Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMA

PEMBUATAN SIMPLISIA

Dosen Pengampu

Apt. Ayu Werawati, S.Si., M.Farm.

Oleh Kelompok 2

1. Angel Restiani (201030700217)


2. Dyah Ayu Larasati (201030700013)
3. Fajrina Awaliyah (201030700009)
4. Gerrin Giraldi (201030700055)
5. Siti Risdah Rosipah (201030700015)
6. Suci Agustiawati (201030700032)
7. Syania Adelia Putri (201030700008)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS

STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

1
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini Fenomena meningkatnya penggunaan obat tradisional di masyarakat, menunjukkan


adanya pergeseran minat masyarakat menuju konsep ‘Back To Nature’.Tentunya masyarakat
Indonesia telah menyadari akan keanekaragaman hayati yang dimilikinya, dan mulai banyak
masyarakat Indonesia menggunakan obat tradisional. WHO merekomendasi penggunaan obat
tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pengobatan penyakit. WHO juga mendukungupaya supaya dalam peningkatan keamanan dan
khasiat dari obat herbal untuk meminimalisir efek samping dari obat tradisional meski pun efek
samping obat tradisonal relatif lebih ringan dibandingkan dengan obat-obat kimia karena obat
tradisional. Hal ini dikarenakan bahan baku ramuan tradisional sangat alami atau tidak bersifat
sintetik meskipun demikian, obat herbal yang baru tetap harus melewati uji klinis yang sama
dengan obat-obatan sintetik.

obat tradisional memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat karena selain murah juga
alami dan dianggap aman dibandingkan obat sintetis yang mahal dan menyakitkan penggunaan
obat tradisional memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat karena selain murah juga alami
dan dianggap aman dibandingkan obat sintetis yang mahal dan menyakitkan .

Oleh karna itu saat ini peneliti banyak mengembangkan obat dengan dari bahan Alam dan
memanfaatkan bahan alam yang selama ini belum banyak terexplorer di dunia industri yaitu
daun sirih, daun jambu, jahe dan kunyit untuk itu maka diperlukan pengetahuan tentang
pembuatan simplisia untuk selanjutnya dibuat suatu sediaan obat.

B. Tujuan

1. Mengetahui cara persiapan pemilihan tanaman untuk dijadikan simplisia


2. Mahasiswa diharapkan dapat memahami prinsip dan melakukan pembuatan simplisia
3. Mengetahui cara pembuatan simplisia yang baik

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori dasar

Simplisia
Menurut Departemen Kesehatan RI, Simplisia adalah bahan alamiahyang dipergunakan
sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain,
berupa bahan yang telah dikeringkan.Simplisia dibedakan menjadi : simpisia nabati, simplisia
hewani dan simplisia pelikan (mineral).

• Simplisia nabati

Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat
tanaman, atau gabungan antara ketiganya, misalnya Datura Folium dan Piperis nigri Fructus
Eksudat tanaman adalah isi sel yangsecara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu
sengaja dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahan- bahan nabati
lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan/diisolasi dari tanamannya.

• Simplisia hewani

Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh atauzat-zat berguna yang
dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimiamurni, misalnya minyak ikan (Oleum
iecoris asselli) dan madu (Meldepuratum).

• Simplisia pelikan atau mineral

Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikanatau mineral yang
belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimia murni ,
contoh serbuk seng dan serbuk tembaga.

Untuk menjamin keseragaman senyawa aktif, keamanan maupunkegunaanya, maka


simplisia harus memenuhi persyaratan minimal. Untuk dapat memenuhi persyaratan minimal
tersebut, ada beberapa faktor yang berpengaruh antara lain bahan baku simplisia, proses
pembuatan, serta cara pengepakan dan penyimpanan (Agoes, 2007).

Pemilihan sumber tanaman sebagai bahan baku simplisia nabatimerupakan salah satu
faktor yang sangat berpengaruh pada mutu simplisia,termasuk didalamnya pemilihan bibit (untuk
tumbuhan hasil budidaya) dan pengolahan maupun jenis tanah tempat tumbuh tanaman obat
(Laksana, 2010).

Proses pemanenan dan preparasi simplisia merupakan proses yangdapat memenuhi mutu
simplisia dalam berbagai artian, yaitu komposisisenyawa kandungan, kontaminasi dan stabilitas
bahan. Namun demikian,simplisia sebagai produk olahan, fariasi senyawa kandungan dapat

3
diperkecil,diatur atau diajegkan. Hal ini karena penerapan (aplikasi) IPTEK pertanian pasca
panen yang terstandar (Laksana, 2010).

Tahap-tahap pembuatan simplisia secara garis besar adalah sebai berikut:

1. Pengolahan bahan baku


2. Sortasi basah
3. Pencucian
4. Perajangan
5. Pengeringan
6. Sortasi kering
7. Pengepakan dan penyimpanan.

Pengumpulan Bahan Baku


Pembentukan senyawa aktif di dalam bagian tanaman sangat erat hubungannyadengan
bagian tanaman yang digunakan, umur tanaman atau bagian tanaman saat panen, waktu panen,
dan lingkungan tempat tumbuh. Waktu panen yang tepat adalah pada saat bagian tanaman
tersebut mengandung senyawa aktif dalam jumlah besar.

Sortasi Basah
Sortasi basah bertujuan untuk memisahkan kotoran atau bahan asing lainnya daribahan
simplisia. Misalnya pada simplisia yang dibuat dari akar suatu tanaman obat,bahan-bahan asing
seperti tanah, kerikil, rumput, daun, akar yang telah rusak serta pengotor lainnya harus dibuang.
penyortiran segera dilakukan setelah bahan selesai dipanen, bahan yang mati, tumbuh lumut
ataupun tumbuh jamur segera dipisahkan yang dimungkinkan mencemari bahan hasil panen

Pencucian
Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainya yangmelekat pada
simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih. Bahan simplisia yang mengandung zat yang
mudah larut dalam air, pencucian dilakukan dalam waktu yang singkat menggunakan air bersih,
seperti air dari mata air, sumur atau PAM.

Pengubahan bentuk
Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan.Tanaman
yang baru diambil jangan langsung dirajang, tetapi dijemur dalam keadaan utuh selama satu hari.

Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga
dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan menghentikan
reaksi enzimatik akan dapat dicegah penurunan mutu atau pengrusakan simplisia.

4
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah suhu pengeringan, kelembaban udara, aliran udara, waktu
pengeringan (cepat), dan luas permukaan bahan. suhu pengeringan bergantung pada simplisia
dan cara pengeringan. Pengeringan dapat dilakukan antara suhu 30 o-90o C.
Pengeringan dilakukan untuk mengeluarkan atau menghilangkan air dari suatu bahan
dengan menggunakan sinar matahari. Cara ini sederhana dan hanya memerlukan lantai jemur.
Simplisia yang akan dijemur disebar secara merata dan pada saat tertentu dibalik agar panas
merata. Cara penjemuran semacam ini selain murah juga praktis, namun juga ada kelemahan
yaitu suhu dan kelembaban tidak dapat terkontrol, memerlukan area penjemuran yang luas, saat
pengeringan tergantung cuaca, mudah terkontaminasi dan waktu pengeringan yang lama.
Dengan menurunkan kadar air dapat mencegah tumbuhnya kapang dan menurunkan reaksi
enzimatik sehingga dapat dicegah terjadinya penurunan mutu atau pengrusakan simplisia. Secara
umum kadar air simplisia tanaman obat maksimal 10%.

Sortasi kering
Sortasi setelah pengeringan merupakan tahap akhir pembuatan simplisia. Tujuan sortasi
adalah untuk memisahkan benda asing, seperti bagian-bagian yang tidak diinginkan dan
pengotoran-pengotoran lain yang masih ada dan tertinggal.

Pengepakan dan Penyimpanan


Setelah bersih, simplisia dikemas dengan menggunakan bahan yang tidak beracun/tidak
bereaksi dengan bahan yang disimpan. Pada kemasan diberi dicantumkan nama bahan dan
bagian tanaman yang digunakan. Tujuan pengemasan dan penyimpanan adalah untuk melindungi
agar simplisia tidak rusak atau berubah mutunya karena beberapa faktor, baik dari dalam maupun
dari luar.

ALAT DAN BAHAN


Alat :

a. Pisau
b. Nampan
c. Bak Cuci
d. Kain bersih
e. Plastik sampah

Bahan :

a. Daun Sirih
b. Daun Jambu Biji
c. Rimpang Kunyit
d. Rimpang Jahe

5
CARA KERJA

1. Bahan disortasi basah, dilakukan terhadap tanah dan kerikil, rumput-rumputan, bahan
tumbuhan lain atau bagian tumbuhan lain dan bagian tumbuhan yang rusak.
2. Timbang dengan seksama sebanyak 250 gram, catat dan tempatkan diatas nampan.
3. Cuci dengan air mengalir hingga bersih, biarkan hingga tiris.
4. Ubah bentuk (perajangan)
5. Keringkan dengan cara yang sesuai berdasarkan jenis bagian tumbuhan dan kandungan
zat aktifnya.
6. Haluskan dengan blender
7. Timbang lagi dengan seksama dan catat beratnya.

DATA PENGAMATAN

NO DOKUMENTASI
1 PROSES SORTASI BASAH

6
2 PROSES PEREJANGAN

3 PROSES PENGERINGAN

7
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum pembuatan simplisia yang telah kami lakukan praktikum ini
dilakukan untuk membuat serta memahami cara pembuatan simplisia dengan baik dan benar.
Pembuatan simplisia harus melewati beberapa tahap mulai dari sortasi
basah,pencucian,pengubahan bentuk,pengeringan,sortasi kering,pengemasan dan penyimpanan
dengan memenuhi syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan untuk mendapatkan hasil simplisia
yanh baik dan sempurna.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/18242559/LAPORAN_PRAKTIKUM_SIMPLISIA
https://www.academia.edu/7203519/PERCOBAAN_I_PEMBUATAN_SIMPLISIA#:~:text
=B.%20Dasar%20Teori%20Menurut%20Departemen,dan%20simplisia%20pelikan%20(
mineral)

Anda mungkin juga menyukai