Seperti kita ketahui bersama, peranan rekam medis dari hari kehari
semakin terasa manfaatnya, baik bagi pimpinan rumah sakit, tenaga medis, para
medis, dan non medis yang setiap hari terlibat dalam pengisian sebuah rekam
medis pasien.
Mengingat rekam medis adalah dokumen yang berisikan bukti tindakan
medis yang lengkap, maka tidaklah keliru bila rekam medis yang baik diibaratkan
sebagai salah satu tanda meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan pada institusi
kesehatan, dengan kata lain rekam medis adalah ibarat darah yang mengalir dalam
tubuh manusia, bila aliran darah terhenti maka tubuh pun menanggung akibatnya.
Ilmu rekam medis berkembang seiring dengan perkembangan teknologi,
dan persiapan RS Tk. IV Samarinda menuju akreditasi oleh karena itu tidak
heran bila sebuah rekam medis yang baik dituntut adanya penyempurnaan, baik
yang menyangkut prosedur pengisian, pengelolaan, penyimpanan dan sebagainya
Perubahan dalam edisi ini disesuaikan dengan adanya revisi formulir
rekam medis dan penambahan form rekam medis baru adapun pengelompokan
formulir tersebut antara lain :
1. Identitas
2. Assesment
3. Resume Medis
4. Catatan Terintegrasi
5. Konsultasi
6. Askep/Inok
7. Penunjang LAB/RED/EKG
8. Informed Concent
9. Pembedahan OK
10. Farmasi
Perlu kami sampaikan bahwa didalam pengelompokan formulir ini setiap
kelompok formulir terdiri dari beberapa jenis formulir.
Sedangkan Buku Standart Pelayanan Kesehatan yang baku dari
Departemen Kesehatan tetap menjadi acuan utama kami. Namun demikian kami
sadar bahwa edisi ke II ini pun tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Oleh
karena itu apabila pembaca mempunyai saran untuk perbaikan dengan senang hati
kami akan menerimanya. Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis ini akan
ditinjau kembali sesuai perkembangan organisasi dan tata kerja rumah sakit
minimal 3 ( Tiga) tahun mendatang.
Akhir kata semoga Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis ini
dapat bermanfaat bagi kita semua dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu terbitnya buku ini.
Samarinda, 2017
Kepala Rekam Medis
Barlianta
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lahirnya rekam medis berjalan sejarah dengan lahirnya ilmu kedokteran
karenanya sejak Zaman Batu (Paleolithic) lebih kurang 25.000 SM di Spanyol
rekam medis telah ada, tetapi dalam bentuk yang primitif sekali berupa pahatan
pada dinding gua.
Pada zaman Mesir Kuno (Egyptian Period) telah dikenal Dewa Thoth ahli
pengobatan yang dianggap Dewa Kebijaksanaan dikenal sebagai dewa berkepala
iblis. Ia mengarang 36 buah – 42 buku. Diantaranya 6 buku mengenai masalah
kedokteran (tubuh manusia, penyakit, obat-obatan penyakit mata dan kebidanan)
Imhotep adalah dokter yang pertama menjalankan rekam medis. Hidup di
zaman Piramid 3.000-2.500 SM. Ia adalah pegawai negeri tinggi, Kepala Arsitek
Negri serta penasehat Medis Fira’un, kemudian ia dihormati sebagai medical
demiggod seperti Aesculapius : Ia membuat Papyrus ( dokumen ilmu kedokteran
kuno yang berisi 43 kasus pembedahan).
Papyrus ini selama berabad-abad menghilang dan baru diketemukan pada
abad XIX oleh seorang berkebangsaan Inggris bernama Edwin Smith, hingga
kemudian dinamakan : Edwin Smith Papyrus. Papyrus ini saat ini disimpan di
New York Academy of Medicine, USA.
Lembaran papyrus lain diketemukan pada tahun 1972 di kaki mumi di Necropolis
ditulis sejak tahun 1550 SM, yang kemudian dijual pada seorang archeolog
Jerman bernama Georg Ebers hingga kemudian dikenal sebagai Papyrus Ebers.
Sebelum perang dunia ke II papyrus ini berada di University of Leipzing.
Di Leipzing (Polandia) isi Papyrus Ebers diketahui adalah observasi yang cermat
mengenai penyakit dan pengobatan yang dikerjakan secara teliti dan mendalam.
Pada zaman Yunani dikenal Aesculapius yang dianggap sebagai dewa
kedokteran dan mempunyai tongkat dililit ular yang hingga kini masih dipakai
sebagai simbol ilmu kedokteran diseluruh dunia. Aesculapius melakukan praktek
ilmu kedokteran di Delphi, bekas reruntuhan kuilnya berada di dekat gunung
Parna Zeus.
C. PENGERTIAN
1. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien (Permenkes RI Nomor
269/Menkes/Per/III/2008).
2. Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun yang
terekam tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik
labotratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medis
yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang dirawat
nginap, rawat jalan, maupun yang mendapatkan pelayanan gawat
darurat (Depkes RI)
3. Pelayanan Rekam medis merupakan kegiatan penunjang yang
secara professional yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan.
4. Tenaga kesehatan adalah tenaga yang bertanggung jawab dalam
mengisi rekam medis meliputi : Dokter / Dokter gigi spesialis,
perawat, dan tenaga kesehatan lainya yang ikut memberikan
pelayanan secara langsung kepada pasien ( UU No. 29 Tahun
2004 Tentang praktik kedokteran).
5. Penyelenggaraan rekam medis adalah merupakan proses kegiatan pencatatan
data medis, asuhan keperawatan dan penunjang medis seseorang pasien,
selama pasien itu mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit, kemudian
dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi
penyelenggaraan penyimpanan dan pengeluaran berkas dari tempat
penyimpanannya, yang setiap waktu dan siap diambil kembali secara cepat
dan tepat waktu bila diperlukan dalam melayani permintaan / peminjaman
berkas tersebut untuk keperluan pengobatan pasien, dan lainnya.
E. KEGUNAAN
Kegunaan Rekam Medis sangat luas bila ditinjau dari aspek yang
terkandung didalamnya, namun secara umum kegunaan Rekam Medis adalah :
1. Sebagai alat komunikasi antara dakter dengan tenaga ahli lainnya yang
ikut ambil bagian didalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan
kepada pasien
2. Sebagai dasar untuk merencanakan pengabatan/perawatan yang harus
diberikan kepada seorang pasien.
3. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan
penyakit dan pengabatan selama pasien berkunjung/dirawat di rumah sakit.
4. Sebagai bahan yang berguna untuk ,analisa, penelitian dan evaluasi
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter
dan tenaga kesehatan lainnya.
6. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan
penelitian dan pendidikan.
7. Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis
pasien.
8. Menjadi ingatan yang harus didakumentasikan serta sebagai bahan
pertanggungjawaban dan laporan.
G. BATASAN OPERASIONAL
1. Managemen Rekam Medis
Adalah kegiatan penyelenggaraan rekam medis di RS. Tk. IV Samarinda
yang di mulai dari penerimaan pasien, registrasi, perakitan formulir awal,
analisa kelengkapan berkas, kodefikasi dan klasifikasi, assembling,
penyimpanan rekam medis, pendistribusian rekam medis, pelayanan
medicolegal dan pelaporan .
2. Rekam Medis
Adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas,
anamnese, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan
tindakan medik yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang
dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat
darurat”.
3. Admisssion
Adalah tempat penerimaan / pendaftaran pasien rawat inap.
4. Registrasi
Adalah tempat penerimaan / pendaftaran pasien rawat jalan ( Poliklinik )dan
gawat darurat
5. Analisa berkas rekam medis
Adalah memeriksa kelengkapan berkas rekam media baik secara kuantitatip
maupun kwalitatif.
6. Tracer
Adalah pembatas rekam medis atau pengganti dari rekam medis yang sedang
di pinjam.
Penyimpanan SLTA 1 1
BRM (Pengalaman 5
tahun)
Penanggung jawab DIII Rekam - Managemen 1 1
Pengolahan Medis Rekam Medis
Rekam Medis
Penaggung Jawab SLTA 1 1
Distribusi BRM (Pengalaman
minimal 5 tahun)
Pelaksana DIII / SLTA Plus 11 11
penerimaan pasien (Pengalaman
minimal 2 tahun)
Pelaksana SLTA 5 8
Penyimpanan (Pengalaman
Rekam medis RJ minimal 5 tahun)
dan RI
Pelaporan Rumah DIII Rekam 4 2
Sakit Medis / DIII
Keperawatan
(Pelatihan
Pelaporan RS)
Pelaksana SLTA 8 6
Pendistribusian (Pengalaman
BRM minimal 5 tahun)
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Sumber daya manusia di instalasi rekam medis di RS. Tk. IV Samarinda
sesuai dengan struktur organisasi instalasi rekam medis terbagi menjadi 5
kelompok kerja yaitu peneriman pasien, Analisa, Assembling, koding,
penyimpanan berkas rekam medis dan distribusi BRM.
Instalasi rekam medis RS. Tk. IV Samarinda dikepalai oleh seorang
kepala instalasi dengan pendidikan DIII Perekam Medis . Adapun pendistribusian
SDM instalasi rekam medis adalah sebagai berikut :
A. DENAH RUANGAN
(terlampir)
B. FASILITAS
1. Daftar Inventaris Peralatan di Managemen Rekam Medis
b. Petunjuk Silang
Dengan penulisan nama pasien sesuai dengan kartu
jaminan/KTP/SIM/Paspor, diharapkan seorang pasien hanya memiliki
lebih dari satu nomor rekam medis, maka berkas rekam medis nomor
tersebut harus digabungkan menjadi satu nomor, dimana berkas rekam
medis pasien tersebut juga digabung, biasanya nomor yang digunakan
adalah nomor rekam medis yang pertama. Namun terlebih dahulu harus
dicocokkan antara tanggal lahir, alamat, serta identitas lainnya apakah
benar-benar sesuai antara keduanya.
Contoh Penggabungan Nomor :
Nama Pasien : Sunarti
Nomor Rekam Medis Pasien Pertama: 48-02-34
Nomor Rekam Medis Pasien Kedua : 50-42-00
Setelah digabungkan maka pada :
Nomor Rekam Medis Pasien Pertama: 48– 02 - 34 Sunarti
Nomor Rekam Medis Pasien Kedua : 50 – 42 - 00 Lihat no. 48 – 02 –
34 .
Uraian Tugas:
1) Mencatat dan menandatangani riwayat penyakit, hasil pemeriksaan
fisik· diagnosa, pengobatan dan seluruh tindakan pelayanan yang
diberikan kepada pasien serta menentukan diagnosa penyakit sesuai
klasifikasi ICD-X.
2) Mencatat dan menandatangani resume pasien keluar hidup,
laporan penyebab kematian bagi pasien mati, surat keterangan
kelahiran, surat keterangan cuti, surat laporan kesehatan (Medical
g. Petugas Gizi
1) Pengkajian gizi
2) Permintaan makanan pasien
3) Petugas Gizi wajib mengisi formulir monef gizi
4) Petugas Gizi juga wajib mengisi formulir pengkajian lanjutan Gizi
5) Catatan edukasi pasien
a. Dari Poliklinik
1) Pengembalian Berkas Rekam Medis dari poliklinik adalah pada hari
kunjungan pasien selambat-lambatnya satu jam sebelum jam kerja
Poliklinik berakhir.
2) Serah terima rekam medis dari petugas poliklink dengan petugas rekam
medis sesuai buku ekspedisi keluar berkas rekam medis dari Instalasi
Rekam Medis.
3) Apabila berkas rekam medis atau seorang pasien tidak dikembalikan tepat
waktu, dicatat pada sensus harian poliklinik kenapa tidak dikembalikan,
antara lain : Karena pasien tersebut dirawat dan berkas rekam medisnya
c. Koding
2) Membuat kode penyakit dan tindakan sesuai dengan ICD X dan ICD
9 CM
a. Assembling
1) Menerima berkas rekam medis rawat jalan, rawat inap dan rawat
darurat
2) Menenandatangani buku ekspedisi sebagai serah terima berkas
rekam medis
3) Menyusun kembali formulir rekam medis sesuai urutan yang berlaku.
4) Mengeluarkan lembaran yang kosong (bila ada)
5) Mencatat tanggal pelaksanaan assembling
6) Mengirimkan BRM yang sudah di Assembling
b. Analisis
1) Menerima berkas rekam medis dari petugas assembling.
2) Memeriksa ketidak lengkapan pengisian setiap lembar berkas rekam
medis.
3) Mengentri berkas rekam medis yang sudah di analisa untuk sebagai
bukti penerimaan berkas rekam medis.
4) Mengirimkan kembali rekam medis yang tidak lengkap
pengisiannya kepada dokter yang merawat melalui ruang keperawat.
5) Merekap ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis untuk
sebagai acuan pegendalian mutu.
6) Menyerahkan berkas rekaam medis kepada petugas pengolahan data
c. Koding
1) Menerima berkas rekam medis dari petugas analisis.
2) Menetukan kode diagnosa dan tindakan sesuai dengan ICD X dan
tindakan/prosedur sesuai ICD-9- CM
3) Menyerahkan berkas rekam medis yang sudah dikoding ke petugas
penyimpanan rekam medis.
4) Jika dalam proses pengkodingan perlu konfirmasi diagnose keruangan
maka petugas koding memulangkan berkas rekam medis ke ruang
rawat inap.
6. Penggunaan ICD-X
Pemberian kode merupakan penetapan kode dengan menggunakan kombinasi
abjad dan angka yang akan mewakili komponen data. Kegiatan tindakan dan
diagnosa yang ada didalam lembaran rekam medis harus diberi kode agar
memudahkan pelayanan dan penyajian informasi untuk menunjang fungsi
perencanaan dan manajemen.
Koding yaitu mencari kode berdasarkan diagnosa penyakit sesuai klasifikasi
yang berlaku yaitu buku ICD X, tujuannya untuk menyeragamkan penggunaan
istilah. Kesatuan bahasa untuk mempermudah pengelompokan penyakit bagi
tujuan pencatatan dan pelaporan.
In In
No Kelompok Aktif Aktif Aktif Aktif Ket
Rj RI RJ RI
1 Umum 5 Th 5 Th 2 Th 2 Th
2 Mata 5 Th 10 Th 2 Th 2 Th
3 Jiwa 10 Th 5 Th 5 Th 2 Th
4 Orthopedi 10 Th 10 Th 2 Th 5 Th
5 Kusta 15 Th 15 Th 2 Th 2 Th
6 Ketergantungan Obat 15 Th 15 Th 2 Th 2 Th
7 Jantung 10 Th 10 Th 2 Th 2 Th
8 Paru 5 th 10 Th 2 Th 2 Th
e. Badan-badan sosial boleh mengetahui isi data sosial dari rekam apabila
mempunyai alasan-alasan yang sah untuk memperoleh informasi
namun untuk data medisnya tetap diperlukan surat persetujuan
(consent) pasien yang bersangkutan.
j. Informasi boleh diberikan kepada rumah sakit lain tanpa surat kuasa
yang ditandatangani oleh pasien berdasarkan permintaan dari rumah
sakit itu, yang menerangkan bahwa si pasien sekarang dalam
perawatan mereka. Berkas rekam medis tidak boleh dikirimkan akan
tetapi cukup diberikan resume akhir pelayanan.
l. Rekam medis yang asli tidak boleh dibawa keluar rumah sakit, yang
dibawa hanya resume medis saja.
a. Kerahasian Rekam Medis tidak terbatas pada data medis saja, tetapi juga
terhadap data identitas dokter maupun pasien antara lain: nama, alamat
rumah, alamat kantor dan lain-lain karena keterangan tersebut
memungkinkan dapat disalahgunakan untuk tujuan yang merugikan
pasien maupun staf medik.
4. Persetujuan Umum
34 Resume IGD
RM 4.5/Resum GD/2014
Selain dari daftar formulir di atas ada beberapa kebutuhan yang lain untuk
mendukung pelayanan di instalasi rekam medis yakni
1. Formulir bukti registrasi pasien umum
2. Formulir untuk penbuatan SEP
3. Formulir verifikasi pasien rawat jalan
4. Formulir resep pasien BPJS
5. Formulir 2 fly untuk surat keterangan dokter
6. Kebutuhan untuk sukucadang komputer
7. Folder rekam medis sesuai dengan warna nomor
8. Tracher untuk pengganti rekam medis keluar dari rak penyimpanan
9. Kertas untuk tracer
10. Kertas untuk nomor antrian.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN