Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan dihubungkan dengan belajar
mengajar, strategi bisa diartikan sebagai polapola umum kegiatan guru anak didik dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan method or series activities
designed to echieves a particular education goal (J.R David, 1976). Jadi dengan demikian strategi
pengajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan tertentu1
a. Strategi deduktif
Dengan strategi deduktif materi atau bahan pelajaran diolah dari mulai yang
umum, generalisasi atau rumusan ke yang bersifat khusus atau bagian-bagian. Bagian itu
berupa sifat, atribut atau cirri-ciri
b. Strategi induktif
Dengan strategi induktif materi atau bahan ajaran diolah mulai dari yang khusus
(sipat, cirri atau atribut) ke yang umum, generalisasi atau rumusan.
a. Strategi ekspositorik
Dengan strategi ekspositorik bahan atau materi pelajaran diolah oleh guru. Siswa
tinggal ”terima jadi” dari guru. Dengan strategi ekspositorik guru yang mencari dan
mengelola bahan ajaran yang kemudian menyampaikan.
b. Strategi hueristik
1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group:
Jakarta, 2006, hlm.12
Dengan strategi hueristik, bahan atau materi pelajaran diolah siswa. Siswa yang
aktif mencari dan mengelola bahan pelajaran. Guru sebagai fasilitator untuk memberikan
dorongan, arahan dan bimbingan.
a. Strategi guru
Dengan pengajaran beregu, dua orang atau lebih mengajar sejumlah siswa.
a. Strategi klasikal
c. Strategi individual
Guru tidak langsung kontak dengan siswa, akan tetapi guru mewakilkan kepada
media siswa berinteraksi dengan media.2
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
2
Ali Asrun Lubis.
STANDAR SARANA DAN PRASARANA
Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 48 Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA);
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4301);
3. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan
Organisasi, dan Tatakerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005;
MEMUTUSKAN :
(1) Standar sarana dan prasarana untuk sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah
pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), dan sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA)
mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum prasarana.
(2) Standar Sarana dan Prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada Lampiran
Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Penyelenggaraan pendidikan bagi satu kelompok pemukiman permanen dan terpencil yang
penduduknya kurang dari 1000 (seribu) jiwa dan yang tidak bisa dihubungkan dengan kelompok yang
lain dalam jarak tempuh 3 (tiga) kilo meter melalui lintasan jalan kaki yang tidak membahayakan dapat
menyimpangi standar sarana dan prasarana sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.
Pasal 3
Ditetapkan di Jakarta
TTD
BAMBANG SUDIBYO
NIP.131479478
Daftar Pustaka
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group
Ali Asrun Lubis. 2013. KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR BAHASA ARAB.
Jurnal Darul ‘Ilmi. Vol. 01, No. 02