DISUSUN OLEH :
MILA NURSADIAH 19032009
IIS APRIANI 19032012
RIFQILLAH 19032014
SITI MARIYAM 19032019
DESTIARA ANISA 19032032
KRISTIA ANGGRAINI 19032035
DEFINISI WADAH
05 Menunjukkan penampilan
sediaan farmasi yang menarik
WADAH
boleh diadsorpsi oleh bahan pembuat wadah
dan penutupnya, wadah dan penutup harus
03 mencegah terjadinya difusi melalui dinding
wadah serta wadah tidak boleh melepaskan
partikel asing ke dalam isi wadah
Gelas atau kaca merupakan polimerisasi molekul silikondioksida (SiO2), mudah pecah yang struktur
02 GELAS dasarnya terdiri dari jaringan struktur atom silikon dan atom oksigen
Tipe-tipe gelas
• Tipe I – gelas borosilikat dengan daya tahan tinggi
Pada proses pembuatan sebagian besar alkali dan kation tanah diganti oleh boron dan atau
alumunium serta zink.
• Tipe II – treated soda lime glass (gelas soda kapur yang diproses)
Adalah gelas soda kapur silikat yang sudah mengalami pengerjaan permukaan pada bagian yang
berhubungan dengan isinya dan mempengaruhi preparat farmasi yang dikemas. Umumnya digunakan
untuk sediaan parenteral bersifat asam dan netral
Tipe III : Gelas soda dengan pembatasan kadar alkali
NP : Gelas soda (untuk wadah non parenteral)
Bahan plastik telah banyak digunakan sebagai wadah untuk berbagai produk. Saat ini, plastik
juga telah dikembangkan untuk pengemasan produk-produk parenteral termasuk cairan infus dan
injeksi volume kecil. Plastik yang digunakan sebagai wadah untuk berbagai produk, baik sediaan
03 PLASTIC farmasi maupun produk lainnya.
Terdapat dua jenis plastik yang digunakan dalam pengemasan sediaan parenteral, yaitu :
1. Termoset, yaitu jenis plastik yang stabil pada pemanasan dan tidak dapat dilelehkan sehingga tidak
dapat dibentuk ulang. Plastik termoset digunakan untuk membuat penutup wadah gelas atau logam.
2. Termoplastik, yaitu jenis plastik yang menjadi lunak jika dipanaskan dan akan mengeras jika
didinginkan. Dengan kata lain, termoplastik adalah jenis plastik yang dapat dibentuk ulang dengan
proses pemanasan. Polimer termoplastik digunakan dalam pembuatan berbagai jenis wadah sediaan
farmasi.
Kemasan adalah salah satu komponen
penting dari bentuk sediaan farmasi.
Menurut ketentuan yang berlaku di seluruh
dunia, pengujian stabilitas sediaan farmasi
harus dilakukan dalam kemasan akhir yang
akan dipasarkan. Kemasan terdiri dari
JENIS KEMASAN PADA bermacam material (gelas, logam, plastik,
material multi lapis, karet dan elstomer
SEDIAAN FARMASI sintetik) yang tidak selalu inert terhadap
obat yang dikemas, karena secara sederhana
dapat menyebabkan terjadinya adsorpsi dan
desorpsi dari pengemas menuju obat
disamping kemungkinan terjadinya
interaksi.
Bahan kemas primer
Adalah bahan kemas yang kontak langsung
dengan bahan yang dikemas -produk-
Antara lain: strip/blister, botol, ampul, vial,plastik, dll.
Untuk menjamin stabilitas produk, harus ditetapkan syarat yang sangat tegas terhadap bahan kemas primer, yang kontak
langsung dengan produk, baik berupa cairan,padatan, maupun semipadat.
Wadah plastic
II Treated soda-lime glass
Beberapa faktor yang menyebabkan industry farmasi semakin banyak III soda-lime glass
menggunakan wadah plastik: IV NP soda-lime glass untuk tujuan umum
1. Jika dibandingkan dengan wadah gelas, wadah plastik beratnya ringan dan lebih
tahan terhadap benturan → beaya pengangkutan lebih murah dan risiko wadah
pecah lebih kecil
2. Desain wadahnya beragam dan penerimaan pasien terhadap wadah plastik Tipe I, II, dan III dimaksudkan untuk produk parenteral dan tipe NP
cukup baik. untuk produk
nonparenteral (oral & topikal)
3. Penggunaan wadah plastik relatif lebih efektif. Dalam pembentukan botol
plastik yang dapat dipencet dapat menyebabkan wadah tersebut berfungsi ganda
baik sebagai pengemas maupun sebagai aplikator untuk sediaan-sediaan seperti
obat mata, obat hidung, dan lotio.
Contoh-contoh kemasan
Kemasan Kemasan
Kemasan
Strip blister
gelas/botol
blister
Striip
Kemasan blister dibentuk dengan
Kemasan strip dibentuk dengan mengisi
melunakkan suatu lembaran resin
dua rangkaian lapis tipis yang fleksibel
termoplastik dengan pemanasan, dan
dan dapat disegel panas melalui suatu
menarik (dalam vakum) lembaran plastik
gulungan perekat yang dipanaskan, atau
yang lembek itu kedalam suatu cetakan.
suatu piring yang dapat bergerak dan
Sesudah mendingin, lembaran dilepas
dipanaskan
dari cetakan dan berlanjut ke bagian
pengisian dari mesin kemasan
Pengujian kemasan dan kerusakan wadah
Uji Transmisi
01 Cahaya
Prosedur
Potongan diletakkan dalam spektrofotometer denagn sumbu
silindris sejajar terhadap bidang celah dan lebih kurang di
tengah.Ukur tranmitans potongan dibandingkan dengan udara pada
daerah spektrum yang diinginkan terus-menerus dengan alat
perekam atau pada interval lebih kurang 20 nm dengan alat manual
pada daerah panjang gelombang 290 nm—450nm.
Alat Pereaksi
1) Otoklaf dengan suhu yang dipertahankan 121 2,0 1) Air kemurnian tinggi dengan konduktivitas
dan mampu menampung 12 wadah diatas permukaan 0,15m
air.
2) Lumpang dan alu yang terbuat dari baja-diperkeras
2) Larutan merah metil
3) Pengayak terbuat dari baja tahan karat ukuran 20,3
cm yaitu nomor 20,40 dan 50
4) Labu erlenmeyer 250ml terbuat dari kaca tahan
lekang
5) Palu 900 g
6) Magnit permanen
7) Desikator
8) Add Text secukupnya
Alat volumetrik
02 Uji tahan bahan kimia 03 Uji serbuk kaca
Prinsip: Menetapkan daya tahan Pilih secara acak 6 atau lebih wadah, bilas dengan air murni, keringkan
wadah kaca atau gelas baru (yang dengan udar bersih dan kering.Hancurkan wadah hingga menjadi ukuran lebih
belum pernah digunakan) terhadap
kurang 25mm. Lalu pecahan kaca dtumbuk dengan lumpang dan alu
air. Tingkat ketahanan ditentukan
diteruskan dengan pengayakan nomor 20 setelah itu nomor 40 .Ulangi
dari jumlah alkali yang terlepas dari
kembali penghancuran dan pengayakan.Kemudian pecahan kaca diayak
kaca karena pengaruh media pada
kondisi ynag telah ditentukan. dengan ayakan yang menggunakan penggoyang mekanis selama 5 menit.
Pengujian dilakukan di ruangan Pindahkan bagian yang tertinggal pada ayakan nomor 50, yang bobotnya
yang relatif bebas dari asap dan harus lebih dari 10 g ke dalam wadah bertutup dan simpan dalam desikator
debu berlebihan. hingga saat pengujian