06FKKP001
DEFINISI HIPERTENSI
Fosinopril termasuk ke dalam obat antihipertensi golongan ACE inhibitor. Obat ini
bekerja dengan cara menghambat konversi atau perubahan angiotensin I menjadi
II. Cara kerja ini akan membantu relaksasi otot pembuluh darah, sehingga
pembuluh darah melebar, aliran darah menjadi lebih lancar, dan tekanan darah
pun dapat menurun.
B. Efek Samping
Beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah mengonsumsi fosinopril adalah:
Berikut ini adalah beberapa interaksi antarobat yang dapat terjadi apabila fosinopril
digunakan bersamaan dengan obat lain:
2. LISINOPRIL
ada beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah mengonsumsi lisinopril, di antaranya:
• Pusing
• Sakit kepala
• Mual dan muntah
• Batuk kering
• Lelah yang tak biasa
• Hidung tersumbat atau pilek
• Penurunan gairah seksual
C. Interaksi Obat
Ada beberapa efek interaksi yang dapat terjadi jika lisinopril dikonsumsi dengan obat-
obatan tertentu, antara lain:
D. Dosis
• Dewasa: Dosis awal 10 mg sekali sehari. Dosis perawatan 20 mg sekali sehari, dapat
ditingkatkan hingga maksimal 80 mg per hari. Untuk penderita hipertensi renovaskular dan
hipertensi berat, dosis bisa diawali dengan 2,5–5 mg sekali sehari.
• Anak usia 6–16 tahun: Dosis awal untuk anak dengan berat badan 20–50 kg adalah 2,5 mg,
sekali sehari. Dosis maksimal 20 mg perhari. Dosis awal untuk anak dengan berat badan
≥50 kg adalah 5 mg sekali sehari. Dosis maksimal 40 mg per hari.
3. ENALAPRIL
Obat ini akan membantu melemaskan atau merelaksasi otot pembuluh darah. Cara
kerja ini akan membantu melebarkan pembuluh darah, menurunkan tekanan, dan
memperlancar aliran darah, sehingga meringankan kerja jantung.
B. Efek Samping
▪ Batuk kering
▪ Pusing atau merasa melayang
▪ Lelah yang tidak biasa
▪ Sembelit atau diare
C. Interaksi Obat
Berikut ini adalah beberapa efek interaksi antarobat yang dapat terjadi apabila enalapril
digunakan bersama obat lain:
• Dewasa: 5 mg, 1 kali sehari. Dosis pemeliharaan 10–20 mg sekali sehari. Dosis
bisa ditingkatkan sampai 40 mg.
• Anak dengan berat badan 20– <50 kg: 2,5 mg, 1 kali sehari. Dosis bisa
ditingkatkan sampai maksimal 20 mg per hari.
• Anak dengan berat badan ≥50 kg: 5 mg, 1 kali sehari. Dosis bisa ditingkatkan
sampai maksimal 40 mg per hari.
• Lansia: 2,5 mg, 1 kali sehari. Dosis selanjutnya disesuaikan berdasarkan respons
terhadap obat.
DEFINISI ANTIARITMIA
Antiaritmia Golongan I
Antiaritmia golongan I adalah sodium-channel blocker yang bekerja dengan
cara memperlambat konduksi listrik yang terjadi di jantung. Beberapa contoh
antiaritmia golongan I adalah:
1. QUINIDINE
A. Makanisme Kerja Obat
Obat ini bekerja dengan cara memblokir aliran sinyal denyut jantung yang tidak
beraturan dan meningkatkan kemampuan jantung agar dapat bekerja secara normal.
B. Efek Samping
Berikut adalah beberapa efek samping yang dapat dirasakan setelah menggunakan
quinidine:
Berikut ini adalah beberapa risiko interaksi obat yang mungkin terjadi jika menggunakan
quinidine bersamaan dengan obat-obatan tertentu, di antaranya:
Lidocaine bekerja dengan cara menghambat sinyal penyebab nyeri sehingga mencegah
timbulnya rasa sakit untuk sementara
B. Efek Samping
Beberapa efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan lidocaine adalah:
Lidocaine dapat menimbulkan interaksi obat jika digunakan bersama obat-obatan lain. Berikut
ini adalah beberapa efek interaksi obat yang dapat terjadi:
• Peningkatan kadar lidocaine dalam darah jika digunakan dengan cimetidine atau propranolol
• Peningkatan risiko terjadinya gangguan jantung jika digunakan dengan obat golongan beta
blocker, misalnya bisoprolol
• Peningkatan efek samping terhadap jantung jika digunakan dengan phenytoin suntik
• Penurunan efektivitas lidocaine jika digunakan dengan diuretik loop, acetazolamide, atau
thiazide
D. Dosis
• Suntik (darurat): Dosis 300 mg diberikan melalui otot bahu. Dapat diulang setelah 60–90
menit, jika dibutuhkan.
• Suntik (stabil): Dosis 1–1,5 mg/kgBB, dapat diulang jika dibutuhkan. Dosis maksimal 3
mg/kgBB, dapat diulang 2 kali. Dosis perlu dikurangi jika penggunaan obat lebih lama dari 24
jam.
3. PROPAFENONE
A. Makanisme Kerja Obat
Propafenone merupakan obat golongan antiaritmia golongan I yang bekerja dengan cara
menghambat aktivitas sinyal listrik jantung yang menyebabkan detak jantung tidak teratur.
Obat ini akan diberikan di rumah sakit oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan
dokter.
B. Efek Samping
Ada beberapa efek samping yang dapat timbul akibat penggunaan propafenone, yaitu:
Ada beberapa interaksi yang dapat terjadi jika propafenone dikonsumsi dengan obat-obatan
tertentu, antara lain:
• Peningkatan kadar propafenone dalam darah jika digunakan dengan ritonavir, quinidine,
fluoxetine, cimetidine, ketoconazole, erythromycin, atau sertraline
• Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika digunakan dengan lidocaine, obat
golongan penghambat beta, atau antidepresan trisiklik
• Penurunan kadar propafenone dalam darah jika digunakan dengan phenobarbital, rifampicin,
atau orlistat
• Peningkatan risiko terjadinya proaritmia, yaitu timbulnya jenis aritmia baru atau munculnya
kembali aritmia yang lama, jika digunakan dengan amiodarone
• Peningkatan kadar teofilin, digoxin, ciclosporin, atau warfarin
D. Dosis
Dosis awal 150 mg, 3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 225–300 mg, 3–4 kali sehari
selama 3 hari. Dosis maksimal 300 mg per hari
DEFINISI ANTIPLATELET
B. Efek Samping
Berikut adalah beberapa efek samping yang bisa muncul setelah mengonsumsi
aspirin:
Ada efek interaksi yang bisa terjadi jika aspirin digunakan bersama obat lain, di antaranya:
Peningkatan risiko terjadinya perdarahan atau luka pada saluran pencernaan jika digunakan
dengan kortikosteroid; OAINS lain, seperti ibuprofen; atau antidepresan SSRI, seperti sertraline
dan paroxetine.
D. Dosis
• Tujuan: Mencegah stroke, angina pektoris, serangan jantung, atau penyakit kardiovaskular
yang disebabkan oleh penggumpalan darah
Dosisnya 75–150 mg, disesuaikan oleh dokter berdasarkan kondisi dan respons pasien
terhadap pengobatan.
2. CLOPIDOGREL
A. Makanisme Kerja Obat
• Diare
• Mudah mengalami memar atau perdarahan
• Perdarahan sulit berhenti
• Sembelit
• Rasa terbakar di dada (heartburn)
• Nyeri perut
C. Interaksi Obat
Berikut adalah interaksi yang mungkin terjadi jika clopidrogel digunakan bersamaan dengan
obat-obatan tertentu:
Obat ini bekerja dengan cara menghalangi platelet (sel keping darah) saling
menempel sehingga mencegah pembentukan gumpalan darah yang bisa
menyumbat pembuluh darah.
B. Efek Samping
?
Efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi prasugrel
antara lain:
• Sakit kepala
• Mual
• Mimisan
• Pusing
• Tubuh terasa sangat lelah
• Batuk
• Nyeri di punggung, kaki, dan lengan
C. Interaksi Obat
Ada beberapa efek interaksi obat yang dapat terjadi jika prasugrel digunakan bersama
obat-obatan lain, di antaranya:
D. Dosis
Berikut ini adalah dosis prasugrel untuk mengatasi kondisi sindrom koroner akut:
• Dewasa: Dosis awal 60 mg, 1 kali sehari, dilanjutkan dengan dosis perawatan sebanyak
10 mg, 1 kali sehari selama 12 bulan, dikombinasikan dengan aspirin.
• Lansia ≥75 tahun: 5 mg, 1 kali sehari.
DEFINISI ANTIKOAGULAN
Coumarin adalah jenis obat antikoagulan yang bekerja dengan menghambat kerja
vitamin K dalam mengaktifkan faktor-faktor pembekuan darah. Satu-satunya obat
yang termasuk ke dalam golongan ini adalah:
WARFARIN
Warfarin bekerja dengan menghambat kerja vitamin K, yang merupakan salah satu
faktor penting dalam proses pembekuan darah. Obat ini digunakan dalam
pengobatan emboli paru, stroke ringan (transient ischemic attack/TIA), atau
penyumbatan pembuluh darah vena akibat bekuan darah (trombosis vena).
B. Efek Samping
Efek samping yang mungkin bisa timbul setelah mengonsumsi warfarin antara lain:
• Mual
• Kehilangan selera makan
• Sakit perut atau abdomen
• Ruam kulit ringan
• Rambut rontok
• Gusi berdarah sesudah menyikat gigi
• Tubuh mudah memar, dan memar butuh waktu lebih lama untuk memudar
• Mimisan (tidak sering dan berlangsung <10 menit)
• Perdarahan akibat terluka agak lebih lama untuk berhenti
• Darah menstruasi lebih banyak atau durasi haid lebih panjang daripada biasanya
C. Interaksi Obat
Berikut ini adalah interaksi yang dapat terjadi jika warfarin digunakan dengan obat-obatan
tertentu:
• Peningkatan risiko terjadinya perdarahan yang berpotensi fatal jika digunakan dengan
obat fibrinolitik, seperti alteplase atau streptokinase
• Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan antikoagulan lain,
seperti argatroban, dabigatran, atau heparin; antiplatelet, seperti aspirin, cilostazol, atau
clopidogrel; OAINS, seperti celecoxib, diclofenac, atau ibuprofen;
atau antidepresan SSRIs, seperti citalopram atau paroxetine
• Peningkatan risiko terjadinya gangguan pada kandung empedu dan liver jika digunakan
dengan ticlopidine
• Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan amiodarone,
capecitabine, cotrimoxazole, acyclovir, ciprofloxacin, alprazolam, atau atorvastatin
• Penurunan efektivitas warfarin jika digunakan dengan carbamazepine,
rifampicin, phenytoin, efavirenz, atau sofosbuvir
• Penurunan atau peningkatan efektivitas warfarin jika digunakan dengan prednisone
D. Dosis
Dosis awal warfarin adalah 5–10 mg per hari, selama 1–2 hari pertama. Dosis perawatan 3–
9 mg per hari, tergantung hasil tes darah saat evaluasi rutin.
2. Penghambat thrombin
merupakan obat antikoagulan yang bekerja dengan cara menghambat aktivitas thrombin,
salah satu faktor pembekuan darah, sehingga pembentukan bekuan darah dapat terhambat.
Salah satu obat yang termasuk ke dalam jenis antikoagulan ini adalah:
Dabigatran
A. Makanisme Kerja Obat
Yang bekerja dengan cara menghambat aktivitas protein yang berperan dalam proses
pembekuan darah.
B. Efek Samping
Beberapa efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan dabigatran adalah:
C. Interaksi Obat
Berikut adalah efek interaksi antarobat yang dapat terjadi jika dabigatran digunakan
bersamaan dengan obat lain:
•Peningkatan kadar dan efek dabigatran jika digunakan dengan verapamil, amiodarone,
quinidine, clarithromycin, ticagrelor, ketoconazole, atau posaconazole
• Penurunan efek dabigatran jika digunakan dengan carbamazepine,
pantoprazole, phenytoin, atau rifampicin
• Peningkatan risiko terjadinya epidural hematoma jika digunakan dengan anestesi
neuraksial
• Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan obat antikoagulan lain,
seperti heparin, obat antiinflamasi nonsteroid, seperti aspirin , obat antiplatelet, seperti
clopidogrel, obat antidepresan golongan SSRI atau SNRI
D. Dosis
• Tujuan: Mengobati dan mencegah deep vein thrombosis, atau emboli paru
Dewasa: 150 mg, 2 kali sehari.
• Tujuan: Mencegah stroke pada penderita fibrilasi atrium
Dewasa: 150 mg, 2 kali sehari. Dosis dapat disesuaikan dengan hasil pemeriksaan
fungsi ginjal pasien.
• Tujuan: Mencegah penyumbatan pada pembuluh darah pascaoperasi
Dewasa: Dosis awal 110 mg yang diberikan 1–4 jam setelah operasi. Dilanjutkan
dengan 220 mg, 1 kali sehari selama 10 hari, untuk kondisi pascaoperasi lutut,
atau 28–35 hari, untuk kondisi pascaoperasi panggul.
3. Penghambat faktor Xa
Penghambat faktor Xa adalah jenis obat antikoagulan yang bekerja dengan cara
menghambat aktivitas faktor pembekuan Xa. Dengan begitu, pembentukan bekuan darah
dapat terhambat. Beberapa contoh obat antikoagulan ini antara lain:
Rivaroxaban
Bekerja dengan cara menghambat aktivitas faktor Xa pada proses pembekuan darah.
Dengan begitu, terbentuknya gumpalan atau bekuan darah pada pembuluh darah dapat
dicegah.
B. Efek Samping
Efek samping dari penggunaan rivaroxaban yang paling sering adalah perdarahan.
Beberapa gejala yang bisa muncul bila terjadi perdarahan adalah:
C. Interaksi Obat
Ada beberapa efek interaksi obat yang dapat terjadi bila rivaroxaban digunakan bersama
obat lain, yaitu:
D. Dosis
Tujuan: Mencegah dan mengobati deep vein thrombosis (DVT) atau emboli paru
Dosis awal 15 mg, 2 kali sehari, selama 3 minggu. Dosis pemeliharaan adalah 20
mg, 1 kali sehari.
Tujuan: Mencegah stroke dan emboli sistemik pada atrial fibrilasi non-valvular
Dosis 20 mg, 1 kali sehari, dikonsumsi setelah makan malam.
Tujuan: Mencegah penggumpalan darah pada pasien yang menjalani operasi panggul atau
lutut
Dosis 10 mg, 1 kali sehari. Pengobatan dimulai 6–10 jam setelah operasi. Obat
diberikan selama 5 minggu untuk operasi panggul dan 2 minggu untuk operasi
lutut.
DEFINISI angiotensin receptor-neprilysin
inhibitor (ARNI)
Neprilysin adalah enzim yang memecah zat alami dalam tubuh yang
membuka jalur arteri yang sempit. Dengan membatasi efek enzim ini,
jalur arteri yang sempit akan terbuka lebih lebar dan melancarkan
aliran darah.
Obat ini terdiri dari dua jenis kandungan utama, yaitu sacubitril dan valsartan.
Kandungan sacubitril bekerja dengan cara mengontrol volume darah, sedangkan
valsartan mencegah pengencangan pembuluh darah.Alhasil, aliran darah lebih
lancar dan jantung bisa memompa darah lebih baik ke seluruh tubuh.
B. Efek Samping
Berikut efek samping lain yang sangat umum dan sering dijumpai:
C. Interaksi Obat
Ada beberapa jenis obat yang memengaruhi cara kerja obat ini dan sebaliknya.
Berikut daftarnya.
D. Dosis
B. Efek Samping
C. Interaksi Obat
Belum diketahui interaksi obat yang dapat timbul bila trimetazidine digunakan
dengan obat-obat lain. Namun, tidak tertutup kemungkinan trimetazidine bisa
berinteraksi dengan obat atau bahan aktif tertentu. Oleh sebab itu, beri tahu
dokter jika Anda akan menggunakan obat lain bersamaan dengan trimetazidine.
D. Dosis
2. Ranolazine
• Mual
• Muntah
• Lemas
• Sembelit
• Sakit kepala
• Pusing
C. Interaksi Obat
Berikut ini adalah beberapa efek samping yang bisa terjadi jika ranolazine digunakan
bersamaan dengan obat-obatan lain:
• Peningkatan risiko terjadinya overdosis dan efek samping ranolazine jika digunakan
dengan itraconazole, ketoconazole, antivirus untuk infeksi HIV, atau clarithromycin
• Penurunan drastis pada efektivitas ranolazine jika digunakan dengan rifampicin,
phenytoin, phenobarbital, atau carbamazepine
• Peningkatan risiko terjadinya gangguan irama jantung (aritmia) yang dapat berakibat
fatal jika digunakan dengan quinidine
• Peningkatan risiko terjadinya efek samping ranolazine jika digunakan dengan diltiazem,
fluconazole, erythromycin, verapamil, atau ciclosporin
• Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari digoxin
• Peningkatan risiko terjadinya rhabdomyolysis jika digunakan dengan simvastatin
• Peningkatan kadar dan risiko terjadinya efek samping atorvastatin, lovastatin, tacrolimus,
atau everolimus
• Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari metformin
• Peningkatan risiko terjadinya aritmia ventrikular jika digunakan dengan terfenadine
D. Dosis