Sampuro, Kecamatan Mempawah Hulu. Perpindahan tempat ini

didukung karena banyak aspek salah satunya adalah tempat yang cukup

jauh untuk ditempuh serta keadaan jalan yang kurang memadai dikala itu,

sehingga demi bertahannya Sekolah Dasar Negeri 15 Kusam ini mengigat

kurangnya peserta didik yang bersekolah di Sekolah Dasar Negeri 15

Kusam.

Pemerintah mengambil kebijakan untuk memindahkan tempat

Sekolah Dasar Negeri 15 Kusam. Sekolah Dasar Negeri 15 Kusam juga

pernah mengalami perubahan Nomor Pokok Sekolah Nasional ( NPSN ) di

tahun 2013 yang dulunya Sekolah Dasar Negeri 18 Kusam menjadi

Sekolah Dasar Negeri 15 Kusam seperti sekarang. Sekolah Dasar Negeri

15 Kusam saat ini memiliki 8 (delapan) dewan guru yang aktif dalam

memberikan materi pada proses pembelajaran.

7
Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan

dosen (Pasal 10 ayat 1) mengamanatkan bahwa guru harus memiliki

kopetensi pedagogik, kopetensi kepribadian, kopetensi sosial, dan

kopetensi profesional, keempat kompotensi itu bersifat holistik dan

merupakaan satu kesatuan yang menjadi ciri guru menuntut profesionalitas

dan kreativitas seorang guru, yang sangat dibutuhkan dalam memberikan

materi pada proses pembelajaran karena akan memberikan pengaruh yang

positif kepada peserta didik.

Menerima materi dari guru yang bersangkutan, profesional di

bidang pengajaran ini dimaksudkan seorang guru sungguh-sungguh

mampu menguasai kelas dengan metode serta pengetahuan yang dimiliki

sesuai apa yang diemban seorang guru dan penting kreatif guru dalam

menggunakan media dalam pembelajaran juga dapat menjadi faktor untuk

membuat siswa dan guru mampu mencapai keberhasilan dalam

pembelajaran.

Dalam proses belajar-mengajar, guru pendidikan agama Katolik

sangat mungkin menggunakan media seperti: Kitab Suci, Rosario, gambar-

gambar Yesus serta orang Kudus dan ciptaan Tuhan (tumbuh-tumbuhan,

binatang serta alam raya) yang dapat dilihat untuk mendukung kelancaran

dalam menyampaikan materi agar keberhasilan dalam proses pembelajaran

tercapai, mengingat secara psikologis peserta didik lebih suka dan

menikmati proses pembelajaran saat mereka melihat sesuatu yang nyata

dari pada hal yang abstrak.

8
Sumber daya manusia secara individu atau kelompok sangat

berpengaruh bagi orang-orang di sekitar mereka, pendidikan pada era-

modern sekarang menjadi pusat perhatian banyak pihak untuk menghantar

peserta didik mampu hidup lebih sejahtera dari orang tua mereka

sebelumnya yang tidak mendapat kesempatan untuk duduk di bangku

sekolah. Penguasaan pembelajaran yang baik akan memengaruhi tingkat

keaktifan dan partisipasi siswa sehingga bisa dikatakan bahwa peran

keterampilan guru memberikan penguatan penting dalam kegiatan belajar

mengajar.

Media pembelajaran memegang peranan yang paling penting dalam

proses belajar, media pembelajaran itu mencakup segala sesuatu yang

dapat dilihat dan dirasakan guru serta peserta didik dalam proses

pembelajaran. Media pembelajaran pada dasarnya dapat memperlancar

pemahaman dan memperkuat daya ingat peserta didik, pembelajaran

menggunakan media dan alat peraga yang menarik akan menjadi

penggerak daya pikiran peserta didik setelah melihat sesuatu yang nyata

dalam suatu proses pembelajaran yang digunakan guru di dalam kelas,

dalam kenyataan di era-modern ini sangat jauh berbeda dengan masa

sebelumnya.

Berdasarkan pengamatan penulis, bahwa peserta didik dapat

dikatakan kurang dalam memahami materi yang disampaikan guru dalam

proses pembelajaran, peserta didik diharapkan aktif sehingga akan

meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari.

9
Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran merupakan salah satu

faktor yang memegaruhi keberhasilan dalam pembelajaran di sekolah.

Kenyataan peserta didik, peneliti melihat kejanggalan dalam proses

pembelajaran. Pengamatan dilakukan saat penulis mendapatkan

kesempatan melakukan penilaian ketika proses belajar-mengajar di

Sekolah Dasar Negeri 15 Kusam, peneliti melihat ketidakwajaran yang

diperlihatkan oleh peserta didik saat selesai penyampaian materi yang

diberikan kepada peserta didik kelas V.

Peserta didik seperti kebingungan terhadap materi yang

disampaikan oleh guru yang memberikan materi, peserta didik seakan

terlihat kurang memahami apa yang mereka terima, kurang memahami

yang dimaksud peserta didik kurang mampu untuk berargumen serta

menyampaikan pemahaman mereka dengan bahasa yang beragam serta

belum mampu memberikan contoh, membuktikan mereka paham dari

materi yang mereka terima.

10
B. Rumusan Masalah Penelitian

Merujuk latar belakang penelitian yang diuraikan di atas, maka

penulis merumuskan masalah umum dalam penelitian ini adalah

“Bagaimana penggunaan media pada pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik di Sekolah Dasar Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak?” Dari

rumusan umum di atas maka dapat dirinci menjadi masalah khusus sebagai

berikut:

1. Apa saja media yang digunakan pada pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik di Sekolah Dasar Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak?

2. Apa kelebihan dan kekurangan media pada pembelajaran Pendidikan

Agama Katolik di Sekolah Dasar Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak?

C. Tujuan Penelitian

Merujuk pada rumusan masalah penelitian di atas, sesuai dengan

masalah yang diteliti serta informasi yang diharapkan, penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan media apa saja yang digunakan dalam proses

pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar Negeri 15

Kusam Kabupaten Landak

2. Mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan media pada pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar Negeri 15 Kusam Kabupaten

Landak

11
D. Manfaat Penelitian

Penulis mengaharapkan dalam penelitian yang dilaksanakan,

sungguh sangat membantu proses pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik. Adapun manfaat penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam mengembangkan ilmu

pengetahuan yang berhubungan dengan pembelajaran Pendidikan

Agama Katolik, khususnya. Penelitian ini dapat menjadi pendukung

teori untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penggunaan

media dalam pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih pikiran

dalam proses pembelajaran sehingga mampu meningkatkan nilai

akademis peserta didik.

a. Bagi Peserta Didik SD Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak

Memberikan pengalaman belajar-mengajar yang menarik dan mudah

dengan media pembelajaran yang bervariasi bagi peserta didik

sehingga materi yang disampaikan guru lebih mudah untuk diterima,

dimengerti serta dipahami.

b. Bagi Guru Agama Katolik SD Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak

Penelitian ini bertujuan untuk membantu guru dalam menyajikan

pembelajaran dengan menarik dengan menggunakan media.

12
c. Bagi isntansi Sekolah Dasar Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak

Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai gambaran bagi instansi

sekolah untuk mendorong para dewan guru menggunakan media

dalam proses pembelajaran.

d. Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan referensi bagi lembaga

Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak untuk penggunaan

media dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik.

e. Manfaat bagi penulis

1. Sebagai acuan atau pedoman dalam mengaplikasikan ilmu yang

diperoleh selama penelitian dan menjadi bekal sebagai tenaga

pendidik yang profesional.

2. Penelitian bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan

pengalaman tentang teknik perancangan dan penggunaan media

pembelajaran.

3. Membenahi dan membekali diri dalam proses persiapan sebagai

seorang guru Pendidikan Agama Katolik.

E. Sistematika Penulisan

Bab Pertama Pendahuluan, dalam bab ini dibahas mengenai latar

belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

13
Bab Kedua Kajian Pustaka, dalam bab ini berisi mengenai

penelusuran yang relevan. Peneliti membenahi buku-buku yang

berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi di lapangan Sekolah

Dasar Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak dengan mencari teori-teori

yang dijadikan dasar serta pedoman untuk membedah permasalahan dan

menemukan solusi. Teori yang dimaksudkan ialah Penggunaan Media

pada Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar Negeri 15

Kusam Kabupaten Landak.

Bab Ketiga Metodologi Penelitian, dalam bab ini dibahas

mengenai metodologi penelitian, bentuk penelitian, data dan sumber data

penelitian, teknik dan alat pengumpulan data, teknis menguji keabsahan

data, teknik menganalisis data dan lokasi penelitian.

Bab Keempat Hasil dan Pembahasan, bab ini berisi hasil sert

pembahasan mengenai data yang diperoleh tentang media pembelajaran

yang digunakan pada pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah

Dasar Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak, kelebihan dam kekurangan

Media pada pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar

Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak, pengaruh penggunaan terhadap

pemahaman peserta didik pada pembelajaran Pendidikan Agama Katolik

di Sekolah Dasar Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak.

Bab Kelima Penutup, bab ini peneliti menyajikan kesimpulan dan

saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai rangkuman dari

penulisan skripsi peneliti.

14
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media

Wiarto (2016: 2-3), menyebut media merupakan kata yang berasal dari

bahasa latin “medius”, yang sacara harfiah berarti perantara atau

pengantar. Oleh karena itu:

a. Media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari

pengirim ke penerima pesan. Media itu sendiri dapat berupa sesuatu

bahan, atau alat, segala susuatu dapat di gunakan untuk menyalurkan

pesan, yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan

kemauan siswa untuk belajar.

b. Media merupakan sarana pembelajaran yang digunakan untuk

menyampaikan informasi kepada siswa yang bertujaun untuk

membuat tahu siswa.

c. Media adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan

(dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Dalam

proses pembelajaran penerima pesan itu adalah siswa. Pembawa pesan

(media) itu berinteraksi dengan siswa melalui indera mereka, siswa

dirangsang dengan media itu untuk menggunakan inderanya untuk

menerima informasi.

15
Menurut Samsudin, (2008: 53) menyatakan bahwa media

pembelajaran secara umum dapat diartikan sebagai alat atau sarana

komunikasi untuk menyampaikan informasi dari suatu pihak kepihak lain.

Media yang digunakan selama ini adalah perangkat keras dan lunak yang

dipakai dalam memperjelas suatu materi pelajaran, akan tetapi tidak

demikian karena pengertian media sangat luas yang mencakup segala hal

yang dapat memperjelas penjelasan guru, seperti yang dikemukakan oleh

Rocker, (2002: 213) berikut ini:

“Sebagain orang berasumsi bahwa media itu hanya teknologi yang


diuraikan dalam kaitannya dengan perangkat keras, transmisi,
produksi, dan resepsi. Namun tidak demikian karena media
mencakup seluruh komponen yang dapat digunakan guru untuk
memperjelas materi pelajaran”.

Menurut Sumihartono, (2017:3) media mempunyai banyak arti namun

berdasarkan para pakar dan organisasi pengertian media di batasi.

Beberapa diantaranya mengemukakan bahwa media adalah sebagai

berikut:

a. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan

pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru (Schram, 1977).

b. Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual,

termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969).

c. Alat untuk pemberi perangsang bagi siswa supaya terjadi proses

belajar ( Briggs, 1970).

d. Segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk proses penyaluran

pesan (AECT, 1977).

16
e. Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat

merangsang siswa untuk belajar (Gagne, 1970).

f. Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang

dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa

untuk belajar (Miarso, 1989).

Menurut Susilana, Rudi dan Cepi Riana (2009:7) yang disimpulkan

dari seluruh pendapat ahli di dalam bukunya menarik beberapa kesimpulan

tentang pengertian dari media antara lain sebagai berikut:

a. Media pembelajaran merupakan wadah dari pesan.

b. Materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran.

c. Tujuan yang ingin dicapai adalah proses pembelajaran.

2. Landasan-Landasan Penggunaan Media

Menurut Aderson, dalam Suko (2020: 25), mengatakan media

pembelajaran adalah media yang sangat memungkinkan mampu

terwujudnya hubungan langsung antara karya seseorang, yang dapat

mewujudkan hubungan kedua subjek secara langsung antara peserta didik

dan guru. Keterampilan menggunakan media meliputi aspek sebagai

berikut:

a. Pemilihan media yang sesuai dengan proses belajar mengajar yang

diprogramkan,

b. Teknik mengkomunikasikan media degan tepat,

c. Organisasi mengkomunikasikan media menunjang proses belajar

mengajar (Smaldino, Lowther dan Russell, 2011:14),

17
d. Keterampilan menggunakan media (Sanjaya, 2008:197).

Menurut Wayan Santyasa dalam Wiarto (2016: 4-9) Media merupakan

salah satu komponen yang sangat penting dalam pembelajaran dan dapat

dipandang sebagai salah satu alternatif strategi yang efektif dalam

membantu pencapaian tujuan pembelajaran, beberapa landasan

penggunaan media yaitu:

a. Landasan empiris

Pemanfaatan media dalam pembelajaran telah banyak dilakukan

oleh para pendidik. Hal ini didukung oleh kemajuan teknologi,

informasi dan komunikasi. Banyak alternatif media yang dapat

digunakan, peserta pendidik perlu menggunakan kemampuannya dalam

menetapkan pilihan agar tepat sasaran. Pemilihan media pembelajan

perlu disesuaikan dengan tujuan, materi dan metode pembelajaran serta

karakteristik peserta didik karena media apapun tidak akan dapat

digunakan secara efektif apabila tidak sesuai dengan sasaran.

Penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara

penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam

menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat

keuntungan yang signifikan bila siswa belajar dengan menggunakan

media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa

yang memiliki tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan

bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, poster,

film atau pun video.

18
b. Landasan filosofis

Pandangan, bahwa penggunaan berbagai jenis media hasil

teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran

kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam

pembelajaran dehumanisasi. Benarkah demikian? Bukankah dengan

menggunakan berbagai media pembelajaran justru siswa dapat

mempunyai banyak pilihan untuk digunakan media yang lebih sesuai

dengan karakteristik pribadinya? Dengan kata lain, siswa dihargai

harkat kemanusiaannya diberi kebebasan untuk menentukan pilihan,

baik cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya.

c. Landasan psikologis

Landasan psikologis harus memperhatikan komplek dan uniknya

proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode

pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Menurut Midun (2009) landasan psikologis penggunaan media

pembelajaran adalah alasan atau rasionalitas penggunaan media

pembelajaran ditinjau dari kondisi dan bagaimana proses belajar itu

terjadi. Belajar adalah suatu proses yang mengakibatkan adanya

perubahan perilaku pembelajaran karena adanya pengalaman belajar,

maka dirangkum bahwa kajian secara psikologis menyatakan siswa

lebih mudah mempelajari hal yang kongkrit daripada yang abstrak.

19
d. Landasan teknologi

Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktik perancangan,

pengembangan, penerapan, pengelolaan dan penilaian proses dan

sumber belajar. Jadi teknologi pembelajaran merupakan proses

komplek dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan,

dan organisasi untuk memperoleh solusi, mencari cara pemecahan,

melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah-

masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu memiliki tujuan

dan terpusat pada keberhasilan antara peserta didik dan guru di

sekolah.

3. Fungsi Media Pembelajaran

Menurut Cecep (2013: 21-23), media pembelajaran difungsikan sebagai

sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini dikarenakan informasi

yang terdapat dalam media harus melibatkan peserta didik, baik dalam

benak maupun secara aktivitas yang nyata. Kemp dan Dayton (dalam Cecep.

2013:21) mengemukakan dampak positif dari penggunaan media sebagai

bagian internal pembelajaran di kelas:

a. Penyampaian pelajaran tidak kaku.

b. Pembelajaran bisa lebih menarik.

c. Pembelajaran menjadi mudah diterima dalam hal partisipasi siswa,

umpan balik dan penguatan.

20
d. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena

kebanyakan media dan kemungkinan dapat diserap oleh siswa lebih

besar.

e. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bila interaksi kata dan

gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan

elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasi dengan

baik, spesipik dan jelas.

f. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana saja diinginkan atau

diperlukan, terutama jika media pembelajaran dirancang untuk

penggunaan secara individu.

g. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap

proses belajar dapat ditingkatkan.

h. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.

Menurut Sumihartono, Rudy dan Hisbuyatul Hasanah fungsi media

secara terperinci antara lain sebagai berikut:

a. Menimbulkan minat sasaran pendidikan.

b. Mencapai sasaran yang lebih banyak.

c. Membantu mengatasi hambatan bahasa.

d. Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan

kesehatan.

e. Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat.

f. Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang

diterima kepada orang lain.

21
g. Mempermudah penyampaian materi pembelajaran oleh pendidik atau

guru.

h. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan, bahwa

pengetahuan yang ada pada seseorang diterima melalui indera.

Menurut penelitian para ahli indera, yang paling banyak menyalurkan

pengetahuan ke dalam otak adalah mata. Kurang lebih 75% sampai

87% dari pengetahuan manusia diperoleh melalui mata. Sedangkan

13% sampai 25% tersaluar melalui indera yang lain.

i. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui dan lebih mendalami

sesuatu hal serta memberikan persepsi yang lebih baik. Untuk melihat

tentang sesuatu hal seperti orang memerlukan perhatian. Apa yang

dilihat dengan penuh perhatian akan memberikan persepsi baru, hal ini

merupakan sebagai pendorong untuk melakukan sesuatu yang baru.

j. Membantu mengingat kembali pemahaman suatu hal yang pernah

diperoleh. Dalam menerima sesuatu hal yang baru, manuisia

mempunyai kecenderungan lebih mudah lupa. Untuk mengatasi hal

tersebut, media dapat membantu untuk mengingat kembali informasi

atau pengetahuan yang pernah diterima oleh manusia sehingga lebih

mudah diingat.

Menurut Rudy (2017:4-5) media berfungsi untuk tujuan intruksi di

mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa

baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata

22
sehingga pembelajaran dapat terjadi. Fungsi media ditekankan beberapa

hal sebagai berikut:

a. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan,

tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk

mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.

b. Media pembelajaran bagian dari integral dari ke seluruh proses

pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media

pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri

tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka

menciptakan situasi belajar yang diharapkan.

c. Media dalam penggunaannya harus relevan dengan kopetensi yang

ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri. Fungsi ini mengandung

makna bahwa penggunaan madia harus selalu melihat kepada

kopetensi dan bahan ajar.

d. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan, dengan

demikian tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekedar

permainan atau memancing perhatian siswa semata.

e. Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses proses

belajar. Fungsi ini mengandung arti bahwa dengan media

pembelajaran siswa dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih

mudah dan lebih cepat.

f. Media pembelajaran berfungsi untuk mengingatkan kualitas proses

belajar-mengajar. Pada umumnya hasil belajar siswa dengan

23
menggunakan media pembelajaran akan lama mengendap sehingga

kualitas pembelajaran memiliki nilai yang tinggi.

g. Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk

berpikir, oleh karena itu dapat mengurangi penyakit verbalisme.

h. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran

akan sangat membantu efektifitas proses pembelajaran dan

penyampaian pesan atau isi pelajaran saat itu. Disamping itu media

pemeblajaran juga sangat membantu meningkatkan pemahaman,

menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan

penafsiran data, memadatkan informasi, serta membangkitkan

motivasi dan minat siswa dalam belajar Hamalaik (dalam Cecep,

2013: 19)

Menurut Susilana, Rudi dan Cepi Riana (2009:10-11) media

pembelajaran memiliki manfaat serta nilai yang dapat ditekankan

berdasarkan penggunaan media pembelajaran tersebut, yang menyatakan

manfaat media dalam pembelajaran diantaranya:

a. Membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak. Dalam hal ini konsep-

konsep yang dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan

secara langsung kepada siswa bisa dikonkritkan atau disederhanakan

melalui pemanfaatan media pembelajaran.

b. Menghadirkan objek-objek yang terdahulu berbahaya atau sukar

didapat ke dalam lingkungan belajar.

c. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil.

24
d. Memperlihatkan pergerakan yang terlalu cepat atau lambat.

Debby. (2020: 52) menyatakan: “Perubahan yang terjadi sangat

signifikan dan sangat baik. Perubahan yang terjadi adalah berkat media

pembelajaran, sehingga peserta didik lebih semangat dan lebih aktif dalam

menyampaikan pendapatnya di dalam kelas”.

4. Kedudukan Media dalam Sistem Pembelajaran

Menurut Susilana, Rudi dan Cepi Riana (2009:5) Pembelajaran

dikatakan sebagai sebuah sistem karena didalamnya mengandung komponen

yang saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Komponen-komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, media dan

evalusai.

Tujuan Materi

Evaluasi Metode

Media

Penggunaan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan

karakteristik penggunanya, juga menentukan pelaksanaan evaluasi. Hasil

dari evaluasi dapat menjadi umpan balik kegiatan yang telah dilaksanakan

25
pada pembelajaran. Selanjutnya menurut Julinus, Nizwardi dan Ambiyar

(2016:5) menjelaskan perkembangan paradigma yang telah ditelaah

berdasarkan teknologi pendidikan yang memenuhi perkembangan media

pembelajaran sebagai berikut:

a. Dalam paradigma pertama, media pelajaran sama dengan alat peraga

audiovisual yang dipakai oleh instruktur untuk melaksanakan

tugasnya.

b. Dalam paradigma kedua, media dipandang sebagai sesuatu yang

dikembangkan secara sistemik serta berpegang kepada kaidah

komuikasi.

c. Dalam paradigma ketiga, media dipandang sebagai bagian integral

dalam sistem pembelajaran dan katrena itu menghendaki adanya

perubahan pada komponen-komponen lain dalam proses

pembelajaran.

d. Dalam paradigma keempat, media dipandang sebagai salah satu

sumber yang dengan sengaja dan bertujuan dikembangkan dan

dimanfaatkan untuk keperluan belajar.

B. Pendidikan Agama Katolik (PAK)

1. Pengertian Pendidikan Agama Katolik

Komisi Kateketik KWI, (2013: 9-10), Pendidikan Agama Katolik dan

Budi Pekerti merupakan rangakian usaha yang dilakukan secara terencana

dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan siswa

26
untuk memengaruhi iman dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

sesuai dengan ajaran iman Katolik. Usaha tersebut dilakukan dengan tetap

memperhatikan penghormatan terhadap agama lain demi terciptanya

kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan

persatuan nasional.

2. Tujuan Pendidikan Agama Katolik

Membangun kompetensi anak didik sebagai pribadi yang beriman,

memekarkan dan menumbuhkembangkan anak-anak menjadi pribadi

kristiani yang berlandaskan pada hubungan dengan Yesus Kristus, bukan

hanya memiliki pengetahuan tentang Tuhan Yesus dan ajaran-Nya secara

representative, melainkan juga semakin mengenal dan berelasi erat dengan

Tuhan Yesus.

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti, bertujuan membantu

siswa dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap

membangun hidup yang lebih beriman. Pengetahuan dimiliki melalui

aktivitas-aktivitas yang menyangkut: mengetahui, memahami,

menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi. Keterampilan diperoleh

melalui aktivitas-aktivitas, antara lain: mengamati, menanya, mencoba,

menalar, menyaji, dan mencipta. Sikap dibentuk melalui pembiasaan

menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan

(Komisi Kateketis KWI, 2017: 9-10).

27
3. Fungsi Pendidikan Agama Katolik

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti membantu dan

membimbing siswa untuk memperteguh iman yang sesuai dengan ajaran

iman Katolik dengan tetap memperhatikan dan menghormati agama serta

menghargai kepercayaan lain. merujuk pada pengertian dan tujuan dari

pendidikan agama Katolik itu sendiri maka dengan dilaksanakannya

pengajaran di Sekolah memaksudkan agar menciptakan keharmonisan

hubungan antarumat beragama dalam masyarakat Indonesia yang

majemuk demi terwujudkan semangat persatuan dan kesatuan nasional

(Komisi Kateketis KWI, 2017: 9).

4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Katolik

Pendidikan agama katolik Pendidikan Agama Katolik mencakup

empat aspek yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Keempat

aspek yang dibahas secara lebih mendalam sesuai tingkat kemampuan

pemahaman peserta didik adalah (KWI, 2017, hal. 45)

a. Pribadi peserta didik

Aspek ini membahas tentang pemahaman diri sebagai pria dan wanita

yang memiliki kemampuan dan keterbatasan, kelebihan dan

kekurangan dalam berelasi dengan sesama serta lingkungan

sekitarnya.

b. Yesus Kristus

Aspek ini membahas tentang bagaimana meneladani pribadi Yesus

Kristus yang mewartakan Allah Bapa dan Kerajaan Allah.

28
c. Gereja

Aspek ini membahas tentang makna Gereja, bagaimana mewujudkan

kehidupan menggereja dalam realitas hidup sehari-hari.

d. Kemasyarakatan

Aspek ini membahas secara mendalam tentang hidup bersama dalam

masyarakat sesuai firman/sabda Tuhan, ajaran Yesus dan ajaran

Gereja.

29
BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini, menggunakan metode deskriftif kualitatif. Menurut

Satori (2009: 126) metode penelitian deskriptif kulaitatif, merupakan

metode yang menekankan sebagaimana mutu dari metode ini, maka

peneliti harusnya bertindak sebagai instrumen kunci yang disebut Human

Instrumen. Maka dari itu agar bisa menjadi instrumen yang baik, seorang

peneliti harus membekali dirinya dengan wawasan teori yang luas, agar,

mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkontruksikan obyek

yang diteliti menjadi semakin jelas dan bermakna, yang akan dinyatakan

secara induktif dan hasilnya lebih menekankan makna (kesimpulan

khusus) ketimbang generalisasi (kesimpulan umum).

Menurut Moleong (2010: 10), penggunaan metode kualitatif ini

didasarkan dengan beberapa alasan: dalam metode ini digambarkan suatu

fenomena yang terjadi sehingga perlu menggali informasi dari berbagai

sumber seperti Kepala sekolah, guru agama dan peserta didik karena yang

dihadapi adalah kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan. Dalam

penelitian seorang peneliti sangat perlu melakukan hakikat hubungan

antara peneliti dengan informan secara khusus Kepala sekolah, guru

agama Katolik dikarenakan peneliti mengalami kesulitan untuk mencari

data dari peserta didik SD Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak dengan

tujuan agar data yang diperoleh sungguh menjawab fenomena yang

30
menjadi dasar penelitian dalam laporan peneliti berupa data hasil observasi

dan wawancara serta data dokumentasi. Penelitian ini dilakukan peneliti

dengan tujuan memberikan gambaran yang objektif yang terjadi di SD

Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak. Peneliti menggunakan metode

kualitatif karena lebih peka dan dapat menyesuaikan diri dengan banyak

penajaman pengaruh terhadap pola-pola yang dihadapi secara khusus

penggunaan media pada pembelajaran pendidikan agama Katolik di

Sekolah Dasar Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak.

B. Bentuk Penelitian

Bentuk yang digunakan peneliti adalah bentuk penelitian deskriftif

kualitatif, merupakan penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan

maksud menafsirkan fenomena yang terjadi di SD Negeri 15 Kusam

Kabupaten Landak. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan

penelitian yang mengungkapkan situasi sosial tertentu dengan

mendeskrpisikan kenyataan secara benar, dibentuk dari kata-kata

berdasarkan teknik penggumpulan dan analisis data yang relevan yang

diperoleh dari situasi yang alamiah terkait dengan penggunaan media pada

pembelajaran pendidikan agama Katolik di SD Negeri 15 Kusam

Kabupten Landak.

Penelitian kualitatif tidak hanya sebagai upaya mendekripsikan

data tetapi deskripsi tersebut hasil dari pengumpulan data yang sohih yang

dipersyaratkan kualitatif yaitu wawancara mendalam, observasi partisipasi,

31
studi dokumen, dan dengan dengan melakukan trigulasi. Alasan penulis

menggunakan metedologi kualitaif ini karena ingin menggali informasi

dari berbagai sumber mengenai masalah yang terjadi hingga terdapat

kesimpulan yang mampu memperbaiki masalah yang berdasarkan data

fakta dilapangan, (Denzin dan Licoln dalam Satori. 2012: 23-25).

Menurut Moleong (2012: 53) bentuk penelitian deskriftif kualitatif

adalah bentuk penelitian yang memberikan gambaran atau

menggambarkan apa, mengapa, dan bagaimana suatu peristiwa itu terjadi.

Bentuk penelitian ini penulis gunakan sebagai pedoman untuk mengali dan

mendapatkan informasi tentang penggunaan media pembelajaran di SDN

15 Kusam Kabupaten Landak.

C. Data dan Sumber Data Penelitian

1. Data Penelitian

Data merupakan bahan dari suatu penelitian berupa kumpulan fakta

hasil penelitian yang terjadi berdasarkan situasi dan kondisi lapangan

Nawawi (2006: 50). Sebagai peneliti perlulah seorang penulis

menemukan berbagai data yang bisa dijadikan acuan untuk

memecahkan masalah yang dihadapi guna memperbaiki pembelajaran

sebelumnya dengan satu tujuan meningkat terkait dengan pemahaman

siswa di kelas, data itu diperoleh melalui observasi, wawancara serta

rekap nilai yang diperoleh peserta didik Sekolah Dasar Negeri 15

Kusam Kabupaten Landak.

32
2. Sumber Data Penelitian

Sumber data adalah sumber-sumber yang dimungkinkan seorang

peneliti mendapatkan sejumlah informasi atau data-data yang

dibutuhkan sejumlah penelitian, baik data primer maupun data

skunder. Sumber data diperoleh dari lembaga atau instansi sosial,

subjek atau informan, dokumentasi lembaga, dan atau historis

(Mukhtar, 2013:107). Spesifiknya sumber data dalam penelitian

adalah Kepala sekolah, guru agama Katolik dan data rekap nilai

peserta didik SD Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik pengumpulan data, merupakan teknik dan alat untuk

mengumpulkan data-data yang akan digunakan sebagai fakta dalam

penelitian ini:

a. Teknik Observasi

Observasi dapat diartikan sebagai suatu teknik yang dilakukan

seseorang untuk menemukan jawaban dari sesuatu yang tidak

biasanya. Menurut Sugiyono (dalam Satori 2012: 105), adalah metode

pengumpulan data melalui pengamatan dan pengindraan. Merujuk

pada pengertian observasi itu, bahwa observasi itu tidak hanya terpaku

pada suatu alat ukur angket, wawancara namun juga selalu terlibat

dengan keadaan yang terjadi atas dasar respon pancaindra terkait hal

33
yang terjadi yang menyangkut penggunaan media pembelajaran di

SDN 15 Kusam Kabupaten Landak.

b. Teknik Wawancara

Menurut Berg (dalam Satori, 2012 :129-136), membatasi wawanncara

sebagai suatu percakapan dengan suatu tujuan, khususnya tujuan

untuk mengumpulkan informasi. Dalam wawancara ini peneliti

mencoba mencari informasi kepada Kepala sekolah, guru agama

Katolik, sesuai dengan butiran-butiran pertanyaan yang dipersiapkan

peneliti yang selalu membahas apa penyebab dari kurang terlihat

pahamnya siswa. Selain mengartikan dari wawancara, Berg juga

menyebutkan tiga jenis wawancara diantaranya:

Wawancara terstandar (standardized intetview) dalam melakukan

peneliti mencoba mendapatkan data dari Kepala sekolah dan guru

agama Katolik SD Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak dengan

butiran pertanyaan yang mendasar atau dengan istilah baku terkait hal

yang ingin didapatkan datanya. Kemudian disusul dengan istilah

wawancara semi standar (semistandardized intetview) yang

menyesuaikan butiran pertanyaan yang menjadi bahan pikir peneliti

untuk menggali lebih lanjut data yang melengkapi dari jawaban

informan.

Peneliti menyadari bahwa data yang didapatkan memerlukan

pendukung lain, maka dengan istilah wawancara tidak baku

(Unstandardized interview) wawancara bebas terbuka dengan ini

34
peneliti ingin data yang bisa sungguh menguatkan data baku yang

telah mengawali wawancara dari informan yang peneliti bisa jadikan

sumber data secara khusus media yang digunakan serta kelebihan dan

kekeurangan media yang digunakan yang menyangkut dengan nilai

peserta didik, informan yang dimaksudkan dalam wawancara ini

adalah Kepala sekolah dan guru agama Katolik SD Negeri 15 Kusam

Kabupaten landak.

2. Alat Pengumpulan Data

Data penulis dalam penelitian ini akan diperoleh menggunakan alat

penelitian yang akurat untuk menemukan data fakta:

a. Pedoman observasi

Sebagai penulis dalam melihat suatu kejadian, agar tidak terjadi

kekeliruan dalam mengobservasi maka hal yang ditempuh adalah

mengamati secara dekat suatu kejadian yang sedang terjadi, yang

keterkaitannya dengan tujuan dari penelitian, hingga akhirnya

menemukan informasi yang akurat dari sumber-sumber informasi.

b. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara merupakan dialog yang dilakukan penulis

dengan satu tujuan menemukan informasi sesuai dengan

pernyataan penulis dalam penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya. Menggali informasi yang sesuai dengan sasaran dalam

penelitian yakni mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada

35
informan yang penulis yakini memiliki potensi untuk memberikan

data dengan hal berkaitan penelitian.

E. Teknik Menguji Keabsahan Data

Teknik yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah teknik

wawancara dan observasi secara aktif terlibat dalam kelas yang akan

dilakukan secara berkesinambungan mulai dari awal pelajaran, proses

hingga berakhirnya jam pelajaran yang mampu dijadikan sebagai

pendukung data yang dikumpulkan penulis. Makan perlulah suatu data

diuji dengan jelas dengan keabsahan yang mengungkapkan kebenaran

data.

Menurut Satori (2012: 17) ada pun cara yang digunakan dalam

menguji keabsahan data peneliti mengacu pada sumber akurat.

1. Triangulasi sumber

Dengan cara meningkatkan kepercayaan penelitian adalah mencari

data dari sumber yang beragam yang masih terkait dengan satu sama

lain, makan peneliti perlu menguji keabsahan data dengan mengecek

kebenaran berbagai sumber yang diwawancarai dan berdasarkan

dengan dokumen yang dikutip

2. Triangulasi teknik

Penggunaan beragam teknik pengungkapan data, dalam teknik ini

peneliti melakukan kredibilitas data kepada sumber data yaitu dengan

mengecek data dari sumber data dengan cara yang berbeda. Misalnya

36
setelah melakukan wawancara peneliti melakukan observasi serta

melihat proses aktivitas siswa di dalam kelas.

3. Triangulasi waktu

Penggunaan triangulasi ini sangat membantu keabsahan data yang

diperoleh dalam waktu tertentu dengan pengulangan pengecekan data

dilain waktu, dalam triangulasi ini peneliti memberikan pertanyaan

kepada siswa dalam kelas yang diteliti.

F. Teknik Menganalisis Data

Analisis data adalah proses mengolah data dalam penelitian ini peneliti

mencoba mengolah data berupa hasil observasi , hasil wawancara serta

dokumentasi nilai peserta didik, kemudian peneliti memisahkan,

mengelompokkan dan memadukan sejumlah data yang dikumpulkan di

lapangan secera empiris yang telah didapatkan dari hasil observasi serta

hasil wawancara dari informan untuk menjadi sebuah kumpulan informasi

ilmiah yang terstruktur dan sistematis yang selanjutnya siap dikemas

menjadi laporan hasil penelitian ( Mukhtar, 2013: 120)

G. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih peneliti dalam memecahkan suatu

masalah adalah SD Negeri 15 Kusam, Kabupaten Landak. Alasan

pemilihan tempat penelitian ini adalah:

37
a. Peneliti telah melakukan obsevasi pada waktu sebelumnya secara

tepat dalam proses “belajar mengajar” sebagai tugas dari

matakuliah praktik mengajar, sehingga peneliti memutuskan

melanjutkan penelitian dari observasi.

b. Peneliti memutuskan Sekolah Dasar Negeri 15 Kusam Kabupaten

Landak menjadi tempat penelitian berkaitan tempat tinggal yang

cukup mendukung (dalam sebuah kampung yang sama) untuk

dijadikan tempat untuk melakukan penelitian.

c. Alasan pendukung lainnya bahwa peneliti merupakan alumni dari

Sekolah Dasar Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak, yang secara

umum masih menjalin baik hubungan dengan para guru.

Berdasarkan beberapa alasan pendukung yang cukup

memadai di atas, peneliti melihat perkembangan dari para adik

kelas dari pengetahuan yang diperoleh selama menempunh

pelajaran di bangku kuliah, yang bertujuan demi kemajauan

pengetahaun dalam bentuk mampu memahami materi yang

disampaikan.

38
BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL

Berdasarkan hasil wawancara dengan J selaku kepala sekolah

yang dilaksanakan pada 03 Agustus 2020, 09.00 WIB SD Negeri

dirintis pada tanggal 16 Februari 1965 diatas sebidang tanah seluas 40

x 25 M2 yang diperoleh dari ABRI Masuk Desa (AMD) SD Negeri

15 Kusam salah satu Sekolah Dasar Negeri yang ada di wilayah

Kabupaten Landak yang berdiri pada tahun 1965 di Dusun Kusam

dan mengalami perpindahan sekolah di Dusun Bolat pada 01 Agustus

1973.

Sekolah Dasar Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak

menerapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan angka 75

hal ini didukung dengan sekolah lanjut seperti Sekolah Menengah

Pertama dan Sekolah Menengah Atas yang menerima peserta didik

dengan jumlah niali tinggi untuk bersekolah di persekolahan tersebut,

atas dasar alasan itu guru-guru pun bekerja keras untuk memberikan

pegetahuan kepada peserta didik dengan jumlah dewan guru yang

seadanya dengan jumlah tujuh dewan guru.

Adapun nama-nama guru yang aktif di SD Negeri 15 kusam

Kabupaten Landak tahun ajaran 2020/2021 sekarang adalah:

1. Jamaluddin, A.Ma.Pd, adalah Bapak kepala sekolah yang

mendapat kepercayaan memimpin dewan guru di SD Negeri 15

Kusam Kabupaten Landak.

39
2. Aponsius, A.Ma.Pd, merupakan guru tematik (semua mata

pelajaran) dan guru olahraga.

3. Franciska Rika, A.Ma, merupakan guru tematik (semua mata

pelajaran) dan guru agama Katolik.

4. Selvina Ana, S.Pd, merupakan guru tematik (semua mata

pelajaran).

5. Angrepina Anga, S.Pd, merupakan guru tematik (semua mata

pelajaran).

6. Heleni, S.Pd, merupakan guru tematik (semua mata pelajaran)

dan guru agama Katolik.

7. Grecia Aprawita, S.Pd, merupakan guru tematik (semua mata

pelajaran).

Jumlah peserta didik SD Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak 75%

beragama Katolik dan 25% terdiri dari Protestan dan Islam, adapun jumlah

peserta didik tahun ajaran 2020/2021 dengan jumlah keseluruhan 78 anak

dominan peserta didik yang beragama Katolik ini yang kemudian menjadi

salah satu faktor pendukung peneliti melakukan penelitian di SD Negeri 15

Kusam Kabupaten Landak terkait penggunaan media dalam proses belajar.

40
A. Media yang digunakan pada Pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik di Sekolah Dasar Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak

Hasil observasi pada selasa 04 – selasa 11 Agustus 2020 di SD

Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak, peneliti menemukan hasil observasi.

Beberapa hal yang menjadi objek penelitian secara observasi secara

khusus pembelajaran agama Katolik, penulis melihat beberapa media yang

tersedia seperti:

1. Buku pelajaran agama Katolik

Berdasarkan hasil observasi pada selasa 04 – selasa 11 Agustus

2020 yang dilakukan penulis selama tahap penelitian, di SD Negeri 15

Kusam Kabupaten Landak, bahwa media pembelajaran yang tersedia

berupa buku cukup mendukung untuk melaksanakan Proses Mengajar

Belajar (PMB) terutama sebuah wabah COVID-19

Buku guru biasanya mengandung media-media pembelajaran yang

akan digunakan untuk mendampingi penjelasan materi pokok

pembelajaran seperti gambar cerita atau kisah dari berbagi sumber.

Buku pelajaran agama Katolik dengan tampilan visual mampu

memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami materi yang

diajarkan oleh Ibu H sebagai guru agama Katolik kelas V, misalnya:

(pertama) memotivasi minat atau tindakan peserta didik, (kedua)

menyajiakan informasi, (ketiga) memberi intruksi.

41
2. Kitab Suci

Berdasarkan hasil observasi pada selasa 04 – selasa 11 Agustus

2020 yang dilakukan dalam jangka waktu yang telah ditentukan,

peneliti menemukan hasil observasi berhubungan dengan media yang

bisa digunakan pada saat proses pembelajaran, secara khusus Kitab

Suci yang tersedia di meja guru pendidikan agama Katolik.

Dengan Alkitab ini memungkinkan akan memberi pengaruh

kepada peserta didik dalam memahami materi, serta membantu

meneguhkan iman, menunjukkan jalan dekat dengan sang pencipta,

dan menumbuhkan kepercayaan janji keselamatan yang datang dari

Tuhan.

3. Gambar yang tersedia di dalam kelas dan di perpustakaan

Berdasarkan hasil observasi pada selasa 04 – selasa 11 Agustus

2020 langkah yang tepat untuk menggunakan gambar dalam suatu

pembelajaran seperti yang tersedia di perpustakaan SD Negeri 15

Kusam Kabupaten Landak, media pembelajaran yang digunakan

berupa gambar dan foto dapat memberikan berbagai informasi kepada

peserta didik yang bisa didapatkan memelui pengelihatan mata,

dengan gambar dan foto yang disesuaikan dengan materi

pembelajaran akan menjadikan media pemebelajaran mrnjadi lebih

konkrit dan efisien.

42
4. Salib yang ada korpusnya

Berdasarkan hasil observasi pada selasa 04 – selasa 11 Agustus

2020, media pembelajaran seperti Korpus (salib) dan patung orang

Kudus tersedia dalam ukurang yang kecil, tetapi tidak mengurangi

fungsi yang terkandung dari media itu. Korpus mengajarkan kita akan

kasih Allah yang tidak terbatas sampai menunjukkan kasih-Nya rela

disalib.

5. Patung Orang Kudus

Patung orang Kudus mengajarkan akan kesetiaan dan

pengharapan kepada Tuhan, bukan hanya tentang wujud patung yang

terlihat tetapi contoh serta teladan mereka kepada Tuhan yang ingin

ditiru, berdasarkan iman Gereja Katolik

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada 04-11

Agustus 2020 SD Negeri 15 Kusam menyediakan media pembelajaran

berupa buku guru, Kitab Suci, gambar serta korpus dan media

pendukung lainnya seperti kardus. Observasi bertujuan untuk

mengetahui media yang tersedia yang akan menjadi pendukung proses

pembelajaran.

Media yang tersedia di SD Negeri 15 Kusam Kabupaten

Landak ini kemudian penulis kembangankan menjadi data penelitian

yang akan dilengakapi dengan data hasil wawancara dengan informan

serta didukung dengan dokumentasi antara informan dan peneliti.

43
Penyampaian yang bervariasi yang dimaksud adalah karena

penyajian medianya beranekaragam misalnya peserta didik diminta

untuk mengamati korpus dan gambar yang telah disediakan. Terkait

media bervariasi yang digunakan berikut penjelasan mengenai media

yang digunakan:

1. Buku guru pendidikan agama Katolik

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada 04-11 Agustus

2020 peneliti melihat kelayakan buku yang digunakan ibu H selaku

guru agama Katolik bahwa buku ajar yang digunakan masih layak dan

pantas untuk mendukung proses mengajar belajar di kelas saat buku

itu diperlukan sebagaimana mestinya. Ketersediaan buku juga cukup

memadai sebanyak 21 buah buku, sehingga menurut observasi peneliti

akan bisa memberikan dukungan kepada peserta didik dalam

mengikuti proses belajar mengajar dengan baik dan efesien.

Berdasarkan hasil wawancara dengan H selaku guru agama Katolik

kelas V SD Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak, ibu H mengatakan

menggunakan buku secara rutin mampu membuat materi yang

diajarkan atau disampaikan sungguh-sungguh dipahami melalui

silabus, rencana persiapan pembelajaran (RPP) serta bahan ajar berupa

materi pokok yang telah matang dan dinyatakan layak untuk

disampaikan kepada peserta didik yang tidak hanya dapat mengetahui

secara kognitif dalam bentuk pemahaman melainkan, apa yang peserta

44
didik terima sungguh sesuai dengan ajaran agama Katolik dan diakui

nihil obstat (pengakuan kebenaran).

Ibu H juga mengungkapkan buku menjadi dasar untuk

mengembangkan yang lainnya seperti media atau sarana yang sudah

tersedia di dalam buku guru agama Katolik itu, sehingga media cetak

dan cerita yang ditambah akan lebih menjadi penjelasan dengan

maksud dan tujuan membuat peserta didik mengerti, paham dengan

materi yang disampaikan.

2. Kitab Suci

Berdasarkan hasil wawancara dengan H selaku guru agama Katolik

kelas V SD Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak, setiap pelajaran

agama Katolik ibu H selalu membawa Kitab Suci untuk digunakan

saat proses pembelajaran berlangsung, beliau menyadari ajaran iman

Katolik mengakui Kitab Suci mendai satu diantara sebagai sumber

iman atas dasar kejadian, kesaksian, dan mujizat-mujizat yang

dilakukan Tuhan sehingga sangat perlu untuk digemakan.

Kitab Suci sebagai sumber ajaran agama Katolik yang

mengisahkan kehidupan Yesus serta ke Allahan Yesus Tuhan, dengan

adanya kitab Suci yang disediakan menjadi sumber kekuatan ajaran

agama kepada peserta didik agar semakain terbiasa untuk membuka

dan membaca agar mampu memperkuat keimanan peserta didik sejak

dini sebagai orang muda yang memerlukan bimbingan serta arahan

dari guru sebagai orang dewasa mengajarkan iman Katolik

45
Harapan Ibu H sesering mungkin untuk membiasakan peserta didik

membuka dan membaca Kitab Suci beliau mengharapkan peserta

didik mendapat bekal untuk semakin memahami apa yang tertulis di

dalam Kitab suci agar mampu bersaksi menjadi seorang katolik yang

menjadi terang banyak orang.

3. Gamba-gambar orang Kudus.

Menurut H selaku guru agama Katolik kelas V, ibu H menyatakan

dalam proses pembelajaran media sangat diperlukan dengan tujuan

agar materi yang diajarkan sungguh mampu dipahami oleh peresta

didik maka perlulah adanya media seperti gambar-gambar orang

Kudus yang menjadi saksi keimanan akan Tuhan. Lewat gambar-

gambar orang Kudus ini mau disampaikan keteladanan serta perbuatan

yang mencerminkan tindakan Allah yang dipatuhi betapa mereka

berpengaruh terhadap kedewasaan iman yang sedang bimbang untuk

menjadi pengikut Yesus sebagai jurusselamat dunia.

4. Korpus dan patung orang Kudus

Berdasarkan hasil wawancara dengan H selaku guru agama Katolik

kelas V SD Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak, guru membawa

Korpus dan patung orang Kudus untuk memberikan pemahaman dan

pengertian kepada peserta didik, memberikan penjelasan Tuhan yang

diimani umat Katolik bahwa Tuhan itu sungguh ada dan nyata, ingin

memainkan pola pikir peserta didik sehingga mampu menemukan

pikiran yang bisa dilihat degan pemahaman itulah peserta didik, bisa

46
memberikan kehadiran Tuhan lewat perbuatan mengasihi,

memberikan pertolongan, memberikan pengampunan serta selalu

memohon bantuan Roh Kudus.

Korpus ini selalu mengingatkan kepada peserta didik akan

pengorbanan-Nya terhadap manusia sebagai maklum ciptaan yang

istimewa dari pada makhluk lain (binatang dan tumbuhan) agar

mereka sejak dini menanamkan pengorbanan Yesus di Kayu Salib

memberikan gambaran agar melakukan perintah yang telah ditulis

dalam 10 perintah Allah agar tidak melanggar perintah Allah berarti

mereka (peserta didik) tidak menyalibkan Yesus untuk yang kedua

kalinya.

Korpus Yesus dan patung orang Kudus dalam pembelajaran akan

memainkan imajinasi peserta didik terkait daya tangakap panca indera

secara khusus mata adalah panca indera yang paling banyak menerima

informasi baik itu langsung maupun tidak langsung.

5. Poster

Berdasarkan hasil wawancara dengan H selaku guru agama Katolik

SD Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak, dengan poster yang

digunakan diharapkan mampu mempengaruhi dan momotivasi tingkah

laku peserta didik yang melihatnya. H sebagai guru memberikan

motivasi untuk memicu semangat belajar peserta didik agar semakin

aktif dalam kelas untuk menjadi peserta didik yang ingin banyak

mencari tahu tentang sesuatu yang dipelajari agar apa yang telah

47
dipelajari bersama tidak hanya sebatas dipelajari namun lebih dari itu

ialah mampu dipahami dengan saksama.

Poster berisikan kalimat-kalimat bijak, motivasi atau ajakan yang

bisa berpengaruh pada pola pikir peserta didik sehingga dapat menjadi

satu diantara banyak media komunikasi yang efektif untuk belajar

yang bisa menyampaikan pesan singkat, padat, dan impresif. Dalam

materi tertentu H sebagai guru juga terkadang meminta peserta didik

untuk membuat poster dengan tujuan melihat daya kreatif

(psikomotorik) yang menjadi adanya tanggapan terhadap materi yang

diberikan dengan poster yang dibuat justru akan merangsang

pemikiran untuk selalu melatih fikiran dan membuka wawasan baru

peserta didik kelas V SD Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak secara

khusus.

6. Papan tulis

Berdasarkan hasil wawancara dengan H selaku guru agama

Katolik, beliau mengatakan papan tulis adalah media yang sangat

familiar di sekolah yang bisa digunakan untuk membantu guru dalam

memberikan pokok berfikir guru kepada peserta didik yang akan

menjadi keuntungan bagi guru dan peserta didik untuk memberikan

catatan sehingga guru dapat memberikan pengetahuannya kepada

peserta didik dan peserta didik bisa mengembangkan pengetahuan

yang telah diterima.

48
Keuntungan yang lain menurut H selaku guru agama Katolik

dengan guru sering meminta peserta didik menulis dipapan tulis akan

membentuk mental mereka agar terbiasa tambil didepan dana kelah

akan mampu tampil tanpa canggung untuk berhadapan dengan situasi

serupa dilain tempat.

Adanya papan tulis juga melatih peserta didik dalam hal menulis

yang membuat sistem kerja otak semakin lancar, karena saat peserta

didik yang maju dia akan mencoba meluruskan fikirannya dengan

selesai membaca, atau mendenggarkan ia harus menulisnya kembali

makan secara kemampuan perseptual bagus kerja tangan dan otak

sejalan dalam berfikir ujarnya.

7. Kardus

Menurut H sebagai guru agama Katolik, ibu H menggunakan

media yang terjangkau dan mudah didapatkan, kardus satu diantara

media yang mudah didapatkan itu ibu H mengungkapkan kardus yang

berbentuk segi empat menandakan ada keterkaitan dari sudut satu

dengan lainnya sehingga menjadi sebuah kotak.

Dalam kesempatan waktu tertentu dalam materi yang mendukung

untuk digunakan kardus materi “Berbeda untuk Saling Melengkapi”.

Dalam materi itu guru meminta peserta didik laki-laki dan perempuan

membuat kelompok belajar dan menyelipkan kebiasaan kompak dan

rasa kebersamaan agar bisa membentuk sebuah segi salah satunya segi

empat yang berbentuk kardus.

49
8. Peserta Didik

Media itu adalah segala sesuatu bentuk yang diperlukan untuk

menyalurkan informasi dalam proses pembelajaran, dipergunakan

untuk memberikan pemahaman dalam bentuk nyata yang bisa dilihat

serta diraba (Endang, 2019:99).

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu H pada 04 Agustus 2020

selaku guru pendidikan agama Katolik di SD Negeri 15 Kusam

Kabupaten Landak, beliau mengatakan bahwa media kadang-kadang

terdapat di buku mengajar dan sedikit banyak beliau memanfaatkan

yang telah tersedia. Namun Ibu H juga memanfaatkan kehadiran

peserta didik sebagai cerminan keunikan ciptaan Tuhan lewat ciptaan-

Nya.

Guru meminta peserta didik untuk lebih aktif dalam proses

pembelajaran agar dapat membuat peserta didik lebih mudah

memahami materi yang diajarkan, sebagai contoh kadang guru

meminta peserta didik untuk maju di depan memimpin doa, bernyanyi

atau menulis serta menyampaikan hasil pekerjaan yang telah

dikerjakan.

Dalam hal ini peserta didik dapat menjadi media dalam

pembelajaran saat maju di depan akan menimbulkan keinginan bagi

peserta didik yang lain atau dapat juga menjadi media untuk diamati

keunikan apa yang ada pada diri seseorang, baik itu laki-laki ataupun

perempuan.

50
9. Globe

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu H, bahwa di SD Negeri

15 Kusam juga menggunakan globe sebagai media pendukung proses

pembelajaran, seperti yang diketahui bahwa dalam pelajaran lain

seperi di katakan globe dapat menunjukkan suatu tempat suatu

wilayah. Namun di bidang pendidikan agama Katolik globe adalah

media untuk memperlihatkan kuasa Tuhan yang menciptakan dunia

sungguh indah yang bisa dilihat lewat sebuah globe.

Globe juga mampu memainkan imajinasi peserta didik untuk selalu

menjaga lingkungan di sekitar sekolah maupun di lingkungan

masyarakat di mana peserta didik itu tinggal, secara khusus

berhubungan dengan materi semester II dengan judul “terlibat dalam

pelestarian lingkungan” lewat globe ini Ibu H mengajak anak

didiknya agar selalu melihat bumi menjadi baik, indah karena Tuhan

menciptakannya dengan baik jadi harus di rawat.

Menurut J selaku Kepala sekolah di SD Negeri 15 Kusam

Kabupaten Landak media serta sarana pembelajaran yang mendukung

proses pembelajaran sudah ada akan tetapi pemanfaatannya

tergantung dari guru-guru yang ada di SD Negeri 15 Kusam

Kabupaten Landak. Keterampilan menggunakan media dalam

pembelajaran tidak perlu dihindari oleh guru, karena justru akan

membawa guru kepada kemampuan mendayagunakan teknologi demi

terwujudnya kelancaran dalam pembelajaran.

51
Penggunaan media sangat mendukung terjadinya beberapa

keungggulan hal ini mencakup mempermudah penyajian materi dan

mambantu meningkatkan pemahaman peserta didik yang megikuti

pembelajaran, yang diinginkan adalah guru mampu menggunakan

media dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan H selaku guru Pendidikan

Agama Katolik di SD Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak pada 12

Agustus 2020, ibu H menyatakan serta menyadari bahwa penggunaan

media dalam pembelajaran sangat penting untuk digunakan. Ibu H

juga menyatakan media itu tidak hanya disediakan namun dituntut

mampu untuk menggunakannya dengan baik dan maksimal

(menjelaskan media yang digunakan saat jadi pendukung dalam

penyampaian materi) pada kenyataannya ibu H mengambil metode

serta menggunakan media semampunya, media yang digunakan ibu H

selaku guru agama Katolik adalah: (1) buku guru, (2) Kitab Suci, (3)

gamba-gambar, (4) Korpus dan patung orang Kudus, (5) poster, (6)

papan tulis, (7) kardus, (8) peserta didik, (9) globe selama ini ibu H

selaku guru agama Katolik mengatakan telah menggunakan media

yang bervariasi.

52
B. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Media pada

Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar

Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 29 Juli sampai

29 Agustus 2020 penulis telah melalukan wawancara kepada beberapa

sumber (Kepala sekolah dan guru pendidikan agama Katolik),

penelitian terkait dengan pemahaman adapun faktor yang bisa

berpengaruh pada pemahaman peserta didik adalah kelebihan dan

kekurangan penggunaan media yang digunakan pada proses

pembelajaran pernyataan informasi lisan dan bukti otentik yang

mendukung pernyataan informasi yang telah didapatkan berupa

wawancara dengan Kepala sekolah dan guru agama Katolik 15 Kusam

Kabupaten Landak, adapun kelebihan dan kekurangan penggunaan

media pada pembelajaran agama Katolik akan dibahas dibawah ini

sebagai berikut:

1. Kelebihan Penggunaan Media.

Kelebihan adalah suatu keunggulan yang bisa berpengaruh baik

terhadap yang menerima terkait dengan apa yang diberikan, berikut

adalah pernyataan dari kelebihan dalam penggunaan media:

a. Situasi pembelajaran baik, kondusif, dan lebih efektif.

Menurut J selaku kepala sekolah menyediakan media

pembelajaran bukan tugas yang dihindari oleh guru karena media

pembelajaran bisa digunakan untuk mendampingi proses

53
pembelajaran serta bukan hiburan tontonan yang tanpa arti secara

khusus dalam proses pembelajaran hal ini yang perlu diketahui

guru agar situasi pembelajaran baik, kondusif, dan lebih efektif.

b. Memperlancar proses pembelajaran

Media dapat memperlancar proses pembelajaran,

berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada 03 Agustus

2020 menurut J selaku kepala sekolah, bahwa media secara khusus

dalam pendidikan agama katolik seperti: buku pelajaran, Kitab

Suci, kospus Yesus, rosario, gambar-gambar orang kudus, serta

media yang mendukung pembelajaran itu tujuannya adalah untuk

dapat memberikan manfaat atau fungsi bagi proses pembelajaran

c. Menambah pemahaman peserta didik

Menteri pendidikan berdasarkan masa jabatan mereka

selalu mengevaluasi tingkat kualitas pendidikan dari kurikulum

yang diterapkan dengan tujuan agar sumber daya manusia (SDM)

menjadi maju, berdasarkan hasil wawancara dengan J selaku

Kepala Sekolah yang dilakukan pada 03 Agustus 2020 mengatakan

fungsi media selain untuk memperlancar proses pembelajaran

media juga bisa menambah pemahaman peserta didik logikanya

mereka tidak hanya mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru

tapi juga peserta didik langsung melihat apa yang di jelaskan

contoh peserta didik.

54
d. Pembelajaran terjadi dengan lancar

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada 03

Agustus 2020 dengan J selaku kepala sekolah, ada beberapa

penjelasan yang disampaikan bapak J mengenai penggunaan

media, bahwa menggunakan media dalam proses pembelajaran

sangat ditekankan kepada guru dengan tujuan seorang guru

mempunyai tanggung jawab salah satunya untuk menyediakan

media sekreatif agar proses pembelajaran terjadi dengan lancar dan

hal ini terkadang justru menjadi salah satu alasan guru ketika

mengajar.

e. Metode yang baik dalam meningkatkan efektifitas belajar

Berdasarkan hasil wawancara 03 Agustus 2020 dengan J

selaku Kepala Sekolah telah mengatakan bahwa proses

pembelajaran dengan menggunakan media merupakan salah satu

proses atau metode yang baik dalam meningkatkan efektifitas

belajar dengan menggunakan media merupakan suatu preoses

pembelajaran yang sangat menarik, sehingga peserta didik bisa

menjadi lebih fokus dan memahami yang disampaikan guru.

Media yang dipakai itulah yang nanti jadi satu diantara

lainnya pendukung guru, dengan media seperti beberapa di atas

guru terlihat lebih mudah untuk menyampaikan materi guru bisa

menempelkan gambar orang Kudus dipapan tulis kemudia guru

55
menjelaskannya dengan singakat dan meminta peserta didik untuk

mengamati media yang telah ditempel.

f. Tercipta suasana belajar yang asyik

Berdasarkan hasil wawancara dengan H selaku guru agama

Katolik SD Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak, mengungkapkan

bahwa semua tahu media seperti gambar, video dan lainnya

mempunyai tujuan salah satunya adalah membuat proses

pembelajaran tidak kaku sehingga tercipta suasana belajar yang

asyik yang akan memberikan psikologis peserta didik menjadi

bersemangat untuk datang ke sekolah mengikuti pelajaran adan

akan ada rasa ingin selalu belajar.

Rasa bersemangat inilah yang akan membuat guru semakin

mudah dalam memberikan materi dengan menggunaan media

dalam penyampaiannya, pemahaman terhadap materi pun besar

kemungkinan akan mudah diterima dengan hal baik yang telah

diperlihatkan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.

g. Efektif dan terjadi proses aktif

Berdasarkan hasil wawancara dengan H selaku guru agama

Katolik SD Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak, ibu H

mengungkapkan saat ibu menggunakan media seperti gambar atau

dengan cerita ibu merasa peserta didik lebih merasa menarik

perhatian mereka, karena dengan menunjukkan gambar kepada

56
peserta didik membuat rasa ingin tahu apa yang ingin

diberitahukan dari gambar yang ditunjukan.

Sehingga dengan seperti itu H sebagai guru mampu

menguasi kelas yang diberikan materi untuk menhantar peserta

didik dalam belajar secara efektif dan terjadi proses aktif saat guru

meminta peserta didik untuk menuliskan pengetahuan mereka

dengan gambar yang diperlihatkan.

h. Mudah menerima materi yang disampaikan guru

Berdasarkan hasil wawancara dengan H selaku guru agama

Katolik, menyatakan penggunaan media itu membuat peserta didik

dapat dengan mudah menerima materi yang disampaikan guru.

Saat ibu H mungkin kurang dalam memberikan penjelasan dengan

didampingi media yang digunakan dapat menambah pengetahuan

peserta didik contohnya saat ibu H menggunakan peserta didik

sebagai media mereka bisa melihat apa yang ada pada teman

mereka yang diminta untuk maju di depan kelas, baik itu

keunikkan bahkan sampai keterbatasan yang bisa dilengkapi

dengan kebersamaan.

i. Penyampaian waktu lebih efesien

Berdasarkan hasil wawancara dengan H selaku guru agama

Katolik SD Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak, ibu H

mengungkapkan dengan ibu menggunakan media dalam proses

57
pelajaran waktu untuk membuat aktif seperti bertanya atau peserta

didik untuk menuliskan pengetahaunnya lebih banyak waktu.

Seorang guru tidak terlalu perlu untuk banyak ngomong

seperti rekomendasi dinas pendidikan saat ini yang tertuang di

kurikulum 13. Tujuan bersama membuat peserta didik aktif itulah

yang sedang diusahakan guru, membuat penyampaian efesien

waktu yang diperlukan dan diperbanyak dalam pengayaan dan

membuat kesimpulan bersama-sama (guru dan peserta didik)

j. Pengaruh positif yang ditunjukkan secara kualitas

Berdasarkan hasil wawancara dengan H selaku guru agama

Katolik SD Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak, menurut beliau

jika peserta didik yang menerima materi yang disampaikan itu

menunjukan keaktifan dalam bertanya serta menjawab dan mampu

berargumen itu menunjukkan adanya pengaruh positif yang

ditunjukkan secara kualitas (kognitif), menurutnya ada beberapa

yang dapat dijadikan bahan penilaian terhadap peserta didik:

1) Peserta didik mampu menunjukkan pemahaman yang dimiliki

dengan mampu menerangkan apa yang telah dikerjakan

(resume).

2) Peserta didik tidak hanya sekedar mengetahui namun lebih

dari itu, peserta didik akan memperlihatkan apa yang mereka

ketahui dengan memberikan gambaran dan penjelasan yang

luas.

58
3) Pemahaman yang diterima peserta didik bisa berupa uraian

serta penjelasan yang lebih kreatif dan tidak monoton dengan

gambaran satu contoh saja tetapi mampu memberikan

gambaran yang luas sesuai denghan kondisi saat ini.

4) Peserta didik yang menerima materi akan mmapu berkualitas

jika mampu menunjukkan tahapan yang meningkat dalam

belajar misalnya menerjemahkan, menganalisis serta

memberikan evaluasi.

k. Mempermudah menyampaikan materi

Berdasarkan hasil wawancara dengan H selaku guru agama

Katolik SD Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak, menurut H

penggunaan media pembelajaran bisa membantu guru dalam

memberikan pembelajaran, mempermudah ibu H saat

menyampaikan materi. Dengan mengingat materi yang sebelumnya

akan membuat cepat peserta didik merasa ingat dengan pelajaran

sebelumnya hanya dengan memperlihatkan gambar atau cerita

tentang materi terdahulu yang masih erat kaitannya dengan

pelajaran yang akan dipelajari.

l. Minat ingin tahu peserta didik bertambah

Berdasarkan hasil wawancara dengan H selaku guru agama

Katolik SD Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak, ibu H

menyatakan bahwa semakin sesuai media yang digunakan guru

untuk mendampingi penjelasan dalam penyampaian materi akan

59
memberikan respon positif serta membuat minat ingin tahu peserta

didik bertambah, karena samakin membantu menambah

pengetahuan peserta didik dengan materi yang dipelajari.

Menurutnya H ketepatan dalam penggunaan media ini bisa

mendorong peserta didik menemukan pikiran luas yang dapat

meningkatkan pemahaman dan pengetahuan secara afektif.

m. Mengatasi keterbatasan peserta didik

Berdasarkan hasil wawancara dengan H selaku guru agama

Katolik SD Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak, menurut ibu H

selain membantu peserta didik dalam memahami materi yang

diterima penggunaan media juga bisa memberikan keuntungan

kepada peserta didik yang kurang mengerti saat guru menjelaskan

dengan bahasa yang menurut peserta didik itu sulit untuk

dimengerti atau dipahami. Memang terkadang ibu juga merasa

mereka suka saat melihat gambar atau video yang diperlihatkan

sehingga dengan begitu bisa mengatasi keterbatasan peserta didik

yang sulit dalam menerima penjelasan yang diberikan guru.

2. Penggunaan Media Kurang.

Sekolah Dasar Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak secara umum

terletak secara strategis untuk bisa lakukan evaluasi, namun

berdasarkan keputusan dinas pendidikan SD Negeri 15 Kusam masih

terdaftar satu diantara sekolah terpencil yang memerlukan banyak

60
perhatian baik secara prasarana maupun sarana yang bisa mendukung

lancarnya proses pembelajaran dengan baik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan J selaku Kepala sekolah SD

Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak pada 03 Agustus 2020 setiap

sekolah mempunyai yang namanya kekurangan baik itu dalam

mengajar, prasarana, sarana bahkan tingkat kemampuan peserta didik

pun bisa dikategorikan untuk langkah menilai mutu sekolah yang

dievaluasi dalam kerja tenaga dinas pendidikan dan kebudayaan

Kabupaten Landak.

Menurut J selaku Kepala sekolah bahwa di SD Negeri 15 Kusam

Kabupaten Landak juga mendapatkan kekurangan yang tidak bisa

disembunyikan, lanjutnya kekurangan yang ada itu setidaknya

memberikan tantangan bagi tenaga pendidik untuk mampu

menyampaikan materi dengan lugas serta tetap mampu menghantar

peserta didik untuk mengerti dan memahami materi yang dipelajari

dan peserta didik mampu membuat pengayaan serta evaluasi bersama

guru.

a. Minimnya persediaan media pembelajaran

Berdasar wawancara pada 12 Agustus 2020 dengan H selaku

guru agama Katolik SD Negeri Kusam Kabupaten Landak, sekolah

kami belum terpenuhi dalam sarana untuk mendukung lancarnya

proses pembelajaran dikarenakan memerlukan biaya khusus untuk

61
penyediaan media seperti Kitab Suci Anak-anak dan gambar-

gambar yang bervariasi dan media lainnya.

Ketidaksediaan proyektor juga menjadi keprihatinan ibu H

sebagai guru, ibu harus mampu memanfaatkan media yang ada. Ibu

H mengatakan dengan sekolah sudah memasang listrik untuk

keperluan sekolah maka sangat mendukung jika sekolah ada

menyediakan proyektor, dimana seorang guru bisa menampilkan

power point agar lebih menarik perhatian peserta didik dalam

mengikuti proses pembelajaran atau menampilkan video yang bisa

dilihat secara luas, ibu H menyatakan kiranya dana bos yang ada

bisa digunakan untuk kerpluan seperti membenahi proyektor yang

belum tyersedia di SD Negeri 15 Kusam kabupaten Landak.

b. Monoton dengan metode ceramah

Berdasarkan hasil wawancara dengan J selaku Kepala sekolah

SD Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak 03 Agustus 2020 guru

belum mampu mengaplikasikan semua media yang ada termasuk

dalam belajar mengajar karena faktor keahlian dalam

mengoperasikan alat-alat elektronik seperti printer, dalam hal ini

media yang tidak lengkap dapat di print, akan tetapi karena

kekurangan alat yang diperlukan membuat guru mata pelajaran

yang medianya tidak tersedia di sekolah sulit untuk terpenuhi

sehingga terkadang guru monoton dengan metode ceramah.

c. Tidak adanya pelatihan khusus .

62
Berdasarkan hasil wawancara dengan J selaku Kepala sekolah

SD Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak 03 Agustus 2020 guru

masih belum kreatif terutama dalam menerapkan media

pembelajaran. Terlihat dalam proses pembelajaran yang masih

monoton dan belum mengeksplore model pembelajaran menjadi

lebih menarik. Padahal guru dituntut untuk kreatif dalam

menyampaikan materi dengan baik sehingga mudah dipahami

peserta didik. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara dengan H

selaku guru agama katolik SD Negeri 15 Kusam Kabupaten

Landak pelatihan dari dinas pendidikan dan kebudayaan

Kabupaten Landak terbilang kurang ditambah evaluasi yang

diberikan hanya berupa saran bukan contoh dalam bertindak.

63
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bagian akhir ini, membuat kesimpulan berdasarkan hasil

penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak

kelas V, pada 29 Juni – 29 Agustus 2020 dan setelah dilakukan analisis

data, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Belajar dengan menggunakan media pembelajaran akan sangat

membantu peserta didik maupun guru dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran menggunakan media akan sangat membantu peserta

didik memahami, mengingat dan menemukan konsep berfikir yang

telah disampaikan, guru dapat mempermudah serta mempersingkat

waktu dalam penyampaian materi. Pembelajaran menggunakan media

terkesan lebih menarik, menyenagkan serta lebih bervariasi sehingga

tidak membosankan bagi peserta didik yang mendapat pelajaran dan

guru yang memberikan pembelajaran.

Hasil pemahaman peserta didik sesudah mengikuti pembelajaran

dengan menggunakan media yang bervariasi dalam proses

pembelajaran, membuktikan bahwa adanya pengaruh positif

(meningkatnya pemahaman) yang terjadi kepada peserta didik,

sehingga membuktikan sangat perlunya untuk guru menggunakan

media agar tujuan pembelajaran sungguh-sungguh tercapai antara guru

64
dan peserta didik yaitu dapat dipahami dengan baiknya materi yang

diberikan dengan berbagai konsep pemikiran yang luas dan tidak

terbatas untuk mampu dieksplorkan pengetahuan yang diterima tanpa

menerka-nerka melainkan pemahaman matang (tidak abstrak).

2. Proses pembelajaran akan lebih efektif, dari hasil observasi dan

hasil wawancara dari informan membuat kesatuan bahasa yang

dianalisi berdasarkan standar memberikan kesimpulan guru mudah

memberikan penjelasan kepada peserta didik untuk memberikan tujuan

indikator materi dan memberikan kemudahan peserta didik menerima

(paham), adapun media yang efektif yang dapat digunakan adalah:

Kitab Suci, Korpus dan patung orang Kudus, gambar Bunda Maria,

Santo Yosef dan orang Kudus lain dan peserta didik. Penggunaan

media yang bervariasi dalam proses pembelajaran akan menciptakan

suasana pembelajaran yang menarik dan efektif sehingga peserta didik

semangat mengikuti proses pembelajaran dengan mendapatkan

pemahaman materi yang berpengaruh secara pengetahuan kognitif.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan saran-saran yaitu:

1. Bagi Kepala Sekolah

Mengingat media pembelajaran adalah satu diantara pendukung

kemajuan pemahaman peserta didik dalam menerima materi yang

dipelajari bersama gurum, sangat diharapkan bisa mengalokasikan dana

65
Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) untuk pengadaan alat dan media

pembelajaran agar tercipta peserta didik yang beriman dan mampu

berkompeten secara akademis.

2. Bagi guru

Semoga guru mempertimbangkan pencapaian nilai peserta didik

yang diperoleh bersama peneliti dengan menggunakan media bervariasi

dalam proses pembelajaran, dalam hal meningkatkan pemahaman

peserta didik dan guru mampu mengatur ruangan belajar sedemikian

mungkin agar terfokus pada guru dan tercipta suasana kondusif.

3. Bagi peserta didik

a) Diharapkan agar peserta didik lebih aktif dalam proses

pembelajaran serta menjadi peserta didik yang bijak terutama

dalam mengerjakan kewajiban lewat soal dan pekerjaan rumah

(PR).

b) Diharapkan peserta didik bisa memanfaatkan waktu belajar dengan

maksimal, menciptakan suasana belajar yang menimbulkan

kerinduan guru untuk mengajar.

c) Diharapkan peserta didik mampu berbuat nyata dari pemahaman

materi yang diterima dalam kehidupan nyata bersama dengan

teman sekelas dan seluruh anggota SD Negeri 15 Kusam

Kabupaten Landak.

66
4. Bagi peneliti

Diharapkan peneliti tidak merasa puas dengan penelitian yang

dilakukan sehingga selalu mempunyai rasa ingin tahu tentang pengaruh

media, fungsi media serta manfaat media dalam pembelajaran secara

umum di dunia pendidikan yang sungguh-sungguh memberikan

sumbangsih untuk membantu peserta didik dan guru secara khusus.

67
DAFTAR PUSTAKA

Alizamar. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran Implementasi dalam Bimbingan


Kelompok Belajar di Perguruan Tinggi. Yogjakarta: Media Akademi.

Dapiyanta dan Marianus. 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SD
Kelas V. Jakarta: Kemdikbud RI.

Darman, Flavianus. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun


2003 tentang Sistem Pendidikan Indonesia dan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta:
Visimedia.

Hamalik, Oemar. 2017. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hasbullah, 2015. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Julianus, Nizwardi dan Ambiyar. 2016. Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta:
Kencana.

Katekese Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Yogyakarta: Kanisius.

Katekese Komkat KWI. 2017. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
belajar mengenal Yesus. Yogyakarta: Kanisius.

Kesuma, Dharma, dkk, 2013. Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya Offset

Kustandi, Cecep dan Sutjipto. 2013. Media Pembelajaran. Bogor: Ghalia


Indonesia

Moleong, Lexi, J. 2010. Metedologi Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Moleong, Lexi, J. 2012. Metedologi Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Mukhtar. 2013. Metode Penelitian Deskriftif Kualitatif. Jakarta: GP Pres Group.

68
Nawiwi. 2006. Metedologi Penelitian Sosial. Jakarta: Gadja Mada University
Press

Samsudin. 2008. Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Prenada


Media Group.

Satori, Djam’an dan Aan Komariah. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif.


Bandung: Alfabeta.

---------------------------------------.2012. Metodologi Penelitian Kualitatif.


Bandung: Alfabeta.

Suko. 2020. Menjadi Calon Guru. Surabaya: Scopindo Media.

Sumiharsono, Rudy dan Hasanah, 2017. Media Pembelajaran Buku Bacaan


Wajib Dosen, Guru dan Calon Pendidik. Mataram: CV Pustaka Abadi.

Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah


Dasar.Jakarta: Prenadamedia.

Susilana, Rudi dan Cepi, 2009. Pembelajaran Hakekat, Pengembangan,


Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima.

Switri, Endang. 2019. Teknologi dan Media Pendidikan dalam Pembelajaran.


Surabaya: CV Qiara Media.

Wiarto, Giri. 2016. Media Pembeajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Yogjakarta:


Laksis.

Sebyanto, Debby. 2020. Penggunaan Media Pembelajaran PAK di SDN 17


Malino Desa Bangkawe Kecamatan Menjalin Kabupaten Landak.
Pendidikan Agama Katolik. (1): 52.

69
L

70
Lampiran I
Hasil Observasi
No Hal yang diobservasi Keterangan

1. Media pembelajaran yang digunakan pada


pembelajaraan Pendidikan Agama Katolik di
Sekolah Dasar Negeri 15 Kusam Kabupaten
Landak

1.1 Ketersediaan media di perpustakaan yang Buku paket dan Alkitab.


mendukung proses pembelajaran
1.2 Ketersediaan media di dalam kelas yang Papan tulis, gambar-
mendukung proses pembelajaran gambar pahlawan
pendidikan agama katolik perjuangan dan globe.

1.3 Menyediakan bahan ajar Guru menyediakan bahan


ajar.

2. Penggunaan media pada pembelajaraan


Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar
Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak?

2.1 menggunakan media yang tersedia Menggunakann media yang


telah di siapkan
2.2 Media apa yang digunakan Buku paket dan Alkitab
2.3 Guru mempersiapkan media Memggunakan media yang
pembelajaran telah tercantum di dalam
buku paket.
2.4 Guru menjelaskan langkah-langkah Menjelaskan sesuai apa
penggunaan media yang dijelaskan dalam
buku paket

Lampiran II

71
Hasil Wawancara
(Untuk Kepala Sekolah SD Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak)

No Pertanyaan Jawaban

narasumber (kepsek)

1. Media pembelajaran yang digunakan


pada pembelajaraan Pendidikan
Agama Katolik di Sekolah Dasar
Negeri 15 Kusam Kabupaten
Landak?

1.1 Bagaimana penyedian media Pembenahan media dikolala dalam


pembelajaran PAK di SD ini? program tahunan

1.2 Apa saja media yang Guru menggunakan buku paket dan Kitab
digunakan dalam proses Suci
pembelajaran?
1.3 Berapakah jumlah media Menyesuaikan kebutuhan namun biasanya
pembelajaran yang dimiliki di SD hanya menggunakan media berupa buku
ini?
1.4 Bagaimana kondisi media Selama ini karena di simpan ditempat
pembelajaran? yang semestinya ( perpustakaan ) jadi
masih layak untuk digunakan

1.5 Adakah buku petunjuk Buku khusus untuk penggunaan media


penggunaan media? tambahan belum ada, guru menjelaskan
dengan apa yang mereka pahami

1.6 Bagaimana penataan media Ditempatkan dengan bagus di


pembelajaran? perpustakaan

72
1.7 Adakah petugas khusus yang Belum, dikarenakan kurangnya guru
mengurus media pembelajaran? sehingga dalam mengurus buku-buku dan
media pembelajaran berhubungann
langsung dengan guru yang bersangkutan

1.8 Apakah membutuhkan biaya Perlu, bahkan sangat perlu dengan alasan
untuk pemeliharaan media agar proses pembelajaran bisa lancar
pembelajaran?
1.9 Apa yang dilakukan jika media Selama masih bisa digunakan akan tetap
pembelajaran rusak? digunnakan dan menjadi catatan BOS
tahun mendatang

1.10 Dimanakah tempat Hambir rata-rata di simpan


penyimpanan media pembelajaran keperpustakaan kadang juga di bawa oleh
PAK? guru karena untuk belajar di rumah

1.11 Apakah kepala sekolah selalu Secara umum ada artinya meski tidak
melakukan pengawasan terhadap setap guru mengajar diawasi tetapi tidak
penggunaan media oleh guru? terlepas, ada melakukan pengawasan
dikala tertentu

1.12 Adakah pihak lain yang Ada, biasanya pengawasan dari dinas
melakukan pengawasan terhadap dilakukan satu tahun sekali
penggunaan media, selain kepala
sekolah?
1.13 Adakah keluhan dari guru Untuk keluhan dalam penggunaan sampai
dalam penggunaan media saat ini belum terjadi tetapi ada beberapa
pembelajaran? guru yang minta pembenahan

1.14 Apakah media pembelajaran Seperti jawaban yang telah diberikan


PAK sudah dimanfaatkan secara sebelumnya kalau media seperti buku
maksimal? paket dan Kitab Suci rasanya sudash
hampir menuju kemaksimalan

73
2.
Kelebihan dan kekurangan media pada
pembelajaran Pendidikan Agama
Katolik di Sekolah Dasar Negeri 15
Kusam Kabupaten Landak?

2.1 Apakah guru selalu menggunakan Prioritasnya dengan menggunakan buku


media dalam proses pembelajaran? paket
2.2 Apakah guru merasa keberatan Bapak yakin tidak menyediakan RPP dan
menyediakan media pembelajaran? media dalam pembelajaran merupakan
kewajiban guru
2.3 Apakah media yang digunakan Secara penilaian bapak lancar dan aktif
guru dalam kegiatan pembelajaran
membuat peserta didik aktif di
kelas?
2.4 Adakah hambatan dalam Lancar selama guru mampu menjelaskan
penggunaan media pembelajaran? media yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran
2.5 Apakah proses pembelajaran Sudah, seperti yang kita ketahui tujuan dari
berjalan baik saat menggunakan menggunakan media dalam pembelajaran
media? memang untuk membuat baiknya proses
pembelajaran
2.6 Apakah guru menggunakan media Pasti, dikarenakan berdasarkan kompetensi,
sesuai dengan Kompetensi Dasar? dalam buku paket pun tertera apa yang
alkan di capai
2.7 Bagaimana respon peserta didik Suka dan asik
dengan digunakan media dalam
pembelajaran?

74
2.8 Bagaimana pemahaman peserta Jika mampu dikategorikan untuk
didik saat guru selesai mengajar? pemahaman materi yang dijalaskan masih
kurang hanya mencapai 60-65%

3 Pengaruh penggunaan media terhadap


pemahaman peserta didik pada
pembelajaraan Pendidikan Agama
Katolik di Sekolah Dasar Negeri 15
Kusam Kabupaten Landak?

3.1 Apakah diperpustakaan tersedia Karena bukan sekolah misi yang dari
Kitab Suci, Rosario serta gambar- sekolah sih tidak menyediakan tapi kadang
gambar orang kudus? guru juga menyediakan Kitab Suci
3.2 Apakah media yang digunakan Sudah sangat sesuai dengan kompetensi
guru sesuai dengan kompetensi dasar indikator yang akan dicapai
dasar?

3.3 Apakah guru menggunakan media Ada misalnya teman sejawat di kelas
pendukung dalam pembelajaran?

3.4 Adakah proses pembelajaran Untuk beberapa waktu biasanya guru ada
dilaksanakan di luar kelas? mengajak peserta didik dan mereka terlihat
asik
3.5 Apakah guru menggunakan media Ia digunakan secara efektif menyesuaikan
secara efektif? ketepatan waktu
3.6 Apakah media yang digunakan Sejauh guru mampu menjelaskan pasti akan
memengaruhi pemahaman peserta memengaruhi pemahaman
didik di kelas?
3.7 Sejauh mana kontribusi guru Secara umum guru sangat mendukung
terhadap media pembelajaran yang terlaksakannya proses pembelajaran
digunakan? menggunakan media

75
3.8 Apakah guru melakukan evaluasi Evaluasi ditingkatkan dengan media-media
terhadap media yang digunakan yang ada serta dengan pengambilan nilai
dalam proses pembelajaran? dan sebaginya

Lampiran: III
Hasil Wawancara
(Untuk Guru Agama Katolik Sekolah SD Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak)

Jawaban dari narasumber ( guru


No Pertanyaan
agama katolik )

76
1. Media pembelajaran yang digunakan
pada pembelajaraan Pendidikan Agama
Katolik di Sekolah Dasar Negeri 15
Kusam Kabupaten Landak?

1.1 Apakah ibu menyediakan media Ia, ibu menyediakan madia seperti
pembelajaran? gambar-gambar namun tidak terpisah
dari buku guru yang telah tersedia di
dalamnya

1.2 Apa saja media yang digunakan ibu Ibu menyesuaikan materi pokok
dalam proses pembelajaran? pembahasan, seperti gambar-gambar
sesekali ibu juga meminta murid
untuk maju jadi contoh nyata untuk
peserta didik yang lain.

1.3 Apakah media yang ibu gunakan Dalam pelajaran agama katolik
sesuai dengan Kompetensi Dasar? secara khusus ibu merasa sudah
sesuai dan memang ibu
menyesuaikan kopetensi dasar dan
kopetensi inti yang ada.

1.4 Bagaimana cara ibu menyiapkan Jujur saja karena ibu bukan guru
media pembelajaran PAK? yang mengambail kuliah agama jadi
ibu mengajar dengan gaya ibu ya
yang menurut ibu bisa, kalau untuk
menjelaskan mendetail belum
mampu.

1.5 Bagaimana cara ibu menggunakan Menunjukan media yang ada


media? meminta peserta didik

77
memperhatikann.

1.6 Apa saja langkah-langkah yang Setiap guru punya cara sendiri,
dilakukan ibu saat memanfaatkan begitu juga ibu ya kira-kira menurut
media pembelajaran? ibu peserta didik mampu dan bisa
aja, ditambah lagi ibu baru 2 tahun
mengajar agama katolik dan memang
ibu bukan lulusan guru agama.

1.7 Bagaimanakah pola penggunaan Ibu lebih sering memintya peserta


media di dalam kelas? didik untuk berkelompok jadi bair
(perorangan, kelompok atau ibu tidak menjelaskan berkali-kali
didemonstrasikan guru)

1.8 Bagaimanakah kegiatan tindak Ibu selalu melihat evaluasi dari


lanjut yang dilakukan guru setelah pekerjaan mereka
menggunakan media dalam
pembelajaran?
1.9 Bagaimana cara guru Untuk aktif secara total mungkin
mengaktifkan dan melibatkan susah tapi karena dalam proses
peserta didik dalam penggunaan pembelajaran peserta didik
media? dilibatkan jadi ibu meminta mereka
untuk aktif misalnya maju untuk jadi
contoh

1.10Apakah ada pengawasan dari Selama ini ada, Bapak bahkan


kepala sekolah terhadap meminta untuk lapor media pa yang
penggunaan media pembelajaran? akan digunakan jika perlukan

Bapak masuk ke dalam kelas saat


1.11Bagaimana bentuk pengawasan guru memberikan materi dan
yang dilakukan kepala sekolah? biasanya yang dilakukan mengamati
guru dan peserta didik yang

78
diberikan materi dan hasil
pengamtan itu akan dibahas saat
pertemuan bersama dewan guru yang
lain untuk jadi bahan evaluasi
kesulitan dan kemudahan yang
dialami guru.

1.12Apakah media yang digunakan Kalau untuk pelajaran agama katolik


sudah dimanfaatkan secara sendiri karena baru mengajar 2
maksimal? tahun, ibu belum berani mengatakan
hal kemaksimalan dan jika ditanya
maksimal ibu akan meminta guru
agama katolik untuk menilai ibu.

1.13Bagaimana cara ibu melakukan Ya secara biasa ibu memberikan soal


evaluasi setelah menggunakan untuk bisa melihat pemahaman
media? Apa bentuknya? mereka

1.14Bagaimana hasil evaluasi setelah Seperti yang terlihat dari nilai


kegiatan pembelajaran dengan peserta didik yang ibu berikan hasil
penggunaan media? dari materi yang telah ibu sampaikan

2. Kelebihan dan kekurangan media pada


pembelajaran Pendidikan Agama
Katolik di Sekolah Dasar Negeri 15
Kusam Kabupaten Landak?

1.1 Apakah peserta didik merasa Ia, mereka terlihat senang saat ibu
senang saat menggunakan media menggunakan media berupa gambar
dalam proses pembelajaran?

1.2 Bagaimana tanggapan peserta Selama ibu mengajar peserta didik


didik saat mengikuti proses memberikan respon yang cukup baik
tergantung guru untuk membawa

79
pembelajaran? agar mereka bisa aktif.

1.3 Apakah ibu merasa terbantu saat Ia merasa terbantu karena ketika ibu
menggunakan media dalam menunjukkan gambar peserta didik
pembelajaran? tidak kebingungan atas materi yang
dibahas.

1.4 Apa saja hambatan yang dialami Mungkin keterbatasan persediaan


guru dalam menggunakan media media yang ada.
pembelajaran?
1.5 Adakah kesulitan-kesulitan yang Masih terlalu kaku menurut ibu,
dialami siswa dalam menggunakan belum terlalu aktif sehingga harus
media? diminta berkali-kali terlebih dahulu
baru bergerak

1.6 Bagaimana pemahaman peserta Menurut ibu lumayan baik dan


didik selesai ibu melaksanakan mereka bisa terima apa yang ibu
media pembelajaran? sampaikan, meskin masih ada
beberapa yang belum terlalu bisa

1.7 Apakah peserta didik mampu Mampu, ya tidak menutup


3.
menguraikan kembali pemahaman kemungkinan ada dari mereka yang
dengan bahasa mereka? juga belum mampu

Pengaruh penggunaan media terhadap


pemahaman peserta didik pada
pembelajaraan Pendidikan Agama
Katolik di Sekolah Dasar Negeri 15
Kusam Kabupaten Landak?

1. Apa saja media yang ibu gunakan Tidak terlepas buku guru yang
pada saat pembelajaran? menjadi panduan dikarenakan di
dalamnya termuat apa yang akan

80
digunakan misalnya: gambar

2. Apakah ibu selalu menggunakan Menyesuaikan pokok bahasan meteri


media dalam pembelajaran? agar media yang digunakan bener-
benar bermanfaat saat digunakan.

3. Apakah media yang digunakan Ya karena media yang ibu gunakan


sesuai dengan materi apa yang ada di dalam buku yang
pembelajaran? beriringan dengan materi pokok yang
sedang dibahas

4. Bagaimanakah pelaksanaan Ya pelaksanaannya memperlihatkan,


penggunaan media terhadap proses meminta peserta didik untuk
pembelajaran? mengamati dan di minta untuk
menyimpulkan dengan apa yang
dipahami dilanjutkan dengan
penjelasan dari guru

5. Apakah media pembelajaran yang Secara umum ia, kerena dengan guru
digunakan mempengaruhi menggunakan media peserta didik
katakteristik peserta didik? bisa aktif sehingga ada kebiasaan
untuk maju didepan dan berbicara
terbiasa.

6. Apakah siswa termotivasi dengan Jika terlibat aktif ya secara otomatis


adanya pengunaan media mungkin termotivasi menurut ibu
pembelajaran di kelas? seperti itu

7. Bagaimanakah dengan nilai yang Jika secara angka data sudah


diperoleh siswa setelah ibu diberikan, dan untuk pemahaman
mengunakan media pembelajaran? secara lisan bisa dikatakan bugus
hasilnya.

8. Apakah ibu melakukan evaluasi Paling sering ibu lakukan adalah


terhadap media pembelajaran yang ketika memasuki pelajaran

81
digunakan? berikutnya dan pelajaran yang telah
pelajari ibu tanyakan kembali,
mengulas sedikit agar terlihat mereka
ingin belajar

Lampiran: IV
Hasil Wawancara
(Untuk Peserta Didik SD Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak)

Jawaban narasumber
No Pertanyaan
( peserta didik )

1. Media pembelajaran yang digunakan pada


pembelajaraan Pendidikan Agama Katolik di
Sekolah Dasar Negeri 15 Kusam Kabupaten
Landak?

1. Apakah guru ada membawa Kitab Suci Ada pak guru (peneliti)
dalam kelas?

82
2. Apakah guru ada memperlihatkan gambar Ada gambar Yesus yang di
Yesus? dalam buku kami belajar

3. Apakah guru ada memperkenalkan siapa Ada


Yesus?
4. Apakah guru ada menjelaskan apa saja yang Ada, kami harus berbuat
diajarkan Yesus? baik

5. Apakah guru ada meminta adik untuk maju ada pak guru (peneliti)
di depan kelas?
6. Apakah guru ada meminta adik untuk Ada, paling sering cowok
memimpin doa sebelum atau sesudah untuk memimpin doa
pelajaran?

2. Kelebihan dan kekurangan media pada


pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di
Sekolah Dasar Negeri 15 Kusam Kabupaten
Landak?

1. Apakah adik suka melihat gambar? suka pak guru (peneliti)

2. Apakah adik merasa senang ketika Kalau Kitab Suci bergambar


diminta guru membaca Kitab Suci? seperti yang punya pak guru
(peneliti) kami suka ada
gambar-gambarnya

3. Apakah adik suka belajar diluar kelas? Suka pak guru (peneliti)

4. Apakah adik bisa memberi contoh dari bisa pak guru (peneliti)
materi yang dipelajari?
5. Apakah adik bisa memahami materi yang bisa pak guru (peneliti)
diajarkan guru?
6. Apakah adik senang ketika guru meminta takut pak guru (peneliti)
untuk menjelaskan kembali materi yang
guru jelaskan?

83
3. Pengaruh penggunaan media terhadap
pemahaman peserta didik pada pembelajaraan
Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar
Negeri 15 Kusam Kabupaten Landak?

1. Apakah adik berdoa sebelum dan sesudah Ia berdoa pak guru (peneliti)
pelajaran?

2. Apakah adik dan teman-teman ada Ada, biasanya pas tugas


diminta untuk bernyanyi bersama? kelompok

3. Apakah guru ada memperlihatkan tidak ada pak guru (peneliti)


rosario?

4. Apakah adik pernah menolong sesama pernah saat ada yang


teman ketika mengalami masalah? minjam pulpen pak guru
(peneliti)

5. Apakah adik menghormati guru, orang tua ia kami saling menghormati


dan sesama teman? dan menghormati guru dan
orang tua kami.

84

Anda mungkin juga menyukai