PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
disimpan. Kemasan adalah penyatuan dari bahan yang dikemas (bahan yang
diisikan) dan pengemas. Bahan kemas yang kontak langsung dengan bahan
harus ditetapkan syarat yang sangat tegas terhadap bahan kemas primer, yang
seringkali menyatu dengan seluruh bahan yang diisikan baik berupa cairan dan
terhadap stabilitas.
sifat yang berbeda. Dalam hal ini digunakan gelas, porselen, logam, produk
selulosa (kertas, lem, gelas sel). Jenis gom, gabus, bahan sintetis dan lain-lain.
obat oleh anak kecil, sehingga bahaya keracunan obat dapat dihindari. Syarat
e. Dapat Menjelaskan Uji-uji pada gelas (powdered glass dan water attack
test)
g. Dapat menjelaskan Karakteristik tutup karet dan bahan aditif pada karet.
C.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Kemasan
kertas, gelas, besi, plastik, selulosa transparan, kain, karton, atau material
daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan
B. JENIS KEMASAN
dan efisien. Kemasan tersier bisa berupa kotak karton atau peti kayu.
Berdasarkan proses pengemasannya, kemasan dibedakan
atas kemasan aseptikdan non-aseptik.
2. Bahan yang digunakan untuk membuat wadah tidak bereaksi dengan isi
wadah
bau produk.
4. Untuk sediaan jenis tertentu harus dapat melindungi isi wadah dari
cahaya
5. Bahan aktif atau komponen obat lainnya tidak boleh diadsorpsi oleh
Wadah Gelas
kedap udara, dibuat dari bahan yang relatif murah, tidak mudah terbakar,
kembali.
dibandingkan dengan logam dan plastik adalah lebih rapuh (mudah pecah)
dan lebih berat untuk pengiriman. Kemasan untuk konsumen yang terbuat dari
gelas bukan merupakan wadah yang paling higienis karena wadah akan sering
dibuka berulang – ulang oleh konsumen, dimana tangannya tidak selalu bersih.
a. Komposisi gelas
Gelas terutama tersusun dari pasir, soda abu, batu kapur, dan cullet. Pasir
adalah silica yang hampir murni, soda abu adalah natriumkarbonat, dan batu kapur
tertentu. Kation-kation yang paling umum didapatkan dalam bahan gelas farmasi
adalah silicon, alumunium, boron, natrium, kalium, kalsium, magnesium, zink dan
b. Pembuatan Gelas
Pada penarikan, cairan gelas ditarik melalui gulungan atau cetakan yang member
ruang cetakan.
seperti biru, hijau zamrud, dan kunig opal dapat diperoleh dari pengusaha gelas.
Hanya gelas berwarna amber dan merah yang efektif untuk melindungi isi botol
dari pengaruh cahaya matahari dengan menyaring keluar sinar ultra violet yang
berbahaya. Spesifikasi dalam USP untuk wadah tahan cahaya harus memberikan
perlindungan terhadap cahaya dengan kekuatan 2900 sampai 4500 amstrong.
Gelas amber memenuhi spesifikasi ini, tetapi oksida besi yang ditambahkan dapat
yang diserbukkan dan pengaruh air terhadap gelas untuk mengevaluasi ketahanan
hancur dengan ukuran tertentu, dan pegujian pengaruh air terhadap gelas hanya
dikerjakan terhadap gelas tipe II yang telah dipaparkan pada uap sulfur dioksida.
Pada gelas yang paling resisten ini, sebagian besar alkali dan kation tanah
diganti dengan boron dan alumunium serta zink. Penambahan boron kurang lebih
sehinga hanya 0,5 bagian per sejuta yang terlarut dalam waktu satu tahun.
atmosfer yang lembab atau dengan variasi temperature yang ekstrem, pembasahan
garam dan gelas. Wadah tipe II dibuat dari gelas natrium karbonat yang ada dalam
yang ada dalam perdagangan dengan ketahanan terhadap bahan kimia yang
Alat:
pengukuran jumlah cahaya yang ditransmisi oleh wadah sediaan farmasi yang
Penyiapan contoh:
Potong wadah kaca dengan gergaji melingkar yang dipasang dengan roda
abrasif basah, seperti suatu roda berlian. Wadah dari kaca tiup dipilih bagian yang
mewakili ketebalan rata-rata dinding dan potong secukupnya hingga dapat sesuai
untuk dipasang dalam spektrofotometer. Wadah gelas tadi dicuci dan dikeringkan
contoh kemudian dibersihkan dengan kertas lensa dan dipasang pegangan contoh
Prosedur:
Potongan diletakkan dalam spektrofotometer denagn sumbu silindris sejajar
terhadap bidang celah dan lebih kurang di tengah celah. Jika diletakkan dengan
pada daerah spektrum yang diinginkan terus-menerus dengan alat perekam atau
pada interval lebih kurang 20 nm dengan alat manual pada daerah panjang
Batas:
Transmisi cahaya yang diukur tidak melewati batas yang tertera pada tabel
1, untuk wadah sediaan parenterral. Transmisi cahaya wadah kaca atau gelas tipe
NP untuk sediaan oral atau topikal tidak lebih dari 10% pada setiap panjang
bakar
1 50 25
2 45 20
5 40 15
10 35 13
20 30 12
50 15 10
Catatan setiap wadah dengan ukuran antara seperti yang tertera pada tabel di atas
menunjukkan transmisi tidak lebih dari wadah ukuran lebih besar seperti yang
tertera pada tabel. Untuk wadah lebih dari 50 ml, gunakan batas untuk 50 ml.
Prinsip: Menetapkan daya tahan wadah kaca atau gelas baru (yang belum pernah
digunakan) terhadap air. Tingkat ketahanan ditentukan dari jumlah alkali yang
terlepas dari kaca karena pengaruh media pada kondisi ynag telah ditentukan.
Pengujian dilakukan di ruangan yang relatif bebas dari asap dan debu berlebihan.
Alat Pereaksi
1) Otoklaf dengan suhu yang dipertahankan 1) Air kemurnian tinggi
2) Lumpang dan alu yang terbuat dari baja- 2) Larutan merah metil
diperkeras
tahan lekang
5) Palu 900 g
6) Magnit permanen
7) Desikator
Bahan uji ditambahkan 5 tetes indikator dn memerlukan tidak lebih dari 0,020ml
natrium hidroksida 0,020 N LV untuk mengubah warna indikator dan ini terjadi
pada pH 5,6.
Penyiapan contoh:
Pilih secara acak 6 atau lebih wadah, bilas dengan air murni, keringkan
dengan udar bersih dan kering. Hancurkan wadah hingga menjadi ukuran lebih
kurang 25mm. Lalu pecahan kaca dtumbuk dengan lumpang dan alu diteruskan
dengan pengayakan nomor 20 setelah itu nomor 40. Ulangi kembali penghancuran
tertinggal pada ayakan nomor 50, yang bobotnya harus lebih dari 10 g ke dalam
Sebarkan contoh pada sehelai kertas kaca dan lewatkan magnit melalui contoh
Masukkan contoh kedalam labu Erlenmeyer 250 ml terbuat dari kaca tahan bahan
kimia dan cuci 6 kali, tiap kali dengan dengan aseton. Keringkan labu dan isi pada
dinginkan dalam desikator. Contoh uji digunakan dalam waktu 48 jam setelah
pengeringan.
Prosedur :
Timbang contoh uji, masukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml yang
diekstraksi dengan air kemurnian tinggi dalam tangas air pada suhu 90 selama
tidak kurang dari 24 jam atau pada suhu 121 selama 1 jam. Tambahkan 50,0 ml
air kemurnian tinggi ke dalam labu dan ke dalam labu lain untuk blanko. Tutup
semua labu dengal gelas piala terbuat dari borosilikat yang sebelumnya telah
piala menyentuh bagian tepi labu. Letakkan wadah dalam otoklaf dan tutup hati-
hati, biarkan lubang ventilassi terbuka. Panaskan hingga uap keluar dan lanjutkan
pemanasan selama 10 menit. Tutup lubang ventilasi dan atur suhu 121 .
Kurangi panas hingga otoklaf mendingin dan mencapai tekanan atmosfer dalam
38 menit hingga 46 menit, jika perlu buka lubang ventilasi untuk mencegah
terjadinya hampa udara. Dinginkan segera labu dalam air mengalir, enaptuangkan
air dalam labu ke dalam bejana sesuai yang bersih dan cuci sisa serbuk kaca 4 kali
Tambahkan 5 tetes larutan merah metil dan titrasi segera dengan asam sulfat
0,020 N LV. Catat volume asam sulfat 0,020 N yang digunakan untuk
menetralkan ekstrak dari 10 g contoh uji, lakukan titrassi blanko. Volume tidak
lebih dari yang tertera pada tabel tipe kaca dan tabel uji untuk tipe gelas yang
diuji.
4. Uji Ketahanan terhadap Air pada Suhu 121°
Penyiapan contoh:
Pilih secara acak 3 atau lebih wadah bilas 2 kali dengan air kemurnian
tinggi.
Prosedur :
Isi setiap wadah dengan air kemurnian tinggi hingga 90% dari kapasitas
penuh dan lakukan prosedur seperti yang tertera pada uji serbuk kaca mulai
dengan “Tutup semua labu…..”, kecuali waktu pemansan dengan otoklaf 60 menit
bukan 30 menit dan diakhiri dengan “untuk mencegah terjadinya hampa udara”.
Kosongkan isi dari 1 atau lebih wadah ke dalam gelas ukur 100 ml. Jika wadah
lebih kecil, gabungkan isi dari beberapa wadah untuk memperoleh voluyme 100
ml. Masukkan kumpulan contoh dalam labu erlenmeyer 250 ml terbuat dari kaca
tahan bahan kimia, tambahkan 5 tetes larutan metil merah, titrasi dalam keadaan
hangat dengan asam sulfat 0,020N LV. Selesaikan titrasi dalam waktu 60 menit
setelah otoklaf dibuka. Catat volume asam sulfat 0,020 N yang digunakan ,
lakukan titrasi blanko dengan 100 ml air kemurnian tinggi pada suhu yang sama
dan dengan jumlah indikator yang sama. Volume tidak lebih dari yang tertera
pada tabel tipe kaca dan batas uji untuk tipe kaca yang diuji.
5. Uji Arsen
Arsen tidak lebih dari 0,1 bpj;gunakan sebagai larutam uji 35 ml air dari 1
wadah kaca tipe I, atau jika wadah lebih kecil , 35 ml dari kumpulan isi dari
beberapa wadah kaca tipe I, yang disiapkan sesuai prosedur seperti yang tertera
Logam
Setiap logam yang dapat dibentuk dalam keadaan dingin cocok untuk
pembuatan tube yang dapat dilipat, tetapi yang paling umum digunakan adalah
timah (15%), aluminium (60%), dan timbal (25%). Timah yang paling mahal, dan
timbal yang paling murah. Karena timah paling mudah dibentuk, maka tube-tube
kecil seringkali dibuat dari timah yang lebih murah, meskipun biaya logamnya
lebih tinggi. Lembaran timbal yang diberi lapisan timah memberikan penampilan
dan resistensi tehadap oksidasi dari timah kemas dengan harga yang lebih rendah.
Timah yang digunakan untuk maksud ini dicampur dengan kira-kira 0,5%
a. Timah
obat, atau produk apapun dimana pertimbangan kemurnian paling penting. Timah
adalah yang paling inert secara kimiawi diantara logam untuk pembuatan tube
yang dapat dilipat. Timah memberikan penampilan yang lebih baik dan dapat
b. Aluminium
c. Timbal
Timbal memberikan biaya yang paling rendah dari semua logam untuk
pembuatan tube, dan digunakan secara luas untuk produk bukan makanan seperti
lem, tinta, cat dan pelincir. Timbal tidak boleh digunakan sendirian untuk segala
lapisan dalam, maka tube timbal digunakan untuk produk seperti itu, misalnya
d. Pelapisan
Jika produk tidak dapat bercampur dengan logam, bagian dalamnya dapat
disiram dengan suatu formula semacam lilin atau dengan larutan resin, meskipun
larutan epoxy biayanya kira-kira 25% lebih besar daripada jika tube tersebut tidak
diberi lapisan.
Lapisan yang menggunakan lilin paling sering digunakan pada produk
yang mengandung air di dalam tube timah, dan fenol, epoxy, serta vinil dipakai
pada tube aluminium, memberikan perlindungan yang lebih baik daripada lilin,
tetapi dengan biaya yang lebih tinggi. Lapisan fenol paling efektif bagi produk
alkali.
Wadah Plastik
diadsorpsi secara signifikan pada permukaan plastik tersebut dan tidak bermigrasi
pengemasan sediaan parenteral, yaitu :
1. Termoset, yaitu jenis plastik yang stabil pada pemanasan dan tidak dapat
dilelehkan sehingga tidak dapat dibentuk ulang. Plastik termoset digunakan untuk
mengeras jika didinginkan. Dengan kata lain, termoplastik adalah jenis plastik
· Lebih ringan
· Murah
senyawa kimia
· Senyawa-senyawa seperti zat aktif dan pengawet dari produk yang dikemas
dapat tertarik
Wadah plastik untuk produk farmasi pada mulanya dibuat dari polimer-
Komponen utama plastik sebelum membentuk polimer adalah monomer, yakni rantai
yang paling pendek. Polimer merupakan gabungan dari beberapa monomer yang akan
amorp, jika teratur hampir sejajar disebut kristalin dengan sifat yang lebih keras
dan tegar. Bahan kemasan plastik dibuat dan disusun melalui proses yang
parenteral
Nylone (spike)
Polypropylene (clamp)
Catheter Teflon, polypropylene
Untuk wadah-wadah plastik pada umumnya, zat penambah terdiri atas
Bahan tambahan
a. Antioksidan
Polimer sering kali terurai dengan adanya panas, cahaya, ozon dan tekanan
dan penggunaan akhir. Reaksi oksidasi dapat menghasilkan bentuk radikal bebas
menyebabkan plastik kehilangan fisik penting dan sifat mekanik. Dengan adanya
Sering kali lebih dari satu antioksidan digunakan dalam suatu polimer untuk
b. Stabilizer
Berguna untuk mencegah degragasi polimer oleh panas dan cahaya. Selain itu
juga dapa berguna untuk memperpanjang umur polimer. Contoh: garam asam
c. Lubricant
banyak dipakai adalalah asam lemak, logam stearat, lemak paraffin, silicon, fatty
d. Plasticizer
e. Filler (Bahan Pengisi)
f. Colorant (Bahan Pewarna)
Bahan pewarna ditambahkan untuk memberikan warna pada plastik.
a. Polietilen
merusak polietilen, dan tidak dipengaruhi oleh asam dan alkali kuat. Kekurang
jernihan dan perembesan bau atsiri, rasa, dan oksigen bertentangan dengan
Kerapatan polietilen yang berkisar antara 0,91 sampai 0,96 secara langsung
menentukan empat sifat dasar fisik dari wadah yang dicetak dengan cara meniup:
(1) kekakuan, (2) tranmisi lembab-uap, (3) retak karena tekanan, dan (4)
kejernihan atau sifat tembus cahaya. Jika kerapatan bertambah, maka bahan
menjadi lebih kaku, mempunyai distorsi dan titik leleh yang lebih tinggi, menjadi
kurang permeable terhadap tekanan dan uap, serta menjadi kurang resisten
terhadap kejernihan atau sifat tembus cahaya. Jika kerapatan bertambah, maka
bahan menjadi lebih kaku, mempunyai distorsi dan titik leleh yang lebih tinggi,
menjadi kurang permeable terhadap tekanan dan uap, serta menjadi kurang
botol, tujuannya adalah untuk mengurangi akumulasi debu yang terbawa oleh
polietilen glikol atau amida asam lemak rantai panjang, dengan konsentrasi 0,1
b. Polipropilen
yang lebih baik dari polietilen, dengan satu kekurangan besar yang dapat
mampu menahan tekanan. Daya rentang yang tinggi, dalam hubungannya dengan
titik leleh yang tinggi pula yaitu 165°C, sangat penting untuk manufaktur LVP
karena wadah yang dibuat dari polypropylene memiliki kemapuan untuk menahan
resistensi yang baik hampir terhadap semua jenis bahan kimia, termasuk asam
Polipropilen merupakan rintangan yang paling baik bagi gas atau uap.
Resisitensi terhadap perembesan setara atau sedikit lebih baik dari pada polietilen
dengan kerapatan tinggi atau polietilen linier (rantai lurus) dan lebih unggul dari
dengan polietilen atau bahan lain untuk memberikan resistensi terhadap benturan
wadah LVP.
sedikit mengurangi titik leleh dari propilen. Titik lelehnya berkisar antara 145 dan
150°C. Hal ini membuat kopolimer ethyl propylene (EP) cocok untuk digunakan
d. Polivinil Klorida
Botol-botol polivinil klorida yang jernih dan kaku mengatasi kekurangan dari
polietilen. Dalam keadaan normal polivinil klorida tampak sejernih kristal dan
kaku, tetapi mempunyai resistensi yang buruk terhadap benturan. Dapat dibuat
zat pewarna dapat ditambahkan. Tidak boleh dipanaskan berlebihan karena akan
mulai terurai pada temperatur 280°F, dan hasil penguraiannya sangat merusak.
Polivinil klorida dapat menjadi kuning bila dibiarkan terkena panas atau sinar
ultra violet, kecuali jika ditambahkan suatu stabilisator oleh pemasok resmi.
Polivinil klorida adalah penghalang yang sangat baik terhadap minyak , alkohol
yang mudah dan yang tidak menguap, dan pelarut-pelarut hidrokarbon. Polivinil
klorida yang kaku adalah penghalang yang cukup baik bagi lembab dan gas secara
Resistensi terhadap benturan buruk, terutama pada temperatur rendah. PVC dapat
juga digunakan sebagai pelapis permukaan botol-botol gelas. Hal ini dilakukan
· Barier yang sangat baik terhadap minyak menguap, alkohol dan pelarut
petrolatum.
· Barier yang baik terhadap oksigen, tidak dipengaruhi oleh asam, basa kecuali
g/cm3).
Tabel Formulasi komponen PVC
e. Polistiren
Polistiren serba guna adalah plastik yang kaku dan sejernih kristal. Polistiren
telah digunakan oleh ahli farmasi selama bertahun-tahun sebagai wadah untuk
bentuk sediaan padat, karena relatif murah. Dewasa ini, polistiren tidak dipakai
untuk produk cairan. Plastik ini mempunyai transmisi uap yang tinggi dan
permabilitas oksigen yag tinggi. Polistiren resisten terhadap asam, kecuali asam
yang mengoksidasi dengan kuat terhadap alkali. Mudah dirusak oleh bahan kimia
f. Nilon (Poliamida)
Nilon dibuat dari asam bermartabat dua dikombinasi dengan diamina. Karena
ada banyak asam bermartabat dua dan banyak amina yang berbeda, maka terdapat
banyak ragam nilon tipe asam dan amina yang dinyatakan oleh nomor
pengenal jadi nilon 6/10 mempunyai enam atom karbon dalam amina dan sepuluh
dalam asamnya. Nilon dan bahan-bahan poliamida yang sama dapat dibuat
menjadi wadah-wadah dengan dinding tipis. Nilon dapat diautoklaf dan sangat
kuat serta agak sulit dihancurkan dengan cara-cara mekanik. Tidak merupakan
bahan penghalang yang baik terhadap uap, tapi bila sifat ini diperlukan, lapisan
nilon dapat ilaminasi pada polietilen atau pada berbagai bahan lainnya.
g. Polikarbonat
Polikarbonat dapat dibuat menjadi wadah yang jernih transparan. Bahan yang
relatif mahal ini mempunyaai banyak keuntungan salah satunya adalah dapat
disterilkan berulang kali. Wadahnya keras sama seperti gelas, dan telah dipikirkan
kemungkinannya sebagai pengganti vial dan alat penyuntik dari gelas. Plastik ini
terhadap peregangan, sedikit meyerap air, transparan, serta resisten terhadap panas
dan api. Polikarbonat resisten terhadap asam encer, oksidator atau reduktor garam,
minyak, lemak, dan hidrokarbon alifatik,. Dapat dirusak oleh alkali, amina, keton,
resistensi yang baik terhadap bahan kimia, kekuatan yang sangat baik, serta
wadah yang efektif untuk produk yang sulit dikemas dalam polimer lainnya.
Penggunaan nitril polimer untuk makanan dan kemasan farmasi diatur menurut
standar FDA. Standar keamanan saat ini kurang dari 11 bagian per sejuta residu
monomer akrilonitril, dengan perubahan yang dapat diterima kurang dari 0,3 per
yang dibentuk khas dari reaksi asam tereftalat atau dimetiltereftalat dengan etilen
yang bersumbu dua mempunyai pengaruh lebih besar pada pembotolan minuman
yang mengandung CO₂, dihitung dari besarnya perkiraan pemakaian resin selama
setahun sebesar kurang-lebih 350 juta pound. Kekuatan benturanya dan sebagai
penghalang gas serta aroma yang baik membuatnya menarik untuk digunakan
dalam kosmetik dan cairan pencuci mulut, maupun untuk produk lainnya di mana
j. Plastik-plastik Lainnya
Resin koekstrusi digunakan untuk membuat botol dan blister yang dibentuk
dicapai dengan resin tunggal, campuran resin, atau kopolimer. Suatu koekstrusi
untuk produk yang sebelumnya hanya dikemas dengan gelas. Plastik dengan sifat
penghalang yang kuat dapat bersaing dengan wadah gelas dan logam dapat
rupa, sehingga matriks polimer akhir akan mengandung sussunan laminar keping-
keping nilon yang unik, yang menyediakan suatu seri dinding penghalang yang
saling bertindihan.
FDA telah memberikan batasan petunjuk masalah evaluasi dan uji bahan
polimer. Dengan penggunaan plastik sebagai bahan untuk wadah LVP, berikut ini
1. Pemeriksaan, menurut prosedur USP XXI-NF XVI untuk uji biologi dan
fisikokimia, jumlah dan tipe senyawa yang potensial untuk leaching atau terlepas
penyimpanan, misal: waktu, suhu, cahaya, kelembaban dan efek siklus sterilisasi
telah diterima sejak dulu kala karena kebijakan lebih dahulu dan penggunaan
dalam waktu yang lama. Hal ini bukan berarti bahwa gelas dapat digunakan pada
aplikasi LVP tanpa deretan uji yang umum. Walaupun keuntungan bahan gelas
melebihi bahan plastik, penggunaan bahan plastik didukung oleh spesifikasi USP
XXI-NF XVI. Secara umum berbagai wadah atau komponen yang kontak
langsung dengan cairan LVP harus diveluasi dengan perhatian yang khusus.
1. Uji Fisika
banyaknya jumlah dari karet mentah dan percaya tingkat spesifikasi penerimaan
ditetapkan oleh manufakture resin. Uji fisik yang dilakukan meliputi ukuran titik
Uji fisika pada wadah yang berisi komplit merupakan cara yang paling
lapisan tambahan, uji tetesan, dan uji kebocoran. Uji integritas fisik meliputi uji
kebocoran wadah, kebocoran tutup dan integritas, uji dimensional (ukuran), dan
kerusakan label.
Wadah dapat menjadi rapuh karena sterilisasi atau proses manufaktur yang
Uji integritas setelah produk diisikan ke dalam LVP, dapat dilakukan secara
mengukur ketahanan yang berkurang ketika melewati jembatan voltase. Cara ini
medeteksi media cairan yang meninggalkan wadah. LVP ditolak bila terjadi
Sisi dari wadah biasanya disegel dengan menggunakan tutup karet untuk
menutup rongga udara. Tutup ini harus menjamin integritas dari wadah.
Berdasarkan validasi siklus sterilisasi untuk LVP khusus, bagian ini harus
diperhatikan karena bila terjadi kebocoran, maka akan berpengaruh pada sterilitas.
Ukuran dan berat dari wadah harus diperiksa sebelum wadah diterima.
Label harus dilihat untuk memeriksa kelengkapan dari label pada wadah,
panas dicetak pada wadah atau botol maka harus dilakukan uji kebocoran dan
integritas untuk menegaskan bahwa tidak ada kerusakn pada wadah setelah
pencetakan.
2. Uji Kimia
Uji kimia dari wadah LVP dan bahan polimer mentah itu sendiri dilakukan
tergantung pada polimer yang digunakan dan sifat yang dinginkan pada wadah.
Umumnya, pemeriksan kimia dari polimer yang digunakan pada wadah LVP
berat molekul, sisa pijar, presentase logam berat dan pemeriksaan bahan tambahan
a. IR spectra.
dilakukan. Sampel disiapkan pada pellet KBr atau tekanan kuat hingga menjadi
lapisan yang tipis. Gugus seperti –OH, C=O, dan –CH dapat identifikasi
Kalsium (Ca) dan seng (Zn) merupakan logam yang sering diuji, biasanya
berat ini ditambahkan pada formula polimer LVP sebagai stabilizer (logam
oksida), mold releasing agent (zinc stearat), pewarna, seperti kalsium karbonat.
Pengisi ini merupakan bahan khusus yang harganya murah dan berguna untuk
koefisien panas. Pengisi yang sering digunakan adalah kalsium karbonat dan talc.
AAS dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kalsium dari kalsium karbonat
dan analisisthermogravimetric dapat digunakan untuk mengevaluasi jumlah talc
d. Plasticizer
digunakan pada wadah PVC) harus diperiksa untuk melihat apakah terjadi
leaching dari wadah parenteral ke larutan dengan akumulasi lebih lanjut di jaring
e. Antioksidan
antioksidan ini dapat digunkan kloroform sebagai pelarut. Saat ini, ketika bahan
kuantitatif antioksidan yang lepas atau migrasi dari wadah ke cairan LVP untuk
Uji ini terdiri dari dua tahap pengujian. Tahap pertama lakukan uji biologis
secara in-vitro sesuai prosedur seperti yang ertera pada Uji Reaktivitas secara
Biologi in-vitro. Bahan yang memerlukan uji in vitro tidak memerlukan uji
lanjutan. Tidak ada kelas plastik dinyatakan termasuk golongan ini. Bahan yang
tidak memenuhi persyaratan uji in-vitro harus diuji tahap kedua yang dilakukan
denga uji in-vivo seperti Uji injeksi sistemik, Uji intra-kutan, dan Uji implantasi
sesuai dengan prosedur yang tertera pada Uji Reaktivitas secara Biologi in-vivo.
a. Uji Reaktivitas secara Biologi in-vitro
mamalia setelah kontak dengan plastik elastomer dan bahan polimer lain yang
kontak dengan penderita secara langsung, atau dengan ekstrak khusus yang dibuat
dari bahan uji. Hal yang penting adalah menyediakan luas permukaan spesifik
untuk ekstraksi. Jika luas permukaan specimen tidak dapat ditentukan, gunakan
0,1 g elastomer atau 0,2 g plastik atau bahan lain untuk setiap mL cairan ekstraksi.
Prosedur
Penyiapan sampel untuk ekstrak. Lakukan prosedur seperti yang tertera pada Uji
Penyiapan ekstrak. Lakukan penyiapan ekstrak seperti yang tertera pada Uji
(natrium klorida 0,9%) atau media biakan sel mamalia bebas serum sebagai
pelarut ekstraksi. (Catatan bila ekstraksi dilakukan pada suhu 37°C selama 24
jam, dalam inkubator, gunakan mdia biakan yang ditambah serum. Kondisi
ekstraksi tidak boleh menyebabkan perubahan fisik seperti fusi atau pelelehan
plastik elastomer dan bahan polimer lain yang kontak dengan penderita
permukaan spesifik untuk ekstraksi. Jila daerah permukaan specimen tidak dapat
ditentukan, gunakan 100 mg elastomer atau 200 mg plastik atau bahan lain untuk
botol, berlapis tutup, dan bagian atas dari suatu alat penetes. Sumbat karet utama
digunakan untuk vial takaran ganda dan alat suntik sekali pakai. Polimer karet
yang paling umum digunakan adalah karet alam, neoprene, dan butil. Jenis bahan
· Karet
· Akselerator
· Bahan pelunak
· Antioksidan
· Zat pigmen
berasal dari bahan alam atau sintetis. Sifat tutup elastomerik tidak hanya
bergantung pada bahan-bahan di atas, tetapi juga pada prosedur pembuatan seperti
khusus. Evaluasi terhadap faktor demikian harus dilakukan uji khusus tambahan
penelitian teliti terhadap semua bahan, untuk meyakinkan bahwa tidak ada
penambahan unsur yang dicurigai atau diketahui bersifat karsinogenik atau bahan
toksik lain.
injeksi adalah bahwa karet menunjukkan elastisitas yang cukup dengan demikian
a. Permukaan harus licin dan tidak berlubang agar dapat dicuci bersih.
b. Menutup rongga-rongga kecil pada permukaan, seperti leher bagian dalam vial
d. Mudah ditembus oleh jarum syringe hipodermik dan menutup rapat kembali
e. Pada masuknya jarum inJeksi tidak ada partikel tutup elastomerik yang
g. Impermeabel terhadap udara dan lembab (untuk meghindari peruraian obat yang
Sumbat karet tidak boleh mengabsorpsi bahan aktif, pengawet antibakteri dan
bahan lainnya atau bahan karet tidak boleh mengekstraksi larutan karena alasan
berikut;
1. Tutup vial
Tutup vial elastomer digunakan sebagai tutup primer vial parenteral dan
merupakan salah satu jenis bahan yang banyak digunakan sebagai tutup sediaan
farmasi. Karet dapat dibentuk menjadi tutup vial dalam berbagai bentuk dan
ukuran, dari unit-dose sampai tutup wadah bermuatan beberapa liter. Kedudukan
tutup vial dijaga oleh lapisan segel logam sampai ke leher vial.
2. Tutup univial
Zat aktif yang tidak stabil dalam bentuk larutan berada dalam bentuk kering
sampai pada saat akan digunakan. Serbuk zat aktif berada pada bagian bawah vial
sedangkan diluen steril berada pada bagian atas. Dua bagian vial ini dibatasi oleh
karet, yang akan bergeser akibat adanya tekanan hidrostatik dari tekanan yang
diberikan pada tutup univial. Saat karet tergeser, akan terjadi proses pencampuran
dan disolusi dari serbuk zat aktif pada kompartemen bagian bawah.
Karet yang dikatakan sangat baik dalam hal resistensi terhadap transmisi
gas atau uap air memiliki sifat impermeabel terhadap gas (seperti O2, N2, CO2) dan
uap air. Karet ini baik digunakan untuk tutup vial yang digunakan untuk kemasan
obat serbuk atau yang bersifat liofilik. Contohnya adalah karet butil.
penusukan selama digunakan, akan lebih kuat ditutup dengan karet alami
setelah mengalami kompresi selama periode tertentu dengan suhu tertentu. Karet
alami akan lebih baik digunakan sebagai piston syringe dari pada karet butil.
Shelf life adalah kemampuan untuk mempertahankan sifat-sifatnya setelah
terpapar oleh oksigen, ozon, cahaya, panas, dan kelembaban. Karet silikon dan
dan degradasi pelarut merupakan parameter yang sangat penting. Minyak nabati
kompatibel dengan karet butil, tetapi tidak demikian halnya dengan minyak
mineral.
dari karet alami dapat dipantulkan sedangkan bola dari karet butil tidak dapat
dipantulkan. Alat seperti katup darah (blood valve) yang berhubungan dengan
tube pengumpul darah (blood collection tube) harus dapat bergerak maju dan
mundur berkali-kali sejalan dengan panjang jarum untuk membuka dan menutup
memiliki ketahanan buruk terhadap ozon, sehingga karet menjadi keras dan retak.
untuk mencegah terjadinya perubahan sifat akibat terpajan sinar gamma. Sifat ini
menjadi penting karena saat ini sering digunakan sterilisasi radiasi untuk sediaan
farmasetik. Piston karet syringe yang digunakan pada syringe plastik sekali pakai
Merupakan komponen dasar dalam formulasi karet. Sifat formula karet sangat
· Vulcanizing agent
kimia lain untuk menghasilkan proses vulkanisasi yang efisien, sehingga karet
tersebut tidak “sebersih” karet yang divulkanisir dengan resin, oksida logam
vulkanisasi yang lebih bersih. Melalui vulkanisasi karet alami, artinya melalui
pengaruh panas. Dari penambahan sulfur dapat diperoleh karet lunak (5-10%
· Akselerator
Akselerator mengurangi waktu vulkanisasi dengan meningkatkan kecepatan
vulkanisasi. Zat ini bukan katalisator karena ia mengalami perubahan kimiawi dan
· Aktivator
yang umum digunakan adalah zinc oksida dan asam stearat. Pada sistem
vulkanisasi sulfur konvensional, zinc oksida dan asam stearat digunakan sebagai
koaktivator.
· Antioksidan-antiozon
berfungsi melindungi dari ozon yang bersifat lebih reaktif. Senyawa-senyawa ini
antidegradasi.
bekerja dengan membentuk lapisan protektif pada permukaan karet. Lilin tersebut
· Plasticizer- lubrikan
Senyawa ini digunakan dalam formulasi karet sebagai bahan pembantu dalam
pembuatan karet, sebagai pelunak pada karet yang telah divulkanisir atau sebagai
pelicin tutup. Contohnya yaitu parafin wax, minyak silikon, minyak parafin,
· Pengisi
Karet dapat diformulasikan tanpa pengisi. Jika demikian maka hasilnya disebut
karet “gum” yang bersifat tembus pandang, misalnya untuk pembuatan dot
tersebut.
· Pigmen
Pigmen biasanya berupa garam anorganik dan oksida, karbon hitam, atau
pewarna organik, yang digunakan untuk tujuan estetika atau fungsional. Dari segi
estetika, pabrik farmasi mungkin menginginkan tutup karet yang berwarna serasi
dengan sefel alumunium atau label, sehingga penampilan kemasan menjadi lebih
menarik.
Ada dua tahap pengujian. Tahap pertama adalah uji reaktivitas secara biologi
invitro. Bahan yang yeng memenuhi syarat uji invitro, tidak perlu dilakukan uji
tahap kedua. Bahan yang tidak memenuhi syarat invitro lanjutkan dengan tahap
kedua yaitu uji intrakutan yaitu uji reaktivitas secara biologi invitro.
elastomer, maka jumlah luas permukaan dari contoh yang akan diekstraksi adalah
penting. Dalam tiap pengujian ditetapkan luas permukaan untuk diekstraksi pada
suhu yang telah ditetapkan. Metode uji direncanakan untuk mengetahui variasi
Larutan pengekstraksi:
a. Air murni
c. Isopropanol
Peralatan
dengan thermometer, pengukur tekanan, dan rak yang sesuai untuk tempat wadah
Prosedur
Penyiapan contoh letakkan dalam wadah ekstraksi yang sesuai sejumlah tutup
elastomeric yang memberikan luas permukaan 100 cm2. Tambahkan 300 ml air
murni kedalam masing-masing wadah, tutup dengan gelas piala yang dibalik dan
dalam wadah. Cuci dengan 100 ml air murni goyangkan perlahan dan buang air
cucian. Ulangi pencucian dengan air murni 100 ml. lakukan prosedur yang sama
telah dipersiapkan pada penyiapan contoh, dengan luas permukaan 100 cm2,
kedalam wadah yang sesuai, tambahkan 200 ml air murni. Tutup dengan gelas
piala yang dibalik dan ekstraksi dengan pemanasan dengan otoklaf pada suhu
121˚C selama 2 jam, biarkan selama waktu yang secukupnya hingga cairan dalam
wadah mencapai suhu ekstraksi. Biarkan otoklaf mendingin dengan cepat dan
dinginkan hingga suhu kamar. Lakukan prosedur yang sama pada blangko.
dengan luas permukaan 100 cm2, kedalam alat refluks yang sesuai berisi 200 ml
wadah masukkan sejumlah ekstrak kedalam sel, jika perlu encerkan dengan
pengekstraksi, dan ukur kekeruhannya dengan nefelometer, terhadap baku tetap
yang diperoleh untuk blangko dan contoh yang dinyatakan dalam unit nefelos,
Lakukan penetapan blangko. Perbedaan volume titran antara blangko dan contoh
dan ekstrak contoh kedalam tabung pembanding warna yang terpisah. Masukkan
tambahkan air hingga 25 ml. tambahkan 10 ml hydrogen sulfide yang dibuat segar
kedalam tiap-tiap tabung, campur diamkan 5 menit dan amati dari atas kebawah
diatas permukaan putih. Tetapkan jumlah logam berat dalam blanko dan dalam
contoh. Kandungan logam berat adalah perbedaan antara blangko dan contoh.
contoh.
wadah, masukkan 100 ml balangko dan contoh kedalam cawan penguap yang
telah dipisah dan telah ditara. uapkan diatas tangas uap hingga kering atau dalam
oven pada suhu 100˚, keringkan pada suhu 105˚ selama 1 jam, dinginkan kedalam
desikator dan timbang. hitung bahan terekstraksi total, dalam mg dengan rumus:
2(Wu-WB)
Tutup Plastik
kemudian pulih lalu mengering pada keadaan akhir. Pembentukkan harus terjadi
pada tahap pertama menjadi lembek, karena sesudah waktu memulih sudah tidak
ulang. Karena bagian-bagian yang salah cetak harus disingkirkan, maka bahan-
baik dan memberi tanggapan yang cepat untuk mengubah temperatur dan aliran
bahan.
biasanya hitam atau coklat. Jenis fenol digunakan bila diperlukan plastic yang
keras dan kukuh dan bila warna gelap dapat diterima. Kekerasan, tahan panas,
resistensi terhadap bahan kimia dan kuat adalah sifat-sifat yang mudah terlihat
pemberian lapisan (coating) tersedia dengan harga yang murah. Sebagai tutup,
jenis fenol dapat menahan kekuatan tekanan dari mesin penutup botol, dan
Jenis fenol resisten terhadap beberapa asam encer dan alkali, tetapi dapat
rusak oleh asam-asam, terutama yang bersifat oksidator. Asam organik dan asam
Resin thermosetting ini merupakan bahan yang keras dan jernih, yang dapat
menerima pewarnaan. Bahan ini lebih mahal daripada jenis fenol, tetapi sifat
tahan panas dan sifat lainnya dari jenis urea menjadikannya cocok untuk hal-hal
yang khusus. Warna-warna yang indah dapat diperoleh dari jenis urea, karena
urea tersedia dalam berbagai ragam warna dan merupakan bahan yang keras,
rapuh, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa. Karena merupakan
tanpa menjadi lembek, tetapi menjadi hangus pada temperatur kira-kira 390°F.
Bahan ini dapat mengabsorpsi air pada keadaan basah, tetapi absorpsi seperti itu
Jenis urea tidak dipengaruhi oleh pelarut organik apapun, tetapi dirusak oleh
alkali dan asam kuat. Bahan ini memiliki resistensi yang baik terhadap semua
jenis minyak dan lemak. Meskipun jenis urea tahan terhadap temperatur tinggi,
pada pabrik sebagai tutup wadah. Polistiren, polietilen, dan polipropilen adalah
bahan-bahan yang dipakai pada 90% atau lebih dari semua tutup yang
termoplastis. Tiap bahan mempunyai keuntungan tersendiri, dan resin utama yang
dipakai tergantung pada sifat fisika dan kimia yang diinginkan bagi penggunanya,
label dalam banyak hal melampaui batas tempat yang disediakan bagi label pada
untuk obat bebas. Jika memakai kotak karton yang dilipat ujungnya, mereka harus
pembungkus tambahan dengan lapisan tipis, menyegel dengan pita atau penyegel
kotak karton dengan perekat. Kotak karton yang disegel ujungnya berbeda dengan
yang ujungnya dilipat; dalam hal ini lebih baik menggunakan desain ikat mengikat
luar memakai perekat atau dilelehkan dengan panas untuk menyegel kotak karton.
1. Uji Kebocoran
Pengujian keutuhan kemasan merupakan hal yang kritis. Hal ini karena
dibutuhkan uji yang bersifat non destruktif. Beberapa test yang sering digunakan
ialah:
dengan kebocoran kemasan, test ini menggunakan larutan elektrolit, bila terjadi
b. Test tekanan, digunakan untuk mendeteksi kebocoran dari kemasan, dalam test
ini, gas diinjeksikan ke dalam kemasan yang telah dicelup dalam air. Injeksi gas
dilakukan dengan pompa. Bila terjadi kebocoran maka terjadi gelembung dalam
air.
mikroba dalam kemasan. Test ini juga digunakan untuk menguji efektifitas
Ampul dimaksudkan sebagai wadah tersegel yang kedap udara untuk suatu
dosis tunggal obat, sehingga secara sempurna menghalangi tiap perubahan antara
isi ampul yang disegel dan lingkungannya. Adanya pori-pori kapiler atau retakan
berbahaya ke dalam ampul, atau isinya dapat bocor keluar dan merusak
Uji kebocoran dimaksudkan untuk mendeteksi ampul yang belum ditutup
dibandingkan dengan ampul yang ditutup dengan segel tarik. Di samping itu,
retak kecil bisa terjadi sekitar segel tersebut atau pada dasar ampul sebagai hasil
dalam ampul yang ditutup tidak sempurna, biasanya dalam ruang vakum, selagi
ampul tersebut dibenamkan dalam larutan yang diberi zat warna (biasanya 0,5
zat warna mempenetrasi ke dalam lubang, dapat dilihat setelah bagian luar ampul
dicuci untuk membersihkan zat warnanya. Vakum (27 inci Hg atau lebih) harus
dengan tajam dilepaskan setelah 30 menit. Hanya setetes kecil zat warna bisa
bila ampul dicelupkan dalam bak zat warna selama siklus pensterilan dengan
sterilisasi dalam satu pelaksanaan. Kapiler yang berdiameter 15 mikron atau lebih
kecil bisa atau bisa tidak dideteksi dengan cara uji ini.
Uji kebocoran tidak dilaksanakan untuk vial dan botol karena tutup
karetnya tidak kaku; tetapi botol seringkali disegel selagi suatu vakum ditarik,
sehingga botol tetap kosong (terevakuasi) selama waktu penyimpanan. Adanya
vakum bisa dideteksi dengan membenturkan dasar botol dengan keras dengan
pangkal telapak tangan untuk menghasilkan suara “memukul air”. Uji lainnya
adalah dengan memakai pemeriksaan penguji percikan ke luar botol tersebut, yang
bergerak dari lapisan cairan ke dalam ruang udara. Penglepasan percikan baru
DAFTAR PUSTAKA
1994.
http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Nutrition&y=cybershopping
%7C0%7C0%7C6%7C474