Disusun Oleh :
PRODI FARMASI
2018/2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menentuan bentuk packaging yang sesuai dengan produk
2. Mahasiswa mampu mendesain kemasan obat guna menarik perhatian konsumen
3. Mahasiswamampu memahami manfaat dilakukannya packaging
1. Kemasan primer yaiu kemasan yang lagsung mewadahi atau membugkus produk
farmasi, misalnya strip, botol, vials, closures, blister, dll
Berikut material yang pada umum nya digunakan sebagai kemasan primer produk
farmasi : Dalam proses pengemasan terdapat 2 tata cara pengemasa yaitu[2] :
1. Kemasan untuk produk farmasi berbahan cair
Untuk produk farmasi yang berupacairan, proses pengamasannya dapat menggunakan:
a. Primary Watertight Inner Receptacle
- Gunakan kemasan kedap air untuk spesimen cairan dengan penutupan yang
sesuai seperti screw-on, snap-on atau push-on yang tertutup, disegel dengan
perekat tambahan.
- Jika menempatkan kemasan yang mudah mengalami kerusakan/rapuh
dengan bentuk kemasan satuan (botol, vials, closures, blister, dll), didalam
kemasan sekunder, makan harus dibungkus dengan materil kemasan
(Bubblewrap, busa, styrofoam,dll) dengan rapi untuk mencegah benturan
dan gesekan antar produk saat pengiriman.
b. Absorbent Material
- Letakkan material yang bersifat menyerap cairan diantara kemasan primer
dan sekunder
- Gunakan material penyerap yang cukup menyerap seluruh cairan
pengiriman barang pada kemasan tersebut. Material penyerap dapat
menggunakan gumpalan kapan, bola kapan, superabsorbent packets, atau
tisu.
2. Kemasan untuk produk berbahan kering/ tidak terdapat material berupa cairan
Letakkan sampel kering, namun selain rambut, penyeka atau darah yang
dikeringkan, didalam sebuah kertas tau amplop plastik dengan ukuran 6 inch x 8 inch
atau lebih besar dari amplop surat. Bantalan gabung pada kaca atau plastik dan
kemasan dikemas dengan benar, tanpa menyisakan ruang kosong pada bagian dalam
antara kemasan primer dan sekunder, supaya kemasan tetap kokoh beri bantalan, atau
busa styrofoam diantara kemasan primer dan sekunder untuk mencegah kerusakan, dan
benturan selama proses pengiriman.
BAB 2
PROSEDUR
2.1 pembuatan kemasan primer
1. kemasan blister dibentuk dengan cara melunakan suatu lembaran resin termoplastik
dengan pemanasan, dan menarik (dalam vakum) lembaran plastik yang lembek
tersebut ke dalam cetakan. Setelah mengalami pendinginan, lembara dilepaskan dari
cetakkan dan berlanjut ke bagian pengisian.
2. Produk obat dimasukkan kedalam ubangan plastik yang telah terbentuk, kemudian
lembar foil yang sudah dicoat dengan laquer dipakai untuk menutup lembar plastik
yang sudah dibentuk dan berisi produk lalu dicut.
3. Strip dibentuk dalam tray, dicut sesuai mold dan dimasukkan dalam karton box
(kemasan sekunder)
2.2 Penyimpanan
Disimpan pada tempat yang sejuk, kering dan terhindar dari paparan sinar matahari
langsung. Serta di simpan pada suhu ruangan.
BAB 3
3.2 KESIMPULAN
1. Bentuk packaging dari produk obat adalah pengemas primer, pengamas sekunder,
pengemas tersier, dan kuartener.
2. Pada proses packaging, diperlukan desain kemasan guna untukmenarik perhatian
konsumen sehingga dapat menimbulkan nilai beli dan nilai estetika dari produk obat.
Selain itu packaging juga dfungsikan untuk melindungi produk obat dari pengaruh
lingkungan luar.
3. Packaging memiliki manfaat antara lainuntukmelindungi produk obat dari
cuaca,guncangan dan benturan – benturan terhadap benda lain. Packaging ini di di
fungsikan untuk melindungi produk agar ketika sampai kepada konsumen dalam
keadaan yang baik dengan efek yang menyembuhkan.
BAB 4
LAMPIRAN
1. Desain kemasan
2. Desain Stiker
3. Brosur
a. Depan
b. Belakang
DAFTAR PUSTAKA