Anda di halaman 1dari 45

FARMAKOLOGI

ANESTESI
Di
s
u
s
u
n

Oleh :

PRODI D-IV KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
2013/2014
1

BAB I
PENGERTIAN DAN SEJARAH ANESTESI
A. Definisi anestesi
Anestesi berarti ; pembiusan berasal dari bahasa Yunani an- "tidak, tanpa" dan
aesthtos, persepsi, kemampuan untuk merasa", secara umum berarti suatu tindakan
menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya
yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali
oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846.

B. Sejarah Anestesi
16 Oktober 1846 dicatat sebagai revolusi dalam bidang pengobatan. William T.G
Morton menyediakan anestesi kepada pasien bernama Edward G. A., menggunakan dietil
eter untuk pertama kali pada operasi pengangkatan lesi vaskuler pada leher Edward.
Nyeri yang diderita pada pasien ini tidak dirasakannya. 16 Oktober 1846, tanggal penting
tentang sejarah pengobatan tetapi juga penting terhadap penyediaan anestesi. Hal itu
adalah pengukuhan dari yang ahli untuk teknik pengurangan rasa sakit. Diruang operasi,
di medan perang, kamar bersalin, dan klinik-klinik, pasien-pasien mendapat keuntungan
dari team anestesi yang mengikuti jejak para pendahulunya. Sebuah perusahaan mengerti
aspek bersejarah dari pembangunan teknik dan teknologi dari anestesi dan sebuah
penghargaan kepada segala kepribadiaan yang mendalam atau ilmu anestesiologi,
dimana praktek untuk menguragi rasa sakit adalah lebih dari suatu skill namun itu
merupakan suatu seni.
Eter ([CH3CH2]2O) adalah salah satu zat yang banyak digunakan sebagai anestesi
dalam dunia kedokteran hingga saat ini. Eter ditemukan seorang ahli kimia berkebangsaan Spanyol, Raymundus Lullius pada tahun 1275. Lullius menamai eter "sweet
vitriol". Eter pertama kali disintesis Valerius Cordus, ilmuwan dari Jerman pada tahun
1640. Kemudian seorang ilmuwan bernama W.G. Frobenius mengubah nama "sweet
vitriol" menjadi eter pada tahun 1730. Sebelum penemuan eter, Priestly menemukan gas
nitrogen-oksida pada tahun 1777, dan berselang dua tahun dari temuannya itu,
Davy menjelaskan kegunaan gas nitrogen-oksida dalam menghilangkan rasa sakit.

Sebelum tahun 1844, gas eter maupun nitrogen-oksida banyak digunakan untuk
pesta mabuk-mabukan. Mereka menamai zat tersebut "gas tertawa", karena efek dari
menghirup gas ini membuat orang tertawa dan lupa segalanya.
eter atau gas nitrogen-oksida sebagai penghilang sakit dalam dunia kedokteran
sebenarnya sudah dimulai Horace Wells sejak tahun 1844. Sebagai dokter gigi, ia
bereksperimen dengan nitrogen-oksida sebagai penghilang rasa sakit kepada pasiennya
saat dicabut giginya. Sayangnya usahanya mempertontonkan di depan mahasiswa
kedokteran John C. Warren di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Boston gagal, bahkan
mendapat cemoohan. Usahanya diteruskan William Thomas Green Morton.
AWAL ILMU ANESTESIAOLOGI
Kontrol sakit selama operasi tidak selalu sepenting seperti sekarang ini. Penulis
roman, Celcius menyatakan tanpa kasihan adalah karakteristik esensial dri seorang ahli
bedah, selama berabad-abad. Meskipun beberapa ahli bedah mengaku bahwa mereka
menemukan elemen yang menyebabkan pekerjaannya yang selalu terganggu,
kebanyakan menjadi terbiasa dengan kemauan dari pasien tersebut. Peelajar kedokteran
bertanding dengan guru-guru mereka, biasanya menghilangkan segala taksiran distress
dari pasiennya sementara mereka mencatat apa yang disaksikannya. Bahkan tulisan dari
penulis dari pimpinan ahli bedah biasanya menolak menulis nyeri pembedahan sebagai
topik

diskusinya.

Sebelum

kedatangan

anestesi,

edisi

1842

elemen

dari

pembedahandari Robert Liston meliputi deskripsi detail dari prosedur elektif dan
emergensi pada ekstremitas, kepala dan leher, dada dan genital, tapi mengabaikan diskusi
dari segala bentuk analgesik. Pada jaman Liston, dalam beberapa tahun sebelumnya,
nyeri merupakan hal yang dipertimbangkan sebagai simptom yang penting.
Terhadap perkenalandari dietil eter yang diberikan sebelumnya, banyak ahli bedah
menyetujui pendapat Liston, bahwa nyeri merupakan konsekuensi yang pasti terjadi dari
pembedahan. Disamping pendapat-pendapat tersebut banyak sarana yang dipergunakan
untuk memperoleh anestesi. Dioscorides, ahli dari abad I berkomentar bahwa Madragora,
obat yang dipersiapkan dari kulit pohon dan daun tanaman Manrake. Dia menyatakan
bahwa substansi tanaman dapat direbus dalam anggur dan dipergunakan bila orang yang
akan dibedah, bila mereka mau untuk di anestesi,. Mandragora masih sering
dipergunakan untuk menganestesi pasien sampaidengan abad ke 17.

Dari abad ke 9-13, spons dengan obat tidur adalah mode yang doinan untuk
mengurangi sakit selama operasi. Daun Mandrake dengan tanaman beracun, candu dan
tumbuhan lain, direbus bersama-sama dan disiramkan ke atas spons.Spons tersebut lalu
disusun kedalam air panas dan diletakan ke hidung pasien selama pembedahan. Sebagai
publikasi dari laporan pada saat itu. Spons tersebut pada umumnya mengandung mofin
dan skopolamin dalam jumlah yang bervariasi, obat yang dipergunakan dalam anestesi
modern. Sebagai tambahan daripada menggunakan spons tidur orang Eropa
mengurangi rasa nyeri dengan hipnosis dengan meminum alkohol, tumbuhan dan ekstrak
dari tanaman yang telah dipersiapkan dan sebagai anestesi topikal yaitu dengan tekanan
atau memakai es.
Pada abad ke 11, efek anestesi dari air dingin dan es mulai ditemukan. Pada
pertengahan abad ke 17, Marco Aurelio Severino medeskripsikan anestesi kulkas
meletakan salju dalam garis paralel melintasi lapangan insisi, dia dapat membuat tempat
operasi menjadi tidak bersensasi dalam beberapa menit. Teknik ini tidak pernah menjadi
terkenal, mungkin karena tantangan dari penyimpanan salju tahunan yang tidak cukup.
Dietil eter telah diketahui selama berabad-abad karena penggunaannya dahulu
sebagai anestesi pembedahan. Hal itu dilakukan bersama, pada mulanya pada abad ke-8
oleh filsafat Arab, Jabri Ibnu Hayyam atau mungkin oleh Raymond Lully, pada abad ke
13, seorang ahli kimia Eropa. Tetapi dietil eter baru pertama kali diketahui pada abad ke16 oleh Valerius Cordus dan Paracelcius, yang mempersiapkan hal itu dengan menyuling
asam sulfur (minyak dari vitriol) dengan anggur dicampur alkohol untuk memproduksi
oleum Vitroli dulce (minyak panas dari vitriol). Paracelsius (1493-1541) mengobservasi
bahwa hal itu membuat ayam tertidur dan bangun tanpa kesakitan. Dia menjadi waspada
terhadap kualitas analgetik tesebut. Walaupun demikian tidak ada catatan bahwa
sarannya tersebut diikuti.
Tiga abad kemudian, hal yang sederhana ini meninggalkan agen terapetik dengan
hanya penggunaannya yang secara kebetulan. Beberapa dari milik tersebut diperiksa oleh
beberapa ilmuwan Inggris termasuk Robert Boyle, Isaac Newton dan Michael Faraday,
namun tanpa ketertarikan. Hal itu hanya merupakan alikasi rutin dan merupakan obat
rekreasi yang tidak mahal diantara orang-orang miskin di Inggris dan Irlandia, dimana
kadang-kadang meminum satu atau dua eter yang mana karena pajak membat
kepemilikannya menjadi mahal. Variasi Amerika dari praktek ini dilakukan oleh
4

sekelompok pelajar yang membasuh muka dengan handuk bereter pada aktu malam
gurauan eter.
Seperti eter, nitrat oksida diketahui berguna untuk menginduksi sehingga kepala
terasa ringan dan sering dihirup oleh orang yang mendapat ketegangan. Barang ini jarang
dipergunakan seperti eter karena lebih kompleks untuk dipersiapkan dan kaku untuk
disimpan. Benda itu diproduksi dengan memanaskan amonium nitrat. Gas yang bekerja
lambat melewati air untuk mengeliminasi oksida oksik dari nitrogen sebelum disimpan.
Nitrat oksida pertama kali dipersiapkan tahun 1773 oleh Joseph Prietsley, seorang
ilmuwan Inggris. Dalam tahun pembelajarannya, Prietsley mempersiapkan dan
memeriksa beberapa gas termasuk nitrat oksida, amonia, sulfur dioksida, oksigen, karbon
monooksida dan karbon dioksida.
Pada akhir abad ke-19 di Inggris, ada keinginan yang kuat dalam dugaan
penggunaan efek yang menyehatkan dari air mineral dan gas. Hal ini membuat
pembangunan tempat air panas untuk umum. Partikel air dan gas dipercaya untuk
mencegah dan mengobati penyakit. Hal itu membuat penggunaan dari gas untuk
menyembuhkan sariawan, tuberkulosis dan penyakit lain membuat Thomass Beddoes
untuk membuka Institut pneumonia dekatdengan pemandian kecil dari Hotwells, dikota
Bristol, dimana dia menyewa Humphry Davy pada tahun 1798 untuk menjalankan
proyek penelitiannya.
Humphry Davy (1778 1892) adalah seorang muda dengan penuh kemampuan.
Dia mempertunjukan seri-seri penelitian yang luar biasa dari beberapa gas, namun
terutama di fokuskan pada nitrat oksida, dimana dia bersama temannya menghirup
melalui masker wajah yang didesain untuk perusahaan James Watt, penemu dari mesin
uap. Davy mempergunakan mesin ini untuk mengukur rata-rata pengambilan nitrat
oksida dan efeknya pada pernapasan dan aksinya pada sistem saraf pusat. Hasil ini
dikombinasikan dengan penelitian properti fisik dari nitrat oksida, 580 halaman buku
dipublikaasikan pada tahun 1800. Uraian yang mengesankan ini sekarang diingat sebagai
beberapa observasi yang tanpa sengaja. Komentar Davy bahwa nitrat oksida secara
sementara meringankan sakit kepala yang berat, membebaskan sakit kepala yang ringan
dan menghilangkan rasa sakit gigi. Kutipan yng paling sering diutarakan :seperti nitrat
oksida dalam operasi yang liuas muncul dengan kemampuan untuk menghilangkan rasa
nyeri, benda itu mungkin dapat dipergunakan dalam operasi pembedahan dengan
5

pancaran darah yang tidak besar. Meskipun Davy tidak mengikuti ramalan ini, mungkin
karena mengatur karirnya dalam dasar penelitiannya, dia menguangkan sifat dari nitrat
oksida sebagai gas tertawa.
John Snow ; Ahli anestesi pertama
John Snow telah merupakan ilmuwan yang ternama yang telah mempresentasikan
makalah dari subjek fisiologis waktu kabar dari anestesi eter telah mencapai Inggris pada
Desember 1846. Dia menunjukan ketertarikannya dalam praktek anestesi dan dalam
waktu singkat diundang untuk bekerja sama dengan ahli bedah pada waktu itu. Dia tidak
hanya fasih dalam penyediaan anestesi tetapi juga seorang peneliti yang ulet. Deskripsi
inovatif tentang derajat anestesi berdasarkan respon pasien tidak dapat ditingkatkan
selama 70 tahun.
Sebagai tambahan untuk membangun aspek yang kuat untuk memperdalam
fisiologi anestesi, Snow juga mempromosikan pengembangan alat-alat anestesi. Dia
segera menyadari bahwa pengisapan eter yang tidak adekuat pada waktu pasien bernapas
dengan alat yang ditempelkan pada mulut. Setelah berlatih anestesi hanya selama 2
minggu, Snow merancang seri pertana dari eter inhaler. Peralatannya mengandung katup
unudireksional. Masker wajah sederhana buatan sendiri, yang mendekati bentuk masker
wajah modern. Bagian dari wsjah tersebut dihubungkan kedalam alat penguapan dengan
sebuah tabung pernapasan, yang mana dirancang lebih lebar dari trakea manusia
sehingga meskipun pernapasan yang epat tidak akan terbuang. Kait besi didalam alat
memastikan pengangkutan dari eter. Objek tersebut menggantung tempat dari air hangat
untuk mengatur agen yang cenderung setelah tercukupi dengan membeikan observasi
secara Cuma-Cuma. Tidak ada batasan kebanggaan dalam membuatnya.
Pada tahun berikutnya, John Snow memperkenalkan inhaler kloroform, dia telah
mengenal sifat-sifatnya dan memilihnya sebagai bahan uji coba. Pada saat yang
bersamaan, dia menyatakan bahwa untuk menjadi seri percobaan yang luar biasa harus
meliputi lingkungan dan sikap.Snow menyadari bahwa ahli anestesi yang baik tidak
hanya menghilangkan nyeri, tetapi juga mencegah pergerakan. Dia menganestesi
beberapa spesies binatang dan beberapa variasi konsentrasi daripada eter dan kloroform
untuk mengetahui konsentrasi yang tepat untuk mencegah gerakan terhadap stimulus
yang tajam. Meskipun adanya keterbatasan teknologi pada tahun 1848, elemen dari
6

pekerjaannya mengantisipasi konsep modern dari konsentrasi alveolar minimal (MAC).


Snow menyatakan bahwa aksi dari anestesi dalam jumlah yang potensial dan meskipun
dia tidak menemukan pengganti terhadap kloroform atau eter, dia menemukan hubungan
antara kelarutan, gaas, tekanan dan potensi anestesi yang tidak terlalu dihargai sampai
setelah perang dunia II dimana Charles Suckling memerintahkan prinsip Sow dalam
menciptakan halotan. Dia juga membuat percobaan dengan peralatan sirkuit tertutup
yang subjeknya Snow sendiri, menghirup oksigen sambil mengeluarkan karbondioksida
yang di absorbsi oleh potasium hidroksida. Snow menciptakan 2 buku Inhalasi dari
bentuk gas eter (1847) dan kloroform dan anestesi lainnya (1858) yang hampir selesai
ketika dia meninggal karena stroke pada umur 45 tahun.
Penyelidikan Snow tidak membatasi ilmu anestesi. Memorinya juga dihargai oleh
berbagai spesialis dalam bidang penyakit infeksi dan tropis yang di buktikn dengan studi
epidemologi pada tahun 1854, dimana kolera ditrnsmisikan melalui air. Padasaat itu
sebelum

perkembangan

mikrobiologi

oleh

Louis

Pasteur

dan

Robert

Koch

banyakilmuwan di Amrika utara dan Eropa menyangka bahwa bahaya epidemi kolera
berulang karena kontaminasi dari udara. Dalam beberapa tahun, Snow telah percaya
bahwa karena penyakit tersebut disebabkan oleh traktus gastrointestinal maka agen
penyebabnya pasti karena termakan, bukan karena pernapasan. Pada tahun 1854 dia
memperoleh kesempatan membuktikan tesisnya ketika kolera melanda daerahnya di
London dan menyebabkan kematiaan 500 orang di dekat kediamannya. Snow
menyatakan bahwa persediaan suplai air dari orang-orang tersebut berasal dari pompa di
broad street. Dia menyipkan apa yang menjadi survey epidemologi pertamanya. Dengan
informasi tersebut dia dapat meyakinkan orang-orang pada daerah tersebut untuk
mencari sumber air lain. Masalah epidemologi tersebut terselesaikan.
Penemuan Anestesia Regional pada Abad XIX
Anestetik lokal pertama yang efektif adalah kokain, ektrak dari daun coca.
Kemampuannya dalam mematirasakan membran mukosa dan jaringan terbuka telah
diketahui selama berabad-abad di Peru. Albert Niemann memurnikan alkaloid aktif
tersebut dan menamainya cocaine.
Carl Koller (1857 1944), seorang dokter mata di Wina, Austria, pertama kali
menggunakan kokain pada praktek kliniknya pada 1884. Sebelumnya, banyak operasi
7

mata tanpa anestesia dan empat dekade setelah ditemukannya eter, anestesi umum
memiliki keterbatasan.
Dokter-dokter bedah Amerika dengan cepat mengembangkan aplikasi kokain:
1.

Oktober 1884, anetesia terhadap hidung, mulut, laring, trakea, rektum dan uretra.

2.

November 1884, injeksi subkutan.

3. Desember 1884, Wiliam Halstead dan Richard Hall menjabarkan blok sensorik muka
dan lengan
Kecanduan kokain dan morfin merupakan masalah yamng sering timbul pada akhir
abad XIX.
teknik anestesia lokal lainnya dilakukan sebelum akhir abad XIX. Tahun 1885,
Leonard Corning, dokter ahli saraf, melakukan anestesia spinal dan mengusulkan
substitusi eter untuk tindakan bedah genitourinaria atau cabang-cabang bedah lainnya.
August

Bier

dan

Theodor

Tuffier,

menjelaskan

anestesia

spinal

otentik.

Dalam comparative review dari artikel asli dari Bier, Tuffier, dan Corning, disimpulkan
bahwa injeksi Corning merupakan anestesia ekstradural dan Bier berjasa dalam
memperkenalkan anestesia spinal.
SKOPE ANESTESIOLOGY MODERN
Pengamatan perkembangan anesthesiology dapat diperluas sampai waktu yang tidak
terbatas oleh sebuah eksplorasi masing-masing subbagian, tetapi suatu penilaian dari
pekerjaan kita langsung akan tampak oleh personal survey tempat dimana kita bertugas
Setelah pembedahan, pasien dipindahkan ke perawatan posenestesia atau ruang
pemulihan, sebuah tempat yang sekarang dianggap sebagai bangsal ahli anestesi.
Limapuluh tahun yang lalu, dibawa secara langsung dari ruang operasi ke bangsal bedah
dan hanya diikuti oleh perawat junior. Orang tersebut beruntung baik ketrampilan dan
intervensi peralatan ketika komplikasi terjadi. Setelah perang dunia II berpikir tentang
pentingnya perawatan sentral. Tahun 1960, perawatan kritis berkembang melalui
penggunaan ventilator mekanik. Pasien yang membutuhkan beberapa hari pengobatan
intensif dan perawatan dirawat di sudut ruang pemulihan. Pada waktu itu, beberapa
8

tempat tidur diberi sekat dan direlokasi menjadi intensice care units. Prinsip perawatan
resusitasi dan suportif didirikan oleh ahli anestesi mentansformasi critical care
medicine.
Masa depan anestesiologi sangat cerah. Obat-obat yang lebih aman yang sekali
direvolusi merawat pasien-pasien setelah pembedahan dengan konstan akan terus
diperbaiki. Tugas anestesi berlanjut meluas, sebagai dokter dengan latar belakang
spesialis telah mengembngkan klinik kontrol nyeri kronik dan pasien bedah rawat jalan.
Praktek anestesi, baik didalam maupun diluar kamar operasi, akan menjadi bagian dari
pengalaman di atas meja operasi..

BAB II
TINJAUAN ANATOMI FISIOLOGI
DAN BIOKIMIA ORGAN TUBUH
Isyarat dalam serabut saraf dihantarkan melalui impuls listrik yang terbentuk pada
awalnya di setiap membran sel syaraf. Setiap membran sel syaraf ( demikian juga semua
membran sel tubuh lainnya ) mempunyai potensial listrik sebesar -90 mV pada keadaan
istirahat. Potensial listrik ini terbentuk karena adanya perbedaan konsentrasi ion natrium
di dalam dan di luar membran sel, dimana konsentrasi di luar membran ( 142 mEq/L)
lebih besar daripada di dalam membran sel ( 14 mEq/L), sementara konsentrasi anionnya
sama ( 150 mEq/L). Keadaan ini menyebabkan suasana di dalam membran sel lebih
negatif ketimbang di luar.

1. Mekanisme kerja Anestetik Lokal


Pada saat timbulnya rangsangan terhadap sel syaraf ( baik rangsangan kimia, fisik
maupun listrik ) membran sel menjadi lebih permeabel terhadap ion natrium sehingga
terjadi aliran ion natrium dari luar ke dalam sel melalui kanal natrium. Hal ini
menimbulkan situasi dimana konsentrasi ion natrium di dalam membran sekarang
menjadi lebih besar ketimbang di luar membran sel dan menyebabkan potensial listrik
berubah dari -90mV menjadi +45mV. Perubahan ini disebut dengan peristiwa
depolarisasi. Impuls listrik inilah yang nantinya menghantarkan isyarat sepanjang
serabut syaraf.
Obat anestetik lokal berikatan dengan reseptor khusus di kanal natrium sehingga
menimbulkan blokade yang mencegah aliran natrium. Hal ini lebih lanjut mencegah
terjadinya perubahan potensial listrik yang artinya juga mencegah timbulnya impuls
listrik sehingga hantaran isyarat tidak terjadi.
Syarat yang Harus Dipenuhi
Sifat ideal yang diinginkan dari sebuah obat anestesik lokal :
1. Tidak mengiritasi
2. Tidak merusak jaringan saraf secara permanen.

10

3. Batas keamanan harus lebar


4. Mula kerja harus sesingkat mungkin, masa kerja harus cukup lama
5. Harus larut dalam air stabil dalam larutan
6. Dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan.

Cara pemberian anestesi umum:


1.

Parenteral (intramuskular/intravena)
Digunakan untuk tindakan yang singkat atau induksi anestesi. Umumnya
diberikan tiopental, namun pada kasus tertentu dapat digunakan ketamin,
diazepam dll. Untuk tindakan yang lama anestesi parenteral dikombinasikan
dengan cara lain.

2.

Perektal
Dapat dipakai pada anak untuk induksi anestesi atau tindakan singkat.

3. Anestesi Inhalasi
Anestesi dengan menggunakan gas atau cairan anestesi yang mudah menguap
sebagai zat anestesi melalui udara pernapasan.

11

BAB III
TINJAUAN PATOLOGI
A. Anestesi Lokal
Pembiusan atau anestesi lokal biasa dimanfaatkan untuk banyak hal. Misalnya,
perawatan kecantikan seperti sulam bibir, sulam alis, dan liposuction, kegiatan sosial
seperti sirkumsisi (sunatan), mencabut gigi geraham terakhir atau gigi berlubang,
mengangkat mata ikan, hingga merawat luka terbuka yang disertai tindakan penjahitan.
Anestesi lokal merupakan tindakan memanfaatkan obat bius yang cara kerjanya hanya
menghilangkan rasa di area tertentu yang akan dilakukan tindakan. Caranya, menginjeksikan obat-obatan anestesi tertentu pada area yang akan dilakukan sayatan atau
jahitan. Obat-obatan yang diinjeksikan ini lalu bekerja memblokade saraf-saraf tepi yang
ada di area sekitar injeksi sehingga tidak mengirimkan impuls nyeri ke otak. Anestesi
lokal ini bersifat ringan dan biasanya digunakan untuk tindakan yang hanya perlu waktu
singkat. Oleh karena efek mati rasa yang didapat hanya mampu dipertahankan selama
kurun waktu sekitar 30 menit seusai injeksi, bila lebih dari itu, maka akan diperlukan
injeksi tambahan untuk melanjutkan tindakan tanpa rasa nyeri.

B. Anestesi Regional
Anestesi jenis ini biasanya dimanfaatkan untuk kasus bedah yang pasiennya perlu
dalam kondisi sadar untuk meminimalisasi efek samping operasi yang lebih besar, bila
pasien tak sadar. Misalnya, pada persalinan Caesar, operasi usus buntu, operasi pada
lengan dan tungkai. Caranya dengan menginjeksikan obat-obatan bius pada bagian
utama pengantar register rasa nyeri ke otak yaitu saraf utama yang ada di dalam tulang
belakang. Sehingga, obat anestesi mampu menghentikan impuls saraf di area itu.
Sensasi nyeri yang ditimbulkan organ-organ melalui sistem saraf tadi lalu terhambat dan
tak dapat diregister sebagai sensasi nyeri di otak. Dan sifat anestesi atau efek mati rasa
akan lebih luas dan lama dibanding anestesi lokal. Pada kasus bedah, bisa membuat mati
rasa dari perut ke bawah. Namun, oleh karena tidak mempengaruhi hingga ke susunan
saraf pusat atau otak, maka pasien yang sudah di anestesi lokal masih bisa sadar dan
mampu berkomunikasi, walau tak merasakan nyeri di daerah yang sedang dioperasi.

C. Anestesi Umum
Anestesi umum atau bius total adalah anestesi yang biasanya dimanfaatkan untuk
tindakan operasi besar yang memerlukan ketenangan pasien dan waktu pengerjaan lebih
panjang. Misalnya pada kasus bedah jantung, pengangkatan batu empedu, bedah
rekonstruksi tulang, dan lainnya. Caranya, memasukkan obat-obatan bius baik secara
inhalasi (pernafasan) maupun intravena (pembuluh darah vena) beberapa menit sebelum
pasien dioperasi. Obat-obatan ini akan bekerja menghambat hantaran listrik ke otak
sehingga sel otak tak bisa menyimpan memori atau mengenali impuls nyeri di area tubuh
manapun, dan membuat pasien dalam kondisi tak sadar (loss of consciousness).
Cara kerjanya, selain menghilangkan rasa nyeri, menghilangkan kesadaran, dan membuat
amnesia, juga merelaksasi seluruh otot. Maka, selama penggunaan anestesi juga
diperlukan alat bantu nafas, selain deteksi jantung untuk meminimalisasi kegagalan
organ vital melakukan fungsinya selama operasi dilakukan.
Traksi peritoneal selama pengiriman caesar dapat menghasilkan nyeri viseral yang
sering. Dosis klinis anestesia lokal spinal diperlukan untuk melenyapkan rasa sakit yang
12

disebabkan oleh efek samping yang tidak diinginkan. Opioid neuroaksial, dengan
menambah efek analgesik dapat mengurangi dosis obat anestesia lokal yang diperlukan
untuk anestesia spinal. Oleh karena itu sebuah penelitian dengan studi prospektif
dilakukan pada 200 pasien yang secara acak dialokasikan ke dalam 2 kelompok, dengan
masing-masing kelompok berjumlah 100 orang. Kelompok B mendapat 1.6 ml
bupivakain 0,5% dengan plasebo, dan kelompok BF mendapat 1.6 ml bupivakain 0,5%
dengan injeksi fentanil 12.5 g. Pada pasien dilakukan pengamatan intraoperatif untuk
onset blok sensorik, derajat blok motor, kualitas anestesia, dan durasi total analgesik,
bersama dengan efek samping maternal dan fetal sampai 24 jam pasca operasi. Onset
blok sensorik dan motorik serta derajat blok motor serupa pada kedua kelompok.
Kualitas anestesia sangat bagus pada semua pasien di kelompok BF, dan 86% sangat
bagus di kelompok B. Tidak ada pasien yang memiliki relaksasi buruk atau
membutuhkan penyelamatan GA di kedua kelompok. Perubahan hemodinamik
maternal intraoperatif serupa pada kedua kelompok. Waktu untuk regresi analgesia untuk
tingkat L1 memanjang secara signifikan sampai 167 menit di kelompok BF,
dan memanjang 100 menit di kelompok B, dan juga efektifitas analgesia setelah operasi
memanjang sampai 184 menit pada kelompok BF dan memanjang 103 menit pada
kelompok B. Tidak ada perbedaan mengenai APGAR scores yang rendah pada kedua
kelompok. Kejadian efek samping maternal sama pada kedua kelompok. Tindakan
sinergis dari injeksi bupivakain 0,5% 8 mg (1.6 ml) dan injeksi fentanil 12.5 g untuk
anestesi spinal meningkatkan kualitas anestesia dan juga efektif memperpanjang
analgesia pasca operasi tanpa efek samping yang signifikan pada ibu dan bayi baru lahir.
Kata kunci: persalinan caesar, anestesia spinal, intratekal fentanil, analgesia pasca
operasi.

13

BAB IV
TINJAUAN FARMAKOLOGI
Anastesi di bagi menjadi dua yaitu anas tesi umum dan anastesi lokal

A. anastesi lokal
1. Anestesi lokal merupakan tindakan memanfaatkan obat bius yang cara kerjanya hanya
menghilangkan rasa di area tertentu yang akan dilakukan tindakan. ( Saprol, 2010).
2. Anestetik Lokal menyebabkan hilangnya rasa sakit tanpa disertai hilangnya
kesadaran. Anestetik lokal merupakan obat yang menghambat hantaran saraf bila
dikenakan secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar yang cukup. (Dani kusumah,
2011).
3. Anestetik lokal adalah obat yang menghasilkan blokade konduksi pada dinding saraf
yang bersifat sementara. Setelah kerja obat habis maka obat akan keluar dari sel saraf
tanpa menimbulkan kerusakan pada struktur sel saraf tersebut.
4. Anestetika lokal atau zat-zat penghalang rasa setempat adalah obat yang pada
penggunaan lokal merintangi secara reversibel penerusan impuls-impuls syaraf ke
SSP dan demikian menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas,
atau dingin.
CONTOH OBAT ANESTETIK LOKAL (doen)

1. Bupivakain (markain)
Konsentrasi efektif minimal 0,125%. Mula kerja lebih lambat dibanding lidokain
tetapi lama kerja sampai 8 jam.
Struktur bupivakain mirip dengan lidokain, kecuali gugus yang mengandung
amin adalah butil piperidin. Merupakan anestetik lokal yang mempunyai masa kerja
yang panjang, dengan efek blokade terhadap sensorik lebih besar daripada motorik.
Karena efek ini bupivakain lebih populer digunakan untuk memperpanjang analgesia
selama persalinan dan masa pasca pembedahan. Pada dosis efektif yang sebanding,
bupivakain lebih kardiotoksik daripada lidokain. Larutan bupivakain hidroklorida
tersedia dalam konsentrasi 0,25% untuk anestesia infiltrasi dan 0,5% untuk suntikan
paravertebra. Tanpa epinefrin, dosis maksimum untuk anestesia infiltrasi adalah
2mg/kgBB.
NAMA GENERIK

14

Bupivakain
NAMA KIMIA
2-Piperidinecarboxamide, 1-butyl-N-(2,6-dimethylphenyl)-, monohydrochloride,
monohydrate.
KETERANGAN
Penggunaan sebagai garam HCl.
SIFAT FISIKOKIMIA
Serbuk kristal putih yang mudah larut dalam etanol 95%, larut di air, dan sedikt
larut di kloroform atau aseton.
SUB KELAS TERAPI
Anastesi Lokal
KELAS TERAPI
Anastesi
DOSIS PEMBERIAN OBAT
Dosis bervariasi bergantung pada prosedur, dalamnya anastesi, perfusi jaringan,
lamanya anastesi, dan kondisi pasien serta ada/tidaknya epinefrin dalam larutan
suntikan. Dosis dewasa dan anak >12 tahun: anastesi lokal infiltrasi 0,25%
maksimum 175 mg, blok saraf perifer: 5 ml larutan 0,25 - 0,5 %; maksimum 400
mg/hari. Blok kaudal (tanpa pengawet) : 15-30 mL larutan 0,25-0,5%. Blok saraf
simpatik 20-50mL larutan 0,25%
FARMAKOLOGI
Mula kerja (bergantung pada rute dan dosis): anestesi: 1-17 menit. Durasi
(bergantung pada rute dan dosis): 2-9 jam.
STABILITAS PENYIMPANAN
Simpan pada suhu ruang yang terkontrol : 15 -30C
KONTRA INDIKASI
Hipersensitif terhadap bupivakain HCl, anestesi lokal tipe amida, atau komponen
formula. Anestesi obstretik paraservikal.
EFEK SAMPING
Insiden efek samping sulit ditetapkan. Sebagian besar efek bergantung pada dosis,
dan sering karena percepatan absorpsi di tempat suntikan, suntikan intravaskuler
yang tidak disengaja, atau degradasi metabolit yang lambat. Munculnya gejala
sistem saraf pusat dapat menjadi tanda awal toksisitas yang lebih nyata ( seizure).
kardiovaskuler: hipotensi, bradikardia, palpitasi, blok jantung, aritmia ventrikuler,
15

henti jantung. Sistem saraf pusat: gelisah, cemas, pusing, seizure ( 0,1%); gejala
yang jarang, (seringkali akibat suntikan yang tidak disengaja ke subarachnoid
pada saat anestesi spinal): anestesi persisten, parestesia ( kesemutan), paralisis,
sakit kepala, sepsis meningitis, dan palsia saraf kranial.
INTERAKSI MAKANAN
Etanol dapat meningkatkan depresi SSP
INTERAKSI OBAT
Efek sitokrom P450: substrat (kecil) CYP1A2, 2C19, 2D6, 3A4. Pemberian
larutan anestesi yang mengandung epinefrin/norepinefrin pada pasien yang
menggunakan obat penghambat monoamine oxidase ataui antidepresant trisiklik
yang berat dan lama.
PENGARUH ANAK
Tidak direkomendasikan digunakan untuk anak usia<12 tahun.
PENGARUH HASIL LAB
Tidak ada data
PENGARUH KEHAMILAN
Faktor resiko C. Penurunan populasi yang bertahan hidup dan efek embriosidal
ditemukan pada studi hewan. Obat ini diperbolehkan digunakan pada anestesi
atau analgesi obstetrik ( konsentrasi 0,75% tidak direkomendasikan).
PENGARUH MENYUSUI
Tidak direkomdasikan karena masuk kedalam air susu ibu.

2. Etil Klorida
digunakan pada kulit secara topical untuk mengkontrol rasa sakit yang
disebabkan oleh injeksi, seperti IV, operasi kecil, dan juga untuk menghilangkan sakit
sementara dari cedera kecil karena olahraga.

16

3. Lidokain (lignokain, xylokain, lidones)


Konsentrasi efektif minimal 0,25%. Infiltrasi, mula kerja 10 menit, relaksasi
otot cukup baik. Kerja sekitar 1-1,5 jam tergantung konsentrasi larutan.
Lidokain (xilokain) adalah anestetik lokal kuat yang digunakan secara luas dengan
pemberian topikal dan suntikan. Anestesi terjadi lebih cepat, lebih kuat, dan lebih
ekstensif daripada yang ditunjukkan oleh prokain pada konsentrasi yang sebanding.
Lidokain merupakan aminoetilamid dan merupakan prototik dari anestetik lokal
golongan amida.
Larutan Lidokain 0,5% digunakan untuk anestesi infiltrasi, sedangkan larutan 12% untuk anestesia blok dan topikal. Anestetik ini lebih efektif bila digunakan tanpa
vasokonstriktor, tetapi kecepatan absorbsi dan toksisitasnya bertambah dan masa
kerjanya lebih pendek. Lidokain merupakan obat terpilih bagi mereka yang
hipersensitif terhadap anestetik lokal golongan ester. Sediaan berupa larutan 0,5-5%
dengan atau tanpa epinefrin (1:50000 sampai 1:200000). Efek samping lidokain
biasanya berkaitan dengan efeknya terhadap SSP, misalnya mengantuk, pusing,
parastesia, kedutan otot, gangguan mental, koma, dan bangkitan. Lidokain dosis
berlebihan dapat menyebabkan kematian akibat fibrilasi ventrikel, atau oleh henti
jantung. Lidokain sering digunakan secara suntikan untuk anestesia infiltrasi, blokade
saraf, anestesia spinal, anestesia epidural ataupun anestesia kaudal, dan secara
setempat untuk anestesia selaput lendir
NAMA GENERIK
Lidokain
NAMA KIMIA
2-(diethylamino)-2,6-acetoxylidide monohydrochloride monohydrate
KETERANGAN
Nama lain : lignokain. Penggunaan sebagai garam HCl.
SIFAT FISIKOKIMIA
Serbuk putih, mudah larut dalam air.

17

SUB KELAS TERAPI


Anestesi lokal
KELAS TERAPI
Anastesi
DOSIS PEMBERIAN OBAT
Anestesi lokal injeksi:dewasa dan anak: bervariasi bergantung pada prosedur,
tingkat anestesi yang diinginkan, perfusi jaringan, durasi yang diinginkan dan
kondisi fisik pasien: maksimum 4,5 mg/kg/dosis; jangan diulang dalam waktu 2
jam.Antiaritmia: anak: IV: loading dose: 1 mg/kg (maksimum 100 mg); diikuti
dengan infus; dapat diberikan bolus kedua 0,5-1 mg/kg dengan jarak antara bolus
dan awal infus >15 menit. Infus: 20-50 mcg/kg/menit. Gunakan 20 mcg/kg/menit
pada pasien shok, penyakit hati, henti jantung, gagal jantung ringan,; gagal
jantung sedang-berat dibutuhkan 1/2 loading dose dan kecepatan infus yang lebih
lambat untuk menghindari toksisitas.
FARMAKOLOGI
Mula kerja IV: dosis bolus tunggal: 45-90 detik. Durasi kerja: 10-20 menit.
Distribusi: Vd: 1,1-2,1 L/kg; berubah oleh berbagai faktor pasien; menurun oleh
gagal jantung kronik dan penyakit hati; melewati barier darah otak.Ikatan protein:
60-80% pada alfa1asam glikoprotein. Metabolisme: di hati 90%; metabolit aktif
monoetilglisineksilidid (MEGX) dan glisineksilidid (GX) dapat terakumulasi dan
menyebabkan toksisitas SSP.
STABILITAS PENYIMPANAN
Injeksi lidokain stabil pada suhu ruang. Stabilitas campuran parenteral pada suhu
ruang (25C) adalah masa kadaluwarsa yang tertera pada wadah sebelum
dicampur; Bila telah dibuka kestabilan hilang setelah 30 hari.
KONTRA INDIKASI
Hipersensitif terhadap lidokain atau komponen yang terdapat dalam formula,
hipersensitif terhadap anestesi lokal golongan amida; Adam-stokes syndrome;
blok SA/AV/ Intraventrikel berat (kecuali pasien dengan pacu jantung artifisial
yang berfungsi); injeksi campuran yang mengandung dextrose dari jagung dan
digunakan pada pasien yang alergi terhadap produk jagung.
EFEK SAMPING
Efek bervariasi tergantung pada rute pemberian. Sebagian besar efek bergantung
pada dosis. Frekuensi tidak dinyatakan. Kardiovaskuler: aritmia, bradikardi,
18

spasme arteri, kolaps kardiovaskuler, ambang defibrilasi meningkat, udem,


flushing, blok jantung, hipotensi, supresi simpul SA, insufisiensi vaskuler (injeksi
periartikuler). SSP: agitasi, cemas, koma, bingung, disorientasi, pusing,
mengantuk, eforia, halusinasi, sakit kepala, hiperestesia, letargi, kepala terasa
ringan, cemas, psikosis, seizure, bicara tidak jelas, somnolens, tidak sadar.
Dermatologi: angioedema, memar, dermatitis kontak, depigmintasi, udem kulit,
gatal, petekia, pruritis, ruam, urtikaria. .
INTERAKSI MAKANAN
St.John"s wort dapat menurunkan level lidokain
INTERAKSI OBAT
fek sitokrom P450: substrat dari CYP1A2 (minor), 2A6 (minor), 2B6 (minor),
2C9 (minor), 2D6(major), 3A4(major); penghambat: CYP1A2 (kuat), 2D6
(moderate), 3A4 (moderate). Peningkatan efek/toksisitas: efek/level lidokain
dapat meningkat oleh amfetamin, amiodaron, antijamur azol, betabloker,
klorpromazin, klaritromisin, delavirdin, diklofenak, doksisiklin, eritromisin,
fluoksetin, imatinib, isoniazid, mikonazol, nefazodon, nikardipin, paroksetin,
pergolid, propofol, protease inhibitor, kuinidin, kuinin, ritonavir, ropinorel,
telitromisin, verapamil, dan penghambat CYP2D6 atau 3A4 lainnya.
PENGARUH ANAK
Dosis pada anak harus diturunkan sesuai berat badan dan umur.
PENGARUH HASIL LAB
Suntikan IM lidokain dapat meningkatkan tingkat kreatinin fosfokinase.
PENGARUH KEHAMILAN
Faktor resiko B
PENGARUH MENYUSUI
Masuk ke ASI dalam jumlah kecil, gunakan dengan hati-hati.

19

CONTOH OBAT ANESTETIK LOKAL


a. Kokain: benzoylmetilekgonin.
Derifat-tropan ini (1884) dengan struktur atropine terdapat secara alamiah di daun
tumbuhan Erytroxylon coca (Peru, Bolivia) dengan kadar 0,8-1,5%. Berbeda dengan
anestetika lain, anestetikum dari kelompok ester ini berkhasiat vasokontriksi dan
bekerjanya lebih lama, mungkin karena merintangi re-uptake noradrenalin di ujung
neuron adrenergic sehingga kadarnya di daerah reseptor meningkat. Selain itu , kokain
juga memiliki efek simpatomimetik sentral dan perifer.
Daya kerja stimulasinya terhadap SSP (cortex) menimbulkan beberapa gejala, seperti
gelisah, ketegangan , konvulsi, eufori, dan meningkatnya kapasitas dan tenaga sehingga
tahan lama untuk bekerja lama karena hilangnya perasaan lelah.
Penggunaannya hanya untuk enestesia permukaan pada pembedahan di hidung,
tenggorok, telinga atau mata. Penggunaannya sebagai tetes mata sudah di tinggalkan
berhubung resiko akan cacat kornea dan sifat midriasisnya. Penggunaannya yang terlalu
sering dengan konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan necrosis (mati jaringan) akibat
vasokontriksi setempat.

Kehamilan : kokain dapat meningkatkan resiko abortus dan cacat pada janin, terutama
pada saluran urinnya.
Dosis: kedokteran mata: larutan (HCL) 1-4 %, anesthesia hidung, telinga, dan tenggorok
1-10%.
b. Benzokain : anestesin, etileminobenzoat

20

Ester PABA ini (1900) merupakan derivate dari asam p-amino benzoate yang
reabsorbsinya lambat. Khasiat anestetik obat ini lemah, sehingga hanya digunakan pada
anestesi permukaan untuk menghilangkan nyeri dan gatal-gatal (pruritus). Benzokain
digunakan dalam suppositoria (250-500 mg untuk Rako) atau salep (2%) anti-wasir
(untuk Borraginol), juga dalam salep kulit, bedak tabor 5-20% dan lotion anti-sunburn
(3%, Benzomid)
c. Prokain: Novocaine, etokain, *Gerovital (dr Aslan)
Derivat-benzoat ini yang disintesa pada tahun 1905 (Einhorn). Tidak begitu toksis
dibandingkan kokain. Anestetik local dari kelompok-ester ini bekerja singkat . dalam
tubuh zat ini dengan cepat dan sempurna dihidrolisa oleh kolinesterase menjadi
dietilamino etanol dan PABA (asam para-aminobenzoat), yang mengantagonir daya kerja
sulfonamide.
Reabsorbsinya di kulit buruk, maka hanya digunakan sebagai injeksi dan sering kali
bersamaan dengan adrenalin untuk memperpanjang daya kerjanya.sebagai anestetik
local, prokain sudah banyak di gantikan oleh lidokain karena efek-efek sampingnya.
Efek sampingnya yang serius adalah:
1. Hipersensitasi
2. Kadang-kadang pada dosis rendahsudah dapat menyebabkan kematian dan kolaps dan
kematian.
3. Reaksi terhadap preparat kombinasi proka penisilin. Berlainan dengan kokain, zat
tidak mengakibatkan adiksi
Dosis: Anestesia infiltrasi 0,25-0,5%, blok de saraf 1-2%.
d. Oksibuprokain (benoxinate, Novesin)
adalah derivate-oksibutil (1954) yang tidak bersifat merangsang, terutama digunakan
pada kedokteran THT dan mata. Tetapi pemakaiannya harus berhati-hati bila terdapat
selaput lender yang rusak atau adanya peradangan setempat. Mulai kerjanya cepat dan
kuat (dalam 1 menit) dan bertahan lebih kurang 10 menit. Toksisitasnya ringan dan
menurut laporan tidak menimbulkan reaksi alergi.

21

e. Tetrakain (ametokain)
adalah derivate benzoat dengan gugus-metil pada atom(1941). Khasiatnya lebih
kurang 10 kali lebih kuat dari pada prokain, tetapi juga beberapa kali lebih toksis. Mulai
kerjanya cepat dan berlangsung lama, sedangkan resorpsinya dari mukosa jauh lebih baik
daripada prokain
f. Prilokain (Citanest)
Adalah derivate yang mulai kerja dan kekuatannya sama dengan lidokain ( 1963).
Toksisitasnya lebih rendah daripada lidokain,karena efek vasodilatasinya lebih ringan
sehingga reabsorbsinya juga lebih lambat dan perombakannya lebih cepat . di dalam hati,
zat ini dirombak menjadi o-toluidin dan metabolit lain . ekskresinya melalui kemih
( kurang dari 1%) . obat ini digunakan pada anstesia permukaan 4% dan secara parenteral
1-1,5% dengan atau tanpa adrenalin.
g. Mepivakain: Scandicaine, *Estradurin.
Derivate-piperidin ini termasuk kelompok-amida (1957) yang mulai kerja dan
kekuatannya mirip lidokain tetapi berthan sedikit lama . tidak berkhasiat vasodilatasi
sehingga tidak perlu ditambahkan vasokonstraktor. Obat ini terutama digunakan sebagai
aastesia infiltrasi dan enis anastesia parenteral lainnya sebagai larutan 1-2% . pada
pembedahan dental , mata dan THT
h. Cinchokain : dibukain, *Proctosedyl, *Scheriproct.
Derivate-kinolin ini dari tipe amida ( 1929 ) yang beberapa kali lebih kuat daripada
lidokain tetapi juga lebih toksis.kerjanya bertahan lebih lama dan juga bersifat
vasodilatasi. Obat ini banyak digunakan sebagai anestetikum permukaan antara lain
dalam suppositoria anti wasir atau dalam salep untuk nyeri dan gatal gatal, tidak
menimbulkan hipersensitasi. efeknya tampak setelah ca 15 menit dan berlangsung 24
jam.
i. Artikain : carticaine, *Ultracain
Derivate-tiofen ini merupakan zat anestetik local dari kelompok-amida dengan kerja
panjang ( 1976 0 terikat pada protein plasma ca 95%. Efeknya timbul setelah 3 menit dan
berlangsung agak lama, ca 45-90 menit . obat ini digunakan untuk pembedahak kevil dan
22

di kedokteran gigi . karena artikain memiliki daya penetrasi tulang yang lebih baik
dibandingkan lidokain.
Efek samping :
Pada orang yang alergi terhadap zat pengisi lubang gigi amalgam dan artukain dapat
timbul keluhan kesehatan serius. Dosis dewasa sekalinya 400mg.
j. Pramokain : Pramoxine, *Nestosyl
Merupakan zat anastesia permukaan (1953) tetapi merangsang bila digunakan pada
selaput lender.
k. Fenol : asam karbol, acidum carbolicum *Calamine lotion.
Disamping khasiat Anastesi dan anti gatalnya fenol juga berdaya bakterisid dan
fungsid pada konstentrasi di atas masing masing 1% dan 1,3%.oleh karena itu fenol juga
sering digunakan untuk gatal-gatal misaknya biang keringat.
l. Benzilalkohol
Cairan ini melarut dalam air dan berkhasiat anastetis dan anti gatal lemah begitupula
bakteriostatis terhadap kuman .gram positif serta virustatif dan fungitis lemah . kerjanya
optimal dalam lingkungan asam.

B. anastesi umum
Anestesi Umum adalah tindakan menghilangkan rasa nyeri/sakit secara sentral
disertai hilangnya kesadaran dan dapat pulih kembali (reversibel). Komponen trias
anestesi ideal terdiri dari hipnotik, analgesi dan relaksasi otot.
Contoh Obat Anestesi Umum (DOEN)

1. Halothane

23

tidak berwarna, bau enak,tidak mudah terbakar

efek anelgesik lemah, relaksasi otot baik, depresi pernapasan (+)

cegah spasme laring, bronkus, hambat salivasi

- menghambat langsung otot jantung & pembuluh darah , turunkan akvitas saraf
simpatis
- vasodilatasi pembuluh darah otak (+) otot lurik menyebabkan tekanan intra kranial
meningkat
-

bradikdi (+)

hepatotoxicity (digunakan berulang),kurangi efektivitas oksi-tosin , alkaloid ergot

absorpsi & ekskresi : paru


Halothane dibuat pertama kali oleh C.W. Suckling di tahun 1951, merupakan zat

anestesi yang sangat poten dan tidak berwarna, dapat meningkatkan tekanan intra kranial
serta dapat menyebabkan relaksasi uterus. Halothane dapat menimbulkan terjadinya
halothane hepatitis, terutama bila obat ini diberikan dalam jangka waktu pendek
(pemberian berkali-kali dalam jangka waktu pendek). Induksi dan pemulihan cepat tidak
menyebabkan iritasi, tidak mengakibatkan mual, dan berefek bronchodilator. Mendepresi
jantung, menyebabkan vasodilatasi, aritmia, mengiritasi miokard bila ada epineprin. Obat
ini dimetabolisme di hepar sebanyak 20-45%. Hasil metabolismenya berupa Br-, F-, Cl-,
asam trifluoracetat, gas chlorodifluoroetilen serta chlorotrifluoroetilen.
Halothane adalah obat anestesi inhalasi berbentuk cairan bening tak berwarna yang
mudah menguap dan berbau harum.
a.

Indikasi
Untuk induksi anestesi dan maintenance pada anak-anak dan dewasa bersamasama dengan oxygen atau nitrous oxide 70%-oxygen.

b. Farmakologi
System Cardiovascular
1) Menurunkan tekanan arteri
2) Menimbulkan depresi langsung pada miocardium
3) Melebarkan pembuluh darah dalam otot otot dan juga arteri coronaria
4) Blokade ganglion simpatikus
24

5) Depresi pusat vasomotor


6) Menimbulkan bradikardi yang mengakibatkan penurunan cardiac output
7) Menimbulkan hambatan pada baroreseptor
Hal diatas dapat menimbulkan hipotensi yang diperparah oleh :
a) Obat-obatan ganglion blocker
b) Perubahan posisi tidur dimana tubuh bagian atas lebih tinggi dari bagian kaki
(postural hipotention)
c) Kehilangan darah
d) Pelepasan cathecolamin
Gangguan irama denyut jantung :
Sifat mudah dirangsang dari miocardium menjadi meningkat :
Timbul ventrikuler extrasistole, ventrikel tachicardi dan bahkan ventrikuler fibrilasi.
Faktor faktor yang menambah kemungkinan terjadinya gangguan irama denyut
jantung termasuk :
Retensi CO2
rangsangan rasa sakit pada stadium anestesi yang ringan,
penyuntikan atropin dan adrenalin.
Pernah terjadi cardiac arrest setelah pemberian infiltrasi adrenalin pada anestesi
halothane. Pemberian adrenalin yang cukup aman ialah jika adrenalin diberikan
dalalm konsentrasi 1 : 100.000 dan dosis nya 10 ml diberikan dalam jangka waktu 10
menit secara infiltrasi dan tidak melebihi 30 ml dalam waktu 1 jam.
I.

Bradicardi yang mungkin disertai dengan hipotensi.


Atropin yang diberikan secara intravena dapat meningkatkan denyutan jantung
dan menimbulkan kenaikan tekanan darah, tapi pemberiannya harus secara pelanpelan karena bila terlalu cepat justru akan menyebabkan ventrikuler disritmia.

II.

Sistem Pencernaan
Kelenjar liur, kelenjar lendir, dan cairan lambung tidak mengalami rangsangan
oleh halothane. Gerakan peristaltik usus dihambat oleh halothane, tapi terjadinya
rasa mual dan muntah pada masa pasca anestesi kadang-kadang hebat.

III.

Susunan Syaraf Pusat

25

Halothane menimbulkan anestesi yang kuat pada SSP, tapi bila diberikan
dalam konsentrasi rendah daya analgesiknya rendah. Halothane meningkatkan
aliran darah dalam otak dan meningkatkan tekanan cairan cerebrospinalis.
IV.

Sistem Pernafasan
Halothane menimbulkan depresi pernafasan. Frekuensi pernafasan bertambah
tapi volumenya menurun. Bila induksi dilakukan dengan halothane dan udara
biasa, tanpa oxygen, maka dapat terjadi gangguan saturasi oxygen akibat dari
hypoventilasi dan harus dilakukan nafas buatan. Untuk mendapatkan tekanan
oxygen dalam arteri yang cukup hendaknya halothane diberikan bersama oxygen
35% atau lebih. Halothane menimbulkan pelebaran pada bronchus sebagai akibat
dari blokade pada refleks bronkhokonstriksi.
Halothane tidak merangsang pada bronkhus dan refleks pharink dan laring
dengan cepat menghilang. Sekresi lendir saluran nafas tidak terangsang.

V.

Sistem Otot
Relaksasi otot perut dapat dicapai dengan stadium yang cukup dalam dan otot
yang pertama mengalami relaksasi adalah otot masester pada mulut sehingga hal
ini memudahkan tindakan laringoskopy.

VI.

Uterus
Halothane dapat menimbulkan atonia uteri dan pendarahan post partum jika
digunakan dalam kasus obstetrik.
Hal ini membahayakan dan jangan menggunakan halothane dalam kasus
obstetrik, namun untuk tindakan versi extraksi halothane sangat memuaskan.
Halothane, walaupun diberikan hanya dalam konsentrasi 0,5% dapat
menimbulkan perdarahan yang banyak pada tindakan curretage uterus, bahkan
sewaktu diberikan oxytocin sekalipun.

VII.

Liver
Pada tahun 1958 pernah dilaporkan terjadinya nekrosis liver yang hebat
setelah pemberian anestesi inhalasi, juga dapat terjadi halothane hepatitis
subklinis.
Setelah dilakukan penelitian retrospektif oleh American National Academy of
Sciences pada tahun 1964, maka disimpulkan bahwa terjadinya kegagalan fungsi
hepar akibat halothane itu tidak jauh berbeda dengan yang ditimbulkan oleh obat
anestesi halogen yang lain, dan pasien dengan penyakit saluran empedu itu bukan
pasien yang mudah mendapat gangguan seperti ini.
26

Namun demikian, pandangan yang paling baru terhadap masalah ini adalah
bahwa ada pengaruh dari halothane yang menyebabkan terjadinya halothanehepatitis.
Terjadinya ikterus yang sehubungan dengan anestesi halothane adalah
hepatocellular. Para ahli sepakat untuk tidak memberikan anestesi halothane
secara berulang sebelum lewat 28 hari, dan bila ditemukan ikterus pasca anestesi
halothane, hal ini dianggap sebagai kontraindikasi untuk waktu yang akan datang.
Beberapa teori dari mekanisme terjadinya halothane-hepatitis yaitu :
a. Oxidase metabolit halothane dapat mempengaruhi antigenitas dari membran
hepatocyte, yang mengakibatkan rusaknya immunology antibody.
b. Faktor genetic dapat mempengaruhi produksi antibody.
c. Produk dari metabolisme reduktif dapat menimbulkan keracunan langsung.
Sensitif silang antara halothane dengan obat anestesi halogen yang lain juga
dapat terjadi. Ketidakmurnian halothane juga bisa terjadi dengan terbentuknya
dichlorohexafluorobutene sampai 0,03% dalam vaporizer dan hal ini toxic untuk
liver dan ginjal.
VIII.

Fungsi Ginjal
Halothane akan menurunkan aliran darah ke ginjal dan menurunkan filtrasi
glomerolus sehingga produksi urine menurun, ini semua akibat dari hypotensi
yang terjadi oleh pengaruh halothane.

METABOLISME DARI HALOTHANE


Suatu percobaan pada tikus yang diberi suntikan halothane secara intravena
menunjukkan terjadinya penumpukan halothane dalam liver. Pada penyuntikan
ulangan ditemukan peningkatan yang cepat dari konsentarsi halothane dalam
liver, hal ini menujukkan terjadinya rangsangan dari sistem induksi enzym.
Kenyataan yang terjadi pada manusia adalah metabolisme enzym terjadi dengan
terbentuknya trifluoracetylethanolamide-chlorobromodofluoroethylene, bromide,
chloride dan trifluoroacetic acid dalam urine. Yang terakhir ini merupakan hasil
metabolisme oxidasi utama dari halothane dan relatif non toksik. Motabolit akan
dikeluarkan dari tubuh dalam waktu yang lambat, sampai 3 minggu baru bisa
terbebas.
EFEK HORMONAL

27

Terjadi peningkatan kadar hormon pertumbuhan di dalam plasma selama


anestesi dengan halothane, respon adrenocortical muncul melalui rangsangan
kelenjar pituitrin anterior. Serum thyroxine juga meningkat, tetapi hormon thyroid
stimulating dari pituitrin tidak meningkat, tetapi sensitifitas pasien terhadap
insulin itu meningkat, maka bila ada pasien diabetes yang mendapat insulin
menjalani anestesi dengan

halothane harus hati-hati karena dapat terjadi

hypoglicaemia yang hebat.


KEUNTUNGAN
1.

Induksi cepat dan halus

2.

Tidak iritasi pada saluran nafas

3.

Dapat menimbulkan pelebaran bronkhus

4.

Menimbulkan vasodilatasi

5.

Recovery relatif cepat

KERUGIAN
1.

Obat ini sangat kuat sehingga mudah terjadi over dosis

2.

Daya analgesiknya rendah

3.

Dapat menimbulkan relaksasi uterus dan resiko perdarahan yang hebat pada
kasus-kasus obstetrik

4.

Menimbulkan hypotensi, yang mungkin tak diduga menjadi berat

5.

Dapat menimbulkan dysrhethmia jantung

6.

Dapat menimbulkan menggigil pasca anestesi yang kadang-kadang menjadi


hebat

7.

Kemungkinan toksis pada liver terutama pada pemberian berulang

DOSIS

Induksi
Induksi diberikan bersama oxygen atau nitrous oxide70%-oxygen mulai dari
konsentrasi 0,5% dan secara bertahap dinaikkan sampai konsentrasi 2-4%.
(terutama pada anak-anak).
Alternatif lain dapat diberikan obat barbiturat yang bekerja cepat dengan dosis
hypnosis secara intravena, tetepi penyuntikan dilakukan secara perlahan-lahan
karena efek depresi pada system cardiovaskuler dan pernafasan dari obat ini
menjadi lebih kuat bila diberikan terlalu cepat, atau obat anestesi intravena yang

28

lain, dan kemudian dilanjutkan dengan inhalasi halothane-oxygen atau halothane


N2O 70%-oxygen dengan konsentrasi sampai 2-4%.

Maintenance
Untuk mempertahankan stadium anestesi bedah konsentrasi halothane
diturunkan menjadi 0,5 - 2,0% bersama oxygen atau N2O 70%.

EFEK SAMPING
1.

Recovery
Recovery dari anestesi dengan halothane terjadi cukup cepat. Terjadinya rasa mual
dan muntah pada masa pasca bedah / anestesi kadang-kadang hebat, maka harus
dilakukan pengawasan dan perawatan yang seksama untuk mencegah terjadinya
komplikasi akibat muntah (umpamanya : aspirasi ), terutama pada pasien yang waktu
puasa pra bedah tidak cukup, kurang dari 8 jam (dewasa), seperti pada kasus bedah
akut.
Selain daripada itu pengamatan atau monitoring harus dilakukan sesuai standar
monitoring.
Terjadinya menggigil pada masa pasca bedah sering terjadi pada anestesia dengan
halothane. Ini ada hubungannya dengan meningkatnya tonus otot secara menyeluruh
baik yang bersifat sementara atau menetap.
Seringkali hal ini juga ada hubungannya dengan turunnya suhu badan pasien
selama pembedahan. Untuk mencegah hal ini dapat diberikan uap hangat ke dalam
sirkuit pernafasan selama pembedahan.
a. Penggunaan Bersama Obat Pelemas Otot
Bila obat pelemas otot yang diberikan itu mempunyai efek blokade pada
ganglion maka penggunaanya bersama halothane harus dipertimbangkan karena
akan memperberat efek hypotensi. Obat pelemas otot Pancuronium cukup baik
digunakan bersama halothane. Halothane dapat melawan efek dari suxamethonium,
tetapi secara klinis hal ini tidak penting.
b. Cara Pemberian
Halothane sebaiknya diberikan bersama oxygen atau nitrous oxide 70%-oxygen
dan sebaiknya menggunakan vaporizer yang khusus dikalibrasi untuk halothane
agar dihasilkan konsentrasi uap yang akurat dan mudah dikendalikan, meskipun
banyak jenis vaporizer yang dapat digunakan untuk halothane sesuai system dan
teknik anestesi yang digunakan.
29

c. Premedikasi
Karena halothane menimbulkan depresi pernafasan maka pemberian obat
analgesik opium jangan digunakan untuk premedikasi, kecuali akan dilakukan
teknik pengendalian pernafasan selama anestesi.
Pemberian atgropine bukan untuk mencegah sekresi lendir dan salivasi tetapi
bermanfaat untuk mencegah terjadinya bradicardi dan penurunan cardiac output
selama anestesi.
Bila akan diberikan obat pelemas otot sebaiknya dipilih obat yang tidak
menimbulkan blokade pada ganglion.
Tergantung dari system dan teknik anestesi yang akan digunakan, maka
pemberian halothane itu dapat dilakukan seperti berikut :
d. High Gas Flow System
Sistem ini menimbulkan penghamburan halothane dan polusi ruangan dengan
uap halothane, namun banyak praktisi yang menyukai system ini karena diangap
lebih aman daripada system semi closed atau closed system, karena konsentrasi
halothane yang diberikan itu sama seperti yang ditunjuk dalam vaporizer.
- Karena halothane memiliki daya anestesi yang kuat maka kedalaman anestesi
dapat dicapai secara cepat dengan halothane.
- Karena halothane memiliki daya analgesik yang rendah maka mungkin
diperlukan tambahan obat analgesik secara suntikan.
e. Low Gas Flow System dengan Rebreathing
Halothane dapat diberikan dengan system to-and-fro atau system circle
absorbtion baik semi-closed maupun closed system.
Para Praktisi telah melakukan teknik ini dengan memberikan aliran oxygen
murni 1 liter/menit dengan konsentrasi halothane 2 3 % itu memberikan hasil
yang memuaskan untuk maintenance anestesi. Cara ini lebih ekonomis dan tidak
menimbulkan polusi
2. Isofluran (Forane)
Isoflurane suatu obat anestesi volatile yang induksinya cepat dan pemulihannya cepat,
tidak iritasi dan tidak menimbulkan sekresi. Seperti halnya halotan dan enfluran,
Isoflurane berefek bronkhodilator, tidak menimbulkan mual-muntah, dan bersifat
kompatibel dengan epineprin. Efek penurunan tekanan darah sama besarnya dengan
halotan, hanya berbeda dalam mekanisme kerjanya. Halotan menurunkan tekanan darah,
30

terutama dengan mendepresi miokardium dan sedikit vasodilatasi. Ethrane menurunkan


tekanan darah dengan mendepresi miokardium dan vasodilatasi perifer. Isoflurane
menurunkan tekanan darah terutama dengan vasodilatasi perifer dan hampir tidak
mendepresi miokardium.
Eter berhalogen tidak mudah terbakar
induksi cepat, sedikit eksitasi
Relaksasi otot polos

intubasi (+)

Tidak sebabkan sensitisasi jantung sehingga aritmia mengecil


Aman untuk gangg hati & ginjal,stimulasi SSP (-)
Hiperventilasi

TIK

Sediaan : isofluran 3-3,5% dlm O2; + NO2-O2


induksi; maintenance : 0,5%-3%
Efek samping
Hampir semua obat anastetik umum mengakibatkan sejumlah efek samping dan
yang terpenting adalah :
Menekan pernapasan yang pada anastesi dalam terutama ditimbulkan oleh
halotan, enfluran, dan isofluran. Efek ini paling ringan pada N20 dan eter.
Menekan sistem kardiovaskuler, terutama oleh halotan, enfluran, dan isofluran.
Eek ini juga ditimbulkan oleh eter, tetapi karena eter juga merangsang SS
simpatis, maka efek keseluruhannya manjadi ringan.
Merusak hati (dan ginjal), terutama senyawa klor, misalnya kloroform.
Oliguri (reversible) karena berkurangnya pengaliran darah di ginjal, sehingga
pasien perlu dihidratasi secukupnya.
Menekan sistem regulasi suhu, sehingga timbul perasaan kedinginan (menggigil)
pasca bedah.
Cara pemberian anestetik
31

2)

Indikasi
Untuk inhalasi umum inhalasi baik sebagai induksi maupun maintenance anestesi.

3)

Kontra Indikasi
-

Sangat sensitive terhadap obat anestesi halogen.

Diketahui atau dicurigai mudah mengalami demam yang hebat (malignant


hyperthermia).

Pernah mendapat anestesi isoflurane atau obat halogen lainnya dan terjadi ikterus
atau gangguan fungsi hepar atau eosinophilia pada masa pasca anestesi.

Kasus obstetric.

Nonselective MAO Inhibitor.

4)

Farmakologi
-

Isofluran merupakan suatu eter metil etil berhalogenasi yang tidak menyala.

Mempunyai tekanan uap sekitar 238 mm Hg pada 20 C dan mendidih pada 48,5
C(760 mm Hg tekanan atmofer). Dalam hal ini isoflurane serupa dengan
anestetik volatil lainnya dan dapat diberikan melalui vaporisator standar.

Memiliki MAC dalam oksigen sebesar 1,15% atm dan dalam 70 % oksida nitrosa
sebesar 0,5 %.

Koefisien partisi darah/gas adalah 1,4. Kelarutan yang menengah dalam darah ini
dikombinasi dengan potensi yang tinggi berarti suatu induksi anestesia yang
cepat.

Setelah pemberian 30 menit ratio konsentrasi alveoler terhadap konsentrasi yang


diinspirasi adalah 0,73.

5)

Dosis
Isoflurance 1,15 % dalam oksigen murni, dan menjadi 0,5 % bila diberikan
bersama Nitrous Oxide 70 % dalam oksigen. Isoflurane harus diberikan
menggunakan vaporizar
UMUR

MAC
KONSENTRASI
OXYGEN
100 %

Bayi

s/d

12

KONSENTRASI
N2O
70 %

1,60 - 1,85 %

0,49 - 0,69 %
32

bulan
1 s/d 5 tahun
6 s/d 10 tahun
11 s/d 15 tahun
16 s/d 20 tahun
21 s/d 40 tahun
41 s/d 60 tahun

1,50 - 1,60 %
1,40 %
1,16 %
1,25 - 1,30 %
1,10 - 1,20 %
1,00 - 1,10 %

0,49 - 0,67 %
0,58 %
0,53 %
1,49 - 0,63 %
0,43 - 0,57 %
0,33 - 0,41 %

Premedikasi
konsentrasinya ditambah 0,5 1,00 %, selama maintenance dapat terjadi penurunan
tekanan darah yang ada hubungan dengan kedalaman anestesi, semakin lebih dalam
stadium anestesi semakin besar penurunan tekanan darahnya. Bila tidak ada faktor lain
yang menyebabkan penurunan tekanan darah, terjadi hypotensi ini dalah akibat dari
terjadinya vasodilatasi perifer. Kedalaman anestesi yang berlebihan dengan tanda-tanda
penurunan tekanan darah yang banyak dapat diatasi dengan menurunkan konsentrasi
isoflurane.
Recovery
Konsentrasi isoflurane dapat dikurangi menjadi 0,5 % pada saat mulai penjahitan kulit
luka bedah, lalu 0 % pada akhir penjahitan luka bedah.
Bila digunakan obat pelemas otot dan efeknya masih ada maka harus dilakukan
pemulihan fungsi otot sehingga pasien bernafas spontan secara adekuat dan diberikan
oxigen murni sampai kesadaran pulih penuh.
6)

Efek samping Obat anticholinergis seperti sulfas atropin mungkin diperlukan untuk
mendapatkan efek depresi pada sekresi saliva dan lendir saluran nafas, tapi mungkin
meningkatkan efek isoflurane yang lemah untuk meningkatkan denyut jantung.
Induksi
Isoflurane memiliki bau yang sedikit menyengat maka bila digunakan sebagai induksi
sebaiknya dimulai dengan konsentrasi 0,5%.
Konsentrasi 1,30 3,00 % biasanya akan membawa kedalam stadium anestesi
pembedahan dalam waktu 7 - 10 menit.
Dianjurkan agar induksi sebaiknya menggunakan obat barbiturat yang bekerja cepat
dengan dosis hipnosis atau propofol atau midazolam untuk menghindari terjadinya
batuk dan spasme laring selama induksi bila induksi hanya dengan isoflurane dan
oxygen atau isoflurane dan nitrous oxide 70 %.

33

Tekanan darah mungkin sedikit menurun selama induksi tetapi hal ini akan kembali
normal setelah terjadi stimulasi pembedahan.
Maintanance
Stadium anestesi pembedahan dapat dipertahankan dengan memberikan konsentrasi
isoflurane diberikan hanya dengan oxigen 100 % atau dengan Nitrous Oxide kurang
dari 70 %.maka
Hypotensi, Depresi pernafasan, Arrythmia, Kenaikan leukosit, Menggigil, Rasa mual
dan muntah, Kenaikan denyut nadi yang ringan,Broncospasme, Gangguan fungsi hepar
7) Penatalaksanaan
Isoflurane harus disimpan dalam kamar dengan suhu 15 30 C. waktu kadaluarsa 5
tahun.

3. Ketamin
Ketamin adalah suatu rapid acting non barbiturat general anesthethic termasuk
golongan fenyl cyclohexylamine dengan rumus kimia 2-(0-chlorophenil) 2
(methylamino) cyclohexanone hydrochloride. Pertama kali diperkenalkan oleh Domino
dan Carsen pada tahun 1965. ( 1 )
Ketamin mempuyai efek analgesi yang kuat sekali akan tetapi efek hipnotiknya kurang
(tidur ringan) yang disertai penerimaan keadaan lingkungan yang salah (anestesi
disosiasi). ( 1 )
Ketamin merupakan zat anestesi dengan aksi satu arah yang berarti efek analgesinya
akan hilang bila obat itu telah didetoksikasi/dieksresi, dengan demikian pemakaian lama
harus dihindarkan. Anestetik ini adalah suatu derivat dari pencyclidin suatu obat anti
psikosa.
Induksi ketamin pada prinsipnya sama dengan tiopental. Namun penampakan pasien
pada saat tidak sadar berbeda dengan bila menggunakan barbiturat. Pasien tidak tampak
tidur. Mata mungkin tetap terbuka tetapi tidak menjawab bila diajak bicara dan tidak
ada respon terhadap rangsangan nyeri. Tonus otot rahang biasanya baik setelah
pemberian ketamin. Demikian juga reflek batuk.
34

Untuk prosedur yang singkat ketamin dapat diberikan secara iv / im setiap beberapa
menit untuk mencegah rasa sakit.

NAMA GENERIK
Ketamin
NAMA KIMIA
2-(o-Chlorophenyl)-2-(methylamino) cyclohexanone hydrochlorideof
STRUKTUR KIMIA
C13H16ClNO HCl, BM: 274.19
KETERANGAN
Penggunaan sebagai garam HCl
SIFAT FISIKOKIMIA
Serbuk kristal putih berbau khas. Kelarutan Ketamin HCl dalam air 1:4, dalam
alakohol 1:14, alkohol dihidrat dan kloroform 1:60, metanol 1:6 dan praktis tidak larut
dalam eter; pH larutan 10% dalam air3,5-4,1.
SUB KELAS TERAPI
Anastesi umum dan Oksigen
KELAS TERAPI
Anestesi;
DOSIS PEMBERIAN OBAT
Digunakan dalam kombinasi dengan antikolinergik untuk menurunkan hipersalivasi.
Anak: oral: 6-10 mg/kg BB untuk 1 dosis ( dicampur dengan minuman 0,2-0,3 mg/kg
BB, berikan 30 menit sebelum prosedur dilakukan. I.M.: 3-7 mg/kg. I.V.: 0,5-2
mg/Kg, gunakan dosis minimal (0,5-1 mg/Kg) untuk sedasi prosedur minor; dosis
induksi lazim: 1-2 mg/Kg. Infus IV berkelanjutan: sedasi: 5-20 mcg/kg/menit.
Dewasa: IM: 3-8 mg/kg. IV: 1-4,5 mg/kg; dosis lazim induksi: 1-2 mg/kg. Anak dan
dewasa: maintanance: dosis tambahan 1/3 -1/2 dosis awal.

35

FARMAKOLOGI
Mula kerja IV: anestesi umum: 1-2 menit, sedasi: 1-2 menit. IM: anestesi umum: 3-8
menit. Durasi: IV.: 5-15 menit; IM.: 12-25 menit. Metabolisme: hati lewat hidroksilasi
dan N-demetilasi. Metabolit norketamin mempunyai potensi 25% dari ketamin. Waktu
paruh eliminasi: 11-17 menit; eliminasi : 2,5-3,1 jam. Eksresi klirens: 18 mL/kg/menit
STABILITAS PENYIMPANAN
Tidak tercampurkan dengan barbiturat atau diazepam , dapat terjadi endapan.
KONTRA INDIKASI
Hipersensitif terhadap ketamin, atau komponen formula lainnya; peningkatan tekanan
intrakranial, hipertensi, aneurisme, tirotoksikosis, gagal jantung kongestif, angina,
gangguan psikosis, kehamilan.
EFEK SAMPING
>10%: Kardiovaskuler: penurunan curah jantung, hipertensi paradoksikal mengarah
ke depresi miokard, takhikardia. SSP: peningkatan tekanan intrakranial, halusinasi
visual, mimpi buruk. Saraf-otot:gerakan tonik-klonik, tremor. Lain-lain: reaksi
kedaruratan, vokalisasi. 1-10%: kardiovaskuler: bradikardi,, hipotensi. Dermatologi:
nyeri pada tempat injeksi, ruam kulit. Saluran cerna: anoreksia, mual, muntah. Mata:
diplopia, nistagmus. Pernafasan: depresi pernafasan. <1%: terbatas pada reaksi
penting atau mengancam jiwa: peningkatan resistensi saluran nafas, anafilaksis,
bronkhospasme, depresi, aritmia, penekanan reflek batuk, kedutan, hipersalivasi,
tekanan intraokuler meningkat, kecepatan metabolisme meningkat, tonus otot skelet
meningkat, laringospasme, depresi miokard, depresi pernafasan atau apneu akibat
dosis besar atau infus cepat.
INTERAKSI MAKANAN
Tidak ada data
INTERAKSI OBAT
Efek sistem sitokrom P450: Peniingkatan efek: Penghambat CYP2B6 dapat
meningkatkan

efek

ketamin;

misalnyadesipramin,

paroksetin,

dan

sertralin.

Penghambat CYP2C9 dapat meningkatkan efek ketamin misalnya delavirdin,


flukonazol,

gemfibrozil,

ketokenazol,

nikardipin,

NSAID,

sulfonamid,

dan

tolbutamid. Penghambat CYP3A4 dapat meningkatkan efek ketamin, misalnya


antijamur azol, klaritromisin, diklofenak, doksisiklin, eritromisin, imatinib, isoniazid,
nefazodon, nikardipin, propofol, protease inhibitor, kunidin, telitromisin, dan
verapamil. Barbiturat, narkotik, hidroksin dapat memperpanjang pemulihan.
36

Penghambat neuromuskuler nondepolarisasi dapat meningkatkan efek. Pelemas otot,


hormon tiroid, dapat meningkatkan tekanan darah dan laju jantung. Halotan dapat
menurunkan tekanan darah.
PENGARUH ANAK
Keamanan dan efikasi pada anak dibawah 16 tahun masih belum ditetapkan.
PENGARUH HASIL LAB
Tidak ada data
PENGARUH KEHAMILAN
Faktor risiko D. Tidak direkomendasikan pada kehamilan.
PENGARUH MENYUSUI
Tidak ada data

4. Propofol
Propofol adalah obat anestesi intravena yang paling sering digunakan saat ini.
Dimulai pada tahun 1970-an dihasilkan dari substitusi derivate phenol dengan materi
hipnotik yang kemudian menghasilkan 2,6-diisopropofol.
Efek Samping dan Kontraindikasi
Induksi anestesi dengan propofol dikaitkan dengan beberapa efek samping, termasuk
nyeri saat injeksi, myklonus, apneu, penurunan tekanan darah arterial dan jarang,
trombophlebitis pada vena lokasi injeksi propofol. Nyeri dapat direduksi dengan
pemilihan vena yang besar, mengindari vena di dorsum manus, dan menambahkan
lidokain pada larutan propofol. Apneu pada pemberian propofol sering terjadi dan hampir
sama dengan pemberian thiopental dan methohexital; namun propofol menyebabkan
kejadian yang lebih sering dan periode apneu lebih dari 30 menit. Pemberian opioid
meningkatkan insidensi apneu khususnya apneu yang prolong.
Efek samping yang paling signifikah. n adalah penurunan tekanan darah sistemik.
Penambahan opioid sebelum induksi cenderung menambah penurunan tekanan darah.
Mungkin pemberian dengan dosisi lebih kecil dan cara pemberian pelan serta rehidrasi
yang adekuat akan mengatasi penurunan tekanan darah. Berlawanan dengan hal tersebut,
efek laringoskopy dan intubasi endotrakeal dan peningkatan MAP, denyut nadi dan
tahanan vascular sistemik kurang signifikan pada propofol jika dibandingkan dengan
thiopental.
Propofol infusion syndrome jarang terjadi namun letal, dikaitkan dengan infuse
propofal 5 mg/kg/jam atau lebih dari 48 jam atau lebih. Gejala klinik berupa
kardiomiopati dengan gagal jantung akut, asidosis metabolic, miopati skeletal,
hiperkalemia, hepatomegali dan lipemia. Bukti yang ada menunjukkan kemungkinan
sindrom ini disebabkan kegagalan metabolism asam lemak bebas yang disebabkan

37

inhibaisi masuknya asam lemak bebas ke mitokondria dan gangguan rantai respirasi
mitokondria.

5. Nitrogen oksida
NAMA GENERIK
Hidrogen peroksida
NAMA KIMIA
Hidrogen peroksida
KETERANGAN
Biasanya konsentrasi pengawet yang digunakan 0,05%.(1)
SIFAT FISIKOKIMIA
Larutan Hidrogen peroksida (30%). Larutan jernih, tidak berwarna mengandung 2932% b/b H2O2. Bersifat asam terhadap kertas lakmus. Terurai perlahan-lahan dan
dipengaruhi oleh cahaya. Terurai jika kontak dengan bahan organik yang dapat
teroksidasi dan dengan logam tertentu serta jika dibiarkan menjadi basa. Dapat
mengandung bahan penstabil atau pengawet yang sesuai.(1,2).
KELAS TERAPI
Telinga, Hidung dan tenggorokan, obat untuk
DOSIS PEMBERIAN OBAT
a. cuci luka atau ulser : gunakan larutan dengan konsentrasi sampai 6% (sering 3%)
b. melepaskan pembalut luka yang lengket akibat terendam darah yang mengering :
gunakan larutan 1-1,5%
c. mengeluarkan kotoran telinga : gunakan larutan 3% dalam bentuk tetes telinga
atau pencuci telinga (encerkan larutan 6% dengan 3 bagian air sesaat sebelum
digunakan)

38

d. disinfeksektan lensa kontak : gunakan larutan 3%, rendam lensa kontak selama 30
menit, diikuti inaktivasi dengan metode yang sesuai untuk keamanan
penggunaannya.
e. antiseptik mulut : encerkan 15 ml larutan 6% dengan setengah gelas air hangat
atau gunakan larutan 1,5% sebanyak 10 ml untuk iritasi mulut atau gusi ringan
dikumur-kumur setidaknya 1 menit(1) atau 2-3 menit(6), digunakan 2-4 kali
sehari setelah makan dan menjelang tidur atau menurut petunjuk dokter. Larutan
topikal oral ini hanya untuk pemakaian luar, ditak boleh ditelan. Anak-anak
dibawah 12 tahun, penggunaan harus dibawah pengawasan orang dewasa.
Penggunaannya pada anak dibawah 2 tahun harus dikonsultasikan dengan dokter.
(1,2,4)
FARMAKOLOGI
Aktivitas antibakterinya lemah dan efektif melawan virus, termasuk HIV. Juga
mempunyai kerja hemostastik ringan. Kerja antiseptiknya tergantung pada lepasnya
oksigen nascent yang merupakan pengoksidasi kuat yang dapat menghancurkan
mikroorganisme dan secara kimia dipengaruhi oleh bahan-bahan organik. Ketika
larutan hidrogen peroksida kontak dengan jaringan yang mengandung enzim
katalase, larutan akan melepaskan oksigen yang mempunyai efek antibakteri,.efek
anti bakteriya terjadi selama masih ada oksigen yang dilepaskan dan berlangsung
singkat.Sebagai tambahan, efek antimikroba akibat pelepasan oksigen berkurang
dengan adanya bahan-bahan organik. Efek mekanis karena efek effervescence
mungkin

lebih

bermanfaat

untuk

membersihkan

luka

dibanding

efek

antimikrobanya.Efek anti bakteriya terjadi selama masih ada oksigen yang


dilepaskan dan berlangsung singkat.Sebagai tambahan, efek antimikroba akibat
pelepasan oksigen berkurang dengan adanya bahan-bahan organik. Efek mekanis
karena efek effervescence mungkin lebih bermanfaat untuk membersihkan luka
dibanding efek antimikrobanya (2).
STABILITAS PENYIMPANAN
Larutan topikal hidrogen peroksida terurai selama penyimpanan atau pada saat
dikocok berulang-ulang. Juga terurai jika terpapar cahaya atau jika kontak dengan
bahan-bahan pengoksidasi atau pereduksi, dan terurai dengan cepat jika dipanaskan.
Larutan ini hendaknya disimpan pada wadah terutup rapat tidak tembus cahaya pada
suhu 15-30 derajat celcius. Untuk memastikan stabilitas yang lebih baik, permukaan
bagian dalam wadahnya harus halus. Larutan yang tidak mengandung pengawet atau
39

zat penstabil harus disimpan pada suhu dibawah 15 derajat. Terlindung dari cahaya.
(1). Disimpan dalam botol dengan sumbat kaca, kedap udara, terlindung dari cahaya.
(5). Untuk diencerkan sampai 3%
KONTRA INDIKASI
Sebagai obat kumur, tidak dianjurkan pada pasien yang kritis.(3). 2. Luka lebar dan
dalam.(4).
EFEK SAMPING
Efek samping yang sering terjadi: Pembuluh darah : Berbahaya jika hidrogen
peroksida disuntikkan atau dimasukkan ke dalam rongga tubuh tertutup dimana
oksigen yang dilepaskan tidak bisa keluar dengan bebas. Hal ini dapat menimbulkan
terjadinya embolisme oksigen dan emfisema lokal Saluran cerna: Cuci kolon dengan
larutan ini dapat menimbulkan embolisme gas, ruptur kolon, proctitis, ulseratif
kolitis dan gangren usus halus (intestin) Dermatologis: Larutan kuat hidrogen
peroksida menimbulkan iritasi terbakar pada kulit dan membran mukosa dengan
eschar putih, tetapi rasa sakit hilang dalam waktu kira-kira 1 jam. Mulut : Pemakaian
hidrogen peroksida sebagai pencuci mulut terus menerus dapat menyebabkan
hipertrofi reversibel dari papillae lidah. (1,3). Bahaya jika hidrogen peroksida
disuntikkan intravena
INTERAKSI MAKANAN
Tidak ada data
INTERAKSI OBAT
Tidak tercampurkan dengan agen pereduksi, termasuk senyawa organik, senyawa
yang mudah dioksidasi, beberapa logam, alkali, iodida, permanganat dan agen
oksidator kuat yang lain. 1
PENGARUH ANAK
Tidak ada data
PENGARUH HASIL LAB
Tidak ada data
PENGARUH KEHAMILAN
Tidak ada data
PENGARUH MENYUSUI
Tidak ada data
6. Tiopental

40

Pertama kali digunakan oleh Dandy dan Waters


Rumus kimia: 1-metil butyl tiobarbiturat
Sifat fisik
a. Serbuk kekuningan
b. Higroskopik
c. Larut dalam air dan alcohol
d. pH 10,6/ alkalis
e. dalam bentuk larutan tidak stabil hanya 24-28 jam
f. dalam bentuk serbuk tahan sampai 5 tahun
g. dalam bentuk larutan gak bias di campur dengan preparat analgetik, adrenalin,
tubokurari, atau derifatnya

FARMAKOLOGI
75% terikat albumin, sisanya dalam bentuk bebas
Metabolism di hepar
Hasil metabolism thiopental karbohidrat
Sisitem saraf pusat (SSP)
a. Cepat menembusa sawar darah otak
b. Mendepresi SSP secara progresif
c. Metabolism otak (CMRO2) turun sampai 21%
d. Tahanan vaskuler otak CBF .TIK
e. Dosis

subanestetik

meningkatkan

(hipernanalgesia/antalanalgesia)

41

sensasi

nyeri

somatic

CARDIOVASCULAR
a. Mendepresi

miokard

langsungkontraktilitas

jantung.curah

.tensi
b.

Sitem elektrik jantung hanya sedikit terpengaruh

c. Pemberian cepat ---aritmia


d. Permberian lambat---tidak mengubah tampilan EKG
e. Vasodilatasi perifer
f. Vasokokstriksi spancnikus dan ginjalurin output
RESPIRASI
a. Menekan pusat nafas
b. Frekuensi
c. Tidal volume
d. Dosis kecil 0,5mg dalam 20-25 menit tidak mendepresi nafas
e. Dapat timbul bronkospasme dan laringospasme

GI TRACK
a. Motilitas dan sekresi
b. Anam untuk penderita DM
c. Mengganggu fx hepar pada pemberian 750 mg
Dosis besar akan memperlama kerja pelumpuh otot curare like action
Mudah melewati sawar darah plasenta

42

jantung

Otak janin tidak terdepresi pada penggunaan dosis dibawah 4 mg/kgbb.diatas 8


mg/kgbb terpengaruh
Menurunkan kadar kalium plasma pada 2-3 menit pertama..normal setelah 10 menit
Depresi protombine time
INDIKASI
a. induksi anestesi umum
b. operasi yang berllangsung singkat
c. obat tambahan analgesi regional
d. antikonvilsan dalam anestesi umum, enelgesi local, eklamsi, tetanus, epilepsy
e.

melindungi pada terapi ect

f. resusitasi otak
KONTRAINDIKASI
KHUSUS
a. hipersensitif
b. prfiria
c. payah jantung
d. atatus asmatikus
e. uremia berat
f. lain-lain
g. hipovolemia
h. anemia
i. malnutrisi
j. gangguan jalan nafas
43

k. gangguan elektrolit
l. gangguan endokrin
m. penyakit addison
n. mixedemia
o. dm berat

44

DAFTAR PUSTAKA
http://andiiswandi.blogspot.com/2013/05/obat-anesthesi-inhalasi-halothan.html
http://www.informasiobat.com/bupivakain
http://www.informasiobat.com/ketamin
http://www.informasiobat.com/lidokain
http://www.informasiobat.com/hidrogen%20peroksida
http://henridumas.blogspot.com/2010/01/tiopental-2.html
http://andiiswandi.blogspot.com/2013/05/isofluraneforane-1-deskripsi-isoflurane.html

45

Anda mungkin juga menyukai