Anda di halaman 1dari 19

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 06.04.

01
RUMAH SAKIT TK.IV SAMARINDA

PANDUAN
tentang
PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL FISIOLOGIS

TAHUN 2017

DISAHKAN DENGAN KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT TK IV SAMARINDA


NOMOR Pan/PONEK/ / /2017

1
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 06.04.01
RUMAH SAKIT TK IV SAMARINDA

KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT TK IV SAMARINDA


Nomor: Pan/PONEK/ / /2017

tentang

PANDUAN PELAYANAN NEONATAL FISIOLOGIS


DI RUMAH SAKIT TK IV SAMARINDA

KEPALA RUMAH SAKIT TK IV SAMARINDA

Menimbang : 1. Kebutuhan peranti lunak berupa buku panduan untuk


digunakan sebagai panduan dalam pelaksanaan tugas
penyelenggaraan pelayanan neonatal fisiologis di Unit PONEK
Rumah Sakit Tk IV Samarinda

2. Bahwa untuk terlaksananya PONEK di Rumah Sakit Tk IV


Samarinda, perlu dikeluarkan keputusan.

Mengingat : 1. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/1/VII/2007, tanggal 5 Juli


2007 tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang tulisan dinas di
lingkungan Angkatan Darat

2. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/1/VII/2007, tanggal 5 Juli


2007 tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang Penyusunan
dan Penerbitan Doktrin/Buku Petunjuk Angkatan Darat

3. Keputusan Kasad Nomor Kep/50/XII/2006 tanggal 29


Desember 2006 tentang Organisasi dan Tugas Rumkit Tk IV
Samarinda

Memperhatikan : 1. Surat Perintah Ka Rumah Sakit Tk IV Samarinda nomor


Sprin/22/I/2017, tentang tim akreditasi Rumah Sakit Tk IV
Samarinda.

2. Hasil perumusan kelompok kerja penyusunan buku


Panduan tentang Pelayanan Neonatal Fisiologis di Unit PONEK
Rumah Sakit TK IV Samarinda

2
Memutuskan
Menetapkan : 1. Panduan tentang Pelayanan Neonatal Fisiologis PONEK di
Rumah Sakit TK. IV Samarinda sebagaimana tercantum dalam
lampiran Keputusan ini.

2. Panduan ini berklarifikasi biasa.

3. Ka Rumah Sakit TK IV Samarinda sebagai Pembina materi


buku panduan ini.

4. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Samarinda
Pada tanggal Mei 2017

Kepala Rumah Sakit Tk. IV Samarinda

dr. Isriyanto Sp PD.M.KES


Kapten CKM NRPP 11050020611077

Distribusi :

1. Ka Rumah Sakit TK IV Samarinda


2. Ketua Komite Medik Rumah Sakit TK IV Samarinda
3. Para Kadep, Kainstalasi Rumah Sakit TK IV Samarinda

3
PANDUAN
tentang
PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL FISIOLOGIS
BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum
Perinatal adalah masa dari kehamilan 28 minggu sampai dengan usia 7 hari.
Perinatal lanjutan adalah masa atau periode bayi baru lahir berusia 7 sampai
dengan 28 hari.

2. Latar Belakang
Neonatus merupakan individu yang utuh meliputi aspek fisiologis, psikologis, sosial,
spiritual dan bersifat unik yang dipengaruhi oleh karakteristik neonatus itu sendiri
dan lingkungannya. Neonatus dirawat oleh orang tua dan atau anggota keluarga
lain yang turut menentukan status kesehatan neonatus.

Angka kematian bayi khususnya neonatus merupakan indikator status kesehatan,


saat ini di Indonesia masih tinggi apabila dibandingkan dengan negara-negara
ASEAN lainnya sehingga upaya meningkatkan kesehatan bayi baru lahir harus
terus ditingkatkan. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2007, angka kematian neonatal sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup, angka
kematian bayi sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian balita
sebesar 44 per 1000 kelahiran hidup.

Sebagian besar angka kematian neonatus terjadi pada minggu pertama


kehidupannya. Angka ini jika diterjemahkan kedalam jumlah absolut berarti setiap
tahunnya ada 86.000 neonatus yang meninggal, 236 nenonatus yang meninggal
setiap harinya dan 10 neonatus yang meninggal setiap jamnya di Indonesia.
Penyebab terbesar kematian neonatus di Indonesia adalah berat badan lahir
rendah (29%), asfiksia (27%) tetanus neonatorum (10%), masalah gangguan
pemberian ASI (9.5%), masalah hematologi 5.6% dan infeksi (5.4%).

4
3. Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Penyusunan pedoman ini bermaksud sebagai acuan bagi tenaga medis dan
keperawatan dalam melaksanakan pelayanan rujukan di Unit Perinatal Resiko
Tinggi.
b. Tujuan
Memberikan pelayanan medis dan keperawatan bayi baru lahir sampai usia 28
hari yang masih memerlukan perawatan lanjutan, agar bayi menjadi sehat dan
mencegah komplikasi lanjut yang ditimbulkan oleh penyakit yang diderita,
sehingga dapat dicapai tumbuh kembang yang optimal.
4. Ruang Lingkup dan Tata Urut
Ruang lingkup pelayanan rujukan dengan tata urut sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Bab II Tata Cara Menerima Pasien Baru/ Rujukan
Bab III Pelayanan Pasien Selama Dalam Perawatan
Bab IV Penutup

5
5. Landasan
a. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

b. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang praktik kedokteran;

c. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan;

d. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan;

e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam


Medis;

f. Pedoman Penyelenggaraan PONEK 24 Jam di Rumah Sakit tahun 2012.

6
BAB II
TATA CARA MENERIMA PASIEN BARU/RUJUKAN

A. TUGAS PERAWAT
1. Perawat menerima pesanan kamar dari rumah sakit, rumah bersalin luar
atau dari Poliklinik anak (pada jam kerja), unit gawat darurat (di luar jam
kerja) melalui telepon.
2. Menanyakan :
- Keadaan umum pasien
- Diagnosa yang merujuk
- Alasan merujuk
- Nama serta umur pasien
- Dokter yang merawat ( bila dikehendaki oleh keluarga pasien, atau
yang merujuk ).
- Alat medik yang akan digunakan (oksigen, infuse, incubator, dan lain-
lain)
3. Menyiapkan tempat tidur pasien serta perlengkapannya :
a. Isolet
b. Couvis
c. Basinet
4. Menyiapkan status pasien baru
5. Menerima pasien, disaksikan oleh petugas yang mengantar
- Menghangatkan bayi
- Menimbang berat badan
- Mengganti baju/ popok, kain bedong bayi dengan milik ruang bayi
- Memeriksa apakah infus berjalan baik, oksigen diberikan dengan
benar
- Melakukan penghitungan nadi atau denyut jantung, suhu tubuh, dan
mencatatnya di lembar catatan perawat.
- Meletakkan bayi di tempat tidurnya (sesuai dengan kasusnya ; isolet/
inkubator/ basinet

7
- Memberi gelang identitas bayi, yang berisi :
Nama Ibu/ Ayah
Tanggal lahir
No. Rekam Medik
6. Melakukan wawancara kepada petugas pengantar dari tempat yang
menolong persalinan atau keluarga pasien yang mengantar tentang :
- Tanggal dan jam lahir
- Berat lahir
- Panjang lahir
- Nilai Apgar
- Warna ketuban
- Jenis persalinan
- Siapa penolong persalinan
- Identitas orang tua
Sesuai dengan formulir yang tersedia
Bila petugas pengantar atau keluarga pasien tidak dapat memberikan
informasi dengan tepat, maka formulir tersebut diberikan kepada petugas
pengantar pasien atau keluarga pasien untuk diisi oleh yang menolong
persalinan dengan lengkap dan segera dikembalikan.
7. Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang :
- Tata tertib rumah sakit dan unit pelayanan perinatal resiko tinggi
- Waktu berkunjung
8. Menulis identitas bayi pada kartu yang akan diletakkan di tempat tidur
bayi ;
a. Warna merah jambu untuk bayi perempuan
b. Warna biru untuk laki – laki
Yang berisi ;
- Nama ayah dan ibu bayi
- Berat lahir dan panjang lahir
- Tanggal lahir
- Cara lahir
- Skor Apgar
- Warna ketuban

8
9. Memberitahu dokter ruangan atau dokter yang akan merawat atau dokter
penanggung jawab ruang bayi bahwa bayi rujukan telah masuk ruangan
dan melaporkan data – data bayi serta keadaan umum bayi.
10. Mencatat dan melaksanakan instruksi dokter.
11. Setelah diperiksa oleh dokter ruangan atau dokter yang akan merawat,
atau dokter penanggung jawab ruang bayi, maka tanggung jawab medik
berada pada dokter tersebut dan bila ada instruksi tambahan perawat
harus mencatat dalam rekam medik pasien serta melaksanakan dengan
sebaik – baiknya

B. TUGAS DOKTER RUANGAN/ DOKTER JAGA


Setelah menerima laporan bahwa akan ada pasien rujukan baru masuk
perawatan, segera melakukan :
1. Pemeriksaan lengkap, menentukan
tindakan – tindakan serta instruksi selanjutnya dan mencatatnya dalam
rekam medik. Selanjutnya bertannggung jawab atas perawatan pasien.
2. Dalam rekam medik ditulis mengenai :
a. Anamnesa lengkap
b. Pemeriksaan fisik lengkap
c. Hasil pemeriksaan penunjang yang sudah ada (missal,
pemeriksaan laboratorium, radiology, dan sebagainya).
d. Diagnosa sementara/ diagnosa kerja
e. Rencana pengobatan
f. Instruksi tentang tindakan atau pengawasan khusus, pemeriksaan
penunjang yang harus dilakukan, konsultasi yang diperlukan, dan
lain hal yang dianggap perlu.
3. Melaporkan kepada dokter
penanggung jawab ruang bayi atau dokter spesialis anak yang akan
merawat pasien, tentang poin 2, dan mencatat dalam rekam medik
instruksi dokter tersebut.

9
4. Sebelum ada dokter penanggung
jawab ruang bayi atau dokter spesialis anak yang akan merawat pasien
tersebut, maka tanggung jawab medik ada pada dokter ruangan atau
dokter jaga dengan supervise DPJP.
5. Bila penanganan pasien sudah
diserahkan kepada dokter penanggung jawab ruang bayi atau dokter
spesialis anak yang akan merawat pasien, maka tanggung jawab medik
menjadi tanggung jawab dokter tersebut, dokter ruangan/ dokter jaga
tetap mengadakan pengawasan..

10
BAB III
PELAYANAN PASIEN SELAMA DALAM PERAWATAN

I. PETUGAS PERAWAT
Kepala ruangan perawatan ruang bayi merupakan penanggung jawab
pengawasan sehari – hari terhadap pasien dibantu oleh para Katim sebagai
case manager serta tenaga perawat pelaksana, melaksanakan hal – hal
sebagai berikut :
a. Selalu memperhatikan
kelengkapan rekam medik pasien, untuk mengikuti dan melaksanakan
pesan harian yang tercatat pada rekam medik.
b. Melakukan pemeriksaan rutin
terhadap denyut nadi, temperature minimal 4 kali dalam sehari, berat
badan minimal 1 kali sehari, dan mencatatnya dalam formulir kurve harian
yang terlampir pada rekam medik.
c. Bila ada hasil pemeriksaan
laboratorium, radiology, maka formulir hasil pemeriksaan tersebut
dilampirkan/ ditempelkan pada map rekam medik.
d. Bila dalam pengawasan sehari –
hari terdapat perubahan keadaan pasien atau ada tanda – tanda yang
diperkirakan memerlukan tindakan yang tidak dapat dilakukan oleh
tenaga perawat ( di luar kewenangannya), maka segera dilaporkan
kepada dokter ruangan/ dokter jaga/ dokter yang bertanggung jawab
kepada pasien.
e. Bila dokter menyatakan pasien
dalam keadaan gawat, dan memerlukan pemberitahuan kepada keluarga
terdekat, maka pemberitahuan untuk keluarga dilakukan oleh perawat/
dokter jaga.
f. Dalam batas – batas
kewenangan profesinya, perawat dapat memberikan pertolongan
seperlunya untuk meringankan pasien dan melakukan tindakan –
tindakan pertolongan darurat, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
g. Pada setiap akhir tugas shift
(pagi, siang, malam), maka kepala perawatan/ penanggung jawab
ruangan membuat laporan singkat mengenai keadaan pasien yang ada di
11
bawah pengawasannya yang dicatat pada catatan perkembangan pasien
dan buku laporan harian.
h. Pada setiap pergantian tugas
jaga (pagi, siang, malam) sebelum melakukan timbang terima tugas,
maka penanggung jawab yang akan menggantikan bersama dengan
yang akan digantikan, meneliti setiap pasien.
i. Pada saat timbang terima tugas (pagi, siang, malam) maka penanggung
jawab yang digantikan menyerahkan buku – buku laporan keadaan
pasien kepada penggantinya, dan petugas pengganti meneliti secara
seksama laporan tersebut.

II. DOKTER YANG MERAWAT PASIEN

a. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan fisik setiap hari, sesuai dengan


keadaan pasien, memberikan instruksi untuk pemeriksaan laboratoium,
pengobatan dan hal – hal yang diperlukan.
b. Menyatakan pasien dalam keadaan gawat yang memerlukan perawatan
khusus/ intensif, menentukan konsultasi spesialistik yang diperlukan,
menentukan pasien telah meninggal dan lain – lain yang dianggap
menjadi tanggung jawabnya.
c. Mencatat hal – hal yang tersebut pada sub – sub yang tersebut di atas
dalam catatan instruksi dokter secara jelas, lengkap dan membubuhkan
paraf dan nama jelas, tanggal dan jam dilakukan pencatatan.
d. Untuk menghindarkan kemungkinan lepasnya pengawasan medik
terhadap pasien, maka tanggung jawab pasien yang dirawat selama
dokter penanggung jawab/ dokter spesialis yang merawat tidak ditempat,
maka dokter ruangan/ dokter jaga dapat melakukan tindakan – tindakan
yang bersifat umum sesuai dengan batas kewenangan profesinya,
dengan tetap berusaha menghubungi dokter penanggung jawab/ dokter
yang merawat pasien.

12
BAB IV
PERATURAN MERAWAT PASIEN

1. Rumah sakit Tk IV Samarinda merupakan rumah sakit spesialistik yang


merupakan rujukan tertinggi di lingkungan TNI – TNI-AD dan masyarakat umum,
ruang bayi resiko tinggi memberikan pelayanan level III, oleh karena itu dokter
spesialis anak sebagai DPJP. Walaupun di ruangan ada dokter ruangan, tetapi
tanggung jawab perawatan pasien selama 24 jam tetap berada di dokter
penanggung jawab ruang bayi Resiko Tinggi.
2. Setiap dokter yang merawat pasien harus visite setiap hari dan harus datang bila
pasien dalam keadaan gawat atau bila diminta oleh keluarga pasien.
3. Setiap dokter yang merawat pasien wajib menyelesaikan Rekam Medik secepat
mungkin (maksimal 24 jam) diisi lengkap dengan resume dan diagnosa pada
waktu pulang/ meninggal sesuai dengan Permenkes tanggal 2 Desember 1989
no. 794a/ Menkes / Per / 1989 tentang Rekam Medik/ medical record.
4. Instruksi dan tindakan dokter harus tertulis dan jelas dan disertai paraf/tanda
tangan
5. Tidak diperkenankan memindahkan pasien dinas ke rumah sakit lain tanpa
persetujuan Ketua Unit PONEK, Kepala Rumah Sakit Tk IV Samarinda, kecuali
pasien swasta
6. Membalas surat dokter yang mengirim/ konsultasi.

13
BAB V
PETUNJUK PELAKSANAAN MERUJUK PASIEN KELUAR

I. TUJUAN
1. Untuk mendapatkan pelayanan/ perawatan yang tidak tersedia di Rumkit Tk IV
Samarinda
2. Mematuhi permintaan orangtua/ keluarga pasien.
II. PROSEDUR
1. Harus diketahui dan disetujui oleh dokter penanggung jawab pelayanan
(DPJP), Kanit PONEK, Ka Rumah Sakit Tk. IV Samarinda
2. Tempat di rumah sakit yang dituju harus jelas, biaya dan tempatnya tersedia,
dengan dihubungi terlebih dahulu oleh perawat ruang neonatologi/ bayi baru
lahir resiko tinggi.
3. Menyiapkan formulir rujukan yang diisi lengkap tentang :
a. Identitas pasien
b. Diagnosis pasien
c. Keadaan klinis yang ditemukan saat itu
d. Terapi/ tindakan yang telah/ sedang diberikan
e. Dokter yang merawat/ merujuk
f. Tanggal dan jam dilaksanakannya rujukan
4. Memberitahu rumah sakit yang dituju bahwa pasien akan segera dipindahkan
serta alat – alat/ persiapan – persiapan yang harus diadakan bila pasien tiba
di rumah sakit tersebut/ yang dituju.
5. Menyiapkan Resume medik dengan lengkap
6. Menyiapkan obat – obatan dan barang – barang milik pasien.
7. Memeriksa kembali infuse, ETT, NGT, Kateter, gelang identitas pasien dan
lain-lain agar terpasang dan berfungsi dengan baik.
8. Memeriksa kembali tanda – tanda vital (catat jamnya).

14
9. Menyiapkan “incubator Transport” dan alat – alat yang diperlukan selama
perjalanan :
a. Oksigen
b. Alat Penghisap Lendir
c. Alat Resusitasi

10. Perawat menghubungi Ambulance Rumah Sakit Tk. IV Samarinda untuk


mengantar pasien ke rumah sakit yang dituju.

15
BAB VI
PROSEDUR TETAP MERUJUK PASIEN KE LUAR

I. TUJUAN
Agar penanganan pasien teratasi secara efisien dan efektif ditunjang dengan
fasilitas dan kemampuan unit perawatan atau rumah sakit yang memadai sesuai
kasusnya.

II. SISTEM
Rujukan ke luar Rumah Sakit Tk. IV Samarinda

III. KRITERIA
Kasus – kasus yang dapat dirujuk adalah :
1. Setiap kasus yang memerlukan penanganan spesialistik yang tidak tersedia
di Rumah Sakit Tk. IV Samarinda.
2. Atas permintaan orangtua/ keluarga pasien (khusus untuk pasien swasta).

IV. PROSEDUR
A. Untuk Pasien Dinas
1. Rujukan ke rumah sakit lain dilakukan bila pasien memerlukan
perawatan/ pelayanan spesialistik yang tidak tersedia di Rumah Sakit
Tk. IV Samarinda.
2. Rujukan ke rumah sakit lain oleh dokter penanggung jawab/ dokter
konsulen jaga ruang neonatology/ bayi baru lahir resiko tinggi.
3. Rujukan ke rumah sakit lain harus diketahui oleh Kepala Unit PONEK,
dan Kepala rumah sakit dan atau Dirbinyanmed Rumah Sakit Tk. IV
Samarinda.
4. Dokter penanggung jawab/ dokter konsulen jaga ruang neonatology/
bayi baru lahir resiko tinggi memberikan penjelasan kepada orangtua/
keluarga pasien, bahwa pasien perlu dirujuk ke Rumah Sakit lain karena
fasilitas untuk kasus tersebut tidak tersedia di Rumah Sakit Tk. IV
Samarinda.

16
5. Perawat menghubungi rumah sakit yang dituju melalui telepon,
menginformasikan akan merujuk pasien dengan menyebutkan :
a. Identitas pasien
b. Diagnosis penyakit
c. Nama dokter yang dikehendaki (bila ada)
d. Serta memastikan adanya tempat
6. Dokter penanggung jawab/ dokter konsulen jaga ruang neonatologi/
bayi baru lahir resiko tinggi membuat surat rujukan yang berisi :
a. Identitas pasien
b. Diagnosis pasien
c. Kedaan klinis pasien yang didapatkan pada saat itu
d. Tindakan yang telah dilakukan
e. Obat – obatan yang telah diberikan
f. Dilampirkan hasil pemeriksaan penunjang (bila ada)
7. Pasien ditangani terlebih dahulu di ruang neonatologi/ bayi baru lahir
resiko tinggi sampai stabil dan layak transportasi.
8. Perawat ruang neonatologi/ bayi baru lahir resiko tinggi menghubungi
ambulance untuk persiapan mengantar pasien.
9. Perawat ruang neonatologi/ bayi baru lahir resiko tinggi dan perawat/
petugas/ crew ambulance memindahkan “incubator transport” ke
ambulance dan membawa surat – surat yang diperlukan, serta obat –
obatan yang diperlukan.
10. Sampai di rumah sakit yang dituju, perawat melakukan timbang terima
dengan petugas rumah sakit tersebut, serta menyelesaikan masalah
administrasi yang diperlukan.
11. Setelah selesai, ambulance bersama crewnya kembali ke Rumah Sakit
Tk IV Samarinda.
12. Keluarga pasien diminta untuk menyelesaikan administrasi, surat
menyurat ke bagian keuangan Rumah Sakit Tk IV Samarinda dengan
membawa ringkasan medik pasien yang dibuat oleh dokter penanggung
jawab ruang neonatologi/ bayi baru lahir resiko tinggi dan diketahui oleh
Kepala Departemen IKA Rumah Sakit Tk IV Samarinda dan disetujui
oleh Kepala Rumah Sakit Tk IV Samarinda untuk mendapatkan surat
jaminan pembayaran atas beban dinas.

17
B. Untuk Pasien Swasta/di luar dinas
1. Rujukan ke rumah sakit lain dilakukan oleh dokter penanggung jawab
ruang neonatologi/ bayi baru lahir resiko tinggi atau dokter spesialis anak
yang merawat pasien, harus diketahui oleh Kepala Unit Peristi Rumah
Sakit Tk IV Samarinda.
2. Bila rujukan dilakukan atas permintaan orang tua/keluarga maka
diperlukan surat perjanjian oleh orang tua/keluarga bahwa proses rujukan
atas permintaan sendiri.

18
BAB IV
PENUTUP

Pedoman ini dibuat untuk memberikan arahan tindakan di Unit PONEK Rumah
Sakit Tk IV Samarinda. Dengan demikian pedoman ini harus dilaksanakan dengan
disertai tekad dan kemauan yang kuat guna meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan di Unit PONEK Rumah Sakit Tk IV Samarinda.

Dikeluarkankan di Samarinda
Pada tanggal Mei 2017

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit TK. IV Samarinda

dr. Isriyanto Sp PD.M.KES


Kapten CKM NRPP 11050020611077

19

Anda mungkin juga menyukai