Rekam Medik
Windows UserDocument1
RSU INANTA
Jl. Sisingamaraja No. 85/87 Padangsidimpuan, Sumatera Utara
Windows UserDocument1
BAB I
PENDAHULUAN
1
Windows UserDocument1
Pada zaman Byzantium ilmu kedokteran hanya mencapai 3 abad pertama walaupun zaman
ini lebih dari 1000 tahun. Pengarang buku ilmu kedokteran pada zaman ini adalah : Aetius,
Alexander, Oribasius dan Paul satu-satunya pekerjaan Rekam Medik yang dilakukan yaitu
catatan para rahib ( dokter kuno ).
Pada zaman Yahudi ilmu kedokteran telah tertera di dalam kitab Injil dan Talmud, dua
kitab agama Kristen dan Yahudi. Bangsa Hibrani termasuk pencipta dari Prophylaxis. Buku
Leviticus berisi sanitasi dan higiene seperti : efek menyentuh benda kotor, jenis makanan yang
harus dimakan dan mengandung gizi tinggi, dan cara membersihkan ibu yang baru melahirkan.
Pada zaman Islam dikenal dokter-dokter yang beragama Islam dan praktek di rumah sakit
Persia ( Iran ) antara lain Imam Gozali ( Rhazes ) tahun 865-925 SM, yang telah menulis banyak
buku kedokteran, antara lain mengenai pengobatan penyakit cacar “Treatise on Smallpox and
Measles” yang merupakan buku pertama yang membahas penyakit menular. Ia juga merupakan
dokter pertama yang menggunakan alkohol dan usus kambing untuk menjahit luka.
Kemudian Ibnu Sina ( Avicena ) hidup 980-1037 M yang bekerja berdasarkan tulisan
Hipocrates dan menggabungkan dengan sumber-sumber kedokteran lainnya yang ia dapat. Ia
telah menggunakan sistem pencatatan klinis yang baik.
Rumah Sakit ST Bartholomeus di London merintis hal-hal yang harus dikerjakan oleh
suatu medical record management. Rumah sakit ini yang memulai membuat catatan ( record )
dari para penderita yang dirawat di rumah sakitnya. Pada tahun 1667 rumah sakit ini
mempelopori pendirian perpustakaan kedokteran. Rumah sakit ini masih berdiri dan beberapa
Rekam Medik pasiennya yang pernah dirawat ditahun 1137 masih ada. Pendiri rumah sakit ini
bernama Rahera. Rumah sakit ini mengeluarkan buku bernama Book of Foundation yang berisi
riwayat dari 28 kasus penyakit. ST Bartholomeus mendapat dukungan dan perhatian pemerintah
atas usaha-usahanya yang telah dijalankan.
Andreas Vesalius hidup pada tahun 1514-1554, adalah seorang berkebangsaan Belgia,
dokter yang mempelajari ilmu anatomi melalui pembedahan mayat orang kriminal dengan cara
mencuri mayat, hal yang dilarang keras oleh gereja Khatolik. Hasil pembedahan mayat menjadi
pengetahuan Anatomi yang sangat bermanfaat. Ia juga selalu membuat Rekam Medik atas segala
hal yang dijumpainya. Hasil Rekam Medik tersebut dibukukan dengan nama Fabrica ( 1543 ).
Kemudian ia menjadi profesor pada University of Padua ( Italia ).
Dokter William Harvey adalah seorang dokter yang bekerja di RS ST Barthelemew yang
menekankan dimana dokter harus bertanggung jawab atas segala catatan rekam mediknya. Setiap
dokter harus mencatat laporan instruksi medis dari pasien.
Kapten Jhon Grant adalah orang yang pertama kali mempelajari Vital Statistik pada tahun
1661. Ia melakukan penelitian atas Bilis of Mortality ( angka Kematian ).
Pada abad XVIII Benyamin Franklin dari USA mempelopori berdirinya rumah sakit
Pennsylvania di Philadelpia ( 1752 ). Rekam Medik sudah ada pada tahun 1873 dan indeks
pasien baru disimpan.
Tahun 1771, Rumah Sakit New York dibuka, pada tahun 1793 register pasien dikerjakan.
Tahun 1862, mulai dicoba menggunakan indeks penyakit. Pada tahun 1914, istilah-istilah
kepenyakitan baru dapat diterangkan.
Pada tahun 1801, Rumah Sakit Umum Massacussect di Boston dibuka memiliki Rekam
Medik dan katalog lengkap. Tahun 1871, mulai diinstruksikan bahwa pasien dirawat harus
dibuat KIUP ( Kartu Indeks Utama Pasien ).
Tahun 1870-1893, Library Bureu mulai mengerjakan penelitian katalog pasien. Tahun
1895-1867, Ny. Grece Whiting Myerors terpilih sebagai Presiden pertama dari Association of
Record Librarian of North America. Ia adalah ahli medical record pertama di rumah sakit.
2
Windows UserDocument1
Pada abad XX, Rekam Medik baru menjadi pusat perhatian secara khusus pada beberapa
rumah sakit, perkumpulan ikatan dokter/ rumah sakit di Negara-Negara barat. Tahun 1902,
American Hospital Association untuk pertama kalinya melakukan diskusi rekam medik. Tahun
1905, beberapa buah pikiran dokter diberikan untuk perbaikan rekam medik. Tahun 1905,
Dokter George Wilson seorang dokter kebangsaan Amerika dalam rapat tahunan American
Medical Association ke 56 membacakan naskahnya:“Aclinical Chart for The Record of Patient
in Small Hospital“ yang kemudian diterbitkan dalam Journal of American Association terbit 23-
9-1905. Isi naskah itu adalah tentang pentingnya nilai medical record yang lengkap isinya demi
kepentingan pasien maupun bagi pihak rumah sakit.
Berikut adalah perkembangan selanjutnya:
a. Tahun 1935 di USA muncul 4 buah sekolah Rekam Medik.
b. Tahun 1955 berkembang menjadi 26 sekolah terdapat 1000 lulusan.
c. Tahun 1948 Inggris membuat 4 sekolah rekam medik.
d. Tahun 1944 Australia membuat sekolah Rekam Medik oleh seorang ahli RM dari
Amerika yang bernama Ny. Huffman, di Sydney dan Melbourne.
Maksud dan tujuan dari peraturan-peraturan tersebut adalah agar di institusi pelayanan
kesehatan termasuk rumah sakit, penyelenggaraan Rekam Medik dapat berjalan dengan baik.
Pada tahun 1972-1989, penyelenggaraan rekam medik belum berjalan sebagaimana yang
diharapkan. Maka dengan diberlakukannya Permenkes No.749a menkes/per/XV/1989 tentang
rekam medik/ medical record yang merupakan f semua tenaga medis dan para medis di rumah
sakit yang terlibat dalam penyelenggaraan Rekam Medik harus melaksanakannya.
Dalam pasal 22 sebagai salah satu pasal permenkes No. 749a tahun 1989 tersebut
disebutkan bahwa hal-hal tehnis yang belum diatur dan petunjuk pelaksanaan peraturan ini akan
ditetapkan oleh Direktur Jenderal sesuai dengan bidang tugas masing-masing. Sejalan dengan
pasal 22 tersebut maka Direktorat Jenderal Pelayanan Medik telah menyusun Petunjuk
Pelaksanaan Penyelenggaraan Rekam Medik/ Medical Record di Rumah Sakit dengan Surat
Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik No. 78 Tahun 1991 tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Rekam Medik di Rumah Sakit. Permenkes RI No 269/Menkes/Per/III/2008
menyempurnakan permenkes sebelumnya sebagai dasar pengelolaan Rekam Medik di RS.
3
Windows UserDocument1
Dengan adanya perkembangan akan kebutuhan dengan mengantisipasi perkembangan
pelayanan maupun IPTEK dilakukan penyempurnaan petunjuk tentang pengelolaan Rekam
Medik rumah sakit.
4
Windows UserDocument1
diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan di
dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Dengan melihat dari beberapa aspek tersebut di atas, Rekam Medik mempunyai kegunaan
yang sangat luas, karena tidak hanya menyangkut antara pasien dengan pemberi pelayanan saja.
a. Kegunaan Rekam Medik secara umum adalah:
Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli lainnya yang ikut ambil bagian di
dalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kepada pasien.
b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/ perawatan yang harus diberikan kepada
seorang pasien.
5
Windows UserDocument1
c. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit, dan
pengobatan selama pasien yang berkunjung/ dirawat di Rumah Sakit Umum Inanta
Padangsidimpuan
d. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi terhadap kualitas
pelayanan yang diberikan kepada pasien.
e. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga
kesehatan lainnya.
f. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan penelitian dan
pendidikan.
g. Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik pasien.
h. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan serta sebagai bahan pertanggung
jawaban dan laporan.
6
Windows UserDocument1
6. Surat Keputusan Menkes RI No.034/BIRHUP/1972. Ada kejelasan bagi rumah
sakit menyangkut kewajiban untuk menyelenggarakan Rekam Medik dengan
kegiatannya menunjang pelayanan medis yang diberikan kepada pasien, meliputi
membuat Rekam Medik berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan, serta
merawat statistik yang telah uptodate. Melalui peraturan-peraturan tentang Rekam
Medik, diharapkan rumah sakit dapat menyelenggarakan Rekam Medik berjalan
sebagaimana yang diharapkan.
7. SK Dir Jen Yan Medik tahun 1991, Nomor: 78/Yan.Med/RS.Um.Dik/YMU/I/91
tentang petunjuk pelaksanan penyelenggaraan Rekam Medik di Rumah Sakit.
8. Kebijakan Direktur Utama Rumah Sakit :
a. Setiap pasien Rumah Sakit Umum Inanta Padangsidimpuan memiliki satu
nomor Rekam Medik.
b. Penyimpanan Rekam Medik pasien rawat jalan dan rawat inap disimpan dalam
satu tempat.
c. Setiap pasien yang pulang rawat inap dibuatkan Ringkasan Perawatan Pasien
( Resume ).
d. Kegiatan pelayanan medis dilaksanakan dengan membuat sensus harian.
e. Seluruh pelayanan dokumen Rekam Medik dilaksanakan oleh petugas rekam
medik.
f. Setiap pasien yang masuk ke Rumah Sakit Umum Inanta Padangsidimpuan
dientry melalui Front Office.
g. Permintaan Rekam Medik hanya bisa diberikan untuk kepentingan pengobatan
pasien dan untuk kepentingan lain harus sesuai aturan dan peminjaman harus
mengisi buku register dan tanda tangan peminjam pada waktu pengembalian.
h. Petugas Instalasi Rawat Inap bertanggung jawab atas dokumen Rekam Medik
pasien rawat inap yang keluar perawatan dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24
jam sebelum diambil petugas Rekam Medik.
i. Semua profesi tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kepada pasien
diwajibkan menulis seluruh pelayanan yang diberikan pada lembar Rekam
Medik yang sudah ditentukan, dilengkapi dengan tanda tangan/ paraf dan inisial
nama.
j. Penanggung jawab Dokumen Rekam Medik bertanggung jawab atas
pengembalian dan pendistribusian dokumen rekam medik.
k. Dokumen Rekam Medik yang telah dikembalikan ke Rekam Medik yang belum
lengkap, wajib dilengkapi oleh profesi tenaga kesehatan yang bersangkutan.
l. Rekam Medik bertanggung jawab atas laporan berkala yang telah ditetapkan,
baik untuk kepentingan eksternal maupun internal.
m. Seluruh hasil pemeriksaan pelayanan penunjang wajib ditempelkan pada lembar
Rekam Medik yang telah ditetapkan.
n. Instalasi Rekam Medik bertanggung jawab atas tersedianya informasi kegiatan
pelayanan dan indikator rumah sakit yang telah ditetapkan.
o. Seluruh pelayanan Rekam Medik wajib berorientasi pada kepuasan dan
kebutuhan pelanggan.
p. Bagi pasien yang memerlukan data rekam medik, dapat diberikan resume atau
ringkasan perawatan pasien, hasil pemeriksaan dan riwayat pelayanan yang telah
diberikan.
7
Windows UserDocument1
1.7.9 Aspek Persyaratan Hukum.
Rekam Medik harus memenuhi obyek persyaratan hukum ( Peraturan Menteri
Kesehatan 269/Menkes/Per/III/2008 ) yaitu:
• Rekam Medik tidak ditulis dengan pensil.
• Tidak ada penghapusan.
• Coretan, ralatan sesuai dengan prosedur, tanggal dan tanda tangan.
• Tulisan jelas, terbaca.
• Ada tanda tangan dan nama petugas.
• Ada tanggal dan waktu pemeriksaan tindakan.
• Ada lembar persetujuan tindakan.
8
Windows UserDocument1
- Bukti tertulis tentang pelayanan kesehatan dan lainnya yang telah diberikan pada pasien.
- Alat analisa dan evalusi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit.
- Alat untuk melindungi kepentingan hukum bagi pasien, dokter dan tenaga kesehatan lainya.
- Penelitian dan pendidikan.
- Perencanaan dan pemanfatan sumberdaya.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian bagi para petugas pelayanan kesehatan yang
terlibat pada pelayanan kesehatan kepada pasien:
a. Tidak diperkenankan untuk membawa berkas Rekam Medik keluar dari instansi pelayanan
kesehatan, kecuali atas izin pimpinan dan dengan sepengetahuan kepala Instalasi Rekam
Medik, yang peraturannya digariskan oleh Pimpinan Rumah Sakit Umum Inanta
Padangsidimpuan.
b. Petugas Rekam Medik antara lain bertanggung jawab penuh terhadap kelengkapan dan
penyediaan berkas yang sewaktu-waktu dapat dibutuhkan oleh pasien.
c. Petugas ini harus betul-betul menjaga agar berkas tersebut tersimpan dan tertata dengan baik
dan terlindung dari kemungkinan pencurian berkas atau pembocoran isi berkas rekam medik.
d. Itulah sebabnya maka Petugas Rekam Medik harus menghayati berbagai peraturan mengenai
prosedur penyelesaian pengisian berkas bagi para aparat pelayanan kesehatan maupun tata
cara pengolahan berkas secara terperinci, yang kesemuanya dilakukan demi menjaga agar
berkas Rekam Medik dapat memberikan perlindungan hukum bagi rumah sakit, petugas
pelayanan kesehatan maupun pasien.
Dalam kaitan ini boleh ataupun tidaknya pasien mengerti akan isi dari pada Rekam Medik
adalah amat tergantung pada kesanggupan pasien untuk mendengar informasi mengenai
penyakitnya yang dijelaskan oleh dokter yang merawatnya.
Hal ini tidak berarti bahwa pasien diperkenankan untuk membawa berkasnya pulang.
Resume pasien yang dikeluarkan oleh dokter rumah sakit serta diteruskan kepada dokter rujukan
sudah dianggap memadai. Apabila dokter rujukan menghendaki informasi mengenai penyakit
pasien yang lebih terperinci maka pihak rumah sakit diperkenankan untuk memfotocopy dan
melegalisir halaman-halaman yang difotocopy tersebut serta meneruskan kepada dokter rujukan
tersebut. Harus diingat bahwa Rumah Sakit wajib memegang berkas asli, kecuali untuk resep
obat pasien.
Dengan adanya minat pihak ketiga seperti badan-badan asuransi, polisi, pengadilan dan
lain sebagainya terhadap Rekam Medik seorang pasien maka tampak bahwa Rekam Medik telah
menjadi milik umum. Namun pengertian umum disini bukanlah dalam arti bebas dibaca
masyarakat, karena walaupun bagaimana Rekam Medik hanya dapat dikeluarkan bagi berbagai
maksud/ kepentingan berdasarkan otoritas pemerintah/ badan yang berwenang yang secara
hukum dapat dipertanggung jawabkan. Bilamana peraturan secara khusus belum ada maka
perihal penyiaran atau penerusan informasi kepada pasien, dokter, orang lain yang ditunjuk
adalah bersifat administratif, pihak Rumah Sakit akan memperhatikan berbagai faktor yang
terlibat sebelum menjawab permohonan pasien atau pihak lainnya untuk melihat berkas Rekam
Medik. Dalam hal ini Rumah Sakit bertanggung jawab secara moral dan hukum sehingga
karenanya berupaya untuk menjaga agar jangan sampai terjadi orang yang tidak berwenang
dapat memperoleh informasi yang terdapat dalam Rekam Medik pasien. Pengamanan harus
dimulai sejak pasien masuk, selama pasien dirawat dan sesudah pasien pulang.
9
Windows UserDocument1
1.9. Kerahasiaan Rekam Medik.
Secara umum telah disadari bahwa informasi yang didapat dari Rekam Medik sifatnya
rahasia. Tetapi kalau dianalisa, konsep kerahasiaan ini, akan ditemui banyak pengecualian. Yang
menjadi masalah disini ialah ”Bagi siapa Rekam Medik itu dirahasiakan dan dalam keadaan
bagaimana Rekam Medik dirahasiakan. Informasi didalam Rekam Medik bersifat rahasia karena
hal ini menjelaskan hubungan yang khusus antara pasien dan dokter yang wajib dilindungi dari
pembocoran sesuai dengan kode etik kedokteran dan peraturan perundangan yangberlaku.
Pada dasarnya informasi yang bersumber dari Rekam Medik ada dua kategori:
1. Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan.
2. Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan.
10
Windows UserDocument1
Pasal 3:
Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1 ialah:
a. Tenaga kesehatan menurut pasal 2 Undang-undang Tenaga Kesehatan ( Lembaran Negara
Thn. 1963 No.78)
b. Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan, pengobatan dan/
atau perawatan & orang lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Selain kedua jenis persetujuan diatas terdapat pula suatu jenis persetujuan khusus dalam
hal mana pasien/ wali wajib mencantumkan pernyataan bahwa kepadanya telah dijelaskan suatu
informasi terhadap apa yang akan dilakukan oleh tim medis, resiko dan akibat yang akan terjadi
bilamana suatu tindakan diambil. Persetujuan ini dikenal dengan istilah informed consent, hanya
diperlukan bilamana pasien akan dioperasi atau akan menjalani prosedur pembedahan tertentu.
Pemberian persetujuan atau penolakan terhadap perlakuan yang akan diambil tersebut menjadi
bukti yang sah bagi rumah sakit, pasien, dan dokter.
Demi menjaga kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul-timbul maka pihak Rumah
Sakit melakukan dua kali pengambilan persetujuan ( apabila ternyata kemudian ada tindakan
khusus ) yaitu:
a. Disaat pasien akan dirawat : Penandatanganan dilakukan setelah pasien mendapat penjelasan
dari petugas penerima pasien di tempat pendaftaran. Penandatanganan persetujuan disini
adalah untuk pemberi persetujuan dalam pelaksanaan prosedur diagnostik, pelayanan rutin
rumah sakit dan pengobatan medis umum.
b. Persetujuan khusus ( Informed Consent ) : sebelum dilakukannya suatu tindakan medis di luar
prosedur a. diatas misalnya pembedahan.
11
Windows UserDocument1
Ini sesuai PERMENKES No:575/Men.Kes/Per/IX/1989 pada pasal 3 bahwa setiap
tindakan medik yang mengandung resiko tinggi harus dengan persetujuan tertulis yang
ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan.
Dan pada pasal 4 disebutkan informasi tentang tindakan medik harus diberikan kepada
pasien, baik diminta maupun tidak diminta.
Dokter yang menangani pasien harus menjelaskan hal-hal yang akan dilakukannya secara
jelas. Dalam hal ini, dokter jangan sekali-kali memberi garansi kesembuhan pada pasien, tetapi
didiskusikan dan dijelaskan keuntungan yang diharapkan sehingga pasien dapat berpikir dan
menetapkan keputusannya. Dokter dapat meminta persetujuan kepada suami/ isteri pasien,
apabila pasien karena mempengaruhi fungsi seksual atau reproduksi pasien atau tindakan yang
dapat mengakibatkan kematian janin dalam kandungan. Keputusan ini diambil sebagai upaya
hubungan kemanusiaan dan tidak mutlak untuk mengobati pasien.
Dalam masalah persetujuan ini rumah sakit sering menghadapi permasalahan seperti untuk
kasus otopsi dan adopsi. Pada dasarnya otorisasi untuk otopsi, adopsi adalah sama seperti untuk
operasi/ pembedahan. Dalam hal ini rumah sakit harus betul-betul terjamin keselamatannya
melalui bukti-bukti tanda tangan dari orang-orang yang berhak.
Berkas dari pasien yang akan diotopsi harus memiliki lembaran perintah otopsi. Perintah
pelaksanaan otopsi dapat ditinjau dalam dua kejadian:
a. Otopsi atas permintaan keluarga pasien, dimana didalamnya terdapat tanda tangan keluarga
pasien
b. Otopsi atas permintaan polisi untuk pembuktian
Adanya permintaan akan jenazah pasien, bagian tubuh tertentu, kremasi ataupun
pernyataan bahwa jenasah tidak diambil keluarga dan lain sebagainya harus senantiasa dikuatkan
oleh tanda tangan dari berbagai pihak termasuk didalamnya saksi I, II sesuai dengan prosedur
yang berlaku. Dalam kaitan ini selain instansi kamar jenazah maka dalam berkas Rekam Medik
pun juga harus memiliki dasar penguat dalam bentuk formulir persetujuan yang telah ditanda
tangani oleh pihak-pihak yang bersangkutan tersebut. Dalam hal kasus adopsi pihak-pihak yang
bersangkutan harus benar-benar bertanggung jawab untuk segera menandatangani formulir atau
keterangan adopsi. Pihak rumah sakit harus melibatkan unsur saksi sebagai penguat disamping
adanya pernyataan resmi secara tertulis dari pihak yang menerima. Dalam hal mana seorang anak
tidak diambil oleh keluarganya maka pihak rumah sakit dapat meneruskannya kepada yayasan
atau badan resmi yang berwenang dan dianggap sah oleh negara. Segala korespondensi yang
terjadi dalam hal adopsi harus amat dijaga kerahasiaannya. Pihak Rekam Medik harus dapat
menjamin bahwa berkasnya telah lengkap. Bilamana dirasakan perlu untuk menyendirikan
laporan adopsi dari berkas pencatatan pasien maka Kepala Rekam Medik dapat mengambil
kebijaksanaan tersebut dan memberi kode tertentu dalam berkas Rekam Medik pasien tersebut.
Selanjutnya surat adopsi tersebut disimpan dalam tempat khusus yang terkunci dan aman.
12
Windows UserDocument1
faktor terpenting dalam pengelolaan Rekam Medik, akan tetapi harus diingat bahwa hal tersebut
bukanlah faktor satu-satunya yang menjadi dasar kebijaksanaan dalam pemberian informasi. Hal
yang sama pentingnya adalah dapat selalu menjaga/ memelihara hubungan baik dengan
masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya ketentuan-ketentuan yang wajar dan senantiasa dijaga
bahwa hal tersebut tidak merangsang pihak peminta informasi untuk mengajukan tuntutan lebih
jauh kepada rumah sakit.
Seorang pasien dapat memberikan persetujuan untuk memeriksa isi rekam mediknya
dengan memberi surat kuasa. Orang-orang yang membawa surat kuasa ini harus menunjukkan
tanda pengenal ( identitas ) yang sah kepada pimpinan rumah sakit, sebelum mereka diijinkan
meneliti isi Rekam Medik yang diminta. Badan-badan pemerintah seringkali meminta informasi
rahasia tentang seorang pasien. Apabila tidak ada undang-undang yang menetapkan hak satu
badan pemerintah untuk menerima informasi tentang pasien, mereka hanya dapat memperoleh
informasi atas persetujuan dari pasien yang bersangkutan sebagaimana yang berlaku bagi badan-
badan swasta. Jadi patokan yang perlu dan harus senantiasa diingat oleh petugas Rekam Medik
adalah : “Surat persetujuan untuk memberikan informasi yang ditandatangani oleh seorang
pasien atau pihak yang bertanggung jawab, selalu diperlukan, untuk setiap pemberian informasi
dari Rekam Medik, terutama dalam keadaan belum adanya peraturan perundangan yang
mengatur hak tersebut”. Pada saat ini makin banyak usaha-usaha yang bergerak di bidang
asuransi, diantaranya ada asuransi sakit, kecelakaan, pengobatan asuransi tenaga kerja dan lain-
lain. Untuk dapat membayar klaim asuransi dari pemegang polisnya perusahaan asuransi terlebih
dahulu memperoleh informasi tertentu yang terdapat dalam Rekam Medik seorang pasien selama
mendapat pertolongan perawatan di rumah sakit. Informasi ini hanya dapat diberikan apabila ada
surat kuasa/ persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh pasien yang bersangkutan. Dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan jasa asuransi sehingga makin banyak
jumlah pemegang polis, rumah sakit harus mampu mengadakan satu formulir standard yang
memberikan perlindungan maksimum kepada pasien dan mempercepat waktu pengisiannya oleh
petugas rumah sakit. Untuk melengkapi persyaratan bahwa surat kuasa/ persetujuan harus
ditandatangani oleh yang bersangkutan, rumah sakit menyediakan formulir surat kuasa, dengan
demikian tanda tangan dapat diperoleh pada saat pasien tersebut masuk dirawat.
Pimpinan rumah sakit dengan Instalasi Rekam Medik dan Komite Rekam Medik,
menetapkan suatu peraturan yang mengatur pemberian informasi yang berasal dari Rekam
Medik itu. Peraturan-peraturan tersebut disebarluaskan ke dalam lingkungan kerja rumah sakit
maupun perorangan atau organisasi-organisasi yang sering berhubungan dengan instalasi Rekam
Medik untuk meminta informasi yang berkaitan dengan rekam medik.
Ketentuan-ketentuan berikut secara umum dapat dijadikan pedoman kecuali jika ada
ketentuan-ketentuan khusus yang ditetapkan oleh peraturan perundangan yang berlaku.
Ketentuan-ketentuan yang dimaksud ialah:
1. Setiap informasi yang bersifat medis yang dimiliki Rumah Sakit tidak boleh disebarkan oleh
pegawai Rumah Sakit, kecuali bila pimpinan Rumah Sakit mengijinkan.
2. Rumah Sakit tidak boleh dengan sekehendaknya menggunakan Rekam Medik dengan cara
yang dapat membahayakan kepentingan pasien, kecuali jika rumah sakit sendiri akan
menggunakan Rekam Medik tersebut bila perlu untuk melindungi dirinya atau mewakilinya.
Para asisten dan dokter yang bertanggung jawab boleh dengan bebas berkonsultasi dengan
Instalasi Rekam Medik dengan catatan yang ada hubungan dengan pekerjaannya. Andai kata
ada keragu-raguan dipihak staf Rekam Medik, maka persetujuan masuk ketempat Rekam
Medik itu boleh ditolak dan persoalannya hendaknya diserahkan kepada keputusan
pimpinan rumah sakit. Bagaimana pun salinan Rekam Medik tidak boleh dibuat tanpa
persetujuan khusus dari Kepala Rekam Medik, yang akan bermusyawarah dengan pimpinan
13
Windows UserDocument1
rumah sakit jika ada keragu-raguan. Tidak seorang pun boleh memberikan informasi lisan
atau tertulis dari pihak pimpinan rumah sakit ( perkecualian : mengadakan diskusi mengenai
kemajuan dari pada kasus dengan keluarga atau wali pasien yang mempunyai kepentingan
yang sah ).
3. Dokter tidak boleh memberikan persetujuan kepada perusahaan asuransi atau badan lain
untuk memperoleh Rekam Medik.
4. Badan-badan sosial boleh mengetahui isi data sosial dari Rekam Medik apabila mempunyai
alasan-alasan yang sah untuk memperoleh informasi, namun untuk data medisnya tetap
diperlukan surat persetujuan dari pasien yang bersangkutan.
5. Permohonan pasien untuk memperoleh informasi mengenai catatan dirinya diserahkan
kepada dokter yang bertugas merawatnya.
6. Permohonan secara lisan, permintaan informasi sebaiknya ditolak, karena cara permintaan
harus tertulis.
Informasi Rekam Medik hanya dikeluarkan dengan surat kuasa yang ditandatangani dan
diberi tanggal oleh pasien (walinya jika pasien tersebut secara mental tidak kompeten) atau
keluarga terdekat kecuali jika ada ketentuan lain dalam peraturan. Surat kuasa hendaklah
juga ditandatangani dan diberi tanggal oleh orang yang mengeluarkan Rekam Medik dan
disimpan di dalam berkas rekam medik tersebut.
7. Informasi didalam Rekam Medik boleh diperlihatkan kepada perwalian rumah sakit yang
sah untuk melindungi kepentingan rumah sakit dalam hal-hal yang bersangkutan dengan
pertanggung jawaban.
8. Informasi boleh diberikan kepada rumah sakit, tanpa surat kuasa yang ditandatangani oleh
pasien berdasarkan permintaan dari rumah sakit yang menerangkan bahwa si pasien
sekarang dalam perawatan mereka.
9. Dokter-dokter dari luar rumah sakit yang mencari keterangan mengenai pasien di rumah
sakit, harus memiliki surat kuasa dari pasien tersebut. Tidak boleh seorang beranggapan
bahwa karena pemohon seorang dokter ia seolah-olah lebih berhak untuk memperoleh
informasi dari pemohon yang bukan dokter. Rumah sakit dalam hal ini akan berusaha
memberikan segala pelayanan yang pantas kepada dokter luar, tetapi selalu berusaha lebih
memperhatikan kepentingan pasien dan rumah sakit.
10. Ketentuan ini tidak saja berlaku bagi Rekam Medik, tetapi juga berlaku bagi semua orang
yang menangani Rekam Medik di Bagian Perawatan, bangsal-bangsal dan lain-lain.
11. Rekam Medik yang asli tidak boleh dibawa keluar rumah sakit, kecuali bila atas perintah
pengadilan, dengan surat kuasa khusus tertulis dari pimpinan rumah sakit.
Rekam Medik tidak boleh diambil dari tempat penyimpanan untuk dibawa kebagian lain dari
rumah sakit, kecuali jika diperlukan untuk transaksi dalam kegiatan rumah sakit. Apabila
mungkin Rekam Medik ini hendaknya diperiksa dibagian setiap waktu dapat dikeluarkan
bagi mereka yang memerlukan.
12. Dengan persetujuan pimpinan Rumah Sakit, pemakaian Rekam Medik untuk keperluan riset
diperbolehkan. Mereka yang bukan dari staf medis rumah sakit, apabila ingin melakukan
riset harus memperoleh persetujuan tertulis dari pimpinan rumah sakit.
13. Bila suatu Rekam Medik diminta untuk dibawa ke pengadilan segala ikhtiar hendaklah
dilakukan supaya pengadilan menerima salinan fotocopy Rekam Medik yang dimaksud.
Apabila hakim minta yang asli, tanda terima harus diminta dan disimpan di folder sampai
Rekam Medik yang asli tersebut kembali.
14. Fakta bahwa seorang majikan telah membayar atau telah menyetujui untuk membayar
ongkos rumah sakit bagi seorang pegawainya, tidak dapat dijadikan alasan bagi rumah sakit
14
Windows UserDocument1
untuk memberikan informasi medis pegawai tersebut kepada majikan tadi tanpa surat kuasa/
persetujuan tertulis dari pasien atau walinya yang sah.
Pengesahan untuk memberikan informasi hendaklah berisi indikasi mengenai periode-
periode perawatan tertentu. Surat kuasa/ persetujuan itu hanya berlaku untuk informasi
medis yang termasuk dalam jangka waktu/ tanggal yang ditulis didalamnya.
15
Windows UserDocument1
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Tabel Kualifikasi SDM Bagian Rekam Medik Rumah Sakit Umum Inanta
Padangsidimpuan
NAMA JABATAN KUALIFIKASI TENAGA YANG
DIBUTUHKAN
1. Minimal D-3 Rekam Medik
2. Menguasai ICD 10
3. Menguasai ICD 9 CM
Ka. Bagian Rekam 4. Menguasai pencatatan dan pelaporan
2
Medik dengan menggunakan program MS Excell
5. Pelatihan pelaporan RS
6. Memiliki STR dari PORMIKI
7. Sehat Jasmani maupun Rohani.
1. Minimal D-3
2. Menguasai ICD 10.
3. Menguasai ICD 9CM.
Koding 1
4. Menguasai pencatatan dan pelaporan
dengan menggunakan program MS Excell
5. Sehat Jasmani maupun Rohani.
1. Minimal D-3
2. Menguasai pencatatan dan pelaporan
Assembling 1
dengan menggunakan program MS Excell
3. Sehat Jasmani maupun Rohani.
1. D-3 / SLTA Plus
Pengelolaan Dan 2. Menguasai pencatatan dan pelaporan
1
Pelaporan dengan menggunakan program MS Excell
3. Sehat Jasmani maupun Rohani.
Billing 1. Minimal SLTA Plus
1
2. Sehat Jasmani maupun Rohani
Urusan Pendaftaran 1. Minimal SLTA Plus 1
16
Windows UserDocument1
Pasien/ Informasi 2. Sehat Jasmani maupun Rohani
Jumlah 7
17
Windows UserDocument1
BAB III
STANDAR FASILITAS
18
Windows UserDocument1
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Tata cara penerimaan pasien yang akan berobat ke poly rawat jalan ataupun yang akan
dirawat inap adalah sebagian dari sistem prosedur pelayanan Rumah Sakit Umum Inanta
Padangsidimpuan. Dapat dikatakan bahwa disinilah pelayanan pertama kali yang diterima oleh
seorang pasien saat tiba di rumah sakit, maka tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa di dalam
tata cara penerimaan inilah seorang pasien mendapatkan kesan baik ataupun tidak baik dari
pelayanan rumah sakit. Tata cara melayani pasien dapat dinilai baik bilamana dilaksanakan oleh
petugas dengan sikap yang ramah, sopan, tertib dan penuh tanggung jawab.
Dilihat dari segi pelayanan di rumah sakit, pasien yang datang dapat dibedakan menjadi:
1. Pasien yang dapat menunggu
- Pasien berobat jalan yang datang dengan perjanjian.
- Pasien yang datang tidak dalam keadaan gawat.
2. Pasien yang harus segera ditolong ( pasien gawat darurat ).
Sedang menurut jenis kedatangannya pasien dapat dibedakan menjadi:
1. Pasien baru : adalah pasien yang baru pertama kali datang ke RS untuk keperluan
berobat.
2. Pasien lama : adalah pasien yang pernah datang sebelumnya ke RS untuk keperluan
berobat.
Kedatangan pasien ke RS dapat terjadi karena:
1. Dikirim oleh dokter praktek di luar RS
2. Dikirim oleh Rumah Sakit lain, Puskesmas, atau jenis pelayanan kesehatan lainnya.
3. Datang atas kemauan sendiri.
Untuk pasien yang harus dirawat, dokter yang merujuk membuat Admission Note yang
19
Windows UserDocument1
berisi alasan pasien harus dirawat inap, bisa berupa diagnosa, tindakan medis, ataupun tindakan
penunjang lainnya. Jika pasien yang harus dirawat Rekam Mediknya akan dikirim keruang
perawatan.
b. Pasien lama
Pasien lama datang ke Front Office dan akan diwawancarai oleh petugas, guna
mendapatkan informasi nomor Rekam Medik, dan tujuan berobat. Pasien ini dapat dibedakan:
Pasien yang datang dengan perjanjian
Pasien yang datang tidak dengan perjanjian ( atas kemauan sendiri ). Baik pasien dengan
perjanjian maupun pasien yang datang tanpa perjanjian, akan mendapat pelayanan diregistrasi.
Pasien datang dengan perjanjian akan langsung dipersilahkan menuju Instalasi Rawat Jalan
yang dimaksud karena Rekam Mediknya telah disiapkan oleh petugas.
Pasien yang datang tidak dengan perjanjian ( atas kemauan sendiri ), mengambil nomor
antrian sesuai jaminan pelayanan yang akan digunakan dan mempersiapkan persyaratan yang
dibutuhkan. Menunjukan nomor Rekam Medik dan tujuan berobat, pasien dipersilahkan
menunggu Instalasi Rawat Jalan yang dimaksud, sementara Rekam Mediknya dimintakan oleh
petugas registrasi ke bagian penyimpanan berkas rekam medik. Setelah rekam mediknya dikirim
ke Instalasi Rawat Jalan, pasien akan mendapat pelayanan di Instalasi Rawat Jalan dimaksud.
a) Pasien yang sudah diseleksi dan membawa surat pengantar untuk dirawat dapat langsung
daftar Rawat Inap ke petugas admission dengan memilih ruang rawat dahulu sesuai yang
diinginkan. Jika Pasien mempunyai jaminan pembiayaan sendiri, pasien mendapatkan jatah
kamar sesuai tarif yang diberikan oleh pihak asuransi tersebut.
b) Jika pasien tidak sadar atau lupa alamat atau identitasnya, dapat didata sesuai nama dan
tempat dimana dia ditemukan, jika nama pasien tidak teridentifikasi, dapat menggunakan
nama dengan sebutan, MR atau MRS“X”
c) Petugas Rekam Medik mendaftar pasien sesuai nomor Rekam Medik pasien. Jika pasien lupa
membawa kartu berobat, petugas Rekam Medik dapat mencarinya melalui bantuan SIM RS,
dan jika sudah ditemukan, dicocokkan dengan alamat pasien, atau kelahiran pasien.
d) Bagi pasien yang pernah berobat/ dirawat maka Rekam Mediknya segera dikirim ke Instalasi
Gawat Darurat yang bersangkutan dan tetap memakai nomor yang telah dimilikinya.
e) Bagi pasien yang belum pernah dirawat atau berobat di RSU Rumah Sakit Umum Inanta
Padangsidimpuan maka diberikan nomor Rekam Medik baru.
20
Windows UserDocument1
4.2. Pelayanan Pendaftaran Rawat Inap.
Penerimaan pasien rawat inap dilakukan di Front Office. Tata cara penerimaan pasien
rawat inap harus wajar sesuai dengan keperluannya. Pasien yang memerlukan perawatan, dapat
dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
- Pasien yang tidak urgen, penundaan perawatan pasien tersebut tidak akan menambah
penyakitnya.
- Pasien yang urgen, tetapi tidak gawat darurat, dapat dimasukkan ke dalam daftar tunggu.
- Pasien gawat darurat ( emergency ), langsung dirawat.
Untuk memperlancar tugas-tugas bagian lain yang erat hubungannya dengan proses
penerimaan pasien, aturan penerimaan pasien perlu ditetapkan. Aturan yang baik harus
memenuhi hal-hal berikut:
Bagian penerimaan pasien bertanggung jawab sepenuhnya mengenai pencatatan seluruh
informasi yang berkenaan dengan diterimanya seorang pasien di Rumah Sakit Umum Inanta
Padangsidimpuan.
Bagian penerimaan pasien harus segera memberitahukan ke Instalasi terkait setelah diterimanya
seorang pasien dan setelah melalui pemeriksaan disetujui untuk dirawat, dan telah selesai
dilakukan Pendaftaran rawat inap.
Semua bagian harus memberitahukan bagian penerimaan pasien, apabila sorang pasien akan
melengkapi persyaratan administrasi.
Membuat catatan yang lengkap, terbaca dan seragam harus disimpan oleh semua bagian selama
pasien dirawat.
Instruksi yang jelas harus diketahui oleh setiap petugas yang bekerja dalam proses penerimaan
dan pemulangan pasien.
21
Windows UserDocument1
Pasien dapat diterima, apabila:
- Ada surat rekomendasi dari dokter yang mempunyai wewenang untuk merawat pasien di
rumah sakit.
- Dikirim oleh dokter Instalasi Rawat Jalan.
- Dikirim oleh dokter Instalasi Gawat Darurat.
- Pasien darurat gawat perlu diprioritaskan.
Prosedur selama pasien di ruang perawatan yang berkaitan dengan Rekam Medik antara lain:
(1) Pada waktu pasien tiba di ruang perawatan dan diterima oleh perawat pasien diberi tanda
pengenal melalui identitas yang tertempel pada gelang pasien
(2) Perawat menambah formulir-formulir yang diperlukan oleh dokter maupun perawat sendiri
(3) Selama perawatan, perawat mencatat semua data perawatan yang diberikan dari mulai saat
pasien tiba di ruang sampai pasien tersebut pulang, dipindahkan atau meninggal yang di rekap
dalam sensus harian rawat inap.
22
Windows UserDocument1
yang datang berobat ke rumah sakit. Di Rumah Sakit Umum Inanta Padangsidimpuan
menggunakan sistem penamaan langsung yaitu yang ditulis dalam data base adalah nama pasien
sendiri berdasarkan kartu tanda pengenal dan dapat ditambahkan sesuai dengan wawancara
terakhir.
Prinsip utama yang harus ditaati oleh petugas pencatat adalah : nama pasien harus lengkap,
minimal terdiri dari dua suku kata jika nama pasien hanya terdiri dari satu suku kata dapat diikuti
dengan sebutan BINTI .... ( Nama Orang Tua ) jika pasien Perempuan, dan BIN ( Nama orang
Tua ) jika Paien dengan jenis kelamin Laki-Laki. Dengan demikian, nama pasien yang akan
tercantum dalam Rekam Medik akan menjadi satu diantara kemungkinan ini:
- Nama pasien sendiri, apabila namanya sudah terdiri dari dua suku kata atau lebih.
- Nama pasien sendiri dilengkapi dengan nama orang tua ( biasanya nama Ibu ).
- Bagi pasien yang mempunyai nama keluarga/ marga, maka nama keluarga/ marga atau
surename didahulukan dan kemudian diikuti nama sendiri.
2. Sistem Penomoran
Rekam Medik pada RS disimpan menurut nomor, yaitu menggunakan “ Unit Numbering
System ” sistem ini memberikan satu unit nomor Rekam Medik baik kepada pasien berobat jalan
maupun pasien untuk dirawat inap. Pada saat seorang penderita berkunjung pertama kali ke
Rumah Sakit Umum Inanta Padangsidimpuan apakah sebagai penderita berobat jalan ataupun
untuk dirawat inap, kepadanya diberikan satu nomor ( admitting number ) yang akan dipakai
selamanya untuk kunjungan seterusnya, sehingga Rekam Medik penderita tersebut hanya
tersimpan didalam satu berkas dibawah satu nomor.
Kepada petugas yang memberikan pendaftaran, diperintahkan agar selalu mengecek
apakah seorang pengunjung sudah pernah berkunjung ke Rumah Sakit Umum Inanta
Padangsidimpuan. Seorang pasien yang sudah pernah berkunjung ke RSU Bina Kasih
sebelumnya tidak akan diberikan nomor baru tetapi data pasien akan dicari melalui Kartu Indexs
Utama Pasien (KIUP). Kadang-kadang terjadi kekeliruan dimana seorang penderita diberikan
lagi nomor yang baru, padahal ia telah mempunyai nomor, kekeliruan ini dapat diperbaiki
dengan membatalkan nomor baru dan tetap menyimpan Rekam Mediknya pada nomor lama.
Sistem nomor unit yang digunakan mempengaruhi rencana perkembangan ruang tempat
penyimpanan. Perlu sekali ruang Kosong pada rak penyimpanan sebesar 25 % karena tempat
tersebut berguna untuk menyimpan Rekam Medik yang makin tebal.
Satu problem yang biasa timbul adalah bertambahnya satu Rekam Medik menjadi
berjilid-jilid, karena seringnya pasien tersebut mendapat pelayanan ( dirawat ) di Rumah Sakit
Umum Inanta Padangsidimpuan. Kadang-kadang begitu seringnya seorang penderita dirawat
sehingga Rekam Mediknya harus dibuat jilid yang baru, karena terlalu tebal jika hanya satu jilid
saja. Untuk mengingatkan petugas penyimpanan tentang hal ini, maka pada setiap jilid harus
dibuat catatan nomor jilid dan jumlah jilidnya, misalnya : Jilid 1 dari 2; Jilid 2 dari 2.
23
Windows UserDocument1
Untuk pengambilan Rekam Medik yang tidak aktif dari rak penyimpanan untuk
dimusnahkan atau untuk dibuat microfilm, karena menggunakan sistem unit, nomor-nomor
Rekam Medik tidak menunjukkan tua atau mudanya satu Rekam Medik sehingga untuk
memilih Rekam Medik yang tidak aktif harus dilihat satu persatu, tahun berapa seorang
penderita terakhir dirawat atau berkunjung ke Instalasi Rawat Jalan.
Untuk sumber nomor rumah sakit membuat satu sistem Penomoran terdiri dari enam
angka, menggunakan sistem dua angka akhir ( straigt digit ) dengan menentukan nomor dua
angka akhir dari belakang 00-00-01 sampai dengan 99-99-99. Bank nomor dikeluarkan oleh
sistem komputer yang secara otomatis akan mengeluarkan satu nomor baru setiap entry data
pasien.
24
Windows UserDocument1
2. Penyimpanan Rekam Medik
A. Sistem Sentralisasi
Sistem penyimpanan yang digunakan di Rumah Sakit Umum Inanta
Padangsidimpuan adalah sistem sentralisasi. Dengan cara sentralisasi terjadi penggabungan
antara dokumen Rekam Medik rawat jalan dan rawat inap dalam satu tempat. Karena semua
pasien baik rawat jalan maupun rawat inap hanya memiliki satu nomor Rekam Medik.
Kebaikan dari sistem sentralisasi adalah:
1) Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan penyimpanan Rekam Medik,
sehingga pasien dapat dilayani lebih cepat.
2) Mengurangi jumlah biaya yang digunakan untuk peralatan dan ruangan.
3) Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis mudah distandarisasikan.
4) Memungkinkan peningkatan efisiensi kerja petugas penyimpanan.
5) Mudah menerapkan sistem unitrecord.
Dalam penyimpanan dengan sistem angka akhir ( terminal digit filling system ) ada 100
kelompok angka pertama ( primary section ) yaitu 00 sampai dengan 99. Pada waktu
menyimpan, petugas harus melihat angka-angka pertama dan membawa Rekam Medik tersebut
ke daerah rak penyimpanan untuk kelompok angka-angka pertama yang bersangkutan. Pada
kelompok angka pertama ini Rekam Medik-Rekam Medik disesuaikan urutan letaknya menurut
angka kedua, kemudian Rekam Medik disimpan didalam urutan sesuai dengan kelompok angka
ketiga, sehingga dalam setiap kelompok penyimpanan nomor-nomor pada kelompok angka
ketigalah ( tertiary digits ) yang selalu berlainan.
Sebagai contoh:
04-75-64 09-75-64
05-75-64 10-76-64
06-75-64 11-76-64
07-75-64 12-76-64
08-75-64 13-76-64
Banyak keuntungan dan kebaikan dari pada sistem penyimpanan angka akhir, seperti:
- Pertambahan jumlah Rekam Medik selalu tersebar secara merata ke 100 kelompok ( section ) di
25
Windows UserDocument1
dalam rak penyimpanan. Petugas-petugas penyimpanan tidak akan terpaksa berdesak-desak di
satu tempat ( atau section ), dimana Rekam Medik harus disimpan dirak.
- Petugas-petugas dapat diserahi tanggung jawab untuk sejumlah section tertentu misalnya ada 4
petugas masing-masing diserahi : section 00-24, section 25-49, section 50-74, section75-99.
- Pekerjaan akan terbagi rata mengingat setiap petugas rata-rata mengerjakan jumlah Rekam
Medik yang hampir sama setiap harinya untuk setiap section
- Rekam Medik yang tidak aktif dapat diambil dari rak penyimpanan dari setiap section, pada
saat ditambahnya Rekam Medik baru disection tersebut.
- Jumlah Rekam Medik untuk tiap-tiap section terkontrol dan bisa dihindarkan timbulnya rak-rak
kosong.
- Dengan terkontrolnya jumlah Rekam Medik membantu memudahkan perencanaan peralatan
penyimpanan ( jumlah rak ).
- Kekeliruan menyimpan ( misfile ) dapat dicegah, karena petugas penyimpanan hanya
memperhatikan 2 angka saja dalam memasukkan Rekam Medik ke dalam rak, sehingga jarang
terjadi kekeliruan membaca angka.
Latihan dan bimbingan bagi petugas penyimpanan dalam hal sistem angka akhir, mungkin
lebih lama dibandingkan latihan menggunakan system nomor langsung, tetapi umumnya petugas
dapat dilatih dalam waktu yang tidak terlalu lama.
26
Windows UserDocument1
Medik yang baru. Rekam Medik dinyatakan tidak aktif apabila selama 5 tahun terakhir
Rekam Medik tersebut sudah tidak dipergunakan lagi. Apabila ternyata sudah tidak tersedia
lagi tempat penyimpanan Rekam Medik aktif, harus dilaksanakan kegiatan menyisihkan Rekam
Medik yang tidak aktif secara sistematik seirama dengan pertambahan jumlah Rekam Medik
baru. Rekam Medik-Rekam Medik yang tidak aktif, dapat disimpan di ruangan lain.
Rak-rak penyimpanan Rekam Medik tidak aktif dapat diletakkan di ruang tersendiri yang
sama sekali terpisah dari bagian pencatatan medik. Pada saat diambilnya Rekam Medik tidak
aktif, ditempat semula harus diletakkan tanda keluar, hal ini mencegah pencarian yang berlarut-
larut pada suatu waktu Rekam Medik tidak aktif tersebut diperlukan.
Rumah sakit wajib tetap memelihara indeks, register dan kartu lintasan yang berisi data-
data dasar seperti : tanggal masuk/ keluar rumah sakit, nama dokter yang bertanggung jawab,
diagnosa dan operasi.
A. Penyusutan
Penyusutan dokumen Rekam Medik adalah suatu kegiatan pengurangan arsip dari rak
penyimpanan dengan cara memindahkan arsip Rekam Medik in-aktif dari rak aktif ke rak in-
aktif dengan cara memilah pada rak penyimpanan sesuai dengan tahun kunjungan.
Tujuan:
a. Mengurangi jumlah arsip Rekam Medik yang semakin bertambah.
b. Menyiapkan fasilitas yang cukup untuk tersedianya tempat penyimpanan berkas Rekam
Medik yang baru.
c. Tetap menjaga kualitas pelayanan dengan mempercepat penyiapan Rekam Medik jika
sewaktu-waktu diperlukan.
d. Menyelamatkan arsip yang bernilai guna tinggi serta mengurangi yang tidak bernilai guna/
nilai guna rendah atau nilai gunanya telah menurun.
27
Windows UserDocument1
2. Direktur Rumah Sakit Umum Inanta Padangsidimpuan membuat Surat Keputusan tentang
Pemusnahan Rekam Medik dan menunjuk tim pemusnah, sekurang-kurangnya
beranggotakan: Ketua Usahaan, Unit Penyelenggara Rekam Medik, Unit Pelayanan, Komite
Medik.
3. Tim pemusnah melaksanakan dan membuat Berita Acara Pemusnahan yang disahkan
Direktur Rumah Sakit Umum Inanta Padangsidimpuan.
2. Pencatatan ( Recording )
Rekam Medik mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya sekedar kegiatan
pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem penyelenggaraan Rekam
Medik. Sedangkan kegiatan pencatatannya sendiri hanya merupakan salah satu kegiatan dari
pada penyelenggaraan Rekam Medik.
Penyelenggaraan Rekam Medik adalah merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat
diterimanya pasien di Rumah Sakit Umum Inanta Padangsidimpuan, diteruskan kegiatan
pencatatan data medik pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis di rumah sakit,
dan dilanjutkan dengan penanganan berkas Rekam Medik yang meliputi penyelenggaraan
penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan serta pengeluaran berkas dari
tempat penyimpanan untuk melayani permintaan/ peminjaman apabila dari pasien atau untuk
keperluan lainnya.
Pencatatan disini dimaksudkan pendokumentasian segala informasi medis seorang pasien
ke dalam Rekam Medik. Pada dasarnya pendokumentasian memuat data, yang akan menjadi
bahan informasi. Data pasien dapat dikelompokkan ke dalam 2 kelompok, yaitu data sosial dan
data medis. Data sosial didapatkan pada saat pasien mendaftarkan diri ke tempat penerimaan
pasien. Data medis baru diperoleh dari pasien, apabila pasien telah memasuki unit pelayanan
kesehatan. Petugas di unit pelayanan adalah dokter dan ahli-ahli profesi kesehatan lainnya
( termasuk penunjangnya, seperti radiologi, laboratorium, dan lain-lain ) serta unit perawatan.
Untuk mendapatkan pencatatan data medis yang baik, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh dokter dan ahli-ahli di bidang kesehatan lainnya, yaitu:
28
Windows UserDocument1
1. Mencatat secara tepat waktu;
2. Up to date;
3. Cermat dan lengkap
4. Dapat dipercaya dan menurut kenyataan
5. Berkaitan dengan masalah dan pokok perihalnya, sehingga idak bertele-tele
6. Bersifat obyektif sehingga menimbulkan kesan jelas.
Kegiatan pencatatan ini melibatkan semua unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan
pelayanan ataupun tindakan kepada pasien.
Bentuk catatan dapat dibedakan berdasarkan sifatnya, yaitu catatan yang bersifat kolektif
dan catatan yang bersifat individual.
1. Catatan yang Bersifat Kolektif
Ini merupakan kumpulan catatan pasien-pasien yang datang ke unit pelayanan. Catatan ini
dalam bentuk buku yang sering disebut “Buku Register”. Buku Register ini merupakan sumber
utama data kegiatan rumah sakit. Pemakaian buku register ini perlu dipertimbangkan secermat
mungkin dan tetap memperhatikan efisiensi dibidang pengelolaan data medis. Buku register
yang biasa diperlukan, diantaranya:
a. Buku Register Penerimaan Pasien Rawat Jalan;
b. Buku Register Pelayanan Pasien Rawat Jalan;
c. Buku Register Penerimaan Pasien Rawat Inap;
d. Buku Register Pelayanan Pasien Rawat Inap;
e. Buku Register Persalinan/ Abortus;
f. Buku Register Pembedahan;
g. Buku Register Tindakan/ Terapi/ Diagnostik;
h. Buku Register Pemeriksaan Laboratorium.
29
Windows UserDocument1
Berkas yang digunakan dapat dalam bentuk kartu yaitu Kartu Pemeriksaan Pasien ( KIP )
dimana informasi mengenai identitas pasien, diagnosis dan tindakan yang dilakukan terhadap
pasien seperti anamnese, terapi dicatat didalam kartu.
Data-data tertentu harus ditulis pada saat penderita masuk yang akan dientry di komputer,
dimasukkan pada saat pasien registrasi. Penyimpanan identitas pasien ini mutlak karena adalah
salah satu cara untuk menunjang kelancaran pelayanan terhadap pasien, karena apabila seorang
pasien lupa membawa kartu berobat maka dengan sistem komputerisasi akan membantu untuk
mencarikan data pasien yang diperlukan dengan cepat. Karena identitas pasien ini merupakan
sumber data yang selamanya harus disimpan, maka harus dibuat selengkap dan sejelas
mungkin. Data yang disimpan harus dibuat secara terperinci dan lengkap,yaitu:
a. Nama lengkap pasien
b. Nomor Rekam Medik
c. Alamat
d. Agama
e. Jenis Kelamin
f. Umur
g. Status Perkawinan
h. Tempat/ tanggal lahir
i. Pekerjaan
j. Orang yang dihubungi, bila terjadi sesuatu
k. Tanggal kunjungan Instalasi Rawat Jalan yang pertama
Bila setelah menikah pasien pindah alamat, maka alamat lama dicoret dan dicantumkan
alamat baru pada tempat yang kosong dan tanggal perubahan diberkas Rekam Medik tersebut
untuk memudahkan pencarian alamat terakhir. Berkas Rekam Medik rawat jalan berisi:
a. Tanggal Kunjungan
b. Instalasi Rawat Jalan yang melayani
c. Diagnosis
d. Tindakan yang diberikan
e. Dokter yang menangani
30
Windows UserDocument1
f. Hasil Pemeriksaan Laboratorium/ Rontgen
g. Resume Keluar.
Lembaran-lembaran Khusus, misalnya:
a. Laporan Operasi
b. Laporan Anestesi
c. Riwayat Kehamilan
d. Catatan/ Laporan Persalinan
e. IdentifikasiBayi
Keterangan
a. Ringkasan Masuk dan Keluar
Lembaran Ringkasan Masuk dan Keluar ini sering disebut ringkasan atau lembaran muka,
selalu menjadi lembaran paling depan pada suatu berkas Rekam Medik. Lembaran ini berisi
informasi tentang informasi tentang identitas pasien, cara penerimaan melalui cara masuk
dikirim oleh serta berisi ringkasan data pada saat pasien keluar.
Lembaran ini merupakan sumber informasi untuk mengindeks Rekam Medik, serta
menyiapkan laporan rumah sakit. Informasi tentang identitas pasien sekurang-kurangnya
mencari hal-hal sebagai berikut:
- Nama Pasien
- Nomor Rekam Medik
- Tanggal Lahir
- Pendidikan
- Jenis Kelamin
- Agama
- Alamat
- Pekerjaan
31
Windows UserDocument1
- Keadaan keluar
- Nama dan tanda tangan dokter yang merawat.
c. Lembar Grafik
Lembaran grafik memberikan gambaran kepada dokter tentang suhu, nadi, dan pernafasan
seorang pasien. Pengisiannya dilakukan oleh petugas perawat, dimulai saat pasien mulai dirawat.
Dalam lembaran grafik ini juga dicatat data-data tekanan darah, pemasukan dan pengeluaran
cairan, defikasi. Dapat juga diisi informasi tentang kunjungan dokter, specimen untuk
laboratorium, diet, dll.
32
Windows UserDocument1
berikutnya, yang menunjukkan dia benar-benar bertanggungjawab atas perintah tersebut.
Untuk menghindari kekeliruan, diusahakan agar perintah lisan maupun telepon ini tidak
sering terjadi.
2. Perintah keluar harus ditulis sebelum pasien meninggalkan rumah sakit.
Jika perintah keluar belum ditulis, petugas Rekam Medik harus meneliti apakah ada
pernyataan yang ditandatangani pasien keluar atas tanggung jawab sendiri. Pernyataan ini
harus disimpan didalam Rekam Mediknya. Dalam hal ini harus ada catatan dari dokternya
yang menyatakan bahwa pasien telah keluar tanpa persetujuan.
3. Hasil-hasil pemeriksaan diagnosis yang diperintahkan/ dimintakan oleh dokter harus ada
didalam Rekam Medik. Petugas Rekam Medik harus berusaha memperolehnya, untuk
secepatnya disatukan dengan berkas Rekam Medik yang bersangkutan.
4. Catatan medik harus diisi laporan-laporan tindakan/ pengobatan yang diperintahkan kepada
paramedis, seperti terapi inhalasi, occupational therapy, physical therapy, dan sebagainya.
e. Catatan Perkembangan
Lembaran ini mencatat secara spesifik perkembangan penyakit pasien yang ditulis dan
ditandatangani oleh dokter. Catatan pertama dimulai dengan catatan pada saat pasien masuk,
yang seterusnya ditambah selama pasien di dalam perawatan dan diakhiri pada saat pasien keluar
atau meninggal. Catatan pada saat pasien untuk : mencatat ringkasan keadaan umum pasien pada
saat masuk, terutama fakta-fakta penting yang belum tercatat pada anamnese dan pemeriksaan
fisik.
Fakta tersebut mungkin didapat dari keluarga pasien, dokter yang mengirim atau dari
rumah sakit lain. Catatan selama pasien dalam perawatan: memberikan perkembangan ini harus
dibuat setiap hari, setiap beberapa jam selama fase akutnya seorang pasien, dan seterusnya sesuai
dengan perkembangan pasien itu sendiri. Semua tindakan yang dilakukan dicatat jam, tanggal
dan jenis tindakannya. Semua catatan harus ditandatangani oleh dokter pemeriksa.
3. Sebagai bukti pelaksanaan pekerjaan. Sangat perlu sekali setiap perawat harus mencatat apa-
33
Windows UserDocument1
apa tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan perintah dokter, sehingga dokter dapat
melihat hasilnya dan menentukan tindakan pengobatan selanjutnya. Untuk pembuktian secara
hukum, Catatan Perkemba
4. ngan Pasien Terintegrasi berguna sebagai bukti pertolongan yang diberikan maupun bukti
reaksi pasien terhadap pertolongan tersebut.
5. Sebagai salah satu kelengkapan berkas Rekam Medik. Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi dimulai pada saat pasien masuk ruang perawatan dan meliputi:
- Tanggal dan Jam.
- Catatan-catatan tentang keadaan pasien, gejala-gejala yang tampak.
- Pengobatan yang dilakukan.
Selama seorang pasien dirawat di rumah sakit, Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
harus memuat observasi harian seorang pasien, juga Rekam Medikasi dan pengobatan yang
diberikan.
Resume ini harus disingkat dan hanya menjelaskan informasi penting tentang penyakit,
pemeriksaan yang dilakukan dan pengobatannya. Resume ini harus ditulis segera setelah pasien
keluar dan isinya menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Mengapa pasien masuk rumah sakit ( pertanyaan klinis singkat tentang keluhan utama, dan
riwayat penyakit sekarang )
2. Apakah hasil-hasil penting pemeriksaan laboratorium, rontgen dan fisik ( hasil negatif
mungkin sama pentingnya dengan hasil positif )
3. Apakah pengobatan medis maupun operasi yang diberikan ( termasuk respon pasien,
komplikasi dan konsultasi )
4. Bagaimana keadaan pasien pada saat keluar ( perlu berobat jalan, mampu bergerak sendiri,
34
Windows UserDocument1
mampu untuk bekerja )
5. Apakah anjuran pengoatan.perawatan yang diberikan ( nama obat dan dosisnya, tindakan
pengobatan lainnya, dirujuk kemana, perjanjian untuk datang lagi )
Didalam berkas Rekam Medik, lembaran resume diletakkan sesudah Ringkasan Masuk dan
Keluar, dengan maksud memudahkan dokter melihatnya apabila diperlukan. Resume ini harus
ditandatangani oleh dokter yang merawat, bagi pasien yang meninggal tidak dibuatkan resume,
tetapi dibuatkan Laporan Sebab Kematian.
35
Windows UserDocument1
4. Surat Dokumen Pengantar
5. Instruksi Dokter
6. Lembar Konsultasi
7. Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
8. Grafik Suhu, Nadi dan Pernafasan
9. Pengawasan Khusus
10. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
11. Hasil Pemeriksaan Radio diagnostik
12. Salinan Resep
13. Resume/ Laporan Kematian
Perakitan Rekam Medik pasien rawat inap untuk kasus bedah meliputi
1. Ringkasan
2. Pembatas Masuk
3. Surat Dokumen Pengantar
4. Instruksi Pra/ Pasca Bedah
5. Catatan Anastesi
6. Laporan Pembedahan
7. Instruksi Dokter
8. Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
9. Lembar Konsultasi
10. Grafik Suhu, Nadi dan Pernapasan
11. Pengawasan Khusus
12. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
13. Hasil Pemeriksaan Radio diagnostik
14. Salinan Resep
15. Resume/ Laporan kematian
36
Windows UserDocument1
14. Resume/ Laporan kematian
Perakitan Rekam Medik pasien rawat inap kasus bayi lahir meliputi:
1. Pembatas Masuk
2. Ringkasan Masuk & Keluar
3. Riwayat Kelahiran
4. Instruksi Dokter
5. Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
6. Lembar Konsultasi
7. Grafik Bayi
8. Pengawasan Khusus
9. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
10. Hasil Pemeriksaan Radio diagnostik
11. Salinan Resep
12. Resume/ Laporan kematian
2. Koding ( coding )
Kegiatan dan tindakan serta diagnosis yang ada di dalam Rekam Medik harus diberi kode
dan selanjutnya diindeks agar memudahkan pelayanan pada penyajian informasi untuk
menunjang fungsi perencanaan, managemen, dan riset bidang kesehatan.
Kode klasifikasi penyakit oleh WHO ( World Health Organization ) bertujuan untuk
menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cidera, gejala dan faktor yang mempengaruhi
kesehatan.
Sejak tahun 1993, WHO mengharuskan negara anggotanya termasuk Indonesia
menggunakan klasifikasi penyakit revisi-10, International Statical Clasification Deseasses and
Health Problem 10 Revice. ICD 10 menggunakan kode kombinasi yaitu menggunakan abjad dan
angka ( alpha numeric ).
Kecepatan dan ketepatan Koding dari suatu diagnosis sangat tergantung kepada pelaksana
yang menangani Rekam Medik tersebut yaitu:
Tenaga medis dalam menetapkan diagnosis
Tenaga Rekam Medik sebagai pemberi kode
Tenaga kesehatan lainnya.
Penetapan diagnosis sorang pasien merupakan kewajiban hak dan tanggung jawab dokter
( tenaga medis ) yang terkait tidak boleh diubah oleh karenanya diagnosis yang ada dalam
Rekam Medik harus diisi dengan lengkap dan jelas sesuai dengan arahan yang ada pada buku
ICD 10.
Tenaga Rekam Medik sebagai pemberi kode bertanggung jawab atas keakuratan kode dari
suatu diagnosis yang sudah ditetapkan oleh tenaga medis. Oleh karenanya untuk hal yang kurang
jelas atau yang tidak lengkap, sebelum koding ditetapkan, komunikasikan terlebih dahulu pada
dokter yang membuat diagnosis tersebut.
Untuk lebih meningkatkan informasi dalam Rekam Medik, petugas Rekam Medik harus
membuat koding sesuai dengan klasifikasi yang tepat. Disamping kode penyakit, berbagai
tindakan lain juga harus dikoding sesuai klasifikasi masing-masing.
37
Windows UserDocument1
Koding Penyakit ( ICD-10 )
Pembedahan/ Tindakan ( ICD-9CM )
Koding Obat-obatan
Laboratorium
Radiologi
Dokter ( pemberi pelayanan )
Alat-alat
Dan lain-lain
3. Indeksing
Indeksing adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat kedalam indeks-
indeks menggunakan kartu indeks. Didalam kartu indeks tidak boleh mencantumkan nama
pasien. Jenis indeks yang dibuat:
a. Indeks Pasien
Adalah data base komputer yang berisi nama semua pasien yang pernah berobat di Rumah
Sakit Umum Inanta Padangsidimpuan.
Informasi yang ada didalam data base ini adalah:
- Nama lengkap, jenis kelamin, umur, alamat, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan.
- Tanggal berobat jalan maupun rawat inap.
38
Windows UserDocument1
Kegunaan:
Data base ini adalah kunci untuk menemukan berkas Rekam Medik pasien. Cara penyampaian:
1. Data base tersusun secara alphabet seperti susunan kata-kata dalam kamus.
2. Data base ini digunakan untuk mencari berkas Rekam Medik pasien yang tidak membawa
kartu berobat sehingga dapat dicari berdasarkan nama pasien.
3. Data base dikontrol setiap hari oleh Petugas di Unit Rekam Medik sehingga data selalu up to
date.
Kegunaan:
Data base ini dapat untuk mengindeks penyakit maupun tindakan operasi sesuai dengan
informasi yang diinginkan untuk keperluan sbb:
1. Mempelajari kasus-kasus terdahulu dari satu penyakit untuk memperoleh pengertian tentang
penanggulangan terhadap penyakit-penyakit/ masalah-masalah kesehatan pada saat ini.
2. Untuk menguji teori-teori membandingkan data-data tentang penyakit/ pengobatan dalam
rangka penyuguhan tulisan-tulisan ilmiah.
3. Menyuguhkan data untuk menyusun keperluan alat-alat baru, tempat tidur dan lain-lain.
4. Menilai kualitas pelayanan di Rumah Sakit Umum Inanta Padangsidimpuan menyuguhkan
data pelayanan yang diperlukan dalam survei kemampuan Rumah Sakit Umum Inanta
Padangsidimpuan.
5. Menemukan Rekam Medik dimana dokternya hanya ingat diagnosa atau operasinya,
sedangkan nama pasien yangn bersangkutan lupa.
6. Menyediakan materi pendidikan untuk mahasiswa kedokteran, perawat, dll.
Cara penyimpanan:
Dengan sistem komputerisasi yang diback up setiap waktu tertentu secara periodik
sehingga data rusak atau hilang dapat dicegah.
c. Indeks Dokter
Adalah data base yang berisi nama dokter yang memberikan pelayanan medik kepada
pasien.
Kegunaan:
1. Untuk menilai pekerjaan dokter.
2. Bank data dokter bagi Rumah Sakit Umum Inanta Padangsidimpuan.
39
Windows UserDocument1
d. Indeks Kematian
Informasi yang tetap dalam indekskematian:
1. Nama penderita
2. Nomor Rekam Medik
3. Jenis Kelamin
4. Umur
5. Kematian : kurang dari sejam post operasi
6. Dokter yang merawat
7. Hari Perawatan
8. Wilayah.
Kegunaan:
Statistik menilai mutu pelayanan dasar menambah dan meningkatkan peralatan/ tenaga.
Cara penyimpanan indeks kematian : Dalam sistem komputerisasi.
40
Windows UserDocument1
menurut nomor, sebelum disimpan. Hal ini membantu menemukan Rekam Medik yang
diperlukan tetapi tidak ada dalam tempat penyimpanan dan memudahkan pekerjaan
penyimpanan.
b. Hanya petugas-petugas Rekam Medik yang dibenarkan menangani Rekam Medik,
pengecualian diberikan kepada pegawai rumah sakit yang bertugas pada sore hari dan
malam hari. Dokter-dokter, staf rumah sakit, pegawai-pegawai dari bagian lain tidak
diperkenankan mengambil Rekam Medik dari tempat penyimpanannya. Pada waktu
sore hari petugas-petugas kamar darurat atau pengawas perawatan, harus menyimpan
Rekam Medik yang telah dikembalikan pada tempat yang telah ditentukan ( di Instalasi
Rekam Medik atau bagian lain ).
c. Rekam Medik yang sampulnya rusak atau lembarannya lepas, harus segera diperbaiki,
untuk mencegah makin rusak/ hilangnya lembaran-lembaran yang diperlukan.
d. Pengamatan terhadap penyimpanan harus dilakukan secara periodik, untuk menemukan
salah simpan dan melihat kartu pinjaman yang Rekam Mediknya masih belum
dikembalikan.
e. Rekam Medik dari pegawai-pegawai sub bagian Rekam Medik itu sendiri atau Rekam
Medik yang berkenaan dengan proses hukum, jangan disimpan ditempat penyimpanan
biasa, harus disimpan ditempat khusus di ruangan pimpinan bagian Rekam Medik,
sedang ditempat penyimpanan biasa diberi petunjuk.
f. Petugas penyimpanan harus memelihara kerapian dan teraturnya rak-rak penyimpanan
yang menjadi tanggung jawabnya.
g. Rekam Medik yang sedang diproses/ dipakai oleh petugas sub bagian Rekam Medik
harus diletakkan diatas meja/ rak tertentu dengan maksud bahwa Rekam Medik tersebut
setiap saat dapat dipergunakan.
h. Petugas yang mengepalai kegiatan penyimpanan harus membuat laporan rutin kegiatan
yang meliputi:
- Jumlah Rekam Medik yang dikeluarkan setiap hari dari rak penyimpanan untuk
memenuhi permintaan.
- Jumlah permintaan darurat
- Jumlah salah simpan
- Jumlah Rekam Medik yang tidak dapat ditemukan
i. Data tersebut berguna untuk rencana pengelolaan dan pengawasann penyimpanan
Rekam Medik.
41
Windows UserDocument1
- Instalasi Rehabilitasi Medik
- Laboratorium
- Instalasi Radiodiagnostik
42
Windows UserDocument1
BAB V
LOGISTIK
Instalasi Rekam Medik Rumah Sakitsetiap bulan mempunyai permintaan rutin yang terbagi
menjadi dua yaitu ATK ( Alat Tulis Kantor ) dan ART ( Alat Rumah Tangga ). ATK dan ART
jadwal permintaannya setiap hari Senin dan pengambilan tiap hari rabu. Berikut tabel permintaan
rutin Instalasi Rekam Medik RSU Bina Kasih :
CETAKAN
No Nama Barang
1 Lembar Kontrol Ulang
2 Hak dan Kewajiban Pasien
3 Formulir Komplain/Saran
4 Surat Pernyataan Sebagai Pasien JKN yang Memakai Kartu BPJS Kesehetan
5 Persetujuan Umum
6 Penjelasan Aturan Umum Rumah Sakit Umum Inanta Padangsidimpuan
7 Surat Pernyataan Naik Kelas (Up-Grade) Rg Perawatan
8 Formulir Edukasi Pemberian Darah dan Produk Darah
9 Edukasi terintegrasi Px dan keluarga
10 Triase dan Asesmen Gawat Darurat
11 Pengkajian Awal Keperawatan Rawat Inap
12 Pengkajian Keperawatan di Instalasi Rawat Jalan
13 Kartu Kunjungan Rehabilitasi Medik
14 Hasil Pem. Lab
15 Indetifikasi Bayi Baru Lahir
16 Pengkajian Awal Keperawatan Anak
17 Pengkajian Awal Kegawatdaruratan Kebidanan
18 Pengkajian Awal Ruang Rawat Kebidanan dan Kandungan
19 Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
20 Resume Medis Rawat Inap
21 Resume Medis Rawat Jalan/Gawat Darurat
22 Formulir Persetujuan Tindakan Kedokteran
23 Pelayanan Kerohanian
24 Surat Persetujuan Tindakan Anestesi Umum
25 Persetujuan Tindakan Transfusi Darah
26 Persetujuan Prosedur Radiologi
27 Formulir Penolakan Prosedur Diagnostik Radiologi
28 Formulir Penolakan Tindakan Kedokteran
29 Penolakan Tindakan Transfusi Darah
30 Formulir Pindah Rumah Sakit
43
Windows UserDocument1
31 Formulir Pelaporan Efek Samping Obat
32 Surat Pernyataan PAPS
33 Permintaan Privasi
34 Discharge Planning
35 Formulir Pemantauan Anestesi Lokal
36 Penilaian Pra Sedasi Dan Anestesi
37 Form Anastesi Lokal/sedasi ringan
38 Laporan Pembedahan
39 Kartu Pengobatan Pasien TB MDR
41 Clinical Pathways ver 070117
42 Formulir Asesment Nyeri Ulang
43 Surat Konsultasi/Rujukan/ Rujukan Balik Dari Poliklinik Instalasi Rawat Jalan
44 Formulir Transfer Pasien Untuk Diagnostik
45 Transfer Intra RS
46 Ceklist Serah Terima Pasien Pre OP dan Post OP
47 Formulir Asuhan Gizi
48 Formulir Monitoring dan Evaluasi Gizi
49 Vital Sign
50 Daftar Obat Suntik
51 Pemakaian Obat
52 Formulir Serah Terima Obat
44
Windows UserDocument1
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Rekam Medik adalah merupakan pintu pertama dimana seorang pasien akan menggunakan
produk pelayanan kesehatan suatu Rumah Sakit, dimana pasien siap menggunakan jasa
pelayanan yang telah ditawarkan. Dari Rekam Medik itulah pelayanan tersebut dimulai, apabila
dari pertama ada suatu kesalahan maka yang terjadi akan terjadi kesalahan pula dalam pelayanan
berikutnya. Berdasar kebijakan yang berasald ari:
1. Dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 269 / Menkes / PER / III / 2008
Tentang RekamMedis.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 129/Menkes/SK/II/2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 377/Menkes/SK/III/2007 Tentang
Standar Profesi PeRekam Medik Dan Informasi Kesehatan.
4. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Inanta Padangsidimpuan Tentang Kebijakan
Pelayanan Bagian Rekam Medik.
Keselamatan Pasien sangat dinomor satukan dengan mengacu pada sasaran yang telah
ditetapkan pada bagian Rekam Medik salah satunya yaitu tepat pengidentifikasian pasien:
PASIEN BARU
1. Tersedianya formulir identitas pasien baru yang harus diisi oleh pasien.
2. Petugas Rekam Medik bertanya kepada pasien:
- Apakah pasien sudah pernah menjalani pengobatan/ perawatan di Rumah Sakit Umum
Inanta Padangsidimpuan ?
- Petugas pendaftaran menunjukkan contoh kartu kepada pasien.
- Apakah pasien akan menggunakan Askes, Jamkesmas atau asuransi lain seperti pada
contoh kartu?
3. Pengisian formulir identitas pasien hanya untuk pasien baru/ pasien yang belum pernah
berobat di RSU Bina Kasih dan tidak mempunyai kartu identitas.
4. Pengisian nama dan identitas pasien disesuaikan dengan data identitas diri pasien ( KTP/
SIM/ PASPOR/ Kartu Asuransi/ KartuPelajar ).
5. Pengisian sebutan TN, NY, NN, AN dan SDR berada di belakang nama pasien.
6. Pengisian sebutan untuk bayi yang belum memiliki nama adalah BY. NY. berada di depan
nama pasien.
7. Khusus untuk pasien dengan 1 ( satu ) nama kata maka:
- Bertanya kepada pasien : Siapakah nama ayah kandung?
- Jika pasien laki-laki maka diberi kata : Nama Pasien_BIN_NamaAyah Kandung Pasien.
Contoh : RUDI BIN TARJO,TN.
- Jika pasien perempuan maka diberi kata : NamaPasien_BINTI_Nama Ayah Kandung
Pasien. Contoh : MIRDA BINTI HERI,NY.
8. Tidak dibenarkan penulisan gelar pasien.
9. Data identitas diri pasien dipakai sebagai pengisian pada status Rekam Medikpasien.
45
Windows UserDocument1
10. Beri tulisan SOS ( pasien Askes ), JKM ( pasien Jamkesmas ), JKD ( pasien Jamkesda ) dan
SPM ( pasien Surat Pernyataan Miskin ) pada posisi tengah atas Rekam Medik pasien.
11. Data identitas diri pasien dipakai sebagai pengisian pada komputer database identitaspasien.
12. Data identitas diri pasien dipakai dalam stiker labelingpasien.
13. Pengambilan berkas Rekam Medik pasien mengacu pada nomor Rekam Medik, kartu
identitas pasien, nama lengkap pasien dan alamat pasien yang tertera pada rekammedis.
14. Petugas pendaftaran memasukan identitas pasien di komputer database identitaspasien.
15. Petugas pendaftaran melakukan pendaftaran sesuai permintaan pasien.
PASIEN LAMA
1. MEMBAWA KARTU IDENTITAS PASIEN/ KARTU KEMBALI KONTROL.
- Masukkan Nomor Rekam Medik pasien yang ada di Kartu Identitas Pasien/ Kartu Kembali
kontrol dalam program admission.
- Lakukan konfirmasi berupa komunikasi lesan dengan pasien dengan menyebut nama dan
alamat pasien.
- Lakukan editing database identitas pasien jika pasien masih belum memiliki sebutan TN,
NY, NN, AN dan SDR.
- Lakukan editing database identitas pasien jika nama pasien masih memiliki 1 (satu) kata.
Contoh: nama Mella, Ny di edit menjadi Mella Binti Taru, Ny.
- Lakukan penyimpanan perubahan pada program admission.
46
Windows UserDocument1
3. Untuk bayi yang sudah diberi nama maka data identitas pasien bayi ditulis lengkap sesuai
dengan formulir isian pendaftaran pasien baru.
4. Masukkan data bayi kedalam database identitas pasien.
5. Umur pasien diisi saat bayi tersebut dilahirkan.
6. Jenis kelamin diisi jenis kelamin bayi.
7. Alamat pasien diisi alamat orang tua bayi.
8. Saat bayi beserta orang tua melakukan kembali control, maka:
- Lihat dalam database identitas pasien.
- Jika masih tertulis BY. NY. NAMA IBUNYA maka beri pasien formulir isian identitas
pasien.
- Isian formulir dimasukkan ke dalam computer database identitas pasien.
47
Windows UserDocument1
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat digolongkan
pada tiga kelompok, yaitu:
a. Kondisi dan lingkungan kerja
b. Kesadaran dan kualitas pekerja,dan
c. Peranan dan kualitas manajemen
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat
kerja dapat terjadi bila:
- Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudahaus;
- Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi;
- Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu panas atau terlalu
dingin;
- Tidak tersedia alat-alat pengaman;
- Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dll.
48
Windows UserDocument1
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dibagian penyimpanan Rekam Medik:
- Peraturan keselamatan harus terpampang dengan jelas disetiap bagian penyimpanan.
- Harus dicegah jangan sampai terjadi, seorang petugas terjatuh ketika mengerjakan
penyimpanan pada rak-rak terbuka yang letaknya diatas. Harus tersedia tangga anti
tergelincir. Rak Rekam Medik RSU Bina Kasih sudah didesain sedemikian rupa agar petugas
tidak memanjat tangga dalam mengambil mapun mengembalikan dokumen Rekam Medik.
- Ruang gerak untuk bekerja selebar meja tulis, harus memisahkan rak-rak penyimpanan.
- Penerangan lampu yang cukup baik, menghindarkan kelelahan penglihatan petugas. Pada
penerangan di tempat penyimpanan, lampu ditempatkan ditengah-tengah sela rak agar
memudahkan pencarian pada malam hari.
- Perlu diperhatikan pengaturan suhu ruangan, kelembaban, pencegahan debu, dan pencegahan
bahaya kebakaran.
49
Windows UserDocument1
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang akan
ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria serta standar yang digunakan untuk
mengukur mutu pelayanan rumah sakit yaitu:
Standar:
Tingkat performance atau keadaan yang dapat diterima oleh seseorang yang berwenang dalam
situasi tersebut, atau oleh mereka yang bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat
performance atau kondisi tersebut.
Suatu norma atau persetujuan mengenai keadaan atau prestasi yang sangat baik.
Sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau mutu.
50
Windows UserDocument1
4. Standar yang digunakan.
Standar yang digunakan ditetapkan berdasarkan:
a. Acuan dari berbagai sumber.
b. Bench marking ( studi banding ) dengan Rumah Sakit yang setara.
c. Berdasarkan trend yang menuju kebaikan
NO INDIKATOR STANDAR
51
Windows UserDocument1
2. Judul Kelengkapan Informed Concent setelah mendapatkan
informasi yang jelas
Dimens iMutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya tanggung jawab dokter untuk memberikan
informasi kepada pasien dan mendapat persetujuan dari
pasien akan tindakan medik yang akan dilakukan
Definisi Operasional Informed Concent adalah persetujuan yang diberikan
pasien/ keluarga atas dasar penjelasan mengenai tindakan
medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang mendapat tindakan medic yang
disurvei yang mendapat informasi lengkap sebelum
memberikan persetujuan tindakan medik dalam 1 bulan
Denominator Jumlah pasien yang mendapat tindakan medik yang
disurvei dalam 1 bulan
Sumber data Survei
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Bagian RekamMedik
pengumpul data
52
Windows UserDocument1
4. Judul Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan
rawat inap
Dimensi Mutu Efektifitas, kenyamanan dan efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan Rekam Medik rawat
inap
Definisi Operasional Dokumen Rekam Medik rawat inap adalah dokumen
Rekam Medik pasien lama yang digunakan pada pelayanan
rawat inap. Waktu penyediaan dokumen rekam medik
pelayanan rawat inap adalah waktu mulai pasien
diputuskan untuk rawat inap oleh dokter sampai rekam
medik rawat inap tersedia di bangsal pasien
Frekuensi Pengumpulan Data Tiap bulan
Periode Analisa Tiap 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu penyediaan Rekam Medik rawat
inap yang diamati
Denominator Total penyediaan Rekam Medik rawat inap yang diamati
Sumber data Hasil survei pengamatan di ruang pendaftaran rawat jalan
Standar Rerata ≤ 15 menit
Penanggung jawab Kepala Bagian Rekam Medik
pengumpul data
53
Windows UserDocument1
BAB IX
PENUTUP
Puji Syukur yang tak terhingga kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya Buku Pedoman Pelayanan Rekam Medik RSU Bina Kasih. Buku ini adalah
sebagai acuan didalam setiap kegiatan proses pelayanan Rekam Medik Rumah Sakit Umum
Inanta Padangsidimpuan demi tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan
pelayanan kesehatan yang prima di Rumah Sakit Umum Inanta Padangsidimpuan. Tanpa
didukung suatu sistem pengelolaan Rekam Medik yang baik dan benar, mustahil dapat dicapai
suatu pelayanan Rekam Medik yang relevan.
Tidak lupa juga ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada semua pihak yang telah
memberikan suport dan doanya, terutama kepada semua staf Rekam Medik dan Pendaftaran
Rumah Sakit Umum Inanta Padangsidimpuan, juga kepada semua Pihak yang tidak bisa kami
sebutkan satu persatu yang terlibat di dalam penyusunan buku Pedoman Pelayanan Rekam
Medik Rumah Sakit Umum Inanta Padangsidimpuan.
Kami Menyadari bahwa penyusunan buku ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi tercapainya pedoman
suatu pelayanan yang optimal
Semoga Buku ini bermanfaat bagi kita semua. Tuhan Memberkati.
54
Windows UserDocument1
DAFTAR PUSTAKA
55
Windows UserDocument1