Anda di halaman 1dari 18

Konsep Agama Dan Kehidupan

Beragama

Oleh : Achmad Junaedi, S.Ag.,M.Pd.I


A. Pengertian Agama
kata agama berasal dari kata sansekerta secara
etimotimologi perpaduan dari kata “ a” artinya
tidak dan “Gama” artinya kacau, jadi agama artinya
tidak kacau,bersinonim dengan kata teratur dan bila
dijadikan kata benda menjadi aturan/Peraturan.
agama merupakan bagian terpenting dalam
kehidupan manusia, agama berkaitan dengan
dengan kepercayaan-kepercayaan, keyakinan-
keyakinan terhadap Tuhan dan alam ghaib,
pengaturan-pengaturan tentang upacara-upacara
ritual, serta aturan-aturan dan norma-norma yang
mengikat para penganutnya.
Masalah ketuhanan/yang disembah merupakan dasar yang
paling penting, sehingga muncul pengembangan pemikiran
manusia, dengan munculnya :
 Dinamisme
Ajaran agama yang mempercayai benda-benda yang
memiliki kekuatan gaib
 Animisme
Kepercayaan terhadap benda hidup dan mati mempunyai
roh atau kekuatan .
 Politeisme
Percaya kepada dewa-dewa sesuai dengan kepribadiannya.
 Monoteisme
Ajaran agama yang mempercayai adanya satu Tuhan
B. Hakekat Agama
Dalam kitab Mīzānul ‘Amal, Al-Ghazali menyebut bahwa
as- sa’ādah (bahagia) terbagi dua :
Bahagia hakiki adalah kebahagiaan ukhrawi, sedangkan
kebahagiaan majasi adalah kebahagiaan duniawi.
Kebahagiaan ukhrawi akan diperoleh dengan modal
iman, ilmu, dan amal. Adapun kebahagiaan duniawi bisa
didapat oleh orang yang beriman dan bisa didapat oleh
orang yang tidak beriman. Ibnu ‘Athaillah mengatakan,
“Allah memberikan harta kepada orang yang dicintai
Allah dan kepada orang yang tidak dicintai Allah, tetapi
Allah tidak akan memberikan iman kecuali kepada orang
yang dicintai-Nya.”
C. Komponen Dalam Agama
dIman, Islam dan Ihsan menjadi tiga komponen agama
Kata Iman Berasal dari Bahasa Arab merupakan bentuk
masdar / kata benda yang berarti Percaya / Yakin
Secara Istilah, iman adalah adalah mengucapkan dengan lisan
( iqrar lisany ), membenarkan dengan hati (tasdiq qalby) dan
melaksanakan dengan segala anggota badan (‘amal rukny)
Kata Islam menurut bahasa dari kata “ aslama “ yang berarti
Patuh, Tunduk, Berserah diri, Islam adalah nama agama
wahyu yang diturunkan kepada Rasul-rasul Nya yang berisi
wahyu untuk disampaika n kepada manusia. Agama islam
berisi aturan-aturan Allah Yang mengatur hubungan
manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan
manusia dengan alam.
D. Ruang Lingkup Agama Islam
 Menyangkut 3 hal pokok yaitu:
 Aspek keyakinan yang disebut aqidah, yaitu
aspek credial atau keimanan terhadap Allah dan
semua yang difirmankan-Nya untuk diyakini.
 Aspek norma atau hukum yang
disebut syari’ah, yaitu aturan-aturan Allah yang
,mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama
manusia dan dengan alam semesta.
 Aspek prilaku yang disebut akhlak, yaitu sikap atau
prilaku yang nampak dari pelaksanaan Aqidah dan
syari’ah.
E. Komponen Dalam Beragama
No Komponen Kerukunan Beragama Contoh Perilaku
1 Kerukunan internal umat seagama a. Mengikuti kegiatan keagamaan
b. Menghormati para ulama atau para
pemuka agama
c. Menjalankan syariat-syariat agama
d. Menjalin hubungan persaudaraan yang
erat antar umat seagama
e. Saling tolong-menolong dalam berbuat
kebaikan
f. Tidak saling bermusuhan, menghina,
maupun menjatuhkan agar umat seagama
tidah terpecah-belah
g. Tidak menjadikan konflik sebuah
perbedaan antar umat
h. Menghormati perbedaan pendapat dalam
menentukan hari raya idul fitri maupun
hari raya idul adha
F. Komponen Dalam Beragama
No Komponen Kerukunan Beragama Contoh Perilaku
2 Kerukunan antar umat berbeda a. Bekerjasama dalam membangun sarana
agama dan prasarana dilingkungan
b. Tidak membeda-bedakan atau diskriminasi
terhadap orang yang berbeda
keyakinannya.
c. Tidak membuat provokasi yang dapat
memecah belah kerukunan umat
beragama.
d. Saling menhormati hari raya agama lain
e. Menciptakan rasa aman bagi agama-
agama minoritas dalam melaksanakan
ibadahnya masing-masing.
f. Tidak menjadikan perbedaan agama
sebagai suatu penghalang untuk
menciptakan perdamaian dalam
kehidupan bermasyarakat
G. Dasar Tentang Kerukunan
Beragama
H. Komponen Dalam Beragama
No Komponen Kerukunan Beragama Contoh Perilaku
3 Kerukunan antar umat beragama a. Merayakan hari besar keagamaan yang
dengan pemerintah ditetapkan oleh pemerintah
b. Tiap pemeluk agama mempunyai
kewajiban, hak dan kedudukan yang sama
dalam negara dan pemerintahan.
c. Adanya perlindungan hukum dalam
pelaksanaan kegiatan peribadatan dan
kegiatan keagamaan lainnya yang
berhubungan dengan eksistensi agama
masing- masing.
d. Mematuhi peraturan pemerintah tentang
kerukunan dalam beragama
e. Umat beragama bekerjasama dengan
pemerintah dalam menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia
f. Ikut mendukung  peraturan pemerintah
dalam hal keagamaan
Ayat Al Qur’an

 Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,


 Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
 dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
 dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
 dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku
sembah.
 untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."
I. Nilai Agama Dalam Kehidupan
Hamba
IMAN DAN TAQWA
Orang yang berada dalam kesehatan mental adalah orang-orang
yang senantiasa melaksanakan aktivitas-aktivitas keagamaan sesuai
dengan iman yang melekat pada dirinya, sedangkan konsep
ketaqwaan merupakan kristalisasi iman seseorang, atau dengan arti
lain bahwa iman sebagai kepercayaan sedangkan taqwa adalah
bentuk perwujudan dari iman tersebut. Sistem ibadah merupakan
salah satu kelanjutan logis sistem iman. Jika tidak dikehendaki, iman
hanya akan menjadi rumusan-rumusan abstrak tanpa mampu
memberikan dorongan batin kepada individu untuk berbuat
sesuatu dengan tingkat ketulusan yang sejati, oleh karena itu iman
merupakan sesuatu yang harus dilembagakan dalam konsep
peribadatan yaitu taqwa sebagai ekspresi penghambaan seseorang
kepada pusat makna dan tujuan hidupnya yaitu Allah. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ibadah sebagai institusi iman,
atau institusi yang menengahi antara iman dan konsekuensinya
yaitu amal perbuatan. 
Lanjutan ...
a. Islam
b. Tunduk dan patuh serta berserah diri sepenuh hati
terhadap hukum-hukum dan aturan-aturan allah
c. Ihsan
Kualitas keihsanan seseorang dicapai melalui upaya
pendekatan diri kepada Allah swt sehingga dalam segala
aktivitas yang dilakukannya seakan-akan melihat Allah,
apabila ia tidak mampu melihat-Nya maka sesungguhnya
Allah swt melihatnya. 
d. Taqwa dan ikhlas
Taqwa merupakan sikap yang sadar bahwa Allah selalu
mengawasi dan ikhlas yaitu sikap murni dalam tingkah
laku dan perbuatan yang semata-mata demi memperoleh
Ridho Allah swt
Lanjutan .....

a. Tawakkal
yaitu sikap senantiasa bersandar kepada Allah dengan
penuh harapan kepada-Nya dan keyakinan bahwa Dia
akan menolong dalam mencari dan menemukan jalan
yang terbaik
b. Syukur
yaitu sikap penuh rasa terima kasih kepada Allah atas
segala nikmat dan karunia yang telah diberikan-Nya
c. Sabar
yaitu sikap tabah menghadapi segala cobaan hidup baik
besar maupun kecil, lahir maupun batin, fisiologis maupun
psikologis.
Nilai Agama Dalam Keperawatan
 Islam sangat menyarankan untuk selalu menjaga kesehatan
karena dengan jiwa yang sehat akan mempermudah sekali
kita untuk beribadah kepada Allah karena tujuan kita
diciptakan adalah untuk beribadah kapada-Nya.
 Islam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia
kesehatan dan keperawatan guna menolong orang yang sakit
dan meningkatkan kesehatan. Kesehatan merupakan modal
utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas
lainnya. Ajaran Islam yang selalu menekankan agar setiap
orang memakan makanan yang baik dan halal menunjukkan
apresiasi Islam terhadap kesehatan, sebab makanan
merupakan salah satu penentu sehat tidaknya seseorang.
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang
baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika
benar-benar kepada-Nya kamu menyembah “ (al Baqoroh 172 )

Artinya : “ Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat
di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yan g nyata bagimu. (al Baqoroh 168 )
Referensi
 Afandi, KH Muhammad Munawwar. 2002. Risalah Ilmu Syaththariyah: Jalan Menuju Tuhan. Bandung:
Pustaka Pondok Sufi.
  Al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad (1333 H), . Iḫyā` ’Ulῡm ad-Dīn. Jilid III, Kairo: Mustafa Babul Halabi.
  -------. 2005. Mi’rāj al-Sālikīn. (Penerjemah Fathur Rahman dengan judul: Tangga Pendakian bagi para
Hamba yang Hendak Merambah Jalan Allah. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
  Al-Qasimi, Muhammad Jamaluddîn. 1986. Bimbingan untuk Mencapai Tingkat Mu`min: Ringkasan Ihya
`Ulumiddîn Al-Ghazali. (Terjemahan). Bandung: CV Diponegoro.
 Amstrong, Amatullah. 2000. Khazanah Istilah Sufi: Kunci Memasuki Dunia Tasawuf. (Terjemahan).
Bandung: Mizan.
 Chodkiewicz, Michel. 1999. Konsep Ibn `Arabi tentang Kenabian dan Aulia. (Penerjemah Dwi Surya
Atmaja). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
 Ghazali, Imam dalam al-Qosimi, Muhammad Jamaluddîn (1986), Bimbingan untuk Mencapai Tingkat
Mu`min, Ringkasan Ihya `Ulumiddîn Al-Ghazali, terjemahan, Bandung: CV Diponegoro.
 Jailani, Syekh Abdul Qadir. 1996. Sirrul Asrār, (Penerjemah KH Zezen Zaenal Abidin Zayadi Bazul
Asyhab. Suryalaya Tasikmalaya: Pondok Pesantren Suryalaya.
 Mudatsir, Arief. 1987. ”Makhluk Pencari Kebenaran: Pandangan Al-Ghazali tentang Manusia”, dalam M.
Dawam Rahardjo. (Penyunting). Insan Kamil: Konsepsi Manusia menurut Islam. Jakarta: PT Pustaka
Grafitipers.
 Nasution, Harun (penyunting). 1990. Thoriqot Qōdiriyah Naqsabandiyah: Sejarah, Asal Usul dan
Perkembangannya. Tasikmalaya: IAILM Suryalaya.
 Othman, Ali Issa. 1982. Manusia Menurut Al-Ghazali. (Penerjemah Johan Smith & Anas Mahyudin Yusuf).
Bandung: Pustaka.
Sekian ...Terima Kasih.
Wassalam....
Genggong, 09 Oktober 2018.

Anda mungkin juga menyukai