DISUSUN OLEH
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT atas limpahan rahmatnya kepada kita semua.
Rasa syukur itu dapat kita wujudkan dengan cara memelihara lingkungan dan mengasah akal
budi pekerti kita untuk memanfaatkan karunia Allah SWT itu dengan sebaik-baiknya.
Jadi,rasa syukur itu harus senantiasa kita wujudkan dengan rajin belajar dan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan cara itu, anda akan menjadi generasi bangsa yang
tangguh dan berbobot serta pintar. Makalah ini yaitu materi “Teknologi dan Formulasi Sediaan
Steril” tentang “Macam-macam Sediaan Container”.
Segala usaha telah kami lakukan untuk menyelesaikan makalah ini. Namun, dalam
usaha yang maksimal itu kami menyadari tentu masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu
kami mengharap kritik dan saran dari semua pihak yang bisa kami jadikan sebagai motivasi.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Pengemas diartikan sebagai wadah, tutup dan selubung sebelah luar, artinya
keseluruhan bahan kemas, dengannya obat ditransfortasikan dan atau disimpan. Kemasan
adalah penyatuan dari bahan yang dikemas (bahan yang diisikan) dan pengemas. Bahan
kemas yang kontak langsung dengan bahan yang dikemas, dinyatakan dengan bahan
kemas primer, sebaliknya pembungkus selanjutnya, seperti kotak terlipat, karton dan
sebagainya dinamakan sebagai bahan kemas sekunder. Untuk menjamin stabilitas produk,
harus ditetapkan syarat yang sangat tegas terhadap bahan kemas primer, yang seringkali
menyatu dengan seluruh bahan yang diisikan baik berupa cairan dan semi padatan. Bahan
kemas sekunder pada umumnya tidak berpengaruh terhadap stabilitas.
Wadah merupakan salah satu komponen yang penting dalam sediaan farmasi, karena
ketidaksesuaian wadah akan mempengaruhi obat secara keseluruhan. Penampilan obat
sering pula sangat dipengaruhi oleh wadahnya, akan tetapi perlu disadari juga bahwa
wadah dapat mempengaruhi obat bahkan merusak obat dan menimbulkan hal yang tidak
diingini pada obat. Oleh sebab itu wadah sediaan farmasi harus pula memenuhi persyaratan
tertentu dan dibanyak negara terutama negara maju ada standard dan cara uji wadah
sediaan farmasi secara khusus. Suatu sediaan farmasi yang steril tidak akan tetap steril jika
tidak diberi wadah yang tepat. Pengemasan dan penyimpanan juga merupakan suatu proses
yang harus diperhatikan untuk menjaga keutuhan obat agar tidak terjadi perubahan zat
aktif yang mungkin akan membentuk zat kimia yang berbahaya bagi tubuh.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Tujuan Pengemasan
Bahan kemas baik bahan logam, maupun bahan lain seperti bermacam-macam plastik, gelas,
kertas dan karton seyogyanya mempunyai tujuan utama, yaitu:
b. Sebagai pelindung terhadap kerusakan fisik, perubahan kadar air dan penyinaran (cahaya).
c. Mempunyai fungsi yang baik, efisien dan ekonomis khususnya selama proses penempatan
bahan kedalam wadah kemasan.
d. Mempunyai kemudahan dalam membuka atau menutup dan juga memudahkan dalam tahap-
tahap penanganan, pengangkutan dan distribusi.
e. Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan standart yang ada, mudah dibuang,
dan mudah dibentuk atau dicetak.
f. Menampakkan identitas, informasi dan penampilan yang jelas agar dapat membantu promosi
atau penjualan.
Bahan Pengemas
Pengemas adalah salah satu komponen penting dari bentuk sediaan farmasi. Menurut
ketentuan yang berlaku diseluruh dunia, pengujian stabilitas sediaan farmasi harus dilakukan
dalam pengemas akhir yang akan dipasarkan. Pengemas terdiri dari berbagai material (gelas,
logam, plastik, karet) yang tidak selalu inert terhadap obat yang dikemas, karena secara sederhana
dapat menyebabkan terjadinya absorpsi dan desorpsi dari pengemas menuju obat disamping
kemungkinan terjadinya interaksi. Komponen kemasan berarti setiap bagian tunggal dari system
wadah penutup. Komponen khas adalah wadah (misalnya, ampul, vial, botol), pelapis wadah
(misalnya, pelapis tube), penutup (misalnya, topi sekrup, sumbat), pelapis penutup, sumbatan
menyeluruh (Anonim, 1999).
Pengemas diartikan sebagai wadah, tutup, dan selubung sebelah luar, artinya keseluruhan
bahan kemas, dengannya obat ditransportasikan dan/atau disimpan. Kemasan adalah penyatuan
dari bahan yang dikemas (bahan yang diisikan) dan pengemas. Bahan kemas yang kontak
langsung dengan bahan yang dikemas, dinyatakan sebagai bahan kemas primer,sebaliknya
pembungkus selanjutnya seperti kotak terlipat, karton dan sebagainya dinamakan bahan kemas
sekunder.
1. Wadah dosis tunggal, adalah suatu wadah yang kedap udara yang mempertahankan
jumlah obat steril yang dimaksudkan untuk pemberian parenteral sebagai dosis tunggal
dan yang bila dibuka tidak dapat ditutup rapat kembali yang dengan jaminan tetap steril.
Contoh: ampul.
2. Wadah dosis ganda, adalah wadah kedap udara yang memungkinkan pengambilan
isinya perbagian berturut-turut tanpa terjadi perubahan kekuatan, kaulitas atau
kemurnian bagian yang tertinggal. Contoh vial atau botol serum.
Dalam industri farmasi, kemasan yang terpilih harus cukup melindungi kelengkapan suatu
produk. Karenanya seleksi kemasan dimulai dengan penetuan sifat-sifat fisika dan kimia dari
produk itu, keperluan melindunginya, dan tuntutan pemasarannya. Secara umum, hal-hal
penting yang harus diperhatikan dari wadah adalah:
o Harus cukup kuat untuk menjaga isi wadah dari kerusakan
o Bahan yang digunakan untuk membuat wadah tidak bereaksi dengan isi wadah
o Penutup wadah harus bisa mencegah isi:
a) Kehilangan yang tidak diinginkan dari kandungan isi wadah
b) Kontaminasi produk oleh kotoran yang masuk seperti mikroorganisme atau uap yang
akan mempengaruhi penampilan dan bau produk.
o Untuk sediaan jenis tertentu harus dapat melindungi isi wadah dari cahaya
o Bahan aktif atau komponen obat lainnya tidak boleh diadsorpsi oleh bahan pembuat wadah
dan penutupnya, wadah dan penutup harus mencegah terjadinya difusi melalui dinding
wadah serta wadah tidak boleh melepaskan partikel asing ke dalam isi wadah
o Menunjukkan penampilan sediaan farmasi yang menarik
a. Wadah tertutup baik, yaitu wadah yang dapat melindungi isinya dari zat padat dari
luar dan dari hilangnya obat pada kondisi pengangkutan, pengapalan, penyimpanan
dan distribusi yang lazim.
b. Wadah tertutup baik terlindung dari cahaya
c. Wadah tertutup rapat, yaitu wadah yang dapat melindungi isinya dari kontaminasi
cairan-cairan, zat padat atau uap dari luar, dari hilangnya obat tersebut, dan dari
pengembangan, pencairan, atau penguapan pada kondisi pengangkutan,
pengapalan, penyimpanan, dan distribusi yang lazim. Suatu wadah tertutup rapat
ditutup kembali sehingga kemampuan yang sama seperti sebelum dibuka.
d. Wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya
Secara umum, hal hal yang harus diperhatikan dalam wadah dan tutup sediaan
parenteral diantaranya yaitu:
1) gelas harus netral, tidak mengeluarkan alkali hingga dapat menaikkan pH larutaan injeksi.
2) Pada waktu menutup ampul, gelas mudah dilebur.
3) Gelas tidak mudah pecah, dan waktu ampul dipotong tidak mengeluarkan pecahan gelas
yang lembut. (Anief, 2010)
Tipe-Tipe Wadah
Gelas yang digunakan untuk kemasan dalam mengemas sediaan farmasi digolongkan menjadi
empat kategori tergantung pada bahan kimia dari gelas tersebut dan kemampuannya untuk
mencegah peruraian, yaitu:
Pada proses pembuatan sebagian besar alkali dan kation tanah diganti oleh boron dan atau
alumunium serta zink. Mempunyai daya tahan kimiawi yang sangat baik sehingga tidak
mempengaruhi preparat parenteral yang sangat peka, lebih baik daripada gelas natrium
karbonat. Umumnya digunakan untuk sediaan parenteral.
2. Tipe II – treated soda lime glass (gelas soda kapu yang diproses)
Adalah gelas soda kapur silikat yang sudah mengalami pengerjaan permukaan pada bagian
yang berhubungan dengan isinya dan mempengaruhi preparat farmasi yang dikemas.
Umumnya digunakan untuk sediaan parenteral bersifat asam dan netral.
3. Tipe III – regular soda lime glass (gelas soda kapur biasa)
Adalah gelas soda kapur silikat yang mempunyai daya tahan kimiawi yang cukup sehingga
tidak mempengaruhi preparat farmasi yang dikemas. Biasanya tidak digunakan untuk
sediaan parenteral, kecuali jika data uji stabilitas yang sesuai menunjukkan bahwa kaca
Tipe III memenuhi untuk sediaan parenteral yang dikemas di dalamnya.
4. Tipe NP – general purpose soda lime glass (gelas soda kapur untuk penggunaan umum)
Adalah gelas soda kapur silikat yang digunakan untuk produk non parenteral yang
dimaksud untuk pemakaian penggunaan oral dan topical.
Batas Uji
(ml)
Wadah yang biasa menggunakan gelas adalah botol, pot, vial, dan ampuls. Kemasan gelas
dibuat dari tiga tipe gelas, yaitu gelas netral (Tipe I) bersifat kurang alkali dan lebih banyak
aluminium, gelas surface treated/borosilikat (Tipe II) bersifat kurang alkali dan lebih banyak
aluminium, sangat baik dan harganya sangat mahal, dan gelas soda / alkali (Tipe III) digunakan
untuk bahan padat kering dan cairan bukan air.
Untuk sediaan dengan berat di atas 2 g, biasa digunakan pot dari gelas. Gelas
melindungi dengan baik dan cocok dengan banyak produk. Untuk produk yang dipengaruhi
oleh cahaya, seperti salep yang mengandung fenol aktif atau garam merkuri, gelas yang
berwarna kuning - sawo matang (coklat) sering digunakan untuk mencegah perubahan warna
dari zat aktif. Tutup harus dapat mencegah sediaan menjadi kering atau penguapan air dan zat
aktif yang mudah menguap.
Kelebihan menggunakan gelas antara lain, inert, kedap udara, dibuat dari bahan yang
relatif murah, tidak mudah terbakar, bentuknya tetap, mudah diisi, mudah ditutup, dapat
dikemas menggunakan packaging line, mudah disterilisasi, mudah dibersihkan dan dapat
digunakan kembali.
Gelas terutama tersusun dari pasir (silica yang hampir murni), soda abu (natrium
karbnat), batu kapur (kalsium karbonat), dan cullet (pecahan gelas yang dicampur
dengan batch pembuatan dan berfungsi sebagai bahan penyatu untuk seluruh
campuran). Kation yang paling umum didapatkan dalam bahan gelas farmasi adalah silicon,
alumunium, boron, natrium, kalium, kalsium, magnesium, zink, dan barium. Satu-satunya
anion yang penting adalah oksigen. Boron oksida ditambahkan untuk membantu proses
pencairan. Timah dalam jumlah kecil membuat gelas jernih dan berkilau. Alumina
(Alumunium oksida) sering digunakan menambah kekerasan dan keawetan serta menambah
ketahanan terhadap reaksi kimia.
Kemasan gelas/kaca mempunyai sifat sebagai berikut: tembus pandang, kuat, mudah dibentuk,
lembam, tahan pemanasan, pelindung terbaik terhadap kontaminasi dan flavor, tidak tembus
gas, cairan dan padatan, dapat diberi warna, dapat dipakai kembali (returnable), relatif murah
(Stefanus, 2006).
Wadah Plastik
Plastik
Adalah resin organik sintetik yang bisa terdiri atas karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan
klorin. Sumber karbon adalah dari minyak bumi atau selulosa; nitrogen dan oksigen dari udara,
hidrogen dan oksigen dari air dan klorin dari garam.
Polimer dari monomer yang mempunyai 2 fungsi, yaitu mempunyai ikatan tidak jenuh C=C
atau monomer yang mempunyai 2 gugus fungsional yang berbeda, CH2-CHR-COOH
Komponen utama plastik (binder) adalah monomer (sebelum membentuk polimer), Polimer
gabungan dari beberapa monomer yang akan membentuk rantai yang sangat panjang. Bila
rantai tersebut dikelompokkan bersama-sama dalam suatu pola acak, menyerupai tumpukan
jerami => amorp, jika teratur hampir sejajar => kristalin dengan sifat yang lebih keras dan tegar
(Siyarief, et al., 1988).
Ikatan binder
o Linear, bila monomer membentuk rantai polimer yang lurus (linear) maka akan terbentuk
plastik thermoplastik yang mempunyai sifat meleleh pada suhu tertentu, melekat
mengikuti perubahan suhu dan sifatnya dapat balik (reversible) kepada sifatnya yakni
kembali mengeras bila didinginkan (THERMOPLASTIC). Contoh Thermoplastik adalah:
polietilen, polipropilen, polistiren dan Polivinilklorida, poliamida, PETF, Poliakrilik, dll.
o Jaringan tiga dimensi, bila monomer berbentuk tiga dimensi akibat polimerisasi berantai,
akan terbentuk plastik thermosetting dengan sifat tidak dapat mengikuti perubahan suhu
(irreversible). Bila sekali pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan
kembali.(THERMOSET) Contoh termoset adalah: Harsa phenol, arsa melamin
Macam-macam termoplastik
POLIOLEFIN
1. Polietilen (CH2=CH2 )
3.Politetrafluoroetilen
resisten suhu tinggi (280ºC) &mantap thd pengaruh kimia
POLIVINIL
1.Polivinilklorida (PVC/H2C=CHCl) ; keras, kaku, sedikit rapuh, melunak pd suhu 80ºC. tahan
terhadap minyak mineral, minyak tumbuhan, alkohol, senyawa kimia anorganik.
2. Polivinildenklorida (PVDC) : Melunak dalam keadaan lembab, setelah kering mengeras,
kedap gas dan udara
POLIKARBONAT (PK)
Resisten terhadap perubahan suhu (-215ºC sampai 275ºC). Resisten terhadap pewarna,
permeabilitas gas dan air terlalu tunggi. Banyak untuk membuat botol.
POLIAMIDA
Molekul tinggi berupa serabut seperti sutra, Mantap terhadap suhu, dapat disterilisasi, kaku,
resisten terhadap pengaruh kimia, kedap minyak & lemak. Permeabilitas gas dan air tinggi.
POLISTIREN
Plstik tertua, bahan amorf keras, transparan seperti gelas, dapat dipanaskan hanya sampai suhu
75ºC, pada 95ºC menjadi lunak mirip dempul.
Permeabilitas gas dan air tinggi.
POLIAKRILAT, POLIMETAKRILAT
Gigi buatan, pemantap perban, pelekat plester, lak penyalut,penukar ion
Macam-macam thermoset
ringan,
transparan,
kuat,
termoplatis (mudah dibentuk)
selektif dalam permeabilitasnya terhadap uap air, O2, CO2. ( permeabilitas terhadap uap air
dan udara menyebabkan plastik mampu berperan memodifikasi ruang kemas selama
penyimpanan (Winarno, 1987)
menarik selera konsumen (Lipton, 1972).
Plasticizer,
untuk menambah sifat plastisitas, elastisitas, fleksibilitas /daya lentur dan mudah
mengalir pada saat cair, mengurangi temperatur transisi gelas (Tg= suhu pada saat polimer
amorph atau bagian dari polimer amorph dalam kristal polimer berubah dari padat dan relatif
rapuh menjadi kental atau mulur (?).
PVC mempunyai Tg+ 80oC dengan penambahan sejumlah plasticizer akan
berubah menjadi Tg=0, sehingga menjadi fleksibel.
Contoh: DEHP (diethylhexylphthalate).
Dapat bermigrasi pada permukaan plastik sehingga dapat terekstraksi ke dalam produk.
: gliserol, glikol, alkohol tinggi, ester as.dikarboksilat, as. Ftalat, as. Adipat, as. Sebasinat
Antioksidan,
untuk mencegah rusaknya plastik karena terjadinya oksidasi sehingga akan menambah
umur produk. Sebab oksidasi: panas, radiasi UV , gesekan mekanik atau adanya pencemar yang
reaktif. Mekanisme: degradasi dimulai dengan terbentuknya radikal bebas; antioksidan bekerja
dengan menahan terbentuknya radikal bebas selama umur plastik
Primer: mengikat radikal bebas (berupa fenolik yang mempunyai gugus NH atau OH yang
dapat memberikan ion H kepada radikal), contoh: butilat hidroksitoluen
Sekunder: mengurangi hidroperoksida tak stabil yang terbentuk menjadi produk inert yang
mencegah berkembangnya radikal. Digunakan bersama antioksidan primer untuk menambah
stabilitas. Contoh: tioester, fosfit
Dapat bermigrasi ke permukaan plastik sehingga dapat masuk ke dalam produk.
Antioksidan dapat bereaksi dengan aditif lain sehingga timbul reaksi yang tidak diinginkan.
: turunan benzotriazol, benzofenon, turunan as. Salisilat, akrilnitril tersubstitusi.
Antistatik, untuk mencegah meningkatnya muatan statik pada permukaan plastik yang dapat
menyebabkan plastik lengket. Contoh: garam ammonium kuarterner.
Slipping agent, untuk mengurangi koefisien gesekan dari plastik sehingga akan memberikan
sifat antilekat/antiblok pada produk akhir plastik
Zat warna/pigment, untuk memberi warna plastik, dapat terekstraksi ke dalam produk
Dalam farmakope (USP/BP) bahan tambahan ini dibatasi jumlahnya terutama untuk produk
parenteral ( tidak boleh lebih dari 3 antioksidan dan jumlah total tidak lebih dari 0.3%
- Aditif terekstraksi kedalam produk lakukan uji untuk mengetahui sifat fisiko-
kimia dan kompatibilitas antara formulasi produk dan bahan pengemas plastiknya
pada berbagai kondisi dan waktu penyimpanan.
- Potensi produk dan efektifitas preservatif menurun karena terserapnya bahan
aktif/preservatif pada bahan plastik
- Leaching beberapa aditif atau bahan lain dari plastik kedalam produk perubahan
kemurnian, inkompatibilitas, terbentuknya partikel atau bahkan mungkin akan
menyebabkan efek samping bila obat digunakan.
- Menguapnya bahan-bahan yang mudah menguap, juga gas inert dalam headspace
melalui dinding wadah sehingga akan menurunkan potensi dan stabilita. Masuknya
oksigen udara, uap air atau gas-gas lain ke dalam wadah dapat menyebabkan
degradasi oksidatif/hodrolitik.
- Studi juga harus dilakukan terhadap sifat mekanis dari sistem bahan pengemasnya,
misal menjadi mudah patah, mudah pecah. Hal ini dapat terjadi karena adanya
reaksi dari produk dan bahan pengemas, kondisi penyimpanan atau keduanya.
- Kemasan plastik untuk farmasi harus menunjang stabilitas produk selama umur
produk
Tutup Karet
Bagian yang sangat penting dari sistem wadah-tutup sehingga dapat melindungi, menjaga
kualitas dan penampilan produk sepanjang umur produk
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dari makalah yang telah dibuat penyusun mohon maaf apabila materi kurang lengkap
dan diharapkan selanjutnya dalam pembuatan makalah dapat diperbanyak lagi
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. 2010. ”Ilmu Meracik Obat”. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Anonim, 1999. U.S. Department of Health and Human Service Children’s Bureau.Child
Maltreatment 1998: Reports from the States to the National Child Abuse and Neglect
Data System(NCANDS).Washington, D.C.: U.S. Government Printing Office.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Jakarta: Depkes RI
Stefanus, Lukas. 2006. Formulasi Sediaan Steril. Yogyakarta: C.V Andi Offset