Umum)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anestesi (pembiusan) berasal dari bahasa Yunani an yaitu "tidak, tanpa" dan aesthētos yaitu "persepsi,
kemampuan untuk merasa". Secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika
melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah
anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846.
Eter ([CH3CH2]2O) adalah salah satu zat yang banyak digunakan sebagai anestesi dalam dunia
kedokteran hingga saat ini. Eter ditemukan seorang ahli kimia berkebangsaan Spanyol, Raymundus
Lullius pada tahun 1275. Lullius menamai eter "sweet vitriol". Eter pertama kali disintesis Valerius Cordus,
ilmuwan dari Jerman pada tahun 1640. Kemudian seorang ilmuwan bernama W.G. Frobenius mengubah
nama "sweet vitriol" menjadi eter pada tahun 1730. Sebelum penemuan eter, Priestly menemukan gas
nitrogen-oksida pada tahun 1777, dan berselang dua tahun dari temuannya itu, Davy menjelaskan
kegunaan gas nitrogen-oksida dalam menghilangkan rasa sakit.
Penggunaan eter atau gas nitrogen-oksida sebagai penghilang sakit dalam dunia kedokteran sebenarnya
sudah dimulai Horace Wells sejak tahun 1844. Sebagai dokter gigi, ia bereksperimen dengan nitrogen-
oksida sebagai penghilang rasa sakit kepada pasiennya saat dicabut giginya.
Tanggal 16 Oktober 1846 menjadi hari bersejarah bagi dunia kedokteran. Demonstrasi Morton berhasil
dengan baik dan memicu penggunaan eter sebagai anestesi secara besar-besaran. Revolusi
pembedahan dimulai dan eter sebagai anestesi dipakai hingga saat ini. Ia bukanlah yang pertama kali
menggunakan anestesia, namun berkat usahanyalah anestesia diakui dunia kedokteran. Wajar jika
Morton masuk dalam 100 orang paling berpengaruh dalam sejarah dunia dalam buku yang ditulis William
H. Hart beberapa tahun yang lalu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan anastesi?
2. Apa saja macam-macam anastesi?
3. Apa efek samping dari pemberian anastesi?
4. Apa indikasi dan kontraindikasi dari anastesi?
5. Berapa dosis yang diberikan ?
C. Tujuan
1. Agar kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan anastesi.
2. Kita dapat mengetahui macam-macam dari anastesi.
3. Agar kita dapat mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari anastesi.
4. Agar kita dapat mengetahui berapa dosis yang diberikan
5. Kita dapat mengetahui efek samping dari anastesi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Anastesi
Anestesi (pembiusan) berasal dari bahasa Yunani an yaitu "tidak, tanpa" dan aesthētos yaitu "persepsi,
kemampuan untuk merasa". Secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika
melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah
anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846..
Sejarah Anestesi
Eter ([CH3CH2]2O) adalah salah satu zat yang banyak digunakan sebagai anestesi dalam dunia
kedokteran hingga saat ini. Eter ditemukan seorang ahli kimia berkebangsaan Spanyol, Raymundus
Lullius pada tahun 1275. Lullius menamai eter "sweet vitriol". Eter pertama kali disintesis Valerius Cordus,
ilmuwan dari Jerman pada tahun 1640. Kemudian seorang ilmuwan bernama W.G. Frobenius mengubah
nama "sweet vitriol" menjadi eter pada tahun 1730. Sebelum penemuan eter, Priestly menemukan gas
nitrogen-oksida pada tahun 1777, dan berselang dua tahun dari temuannya itu, Davy menjelaskan
kegunaan gas nitrogen-oksida dalam menghilangkan rasa sakit.
Morton adalah sesama dokter gigi yang sempat buka praktik bersama Horace Wells pada tahun 1842. Ia
lahir di Charlton, Massachusetts, Amerika Serikat pada tanggal 9 Agustus 1819. Pada usia 17 tahun, ia
sudah merantau ke Boston untuk berwirausaha. Beberapa tahun kemudian mengambil kuliah kedokteran
gigi di Baltimore College of Dental Surgery. Morton meneruskan kuliah di Harvard pada tahun 1844 untuk
memperoleh gelar dokter. Namun karena kesulitan biaya, tidak ia teruskan. Pada tahun yang sama, ia
menikah dengan Elizabeth Whitman dan kembali membuka praktik giginya. Ia berkonsentrasi dalam
membuat dan memasang gigi palsu serta cabut gigi. Suatu pekerjaan yang membutuhkan cara
menghilangkan rasa sakit.
Tanggal 16 Oktober 1846 menjadi hari bersejarah bagi dunia kedokteran. Demonstrasi Morton berhasil
dengan baik dan memicu penggunaan eter sebagai anestesi secara besar-besaran. Revolusi
pembedahan dimulai dan eter sebagai anestesi dipakai hingga saat ini. Ia bukanlah yang pertama kali
menggunakan anestesia, namun berkat usahanyalah anestesia diakui dunia kedokteran. Wajar jika
Morton masuk dalam 100 orang paling berpengaruh dalam sejarah dunia dalam buku yang ditulis William
H. Hart beberapa tahun yang lalu.
Di balik kesuksesan zat anestesi dalam membius pasien, para penemu dan penggagas zat anestesi telah
terbius ketamakan mereka untuk memiliki dan mendapatkan penghasilan dari paten anestesi yang telah
digunakan seluruh dokter di seluruh bagian dunia. Terjadilah perseteruan di antara Morton, Wells, dan
Jackson. Masing-masing mengklaim zat anestesi adalah hasil penemuannya. Di tempat berbeda,
seorang dokter bernama Crawford W. Long telah menggunakan eter sebagai zat anestesi sejak tahun
1842, empat tahun sebelum Morton memublikasikan ke masyarakat luas. Ia telah menggunakan eter di
setiap operasi bedahnya. Sayang, ia tidak memublikasikannya, hanya mempraktikkan untuk pasien-
pasiennya. Sementara ketiga dokter dan ilmuwan yang awalnya adalah tiga sahabat itu mulai besar
kepala, dokter Long tetap menjalankan profesinya sebagai dokter spesialis bedah.
B. Macam-Macam Anastesi
Obat untuk menghilangkan nyeri terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu analgetik dan anestesi. Analgetik
adalah obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total. seseorang yang mengonsumsi
analgetik tetap berada dalam keadaan sadar. Analgetik tidak selalu menghilangkan seluruh rasa nyeri,
tetapi selalu meringankan rasa nyeri.
Beberapa jenis anestesi menyebabkan hilangnya kesadaran, sedangkan jenis yang lainnya hanya
menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu dan pemakainya tetap sadar.
Bermacam obat bius yang digunakan dalam anestesi saat ini seperti:
• Thiopental (pertama kali digunakan pada tahun 1934).
• Benzodiazepine Intravena
• Propofol (2,6-di-isopropyl-phenol)
• Etomidate (suatu derifat imidazole)
• Ketamine (suatu derifat piperidine, dikenal juga sebagai 'Debu Malaikat'/'PCP' (phencyclidine)
• Halothane (d 1951 Charles W. Suckling, 1956 James Raventos)
• Enflurane (d 1963 u 1972), isoflurane (d 1965 u 1971), desflurane, sevoflurane
• Opioid-opioid sintetik baru - fentanyl (d 1960 Paul Janssen), alfentanil, sufentanil (1981), remifentanil,
meperidine
• Neurosteroid
Beberapa tipe anestesi adalah:
1. Pembiusan total — hilangnya kesadaran total
2. Pembiusan lokal — hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan (pada sebagian kecil daerah
tubuh).
3. Pembiusan regional — hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade selektif
pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya
Anastesi Umum
Anastesi umum, adalah jenis anastesi (obatnya yang menyebabkan hilangnya sensasi). Hal ini digunakan
untuk menghilangkan rasa sakit selama prosedur pembedahan. Anastesi umum benar-benar membuat
kehilangan kesadaran sehingga opersai dapat dilakukan tanpa menyebabkan rasa sakit atau tertekan.
Anastesi Lokal
Anastesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa sakit untuk sementara pada satu bagian tubuh
dengan cara mengaplikasikan bahan topikal atau suntikan tanpa menghilangkan kesadaran. Pembiusan
lokal atau anestesi lokal adalah salah satu jenis anestesi yang hanya melumpuhkan sebagian tubuh
manusia dan tanpa menyebabkan manusia kehilangan kesadaran. Obat bius jenis ini bila digunakan
dalam operasi pembedahan, maka setelah selesai operasi tidak membuat lama waktu penyembuhan
operasi.
Macam-macam Anestesi Lokal
a. Anastesi Topikal
Menghilangkan rasa sakit di bagian permukaan saja karena yang dikenai hanya ujung-ujung serabut urat
syaraf. Bahan yang digunakan berupa salf.
b. Anastesi Infiltrasi
Sering dilakukan pada anak-anak untuk rahang atas ataupun rahang bawah. Mudah dikerjakan dan
efektif. Daya penetrasi anastesi infiltrasi pada anak-anak cukup dalam karena komposisi tulang dan
jaringan belum begitu kompak.
c. Anastesi Blok
Digunakan untuk pencabutan gigi molar tetap.
Syarat Obat Anestesi Lokal
a. Tidak mengiritasi dan tidak merusak jaringan saraf secara permanen.
b. Batas keamanan harus lebar.
c. Efektif dengan pemberian secara injeksi atau penggunaan setempat pada membran mukosa.
d. Mulai kerjanya harus sesingkat mungkin dan bertahan untuk jangka waktu yang cukup lama.
e. Dapat larut air dan menghasilkan larutan yang stabil, juga stabil terhadap pemanasan.
F. Dosis Anastesi
1. Ether
Kemasan = Cairan volatile.
Dosis = Induksi : 2 – 15 vol%. Anestesi ringan : 3 - 5 vol%. Anestesi dalam : 5 – 6 vol%. Kontrol dengan
pelumpuh otot : 2 – 4 vol%.
Farmakokinetik = -
Reaksi obat = Iritasi mukosa saluran napas, rangsang sekresi bronkus, bronkodilatasi, peningkatan
tekanan darah, relaksasi otot sekletal, penurunan tonus otot usus, mual muntah post anestesi, RBF dan
GFR menurun, peningkatan kadar glucose.
2. Halothane
Kemasan = Cairan volatil
Dosis = Induksi : 2 – 4 vol%. Rumatan : 0,5 – 2 vol%.
Farmakokinteik = -
Reaksi obat = Depresi korteks cerebral dan medula, peningkatan CBF dan CSS, efek analgesik
kurang, vasodilatasi sehingga hipotensi, bradikardia, peningkatan kepekaan myocard terhadap
katekolamin, depresi jantung, relaksasi yang moderat, bahaya terhadap janin, hepatotoksik ringan.
3. Enflurane
Kemasan = Cairan volatile
Dosis = Induksi : 3 – 4 vol%. Rumatan : 1 – 2 vol%.
Farmakokinetik = -
Reaksi obat = Mendepresi SSP, efek epileptiform, peningkatan aliran darah ke otak, depresi myocard,
depresi ventilasi, relaksasi yang moderat.
4. Isoflurane
Kemasan = Cairan volatile
Dosis = Induksi : 3 – 4 vol%. Rumatan : 1 – 2 vol%.
Farmakokinetik = -
Reaksi obat = Depresi pernapasan, TV dan RR menurun, dilatasi bronkus, hipotensi karena penurunan
resistensi perifer, relaksasi otot baik, potensial menyebabkan gangguan ginjal karena efek flourida.
5. Sevoflurane
Kemasan = Cairan volatile
Dosis = Induksi : 3 – 4 vol%. Rumatan : 1 – 2 vol%.
Farmakokinetik = -
Reaksi obat = Hipotensi, aritmia, depresi pernapasan, peningkatan aliran darah ke otak dan tekanan
intrakranial, gangguan fungsi ginjal, hipertermia maligna.
6. N2O
Kemasan = Gas berbentuk cair dalam silinder berwarna biru.
Dosis = Diberikan pada perbandingan 50 – 70 % dengan O2 Dihentikan 10 menit sebelum operasi
selesai.
Farmakokinetik = -
Reaksi obat = Menyebabkan hipoksia difusi, zat anestetik yang lemah namun analgesianya kuat,
sirkulasi dan pernapasan tidak banyak terpengaruh.
7. Penthotal
Kemasan = Serbuk dalam vial 500 mg dan 1 gr Inj. 25 mg/ml.
Dosis = Induksi i.v 3 – 5 mg/kg BB
Farmakokinetik =.iv onset : 10 – 20 detik. peak : 30 - 40 detik. duration : 5 - 15 menit.
Reaksi obat = Metabolisme otak menurun, hipotensi sementara, tachicardia, depresi napas dengan
premedikasi opioid, kepekaan terhadap CO2 menurun, rangsangan parasimpatis (hidung tersumbat,
batuk, bronchospasme, spasme laring), nyeri dan nekrosis pada injeksi di luar vena, depresi napas janin.
8. Ketamin
Kemasan = Vial 500 mg dan 1 gr. Inj. 10 mg/ml.
Dosis = Induksi i.v 1 –2 mg/kg BB, i.m 5 – 10 mg/kg BB. Batas sistole 140 mmHg dan diastole 90
mmHg.
Farmakokinetik = i.v onset : < 30 detik. peak : 1 menit. duration : 5 – 15 menit. i.m onset : 3 – 4 menit.
peak : 5 – 20 menit. duration : 12 – 25 menit.
Reaksi obat = Nyeri per i.m, hipersalivasi, mual muntah, anestesi assosiatif, TIK dan TIO meningkat,
hipertensi, tachicardia, relaksasi kurang, analgesik kuat, peningkatan CO, merangsang pengeluaran
katekolamin sehingga hati-hati kombinasi dengan halotan, hati-hati pada asma.
9. Profopol
Kemasan = Cairan emulsi lemak dalam ampul 10 mg/ml.
Dosis = Induksi 2 – 2,5 mg/kg BB. Maintenance 0,1 – 0,2 mg/kg BB. Tidak boleh dicampur dengan
ringer laktat. Dapat dicampur dengan lidokain untuk mengurangi nyeri induksi dengan dosis 0,1 mg/kgBB.
Farmakokinetik = iv onset : dalam 40 detik. Peak :1 menit duration : 5 – 10 menit. Kontraindikasi : Pada
alergi telur dan kacang kedelai.
Reaksi obat = Hati – hati pada gangguan napas, hipovolemia dan kelainan metabolisme lemak,
bradikardia atau tachikardia, mual muntah, hati – hati pada sectio, peningkatan TIK, kurangi dosis pada
manula, hipovolemikjuga pada penggunaan narkotik dan hipnotik sedative.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obat untuk menghilangkan nyeri terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu analgetik dan anestesi. Analgetik
adalah obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total. seseorang yang mengonsumsi
analgetik tetap berada dalam keadaan sadar. Analgetik tidak selalu menghilangkan seluruh rasa nyeri,
tetapi selalu meringankan rasa nyeri.
Anastesi merupakan suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan
berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
Beberapa jenis anestesi menyebabkan hilangnya kesadaran, sedangkan jenis yang lainnya hanya
menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu dan pemakainya tetap sadar.
Tipe Anastesi terdiri atas : a. Pembiusan total, b. Pembiusan regional, c. Pembiusan Lokal.
Anastesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa sakit untuk sementara pada satu bagian tubuh
dengan cara mengaplikasikan bahan topikal atau suntikan tanpa menghilangkan kesadaran.
Anastesi lokal terdiri atas : a. Anastesi topikal, b. Anastesi infiltrasi, c. Anastesi Blok.
Kata Pengantar
DEPKES RI Farmakotherapi.
Dewi Marthaningtyas. 2005. "Terbius Memburu Paten Gas Tertawa". Cakrawala.
Jordan, Sue. 2009. Farmakologi Kebidanan. Jakarta : EGC
Suryanto,dr (1998): "Trauma selama dan setelah operasi"