Di susun oleh :
1. Lisnawati 2250341096
2. Rachma Dewi Anggraeni 2250341098
3. Ainun Siti Roqoyah 2250341106
4. Sekar Rahayu Mumpuni 2250341109
5. Leni Liana Sari 2250341114
6. Nurul Amalia Agustina 2250341119
7. Katharina Gelu Wathun 2250341121
8. Lia Yulianti Solihah 2250341128
9. Tiara Febyola 2250341136
10. Auffa Pradividya Vidiyanti 2250341139
PRODI S1 KEBIDANAN
Puji dan syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah
melimpahkan karunia dan segala rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini yang berjudul KONSEP DASAR PENYAKIT dengan baik. Untuk itu kami
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang ikut serta dalam
penyelesaian makalah ini.
Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas dari Ibu Siti Nur Endah. Kami mengharapkan
penulisan makalah ini dapat menjadi penambah wawasan bagi pembaca serta bagi kami sendiri. Terima
kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berbagi pengetahuannya kepada penulis, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan kami
sudah berusaha sebaik mungkin namun tentu masih ada kekurangan. Oleh karena itu, kami akan sangat
menghargai kritikan dan saran dari semua pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi banyak orang.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Pada manusia, penyakit sering digunakan secara lebih luas untuk merujuk pada
kondisi apa pun yang menimbulkan rasa nyeri, disfungsi, distres, masalah sosial, atau
kematian bagi penderitanya, atau masalah serupa bagi mereka yang berhubungan dengan
orang tersebut. Dalam pengertian yang lebih luas ini, penyakit kadang-kadang juga
mencakup cedera, disabilitas, kelainan, sindrom, infeksi, gejala terisolasi, perilaku
menyimpang, serta variasi struktur dan fungsi yang atipikal (tidak lazim), sementara
dalam konteks lain dan untuk tujuan lain, hal-hal tersebut dikategorikan secara berbeda.
Penyakit tidak hanya memengaruhi seseorang secara fisik, tetapi juga secara mental,
karena mengidap dan hidup dengan suatu penyakit dapat mengubah pandangan hidup
seseorang.
Kematian karena penyakit disebut kematian oleh sebab alami. Ada berbagai cara
mengklasifikasikan penyakit, misalnya kelompok penyakit infeksius, penyakit defisiensi,
dan penyakit genetik. Penyakit juga dapat dibagi menjadi penyakit menular dan tidak
menular. Salah satu sistem pengelompokan yang banyak digunakan adalah Klasifikasi
Penyakit Internasional (ICD) yang dikelola oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Penyakit yang mengakibatkan paling banyak kematian pada manusia pada tahun 2019
adalah penyakit jantung koroner, lalu diikuti oleh strok dan penyakit paru obstruktif
kronis.
ISI
2.1 Konsep Sehat
Sehat fisik adalah kondisi dimana tidak ada rasa sakit tubuh dan organ dalam
yang normal dapat berfungsi dengan baik. Sedangkan sehat mental adalah keadaan
memungkinakan perkembangan fisik, intelektual, emosional yang optimal dari seseorang.
Bisa juga dimana jiwa dan pikiran kita dapat berpikir secara logis dan mudah dimengerti
orang lain.
Sehat social budaya adalah suatu kondisi dimana manusia dapat beradaptasi
terhadap lingkungannya dan menerima segala peraturan yang ada di sekelilingnya.
Kesehatan mental adalah istilah yang mengacu pada keadaan individu yang sehat
secara psikologis dan bebas dari semua gejala-gejala gangguan mental. Inti dari
kesehatan mental terletak pada pemeliharaan dan kondisi mental yang sehat dengan
ditandai oleh keadaan emosional dan psikologis yang baik. Kesehatan mental atau juga
disebut dengan kesehatan psikologis adalah keadaan pikiran yang relatif di mana
seseorang yang sehat mampu mengatasi dan menyesuaikan diri dengan tekanan yang
berulang dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang dapat diterima (Wells, 2010).
1. Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organism yang
bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas daripada
manusia itu sendiri. Perilaku manusia itu mempunyai bentengan yang sangat luas,
mencakup berjalan, berbicara, berpakaian, dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal
sperti berpikir, persepsi, dan emosi juga merupakan perilaku manusia (Effendy &
Nasrul, 1998).
A. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit
Perilaku seseorang terhadap penyakit, yaitu bagaimana manusia berespon, baik
secara pasif (mengetahui, bersikap, dan mempersepsi) penyakit dan rasa sakit
yang ada pada dirinya dan di luar dirinya, maupun aktif (tindakan) yang dilakukan
sebagai sehubungan dengan penyakit dan tersebut.
Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan tingkat-
tingkat pencegahan penyakit, yaitu (Effendy & Nasrul, 1998):
a. Perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health promotion
behavior). Misalnya makan makanan yang bergizi, olahraga, dan
sebagainya.
b. Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behavior), adalah
respons untuk melakukan pencegahan penyakit misalnya tidur memakai
kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk. Termasuk juga perilaku untuk
tidak menularkan penyakit kepada orang lain.
B. Perilaku terhadap makanan
Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior) yakni respon seseorang terhadap
makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. Perilaku ini meliputi
pengetahuan, persepsi, sikap dan praktik kita terhadap makanan serta unsur-unsur
yang terkandung di dalamnya (zat gizi), pengolahan makanan, dan sebagainya,
sehubungan kebutuhan tubuh kita (Effendy & Nasrul, 1998).
C. Penerapan perilaku hidup bersih, seperti mencuci tangan sebelum makan dengan
air dan sabun, menyajikan makan dalam keadaan yang tertutup agar tidak
dihinggapi serangga, hidup bersih, seperti mencuci tangan sebelum makan dengan
air bersih dan sabun menyajikan makanan dalam keadaan selalu tertutup agar
tidak dihinggapi serangga/lalat, memasak dengan suhu yang tepat agar kuman
mati, mencuci sayur dan buah hingga bersih, serta menjaga makanan dan
minuman agar tidak tercemr oleh logam berat. Penerapan pola hidup bersih
berkaitan dengan bagaimana hygiene sanitasi penyelengaraan makanan keluarga
(Kurniasih et al, 2010).
D. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health behavior) adalah
respon seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia.
Perilaku ini mencakup (Effendy & Nasrul, 1998):
a. Perilaku sehubungan dengan air bersih, termasuk didalamnya komponen,
manfaat, dan penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.
b. Perilaku sehubungan dengan air kotor, yang menyangkut segi-segi
hygiene pemeliharaan teknik dan penggunaannya.
c. Perilaku sehubungan dengan ruangan yang sehat, meliputi ventilasi,
pencahayaan, lantai dan sebagainya.
2. Lingkungan
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan
lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif pada terwujudnya status
kesehatan yang optimal pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara
lain mencakup: perumahan, pembuangan kotoran manusia, penyediaan air bersih,
pembuangan sampah, pembuangan air kotor (limbah).
Lingkungan adalah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh luar yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organism (Asmadi. 2008).
3. Keturunan
Secara sederhana, penyakit manusia dapat dibagi ke dalam beberapa
kategori, salah satunya adalah penyakit yang disebabkan oleh faktor gen. Penyakit
ini disebut juga sebagai penyakit herediter atau keturunan (Asmadi. 2008).
4. Usia
5. Faktor emosional
Setiap pemikiran positif akan sangat berpengaruh, pikiran yang sehat dan
bahagia semakin meningkatkan kesehatan tubuh kita. Tidak sulit memhami
pengaruh dari pikiran tentang kesehatan kita. Yang diperlukan hanya usaha
mengembangkan sikap yang benar agar tercapai kesejahteraan.
6. Faktor agama dan keyakinan
Agama dan kepercayaan yang dianut oleh seorang individu secara tidak
langsung mempengaruhi perilaku kita dalam berperilaku sehat. Misalnya dalam
Islam mengajarkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Sebagai umat
muslim, tentu kita akan melaksanakan perintah Allah swt. untuk berperilaku
bersih dan sehat.
Itulah pentingnya kita menjaga kesehatan kita secara holistik, tidak hanya tubuh,
tapi juga pikiran dan jiwa kita, agar tetap sehat. Banyak cara menjaganya seperti
meditasi, yoga, massage, mengatur pola makan dan sebagainya.
A. Keturunan.
Secara sederhana, penyakit pada manusia dapat dibagi ke dalam beberapa
kategori, salah satunya adalah penyakit yang disebabkan oleh faktor gen. Penyakit
ini juga disebut sebagai penyakit herediter atau keturunan. Contoh penyakit ini
antara lain diabetes mellitus, albino, dan penyakit Wilson.
B. Layanan Kesehatan.
Layanan kesehatan dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang. Beberapa
aspek layanan kesehatan yang dapat mempengaruhi status kesehatan adalah
sebagai berikut:
a. Tempat layanan kesehatan.
Letak geografis tempat layanan kesehatan sangat mempengaruhi
keterjangkauan seseorang terhadap layanan kesehatan. Jika letak layanan
kesehatan terlalu jauh dari pemukiman masyarakat, apalagi jika
transportasi tidak memadai akan menghambat pertolongan-segera saat
seseorang menderita sakit. Akibatnya, kondisi seseorang akan bertambah
parah.
b. Kualitas petugas kesehatan.
Petugas kesehatan yang tidak memiliki kompetensi yang berkualitas, akan
membahayakan pasien, karena seorang pasien akan pasrah terhadap
tindakan yang dilakukan oleh petugas kesehatan.
c. Biaya kesehatan.
Tingginya biaya pengobatan akan menyebabkan seseorang enggan untuk
memanfaatkan layanan kesehatan, karena
C. Perilaku
Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang
memantau tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami
melakukan upaya penyembuhan; dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan.
Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa berfungsi
sebagai mekanisme koping
Faktor yang mempengaruhi perilaku sakit bisa dilihat dari persepsi individu terhadap
gejala dan sifat sakit yang dialami.Klien akan segera mencari pertolongan jika gejala
tersebut dapat mengganggu rutinitas kegiatan sehari-hari. Misal: Tukang Kayu yang
menderitas sakit punggung, jika ia merasa hal tersebut bisa membahayakan dan
mengancam kehidupannya maka ia akan segera mencari bantuan. Dan gajala yang
terlihat dari suatu penyakit dapat mempengaruhi Citra Tubuh dan Perilaku Sakit.
D. Lingkungan
Faktor lingkungan yang dalam hal ini seperti menjaga kebersihan lingkungan dan
sanitasi harus baik, menjadi faktor penentu tertinggi dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Hal tersebut dimaksudkan bahwa peningkatan derajat
kesehatan masyarakat dapat dilakukan melalui faktor lingkungan untuk mencegah
terjadinya masalah kesehatan.
Lingkungan ini, tambah Menkes Nila, tidak hanya soal sampah, tapi banyak lagi
seperti unsur kimia, biologi, dan sosio budaya. Jika tidak melakukan pencegahan
melalui lingkungan maka jumlah yang sakit akan lebih banyak.
Banyak perubahan-perubahan material yang terjadi di lingkungan dan dapat
menyebabkan kanker. Misalnya dari pembakaran sampah plastik yang mengandung
polyvinylchlorude (PVC) yang akan mengekuarkan zat berbahaya.Tahap-tahap
Perilaku Sakit
Menurut model ini perubahan salah satu komponen akan mengubah keseimbangan
interaksi ketiga komponen yang akhirnya berakibat bertambah atau berkurangnya
penyakit. Hubungan antara ketiga komponen tersebut digambarkan seperti tuas pada
timbangan. Host dan Agent berada di ujung masingmasing tuas, sedangkan
environment sebagai penumpunya.
2. InteraksiantaraHostdanLingkungan
Keadaan dimana manusia langsung dipengaruhi oleh lingkungannya pada fase pre-
patogenesis. Misalnya: Udara dingin, hujan, dan kebiasaan membuat dan menyediakan
makanan.
3. InteraksiantaraHostdanAgentpenyakit
Keadaan dimana agen penyakit menetap, berkembang biak dan dapat merangsang
manusia untuk menimbulkan respon berupa gejala penyakit. Misalnya: Demam,
perubahan fisiologis dari tubuh, pembentukan kekebalan, atau mekanisme pertahanan
tubuh lainnya. Interaksi yang terjadi dapat berupa sembuh sempurna, cacat,
ketidakmampuan, atau kematian.
4. InteraksiAgentpenyakit,HostdanLingkungan
Keadaan dimana agent penyakit, manusia, dan lingkungan bersama- sama saling
mempengaruhi dan memperberat satu sama lain, sehingga memudahkan agen penyakit
baik secara langsung atau tidak langsungmasuk ke dalam tubuh manusia. Misalnya:
Pencemaran air sumur oleh kotoran manusia, dapat menimbulkan Water Borne Disease.
Agent
Agent adalah penyebab penyakit, bisa bakteri, virus, parasite, jamur, atau kapang yang
merupakan agent yang ditemukan sebagai penyebab penyakit infeksius. Pada penyakit,
kondisi, ketidakmampuan, cedera, atau situasi kematian lain, agent dapat berupa zat
kimia, faktor fisik seperti radiasi atau panas, defisiensi gizi, atau beberapa subtansi lain
seperti racun ular berbisa. Satu atau beberapa agent dapat berkontribusi pada suatu
penyakit. Faktor agent juga dapat digantikan dengan faktor penyebab, yang
menyiratkan perlunya dilakukan identifikasi terhadap faktor penyebab atau faktor
etiologi penyakit, ketidakmampuan, cedera, dan kematian.
SIfat-sifat agent biologis yaitu :
a. Patogenesis : Kemampuan menimbulkan reaksi pada pejamu baik
Subklinis maupun klinis. Proporsi orang yang terinfeksi berkembang
menjadi penyakit klinis
b. Virulensi: derajat berat ringannya reaksi yang ditimbulkan oleh agen
biologik. Proporsi orang dengan penyakit klinis menjadi sakit yang berat
atau mati
c. Imunogenitas: suatu kemampuan menghasilkan kekabalan /imunitas.
d. Infektivitas: kemampuan unsur penyebab / agent untuk masuk dan
berkembang biak serta menghasilkan infeksi dalam tubuh pejamu dan Patogenesis
Host (Pejamu)
Pejamu adalah organisme, biasanya manusia atau hewan yang menjadi tempat
persinggahan penyakit. Pejamu memberikan tempat dan penghidupan kepada suatu
patogen (mikroorganisme penyebab penyakit) dan dia bisa saja terkena atau tidak
terkena penyakit. Efek yang ditimbulkan organisme penyebab penyakit terhadap tubuh
juga ditentukan oleh tingkat imunitas, susunan genetic, tingkat pajanan, status
kesehatan, dan kebugaran tubuh pejamu. Pejamu juga dapat berupa kelompok atau
populasi dan karakteristiknya.
Lingkungan (Environment)
Lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi dan juga kondisi luar manusia
atau hewan yang menyebabkan atau memungkinkan penularan penyakit. Faktor-faktor
lingkungan dapat mencakup aspek biologis, sosial, budaya, dan aspek fisik lingkungan.
Lingkungan dapat berada di dalam atau di luar pejamu (dalam masyarakat), berada di
sekitar tempat hidup organisme dan efek dari lingkungan terhadap organisme itu.
Didalam epidemiologi dekriptif, terdapat tiga variabel determinan yaitu orang, tempat
dan waktu. Frekuensi penyakit berubah menurut perubahan variabel-variabel
epidemiologi tersebut.
Person (Orang)
Variabel orang yang mempengaruhi penyakit adalah karakteristik dan atribut dari
anggota populasi. Perbedaaan rate penyakit berdasarkan orang menunjukkan sumber
paparan yang potensial dan berbeda-beda pada faktor host. Adapun beberapa variabel
orang adalah
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Kelas sosial
4. Jenis pekerjaan
5. Penghasilan
6. Ras dan suku bangsa (etnis)
7. Agama
8. Status perkawinan
9. Besarnya keluarga – umur kepala keluarga
10. Struktur keluarga
11. Paritas
Place (Tempat)
Varibel tempat adalah karakteristik lokal dimana orang hidup, bekerja dan berkunjung.
Perbedaan insiden berdasarkan tempat menunjukkan perbedaan susunan penduduk atau
lingkungan mereka tinggal. Pentingnya variabel tempat di dalam mempelajari etiologi
suatu penyakit dapat digambarkan dengan jelas pada penyelidikan wabah dan
penyelidikan terhadap kaum migran.
Beberapa varibel tempat :
1. Batas-batas daerah pemerintahan (desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi).
2. Kota dan pedesaan
3. Daerah atau tempat berdasarkan batas-batas alam
4. Negara-negara
5. Regional – global
Time (Waktu)
Variabel waktu dapat menganalisis perbedaan cara pandang dari kurva epidemik.
Hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar di dalam analisis
epidemiologi oleh karena perubahan penyakit menurut waktu menunjukkan faktor
etiologis.
Beberapa pola penyakit :
1. Sporadis (jarang terjadi dan tidak teratur)
2. Penyakit endemis (kejadian dapat diprediksi)
3. Epidemis (kejadian yang tidak seperti biasa/KLB)
4. Propagating epedemik (penyakit yang terus meningkat sepanjang waktu)
Riwayat alamiah penyakit adalah catatan mengenai sejarah perkembangan dan penyebaran
penyakit dalam suatu populasi atau daerah geografis. Hal ini melibatkan pemahaman
tentang bagaimana penyakit berkembang, menyebar, dan mengalami perubahan dari waktu
ke waktu. Berikut adalah beberapa konsep umum yang terkait dengan riwayat alamiah
penyakit:
1. Kejadian penyakit: Ini mengacu pada jumlah kasus penyakit dalam suatu populasi pada
suatu waktu tertentu. Dapat diukur dalam bentuk angka insidensi (kasus baru dalam periode
waktu tertentu) atau angka prevalensi (jumlah kasus pada suatu titik waktu tertentu).
4. Kurva epidemiologi: Kurva epidemiologi adalah gambaran visual dari kejadian penyakit
dari waktu ke waktu dalam suatu populasi. Ini bisa berbentuk kurva lonjakan (epidemi),
kurva konstan (endemik), atau menurun (penurunan kasus).
5. Faktor determinan: Faktor determinan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
timbulnya penyakit dan distribusinya dalam suatu populasi. Faktor-faktor ini meliputi faktor
sosial ekonomi, lingkungan, perilaku individu, dan faktor biologis.
Riwayat alamiah penyakit berguna untuk mengidentifikasi tren dan pola penyakit,
memahami faktor-faktor yang berkontribusi terhadap penyebaran penyakit, dan merancang
strategi pengendalian yang tepat. Hal ini dapat membantu peneliti, profesional kesehatan,
dan pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan secara efektif.
Gejala penyakit yang timbul merupakan suatu tanda bahwa ada sesuatu yang tidak
beres pada badan kitaGejala itu ada yang dapat dilihatdirasadiciumatau diukurAda
gejala yang dapat dirasakan oleh pasienada pula gejala yang baru dapat diketahui oleh
seorang dokter/perawat sewaktu diadakan pemeriksaanApabila tingkat kesakitan dalam
suatu populasi penduduk diketahuimaka kita perlu membedakan antara populasi yang
mempunyai dan tidak mempunyai penyakit yang spesifikPada prakteknya cara
membedakannya sangat sulit. Umumnya penyakit-penyakit menahun mempunyai
sejarah alamiah penyakit (Natural history of disease) yang menarikAdanya sejarah
alamiah dari suatu penyakit dapat dipakai sebagai cara dalam usaha pencegahan
attaupun pengontrolan dari penyakit tersebut. Tingkatan dari sejarah alamiah suatu
penyakit (Natural history of disease) adalah sebagai
berikut
Pada tingkat ini penyakit belum nampak, tetapi telah ada suatu hubungan antara host
(induk semang)agent (penyebab penyakit)dan environment(lingkungan)Adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara ketiga faktor tersebut di atasakan
menimbulkan suatu hal yang disebut faktor risiko (risk factor)Sebagai contoh ialah
sebagai berikut
aSeseorang (host) yang sangat capai disertai dengan konsumsi alkohol yang berlebihan
(agent)maka akan memudahkan menderita (risk factor) penyakit infeksi saluran nafas
(pneumonia)b. Seseorang yang berbadan gemuk dengan kadar kolesterol dan tekanan
darah yang tinggi
disertai perokok beratmaka orang tersebut akan mempunyai resiko mendapat serangan
jantung coroner
Faktor risiko pada tingkat kepekaan ini dapat dipengaruhi oleh berbagai halyaitu
sebagai berikut
a.Umur seseorang
bJenis kelamin
cGaya hidup seseorang (life style) dKeadaan budaya
eDan lain-lain
Pada tingkat ini penyakit belum tampakAdanya faktor kepekaan dan interaksi antara
HostAgentdan Environmentakan timbul dan mulai tampak adanya perubahan-
perubahan secara patologisWalaupun demikian, perubahan-perubahan ini masih tetap
berada di bawah garis yang disebut linical horizon, yaitu garis perbatasan antara
keadaan penyakit yang sudah jelas tanda-tandanya (secara klinis) dan terjadiya
perubahan secara patologisPerubahan atherosklerotik pada pembuluh darah koroner,
sebelum ada tanda-tanda stroke (mati mendadak)
Pada tingkat ini terjadi perubahan secara anatomis dan fungsionalAdanya perubahan
tersebut akan menimbulkan gejala dan tanda-tanda dari suatu penyakit
Pada tingkat sakit secara klinis ini suatu penyakit dapat diklasifikasikan, misalnya
berdasarkan lokasi, gambaran histologis serta fungsionalnya (psychososial)Ada
penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa diberikan suatu pengobatanAda
pula penyakit yang tetap berlangsung sampai lama walaupun sudah mengalami
pengobatan dan dalam hal ini dapat menimbulkan kerusakan pada bagian tubuh dan
akan memberikan
kecacatanRisiko dari keadaan tersebut adalah makin lamanya proses penyakit tersebut
yang
bisa menimbulkan cacat pada bagian tubuh tertentuSebagai contoh adalah:Penykit virus
tertentu (campak) dapat sembuh dengan sendirinya.akan tetapi jika kondisi penderita
amat jelek dan tanpa pengobatandapat menimbulkan komplikasi radang otakTingkat
kecacatan sebenarnya dapat diartikan dalam beberapa pengertian
Pengertian cacat dalam masyarakat dapat berarti terbatasnya aktivitas seseorang,
misalnya terbatasnya komunikasi seseorang karena ia tuli
a. Tahapprepatogenesis(stageofsusceptibility)
b. Tahap patogenensis (Stage Of Clinical Disease), terdiri dari:
1) Masa Inkubasi
2) Masa Penyakit Dini 3) Masa Penyakit Lanjut
c. Masa akhir penyakit , Terdiri dari: 1) Sembuh sempurna
2) Sembuh dengan cacat 3) Karier
4) Kronis
5) Meninggal Dunia
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/Sanjiwani/article/download/2005/1638
https://lms-paralel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=%2F62102%2Fmod_resource%2Fcontent
%2F1%2FKonsep%20Penyebab%20Penyakit.pdf
https://lms-paralel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=%2F62102%2Fmod_resource%2Fcontent
%2F1%2FKonsep%20Penyebab%20Penyakit.pdf
https://id.scribd.com/document/257531746/TEORI-TERJADINYA-PENYAKIT
http://repository.uinsu.ac.id/5523/1/DIKTAT%20DASAR%20EPID.pdf
https://www.academia.edu/36276334/
_RIWAYAT_ALAMIAH_PENYAKIT_DAN_PENCEGAHAN_
http://eprints.aiska-university.ac.id/1559/1/Isi%20bk%20Epidemiologi.pdf
https://lms-paralel.esaunggul.ac.id/mod/resource/view.php?id=263983